• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drainase dan Air Limbah pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Drainase dan Air Limbah pdf"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I

RP09-1303

Minggu ke - 8

JARINGAN DRAINASE DAN

JARINGAN DRAINASE DAN

SALURAN AIR KOTOR

Oleh:

(2)

Materi Kuliah

POKOK BAHASAN

a

u a

POKOK BAHASAN

Pengelolaan dan penyediaan drainase dan saluran pembuangan air kotor

SUB POKOK BAHASAN ƒ Standar kebutuhan

(3)
(4)
(5)
(6)

Jaringan Drainase

Drainase:

a

ga

a a

‰ Berasal dari kata drainage yang artinya mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air.

‰ Suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan sehingga fungsi kawasan irigasi dari suatu kawasan/lahan sehingga fungsi kawasan tidak terganggu.

(7)

Jaringan Drainase

Fungsi drainase ( Kodoatie, 2003) :

a

ga

a a

g ( , )

ƒ Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat permukiman) dari genangan air, erosi dan banjir.

ƒ Karena aliran lancar, maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko kesehatan lingkungan, bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya

(nyamuk) dan penyakit lainnya.

ƒ Kegunaan tanah permukiman padat akan menjadi lebih baik karena terhindar dari kelembaban.

karena terhindar dari kelembaban.

(8)

Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase:

a

ga

a a

Sistem jaringan drainase: ‰ Sistem drainase mayor ‰ Sistem drainase mikro ‰ Sistem drainase mikro

(9)

Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase:

a

ga

a a

Sistem jaringan drainase:

‰ Sistem drainase mayor ( primer sampai sekunder)

ƒ sistem saluran/badan/ air yangy g menampungp g dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan

(catchment area).

ƒ biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal atau sungai. ƒ merupakan penghubung antara drainase dan pengendalian

(10)

Sistem Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase:

a

ga

a a

Sistem jaringan drainase: ‰ Sistem drainase mikro

ƒ Sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yangg p g p y g menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan, dimana sebagian besar di dalam wilayah kota.

ƒ Yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah:

(11)

Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mikro dari segi konstruksi:

a a

o

Sistem drainase mikro dari segi konstruksi: ‰ Sistem saluran tertutup

ƒ Aliran air masih bersifat gravitasi (aliran pada saluran terbuka), hanya konstruksi di atasnya dibuat tertutup.

ƒ Saluran tertutup ini berupa pipa beton bertulang, besi tuang, tanah liat, plastik (PVC) atau bahan lain yang tahan karat.

ƒ Cukup baik digunakan di daerah perkotaan (padat) ƒ Cukup baik digunakan di daerah perkotaan (padat).

(12)

Sistem Drainase Mikro

‰ Sistem saluran tertutup

a a

o

‰ Sistem saluran tertutup 1. Lingkaran

ƒ Berfungsi menyalurkan limpasan air hujan maupun air limbah atau keduanya

limbah, atau keduanya.

(13)

Sistem Drainase Mikro

‰ Sistem saluran tertutup

a a

o

‰ Sistem saluran tertutup 2. Bulat telur ( oval)

ƒ Berfungsi menyalurkan air hujan dan air limbah dimana debitnya besar.

(14)

Sistem Drainase Mikro

‰ Sistem saluran tertutup

a a

o

‰ Sistem saluran tertutup 3. Persegi panjang

ƒ Berfungsi menyalurkan air hujan dalam jumlah besar dimana bagian atasnya terdapat bangunan

dimana bagian atasnya terdapat bangunan.

(15)

Sistem Drainase Mikro

Sistem drainase mikro dari segi konstruksi:

a a

o

Sistem drainase mikro dari segi konstruksi: ‰ Sistem saluran terbuka

ƒ Saluran buatan yang dibentuk dan diatur menurut fungsi dan lokasinya.

ƒ Keuntungan saluran terbuka: - Biaya pembuatan lebih rendah

- Tidak memerlukan teknologi yang rumit Pemeliharaan relatif mudah dilakukan - Pemeliharaan relatif mudah dilakukan ƒ Kerugian saluran terbuka:

- Membutuhkan lahan yang lebih luasMembutuhkan lahan yang lebih luas

(16)

Sistem Drainase Mikro

‰ Sistem saluran terbuka

a a

o

‰ Sistem saluran terbuka

1. Trapesium ƒ Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan d bit b Sif t li t

debit yang besar. Sifat alirannya terus-menerus dengan fluktuasi kecil.

ƒ Bentuk saluran ini dapat digunakan pada

d h ih k t di l h

daerah yang masih cukup tersedia lahan. 2. Kombinasi Trapesium

dengan Segi Empat ƒ

Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar dan kecil.

(17)

Sistem Drainase Mikro

‰ Sistem saluran terbuka

a a

o

‰ Sistem saluran terbuka

3. Kombinasi Trapesium

dengan Setengah Lingkaran ƒ

Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus-menerus dan berfluktuasi b d d bit i i k il

besar dengan debit minimum kecil.

ƒ Fungsi bentuk setengah lingkaran adalah untuk menampung dan mengalirkan d bit i i t b t

debit minimum tersebut.

4. Segi Empat ƒ Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.

(18)

Sistem Drainase Mikro

‰ Sistem saluran terbuka

a a

o

‰ Sistem saluran terbuka

5. Kombinasi Segi Empat

dengan Setengah Lingkaran ƒ

Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran yang tidak i l h k (t b t ) mempunyai lahan yang cukup (terbatas).

ƒ Fungsinya sama dengan bentuk (2) dan (3).

6. Setengah Lingkaran ƒ Berfungsi untuk menyalurkan air hujan untuk debit yang kecil.

(19)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan- bangunan sistem saluran drainase

a gu a

a a

Bangunan bangunan sistem saluran drainase ‰ Bangunan struktur

ƒ Bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu.

ƒ Contoh:

(20)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan- bangunan sistem saluran drainase

a gu a

a a

Bangunan bangunan sistem saluran drainase ‰ Bangunan non struktur

ƒ Bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu.

ƒ Contoh:

- Pasangan: saluran kecil tertutup, tembok talud saluran,

manhole/bak kontrol ukuran kecil, street inlet.

Tanpa pasangan: saluran tanah dan saluran tanah - Tanpa pasangan: saluran tanah dan saluran tanah

(21)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap saluran drainase

a gu a

a a

Bangunan pelengkap saluran drainase

ƒ Bangunan pelengkap diperlukan untuk melengkapi suatu sistem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu.g g

ƒ Bangunan pelengkap drainase harus kuat, fungsional, tidak menyebabkany ketidaknyamanany berkendaraan dan tidak merusak keindahan kota.

ƒ Bagian-bagiannya:

(22)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase: ‰ Catch Basin/ w atershed

ƒ Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup.

ƒ Untuk mempermudah air masuk, lokasi catch basin ditetapkan pada tempat yang rendah.

ƒ Catch basin dbuat pada tiap persimpangan jalan, tempat-tempat yang rendah dan tempat-tempat parkir

(23)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase: ‰ I nlet

ƒ Dibuat bila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar.

(24)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase:

‰ Manhole

ƒ Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup

ƒ Dibuat di setiap pertemuan, perubahan dimensi, perubahan bentuk selokan, dan setiap jarak 10-25 meter

ƒ Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis ƒ Diameter lubang biasanya 60 cm dengan tutup dari besi ƒ Diameter lubang biasanya 60 cm dengan tutup dari besi

(25)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase: ‰ Headw all

ƒ Konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk melindungi dari longsor dan erosi.

‰ Gorong- gorong

ƒ Didesain untuk mengalirkan air untuk menembus jalan raya jalan kereta api dan halangan lain

raya, jalan kereta api, dan halangan lain.

(26)
(27)
(28)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase: ‰ Bangunan terjun

ƒ Digunakan untuk menerjunkan aliran.

ƒ Dilengkapi dengan ruang olahan untuk meredam energi.

terjunan

dasar saluran semula

(29)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase: ‰ Siphon

ƒ Dibuat bila ada persilangan dengan sungai

ƒ Dalam merencanakan drainase, sebaiknya dihindari perencanaan dengan menggunakan siphon.

ƒ Selain harganya mahal, secara hidrologis juga kurang menguntungkan, karena banyak kehilangan tinggi, kecepatan rendah dan mudah tersumbat

kecepatan rendah dan mudah tersumbat.

(30)

Bangunan Sistem Drainase

Bangunan pelengkap sistem drainase:

a gu a

a a

Bangunan pelengkap sistem drainase: ‰ Bangunan got miring

ƒ Sama dengan bangunan terjun, tetapi air mengalir melalui saluran yang kemiringannya agak landai.

Got miring

(31)
(32)

Sistem Drainase

Berdasarkan cara pengaliran dan pembuangan air, dibedakan

a a

p g p g ,

menjadi:

1. Sistem Gravitasi: Untuk kemiringan yang cukup baik dan muka

air di pembuangan akhir lebih rendah daripada muka air di air di pembuangan akhir lebih rendah daripada muka air di saluran primer.

2. Sistem Pompa: Digunakan bila air tidak mengalir secara

gravitasi gravitasi.

3. Polder: Digunakan di daerah yang lebih rendah daripada

sekitarnya.

4 B ( k l ) Dit k bil k i di hili

4. Bozem ( kolam penampung): Diterapkan bila muka air di hilir

lebih tinggi dari muka air di saluran.

5. Long Storage ( saluran penampung sementara): Berfungsi

(33)

Perencanaan Jaringan Drainase

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan

a aa

a

ga

a a

y g p p p j g

drainase:

ƒ Kecukupan luas daerah resapan

ƒ Jalur sependek mungkin dengan aliran secepat mungkin untuk

ƒ Jalur sependek mungkin dengan aliran secepat mungkin untuk

mencapai tempat pembuangan.

ƒ Kecepatan aliran tanpa merusak/mengikis saluran dan tanpa

j di d d b ki 0 3 1 8 /d ik

terjadi endapan-endapan, berkisar antara 0,3 – 1,8 m/detik, sesuai keadaan tanah.

ƒ Kemiringan tebing saluran tergantung jenis tanah.

ƒ Bentuk penampang

ƒ Penyaluran aliran dari saluran-saluran drainase perkotaan tersebut

(34)

Perencanaan Jaringan Drainase

Aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan

a aa

a

ga

a a

Aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan

drainase:

‰ Aspek teknis (topografi, hidrologi, hidrolika)

‰ Aspek teknis (topografi, hidrologi, hidrolika)

‰ Aspek lingkungan

‰ Aspek ekonomi/finansial

‰ Aspek ekonomi/finansial

(35)

Perencanaan Jaringan Drainase

‰ Aspek teknis ( topografi, hidrologi, hidrolika)

a aa

a

ga

a a

‰ Aspek teknis ( topografi, hidrologi, hidrolika)

ƒ Topografi: wilayah dengan topografi datar cenderung lebih

membutuhkan jaringan drainase dibandingkan wilayah

membutuhkan jaringan drainase dibandingkan wilayah

dengan topografi terjal

ƒ Jenis Tanah: wilayah dengan jenis tanah yang tingkatJenis Tanah: wilayah dengan jenis tanah yang tingkat penyerapan airnya rendah lebih membutuhkan jaringan

drainase

(36)

Perencanaan Jaringan Drainase

‰ Aspek lingkungan

a aa

a

ga

a a

‰ Aspek lingkungan

Penggunaan lahan: wilayah dengan kawasan terbangun (built

up area) yang lebih luas cenderung kehilangan kemampuan up area) yang lebih luas cenderung kehilangan kemampuan

drainase alaminya.

‰ Aspek ekonomi/ finansial

‰ Aspek ekonomi/ finansial

Kemampuan keuangan daerah (pemda) dalam pengadaaan dan

pemeliharaan sistem jaringan drainase

p j g

‰ Aspek partisipasi masyarakat

Tingkat kepedulian masyarakat terhadap sanitasi lingkungan,g p y p g g ,

(37)

Perencanaan Jaringan Drainase

Beberapa kendala/persoalan yang dihadapi dalam perencanaan

a aa

a

ga

a a

p /p y g p p

drainase perkotaan:

ƒ Kurangnya lahan untuk pengembangan sistem drainase.

ƒ Kesulitan teknis sering timbul pada pemeliharaan saluran karena

ƒ Kesulitan teknis sering timbul pada pemeliharaan saluran karena bagian atas sudah ditutup oleh bangunan sehingga pada waktu pengerukan tidak bisa dinormalisir seluruh sistem yang ada.

ƒ Sampah domestik banyak menumpuk di saluran, sehingga mengakibatkan pengurangan kapasitas dan penyumbatan saluran.

ƒ Keterbatasan pembiayaanp y dalam pengadaan dan pemeliharaanp g p drainase.

(38)

Perencanaan Jaringan Drainase

SPM Bidang Drainase dan Pengendalian Banjir (Kepmen. Kimpraswil

a aa

a

ga

a a

g g j ( p p

No.534 Tahun 2001)

STANDAR PELAYANAN

I NDI KATOR KUANTI TAS

KUALI TAS CAKUPAN TI NGKAT

PELAYANAN

L Tid k d ‰Di l k i ‰Tid k t j di l i

Luas genangan banjir tertangani di daerah perkotaan dan kualitas

Tidak ada

genangan banjir di daerah

kota/perkotaan > 10 H

‰Di lokasi genangan

dengan:

ƒ Tinggi genangan

rata-rata > 30

‰Tidak terjadi lagi

genangan banjir.

‰Bila terjadi

genangan, tinggi

t t

penanganan 10 Ha cm

ƒ Lama genangan

> 2 jam

‰Frekuensi kejadian

b ji 2 k li

genangan rata-rata < 30 cm, lama genangan < 2 jam.

‰Frekuensi kejadian

b ji 2 k li

banjir > 2 kali setahun

(39)

Perencanaan Jaringan Drainase

‰ Indikator tingkat pelayanan jaringan drainase perkotaan:

a aa

a

ga

a a

‰ Indikator tingkat pelayanan jaringan drainase perkotaan:

ƒ Tidak ada genangan banjir di daerah kota/perkotaan > 10 Ha

ƒ Bila terjadi genangan banjir, tinggi genangan rata-rata <30 cmBila terjadi genangan banjir, tinggi genangan rata rata <30 cm

ƒ Bila terjadi genangan banjir, lama genangan air < 2 jam

ƒ Frekuensi terjadi genangan < 2 kali setahun.Frekuensi terjadi genangan 2 kali setahun.

‰ Indikasi penanganan genangan banjir:

ƒ Genangan < 10 Hag Æ penanganan drainase mikrop g

(40)

Perencanaan Sistem Drainase

‰ Permintaan (demand) terhadap jaringan drainase didekati dari

a aa

a a

e taa (de a d) te adap ja ga d a ase d de at da

perhitungan debit banjir (laju aliran permukaan puncak).

‰ Tinggi rendahnya debit banjir (limpasan/gg y j ( p /runoff) berbanding) g lurus dengan koefisien limpasan yang dipengaruhi oleh topografi, permeabilitas tanah, penutup lahan, dan tata guna tanah.

‰ Dengan asumsi intensitas hujan merata di semua tempat, maka

f

(41)
(42)

Perencanaan Sistem Drainase

Perkiraan laju aliran permukaan puncak dengan Metode

a aa

a a

Perkiraan laju aliran permukaan puncak dengan Metode Rasional:

Qp = 0,002778 x C x I x A

Qp ,

Dimana:

Qp = laju aliran permukaan (debit) puncak, m3/detik

Qp j p ( ) p ,

C = koefisien aliran permukaan, (0 ≤ C ≤ 1) I = intensitas hujan, mm/jam

(43)

Perencanaan Sistem Drainase

Jika daerah tangkapan air (DAS) terdiri dari berbagai macam

a aa

a a

Jika daerah tangkapan air (DAS) terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan yang berbeda, maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dihitung dengan persamaan berikut:

Dimana:

Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i

Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i

(44)

Perencanaan Sistem Drainase

Contoh Soal:

a aa

a a

Co to Soa

Suatu area seluas 450 Ha memiliki komposisi guna tanah seperti tabel berikut. Perkirakan debit puncak yang terjadi jika intensitas hujan dengan kala ulang 25-tahunan sebesar 90 mm/jam?

No. Jenis Tata Guna

Tanah Luas ( Ai)

Koefisien

Limpasan ( Ci) Ai x Ci

Tanah Limpasan ( Ci)

1. Lahan terbuka (taman) 140 Ha 0,20 28,00

2. Hutan 128 Ha 0,15 19,20

3. Perumahan 90 Ha 0,35 31,50

4. Industri berat 42 Ha 0,90 37,80

5. Jalan aspalp 50 Ha 0,80, 40,00,

(45)

Perencanaan Sistem Drainase

Jadi, area ini memerlukan drainase yang memiliki debit ≥ 36,13

/d k

m3/detik.

Cara 2:

C DAS 140x0 20 + 128x0 15 + 90x0 35 + 42x0 90 + 40x0 80

C DAS = 140x0,20 + 128x0,15 + 90x0,35 + 42x0,90 + 40x0,80 140 + 128 + 90 + 42 + 50

C DAS = 0,35,

(46)

Ai

Ai Li b h

Li b h

Air

(47)

Definisi Air Limbah

e

s

ba

Air Limbah Domestik: Air Limbah Domestik:

‰ Air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau semula, baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci, dimana kuantitasnya antara 50-70% dari rata-rata pemakaian airy p bersih (Kodoatie, 2003).

(48)

Definisi Air Limbah

e

s

ba

Kualitas Air Limbah Domestik: Kualitas Air Limbah Domestik:

‰ Kualitas/sifat fisik air buangan domestik pada umumnya dinyatakan dalam temperatur warna bau dan kekeruhan

dinyatakan dalam temperatur, warna, bau dan kekeruhan.

(49)

Karakteristik Fisik Air Limbah

a a te st

s

ba

Parameter Penjelasanj

Temperatur Suhu dan air buangan biasanya sedikit lebih tinggi dari air minum. Temperatur ini dapat

mempengaruhi aktifitas microbial, solubilitas darip g , gas dan viskositas.

Warna Air buangan segar biasanya berwarna agak abu-abu. Dalam kondisi septic, air buangan akanp , g

berwarna hitam.

Bau Air buangan segar biasanya mempunyai bau seperti sabun atau bau lemak. Dalam kondisi septic, akan berbau Sulfur dan kurang sedap.

(50)

Karakteristik Kimiawi Air Limbah

a a te st

a

ba

Parameter Konsentrasi Parameter

( mg/ L) Kuat Medium Lemah

Total zat padat (TS)

ƒ Zat padat terlarut (DS)

1200 ƒ Zat padat terlarut (DS)

ƒ Zat pada tersuspensi (SS)

850

BOD5 400 220 110

TOC 290 160 80

TOC 290 160 80

COD 1000 500 250

N total 85 40 20

P total 15 8 4

Cl¯ 100 50 30

Alkalinity (CaCO3) 200 100 50

Alkalinity (CaCO3) 200 100 50

(51)

Sistem Pembuangan Air Limbah

S ste

e bua ga

ba

Sistem pembuangan air limbah domestik:p g

‰ Sistem pembuangan setempat

ƒ Fasilitas pembuangan air limbah yang berada di dalam

d h l l (b h d l k )

daerah persil pelayanannya (batas tanah yang dimiliki).

ƒ Contoh: sistem cubluk atau tangki septik

‰ Sistem pembuangan terpusat

‰ Sistem pembuangan terpusat

ƒ Sistem pembuangan yang berada di luar persil.

(52)

Sistem Pembuangan Air Limbah

S ste

e bua ga

ba

Sistem pembuangan setempatp g p

‰ Keuntungan

ƒ Biaya pembuatan murah

Bi dib l h ib di/

ƒ Biasanya dibuat oleh pribadi/swasta

ƒ Teknologi cukup sederhana

ƒ Sistem sangat privasi karena terletak pada persilnyaSistem sangat privasi karena terletak pada persilnya

ƒ Operasi dan pemeliharaan dilakukan secara pribadi

‰ Kerugian

ƒ Tidak selalu cocok di semua daerah

ƒ Sukar mengontrol operasi dan pemeliharaan

Bil d li tid k k i li b h

(53)

Sistem Pembuangan Air Limbah

S ste

e bua ga

ba

Sistem pembuangan terpusatp g p

‰ Keuntungan

ƒ Pelayanan lebih nyaman

M i li b h d ik

ƒ Menampung semua air limbah domestik

ƒ Pencemaran air tanah dan lingkungan dapat dihindari

ƒ Cocok untuk daerah dengan tingkat kepadatan tinggiCocok untuk daerah dengan tingkat kepadatan tinggi

ƒ Masa/umur pemakaian relatif lebih lama

‰ Kerugian

ƒ Memerlukan biaya tinggi

ƒ Memerlukan tenaga terampil dan perencanaan untuk O&P Nil i f t k t lih t bil i t t l h b j l d

(54)

Sistem Pembuangan Air Limbah

S ste

e bua ga

ba

SPM Bidang Air Limbah (Kepmen. Kimpraswil No.534 Tahun 2001)g ( p p )

I NDI KATOR

STANDAR PELAYANAN

KUANTI TAS

CAKUPAN TI NGKAT PELAYANAN Tingkat penyediaan

sarana sanitasi terhadap

80% dari jumlah

penduduk ‰

Sarana sanitasi

individual dan komunal: jumlah penduduk/

kota/perkotaan (mixed sanitation system) dan kualitas penanganan

kota/perkotaan ƒ Toilet

RT/Jamban/MCK

ƒ Septik Tank

‰ Penanganan lumpur

kualitas penanganan ‰ Penanganan lumpur

tinja untuk mendukung onsite system:

ƒ Truk tinja

(55)

Sistem Pembuangan Air Limbah

S ste

e bua ga

ba

SPM Bidang Air Limbah (Kepmen. Kimpraswil No.534 Tahun 2001)g ( p p )

STANDAR PELAYANAN KUALI TAS

ƒ Separasi antaraSeparasi antara greywatergreywater (mandi cucian) terhadap(mandi, cucian) terhadap black waterblack water (kakus)(kakus).

ƒ Penyaluran black water yang baik ke septik tank, tanpa ada kebocoran dan bau.

Tid k d b l / i ti j d i tik t k k i

ƒ Tidak ada rembesan langsung/pencemaran air tinja dari septik tank ke air tanah.

ƒ Efisien removal BOD dan SS >=85%.

ƒ Tidak ada komplain terhadap permintaan penyedotan dan pengangkutan lumpur tinja.

(56)

Sistem Pembuangan Air Limbah

S ste

e bua ga

ba

SPM Bidang Air Limbah (Kepmen. Kimpraswil No.534 Tahung ( p p 2001)

ƒ Sistem onsite lebih diarahkan untuk kota sedang dan kecil dengan kepadatan rata-rata > = 200 jiwa/ha, dengan taraf muka air tanah > 2 m, dan potensi cost recovery yang belum mendukung untuk full sewerage system

mendukung untuk full sewerage system.

(57)
(58)

Persoalan Pengelolaan Air Limbah

e soa a

e ge o aa

ba

Persoalan yang muncul pada pengelolaan air limbah terpusat:y g p p g p

ƒ Aspek Kelembagaan: bentuk kelembagaan yang cocok dengan kewenangan dan SDM, jumlah dan kualifikasinya.

ƒ Aspek Teknis Operasional: keterbatasan sarana dan prasarana truk tinja, IPLT, IPAL.

ƒ Asek Pembiayaan: ketidakseimbangan biaya Operation dan Management dengan besarnya penerimaan retribusi.

A k P t tid k d l f t d l

ƒ Aspek Pengaturan: tidak adanya law enforcement dalam pengelolaan limbah berwawasan lingkungan.

ƒ Aspek Peran Serta Masyarakat: rendahnya kesadaran

(59)

Referensi

e e e s

1. Kodoatie,, R.J. (2003).( ) Manajemenj dan Rekayasay I nfrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2. Suripin (2003). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan Yogyakarta: Penerbit ANDI

Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

3. PP No.16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM.

4 Kepmen Kimpraswil No 534 Tahun 2001 tentang Standar 4. Kepmen. Kimpraswil No. 534 Tahun 2001 tentang Standar

(60)

Th

k

Th

k

Referensi

Dokumen terkait

Sejak didirikan, YSC tidak hanya menjadi lembaga yang mendokumentasikan kegiatan orang lain, tetapi juga menginisiasi program yang mendukung perupa usia muda dengan kecenderungan

Tes gerak dasar dan Tes kebugaran jasmani yang digunakan adalah tes yang sudah terstandar yaitu tes motor ability untuk sekolah dasar dan tingkat kebugaran

- Sekolah dapat berkembang karena didukung oleh sumber daya manusia (yang ahli di bidangnya). - Pencapaian target tujuan pendidikan lebih besar akan tercapai. Sarana

Jadi untuk dapat database WA, Anda perlu pikirkan lead magnet atau penawaran yang akan memancing target pasar menghubungi WA Anda.. Setelah umpannya ada, masuk ke

Setiap orang, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara dan/atau penanggung jawab tempat/kegiatan dan fasilitas umum yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 11

b. SMP, SMPLB, SMA, SMALB, dan SMK, sesuai dengan yang tercantum pada Ijazah yang diperoleh dari jenjang pendidikan sebelumnya, atau sesuai akte kelahiran/dokumen

Setelah dijelaskan dengan video pembelajaran melalui platform YouTube, siswa mampu menyajikan informasi tentang peran Indonesia dalam berbagai bentuk kerja sama di

Istilah perkolasi barasal dari bahasa latin per yang artinya “melalui” dan colare yang artinya “merembes”, secara umum dapat dinyatakan sebagai proses di mana obat yang sudah