• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan A"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA, EKSPERIMEN DALAM MATERI PECAHAN

Rodiyatul Hikmah Al-Aslamiyah (201313500757) Rodiyatulhikmah.a@gmail.com

Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Teknik, Matematika & IPA, R5H Universitas Indraprasta PGRI

ABSTRAK.

Pembelajaran matematika dengan pendayagunaan alat peraga mampu menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas siswa, motivasi siswa, dan motivasi guru yang cukup tinggi. Latar belakang masalah pada artikel ini bahwa dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pecahan seperti kesulitan dalam menentukan pembilang dan penyebut sehingga mereka sulit dalam menghitung atau memecahkan soal pada materi pecahan. Dengan menggunakan alat peraga akan memudahkan peserta didik memahami materi pecahan sehingga akan meningkatkan hasil belajar mereka, namun dalam menggunakan alat peraga di dalam kelas sebaiknya guru menggunakan metode yang dapat menghibur peserta didik sehingga motivasi belajar mereka meningkat dan belajar matematika akan menjadi sangat menyenangkan. Adapun menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi pelajaran pada penggunaan alat peraga sangatlah tepat jika dilihat pada pengertian metode demonstrasi tersebut.

Kata Kunci : Alat peraga, Demonstrasi dan Pecahan

LATAR BELAKANG

Matematika adalah pelajaran yang sering kali dianggap sulit bagi para peserta didik, selain karena peserta didik yang sulit dalam berhitung namun ada juga guru yang kurang mampu dalam menjelaskan pelajaran matematika sehingga banyak peserta didik tidak dapat meningkatkan nilai atau pemahamannya pada pelajaran matematika.

(2)

pada hasil belajar. Adapun salah satu metode yang dapat membantu guru dalam menjelaskan materi pecahan adalah dengan menggunakan alat peraga, alat peraga adalah sebuah media yang digunakan dalam memperjelas suatu materi yang bersifat abstrak.

Alat peraga dapat dibuat oleh guru atau peserta didik secara berkelompok. Pada artikel ini alat peraga yang akan di bahas untuk menjelaskan keabstrakaan materi pecahan adalah alat peraga yang terbuat dari sterofom yang berwarna-warni yang sudah di bagi beberapa bagian dengan ukuran yang sama dan di letakan pada bingkai atau wadah agar bagian-bagian sterofom dapat di lepas dan di pasang kembali dengan mudah pada saat guru menjelaskan materi pecahan dengan menggunakan atau mengaplikasikan alat peraga tersebut. Adapun penamaan untuk alat peraga diberi oleh orang yang membuatnya.

KAJIAN TEORI

Belajar dan Pembelajaran Matematika

Menurut Uno (2007 : 22) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Menurut R.Soedjadi (2000 : 6) Pembelajaran Matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Hasil belajar peserta didik dapat diketahui dari nilai/skor yang diperoleh peserta didik setelah dilakukan tes.

Menurut Sudjana (2005 : 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peerta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Metode Pembelajaran

(3)

yang sedang disajikan. Metode ini digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22).

Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Ilustrasi Metode Demonstrasi

Media Pembelajaran Matematika

Menurut Tim Sertifikasi Guru Rayon XII (2008 : 5) Media dapat menyampaikan pesan dalam bentuk audio dan visual. Pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk tayangan-tayangan audiovisual mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Media audiovisual mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau, secara umum orang akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat dari suatu tayangan, setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian.

Menurut Russeffendi (1996 : 230) alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika dapat berupa benda nyata juga dapat berupa gambar.

(4)

didik akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dengan benda yang ada disekitarnya.

Menurut Gagne dan Briggs dalam Media Pembelajaran Azhar Arsyad (2003 : 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.

Menurut John and Rising (2002 : 6) Pembelajaran matematika dengan pendayagunaan alat peraga mampu menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas siswa, motivasi siswa, dan motivasi guru yang cukup tinggi.

Pecahan

Menurut Muhsetyo, Pecahan adalah suatu lambang yang memuat pasangan yang

berurutan bilangan-bilangan bulat p dan q (q ≠ 0), ditulis dengan p

q , untuk menyatakan nilai x yang memenuhi hubungan p : q = x.

Menurut Tim Neutron Collage, Pecahan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu pecahan biasa, pecahan decimal, pecahan persen, dan pecahan campuran.

Menurut Fajariyah (2008 : 137) Kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti bila didahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek-obyek nyata atau konkrit misalnya buah : apel, sawo, tomat dan lain-lain. Peraga selanjutnya dapat berupa daerah-daerah bangun datar beraturan, misalnya persegi persegipanjang, atau lingkaran yang akan

sangat membantu dalam memperagakan konsep pecahan. Pecahan 12 dibaca setengah atau

satu per dua atau seperdua. “1” disebut pembilang yaitu merupakan bagian pengambilan atau satu bagian yang diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama. “2” disebut penyebut yaitu merupakan dua bagian yang sama dari keseluruhan.

(5)

Pertama penulis akan membahas tentang belajar matematika, kebanyakan orang jika ditanya mengenai pelajaran yang tidak disukai, sudah pasti jawabannya matematika. Sebenernya faktor yang membuat kita suka atau tidaknya pada pelajaran adalah karena guru atau memang karena pelajaran tersebut. Dari teori belajar matematika diatas, menurut Mustangin (2002 : 37) Bruner berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur abstrak yang terdapat di dalam matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Belajar matematika berarti kita belajar mengenai hal-hal yang abstrak dan dari keabstrakan ini yang terkadang menjadi sebuah masalah bagi kita dalam belajar matematika. Pada artikel ini, penulis mengambil sampel materi pecahan untuk tingkat sekolah dasar dan banyak dari peserta didik sekolah dasar masih mempunyai masalah pada penentuan bilangan pembilang dan bilangan penyebut. Sehingga penulis membahas tentang penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan agar belajar matematika juga menjadi lebih menarik dan disukai.

Dalam pendayagunaan alat peraga di kelas, guru harus sudah membuat rencana pembelajaran yang baik karena menurut pengalaman penulis juga bahwa alat peraga yang digunakan pada setiap pembelajaran tidaklah berasal dari sekolah melainkan dari kreatifitas guru atau murid tersebut.

Contoh alat peraga :

Dalam mengajar anak lebih mudah diberikan pelajaran dengan cara menirukan seperti apa yang dilakukan gurunya. Dengan teori demonstrasi ini sangatlah cocok dipadukan dengan penggunaan alat peraga. Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan.

(6)

dipelajari, baik dalam bentuk alamiah (asli) maupun dalam bentuk buatan (tiruan), yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Melalui metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.

Hal-hal yang diperlu diperhatikan guru, dalam menggunakan metode Demontrasi :

1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3. Tidak semua hal dapat di demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.

4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di demonstrasikan.

Dalam pendayagunaan alat peraga di dalam kelas guru harus memperhatikan alat peraga yang digunakan untuk kelas berapa dan usia berapa sehingga guru dapat menyiapkan metode seperti apa yang harus digunakan dalam menjelaskan alat peraga tersebut agar peserta didik tertarik. Pada materi pecahan tingkat sd dan smp sangat berbeda sehingga alat peraga yang digunakan akan memiliki perbedaan pula, karena pada tingkat sd pecahan masih dasar maka alat peraga yang digunakan pun akan lebih sederhana namun pada tingkat smp materi pecahan akan lebih sulit persoalannya sehingga alat peraga yang digunakan akan lebih rumit pula dengan begitu guru harus menguasai materi dan siap dalam menjelaskan alat peraga yang digunakan di depan kelas.

(7)

Alat peraga ini dapat digunakan untuk memperjelas materi pecahan pada tingkat sd, pertama guru harus meletakkan alat peraga agar dapat dilihat semua peserta didik yang ada di dalam kelas kemudian guru harus menjelaskan kepada peserta didik materi pecahan seperti apa yang akan dipelajari apakah hanya pengenalan dasar seperti menentukkan pembilang dan penyebut atau bagaimana cara menghitung penjumlahan pada materi pecahan. Setelah peserta didik tahu materi apa yang akan mereka pelajari sebaiknya juga guru harus menjelaskan bagaimana cara kerja alat peraga yang akan digunakan untuk memperjelas materi yang sedang dibahas.

Misalnya penulis mengambil contoh materi yang akan dipelajari adalah menjumlahkan bilangan pecahan. Deskripsi penulis didalam kelas :

(8)

bilangan pecahannya adalah 24 dengan 2 (pembilang) bagian yang berwarna hijau dan

4 (penyebut) keseluruhan bagian pada persegi. Kemudian kita lihat yang berwarna kuning

terdapat 1 bagian sehingga bilangan pecahannya adalah 1

4 dengan 1 (pembilang) bagian yang berwarna kuning dan 4 (penyebut) keseluruhan bagian pada persegi. Karena penyebutnya sama maka bisa langsung dijumlahkan. Hijau dijumlah kuning adalah

2 4+

1 4 =

3

4 . Jadi bagian hijau dijumlah kuning adalah ¾ bagian dari persegi. “ Kemudian setelah penjelasan dilakukan guru membuka sesi pertanyaan bagi yang belum paham dengan materi tersebut, jika tidak ada yang bertanya maka guru harus memperhatikan peserta didik sehingga dapat memberikan pertanyaan dan memilih peserta didik yang terlihat tidak paham atau peserta didik yang kemungkinan tidak memperhatikan untuk menjawab pertanyaan tersebut dan memperagakan atau menjelaskan seperti yang dilakukan guru sebelumnya. Dengan begitu akan ada interaksi antara guru dan peserta didik sehingga belajar akan lebih menyenangkan dan bagi yang tidak memperhatikan akan berpikir untuk memperhatikan agar tidak disuruh kedepan untuk menjelaskan ulang. Dan terakhir guru mengadakan evaluasi atau tugas untuk mengetahui seberapa besar peserta didiknya mengerti atau paham dengan materi yang dipelajari tersebut.

(9)

SIMPULAN

Penggunaan alat peraga adalah salah satu solusi untuk membantu peserta didik dalam memahami matematika. Dengan menggunakan metode demonstrasi akan mempermudah pemberdayaan alat peraga di ruang kelas. Alat peraga yang digunakan harus sesuai fungsinya dengan materi yang akan dipelajari

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. Hlm. 4. (Jakarta: Raja Grafindo Persada). Bahri, Syaiful & Zain, Aswan. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Fajariyah Nur & Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI. hlm.

137. (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional).

John and Rising dalam Isti Hidayah dan Sugiarto. 2002. Workrshop I. hlm. 6. (Semarang : Unnes).

Muhsetyo, Gatot. Pembelajaran Matematika SD… hlm.44.

Mustangin, Dasar-Dasar Pembelajaran Matematika, (Malang: Universitas Islam Malang, 2002), hlm. 37.

R.Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Indonesia: Konstatasi Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. hlm. 6. (Jakarta: Dirjen Perguruan Tinggi Depdiknas).

Russeffendi, E.T., dkk. 1996. Pensisikan Matematika. Hlm. 227, 230. (Jakarta: Depdikbud). Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. hlm. 22-23. (Bandung: Remaja Rosdakarya).

Tim Neutron Collage. Belajar Praktis Matematika. Yogyakarta, hlm.89.

Tim Sertifikasi Guru Rayon XII. 2008. Buku Ajar PLPG: Media Pembelajaran. Hlm. 5. (Semarang: Unnes).

Referensi

Dokumen terkait

ASUS telah lama menjadi pemimpin dalam pertumbuhan tersebut dan walaupun memulainya sebagai produsen motherboard sederhana dengan mempekerjakan segelintir karyawan

Dari data penelitian menunjukkan mayoritas bayi lahir dengan usia gestasi lebih dari sama dengan 37 minggu, sebagian besar mampu melakukan perlekatan yang baik

Berdasakan hasil uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul” Penerapan Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman

Kesenjangan antara kinerja dengan kepentingan adalah selisih antara nilai tingkat kinerja dengan nilai tingkat harapan dari pengguna moda transportasi speed

Peningkatan dosis pupuk pada daun dari tahun ke tahun belum mencapai status hara sedang dan tinggi, disebabkan karena tanaman duku selama ini belum pernah dipupuk, sehingga

Jateng Kadinas ESDM Kasubbag Umum dan Kepegawaian 2021 Soft copy dan Hard copy Selama berlaku Website Dinas ESDM h LHKPN Berisi Laporan Harta Kekayaan para.. pejabat

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 5) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis

Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor lingkungan keluarga menjadi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI DKV SMK N 4