• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Pembagian Warisan

Menurut Islam

(2)

Pendahuluan

 Meninggal dunia merupakan peristiwa

yang dialami setiap manusia. Ketika meninggal dunia, orang tidak

membawa hartanya.

 Harta tersebut ditinggalkan. Kemudian

(3)

Pembahasan

A. Landasan Teori

 Hukum kewarisan menurut KHI pasal

171 adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris,

menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa

(4)

A. Landasan Teori (cont)

 Dasar hukum atau sumber hukum

kewarisan islam adalah Al-Qur’an, Al Hadist dan Ijtihad. Di Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan terkait Hukum Kewarisan Islam dalam KHI

(5)

B. Pembagian Harta

Warisan Secara Normatif

Islam

 Pembagian Harta waris menurut Islam

Menganut asas keadilan proporsional

atau keadilan berimbang.

 Mempertimbangkan keseimbangan

antara hak dan kewajiban serta

keseimbangan antara yang diperoleh dankeperluan kegunaan.

(6)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 1)

 Al – Qur’an Surat An-Nisa ayat 11 :

(7)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 2)

 Al – Qur’an Surat An-Nisa ayat 12 :

(8)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 3)

 Al – Qur’an Surat An-Nisa ayat 176 :

(9)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 4)

 Dari ketiga ayat tersebut diatas,

Al-Qur’an menentukan bagian bagian tertentu kepada ahli waris, yaitu : a. Setengah (1/2)

b. Sepertiga (1/3)

c. Seperempat (1/4) d. Seperenam (1/6)

(10)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 5)

 Golongan-golongan ahli waris yang

mendapat harta warisan berdasarkan bagian tertentu dari harta waeisan

yang prosentasenya telah ditetapkan dalam Al-Qur-an disebut Dzawil Furudh

 Golongan tersebut merupakan pihak

(11)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 6)

 Dalam pembagian harta waris terdapat

sistem hijab dan mahjub.

 Hijab adalah mencegah dan

menghalangi orang-orang tertentu

dalam menerima seluruh harta warisan ataupun sebagian karena ada

seseorang yang lain

 Sedangkan yang dihalangi atau

(12)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 7)

 Terdapat dua macam Hijab, yaitu :

a. Hijab Hirman : terhijabnya seorang

ahli waris dalam memperoleh seluruh bagian karena ada ahli waris lain

b. Hijab Nuqsan : hijab yang hanya

(13)

B. Pembagian Harta Warisan

Secara Normatif Islam (Cont 8)

 Selain dzawil furud dan hijab dikenal pula adanya Asabah, asabah

yaitu ahli waris yang tidak ditentukan berapa besar bagiannya, namun berhak menghabiskan semua harta jika mewarisi seorang diri, atau semua sisa harta jika mewarisi bersama ahli waris dzawil furudh.

 Ada 3 macam Asabah (menurut Imam Syafi’i), yaitu :

1. Asabah bin nafsi : ahli waris laki2 yg sejak semula berkedudukan

sbg asabah

2. Asabah bil Ghairi : ahli waris perempuan yang semula

berkedudukan sbg dzawil furudh, kemudian berubah status mjd asabah karena tertarik saudaranya yg laki2, shg ahli waris laki2 dan perempuan bersama-sama jadi asabah

3. Asabah ma’al Ghairi : ahli waris perempuan yg semula bkdudukan

(14)

c. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI

 Hukum Kewarisan Islam diatur dalam KHI pada

bagian Buku II tentang Hukum Kewarisan

 Dzawil Furudh dalam KHI diatur dalam pasal 176,

177, 178, 179, 180, 181, dan 182 KHI. Dengan jumlah bagiannya : 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3 dan 1/6.

 Dzawil furudh tersebut yaitu ;

a. Anak perempuan. Menurut pasal 176, bagiannya

(15)

c. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 1)

b. Ayah. Menurut pasal 177, bagian ayah 1/3 jk pewaris tidak punya anak dan 1/6 jika pewaris punya anak.

c. Ibu. Pasal 178 – bagian ibui 1/3 jika

pewaris tidak punya anak atau dua org saudara atau lebih, dan 1/6 jk pewaris punya anak atau dua org saudara atau lebih, dan 1/3 sisa harta sesudah

(16)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 2)

d. Duda. Pasal 179 – bagiannya ½ harta jk pewaris tdk punya anak, dan ¼ jk punya anak.

e. Janda. Pasal 180 – bagiannya ¼ harta jk pewaris tidak punya anak, dan 1/8 jk

punya anak.

(17)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 3)

g. Saudara perempuan sekandung atau seayah. Pasal 182 –jk tidak punya anak dan ayah bagiannya ½ apabila seorang saja, 2/3 jk ada dua org atau lebih dan bersama-sama menghabiskan jika

bersama-sama dg saudara laki2 sekandung/seayah dengan

perbandingan laki2 : pr = 2:1

h. Kakek dan Nenek dari pihak ayah atau

(18)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 4)

 Keberadaan Asabah dalam KHI diatur

dalam pasal 174 ayat (1) huruf q

 Berdasarkan pasal 176 dan 182 asabah

berhak menghabiskan harta jika tidak ada ahli waris lain atau semua sisa

(19)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 5)

 KHI hanya mengenal dua jenis asabah yaitu :

asabah bin nafsi dan asabah bil ghairi

 Asabah bin nafsi tdr dari : anak laki2,

saudara lak2 sekandung/seayah dan paman

 Asabah bil ghairi tdr dari :

Anak perempuan yg mewarisi bersama dg anak

laki2

Saudara pr sekandung yg mewarisi bersama

saudara lk2 sekandung

Saudara pr seayah yg mewarisi bersama saudara

(20)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 6)

 KHI hanya mengenal dua jenis asabah yaitu :

asabah bin nafsi dan asabah bil ghairi

 Asabah bin nafsi tdr dari : anak laki2,

saudara lak2 sekandung/seayah dan paman

 Asabah bil ghairi tdr dari :

Anak perempuan yg mewarisi bersama dg anak

laki2

Saudara pr sekandung yg mewarisi bersama

saudara lk2 sekandung

Saudara pr seayah yg mewarisi bersama saudara

(21)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 7)

 Pasal 185 KHI mengatur ttg ahli waris

pengganti.

 Ahli waris pengganti yaitu orang2 yg

mjd ahli waris krn org tuanya yg berhak mendapat warisan meninggal lebih

(22)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 8)

 Pasal 185 KHI merumuskan :

1. Ahli waris yg meninggal lebih dulu

drpd pewaris, kedudukannya dpt digantikan oleh anaknya, kecuali

mereka yang disebutkan dalam pasal 173

2. Bagian ahli waris pengganti tidak

(23)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 9)

 Yg termasuk ahli waris pengganti yaitu:

a. Cucu lk2 dan cucu pr dari anak pr,

memperoleh status dzawil furudh krn pengganti ibunya anak pr yg

berkedudukan sbg dzawil furudh

b. Cucu lk2 dan cucu pr dari anak pr,

(24)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 10)

c. Anak lk2 dan anak pr saudara pr

sekandung/seayah memperoleh status dzawil furudh karena pengganti ibunya (saudara pr sekandung/seayah) yang berkedudukan sbg dzawil furudh.

d. Anak lk2 dan anak pr saudara seibu

sekandung/seayah memperoleh status asabahkarena pengganti ayahnya

(25)

C. Pembagian Harta Warisan

Menurut KHI (cont 11)

e. Anak laki2 dan anak pr saudara seibu,

memperoleh status sbg dzawil furudh karena ia adalah pengganti ayah atau ibunya (saudara seibu) yg

berkedudukan sbg dzawil furudh.

f. Anak laki2 dan anak pr paman,

(26)

D. Tahapan Pembagian

Warisan

 Setelah seseorang meninggal maka harta peninggalan perlu diselesaikan

I. Menginventarisi dan menentukan siapa yang menjadi ahli waris

II. Memurnikan harta warisan

denganmengeluarkan segala hak yg ada sangkut pautnya dg harta warisan seperti : harta bersama, zakat, biaya perawatan

jenazah, hutang dan wasiat

(27)

E. Damai dlm Pembagian

Warisan

 Pasal 183 KHI:

“Para ahli waris dapat bersepakat melakukan perdamaian dalam

pembagian harta warisan, setelah

masing-masing menyadari bagiannya”

 Dg demikian terbuka kemungkinan

membagi warisan tidak sesuai

(28)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta

Warisan

 Apabila para dzawil furudh telah diketahui dan

harta warisan telah dimurnikan, maka harta warisan siap dilakukan pembagian.

 Untuk menghitung bagian dzawil furudh perlu

menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil yg dalam kewarisan islam dikenal dengan asal

masalah

 Asal masalah tersebut terdiri dariasala

(29)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 1)

 Berapa asal masalah yg digunakan

tergantung pada porsi bagian dari para ahli waris dzawil furudh.

 Contoh : ahli warisnya adalah ayah dan

janda. Menurut ketentuan ayah

(30)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 2)

 Selanjutnya thd bagian dari masing2 dzawil furudh yang telah diketahui

jumlah bagiannya itu dikalikan dengan asal masalahnya, sehingga diketahui berapa besar bagiannya atas harta warisan yang telah dimurnikan.

 Setelah jumlah bagian warisan masing-masing dzawil furudh diketahui

(31)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 3)

 Asabah jika jumlahnya lebih dari satu

orang maka mereka akan berbagi

sesuai derajatnya, apabila derajatnya sama maka akan berbagi sama rata, namun bila derajatnya tidak sama

maka dibagi sesuai perbandingan.

 Asabah jika jumlahnya seorang maka

semua sisa harta diberikan kepadanya.

(32)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 4)

 Contoh : ahli waris tdr dr ibu, anak lk2

dan anak perempuan. Ibu sebagai dzawil furudh mendapat 1/6 bagian, untuk itu asal masalahnya 6, ibu

mendapat bagian 1 dan sisanya 5

(33)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 5)

 Contoh kasus :

Tuan Tono meninggal dunia dan

meninggalkan harta setelah dimurnikan harta warisannya berjumlah Rp. 200 jt. Kerabat yang masih hidup adalah ayah, ibu, kakek, istri, seorang anak lk2 dan seorang anak perempuan, dan satu

saudara laki2 sekandung. Bagaimana pembagian harta warisannya? Dan

(34)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 6)

 Jawaban :

dari kasus tersebut yang berhak

menjadi pewaris/mendapatkan warisan adalah :

Sisanya 13/24 untuk asabah , yaitu :

Anak laki2 2/3 x 13/24

(35)

F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 7)

 Sedangkan kakek dan saudara laki2

sekandung tidak mendapat warisan karena terhijab. Kakek terhijab oleh

ayah. Sedangkan saudara laki2 terhijab oelh anak laki2, anak oerempuan dan ayah.

 Sehingga bagian masing2 :

a. Istri : 3/24 x Rp.200jt = Rp.

25.000.000,-b. Ibu : 4/24 x Rp.200jt = Rp.

(36)

33.333.333,-F. Cara Pembagian dan

penghitungan Harta Warisan (cont 8)

c. ayah : 4/24 x Rp.200jt = Rp.

33.333.333,-d. Anak lk2 : 2/3 x 13/24 x Rp.200jt =

Rp.

72.222.222,-e. Anak pr : 1/3 x 13/24 x Rp.200jt =

(37)

36.111.111,-G. Masalah Aul dan Radd

 AUL

bermakna naik atau meluap, menurut

para fuqaha berarti bertambahnya jumlah bagian faraidh dan berkurangnya nashib (bagian) para ahli waris.

Aul terjadi ketika harta yang dibagikan

habis sedangkan akhli waris banyak. Oleh karena itu harus dinaikkan asal

(38)

G. Masalah Aul dan Radd

(Cont 1)

 Contoh : seseorang meninggal dengan

ahli waris suami, dua orang saudara kandung perempuan dan dua orang saudara laki2 seibu.

(39)

G. Masalah Aul dan Radd

(cont 2)

 Radd

bermakna kembali/dikembalikan, menurut

para ulama faraidh berarti berkurangnya asal masalah dan bertambahnya jumlah bagian ahli waris.

misalnya dalam suatu keadaan para ahli waris telah menerima haknya masing masing tetapi ternyata warisan masih tersisa, sementara

tidak ada ahli waris yang bertindak sebagai

(40)

G. Masalah Aul dan Radd

(cont 3)

 Syarat adanya radd :

1. Adanya ashabul furudh 2. Tidak adanya asabah

3. Terdapat sisa harta warisan

 Untuk menyelesaikan radd pertama mencari

bagian masing2 ashabul furudh,

menentukan asal masalahuntuk mengetahui bagian masing2, kemudian menjumlahkan bagian masing2 ahli waris dan jumlah

(41)

G. Masalah Aul dan Radd

(Cont 4)

 Contoh : seseorang meninggal dengan

ahli ibu, satu orang saudari kandung dan satu orang saudari seayah.

 ibu 1/6 1

 Saudari sekdg 1/2 3

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada skema MISO, nilai CNR didapatkan dengan membandingkan dua daya yang diterima melalui dua pemancar, apabila penerima tersebut berada di daerah overlap antara

Dengan demikian sebagai bukti kepemilikan sarusun adalah SHM sarusun, sebagaimana tercantum dalam Pasal 47 ayat (3) UU Rumah Susun yang terdiri atas salinan buku tanah dan surat

Dari segi perencanaan ada beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan: 1) jabatan digabung/dihapus; 2) uraian tugas dalam jabatan tersebut diperluas (enrichment) sehingga

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan profil kondisi fisik atlet junior Taekwondo Puslatkot Kediri tahun 2016 adalah terdapat 0 atlet (0%) dalam kategori baik sekali, 5

Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi untuk mengetahui sistem informasi akuntansi yang telah dirancang untuk

juga untuk setiap homomorfisma , karena G injektif, maka terdapat yang merupakan perluasan dari. Berikut ini

bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia

Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka