• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III MODUL INJEKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III MODUL INJEKTIF"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

MODUL INJEKTIF

Bab ini adalah bab yang paling penting karena bab ini berisi mulai dari hal-hal dasar mengenai modul injektif sampai sifat-sifat istimewanya yang tidak dimiliki oleh modul lain yang tidak injektif, yang merupakan fokus pembahasan tugas akhir ini.

3.1. Modul Injektif

Dalam subbab ini dibahas definisi dan sifat-sifat dasar dari modul injektif. Selain itu, dibahas pula Kriteria Baer yang menyederhanakan kriteria suatu modul merupakan modul injektif.

Definisi 3.1. Suatu modul E dikatakan injektif jika untuk sebarang modul

AB dan untuk sebarang homomorfisma µ: AE, terdapat perluasan

: B E µ → yang memenuhi µ|A=µ. A B µ µ E

(2)

Beberapa contoh modul injektif antara lain modul

{ }

0 , modul atas ], dan modul atas . Modul

_ /

_ ] ]

{ }

0 injektif karena untuk sebarang modul AB

dan sebarang homomorfisma µ: A→ 0 , dimana

{ }

µ

( )

a = , untuk setiap 0 , dapat diperluas menjadi

a∈ ⊂A B µ: B→ 0 , dimana

{ }

µ memetakan seluruh anggota B ke 0. Dengan demikian, untuk setiap a∈ ⊂ , A B µa= =0 µa, sehingga µ⏐ =A µ. Sedangkan untuk _ modul atas dan modul atas ], keinjektifannya dapat ditunjukkan menggunakan divisibility yang akan dibahas pada subbab selanjutnya.

] _ ]/

Lemma 3.2. Untuk setiap M modul atas i R, i∈ , I i

i I M

injektif ⇔ untuk setiap k I∈ , M injektif. k

Bukti

( )

. Misalkan AB, maka terdapat pemetaan α: A→ . Ambil B sebarang homomorfisma β:AMk. Karena terdapat pemetaan

yang merupakan embedding dan

: k k j M → ∏Mi k : k Mi M

π ∏ → yang merupakan proyeksi yang saling invers, maka terdapat jkβ:A→ ∏Mi. Karena ∏Mi injektif, maka terdapat :γ B→ ∏Mi yang merupakan perluasan dari jkβ di B yang memenuhi

k j

γα = β, maka didapat pemetaan π γk :BMk. Akan ditunjukkan π γα βk = .

k π γα = π γαk

( )

= πk

(

jkβ

)

=

(

πkjk

)

β (asosiatif) = 1β = β

(3)

α A B β γ k j k M πk

Mi

Karena π γα βk = , kita dapat memilih π γk :BMk yang merupakan perluasan dari β di B yang memenuhi π γk |A=β.Dengan demikian, M injektif, untuk k

setiap kI.

Bukti

( )

. Misalkan AB, maka terdapat pemetaan α: A→ . Ambil B sebarang homomorfisma β:A→ ∏Mi. Karena terdapat pemetaan

yang merupakan embedding dan :

k k

j M → ∏Mi πk:∏MiMk yang

merupakan proyeksi yang saling invers, maka terdapat π βk :AMk. Karena

k

M injektif, maka terdapat pemetaan :γ BMk yang merupakan perluasan dari

k

π β di B yang memenuhi γα π β= k , maka didapat pemetaan jkγ :B→ ∏Mi. Akan ditunjukkan jkγα β= . k jγα = jk

( )

γα = jk

(

π βk

)

=

(

jkπ βk

)

(asosiatif) = 1β = β

Karena jkγα β= , kita dapat memilih jkγ :B→ ∏Mi yang merupakan perluasan dari β di B yang memenuhi jkγ |A=β. Dengan demikian i

i I M

injektif.

(4)

α A B γ β k M jk

Mi πk

Akibat 3.3. Suku langsung dari modul injektif juga injektif.

Bukti. Misalkan Mi injektif. Misalkan pula AB, maka terdapat pemetaan : A B

α → . Ambil sebarang homomorfisma :β AMk. Terdapat pemetaan yang merupakan embedding dan

:

k k

j M → ⊕Mi πk :∏MiMk yang

merupakan proyeksi. Karena ⊕Mi ⊆ ∏Mi, maka πk :⊕MkMk, juga :

k i

j β A→ ⊕M . Karena ⊕Mi injektif, maka terdapat pemetaan :γ B→ ⊕Mi

yang merupakan perluasan dari jkβ di B yang memenuhi γα = jkβ, sehingga didapat pemetaan π γk :BMk. Akan ditunjukkan π γα βk = .

k π γα = π γαk

( )

= πk

(

jkβ

)

=

(

πkjk

)

β (asosiatif) = 1β = β

Karena π γα βk = , kita dapat memilih π γk :BMk yang merupakan perluasan dari β di B yang memenuhi π γk |A=β. Dengan demikian M injektif. k

α A B β γ k M jk Mi πk

(5)

Proposisi 3.4. Misalkan NM dan E sebarang modul. Misalkan juga sebarang homomorfisma, maka terdapat perluasan maksimal dari di

:

f NE f

M.

Bukti. Misalkan perluasan dari f di M adalah pasangan terurut dengan dan yang memenuhi

(

V ,g

)

M

V

N ⊆ ⊆ g:VE g N⎮ = f . Misalkan S =

{

(

V g,

)

}

adalah himpunan semua perluasan dari f di M yang terurut parsial dengan urutan

(

V g1, 1

) (

V g2, 2

)

jika V1V2 dan g V2⎮ = . Dengan menggunakan 1 g1 Lemma Zorn (2.5), akan ditunjukkan bahwa S memiliki elemen maksimal.

1. S ≠ ∅ karena NNM dan f N⎮ = f , sehingga

(

N f,

)

∈ . S

2. Ambil sebarang L=

{

(

V g,

)

}

⊆ yang terurut total. Kemudian bentuk S

(

)

{

, v

}

W = ∪ ⎮V V gL ⊆ M , maka VW, untuk setiap

(

V g, v

)

∈ . Ambil L sebarang x W∈ , maka terdapat

(

V g, v

)

∈ sedemikian sehingga L . Definisikan dengan

x V∈ :

h WE h x

( )

=gv

( )

x . Berdasarkan pendefinisian

tersebut, terlihat bahwa merupakan perluasan dari , karena . Akan tetapi, belum tentu terdefinisi dengan baik. Oleh karena itu, selanjutnya akan ditunjukkan bahwa h terdefinisi dengan baik. Misalkan terdapat

sedemikian sehingga

h gv h V⎮ =gv

h

(

V g, v

) (

, P g, v

)

L x V∈ ⊆W dan x∈ ⊆P W, juga

( )

v

( )

h x =g x dan h x

( )

= gp

( )

x . Karena

(

V g, v

) (

, P g, v

)

∈ yang merupakan L himpunan terurut total, maka terdapat dua kasus, yaitu

(

V g, v

)

(

P g, p

)

dan

(

P g, p

)

(

V g, v

)

.

• Jika

(

V g, v

)

(

P g, p

)

, maka x V∈ ⊆ dan P , maka

. p g V⎮ =gv

( )

( )

p v g x =g x

• Jika

(

P g, p

)

(

V g, v

)

, maka x∈ ⊆ dan P V , maka

. v g P⎮ = gp

( )

( )

v p g x = g x

(6)

Dari kedua kasus tersebut didapat gp

( )

x =gv

( )

x . Dengan demikian,

dengan

:

h WE

( )

v

( )

h x =g x terdefinisi dengan baik, dan

(

W h merupakan batas atas ,

)

dari L.

3. Karena dan V W , maka . Selain itu,

untuk ,

M V

N ⊆ ⊆ ⊆ ⊆M NWM

xN h x

( )

= f x

( )

, maka h N⎮ = f , maka

(

W h,

)

∈ . S

Berdasarkan Lemma Zorn (2.5), 1, 2, dan 3, maka memiliki elemen maksimal, maka memiliki perluasan maksimal di

S

f M .

Klaim 3.5. Misalkan M modul kanan atas R. Ambil sebarang , kemudian definisikan , , untuk setiap . Untuk sebarang submodul V M , xM : x L RM Lx:r6 xr rR < 1 1

{

}

x L V− =x V− = ∈ ⏐ ∈r R xr V ⊆ merupakan R prapeta dari V , maka

1. x V−1 ideal kanan R dan 2. x∈ ⇒V x V−1 = R.

Bukti (1). Karena V subgrup M , maka 0M∈ . Pilih V , maka dan 0R r= ∈ R

( )

( )

0 0 0 x x R R M L r =L =x = V 1

0Rx V− dan x V−1 ≠ ∅. Ambil sebarang , maka

1

,

a bx V− ⊆R xa xb V, ∈ . Karena xb+ − =x

( )

b x b

(

b

)

= x0= , maka 0

( )

xb adalah invers dari xb. Karena invers bersifat tunggal, maka

( )

x − = − ∈Vb xb . Perhatikan bahwa x a b( − )=xa+ −x( b). Karena xa x, (− ∈b) V

dan V grup, maka x a b( − )=xa+ −x( b)∈ , sehingga V . Dengan demikian,

1

a b− ∈x V

(

1

)

,

x V− + subgrup dari

(

R,+ . Kemudian, ambil sebarang

)

dan , maka

1

ax V− ⊆R rR L arx

( )

= x ar

( ) ( )

= xa r. Karena xa V∈ dan V

modul kanan atas R, maka x ar

( ) ( )

= xa r∈ , sehingga V , untuk setiap dan r . Dengan demikian,

1

arx V

1

(7)

Bukti (2). Berdasarkan definisi x V−1 = ∈ ⏐ ∈

{

r R xr V

}

, jelas x−1⊆ . Ambil R sebarang x V∈ dan rR, maka L rx

( )

= xr. Karena V modul kanan atas R, maka xr V∈ , maka rx V−1 , untuk setiap rR, maka x V−1 =R.

Berikut ini definisi lain dari modul injektif.

Kriteria Baer. Misalkan E modul kanan atas R, maka pernyataan berikut ekivalen

1. E injektif,

2. untuk setiap ideal kanan BR dan sebarang homomorfisma ϕ: BE, terdapat ϕ:RR → yang memenuhi E ϕ⏐ =B ϕ, dan

3. untuk setiap ideal kanan BR dan sebarang homomorfisma ϕ: BE, terdapat yE, sedemikian sehingga ϕb= yb, untuk setiap bB.

Bukti

(

1⇒2

)

. Jelas berdasarkan definisi modul injektif, yaitu suatu modul E

injektif jika untuk setiap modul AB dan sebarang homomorfisma µ: AE, terdapat perluasan µ: BE yang memenuhi µ⏐ =A µ. Karena hal tersebut berlaku untuk sebarang AB dan sebarang homomorfisma µ: AE, maka berlaku juga untuk setiap ideal kanan BR dan homomorfisma ϕ: BE. Dengan demikian terdapat ϕ:RR → yang memenuhi E ϕ⏐ =B ϕ.

(

2⇒3

)

. Pilih y=ϕ1∈E dengan 1 1= . Ambil sebarang b BR ∈ ⊂R, maka

( ) ( )

1 1

b b b b y

ϕ =ϕ =ϕ = ϕ = b .

(

3⇒ . Misalkan submodul N M1

)

< dan . Ingin didapat

yang memenuhi . Misalkan , dengan dan

:

f NE g M: →E g N⏐ = f g V: →E N ⊆ ⊆V M

(8)

• Jika V =M , maka terdapat g M: →E yang memenuhi g N⏐ = f , maka

E injektif. Bukti selesai.

• Andaikan VM , ambil sebarang xM V\ =Vc dan

{

}

1

B=x V− = b∈ ⏐ ∈R xb V . Kemudian, definisikan ϕb=g xb

( )

, untuk setiap dengan

bB ϕ: BE, g V: →E, dan Lx:BV , maka ϕ=gLx dengan

. Coba perluas :

x

gL BE g menjadi g V: +xRE. Definisikan . Fungsi terdefinisi dengan baik jika

(

)

g v +xr =gv+xr g v+xr= +v' xr ', untuk setiap v v, '∈V dan r r, '∈R mengakibatkan g v

(

+xr

)

=g v

(

'+xr'

)

. Misalkan

, untuk setiap ' v+xr= + 'v xr v v, '∈V dan r r, '∈R, maka v+xr = v'+xr' = ⇔ v v− ' xr'−

( )

xr = xr'+ − x

( )

r = x r

(

'− . r

)

Karena v v, '∈V, maka v v− ∈' V , maka x r

(

'− ∈ , maka r

)

V r'− ∈r B.

(

'

)

g v v− = g x r

(

(

'−r

)

)

= ⇔ gvgv' ϕ

(

r'− r

)

= y r

(

'− r

)

= yr'−yrgv+yr = gv'+yr' ⇔ g v

(

+xr

)

= g v

(

'+xr'

)

,

maka g v

(

+xr

)

= gv+ yr terdefinisi dengan baik. Ambil sebarang , maka

v V∈ ⊂ +V xR gv =g v

(

+x0

)

=gv+y0=gv+ =0 gv, untuk setiap , maka . Dengan demikian, terdapat perluasan

v V∈ ⊂ +V xR g V⎮ =g g di M .

(9)

M , maka pengandaian VM salah. Jadi, haruslah V =M , dan kita dapatkan bahwa E injektif.

Contoh 3.6. Berikut ini adalah beberapa contoh modul injektif

1. modul

{ }

0 atas gelanggang R, 2. modul _ atas ], dan

3. modul _ ]/ atas ].

Modul

{ }

0 injektif karena untuk sebarang A<B dan homomorfisma

{ }

: A

ϕ → 0 , setiap aA dipetakan ke 0 oleh ϕ . Ambil suatu homomorfisma

{ }

: B

ϕ → 0 , maka setiap b B∈ dipetakan oleh ϕ ke 0, termasuk setiap , maka

a∈ ⊂A B ϕaa, maka ϕ⏐ =A ϕ.

Contoh kedua akan dibuktikan dengan menggunakan sifat divisibility yang akan dibahas pada Subbab 3.2. Begitu juga dengan contoh ketiga, contoh ketiga injektif diakibatkan oleh contoh kedua.

3.2. Divisibility

Subbab ini penting untuk dibahas karena sangat berkaitan erat dengan sifat-sifat modul injektif. Dalam subbab ini akan dibahas sebuah teorema yang sangat penting dan berhubungan dengan subbab selanjutnya, yaitu 3.3 Injective Hulls.

Definisi 3.7. Suatu modul M atas R dikatakan generalized divisible jika untuk setiap

( )

v a, ∈ × sedemikian sehingga aM R ⊥ ⊆v⊥, terdapat yang memenuhi v

xM xa

= .

Syarat a⊥⊆v⊥ merupakan syarat perlu karena jika a⊥ ⊄v⊥, maka terdapat , tetapi

'

(10)

( )

xa a'=x aa

( )

' =x0= ≠0 va', maka vxa untuk setiap xM . Untuk v= 0 dan a=0, syarat a⊥ ⊆v⊥ terpenuhi karena a⊥ =R dan v , sehingga

.

R

=

a⊥ ⊆v

Definisi 3.8. Misalkan M suatu modul atas daerah integral R, maka

M divisible jika untuk setiap

( )

v a, ∈M× \ 0 terdapat x MR

{ }

yang memenuhi .

v=xa

Proposisi 3.9. Pada Definisi 3.8, syarat a⊥ ⊆v⊥ tidak perlu karena secara otomatis terpenuhi.

Bukti. Karena R daerah integral, maka a⊥ =

{ }

0 , untuk setiap . Jelas bahwa

{

aR

}

0 ⊆v, maka a⊥ ⊆v⊥ terpenuhi.

Konsekuensi 3.10. Misalkan M modul atas daerah integral R, maka pernyataan-pernyataan berikut berlaku

1. M divisible M generalized divisible,

2. M divisible M N divisible, dengan / merupakan subgrup normal dari

N

M, dan

3. Jika vM divisible oleh aR\ 0

{ }

, maka v divisible oleh a secara tunggal, yaitu jika v=xa dan v= ya, maka x= y.

Bukti (1)

( )

⇒ . Karena M divisible, maka jelas bahwa untuk setiap

( )

v a, ∈ × dengan M R a⊥ ⊆v⊥, v=xa.

Bukti (1)

( )

. Karena R daerah integral, maka untuk setiap

( )

v a, ∈ × , M R berlaku a⊥ ⊆v⊥, sehingga karena M generalized divisible, maka terdapat

yang memenuhi v . Dengan demikian,

(11)

Bukti (2). Misalkan submodul N<M , maka N+ ∈v M N/ , untuk setiap . Ambil sebarang

vM N+ ∈v M N/ dan a∈ . Karena R M divisible, maka terdapat xM sedemikian sehingga v=xa. Sekarang

. Akibatnya

(

N+ = +v N xa= N+x a

)

M N divisible. /

Bukti (3). Misalkan v=xa dan v=ya untuk suatu x y, ∈M , maka

=

xa ya

xaya = yaya

(

xy a

)

= 0. Karena

(

x− ∈y

)

a⊥ =

{ }

0 , maka x= y.

Jika v divisible oleh a=0, maka v=x0= . Karena 0 v= dan 0 , maka untuk setiap , maka divisible oleh secara tidak tunggal.

0 a=

v=xa xM v a

Observasi 3.11. Misalkan M modul atas gelanggang ideal utama R, maka

M injektif ⇔ M generalized divisible.

Bukti

( )

. Ambil sebarang a∈ dan v MR ∈ . Bentuk ideal kanan . Definisikan

aRR

: aR M

ϕ → , dengan ϕa=v. Ambil sebarang , maka . Akan ditunjukkan

rR

( ) ( )

ar a r vr

ϕ = ϕ = ϕ terdefinisi dengan baik. Misalkan , untuk suatu , maka

1 ar=ar r r, 1∈R = ar ar1 = ⇔ arar1 ar1ar1 = 0 ⇔ ar+ −a

(

r1

)

)

= 0. ⇔ a r

(

r1

Karena a r

(

r1

)

=0, maka r− ∈r1 a⊥ ⊆v. Kondisi a⊥ ⊆v⊥ dijamin ada karena

(12)

= 0

(

1 v rr

)

vr+ − = 0 v

( )

r1 = 0 ⇔ vrvr1 = ⇔ vrvr1 +vr1 0 vr+ 1 = ⇔ vr+0 vr1 = ⇔ vr vr1 = ⇔ ϕ

( )

ar ϕ

( )

ar1 .

Karena ϕ

( )

ar

( )

ar1 , maka ϕ terdefinisi dengan baik. Karena M injektif, maka terdapat ϕ: RM sedemikian sehingga ϕ

( )

ar

( )

ar , untuk setiap

. Pilih

araRR x=ϕ1∈M dengan 1=1R, maka

( ) ( )

1 1

vaaa = ϕ a= a , maka x M generalized divisible.

Bukti

( )

. Ambil sebarang I ideal kanan di R, maka I =aR, untuk suatu . Misalkan

aR ϕ: aRM , dengan ϕa=v, untuk suatu . Ambil sebarang , maka

vM

raar= . Karena 0 ϕ homomorfisma, maka , maka r

( )

( )

0 0

vr= ϕa rar =ϕ = ∈v, sehingga a⊥⊆v⊥. Karena M

generalized divisible, maka terdapat xM sedemikian sehingga v . Definisikan xa = : x L R M

ϕ = → , dengan rϕ =xr, untuk setiap . Ambil

sebarang , maka

rR

araRR ϕ

( ) ( ) ( )

ar =x ar = xa r=vr

( )

ar , maka

aR

ϕ⎮ =ϕ, dengan demikian M injektif.

Konsekuensi 3.12. Misalkan M modul atas daerah ideal utama D, maka

(13)

Bukti

( )

. Karena M injektif dan R gelanggang ideal utama, maka M

generalized divisible. Karena M generalized divisible dan R daerah integral, maka M divisible.

Bukti

( )

. Karena M divisible dan R daerah integral, maka M generalized divisible. Karena M generalized divisible dan R gelanggang ideal utama, maka

M injektif.

Kita akan gunakan Konsekuensi 3.12 ini untuk menunjukkan keinjektifan dari Contoh 3.6.1. modul _ atas ]dan Contoh 3.6.2. modul atas ]. Gelanggang merupakan daerah integral, yaitu untuk setiap dengan

dan

/ _ ]

] a b, ∈R

0

ab≠ , maka 0 ab≠ . Selain itu, gelanggang 0 ] juga merupakan gelanggang ideal utama, karena semua idealnya hanya dibangun oleh satu elemen, dengan demikian ] merupakan daerah ideal utama. Semua ideal dari berupa , untuk suatu . Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa _ divisible. Ambil sebarang ] n] n∈] m v n

= ∈ _ dengan m n, ∈ ], dengan n≠ dan a0 . Karena ]

gelanggang, maka . Pilih

∈] na∈] x m na = ∈_, maka m m1 m a n n n a = = = = m v a na . Karena terdapat x m na

= ∈_ yang memenuhi v=xa, maka divisible.

Berdasarkan 3.13, maka _ injektif.

_

Contoh 3.6.2. modul atas injektif karena modul atas ] injektif. Berdasarkan Lemma 3.12.1, modul atas ] injektif.

/

_ ] ] _

/ _ ]

Lemma 3.13. Misalkan Q modul atas daerah ideal utama R dan ’divisible’, maka berlaku pernyataan-pernyataan berikut.

Q

(14)

2. Untuk X sebarang himpunan indeks, maka untuk setiap i X , dan , ’divisible’. ∈ ⊕Qi i Q

Bukti (1). Karena Q divisible dan R daerah integral, maka divisible. Karena divisible dan

/ Q K /

Q K R daerah integral, maka generalized divisible. Karena generalized divisible dan

/ Q K /

Q K R gelanggang ideal utama, maka

injektif.

/ Q K

Bukti (2). Karena Q divisible dan R daerah integral, maka Q generalized divisible. Karena Q generalized divisible dan R gelanggang ideal utama, maka

injektif, maka untuk sebarang himpunan indeks

Q X dan untuk setiap i X ,

dan injektif. Karena

i Q

⊕ ∏Qi ⊕ dan Qi ∏ injektif dan Qi R gelanggang ideal

utama, maka dan generalized divisible. Karena dan generalized divisible dan

i Q

⊕ ∏QiQiQi

R daerah integral, maka ⊕ dan Qi ∏ divisible. Qi

Konstruksi 3.14. Misalkan D grup abel, R gelanggang, dan a b r, , ∈R.

1. Hom]

(

R D,

)

merupakan modul atas gelanggang R dengan perkalian dengan R yaitu f*aHom]

(

R D,

)

, untuk setiap fHom]

(

R D,

)

dan , dengan

(

)

R a

( )

r f

(

ar a f * =

)

, untuk setiap rR.

2. Misalkan ε:Hom]

(

R D,

)

D v, 6 1 , untuk setiap v

( )

.

(

,

)

, :

vHom] R D v RD

3. Misalkan M modul atas R, g M: →Hom]

(

R D,

)

. Ambil sebarang ,

mM g m

[ ]

:R→ , maka berlakuD

(15)

Bukti

( )

. Karena mM, a∈ , dan R M modul atas R, maka , maka maM

[ ]

(

, g maHom] R D

)

, maka

{

g ma

[ ]

}

( )

b =

{

g ma

[ ]

*a

}

( )

b =

{

g m

[ ]

}

( )

ab , berdasarkan (1).

Bukti

( )

. Karena g m

[ ]

Hom]

(

R D,

)

, maka

[ ]

{

g ma

}

( )

b =

{

g m

[ ]

}

( )

ab =

{

g m

[ ]

*a

}

( )

b , maka g ma

[ ] [ ]

=g m *a. Kemudian, akan ditunjukkan bahwa g m

[

1+m2

] [ ] [ ]

=g m1 +g m2 , untuk setiap . Ambil sebarang dan b

1, 2 m mM 1, 2 m mM ∈ , maka R

[

]

{

g m1+m2

}

( )

b =

{

g⎡⎣1

(

m1+m2

)

⎤⎦

}

( )

b =

{ }

g

[ ]

1

(

(

m1+m2

)

b

)

=

{ }

g

[ ]

1

(

m b1 + bm2

)

=

{ }

g

[ ]

1

( )

m b1 +

{ }

g

[ ]

1

(

m b2

)

=

{

g m

[ ]

1 1

}

( )

b +

{

g m

[ ]

1 2

}

( )

b =

{

g m

[ ]

1

}

( )

b +

{

g m

[ ]

2

}

( )

b =

{

g m

[ ] [ ]

1 +g m2

}

( )

b

Karena b sebarang, maka g m

[

1+m2

] [ ] [ ]

=g m1 +g m2 . Oleh karena itu, g

homomorfisma.

4. Misalkan N modul atas R, misalkan ψ : ND homomorfisma. Definisikan ψ* : NHom]

(

R D,

)

, untuk setiap n∈ , dimana N ψ*

[ ]

n :RD dengan

{

ψ*

[ ]

n

}

( )

b

( )

nb .

Lemma 3.15. Berdasarkan konstruksi 3.14, maka pernyataan-pernayataan

berikut berlaku

(16)

2. ψ* homomorfisma, dan 3. εψ*= . ψ

Bukti (1). Ambil sebarang vHom]

(

R D,

)

dan . Karena modul atas gelanggang

rR

(

,

Hom] R D

)

R, maka v r* ∈Hom]

(

R D,

)

, maka

(

v r*

) (

v r*

)( ) ( ) ( ) ( ) ( )

1 v r1 v r v r1 v 1 r

(

( )

v r

)

ε = = = = = = ε . Kemudian, akan

ditunjukkan bahwa ε

(

v1+v2

)

( ) ( )

v1v2 , untuk setiap . Ambil sebarang

(

)

1, 2 , v vHom] R D

(

)

1, 2 v vHom] R D, , maka

(

v1 v2

) (

v1 v2

)( )

1 v1

( )

1 v2

( )

1

( ) ( )

v1 v2

ε + = + = + =ε +ε . Oleh karena itu, ε

merupakan homorfisma.

Bukti (2).Berdasarkan 3.14.4,

{

ψ*

[ ]

na

}

(

( )

na b

)

(

n ab

( )

)

=

{

ψ*

[ ]

n

}

( )

ab .

Karena ψ*

[ ]

n homomorfisma, maka

[ ]

{

*

}

( )

{

*

[ ]

}

( )

{

(

*

[ ]

)

}

( )

*

na b n ab n a b

ψ = ψ = ψ , maka

{

ψ*

[ ]

na

}

=

{

(

ψ*

[ ]

n

)

*a

}

. Kemudian, akan ditunjukkan bahwa ψ*

[

n1+n2

]

=ψ*

[ ]

n1 +ψ*

[ ]

n2 , untuk setiap

. Ambil sebarang 1, 2 n nN n n1, 2∈ dan N rR, maka

[

]

{

*

}

( )

1 2 n n r ψ + = ψ

(

(

n1+n r2

)

)

= ψ

(

n r1 +n r2

)

= ψ

( )

n r1

( )

n r2 =

{

*

[ ]

}

( )

{

*

[ ]

}

( )

1 2 n r n r ψ + ψ =

{

*

[ ]

*

[ ]

}

( )

1 2 n n ψ +ψ r

Karena r sebarang, maka ψ*

[

n1+n2

]

=ψ*

[ ]

n1 +ψ*

[ ]

n2 . Oleh karena itu, ψ*

(17)

Bukti (3). Ambil sebarang n∈ , maka N ψ*

[ ]

nHom]

(

R D,

)

, maka

{ }

*

( )

(

*

[ ]

)

{

*

[ ]

}

( )

( )

( )

1 1

n n n n

εψ =ε ψ = ψ =ψ =ψ n , maka εψ*= . ψ

Teorema 3.16. Misalkan D grup abel ‘divisible’, maka Hom]

(

R D,

)

injektif.

Bukti. Misalkan M dan N modul atas R dan M ⊂ . Misalkan juga N ,

(

R D

)

Hom M

g: → Z , ε:HomZ

(

R,D

)

D homomorfisma dengan ε

( ) ( )

v =v1 , untuk setiap . Karena grup abel divisible, maka injektif, berdasarkan Proposisi 2.7. Oleh karena itu, untuk setiap homomorfisma

, terdapat

(

R D Hom vZ ,

)

D D N M

f : → ψ :ND seperti pada Konstruksi 3.14 dan Lemma 3.15 sedemikian sehingga εgf . Seperti pada Konstruksi 3.14, terdapat homomorfisma ψ*

[ ]

n :R→ dengan D

{

*

[ ]

}

( )

( )

n b nb

ψ =ψ , untuk setiap dan . Akan ditunjukkan bahwa

nN bR ψ*f = g. Ambil sebarang mM, maka

( )

f

( )

m

[

f(m)

]

HomZ

(

R,D

)

*

* =ψ ∈

ψ . Kemudian ambil sebarang rR, maka

( )

[

]

{

ψ* f m

}

( )

r = ψ

(

f

( )

m r

)

= ψ

(

f

( )

mr

)

= ψf

( )

mr = εg

( )

mr = ε

(

g

[ ]

mr

)

=

{

g

[ ]

mr

}( )

1 =

{

g

[ ]

m * r

}( )

1 =

{

g

[ ]

m

}( )

r1 =

{

g

[ ]

m

}( )

r .

(18)

N M f g ψ* ψ

(

,

)

Hom] R D D ε

Karena r sebarang, maka ψ*

[

f

( )

m

] [ ]

= g m . Karena m sebarang, maka ψ*f =g, akibatnya Hom]

(

R D,

)

injektif.

Akibat 3.17. Setiap modul merupakan submodul dari suatu modul injektif.

Bukti. Untuk sebarang modul M atas gelanggang R, dimana M ⊆ , dengan D merupakan grup abel divisible, pemetaan

D l M: →Hom]

(

R D,

)

didefinisikan

oleh mlm:RD dimana untuk setiap a∈ , R lm

( )

a =maM ⊆ . Akan D

ditunjukkan bahwa merupakan isomorfisma. Pertama-tama akan ditunjukkan terlebih dahulu bahwa homomorfisma modul, yaitu mengawetkan operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Ambil sebarang dan

, maka : l MlM l , m n l llM , , a b rR

(

)

{

l ma+nb

}

{ }

r = lma nb+

( )

r =

(

ma+nb r

)

=

( ) ( )

ma r+ nb r = m ar

( ) ( )

+n br = lm

( )

ar +ln

( )

br =

{

lm*a

}( ) {

r + ln*b r

}( )

=

{

lm*a+ln*b

}( )

r

Karena

{

l ma

(

+nb

)

}

{ } {

r = lm *a+ln *b

}( )

r , untuk setiap , maka , maka merupakan homomorfisma. Jelas bahwa epimorfisma. Kemudian, akan ditunjukkan bahwa satu-satu.

rR

(

)

m* n*

l ma+nb =l a+l b l :

(19)

Karena homomorfisma, maka cukup ditunjukkan bahwa l Inti l

( ) { }

= 0 . Jelas bahwa

{ }

0 ⊆ Inti l

( )

karena homomorfisma. Ambil sebarang l xInti l

( )

M , maka lxmerupakan pemetaan nol yang memetakan semua anggota R ke 0. Ambil sebarang rR, maka = 0

( )

x l r = 0 ⇔ xr

Karena r adalah sebarang anggota R, maka x= , maka 0 Inti l

( ) { }

⊆ 0 , maka

( ) { }

0

Inti l = , maka l M: →lM merupakan isomorfisma, maka

(

,

)

MlMHom] R D . Akan ditunjukkan bahwa lM adalah submodul dari . Ambil sebarang

(

,

Hom] R D

)

lmHom]

(

R D,

)

dan a r, ∈R, maka

{

lm*a

}( )

r =lm

( )

ar =m ar

( ) ( )

= ma r. Karena M modul atas R, maka ,

sehingga

maM

{

lm*a

}( ) ( )

r = ma r=lma

( )

r . Karena sebarang, maka r

{

lm*a

}

=lmalM yang menyebabkan merupakan submodul dari . Karena lM merupakan submodul dari modul injektif, maka

lM

(

,

Hom] R D

)

M

juga merupakan submodul dari suatu modul injektif.

Akibat 3.18. M injektif jika dan hanya jika M merupakan suku langsung dari setiap modul yang memuat M sebagai submodul.

Bukti

( )

. Misalkan submodul M < dan N M injektif, maka fungsi identitas diperluas menjadi

M M M : →

1 ρ:NM yang memenuhi ρj =1M dengan merupakan pemetaan inklusi. Karena terdapat pemetaan inklusi dari

N M j: →

M ke N , maka N =MT , untuk suatu submodul T < N, maka M

(20)

Bukti

( )

. Berdasarkan Teorema 3.17, terdapat modul injektif E sedemikian sehingga M submodul dari E. Berdasarkan hipotesis, E=M⊕ , untuk suatu T

. Karena

TE E injektif dan berdasarkan Akibat 3.3, maka M injektif.

3.3. Injective Hulls

Pada subbab ini akan ditunjukkan bahwa injective hull ada dan dimiliki oleh setiap modul yang merupakan tujuan utama dari tugas akhir ini.

Definisi 3.19. Misalkan M modul kanan atas R dan VM . Submodul V M disebut submodul esensial dari

M jika untuk setiap AM dan , maka . Modul

0 A≠ 0

V ∩ ≠A M disebut perluasan esensial dari V . Jika VM , maka M

disebut perluasan esensial sejati dari V dan submodul V disebut submodul esensial sejati dari M.

Definisi 3.20. Misalkan MN esensial dan N< dengan P . Modul disebut perluasan esensial maksimal mutlak dari

NP N

M jika terdapat AP dengan

A bukan submodul dari N sedemikian sehingga M ∩ = , atau dengan kata A 0 lain MP tidak esensial.

Sifat 3.21. 0<M tidak esensial karena untuk setiap AM dan , .

0 A≠ 0 0

A∩ =

Sifat 3.22. MM esensial karena untuk setiap AM dan , .

0 A≠ 0

AM = ≠A

Sifat 3.23. V <M esensial dan V <W <M ⇒ <V W dan W <M esensial.

Bukti. Ambil sebarang A W< <M dengan A≠ . Karena V0 esensial, maka , maka V esensial. Ambil sebarang

M < 0

(21)

esensial, maka B∩ ≠V 0. Karena V < , maka B VW ∩ ⊂ ∩ . Karena B W , maka , maka W

0

B∩ ≠V BW ≠0 <M esensial.

Sifat 3.24. V <W dan W <M esensial ⇒ <V M esensial.

Bukti. Ambil sebarang AM . Karena W <M esensial, maka . Ambil sebarang , dengan

0 W∩ ≠A x W∈ ∩A x≠ , maka x W0 ∈ dan . Ambil sebarang . Karena W

xA

rR <M dan AM , maka xr∈ dan W , maka , maka W A . Karena V

xrA

xr W∈ ∩A ∩ ≤W <M < , maka V WW ∩ =V, maka

(

)

(

)

V∩ =A VW ∩ = ∩A V WA . Karena W∩ ≤A W dan V esensial,

maka , maka V

W <

(

)

0

V∩ = ∩A V WA ≠ <M esensial.

Sifat 3.25. M <N esensial ⇔ untuk setiap v N∈ dan v≠ , 0 vRM ≠0.

Bukti

( )

. Ambil sebarang v∈ , dengan N v≠ , maka 0 vR=

{

vr r⏐ ∈R

}

N. Ambil sebarang vrvR dan a∈ , maka R

( )

vr a=v ra

( )

vR, maka vR . Karena

NM <N esensial, maka vRM ≠ . 0

Bukti

( )

. Ambil sebarang V ≤ dengan N V ≠ . Ambil sebarang v V 0 dengan , maka , maka vR

∈ 0 vvR V≤ ∩M ⊆ ∩V M. Karena , maka , maka 0 vRM ≠ 0 VMM < N esensial.

Sifat 3.26. Misalkan M <N , maka sifat-sifat berikut berlaku

1. Misalkan L= ⏐ ≤

{

V V N

}

rantai terurut linier dari V sedemikian sehingga untuk setiap V berlaku

NL

M ≤ esensial, maka V M ≤ ∪

{

VL

}

esensial.

2. Terdapat perluasan esensial maksimal dari M di N .

(22)

Bukti (1). Karena MM esensial, maka ML dan M ≤ ∪

{

VL

}

N . Ambil sebarang A≤ ∪

{

VL

}

, maka terdapat V1∈ sedemikian sehingga L

. Karena , maka

1

V ≤ A V1A M ∩ ⊆V1 M ∩ . Karena A M ≤ esensial, maka V1 . Akibatnya dan

1 0

M ∩ ≠V M∩ ≠A 0 M ≤ ∪

{

VL

}

esensial.

Bukti (2). Pembuktian ini akan menggunakan Lemma Zorn dan hasil dari Bukti (1).

1. Karena MM esensial, maka ML, maka L≠ ∅ .

2. Ambil sebarang VL, maka V ≤ ∪

{

V∈ L , maka

}

{

VL

}

batas atas dari L.

3. Karena M ≤ ∪

{

VL

}

esensial, maka ∪

{

VL

}

∈ . L Oleh karena itu, M memiliki perluasan esensial maksimal di N

Lemma 3.27. Misalkan M <N esensial dan ϕ: ME monomorfisma modul atas R, maka

: N E

ϕ → perluasan ϕ di N ⇒ϕ satu-satu

Bukti. Pertama-tama akan ditunjukkan bahwa Inti

( )

ϕ ≤N. Jelas bahwa

( )

Inti ϕ ⊆ . Ambil sebarang N aInti

( )

ϕ dan rR. Karena aInti

( )

ϕ , maka

( )

a 0

ϕ = , maka ϕ

( )

ar

( )

a r=0r= , maka 0 arInti

( )

ϕ . Dengan demikian,

( )

Inti ϕ bersifat tertutup terhadap perkalian dengan gelanggang R dan

( )

Inti ϕ ≤N. Kemudian akan ditunjukkan bahwa Inti

( )

ϕ =MInti

( )

ϕ .

• Akan ditunjukkan bahwa Inti

( )

ϕ ⊆MInti

( )

ϕ . Jelas bahwa

( )

Inti ϕ ⊆M . Ambil sebarang aInti

( )

ϕ ⊆M . Karena ϕ⏐ =M ϕ, maka

( )

a

( )

a 0

ϕ =ϕ = , maka aInti

( )

ϕ , maka Inti

( )

ϕ ⊆Inti

( )

ϕ . Karena

( )

(23)

• Akan ditunjukkan bahwa MInti

( )

ϕ ⊆Inti

( )

ϕ . Ambil sebarang

( )

aMInti ϕ , maka aM dan aInti

( )

ϕ . Karena ϕ⏐ =M ϕ, maka

( )

a

( )

a 0

ϕ =ϕ = , maka aInti

( )

ϕ , maka MInti

( )

ϕ ⊆Inti

( )

ϕ .

Karena Inti

( )

ϕ ⊆MInti

( )

ϕ dan MInti

( )

ϕ ⊆Inti

( )

ϕ , maka

( )

( )

Inti ϕ =MInti ϕ . Kemudian, karena ϕ monomorfisma, maka

( )

( )

0

MInti ϕ =Inti ϕ = . Karena M N< esensial, maka Inti

( )

ϕ = , maka 0 ϕ satu-satu.

Sifat 3.28. Jika V <M dan W <M esensial, maka V W juga esensial.

M ∩ <

Bukti. Ambil sebarang A<M , maka A

(

VW

) (

= AV

)

∩ . Karena W esensial, maka

V <M A∩ ≠ . Karena W MV 0 < esensial, maka , maka V W

(

) (

)

0

AVW = AVW ≠ ∩ <M esensial.

Sifat 3.29. Misalkan M <N' dan M <N". Misalkan pula µ:N'→ N"

adalah isomorfisma yang memenuhi µM =M , maka '

M <N esensial ⇒ M <N" esensial

Bukti. Karena µ isomorfisma, maka terdapat isomorfisma yang merupakan invers dari

1

:N" N

µ− → '

µ . Ambil sebarang AN", maka M∩ ⊆A N". Peta "

M ∩ ⊆A N oleh µ−1 adalah µ−1

(

MA

)

=µ−1

( )

M ∩µ−1

( )

A =M∩µ−1

(

A

)

, karena µ−1 monomorfisma. Karena M <N' esensial, maka . Karena

( )

1 0 M ∩µ− A ≠ µ monomorfisma dan 1

( )

0 M ∩µ− A ≠ , maka

( )

(

1

)

M A µ µ− ≠ 0

( )

(

1

( )

)

M A µ µ µ− ≠ 0

(24)

MA ≠ 0,

maka M <N" esensial.

Sifat 3.30. Misalkan MN, maka merupakan perluasan esensial maksimal mutlak dari

N

M jika dan hanya jika tidak memiliki perluasan esensial sejati.

N

Bukti

( )

. Pembuktian ini akan menggunakan metode kontraposisi, sehingga

hipotesisnya menjadi jika memiliki perluasan esensial sejati, maka bukan perluasan esensial maksimal mutlak dari

N N

M . Misalkan N< esensial dengan P . Karena

NP MN dan N< esensial, maka P M <P esensial. Akibatnya bukan perluasan esensial maksimal mutlak dari

N M.

Bukti

( )

. Pembuktian ini pun akan menggunakan metode kontraposisi,

sehingga hipotesisnya menjadi jika bukan perluasan esensial maksimal mutlak dari

N

M , maka memiliki perluasan esensial sejati. Karena bukan perluasan esensial maksimal mutlak dari

N N

M , maka terdapat himpunan sedemikian sehingga dengan

P

N <P N ≠ dan P M <P esensial. Karena M <P esensial dan M ≤ < , maka N P N <P esensial. Karena N< esensial danP , maka merupakan perluasan esensial sejati dari .

NP P

N

Lemma 3.31. Misalkan M <E dan M ≠ . Misalkan 0 TE adalah submodul maksimal yang memenuhi M∩ = , maka T 0

(

MT

)

/TE T/ esensial.

Bukti. Pembuktian Lemma ini akan menggunakan metode kontradiksi. Andaikan

(

MT

)

/TE T/ tidak esensial, maka terdapat KE dengan T K

sedemikian sehingga

{

<

}

/

TK T < /T dan E

(

MT

)

/T

(

K T/

) { }

= T . Akibatnya

(

MT

)

∩ = , K T M ∩ ⊆K

(

MT

)

∩ = , dan MK T ∩ ⊆K M.

(25)

Dengan demikian, M∩ ⊆ ∩K T M =0 dan M∩ = . Karena K 0 K T/ ≠

{ }

T , maka KT. Hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa T submodul maksimal yang memenuhi M∩ = . Jadi, pengandaian bahwa T 0

(

MT

)

/TE T/ tidak esensial salah, haruslah

(

MT

)

/TE/T esensial.

Proposisi 3.32. Misalkan M sebarang modul dan M ≠ , maka 0

M injektif ⇔ M tidak memiliki perluasan esensial sejati

Bukti

( )

. Misalkan M ≤ esensial. Karena V M injektif, maka V M , untuk suatu T . Karena

T

= ⊕

V

M∩ = dan M VT 0 ≤ esensial, maka . Akibatnya,

0 T = M = . Jadi, V M tidak memiliki perluasan esensial sejati.

Bukti

( )

. Misalkan ME dengan E injektif. Modul E injektif dijamin ada oleh Akibat 3.17. Misalkan T <E adalah submodul maksimal yang memenuhi M∩ =T 0. Berdasarkan Lemma 3.31, M

(

MT

)

/TE T/ esensial. Karena hal tersebut dan M tidak memiliki perluasan esensial maksimal, maka

(

MT

)

/T =E T/ , maka M⊕ = . Karena T E E injektif, maka berdasarkan Akibat 3.3, M injektif.

Proposisi 3.33. Setiap modul M memiliki perluasan esensial maksimal mutlak.

Bukti. Misalkan ME dengan E injektif. Modul E injektif dijamin ada oleh Akibat 3.18. Misalkan N perluasan esensial maksimal dari M di E, sehingga M ≤ ≤ dan tidak memiliki perluasan esensial sejati di N E N E. Akan ditunjukkan bahwa N merupakan perluasan esensial maksimal mutlak dari M . Misalkan MNN' dengan N'⊄ dan E MN' esensial. Misalkan pula

yaitu , untuk setiap :

i NE i n

( )

=n n∈ . Pemetaan N i merupakan adalah inklusi yang satu-satu. Karena E injektif, maka terdapat µ:N'→E sedemikian

(26)

sehingga µ⏐ =N i. Karena i N: →E satu-satu, maka berdasarkan Lemma 3.28,

:N' E

µ → juga satu-satu. Akibatnya, µ:N'→µNE satu-satu pada.

' MNN µ µ µ

' MN ⊆µNE

Karena MN' esensial dan terdapat isomorfisma µ:N'→ µN, maka

'

M ≤µN esensial. Karena N perluasan esensial maksimal dari M di E, maka

'

NN . Akan ditunjukkan bahwa N =N'. Jelas bahwa . Ambil sebarang

' NN '

nN ', maka µ

( )

n' ∈µN'=N≤ 'N . Karena µ

( )

n' ∈N, maka

( )

(

n'

)

( )

µ µ =µ n . Karena ' µ satu-satu, maka µ

( )

n' = . Karena n' , maka . Akibatnya, . Karena dan , maka . Jadi, perluasan esensial maksimal mutlak dari

( )

n' N

µ ∈

'

nN N'⊆ N NN' N'⊆ N N = N'

N M. Dengan kata lain, M

memiliki perluasan esensial maksimal mutlak.

Akibat 3.34. Misalkan M sebarang modul dan I modul injektif yang memuat

M . Jika N perluasan esensial maksimal dari M di I, maka

1. N merupakan perluasan esensial maksimal mutlak dari M dan 2. N injektif.

Bukti (1). Bukti seperti pada pembuktian Proposisi 3.33.

Bukti (2). Berdasarkan Bukti (1), maka merupakan perluasan esensial maksimal mutlak dari

N

M. Akibatnya, tidak memiliki perluasan esensial sejati. Berdasarkan Proposisi 3.33, maka injektif.

N N

Definisi 3.35. Modul N adalah perluasan injektif minimal dari M jika injektif dan jika

N MK< dengan K NN ≠ , maka K tidak injektif.

(27)

Teorema 3.36. Misalkan MN , maka pernyataan-pernyataan berikut ekivalen 1. N perluasan esensial maksimal mutlak dari M,

2. N perluasan esensial dari M dan N injektif, dan 3. N perluasan injektif minimal dari M .

Bukti

(

1⇒2

)

. Jelas MN esensial. Berdasarkan Akibat 3.35, maka injektif.

N

(

2⇒3

)

. Misalkan terdapat E modul injektif sedemikian sehingga M ≤ ≤ . E N Karena E injektif dan EN , maka N = ⊕E E', untuk suatu , berdasarkan Akibat 3.17. Karena

' EN MN esensial, maka M ≤ ⊕E E' esensial. Karena EE'=0 dan ME, maka ME'= . Karena M N0 ≤ esensial dan

, maka . Akibatnya, '

EN E'=0 N = . Dengan demikian, perluasan E injektif minimal dari

N

M.

(

3⇒1

)

. Karena MN dan injektif, maka terdapat sedemikian sehingga perluasan esensial maksimal mutlak dari

N N'≤N

'

N M . Berdasarkan Akibat

3.35, maka N' injektif. Karena N perluasan injektif minimal dari M , maka . Jadi, perluasan esensial maksimal mutlak dari

'

N =N N M .

Definisi 3.37. Untuk suatu modul M, modul yang memenuhi Teorema 3.37 disebut injective hull dari

N

M .

Akibat 3.38. Misalkan ME dan M ≤ keduanya injective hull dari G M , maka EG.

Bukti. Karena E injektif, maka untuk setiap homomorfisma , terdapat homomorfisma yang merupakan perluasan dari . Begitu

E M f1: → E G f2 : → f1

(28)

juga untuk setiap homomorfisma , karena G injektif, maka terdapat yang merupakan perluasan dari . Berikut ini adalah ilustrasinya.

G M f3 : → G E f4 : → f3 f1 M E f3 f4 G f2

Karena E injektif, maka f1 = f2f3 dan karena injektif, maka . Akan

dibuktikan bahwa dan

G f3 = f4f1 1 4 2f = f f4f2 =1. Perhatikan bahwa 3 2f f = f1f2

(

f4f1

)

=

)

1 f = ⇔

(

f2f4

)

f1 1 f1 = 1. ⇔ f2f4 Begitu juga sebaliknya

= 1 4f f f3 = ⇔ f4

(

f2f3 f3 = ⇔

(

f4f2

)

f3 1 f3 = 1. ⇔ f4f2

Karena f2f4 =1 dan f4f2 =1, maka adalah invers dari dan sebaliknya juga adalah invers dari . Karena memiliki invers, maka dan adalah isomorfisma. Karena terdapat isomorfisma dari

2 f f4 f4 2 f f2 f4 E ke G, maka EG.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak

Program bimbingan di PT dilandasi oleh beberapa pertimbangan antara lain; Tugas perkembangan mahasiswa sebagai individu yang masuk pada masa usia dewasa awal, menuntut

1) Perencanaan yaitu menentukan lebih dahulu program- program SDM yang akan membantu pencapaian tujuan perusahaan. Namun, dalam proses penetapan tujuan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara umur kehamilan dengan status

Isolat bakteri penambat N non-simbiotik pada sampel tanah HTA1 memperlihatkan bentuk, tepian dan elevasi yang berbeda-beda dengan warna koloni yang didominasi oleh

Hasil penelitian predikat tingkat kesehatan bank ditinjau dari analisis CAMEL pada Bank Perkreditan Rakyat di Kecamatan Buleleng periode 2010-2012 sejalan dengan

VaR dengan Simulasi Historis dibuat dengan menggunakan data historis, maka pengguna dari model tersebut wajib melakukan pengujian untuk melihat tingkat akurasinya.Keuntungan dari

Cerita masa kecil dan foto yang diperlihatkan oleh orang tua penulis kepada penulis seperti menggambarkan cerita yang lain dengan saat ini, semasa kecil ayah