• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mitos dan Fakta Seputar Plasenta IPS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mitos dan Fakta Seputar Plasenta IPS (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

“Mitos dan Fakta Seputar Plasenta (Ari-Ari)”

Melahirkan adalah salah satu proses terindah yang dijalani oleh wanita. Melahirkan mengajarkan apa itu sabar, pantang menyerah dan mempertaruhkan nyawa demi bayi yang telah dinantikan kehadirannya di dunia. Setelah sang buah hati lahir, ibunya akan merasakan kebahagiaan tak terkira. Setiap bayi yang lahir selalu disertai dengan

pecahnya ketuban dan keluarnya plasenta (Ari-ari).

Plasenta (Ari-ari) adalah jaringan yang terbentuk di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta berfungsi membawa makanan dan oksigen dari ibu ke janin dan membuang produk limbah dan karbon dioksida dari janin ke ibu melalui tali pusat. Tidak salah bila plasenta dianggap sebagai 'saudara' si buah hati selama di dalam kandungan karena plasenta lah yang mengalirkan makanan dan oksigen dari perut ibu menuju janin. Setelah bayi lahir, plasenta juga ikut keluar dari dalam perut. Bagi orang Jawa dan juga kebanyakan ibu di Indonesia akan menguburkan plasenta bayi di depan rumah sebagai bentuk bahwa plasenta menjadi bagian dari diri janin dan tidak etis bila dibuang begitu saja.

Bagi ibu yang baru saja melahirkan, berbagai pantangan setelah melahirkan ataupun mitos melahirkan, seperti menanam ari-ari yang bagaikan sebuah kewajiban. Tak hanya orangtua yang menganjurkannya, mertua bahkan sampai kakek dan nenek moyang kerap mengingatkan dengan acara menanamkan ari-ari si kecil.

Ya, prosesi menanam ari-ari memang sangat dikenal di masyarakat kita. Hal ini tentunya tidak mengagetkan, karena nusantara tempat kita lahir memiliki sejarah nenek moyang yang berperadaban tinggi. Setiap proses kehidupan yang dilewati penuh dengan ritual dan filosofi yang kental. Mulai dari proses lamaran, pernikahan, hamil tujuh bulanan hingga penanaman ari-ari dilakukan dengan penuh khidmat.

Ibu tentunya penasaran apakah menanam ari-ari sekedar mitos melahirkan nenek moyang ataukah sesuatu yang harus dilakukan secara medis. Tentunya ibu harus tahu kebenaran ini agar ibu tidak terjebak antara mitos dan fakta.

Dari beberapa hasil pengamatan dan wawancara terhadap beberapa narasumber terpercaya kami mendapatkan kesimpulan antara ‘Mitos’ dan ‘Fakta’ yang beredar.

A. Mitos:

1. Plasenta dikubur dan diberi penutup serta diterangi lampu.

(2)

2. Di dekat plasenta ditaruh beberapa barang

Ada beberapa keluarga yang menaruh beberapa barang seperti buku, pensil di dekat plasenta dengan harapan bayi mereka menjadi pintar. Hal ini jelas mitos karena tidak ada hubungan apapun antara plasenta dengan kecerdasan bayi.

3. Makam ari-ari diberi lampu selama beberapa bulan. Bagi sebagian orang, hal ini dianggap memiliki makna gaib tersendiri seperti adanya peri yang menjaga si bayi dan sebagainya. Sejatinya, pemberian lampu ini ditujukan selain untuk menandai tempat dikuburnya ari-ari, cahaya yang dihasilkan juga dapat menandakan agar orang-orang yang lewat di depan rumah tidak membuat kegaduhan atau suara-suara mengagetkan. Pasalnya, suara gaduh dan bising dapat mengganggu si kecil dan membuatnya rewel.

4. Makam ari-ari diberi berbagai rempah-rempah mulai dari daun salam, tulisan arab dan latin, dan masih banyak lagi. Sejatinya hal ini tidak ada hubungan langsung dengan si kecil. Namun, berbagai filosofi yang terkandung di dalamnya dapat memberikan aura positif bagi keluarga seperti beras merah yang berarti kemakmuran, tulisan arab yang berarti kesalihan, dan masih banyak lagi

B.

Fakta:

1. Perlakukan plasenta dengan sewajarnya

Bila Anda merasa sayang untuk membuang plasenta dari bayi Anda, cukup kubur plasenta anak Anda dan tidak perlu perlakuan berlebihan.

2. Plasenta mengandung stem cell

Apa itu stem cell? stem cell adalah salah salah satu zat yang membawa genetika bayi, jadi melalui stem cell inilah gagasan untuk kloning manusia muncul. Lebih baik kuburkan plasenta bayi Anda daripada dibuang kemudian ditemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Jasa plasenta sangat besar ketika janin masih di dalam kandungan. Namun ketika bayi sudah lahir dan langsung dapat mendapat makanan secara langsung melalui mulutnya dan bisa bernapas melalui hidungnya, maka 'tugas' plasenta sudah usai. Mengubur plasenta memang dianjurkan tapi bukan berarti memperlakukannya secara berlebihan loh.

3.Secara medis, kepercayaan ini tidak ada hubungannya dengan kesehatan, pertumbuhan maupun perkembangan bayi. Jadi, kalaupun ari-ari dibuang begitu saja tidak menjadi masalah. Hanya saja, secara etika, memang ada

(3)

itu, dalam plasenta maupun tali pusat terdapat stem cell, yang merupakan bibit kloning paling sempurna untuk membuat manusia baru. Tidak heran jika di negara-negara maju sudah dibuat undang-undang yang melarang penggunaan stem cell sebagai bibit kloning.

4. Ari-ari dikubur di halaman rumah. Tentunya cara mengubur ari-ari di dalam tanah merupakan cara yang paling tepat untuk membuang benda ini. Ya, tentu ibu berfikir mustahil jika ari-ari dibuang di tempat sampah, atau malah dibuang begitu saja di sungai. Jadi, tanpa ada maksud gaib atau sebagainya, menanam ari-ari merupakan hal yang paling tepat dilakukan untuk membuang benda ini.

*Dan ada juga mitos dari berbagai daerah.

Sesuai dengan mitos, budaya dan filosofinya, tata cara perlakuan ari-ari juga berbeda dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Tak heran, ada tradisi yang memerlakukan secara khusus sesuai adat istiadat mereka masing-masing. Antara lain:

A. Mitos orang Jawa

Menguburkan ari-ari dalam tanah dengan harapan agar si anak dekat dengan keluarganya, merasa hangat dan tentram dalam keluarganya. Selalu berkumpul walau dalam keadaan apapun juga. Mangan ora mangan, asal ngumpul.

B. Mitos orang Medan, Minang (Padang), Cina, Wajo, Bugis, Makassar

Melarung ari-ari ke laut, agar si anak mobilitasnya tinggi dan dapat merantau kemana-mana dan dapat menguasai alam raya ini.

C. Mitos orang Tengger

Digantung dengan kendil di depan rumah, agar si anak tidak jauh dari tanah kelahirannya. D. Mitos orang Bone

(4)

*Dari hasil wawancara kami ke beberapa penduduk di Desa Pandan,

kami mendapatkan hasil sebagai berikut:

A. Indentifikasi “KELOMPOK PENDUKUNG” perubahan tersebut: a.Alasan melakukan perubahan tersebut:

Sebut saja Keluarga ’A’, keluarga ini tidak mengikuti tradisi atau mitos yang beredar, karena keluarga ini lebih menganggap bahwa tidak ada hubungan apapun plasenta dengan si bayi.

b.Cara yang ditempuh untuk melakukan perubahan:

Keluarga ‘A’ hanya mengubur plasenta bayi di belakang rumah, dan tidak memberinya apa-apa, memang keluarga ‘A’ tidak membuang plasenta dikarenakan untuk mengenang bahwa bayi tersebut telah dilahirkan di rumah itu. c.Cara yang ditempuh untuk mengajak pihak lain untuk menerima perubahan:

Memang Keluarga ‘A’ tidak begitu mempermasalahkan hal ini, tapi keluarga `A` percaya bahwa tidak ada hubungannya plasenta dengan masa depan bayi.

B. Identifikasi “KELOMPOK PENENTANG” perubahan tersebut: a.Alasan menentang perubahan tersebut:

Sebut saja keluarga ‘B’, keluarga ini mengikuti tradisi atau mitos yang beredar dikarenakan mereka percaya bahwa apa yang mereka lakukan sekarang akan berbuah di masa depan si buah hati, bukan karna itu saja mereka melakukan tradisi ini karena kakek dan nenek moyang atau kepercayaan turun temurun dan tidak ada yang berani melanggar. b.Cara yang ditempuh untuk melakukan penentangan:

Keluarga ‘B’ mengubur plasenta dan diberi penutup tudung saji serta diterangi lampu, dan di dekat plasenta ditaruh beberapa barang seperti buku, pensil di dekat plasenta dengan harapan bayi mereka menjadi pintar dan juga diberi berbagai rempah-rempah mulai dari daun salam, dll.

c.Cara yang ditempuh untuk mengajak pihak lain untuk menentang perubahan:

(5)

*Dari hasil wawancara tersebut maka terbentuklah analisis peluang ke

depan terhadap perubahan tersebut bagi masyarakat di sekitar tempat

tinggal kami adalah:

Menurut kami kedepanya tradisi atau mitos tentang “ARI-ARI” ini lama kelamaan akan hilang dikarenakan menurut logika memang tidak ada hubunganya bagi bayi, dan juga telah dibuktikan oleh medis bahwa tidak perlu melakukan hal yang tidak wajar untuk menentukan masa depan bayi, tapi dari cara mendidik dan kasih sayang setiap orang tua lah yang akan menentukan sifat dan masa depan si bayi.

*Penutup dan Kesimpulan:

Dari hasil laporan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses Mendhem ari-ari pada masyarakat Jawa memiliki beragam caradan aturan. Akan tetapi mereka memiliki pemahaman yang selaras yaitu ari-ari merupakan saudara muda dari bayi yang harus diperlakukan dengan

kasihsaying, baik dan hormat.

2. Makna Mendhem ari-ari bagi masyarakat Jawa adalah sebagai simbol atau peringatan masyarakat Jawa agar memperlakukan saudara dengan baik agar berakibat baik pada diri pribadinya masing-masing.

3. Bebedan dalam mendhem bayi merupakan simbol (harapan) dari masyarakat Jawa agar anak yang dilahirkan kelak menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan, kerja keras, dan kehati-hatian dalam menjalani

kehidupan. Peletakan kuburan ari-ari dikiri kanan pintu utama merupakan tanda keseimbangan dalam masyarakat Jawa antara unsur Linggadan Yoni, atau antara unsur Pencipta dengan Kesuburan.

Referensi

Dokumen terkait

alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris

Traps used in trapping of Diaphorina citri adults in the citrus orchard such as (A) yellow sticky trap, (B) rebell brown-yellow trap, (C) bamboo pole trap, (D) yellow pan trap..

6 Menangani pasien RS dengan/Tanpa Intervensi SIP RS/ SK Konsultan + Surat Tugas 10-24 7 Partisipasi dalam Journal Club (diluar RS/ Fakultas) Kegiatan Intern PDSKJI + bukti hadir

Peningkatan persentase kemampuan motorik halus anak melalui permainan bubur koran bekas dari siklus I meningkat pada siklus II, berarti perbaikan yang

Selain itu program orientasi ini diikuti oleh perawat/ bidan senior yang mutasi dari lain yang belum pernah bekerja di rumah sakit ini guna memahami lingkungan Rumah Sakit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kacang tanah dengan petis udang memberikan pengaruh nyata (α=0.05) terhadap parameter kimia (kadar air, Aw,

Panel ini berfungsi sebagai penanda atau indikator proses yang terjadi, diantara lain yaitu indikator Server ketika proses bind, indikator Serial ketika terkoneksi dengan

Oleh karena itu untuk membuat sistem bekerja pada mobile phone adalah dengan menggunakan SMS Gateway. Kata Kunci: e-Election System, SMS Gateway, Mobile