Opsi Desain yang Baru
Organisasi Virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang merupakan sumber luas terbesar fungsi bisnis. Dalam istilah virtual, organisasi virtual sangat tersentralisasi, dengan sedikit atau tidak ada deparmentalisasi. Protipe dari struktur virtual adalah perusahaan pembuatan film saat ini.
Pada tampilan diatas memperlihatkan bahwa organisasi virtual yang mana manajemen melakukan alih daya semua fungsi utama dari bisnis. Inti dari organisasi tersebut adalah sekelompok kecil para eksekutif yang memiliki pekerjaan untuk mengawasi secara langsung aktivitas apapun yang dilakukan di dalam kantor dan untuk mengoordinasikan hubungan dengan organisasi-organisasi lain yang memproduksi, mendistribusikan, dan melaksanakan fungsi penting lainnya bagi organisasi virtual.
Garis yang terputus-putus merepresentasikan hubungan yang umumnya dipertahankan dibawah kontrak. Pada esensinya, para manajer dalam struktur virtual menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mengoordinasikan dan mengendalikan relasi eksternal, umumnya dengan cara kaitan jaringan komputer.
sejumlah besar uang dengan menghapuskan kantor-kantor yang permanen dan peranan secara hierarki.
Kelemahan dari organisasi virtual yaitu mereka berada dalam keadaan aliran yang terus menerus dan reorganisasi, yang berarti bahwa peran, tujuan, dan tanggung jawabnya tidak jelas, menciptakan ruang bagi perilaku berpolitik. Keselerasan budaya dan berbagi tujuan akan hilang karena tingkat interaksi yang rendah diantara para anggotanya. Para anggota tim yang tersebar secara geografis dan tidak seringnya berkomunikasi akan sulit untuk berbagi informasi dan pengetahuan, yang mana dapat membatasi inovasi dan waktu yang lamban dalam memberikan tanggapan.
Organisasi yang Tak Terbatas
Organisasi yang tak terbatas adalah organisasi yang berupaya untuk menghilangkan rantai komando, memiliki rentang kendali yang tak terbatas, dan mengganti departemen-departemen dengan tim-tim yang diberdayakan.
Dengan menghilangkan batasan vertikal, maka manajemen meratakan hierarki dan meminimalkan status dan peringkat. Departemen-departemen fungsional menciptakan batasan horizontal yang melumpuhkan interaksi di antara fungsi-fungsi, garis produk, dan unit. Cara untuk menurunkannya adalah dengan mengganti departemen-departemen fungsional dengan tim-tim fungsional silang dan mengorganisasi aktivitas di sekitar proses. Cara lain untuk menurunkan hambatan horizontal adalah dengan merotasi orang-orang melalui area fungsional yang berbeda dengan menggunakan pemindahan lateral. Pendekatan ini mengubah para spesialis menjadi para generalis.
Organisasi yang Lebih Ramping : Perampingan
Perampingan adalah sebuah upaya sistematis untuk membuat organisasi menjadi lebih ramping dengan menutup lokasi, mengurangi jumlah staf, atau menjual unit bisnis yang tidak memberikan nilai tambah.
Beberapa perusahaan menitikberatkan pada teknik manajemen ramping untuk
mengurangi birokrasi dan mempercepat dalam pengambilan keputusan. Disamping keunggulan organisasi yang ramping, dampak perampingan terhadap kinerja organisasi telah menjadi sumber perdebatan. Penurunan jumlah tenaga kerja memiliki hasil yang sangat positif dalam bentuk biaya upah yang lebih rendah. Perampingan perusahaan untuk meningkatkan strategi sering kali mendapat efek positif terhadap harga saham setelah pengumuman.
Pada sisi lain, diantara perusahaan-perusahaan yang hanya memangkas jumlah pekerja, tetapi tidak melakukan rekstrukturisasi, maka keuntungan dan harga saham biasanya akan mengalami penurunan. Bagian dari permasalahan lainnya adalah efek dari perampingan terhadap tingkah laku pekerja. Mereka yang tersisa akan merasa khawatir dengan pemacatan pada masa yang akan datang dan mungkin menjadi kurang berkomitmen paa organisasi. Pada perusahaan yang tidak terlalu banyak berinvetasi pada para pekerja mereka, perampingan juga dapat mengarahkan pada tingkat perputaran sukarela yang tinggi, sehingga modal sumber daya manusia yang penting akan hilang. Hasilnya adalah perusahaan yang semakin tidak sehat daripada ramping.
Berikut adalah beberapa strategi efektif bagi perampingan :
Investasi, perusahaan yang melakukan perampingan untuk menitikberatkan pada inti
kompetensi akan lebih efektif ketika mereka berinvestasi dalam praktik kerja yang memiliki keterlibatan yang tinggi setelahnya
Komunikasi, ketika para pemilik usaha melakukan upaya untuk membahas perampingan
dengan para pekerjanya lebih awal, maka para pekerja akan berkurang kekhawatirannya mengenai hasil dan merasa bahwa perusahaan mempertimbangkan pandangan mereka pula.
Partisipasi, para pemilik usaha akan berkurang kekhawatirannya jika mereka dapat
Bantuan, uang pesangon, meliputi manfaat perawatan kesehatan, dan bantuan pencarian
pekerjaan akan memperlihatkan bahwa perusahaan peduli dengan para pekerjanya dan menghargai kontribusi mereka.