PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I
RP09-1303
Minggu ke - 8
JARINGAN DRAINASE DAN
JARINGAN DRAINASE DAN
SALURAN AIR KOTOR
Oleh:
Materi Kuliah
POKOK BAHASAN
a
u a
POKOK BAHASAN
Pengelolaan dan penyediaan drainase dan saluran pembuangan air kotor
SUB POKOK BAHASAN Standar kebutuhan
Jaringan Drainase
Drainase:
a
ga
a a
Berasal dari kata drainage yang artinya mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air.
Suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan sehingga fungsi kawasan irigasi dari suatu kawasan/lahan sehingga fungsi kawasan tidak terganggu.
Jaringan Drainase
Fungsi drainase ( Kodoatie, 2003) :
a
ga
a a
g ( , )
Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat permukiman) dari genangan air, erosi dan banjir.
Karena aliran lancar, maka drainase juga berfungsi memperkecil resiko kesehatan lingkungan, bebas dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya
(nyamuk) dan penyakit lainnya.
Kegunaan tanah permukiman padat akan menjadi lebih baik karena terhindar dari kelembaban.
karena terhindar dari kelembaban.
Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase:
a
ga
a a
Sistem jaringan drainase: Sistem drainase mayor Sistem drainase mikro Sistem drainase mikro
Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase:
a
ga
a a
Sistem jaringan drainase:
Sistem drainase mayor ( primer sampai sekunder)
sistem saluran/badan/ air yangy g menampungp g dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan
(catchment area).
biasanya sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal atau sungai. merupakan penghubung antara drainase dan pengendalian
Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase:
a
ga
a a
Sistem jaringan drainase: Sistem drainase mikro
Sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yangg p g p y g menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan, dimana sebagian besar di dalam wilayah kota.
Yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah:
Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro dari segi konstruksi:
a a
o
Sistem drainase mikro dari segi konstruksi: Sistem saluran tertutup
Aliran air masih bersifat gravitasi (aliran pada saluran terbuka), hanya konstruksi di atasnya dibuat tertutup.
Saluran tertutup ini berupa pipa beton bertulang, besi tuang, tanah liat, plastik (PVC) atau bahan lain yang tahan karat.
Cukup baik digunakan di daerah perkotaan (padat) Cukup baik digunakan di daerah perkotaan (padat).
Sistem Drainase Mikro
Sistem saluran tertutup
a a
o
Sistem saluran tertutup 1. Lingkaran
Berfungsi menyalurkan limpasan air hujan maupun air limbah atau keduanya
limbah, atau keduanya.
Sistem Drainase Mikro
Sistem saluran tertutup
a a
o
Sistem saluran tertutup 2. Bulat telur ( oval)
Berfungsi menyalurkan air hujan dan air limbah dimana debitnya besar.
Sistem Drainase Mikro
Sistem saluran tertutup
a a
o
Sistem saluran tertutup 3. Persegi panjang
Berfungsi menyalurkan air hujan dalam jumlah besar dimana bagian atasnya terdapat bangunan
dimana bagian atasnya terdapat bangunan.
Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro dari segi konstruksi:
a a
o
Sistem drainase mikro dari segi konstruksi: Sistem saluran terbuka
Saluran buatan yang dibentuk dan diatur menurut fungsi dan lokasinya.
Keuntungan saluran terbuka: - Biaya pembuatan lebih rendah
- Tidak memerlukan teknologi yang rumit Pemeliharaan relatif mudah dilakukan - Pemeliharaan relatif mudah dilakukan Kerugian saluran terbuka:
- Membutuhkan lahan yang lebih luasMembutuhkan lahan yang lebih luas
Sistem Drainase Mikro
Sistem saluran terbuka
a a
o
Sistem saluran terbuka
1. Trapesium Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan d bit b Sif t li t
debit yang besar. Sifat alirannya terus-menerus dengan fluktuasi kecil.
Bentuk saluran ini dapat digunakan pada
d h ih k t di l h
daerah yang masih cukup tersedia lahan. 2. Kombinasi Trapesium
dengan Segi Empat
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar dan kecil.
Sistem Drainase Mikro
Sistem saluran terbuka
a a
o
Sistem saluran terbuka
3. Kombinasi Trapesium
dengan Setengah Lingkaran
Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus-menerus dan berfluktuasi b d d bit i i k il
besar dengan debit minimum kecil.
Fungsi bentuk setengah lingkaran adalah untuk menampung dan mengalirkan d bit i i t b t
debit minimum tersebut.
4. Segi Empat Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
Sistem Drainase Mikro
Sistem saluran terbuka
a a
o
Sistem saluran terbuka
5. Kombinasi Segi Empat
dengan Setengah Lingkaran
Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran yang tidak i l h k (t b t ) mempunyai lahan yang cukup (terbatas).
Fungsinya sama dengan bentuk (2) dan (3).
6. Setengah Lingkaran Berfungsi untuk menyalurkan air hujan untuk debit yang kecil.
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan- bangunan sistem saluran drainase
a gu a
a a
Bangunan bangunan sistem saluran drainase Bangunan struktur
Bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu.
Contoh:
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan- bangunan sistem saluran drainase
a gu a
a a
Bangunan bangunan sistem saluran drainase Bangunan non struktur
Bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu.
Contoh:
- Pasangan: saluran kecil tertutup, tembok talud saluran,
manhole/bak kontrol ukuran kecil, street inlet.
Tanpa pasangan: saluran tanah dan saluran tanah - Tanpa pasangan: saluran tanah dan saluran tanah
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap saluran drainase
a gu a
a a
Bangunan pelengkap saluran drainase
Bangunan pelengkap diperlukan untuk melengkapi suatu sistem saluran untuk fungsi-fungsi tertentu.g g
Bangunan pelengkap drainase harus kuat, fungsional, tidak menyebabkany ketidaknyamanany berkendaraan dan tidak merusak keindahan kota.
Bagian-bagiannya:
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase: Catch Basin/ w atershed
Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup.
Untuk mempermudah air masuk, lokasi catch basin ditetapkan pada tempat yang rendah.
Catch basin dbuat pada tiap persimpangan jalan, tempat-tempat yang rendah dan tempat-tempat parkir
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase: I nlet
Dibuat bila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar.
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase:
Manhole
Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup
Dibuat di setiap pertemuan, perubahan dimensi, perubahan bentuk selokan, dan setiap jarak 10-25 meter
Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis Diameter lubang biasanya 60 cm dengan tutup dari besi Diameter lubang biasanya 60 cm dengan tutup dari besi
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase: Headw all
Konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang dimaksudkan untuk melindungi dari longsor dan erosi.
Gorong- gorong
Didesain untuk mengalirkan air untuk menembus jalan raya jalan kereta api dan halangan lain
raya, jalan kereta api, dan halangan lain.
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase: Bangunan terjun
Digunakan untuk menerjunkan aliran.
Dilengkapi dengan ruang olahan untuk meredam energi.
terjunan
dasar saluran semula
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase: Siphon
Dibuat bila ada persilangan dengan sungai
Dalam merencanakan drainase, sebaiknya dihindari perencanaan dengan menggunakan siphon.
Selain harganya mahal, secara hidrologis juga kurang menguntungkan, karena banyak kehilangan tinggi, kecepatan rendah dan mudah tersumbat
kecepatan rendah dan mudah tersumbat.
Bangunan Sistem Drainase
Bangunan pelengkap sistem drainase:
a gu a
a a
Bangunan pelengkap sistem drainase: Bangunan got miring
Sama dengan bangunan terjun, tetapi air mengalir melalui saluran yang kemiringannya agak landai.
Got miring
Sistem Drainase
Berdasarkan cara pengaliran dan pembuangan air, dibedakan
a a
p g p g ,
menjadi:
1. Sistem Gravitasi: Untuk kemiringan yang cukup baik dan muka
air di pembuangan akhir lebih rendah daripada muka air di air di pembuangan akhir lebih rendah daripada muka air di saluran primer.
2. Sistem Pompa: Digunakan bila air tidak mengalir secara
gravitasi gravitasi.
3. Polder: Digunakan di daerah yang lebih rendah daripada
sekitarnya.
4 B ( k l ) Dit k bil k i di hili
4. Bozem ( kolam penampung): Diterapkan bila muka air di hilir
lebih tinggi dari muka air di saluran.
5. Long Storage ( saluran penampung sementara): Berfungsi
Perencanaan Jaringan Drainase
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan
a aa
a
ga
a a
y g p p p j g
drainase:
Kecukupan luas daerah resapan
Jalur sependek mungkin dengan aliran secepat mungkin untuk
Jalur sependek mungkin dengan aliran secepat mungkin untuk
mencapai tempat pembuangan.
Kecepatan aliran tanpa merusak/mengikis saluran dan tanpa
j di d d b ki 0 3 1 8 /d ik
terjadi endapan-endapan, berkisar antara 0,3 – 1,8 m/detik, sesuai keadaan tanah.
Kemiringan tebing saluran tergantung jenis tanah.
Bentuk penampang
Penyaluran aliran dari saluran-saluran drainase perkotaan tersebut
Perencanaan Jaringan Drainase
Aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan
a aa
a
ga
a a
Aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jaringan
drainase:
Aspek teknis (topografi, hidrologi, hidrolika)
Aspek teknis (topografi, hidrologi, hidrolika)
Aspek lingkungan
Aspek ekonomi/finansial
Aspek ekonomi/finansial
Perencanaan Jaringan Drainase
Aspek teknis ( topografi, hidrologi, hidrolika)
a aa
a
ga
a a
Aspek teknis ( topografi, hidrologi, hidrolika)
Topografi: wilayah dengan topografi datar cenderung lebih
membutuhkan jaringan drainase dibandingkan wilayah
membutuhkan jaringan drainase dibandingkan wilayah
dengan topografi terjal
Jenis Tanah: wilayah dengan jenis tanah yang tingkatJenis Tanah: wilayah dengan jenis tanah yang tingkat penyerapan airnya rendah lebih membutuhkan jaringan
drainase
Perencanaan Jaringan Drainase
Aspek lingkungan
a aa
a
ga
a a
Aspek lingkungan
Penggunaan lahan: wilayah dengan kawasan terbangun (built
up area) yang lebih luas cenderung kehilangan kemampuan up area) yang lebih luas cenderung kehilangan kemampuan
drainase alaminya.
Aspek ekonomi/ finansial
Aspek ekonomi/ finansial
Kemampuan keuangan daerah (pemda) dalam pengadaaan dan
pemeliharaan sistem jaringan drainase
p j g
Aspek partisipasi masyarakat
Tingkat kepedulian masyarakat terhadap sanitasi lingkungan,g p y p g g ,
Perencanaan Jaringan Drainase
Beberapa kendala/persoalan yang dihadapi dalam perencanaan
a aa
a
ga
a a
p /p y g p p
drainase perkotaan:
Kurangnya lahan untuk pengembangan sistem drainase.
Kesulitan teknis sering timbul pada pemeliharaan saluran karena
Kesulitan teknis sering timbul pada pemeliharaan saluran karena bagian atas sudah ditutup oleh bangunan sehingga pada waktu pengerukan tidak bisa dinormalisir seluruh sistem yang ada.
Sampah domestik banyak menumpuk di saluran, sehingga mengakibatkan pengurangan kapasitas dan penyumbatan saluran.
Keterbatasan pembiayaanp y dalam pengadaan dan pemeliharaanp g p drainase.
Perencanaan Jaringan Drainase
SPM Bidang Drainase dan Pengendalian Banjir (Kepmen. Kimpraswil
a aa
a
ga
a a
g g j ( p p
No.534 Tahun 2001)
STANDAR PELAYANAN
I NDI KATOR KUANTI TAS
KUALI TAS CAKUPAN TI NGKAT
PELAYANAN
L Tid k d Di l k i Tid k t j di l i
Luas genangan banjir tertangani di daerah perkotaan dan kualitas
Tidak ada
genangan banjir di daerah
kota/perkotaan > 10 H
Di lokasi genangan
dengan:
Tinggi genangan
rata-rata > 30
Tidak terjadi lagi
genangan banjir.
Bila terjadi
genangan, tinggi
t t
penanganan 10 Ha cm
Lama genangan
> 2 jam
Frekuensi kejadian
b ji 2 k li
genangan rata-rata < 30 cm, lama genangan < 2 jam.
Frekuensi kejadian
b ji 2 k li
banjir > 2 kali setahun
Perencanaan Jaringan Drainase
Indikator tingkat pelayanan jaringan drainase perkotaan:
a aa
a
ga
a a
Indikator tingkat pelayanan jaringan drainase perkotaan:
Tidak ada genangan banjir di daerah kota/perkotaan > 10 Ha
Bila terjadi genangan banjir, tinggi genangan rata-rata <30 cmBila terjadi genangan banjir, tinggi genangan rata rata <30 cm
Bila terjadi genangan banjir, lama genangan air < 2 jam
Frekuensi terjadi genangan < 2 kali setahun.Frekuensi terjadi genangan 2 kali setahun.
Indikasi penanganan genangan banjir:
Genangan < 10 Hag Æ penanganan drainase mikrop g
Perencanaan Sistem Drainase
Permintaan (demand) terhadap jaringan drainase didekati dari
a aa
a a
e taa (de a d) te adap ja ga d a ase d de at da
perhitungan debit banjir (laju aliran permukaan puncak).
Tinggi rendahnya debit banjir (limpasan/gg y j ( p /runoff) berbanding) g lurus dengan koefisien limpasan yang dipengaruhi oleh topografi, permeabilitas tanah, penutup lahan, dan tata guna tanah.
Dengan asumsi intensitas hujan merata di semua tempat, maka
f
Perencanaan Sistem Drainase
Perkiraan laju aliran permukaan puncak dengan Metode
a aa
a a
Perkiraan laju aliran permukaan puncak dengan Metode Rasional:
Qp = 0,002778 x C x I x A
Qp ,
Dimana:
Qp = laju aliran permukaan (debit) puncak, m3/detik
Qp j p ( ) p ,
C = koefisien aliran permukaan, (0 ≤ C ≤ 1) I = intensitas hujan, mm/jam
Perencanaan Sistem Drainase
Jika daerah tangkapan air (DAS) terdiri dari berbagai macam
a aa
a a
Jika daerah tangkapan air (DAS) terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan yang berbeda, maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dihitung dengan persamaan berikut:
Dimana:
Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah i
Ci = koefisien aliran permukaan jenis penutup tanah i
Perencanaan Sistem Drainase
Contoh Soal:
a aa
a a
Co to Soa
Suatu area seluas 450 Ha memiliki komposisi guna tanah seperti tabel berikut. Perkirakan debit puncak yang terjadi jika intensitas hujan dengan kala ulang 25-tahunan sebesar 90 mm/jam?
No. Jenis Tata Guna
Tanah Luas ( Ai)
Koefisien
Limpasan ( Ci) Ai x Ci
Tanah Limpasan ( Ci)
1. Lahan terbuka (taman) 140 Ha 0,20 28,00
2. Hutan 128 Ha 0,15 19,20
3. Perumahan 90 Ha 0,35 31,50
4. Industri berat 42 Ha 0,90 37,80
5. Jalan aspalp 50 Ha 0,80, 40,00,
Perencanaan Sistem Drainase
Jadi, area ini memerlukan drainase yang memiliki debit ≥ 36,13
/d k
m3/detik.
Cara 2:
C DAS 140x0 20 + 128x0 15 + 90x0 35 + 42x0 90 + 40x0 80
C DAS = 140x0,20 + 128x0,15 + 90x0,35 + 42x0,90 + 40x0,80 140 + 128 + 90 + 42 + 50
C DAS = 0,35,
Ai
Ai Li b h
Li b h
Air
Definisi Air Limbah
e
s
ba
Air Limbah Domestik: Air Limbah Domestik:
Air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau semula, baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci, dimana kuantitasnya antara 50-70% dari rata-rata pemakaian airy p bersih (Kodoatie, 2003).
Definisi Air Limbah
e
s
ba
Kualitas Air Limbah Domestik: Kualitas Air Limbah Domestik:
Kualitas/sifat fisik air buangan domestik pada umumnya dinyatakan dalam temperatur warna bau dan kekeruhan
dinyatakan dalam temperatur, warna, bau dan kekeruhan.
Karakteristik Fisik Air Limbah
a a te st
s
ba
Parameter Penjelasanj
Temperatur Suhu dan air buangan biasanya sedikit lebih tinggi dari air minum. Temperatur ini dapat
mempengaruhi aktifitas microbial, solubilitas darip g , gas dan viskositas.
Warna Air buangan segar biasanya berwarna agak abu-abu. Dalam kondisi septic, air buangan akanp , g
berwarna hitam.
Bau Air buangan segar biasanya mempunyai bau seperti sabun atau bau lemak. Dalam kondisi septic, akan berbau Sulfur dan kurang sedap.
Karakteristik Kimiawi Air Limbah
a a te st
a
ba
Parameter Konsentrasi Parameter
( mg/ L) Kuat Medium Lemah
Total zat padat (TS)
Zat padat terlarut (DS)
1200 Zat padat terlarut (DS)
Zat pada tersuspensi (SS)
850
BOD5 400 220 110
TOC 290 160 80
TOC 290 160 80
COD 1000 500 250
N total 85 40 20
P total 15 8 4
Cl¯ 100 50 30
Alkalinity (CaCO3) 200 100 50
Alkalinity (CaCO3) 200 100 50
Sistem Pembuangan Air Limbah
S ste
e bua ga
ba
Sistem pembuangan air limbah domestik:p g
Sistem pembuangan setempat
Fasilitas pembuangan air limbah yang berada di dalam
d h l l (b h d l k )
daerah persil pelayanannya (batas tanah yang dimiliki).
Contoh: sistem cubluk atau tangki septik
Sistem pembuangan terpusat
Sistem pembuangan terpusat
Sistem pembuangan yang berada di luar persil.
Sistem Pembuangan Air Limbah
S ste
e bua ga
ba
Sistem pembuangan setempatp g p
Keuntungan
Biaya pembuatan murah
Bi dib l h ib di/
Biasanya dibuat oleh pribadi/swasta
Teknologi cukup sederhana
Sistem sangat privasi karena terletak pada persilnyaSistem sangat privasi karena terletak pada persilnya
Operasi dan pemeliharaan dilakukan secara pribadi
Kerugian
Tidak selalu cocok di semua daerah
Sukar mengontrol operasi dan pemeliharaan
Bil d li tid k k i li b h
Sistem Pembuangan Air Limbah
S ste
e bua ga
ba
Sistem pembuangan terpusatp g p
Keuntungan
Pelayanan lebih nyaman
M i li b h d ik
Menampung semua air limbah domestik
Pencemaran air tanah dan lingkungan dapat dihindari
Cocok untuk daerah dengan tingkat kepadatan tinggiCocok untuk daerah dengan tingkat kepadatan tinggi
Masa/umur pemakaian relatif lebih lama
Kerugian
Memerlukan biaya tinggi
Memerlukan tenaga terampil dan perencanaan untuk O&P Nil i f t k t lih t bil i t t l h b j l d
Sistem Pembuangan Air Limbah
S ste
e bua ga
ba
SPM Bidang Air Limbah (Kepmen. Kimpraswil No.534 Tahun 2001)g ( p p )
I NDI KATOR
STANDAR PELAYANAN
KUANTI TAS
CAKUPAN TI NGKAT PELAYANAN Tingkat penyediaan
sarana sanitasi terhadap
80% dari jumlah
penduduk
Sarana sanitasi
individual dan komunal: jumlah penduduk/
kota/perkotaan (mixed sanitation system) dan kualitas penanganan
kota/perkotaan Toilet
RT/Jamban/MCK
Septik Tank
Penanganan lumpur
kualitas penanganan Penanganan lumpur
tinja untuk mendukung onsite system:
Truk tinja
Sistem Pembuangan Air Limbah
S ste
e bua ga
ba
SPM Bidang Air Limbah (Kepmen. Kimpraswil No.534 Tahun 2001)g ( p p )
STANDAR PELAYANAN KUALI TAS
Separasi antaraSeparasi antara greywatergreywater (mandi cucian) terhadap(mandi, cucian) terhadap black waterblack water (kakus)(kakus).
Penyaluran black water yang baik ke septik tank, tanpa ada kebocoran dan bau.
Tid k d b l / i ti j d i tik t k k i
Tidak ada rembesan langsung/pencemaran air tinja dari septik tank ke air tanah.
Efisien removal BOD dan SS >=85%.
Tidak ada komplain terhadap permintaan penyedotan dan pengangkutan lumpur tinja.
Sistem Pembuangan Air Limbah
S ste
e bua ga
ba
SPM Bidang Air Limbah (Kepmen. Kimpraswil No.534 Tahung ( p p 2001)
Sistem onsite lebih diarahkan untuk kota sedang dan kecil dengan kepadatan rata-rata > = 200 jiwa/ha, dengan taraf muka air tanah > 2 m, dan potensi cost recovery yang belum mendukung untuk full sewerage system
mendukung untuk full sewerage system.
Persoalan Pengelolaan Air Limbah
e soa a
e ge o aa
ba
Persoalan yang muncul pada pengelolaan air limbah terpusat:y g p p g p
Aspek Kelembagaan: bentuk kelembagaan yang cocok dengan kewenangan dan SDM, jumlah dan kualifikasinya.
Aspek Teknis Operasional: keterbatasan sarana dan prasarana truk tinja, IPLT, IPAL.
Asek Pembiayaan: ketidakseimbangan biaya Operation dan Management dengan besarnya penerimaan retribusi.
A k P t tid k d l f t d l
Aspek Pengaturan: tidak adanya law enforcement dalam pengelolaan limbah berwawasan lingkungan.
Aspek Peran Serta Masyarakat: rendahnya kesadaran
Referensi
e e e s
1. Kodoatie,, R.J. (2003).( ) Manajemenj dan Rekayasay I nfrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Suripin (2003). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan Yogyakarta: Penerbit ANDI
Berkelanjutan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
3. PP No.16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM.
4 Kepmen Kimpraswil No 534 Tahun 2001 tentang Standar 4. Kepmen. Kimpraswil No. 534 Tahun 2001 tentang Standar