TIM PENYUSUN
LABORATORIUM TEKNOLOGI MENEJEMEN ILMU PENANGKAPAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JATINANGOR
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
i DAFTAR ISI
Daftar Isi ... ii Daftar Gambar ... iii
BAB I
1.1. Deskripsi Mata Kuliah ... I-1 1.2. Deskripsi Praktikum Mata Kuliah... I-1 1.3. Kompetensi Praktikum Mata Kuliah... I-2 1.4. Materi Praktikum... I-2 1.5. Penilaian Hasil Praktikum... I-2 1.6. Tata Tertib Praktikum... I-2
BAB II
ii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Bagian-bagian Kapal... II-7 2 Panjang Kapal... II-9
Monofilament dengan Continuous Filament (1); Monofilament Netting Twine or Folded Yarn...
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014 rangkaian mata kuliah perikanan tangkap yang dipelajari di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Dalam pembelajarannya sendiri, kegiatan perikanan tangkap tidak lepas dari kapal yang digunakan untuk menangkap ikan beserta dengan jenis alat tangkap yang dipergunakan.
Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Spesifikasi kapal penangkap ikan disesuaikan dengan jenis alat yang digunakan, ikan target (contoh: kecepatan renang ikan), serta kondisi alam dari daerah penangkapan ikan.
Alat penangkap ikan merupakan suatu alat yang di desain khusus untuk menangkap ikan yang disesuaikan dengan karakteristik ikan target tangkapan, kondisi perairan serta regulasi alat tangkap yang diperbolehkan. Secara global, materi alat tangkap menjelaskan tentang jenis-jenis alat tangkap ikan yang dipergunakan. Secara spesifik, materi alat tangkap menjelaskan tentang bahan pembuat alat tangkap, mesh size/mata jaring hingga penggunaan pemberat dan pelampung pada alat tangkap.
1.2.Deskripsi Praktikum Mata Kuliah
I-2 1.3.Kompetensi Praktikum Mata Kuliah
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan mampu mengenali jenis-jenis alat penangkap ikan serta karakteristik alat penangkap ikan tersebut serta praktikan diharapkan mengetahui secara garis besar konstruksi dari kapal penangkapan ikan.
1.4.Materi Praktikum
Materi praktikum terbagi atas beberapa bagian, yaitu: - Pengenalan alat dan kapal penangkap ikan - Menggambar konstruksi kapal
- Pengenalan bahan dan perhitungan konstruksi alat penangkap ikan
1.5.Penilaian Hasil Belajar (Praktikum)
Bobot penilaian praktikum adalah 20%. Penilaian hasil praktikum berdasarkan pada beberapa indikator yang ditetapkan, yaitu:
- Absensi praktikan
- Keaktifan praktikan dalam pelaksanaan praktikum
- Laporan praktikum, baik modul praktikum harian maupun laporan akhir
1.6.Tata Tertib Praktikum
Tata tertib paraktikum dijabarkan sebagai berikut: - Praktikan hadir 10 menit sebelum praktikum - Membawa modul praktikum yang telah diberikan - Mengikuti kegiatan praktikum dengan tertib
- Berkerja secara teliti dan tidak merusak/menghilangkan alat laboratorium - Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. Bagi yang berhalangan
hadir harap menunjukan surat keterangan sakit, izin kegiatan atau surat yang berkaitan dengan alasan tidak menghadiri praktikum
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-3 BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Materi Pengenalan Alat dan Kapal Penangkapan Ikan
a. Kompetensi dari materi
Praktikan mampu mengenali karakteristik kapal beserta alat tangkap ikan yang digunakan melalui simulasi dari pengamatan miniatur yang disediakan.
b. Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Pendahuluan
Kapal, perahu atau alat apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan. Secara spesifik, kapal penangkap ikan merupakan kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan.
Alat tangkap ikan merupakan suatu alat yang di disain untuk menangkap ikan, dimana konstruksi/strukturnya berdasar pada jenis ikan target, kondisi alam serta regulasi yang ditetapkan.
Dalam operasi penangkapan ikan, kapal yang dipergunakan perlu disesuaikan dengan alat tangkap yang digunakan. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada teknis penangkapan ikan serta hasil tangkapan ikan yang didapat.
d. Alat yang digunakan
Miniatur alat dan kapal penangkap ikan Mistar
Alat tulis
e. Prosedur Kerja
Mempersiapkan alat kerja yang diperlukan
II-4 Menggambar bentuk kapal dan alat tangkap
Mengidentifikasi bagian-bagian kapal dan alat penangkap ikan serta memberi penamaan pada setiap bagiannya.
f. Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara praktikum yang telah disediakan.
2.2. Materi Kapal Penangkap Ikan
a. Kompetensi materi
Praktikan diharapkan mampu untuk menentukan kapal yang sesuai untuk melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap tertentu.
b. Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Pendahuluan
Jenis-jenis Kapal Pengangkap Ikan
Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002 Kapal Perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan termasuk melakukan survei atau eksplorasi kelautan. Kapal Perikanan secara umum terdiri dari: Kapal Penangkap Ikan, Kapal Pengangkut Hasil Tangkapan, Kapal Survey, Kapal Latih, dan Kapal Pengawas Perikanan. Kapal penangkapan ikan antara lain sebagai berikut:
Kapal Pukat Cincin (Purse Seine)
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-5
Kapal purse seine yang digunakan di Indonesia adalah kapal purse seine kayu tanpa menggunakan power block. Purse seine biasanya menggunakan tenaga manusia sebagai penggerak .
Karakteristik :
- Kapal Pukat Cincin Pantai - Kapal Pukat Cincin Lepas Pantai
Kapal Pukat Hela
Kapal Pukat Hela (trawler) adalah kapal yang didisain untuk menarik pukat hela di belakang kapal. Umumnya kapal-kapal pukat hela memiliki geladak kerja di buritan kecuali untuk kapal hasil modifikasi dari kapal lain (kapal-kapal niaga) yang digunakan untuk mengoperasikan kapal pukat hela samping (side trawl). Kapal pukat hela belakang (Stern trawl) dan kapal pukat hela samping dapat digunakan untuk mengoperasikan trawl dasar, pertengahan, dan permukaan.
Hasil tangkapan ada yang langsung ditangani di atas dek dan untuk kapal-kapal pukat hela yang berukuran besar di lakukan di bawah dek (working spaces).
Kapal Pukat Hela Belakang (Stern Trawl)
Jenis kapal ini dapat berukuran hingga 200 GT. Kapal-kapal berukuran ≥ 300 GT dilengkapi dengan slip way dan roller di buritan, yang berfungsi sebagai alur pukat hela dari dan ke kapal.
Kapal Pukat Hela Samping (Side Trawl)
II-6
Sedangkan bagian towing di hela di belakang seperti kapal-kapal pukat pada umumnya.
Kapal Pukat Hela Rig Ganda (Double Rigger Trawl)
Kapal Pukat Hela Rig Ganda (Double Rigger Trawl) disebut juga kapal hela udang. Didesain untuk menghela dua atau lebih pukat hela untuk menangkap udang di belakang kapal melalui dua buah rig yang dipasang menjorok ke kiri dan kanan lambung kapal.
Kapal Pukat Garuk
Kapal pukat garuk termasuk kategori kapal pukat hela dasar. Kapal ini dirancang untuk mengoperasikan pukat garuk sebagai pengumpul kerang-kerangan di dasar laut dengan cara menghelanya di belakang kapal.
Kapal Jaring Angkat
Kapal jaring angkat (Lift netter) adalah kapal yang didisain dan dilengkapi peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan lift net berukuran besar. Peralatan ini ditata di geladak untuk menaik-turunkan lift net di lambung kanan dan lambung kiri kapal secara bergantian. Kapal-kapal ini juga dilengkapi dengan lampu-lampu penarik perhatian ikan baik dipermukaan maupun di bawah air
(underwater fishing lamp).
Kapal Jaring Insang
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
- Kapal Jaring Insang Permukaan (Surface Gill Net) - Kapal Jaring Insang Pertengahan (Mid Water Gill Net) - Kapal Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net)
Kapal Pancing Joran (Pole and Line/huhate)
Kapal pancing joran (Pole and Line/huhate) memiliki dua tipe, yaitu tipe Amerika dan tipe Jepang. Huhate yang dioperasikan di Indonesia umumnya menggunakan tipe Jepang karena pemancingan dilakukan di haluan.
Pada kapal ini kamar kemudi dan akomodasi ditempatkan di bagian buritan. Kapal ini dilengkapi dengan tangki umpan hidup dan water sprayer yang digunakan untuk menarik perhatian ikan.
Karakteristik :
1. Kapasitas kapal : 10 – 80 GT 2. Awak kapal : 15 – 30 Orang 3. Anjungan menjorok Ke dalam 4. Bak umpan hidup dan penyemprot air 5. Jenis :
- Kapal Huhate Perairan Pantai : ≤ 30 GT - Kapal Huhate Perairan Lepas Pantai : 30 – 50 GT - Kapal Huhate Perairan Samudera : ≥ 50 GT
Kapal Rawai (Longline)
Kapal rawai adalah kapal yang dilengkapi dengan pancing dibedakan atas tipe Eropa dan tipe Jepang. Longline umumnya ditarik dari lambung kapal (bow side) dengan menggunakan line hauler sedangkan setting dan penataan komponen
II-8 Karakteristik :
1. Kapasitas kapal: 50 – 200 GT 2. Awak kapal : 10 – 25 Orang
3. Operasi Penangkapan : 15 – 60 hari/ Trip 4. Perlengkapan :
- Pelempar Tali (Line Thrower) - Pengatur Tali (Line Arranger) - Penarik Tali (Line Hauler) - Palka
5. 50-100 Basket Jaring, 5-15 Pancing per basket
Kapal Tonda
Kapal tonda adalah kapal penangkapan ikan dengan pancing yang ditarik sepanjang permukaan. Ukuran kapal tonda sangat variatif dari yang berukuran kecil dengan geladak terbuka hingga berukuran besar yang dilengkapi dengan sistem refrigerasi sepanjang 25-30 meter. Umumnya kapal digerakan dengan mesin tetapi juga dipasang layar untuk mempertahankan haluan saat sedang melakukan tarikan/towing. Di Indonesia kapal tonda masih menggunakan layar terutama yang beroperasi di sekitar kepulauan Karimun Jawa dan Bawean.
karakteristik :
1. Kapasitas kapal : ≤ 15 gross ton (gt) 2. Awak kapal : 5 – 7 orang
3. tali pancing : 5 – 30 buah 4. umpan buatan
5. jenis :
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan
Bagian Utama Kapal Penangkap Ikan
Bagian-bagian utama : 1. Smokestack atau 2. Buritan
Buritan adalah bagian belakang dari instrumen pengendali (
3. Kemudi
Kemudi (rudder
mengubah arah arus air yang mengakibatkan perubahan arah ditempatkan di ujung belakang
digerakkan secara mekanis roda kemudi.
4. Portside
Portside adalah lambung kiri kapal, gunanya untuk bersandar ke pelabuhan
sehingga muncul kata “ 5. Jangkar
Jangkar adalah perangkat penambat
ataupun danau sehingga tidak berpindah tempat karena hembusan ataupun gelombang. Jangkar dihubungkan dengan
kapal dan dengan tali
sehingga dapat tersangkut di dasar perairan. Jangkar biasanya dibuat dari bahan besi cor. (Anonim, 2012)
6. Bulbous bow
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan
II-9 Bagian Utama Kapal Penangkap Ikan
Gambar 1. Bagian-bagian Kapal
bagian utama :
atau Cerobong
Buritan adalah bagian belakang dari kapal. Di bagian buritan terdapat instrumen pengendali (rudder dan lain sebagainya). (Wikipedia, 2012)
rudder) adalah perangkat untuk mengubah arah
mengubah arah arus air yang mengakibatkan perubahan arah
ditempatkan di ujung belakang lambung kapal/buritan di belakang, baling
mekanis atau hidraulik dari anjungan dengan menggerakkan
adalah lambung kiri kapal, gunanya untuk bersandar ke pelabuhan sehingga muncul kata “Port” side.
Jangkar adalah perangkat penambat kapal ke dasar perairan sehingga tidak berpindah tempat karena hembusan
. Jangkar dihubungkan dengan rantai yang terbuat dari
tali pada kapal kecil atau perahu. Jangkar didisain sedemikian ehingga dapat tersangkut di dasar perairan. Jangkar biasanya dibuat dari bahan
. (Anonim, 2012)
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
. Di bagian buritan terdapat dan lain sebagainya). (Wikipedia, 2012)
) adalah perangkat untuk mengubah arah kapal dengan mengubah arah arus air yang mengakibatkan perubahan arah kapal. Kemudi di belakang, baling-baling dari anjungan dengan menggerakkan
adalah lambung kiri kapal, gunanya untuk bersandar ke pelabuhan
II-10
Bulsous bow adalah bagian kapal yang terletak di bagian haluan. Bagian ini
merupakan bagian yang terintegrasi dengan lambung kapal yang berfungsi untuk mengurahi hambatan kapal pada saat ekplotasi atau operasi sebuah kapal dengan cara membangkitkan gelombang atau mengiterferensi gelombang kapal yang datang dari haluan, sehingga gelombang yang datang akan kehilangan tenaga kerja karenainterferensi gelombang dari bulbous bow. (Wikipedia, 2013)
7. Haluan
Haluan adalah bagian depan dari badan kapal. Haluan kapal dirancang untuk mengurangi tahanan ketika haluan kapal memecah air dan harus cukup tinggi untuk mencegah air masuk kedalam kapal akibat ombak atau belahan air saat kapal berlayar. (Wikipedia, 2012)
8. Geladak
Geladak atau deck adalah lantai kapal, nama – nama geladak ini tergantung dari banyaknya geladak yang ada dikapal tersebut. Pada umumnya geladak yang berada di bawah sendiri dinamakan geladak dasar serta geladak yang di atas dinamakan geladak atas atau geladak utama (main deck).
9. Anjungan
Anjungan adalah ruang komando kapal dimana ditempatkan roda kemudi kapal, peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada dan biasanya terdapat kamar nahkoda dan kamar radio. Anjungan biasanya ditempatkan pada posisi yang mempunyai jarak pandang yang baik kesegala arah.
Ukuran Utama Kapal
Principal Dimension (Ukuran Utama), meliputi :
L (Length, panjang)
B (Beam/Breadht, lebar)
D (Depth, dalam)
- Panjang Kapal (Length)
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-11
LOA ⎯Length Over All. LOA adalah panjang kapal yang diukur dari ujung
paling depan haluan kapal hingga ujung paling belakang buritan kapal.
LBP ⎯ Length Between Pependicular. LBP yaitu panjang kapal yang diukur
dari mulai garis tegak pada tepi air di linggi depan hingga garis tegak pada poros kemudi
LWL ⎯ Length on the designed load water line. LWL , yaitu panjang kapal
yang diukur pada garis muatan penuh
Gambar 2. Panjang Kapal
- Lebar Kapal
Ukuran lebar kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut :
Beam (extreme) - Extreme Breadth
Extreme Breadth, yaitu lebar kapal pada bagian terlebar kapal yang diukur
dari tepi luar kulit kapal di lambung kanan hingga tepi luar kulit kapal di lambung kanan sejajar lunas
Beam (moulded) - Moulded Breadth
Moulded Breadth, yaitu lebar kapal pada bagian terlebar kapal yang diukur
II-12
Gambar 3. Lebar Kapal
- Dalam
Ukuran dalam kapal dinyatakan dengan ukuran sebagai berikut: Depth (D) :
--- Jarak vertikal dari dasar badan kapal sampai titik tertinggi rangka samping kapal
Draft (d) :
--- Jarak vertikal dari dasar badan kapal sampai batas muka air L/B : berpengaruh terhadap kecepatan
L/D : berpengaruh terhadap tarikan longitudinal B/D : berpengaruh terhadap stabilitas
- Sarat
Sarat (draft) adalah ukuran kapal yang diukur dari titik terendah badan kapal hingga garis air (water line). Sarat selalu berubah tergantung dari muatan kapal temasuk perbekalan kapal dan komponen alat penangkap ikan, awak kapal beserta keperluannya, masa jenis air laut dimana kapal mengapung
- Tonnage (Tonase)
Ukuran besar/ bobot kapal biasanya dinyatakan tonnage. Macam-macam
Tonnage :
Gross Tonnage (GT)
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-13
Displacement Tonnage (DT)
Dead Weight Tonnage (DWT)
- Gross Tonnage (GT)
Gross Tonnage (GT) adalah volume kotor dari konstruksi kapal.
GT : (L x B x D) x (0,20 to 0,32), ex :
WW2 Liberty : 12000 Tons Gross RMS Titanic : 45000 Tons Gross RMS Queen Mary : 82000 Tons Gross Supertanker : 200000 Tons Gross
Net Tonnnage (NT)
Terbatas pada volume ruang kargo dan atau ruang penumpang dalam kapal. Biasanya terkait dengan kalkulasi Rasio Efisiensi Komersial (CER), pengukuran keuntungan relatif dalam pelayanan.
Displacement Tonnage (DT)
Bobot badan kapal yang terkait secara langsung dengan volume hull di bawah batas muka air. Penting digunakan pada kapal-kapal perang (warships) dan kapal kargo.
Dead Weigth Tonnage (DWT)
Bobot kapal dalam kondisi kapasitas kargo maksimal. Digunakan untuk menentukan seberapa maksimal bobot muatan yang dapat diangkut oleh kapal Speed
Faktor-faktor yang mempengaruhi speed : Komposisi Ukuran Utama (L,B,D) Bentuk konstruksi kapal
Tenaga Prupolsive kapal
II-14 Alat Bantu Penangkap Ikan di Atas Kapal
Perlengkapan Primer Penangkapan Pukat Cincin: Purse winch
Purse winch umunya digerakkan dengan menggunakan tenaga hidrolik yang
dapat dikontrol baik manual maupun otomatis. Winch ini terdiri dari dua drum utama yang berfungsisebagai penggulung purse seine.
Gambar 4. Purse Winch
Power Block
Power block terdiri dari sebuah keeping beralur yang dilapisi bahan dari
karet untuk memudahkan penhiboban jaring.
Gambar 5. Power Block
Perlengkapan Penangkapan Rawai Tuna Line Hauler
Alat ini digerakkan baik dengan system elektrik maupun hidrolik. Line
hauler terdiri dari dua blok dan roda penekan. Satu blok berfungsi sebagai penarik
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-15
Gambar 6. Line Hauler
Branch winder
Digerakan dengan tenaga listrik yang berfungsi sebagai penggulung branch line.
Gambar 7. Branch Winder
Line Arranger
Alat ini digerakkan dengan tenaga listrik atau hidrolik dipasang diatas kotak penyimpanan main line pada kapal rawai tuna
II-16 Perlengkapan Penangkapan Pukat Udang Trawl Winch
Selain berfungsi sebagai pengarea alat ini dapat berfungsi sebagai cargo
winch atau pekerjaan-pekerjaaan lain untuk mengangkut beban yang berat.
Gambar 9. Trawl Winch
Boom Samping
Berfungsi sebagai penahan warp saat tahapan thowing dan menggantung sementara otter board pada persiapan setting dan hauling.
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-17 Test:
Pertanyaan:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kapal Penangkap Ikan?
2. Jelaskan dengan jelas jenis-jenis kapal penangkap ikan serta uraikan perbedaannya !
3. Sebutkan jenis-jenis ikan yang tertangkap berdasarkan jenis-jenis kapal penangkapan ikan !
4. Sebutkan kelemahan dan kelebihan beberapa kapal penangkapan ikan ! 5. Sebutkan kapal penangkapan yang banyak dioperasikan di wilayah perairan
Indonesia, kemudian jelaskan alasannya !
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan panjang kapal serta uraikan beberapa ukuran panjang kapal?
7. Mengapa harus ada beberapa ukuran panjang kapal kemudian jelaskan alasannya !
8. Sebutkan perbedaan antara Gross Tonnage (GT), Net Tonnage (NT), Displacement Tonnage (DT), Dead Weight Tonnage (DWT) !
9. Dalam merancang sebuah kapal, ukuran yang tepat dan sesuai merupakan hal yang sangat menentukan. Mengapa demikian?
2.3. Materi Bahan Pembuat Jaring
a. Kompetensi materi
Praktikan mampu mengetahui jenis, spesifikasi serta berat kering dan berat basah benang yang yang tepat untuk digunakan membuat setiap jenis alat tangkap.
b. Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Pendahuluan
Struktur Dasar Serat
Struktur dasar serat dibagi menjadi 4 kelompok, sebagai berikut: 1. Monofilament
2. Staple fiber
3. Continuous filament 4. Split fiber
Gambar 11. Monofilament dengan Continuous Filament (1); Monofilament
Jenis benang:
split fibre yarn. Benang tunggal adalah bagian dari benang jaring.
II-18 Materi Bahan Pembuat Jaring Kompetensi materi
Praktikan mampu mengetahui jenis, spesifikasi serta berat kering dan berat basah benang yang yang tepat untuk digunakan membuat setiap jenis alat tangkap.
pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
Struktur Dasar Serat
Struktur dasar serat dibagi menjadi 4 kelompok, sebagai berikut:
Continuous filament
. Monofilament dengan Continuous Filament (1); Monofilament
Benang tunggal (single yarn)
Single yarn adalah benang jenis continuous yang sangat sederhana yang terdiri atas beberapa serat. Jenis material serat akan dapat membedaka antara yarn tunggal terpuntal (single spun yarn), yarn filamen tunggal
single filamen yarn), single yarn yang terbuat dari monofilament dan
. Benang tunggal adalah bagian dari benang jaring.
Praktikan mampu mengetahui jenis, spesifikasi serta berat kering dan berat basah benang yang yang tepat untuk digunakan membuat setiap jenis alat tangkap.
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
. Monofilament dengan Continuous Filament (1); Monofilament
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-19 2) Benang jaring (netting yarn)
Ini adalah istilah standar universal untuk semua bahan tekstil yang sesuai pada pabrik jaring atau alat penangkapan ikan dan yang mungkin dirajut langsung menjadi jaring dengan mesin atau tangan tanpa harus melalui proses lanjutan. Jadi, monofilamen tunggal dapat juga menjadi netting yarn jika langsung dirajut menjadi jaring.
3) Benang jaring atau benang jaring lipat (netting twine or folded yarn)
Benang jaring yang dibuat dari 2 atau lebih benang tunggal atau monofilament dengan cara hanya satu kali proses pemintalan.
Gambar 12. Netting Twine or Folded Yarn
4) Cabled netting twine or cabled yarn
Netting twine atau folded yarn artinya sebuah netting twine yang dibuat dari
2 atau lebih benang tunggal atau monofilament dengan hanya sekali pintalan. Ini adalah suatu netting yarn yang mengkombinasikan 2 atau lebih netting twine dengan 1 atau 2 pilinan lanjutan.
5) Benang jaring anyam (braided netting yarn)
Konstruksi Benang: 1. Pilinan (Twist)
Setiap jenis benang memiliki pilinan ( bentuk spiral pada bahan benang tunggal,
Sebagian suatu nilai numerik, istilah ini mengindikasikan jumlah putaran per unit panjang. Misalnya per 1 m (t/m) atau per 1 inchi (t/inchi).
Arah pilinan ditu
memiliki pilinan S jika ketika ditegakkan pada posisi bertikal, maka pilinan yang dibentuk oleh serat atau filament yang mengelilingi sumbunya memiliki kemiringan yang sama dengan arah bagian tegak huruf
sebaliknya dengan huruf Z.
Koefisien pilinan atau factor pilinan (α). Huruf α adalah ukuran kekerasan benang yang ditentukan dengan melipat gandakan putaran per unit panjang dengan akar pangkat 2 dari jumlah s
2. Anyaman (braiding
Ini adalah proses penjalinan 3 atau lebih benang dengan cara menyilangkan satu dengan lainnya dan dikaitkan bersama dalam formasi diagonal. Proses ini terkadang juga disebut dengan
braiding adalah
Sebagian suatu nilai numerik, istilah ini mengindikasikan jumlah putaran per unit panjang. Misalnya per 1 m (t/m) atau per 1 inchi (t/inchi).
Arah pilinan ditunjukan dengan huruf kapital S atau Z. suatu produk memiliki pilinan S jika ketika ditegakkan pada posisi bertikal, maka pilinan yang dibentuk oleh serat atau filament yang mengelilingi sumbunya memiliki kemiringan yang sama dengan arah bagian tegak huruf
sebaliknya dengan huruf Z.
Gambar 13. Arah Pilinan
Koefisien pilinan atau factor pilinan (α). Huruf α adalah ukuran kekerasan benang yang ditentukan dengan melipat gandakan putaran per unit panjang dengan akar pangkat 2 dari jumlah suatu system langsung.
braiding)
Ini adalah proses penjalinan 3 atau lebih benang dengan cara menyilangkan satu dengan lainnya dan dikaitkan bersama dalam formasi diagonal. Proses ini terkadang juga disebut dengan plaiting (penjalinan). Hasil akhir proses
adalah braided netting yarn
adalah penyusunan atau netting yarn. Sebagian suatu nilai numerik, istilah ini mengindikasikan jumlah putaran per unit panjang. Misalnya per 1 m (t/m) atau per 1 inchi (t/inchi).
njukan dengan huruf kapital S atau Z. suatu produk memiliki pilinan S jika ketika ditegakkan pada posisi bertikal, maka pilinan yang dibentuk oleh serat atau filament yang mengelilingi sumbunya memiliki kemiringan yang sama dengan arah bagian tegak huruf kapital S,
Koefisien pilinan atau factor pilinan (α). Huruf α adalah ukuran kekerasan benang yang ditentukan dengan melipat gandakan putaran per unit panjang
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan
3. Helainan benang (
Ini adalah istilah tidak standar untuk suatu bahan individual dari suatu
netting yarn yang dipilin atau
d. Alat yang digunakan
a) Sampel benang sepanjang 20 cm dipegang.
b) Diameter benang langsung diukur dengan menggunakan jangka sorong tanpa tekanan yang kuat
c) Pengukuran dilakukan pada beberapa titik berbeda sebanyak 10 kali. 2) Pengukuran tidak langsung
a) Sampel dililitkan pada tabung silinder sebanyak 20 lilitan secara sejajar dan saling bersinggungan antara setiap lilitan.
b) Jarak antara sisi
c) Diameter dapat diperoleh dengan membagi jarak antara sisi luar dengan jumlah lilitan.
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan
II-21
Gambar 14. Struktur Benang Ayam
Helainan benang (strand)
Ini adalah istilah tidak standar untuk suatu bahan individual dari suatu yang dipilin atau dianyam.
Alat yang digunakan
Beberapa jenis benang Gunting
Penggaris Jangka sorong
Prosedur Kerja Pengukuran Benang
Pengukuran langsung.
Sampel benang sepanjang 20 cm dipegang.
Diameter benang langsung diukur dengan menggunakan jangka sorong tanpa tekanan yang kuat
Pengukuran dilakukan pada beberapa titik berbeda sebanyak 10 kali. Pengukuran tidak langsung
Sampel dililitkan pada tabung silinder sebanyak 20 lilitan secara sejajar dan saling bersinggungan antara setiap lilitan.
Jarak antara sisi luar gulungan diukur panjangnya.
Diameter dapat diperoleh dengan membagi jarak antara sisi luar dengan jumlah lilitan.
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
Ini adalah istilah tidak standar untuk suatu bahan individual dari suatu
Diameter benang langsung diukur dengan menggunakan jangka sorong
Pengukuran dilakukan pada beberapa titik berbeda sebanyak 10 kali.
Sampel dililitkan pada tabung silinder sebanyak 20 lilitan secara sejajar
II-22 Berat Benang
1. Beberapa potongan sampel dipersiapkan dengan cara benang digantungkan secara vertikal, bagian atas dijepit dengan penjepit atas (upper clamp) dan bagian bawah dengan penjepit bawah (lower clamp) yang diberi beban W dengan berat tertentu. Besar beban W akan memberikan tegangan awal
(initial tension) pada benang sampel, titik K menunjukan jarak 1m dari
bagian penjepit atas sampel tersebut. Pemotongan benang T tepat pada bagian bawah penjepit atas sampel tersebut. Pemotongan benang T tepat pada bagian bawah penjepit atas pada titik K akan mendapatan sampel uji tepat sepangan 1 m.
2. Untuk mendapatkan berat kering, 10 sampel uji ditimbang bersama-sama.
Linear density benang dapat dihitung dari panjang per berat sampel uji.
3. Berat basah diperoleh dengan merendam ke-10 sampel uji ke dalam air selama ≥ 12 jam, selanjutnya sampel dibiarkan hingga airnya habis menetes. Dalam keadaaan demikian ke-10 sampel ditimbang, berat basah dinyakatan dalam % dari berat kering.
f. Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara praktikum yang telah disediakan.
2.4. Materi Simpul
a. Kompetensi
Praktikan mengetahui jenis simpul yang digunakan untuk membuat sebuah alat penangkap ikan dan mampu membuat simpul tersebut.
b. Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Pendahuluan
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-23
Panjat Tebing, terbagi kedalam empat macam. Adapun jenis-jenis simpul antara lain sebagai berikut:
Simpul Pengunci/kancing
Simpul penyambung (Bends)
Simpul Melingkar ( Loops)
a. Praktikan mempersiapkan bahan dan memotong sesuai dengan ukuran yang ditentukan
b. Membuat jenis simpul yang ditentukan
c. Menggambar dan mendefinisikan bentuk simpul yang telah dibuat
g. Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara praktikum yang telah disediakan.
2.5. Materi Mata Jaring (Mesh Size)
a. Kompetensi Materi
Praktikan mampu menentukan ukuran mata jaring ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan penggaris, jangka sorong dan menghitung jumlah simpul per unit panjang jaring.
b. Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Pendahuluan
II-24
efisiensi alat tangkap. Pemilihan ukuran mata jaring sangat penting bagi gillnet (jaring insang). Penentuan ukuran mata jaring yang optimal harus memperhatikan elastisitas tubuh ikan, ketegangan dan daya regang benang jaring, rasio pemanjangan (elongationratio) benang jaring, momentum ikan dan bentuk badan ikan sasaran.
d. Alat yang digunakan
- Beberapa jenis jaring - Jangka sorong
e. Prosedur kerja
1) Pengukuran dengan penggaris (cara I) a) Satu mata jaring ditarik penuh.
b) Dilakukan pengukuran mulai dari titik tengah simpul ke titik tengah berikutnya, atau
c) Dilakukan pengukuran dari bagian luar kebagian dalam simpul pada satu mata jaring.
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali pada beberapa tempat. 2) Pengukuran dengan jangka sorong (cara II)
a) Satu mata jaring ditarik penuh
b) Jangka sorong dimasukan ke dalam mata jaring.
c) Ukuran jangka sorong disesuaikan dengan bukaan mata jaring
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali pada beberapa tempat berbeda 3) Pengukuran dengan menentukan jumlah simpul per unit panjang (cara III)
a) Satu jaring ditarik penuh dihitung jumlah simpulnya. b) Pada jaring yang ditarik penuh dihitung jumlah simpulnya. c) Ukuran mata jaring adalah jumlah simpul per unit panjang.
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali ulangan dengan panjang dan jumlah simpul berbeda.
f. Bentuk pelaporan
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-25
2.6. Materi Pancing
a. Kompetensi
Praktikan mengetahui jenis-jenis mata pancing yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan serta mengetahui detail bagian-bagian dari mata pancing.
b. Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam pelajaran.
c. Pendahuluan
Mata Pancing adalah salah satu alat untuk menangkap ikan yang paling populer dan digunakan untuk memancing. Mata Pancing digunakan sebagai tempat untuk menaruh umpan pancing, yang pada awalnya terbuat mulai dari tulang atau kayu keras pada zaman dahulu.
Pada masa kini bermacam mata Pancing sudah dapat dibuat dari berbagai macam logam keras seperti dari besi (yang diberi lapisan chrome), baja atau bisa juga dengan campuran bahan logam lainnya misalnya dari bahan karbon.
Gambar 15. Bagian-bagian Mata Pancing
Bagian-bagian hook
Berikut adalah penjelasan dari tiap bagian hook : a. Tip
Tip pada hook harus benar-benar tajam, supaya bisa hook up (ikan terkait mata kail) dengan sempurna.
II-26
Barb berfungsi agar hasil pancingan tidak mudah terlepas setelah hook up, tapi di beberapa tempat pemancingan melarang penggunaan hook yang memilki barb yang terlalu panjang, karena barb yang panjang dapat menyebabkan luka parah pada ikan yang terpancing.
c. Point
Point terbentuk dengan cara stamping, cutting, grinding atau gabungan dari
ketiga proses tersebut. Point merupakan bagian yang terpenting dari hook dan sangat berpengaruh pada saat hookup. Hookpoint dibedakan menjadi :
- Hollow point, misalnya : Chinu, Marusode
- Curved in point, misalnya : Tuna circle
- Dublin point, misalnya : O’Shaughnessy, Round bent sea
- Knife edge point, misalnya : Tuna hook, Beak hook
Gambar 16. Point
d. Gap
Lebar dan sempitnya gap dipengaruhi oleh bentuk bend serta ukuran hook. Umumnya gap yang lebar akan sangat berguna jika kita memancing dengan menggunakan umpan alami, karena ada kelebihan ruang diantara gap.
e. Throat
Dalam dan dangkalnya throat atau tenggorokan mata kail yang dipakai tergantung jenis ikan dan cara makan ikan yang dipancing.
f. Bend
Umumnya bentuk bend juga mempengaruhi kekuatan hook saat penetrasi dan hookup. Bentuk-bentuk bend dibedakan menjadi :
Kirbed, misalnya : American Kirby, Tuna hook, Tuna circle
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-27
Reversed, misalnya : Beak hook, Bait holder
Sedangkan bentuk body pada bagian bend dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
Regular, bentuknya bulat misalnya :Round bent sea, American Kirby
Forged, dari bentuk bulat dipadatkan, dimana kekuatannya akan
bertambah + 20% misalnya : O’Shaughnessy, Beak hook g. Shank
Bentuk shank dibedakan menjadi long shank (panjang) dan short shank (pendek). Umumnya shank yang panjang akan memudahkan pemancing dalam melepaskan hook dari mulut ikan, karena masih tersisa sedkit ruang untuk memegang shank. Umumnya untuk pemancingan dengan umpan hidup (mis : cacing) mata kail yang digunakan adalah yang memiliki slice (duri) pada bagian shank, yang berfungsi untuk mengikat umpan (agar umpan tidak mudah terlepas atau tergelincir ke bawah) contoh : Baithoder, Okiami chinu.
Gambar 17. Shank h. Eye
Eye berfungsi sebagai tempat untuk memasang senar, kawat dan aksesoris memancing lainnya. Bentuk-bentuk eye dibedakan menjadi :
- Flat, : Chinu, Umitanago
- Hole in flat, : Tuna circle
- Ringed, : O’Shaughnessy
Jenis-jenis Ringed :
Tapered eye, : Jig hook
Ball eye , : O’Shaughnessy
II-28 Pengembangan Jenis–jenis Hook
a. Double hook, merupakan hook yang memiliki dua mata kail, dalam penggunaannya pada umumnya dipasangkan lure. Jenisnya antara lain : Double ryder, Double fly, Limerick double.
b. Treble hook, memiliki tiga mata kail dan juga biasanya dipasangkan dengan lure. Treble hook lebih efektif dalam hook up dibanding dengan single hook karena mata kailnya menghadap tiga arah. Jenisnya antara lain: Round Treble, O’Shaughnessy Treble.
c. Pancing cumi, berbentuk seperti payung terbalik dan memiliki banyak mata kail, umumnya digunakan untuk memancing cumi-cumi.
d. Pancing garong, memiliki enam mata kail yang melingkar pada umumnya
digunakan untuk mancing ikan baronang.
e. Snelled hook, merupakan rangkaian hook yang terdiri dari senar dan mata pancing (Eropa) sedangkan untuk model Jepang umumnya terdapat tambahan kili-kili.
f. Sabiki hook, merupakan rangkaian mata kail yang terdiri dari senar, kili-kili, peniti, mata kail, dengan variasi kulit ikan, bulu-bulu dan manik-manik (bead)
Gambar 18. Sabiki Hook
Model-model Single Hook
a. Jig hook, merupakan hook dengan technical bend down shank 900 dekat
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-29
b. Worm hook, hook dengan 900 offsetshank dekat ringed (2 kali bent shank).
Untuk penggunaannya dipasangkan dengan umpan karet.
c. Weedless hook, Hook yang memiliki kawat dibagian depan hook,
melintang dari kepala sampai barb. Fungsinya agar saat dipakai mancing, rumput atau tumbuhan air tidak tersangkut dimata kail. Pada saat hook up kawat akan terdorong ke belakang karena mendapatkan tekanan.
d. Jighead, Hook yang kepalanya berbentuk seperti ikan dan bisa berfungsi sebagai pemberat. Dalam penggunaanya, umumnya jighead dipasang dengan bulu-bulu atau umpan karet dan biasanya dipakai untuk memancing dengan teknik jigging. Berat hook berkisar antara + 0.5 gr sampai 50 gr.
e. Pancing Udang, pancing yang tidak memiliki barb dan umumnya dipakai
untuk mancing udang.
Gambar 19. Model-model Single Hook
Jenis Mata Pancing
1. Mata Tiga ( TrebleHooks )
II-30
kepada anda. Walaupun ia agak rapuh tetapi ia boleh bertukar kepada pelbagai jenis kekuatan ekstra mata 3 seperti kekuatan 3x, 4x, 5x.
Gambar 20. Treble Hook
2. Mata Dua ( DoubleHooks )
Mata 2 juga biasanya digunakan untuk umpan tiruan seperti mata 3 tadi. Ia mempunyai 2 mata sahaja dan kelebihannya ia agak keras dan sukar untuk ikan yang mempunyai rahang yang kuat. Mata jenis ini kebanyakan hanya dijual di luar negara dan di Malaysia ini ia begitu sukar untuk diperolihi lantaran kurang sambutan
Gambar 21. Double Hook 3. Mata O’Shsughnessy.
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-31
kosong. Namun begitu anda akan sentiasa merasa renggutan umpan dimakan ikan. Jika anda memancing ikan karang yang sederhana sizenya, sebaiknya anda menggunakan mata Pancing yang berteras halus kerana bila tersangkut ia mudah lurus dan senang membentuknya semula
Gambar 22. Mata O’Shsughnessy
4. Mata Big Game / Tundaan ( Trolling )
Mata Pancing jenis ini mempunyai luyut yang lebar, leher yang panjang, tahap penembusan yang jauh dan jurang yang rapat. Ia diperbuat dari besi yang kuat dan tebal, sebab ita penembusannya lebih baik dan teguh dimana luyutnya dapat memberikan tusukan ketulang rahang dengan baik sekali. Ia amat sesuai digunakan untuk kedua-dua jenis umpan baik umpan hidup/ mati dan umpan tiruan contohnya untuk pancingan tundaan (trolling).
Gambar 23. Mata Big Game
5. Mata Lingkar ( Circle Hooks ).
yang makannya secara menggetu,juga
menggunakan umpan hidup atau mati. Mengikut kajian penggunaan mata jenis lingkar ini kadar sangkutannya adalah lebih 95%.Apabila ikan menyambar
dan melarikannya, perambut dan tali yang tegang akan membawa mata Pancing kesudut mulut atau tepi rahang ikan. Samaada umpan telah ditelan atau tidak, bahagian jurang mata Pancing
sudut mulut ikan. ke
tersangkut dengan baik dan sukar untuk melepaskan diri.
Bentuk-bentuk Mata Pancing
Gambar 2
II-32
yang makannya secara menggetu,juga tidak sesuai untuk pancingan tunda kecuali menggunakan umpan hidup atau mati. Mengikut kajian penggunaan mata jenis lingkar ini kadar sangkutannya adalah lebih 95%.Apabila ikan menyambar
dan melarikannya, perambut dan tali yang tegang akan membawa mata Pancing kesudut mulut atau tepi rahang ikan. Samaada umpan telah ditelan atau tidak, bahagian jurang mata Pancing ( gap ) akan tergelincir pada tulang rahang atau sudut mulut ikan. ketegangan yang meningkat akan memaksa mata Pancing tersangkut dengan baik dan sukar untuk melepaskan diri.
Gambar 24. Circle Hook
bentuk Mata Pancing
Gambar 25. Bentuk-bentuk Mata Pancing
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-33 Metode Penomoran Kail
Metode penomoran mata kail didasarkan pada lebar mata pancing dan diameter batang pancing. Semakin kecil ukuran pancing semakin besar penomorannya. Ukuran 0 atau 1 adalah ukuran terbesar kail.
Tabel 1. Spesifikasi mata pancing
Nomor kail Celah ( mm ) Diameter ( mm )
12 9,5 1,0
11 10,0 1,0
10 11,0 1,0
9 12,5 1,5
8 14,0 1,5
7 15,0 2,0
6 16,0 2,0
5 18,0 2,5
4 20,0 3,0
3 23,0 3,0
2 26,5 3,5
1 31,0 4,0
0 35,0 4,5
II-34 Test kekuatan hook
Untuk mengetes kekuatan hook, umumnya dilakukan dengan mesin yaitu dengan memegang bagian eye dan bend lalu menariknya hingga lurus atau patah. Hook protektor
Untuk menjaga ketajaman serta menghindari luka akibat tergores hook, maka dapat dipasangkan pelindung berupa pipa plastik dari ujung tip sampai barb. Potongan pipa plastik tersebut dipotong sesuai panjang point dan ukuran pipa juga disesuaikan dengan diameter hook. Dipasaran juga dijual protektor dari bahan plastic untuk treble hook dengan berbagai ukuran.
d. Alat yang digunakan
Mata Pancing Jangka sorong
e. Prosedur Kerja
Mempersiapkan peralatan praktikum
Menggambar bagian-bagian mata pancing dan memberi penamaan pada setiap bagian
Mengukur spesifikasi setiap bagian dari mata pancing.
f. Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara praktikum yang telah disediakan.
2.7. Materi Pelampung dan Pemberat
a. Kompetensi
Praktikan mengetahui nilai gaya apung pelampung secara langsung dan dengan perhitungan matematis serta mengetahui nilai gaya tenggelam pemberat secara langsung dan dengan perhitungan matematis.
b. Waktu Pertemuan
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-35
c. Pendahuluan
Pemberat atau timbel digunakan sebagai penyeimbang di dalam air. Jumlah beratnya sendiri sangat disesuaikan dengan kedalaman kolam serta besar pelampung. Takaran berat yang pas akan memberikan keseimbangan yang pas sehingga umpan tidak terombang-ambing karena arus air dan posisi pakan umpan selalu berada mengambang pas dengan posisi makan ikan.
Pelampung merupakan satu kesatuan dengan pemberat yang merupakan alat penyeimbang senardan mata pancing , fungsi pelampung sendiri sebenarnya lebih sebagai pembantu penglihatan pemancing jika umpan telah disambar ikan. Pelampung akan bergerak – gerak dan tenggelam saat ikan mulai memakan ikan, dan itu pertanda bahwa pemancing harus menarik joran sesegera mungkin. Pelampung yang baik harus dapat dilihat secara jelas oleh kita.
Secara fisik jenis pelampung pancingan ada dua, yaitu pelampung yang gemuk di pangkal dan pelampung yang gemuk dibagian ujung. Sedangkan secara kegunaan, juga terbagi dua, yaitu pelampung pada permukaan air yang tenang dan Pelampung pada permukaan air yang berarus atau mengalir.
a) Pelampung pada permukaan air yang tenang
II-36
ditetapkan dengan bantuan dua buah timah (pemberat mata kail) berbentuk bulat kecil yang dijepitkan ke senar utama
b) Pelampung pada permukaan air yang berarus atau mengalir
Kelompok berikutnya pelampung yang digunakan khusus untuk mancing di perairan yang berarus atau mengalir. Kebalikan dari yang pertama, pelampung jenis ini dibagian ujungnya justru lebih gemuk ketimbang di pangkal.Pemasangannya juga tidak dengan dijepit timah (pemberat mata kail), melainkan dijepit selang karet (biasanya pentil sepeda) dibagian pangkal dan ujung, sehingga senar utama penempel di sepanjang pelampung. Pelampung yang ujungnya agak langsing ideal dipakai untuk mancing dimana jarak antara ujung
joran (tongkat pancing) dan pelampung relatif dekat, seperti bila mancing si
sungai, dengan umpan laron, kecoa dan umpan lain sejenis yang bobotnya relatif ringan. Bentuk yang agak gemuk diujung namun tetap silindris di pangkal akan lebih terapung di permukaan air, sehingga lebih mudah diamati responnya pada saat umpan disambar ikan. Pemancing yang baru belajar mancing di sungai sebaiknya memilih pelampung jenis ini. Pelampung yang bentuknya agak gemuk di pangkal dan semakin gemuk lagi mendekati ujung hanya cocok untuk mancing di sungai yang dalam, namun airnya mengalir cukup deras.
Bentuk-bentuk Pelampung
Pelampung yang digunakan pada banyak kapal penangkapan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelampung bola, pelampung bendera, pelampung radio, dan pelampung lampu. Warna pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna air laut. Hal ini dimakasudkan untuk mempermudah mengenalnya dari jarak jauh setelah setting.
Pelampung bola
pelampung-Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-37
pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan pecahnya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan anyaman tali polyehylene dengan diameter 5 mm
Pelampung Bendera
Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan pada waktu setting dilakukan. Biasanya diberi tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi pemberat.
Pelampung Radio Bouy
Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmiter yang mempunyai frekuensi tertentu. Daerah tranmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasian long line menggunakan radio bouy,maka kapal harus dilengkapi dengan radio direction finder (RDF). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio bouy dengna tepat pada waktu basket putus.
Pelampung Lampu
Pelampung ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bagian bawah ruang yang kedap air.
Jenis-jenis Pemberat
Timah digunakan sebagai pemberat, agar umpan bisa tenggelam dalam air. Bentuk timah sangat beragam, antara lain: timah anting, melinjo, lonceng, peluru, teratai, kerucut, jantung, dll, dengan berat berkisar antara 0.5 gr – 300gr.
Pada umumnya timah dibagi menjadi tiga jenis :
Timah berat, umumnya digunakan untuk mancing di laut atau sungai yang berarus kencang.
Timah pasir, umumnya digunakan untuk memancing di empang/ kolam.
II-38
Gambar 27. Bentuk-bentuk Pemberat
Bentuk-bentuk Pemberat
Bila pemancing menyebut kata “Timah”, yang dimaksud adalah pemberat. Kegunaannya agar kombinasi line, mata kail dan umpan lebih cepat tenggelam atau bila di”cast” bisa mencapai jarak yang jauh.
Timah sering menjadi pilihan bahan, karena berat jenisnya yang tinggi, mudah dibentuk karena titik lelehnya yang tidak terlalu tinggi dan relatif murah harganya. Walaupun akhir2 ini seiring dengan menipisnya deposit timah dinegeri kita, harganya menjadi semakin berat juga. Bentuk dan kegunaan dari pemberat ini sangat bervariasi, tergantung dari cara memancing.
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-39
Pemberat berfungsi sebagai pemberi daya tenggelam pada alat tangkap. Namun dewasa ini para nelayan banyak yang menggunakan bahan lain, termasuk menggunakan besi mur bekas atau batu sebagai pemberat. Pemberat ditata sedemikian rupa pada ujung bawah tali pancing, sehingga memberikan daya tenggelam yang merata.
d. Alat yang digunakan
Pelampung Pemberat
Neraca Jangka sorong
Ember
e. Bahan yang digunakan
Air Tali/ benang
f. Prosedur
Penentuan gaya apung
1) Pengukuran langsung dengan penggelaman (cara I)
Penentuan dimensi dan jenis material pembentuk pelampung.
Sebuah pemberat digantung dan diukur beratnya didalam air, posisi pemberat di antara dasar ember dan permukaan air.
Pelampung digabungkan dengan pemberat, di tenggelamkan ke dalam air dan selanjutnya diukur beratnya (nilai Q). posisi pemberat berada di antara dasar ember dan permukaan air.
Nilai Q diperoleh dengan mengurangi point 2 dengan 3. 2) Pengukuran dengan perhitungan matematis (cara II)
Penetuan dimensi dan jenis material pembentuk pelampung.
Penetuan volume pelampung dengan perhitungan.
Penetuan berat spesifik pelampung berdasarkan jenis material pembentuknya dengan melihat tabel 1-8.
Penetuan nilai gaya apung Q secara sistematis. Pengukuran Gaya Tenggelam
Pengukuran langsung dengan penggelaman (cara I)
Penentuan dimensi dan jenis material pembentuk pemberat.
II-40
Pemberat ditenggelamkan kedalam air dan di ukur beratnya. Posisi pemberat berada di antara dasar ember dan permukaan air
Penentuan nilai gaya tenggelam Q dengan mengurangi point 2 dengan 3 Pengukuran dengan perhitungan matematis (cara II)
Penetuan dimensi dan jenis material pembentuk pemberat.
Penetuan volume pemberat dengan perhitungan.
Penetuan berat spesifik pelampung berdasarkan jenis material pembentuknya dengan melihat table 1-8.
Penetuan nilai gaya apung Q secara sistematis.
g. Bentuk Pelaporan
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-41
II-42
Praktikum 1. Tanggal :
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-43
Praktikum 1. Tanggal :
Nama :
II-44
Praktikum 2. Tanggal :
Nama :
Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkap Ikan 2014
II-45
Praktikum 2. Tanggal :
Nama :