TUGAS MAKALAH DEMOKRATISASI DI ASIA TENGGARA
“DEMOKRATISASI DI NEGARA SPANYOL”
Drs. Ayub Mohsin, M.A., MM
Oleh :
Tri Wahyuningrum Indarto–163112350750048
Prodi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2017
Jl. Sawo Manila Pejaten Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, Kode Pos 12520
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun makalah yang berjudul
“DEMOKRATISASI DI NEGARA SPANYOL” dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas
Demokratisasi di Asia Tenggara. Rasa terima kasih saya tidak terkirakan kepada
yang terhormat Bapak Drs. Ayub Mohsin, M.A., MM. selaku pembimbing materi
dalam pembuatan makalah ini, serta semua pihak yang telah mendukung dalam
penyusunan makalah ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Harapan saya bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Bentuk dan Sitem
Pemerintahan Spanyol yang Demokrasi.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang saya miliki. Tegur sapa dari pembaca akan saya terima dengan
tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Jakarta, 09 April 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 4
1.2. Rumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pemerintahan di Spanyol 6 2.2 Struktur dan Lembaga Pemerintahan di Spanyol 7 2.3 Interaksi Antar Lembaga 11 2.4 Faktor Dominasi Sistem Pemerintahan 13 2.5 Bentuk Demokrasi di Spanyol 14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Secara harfiah, pengertian demokrasi diangkat dari bahasa Yunani, yakni
demos yang berarti rakyat dan cratein/cratos yang berarti pemerintahan dengan
demikian substansi demokrasi diartikan sebagai pemerintahan yang dilakukan
oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangan selanjutnya terutama
setelah sistem perwakilan berikut prosedur keterwakilan rakyat mulai
dipraktekkan dalam dunia modern, pengertian demokrasi berkembang
mengikuti dua jalur utama yakni (a) demokrasi yang mengacukepada defenisi
yang rasionalistis, utopis dan idealistis, dan (b) dengan defenisi-defenisi
demokrasi yang empiris, deskriptif, institusional dan prosedural .1
Menurut Huntington, gelombang ketiga demokrasi di dunia modern telah
dimulai---dengan tidak disengaja---terjadi pada 25 April 1974, ketika radio
Lisabon menyiarkan lagu “Grandola Vila Morena”,siaran ini merupakan
aba-aba kepada satuan militer---yang terdiri dari para perwira muda dalam MFA
(Movimento das Forcas Armandas) melakukan kudeta terhadap diktator
Marcello Caetano. Gelombang demokrasi tersebut merambah sebagian Eropa
Selatan terus menuju Amerika latin pada akhir dasa warsa 1970 (Ekuador,
Bolivia, Argentina, Uruguay, El-Savador dan Guatemala) kemudian memasuki
Asia pada paruh akhir tahun 70-an ( India dan Filiphina ) untuk selanjutnya
menuju kawasan Eropa Timur pada akhir dasa warsa 1980, yang ditandai
dengan tumbangnyarezim komunis di hampir setiap negara komunis di
kawasan tersebut. Berdasarkan catatanHuntington (1991), setelah 15 tahun
jatuhnya rezim ototriter di Portugal pada tahun 1974, kurang lebih 30 negara di
Eropa, Amerika latin dan Asia telah mengalami pergantian dari rezim
otoriterke rezim demokratis.2
Demokrasi di Spanyol bermula pada saat kematian Jenderal Franco pada
bulan November 1975, Franco pewaris pribadi yang ditunjuk Pangeran Juan
1Huntington, 1991:5
Carlos de Borbon y Borbon diasumsikan judul raja dan kepala negara. Tidak
puas dengan lambatnya liberalisasi pasca-Franco, ia menggantikan Perdana
Menteri terakhir Franco dengan Adolfo Suarez pada bulan Juli 1976. Suarez
memasuki kantor menjanjikan bahwa pemilu akan diadakan dalam satu tahun,
dan pemerintah pindah untuk memberlakukan serangkaian undang-undang
untuk meliberalisasi rezim baru. Pemilu pertama Spanyol sejak 1936 dengan
Cortes (parlemen) diadakan pada tanggal 15 Juni 1977. Perdana Menteri
Suarez Union dari Pusat Demokrasi (UCD), koalisi kanan-tengah yang
moderat, memenangkan 34% suara dan blok kursi terbesar di Cortes. Mulai
saat itulah Spanyol menjadi negara yang demokrasi.
1.2. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat diambil
adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Bagaimana Sistem Pemerintahan di Spanyol ?
2. Bagaimana Hubungan Antar Lembaga yang ada di Spanyol ?
3. Bagaimanakah Bentuk Demokrasi yang ada di Spanyol ?
1.3. Tujuan Penulisan
Bagi Penulis yaitu untuk menambah wawasa serta menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Demokratisasi di Asia Tenggara. Sedangkan bagi pembaca,
diharapkan tulisan ini dapat dijadikan sebuah wawasan tambahan dan dapat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pemerintahan di Spanyol
Dimulai pada abad kesembilan SM, Fenisia, Yunani, Carthaginians, dan
Celtic memasuki Semenanjung Iberia. Bangsa Romawi diikuti dalam abad
kedua SM dan meletakkan dasar bagi bahasa ini, agama, dan hukum Spanyol.
Meskipun Visigoth tiba pada abad kelima, benteng Romawi terakhir di
sepanjang pantai selatan tidak jatuh sampai abad ketujuh Masehi. Dalam 711,
Afrika Utara Moor berlayar melintasi selat, menyapu ke Andalusia, dan dalam
beberapa tahun, mendorong Visigoth sampai semenanjung ke Pegunungan
Cantabria. Penaklukan-upaya untuk mengusir orang Moor-berlangsung sampai
1492. Dengan 1512, penyatuan kini Spanyol itu selesai.
Selama abad ke-16, Spanyol menjadi negara paling kuat di Eropa, karena
kekayaan besar berasal dari kehadirannya di Amerika. Tapi serangkaian
panjang, perang mahal dan pemberontakan, dibatasi oleh kekalahan oleh
Inggris dari "Invincible Armada" pada 1588, mulai penurunan stabil kekuasaan
Spanyol di Eropa. Kontroversi suksesi tahta dikonsumsi negara selama abad
ke-18, yang menyebabkan pendudukan oleh Perancis selama era Napoleon di
awal 1800-an, dan menyebabkan serangkaian konflik bersenjata di banyak
abad ke-19.
Abad ke-19 melihat pemberontakan dan independensi sebagian besar
koloni Spanyol di Belahan Barat: tiga perang atas isu suksesi; tersingkirnya
singkat Monarkii dan pembentukan Republik Pertama (1873-1874); dan,
akhirnya, Perang Spanyol-Amerika (1898), di mana Spanyol kalah Kuba,
Puerto Rico, dan Filipina ke Amerika Serikat. Sebuah periode pemerintahan
diktator (1923-1931) berakhir dengan berdirinya Republik Kedua. Hal itu
didominasi oleh meningkatnya polarisasi politik, yang berpuncak pada
semua sisi, ditambah dengan kekerasan tumbuh dan tak terkendali,
menyebabkan pecahnya Perang Saudara Spanyol di Juli 1936.
Menyusul kemenangan pasukan nasionalis di tahun 1939, General
Francisco Franco memerintah bangsa kelelahan politik dan ekonomi. Spanyol
secara resmi netral selama Perang Dunia II tetapi mengikuti kebijakan
pro-Axis. Oleh karena itu, Sekutu yang menang terisolasi Spanyol pada awal
periode pasca-perang, dan negara tidak bergabung dengan PBB sampai tahun
1955. Pada tahun 1959, di bawah rencana stabilisasi Dana Moneter
Internasional, negara mulai meliberalisasi perdagangan dan arus modal,
khususnya investasi asing langsung.
Meskipun keberhasilan liberalisasi ekonomi, Spanyol tetap ekonomi
paling tertutup di Eropa Barat-dinilai oleh ukuran kecil perdagangan luar
negeri untuk kegiatan-ekonomi dan laju reformasi melambat selama 1960-an
sebagai negara tetap berkomitmen untuk "membimbing" ekonomi. Namun
demikian, pada 1960-an dan 1970-an, Spanyol menjelma menjadi ekonomi
industri modern dengan sektor pariwisata berkembang. Ekspansi ekonomi
menyebabkan peningkatan distribusi pendapatan dan membantu
mengembangkan kelas menengah yang besar. perubahan sosial yang dibawa
oleh kemakmuran ekonomi dan masuknya ide-ide baru membantu mengatur
panggung untuk transisi Spanyol menuju demokrasi selama paruh kedua tahun
1970-an.
2.2 Struktur dan Lembaga Pemerintahan di Spanyol
Politik dalam Sistem Pemerintahan Spanyol
Meski sistem pemerintah Spanyol bukan negara federal, namun memiliki struktur federal dan sistem politiknya bersifat unitary quasi-federal serta Senat (majelis tinggi) tidak mewakili wilayah-wilayah, dan tidak ada distribusi kekuasaan federal.
Para anggota majelis rendah dan majelis tinggi dipilih dari partai politik dengan azas proporsional dengan masa jabatan 4 (empat) tahun. Kongres Deputi (majelis rendah) memiliki 350 anggota yang mewakili 52 kota dan Senat (majelis tinggi) memiliki 259 senator.
Senat berkuasa membentuk undang-undang dan meng-amandemen UU atau mem-veto UU yang digagas Kongres. Tapi veto Senat itu dapat dibatalkan Kongres melalui suara mayoritas sederhana dari anggota Kongres.
Senat dan Kongres masing-masing memiliki ketua dan badan pekerja untuk mengatur dan mengurus administrasinya. Biro Senat terdiri dari Ketua, 4 Wakil Ketua, dan 4 Sekretaris yang semuanya dipilih oleh Senat. Saat ini terdapat 24 komisi tetap dan 6 komisi khusus di Senat.
Ketua Senat sekarang: Don Francisco Javier Rojo Garcia (PSOE) dan Ketua Kongres: Don Jose Bono (PSOE). Pada dasarnya, Kongres dan Senat bersidang dua kali setahun yaitu dari September-Desember dan dari Februari-Juni.
Dalam hal tertentu, sesuai usul Pemerintah atau usul mayoritas anggotanya, baik Kongres maupun Senat dapat mengadakan sidang luar biasa yang agendanya harus dirumuskan secara jelas dan sidang ini segera dinyatakan berakhir bila agenda selesai dibahas.
Keputusan dalam tiap sidang didasarkan pada suara mayoritas. Pemungutan suara harus dilakukan secara langsung oleh anggota Kongres atau Senat, dalam arti tidak boleh diwakilkan.
Setelah perang saudara tahun 1936-1939 Spanyol menjadi republik yang dipimpin Jenderal Francisco Franco. Setelah Franco wafat tahun 1975 Spanyol kembali ke bentuk kerajaan dengan memproklamirkan Juan Carlos I sebagai Raja Spanyol pada November 1975. Kemudian pada tahun 1976 dimulai pembentukan berbagai partai politik dan pembahasan pembentukan konstitusi dan pemilu pertama diadakan pada 15 Juni 1977.
Konstitusi Spanyol yang berlaku hingga kini berumur 31 tahun dan ditetapkan secara aklamasi oleh parlemen dengan didukung 87% rakyat dalam referendum 6 Desember 1978. sejak itu, Spanyol yang menganut sistem Monarkii parlementer, sebagaimana tertulis dalam Pasal 1 Ayat (3), memulai reformasi politik dan konstitusional.
Dalam sistem pemerintahan Spanyol juga diterakan aturan otonomi daerah seperti halnya di Indonesia yang baru-baru ini diberlakukan. Lalu seperti apa sistem otonomi daerah dalam sistem pemerintahan Spanyol ini? Apakah sama dengan yang berlaku di Indonesia?
Sistem otonomi Spanyol membagi Spanyol ke dalam 17 komunitas otonom setingkat provinsi yang terdiri dari 50 kota, dan 2 kota otonom, dimana secara keseluruhan di dalamnya terdapat 8.098 municipalities. Komunitas otonom memiliki kekuasaan otonomi di bidang fiskal dan legislatif.
Kekuasaan otonomi itu di komunitas/ provinsi dan kota otonom diratifikasi setelah melalui referendum. Kekuasaan otonomi itu menggariskan komunitas/ provinsi dan kota otonom memililki parlemen, kepala pemerintah, dan pengadilan sendiri.
Sedang pemerintah pusat memegang kekuasaan menyelenggarakan hubungan luar negeri, perdagangan luar negeri, pertahanan, undang-undang komersial dan kriminal, penerbangan sipil, dan pelayaran.
Catalunya, Basque Country, dan Navarra memiliki kekuasaan otonomi yang terbesar. Parlemen Catalunya memilki 136 anggota dan Parlemen Basque Country memiliki 75 anggota. Kedua komunitas otonom tersebut merupakan yang pertama memiliki regional assembly pada tahun 1981, dan saat ini kedua daerah tersebut menuntut otonomi fiskal yang lebih luas.
Pada pemilihan kepala daerah untuk komunitas otonom dan kota otonom (Ceuta dan Melilla) kemenangan kepala daerah akan bergantung pada proporsi suara yang diperoleh dan dukungan legislatif dalam penerimaan program calon kepala daerah.
Sistem ini kelihatannya rentan terhadap mosi tidak percaya yang mungkin berakhir dengan pemberhentian PM/ kepala daerah. Namun konstitusi melindungi dan mengondisikan pemberhentian PM/ kepala daerah harus dengan mengajukan calon alternatif sebagai pembanding. Dalam tahap ini, berbagai niat buruk untuk mengganti pejabat tanpa kualifikasi lebih unggul dapat dicegah. Sistem ini memberi dampak dan manfaat sebagai berikut:
Sistem ini sering diganggu oleh seruan untuk memisahkan diri seperti yang sering diupayakan daerah Catalunya dan Pais Vasco dan dapat mempengaruhi daerah lain untuk mengikutinya seperti Navarra dan Galicia.
Meski pada umumnya rakyat Spanyol menerima sistem Monarki parlementer, namun terdapat sekelompok generasi muda Spanyol yang menolaknya dengan alasan tiap orang lahir dengan hak dan kewajiban yang sama (tak satupun dilahirkan dengan hak istimewa).
Sistem Pemerintahan: Kerajaan Parlementer
Ibukota: Madrid
Pembagian administratif:
17 komunitas otonom dan 2 kota otonom:
Andalucia, Aragon, Asturias, Balearic Islands, Kota Ceuta, Canary Islands, Cantabria,
Castilla-La Mancha, Castilla y Leon, Cataluna, Communidad Valenciana, Extremadura, Galicia, La Rioja, Madrid, Kota Melilla, Murcia, Navarra, Pais Vasco (Basque).
Hari Nasional: 12 Oktober
Konstitusi: 6 Desember 1978, berlaku 29 December 1978
Sistem Hukum:
Kepala Negara: Raja Juan Carlos I (sejak 22 November 1975); Putra Mahkota Pangeran Felipe.
Jubir Kabinet Maria Teresa Fernandez De La Vega; Wakil PM II/ Menteri Ekonomi dan Keuangan Elena Salgado (2009); Wakil PM III/ Menteri Administrasi Publik Manuel
a. Kongres Deputi (majelis rendah), dan
b. Senat (majelis tinggi)
Cortes Generales memiliki kuasa mensahkan segala hukum dan mengubah konstitusi. Karena Spanyol merupakan negara anggota Uni Eropa, maka ia harus membagi otoritas legislatif dengan dewan dan parlemen dari UE.
PM disebut juga presiden pemerintahan, ditunjuk oleh Raja biasanya dari partai yang menang pemilu.
Kekuasaan Yudikatif: Mahkamah Agung atau Tribunal Supremo.
Jenis kekuasaan: Monarki Konstitusional --- Monarki secara konstitusional berkuasa seumur hidup, kecuali ia menyerahkan kepada pewarisnya (bisa lelaki ataupun perempuan).
2.3 Interaksi Antar Lembaga
Andalucia, Aragon, Asturias, Baleares (Balearic Islands), Canarias (Canary Islands), Cantabria, Castilla-La Mancha, Castilla y Leon, Cataluna (Catalonia), Comunidad Valenciana (Valencian Community), Extremadura, Galicia, La Rioja, Madrid, Murcia, Navarra, Pais Vasco (Basque Country). Sementara ke-2 ciudad autonoma adalah Ceuta dan Melilla. Dengan catatan, kota-kota otonom seperti Ceuta dan Melilla ditambah dengan pulau-pulau kecil seperti Islas Chafarinas, Penon de Alhucemas, dan Penon de Velez de la Gomera, yang seluruhnya diadministrasi langsung oleh pemerintah pusat Spanyol. Pulau-pulau tersebut berada di sepanjang pantai Maroko dan secara umum dirujuk sebagai Tempat Kedaulatan (Plazas de Soberania).
Sistem pemerintahan: Parlementer Monarki adalah kepala negara, yang secara konstitusional berwenang untuk membuat hukum, membubarkan parlemen, mengadakan pemilu, mengajukan kandidat untuk jabatan presiden, mengangkat para menteri, melakukan perjanjian sipil maupun militer, memegang kuasa pengerahan tentara tertinggi. Namun, kewenangan-kewenangan tersebut secara praktek adalah terbatas: Monarki hanya bisa menyelenggarakan kewenangan tersebut atas inisiatif badan politik lain. Administrasi pemerintahan dipegang oleh badan-badan seperti Presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri kabinet. Presiden Spanyol (setara dengan Perdana Menteri) merupakan figur kunci dalam pemerintahan/politik sehari-hari. Presiden ini diangkat oleh Monarki atas rekomendasi mayoritas anggota Kongres. Presiden berhak mengajukan calon wakil presiden berikut menteri-menteri guna membentuk kabinet. Presiden pula yang mereposisi keanggotaan kabinet secara prerogatif. Monarki mengangkat wakil presiden dan menteri-menteri hanya yang diusulkan oleh Presiden. Posisi presiden (dan jajarannya) dapat diganti berdasarkan mosi tidak percaya para anggota Kongres (diajukan 1/10 anggota dan didukung mayoritas parlemen). Presiden akan diganti oleh calon yang diajukan Kongres dan secara seremonial diangkat oleh Monarki.
2.4 Faktor Dominasi Sistem Pemerintahan
Setelah kematian Jenderal Franco pada bulan November 1975,
Franco pewaris pribadi yang ditunjuk Pangeran Juan Carlos de Borbon y
Borbon diasumsikan judul raja dan kepala negara. Tidak puas dengan
lambatnya liberalisasi pasca-Franco, ia menggantikan Perdana Menteri terakhir
Franco dengan Adolfo Suarez pada bulan Juli 1976. Suarez memasuki kantor
menjanjikan bahwa pemilu akan diadakan dalam satu tahun, dan pemerintah
pindah untuk memberlakukan serangkaian undang-undang untuk meliberalisasi
rezim baru. Pemilu pertama Spanyol sejak 1936 dengan Cortes (parlemen)
diadakan pada tanggal 15 Juni 1977. Perdana Menteri Suarez Union dari Pusat
Demokrasi (UCD), koalisi kanan-tengah yang moderat, memenangkan 34%
suara dan blok kursi terbesar di Cortes. Di bawah Suarez, Cortes baru mengatur
tentang merancang konstitusi demokratis yang sangat disetujui oleh pemilih
dalam referendum nasional pada Desember 1978.
Pemerintah Dan Kondisi Politik demokrasi parlementer dipulihkan setelah
kematian Jenderal Franco pada tahun 1975, yang telah memerintah sejak akhir
perang sipil pada tahun 1939. The 1978 konstitusi didirikan Spanyol sebagai
Monarkii parlementer, dengan perdana menteri bertanggung jawab kepada
Cortes bikameral (Kongres Deputi dan Senat) dipilih setiap 4 tahun. Pada
tanggal 23 Februari, 1981, elemen pemberontak di antara pasukan keamanan
menyita Cortes dan mencoba untuk memaksakan pemerintah yang didukung
militer. Namun, sebagian besar pasukan militer tetap setia kepada Raja Juan
Carlos, yang menggunakan otoritas pribadinya untuk meletakkan upaya kudeta
tak berdarah. Pada bulan Oktober 1982, Partai Buruh Sosialis Spanyol (PSOE),
yang dipimpin oleh Felipe Gonzalez, menyapu kedua Kongres Deputi dan
Senat, memenangkan mayoritas mutlak. Gonzalez dan PSOE memerintah
selama 13 tahun ke depan. Selama periode itu, Spanyol bergabung dengan
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Masyarakat Eropa.
Pada bulan Maret 1996, Jose Maria Aznar ini populer Partai (PP)
kepada daerah dan liberalisasi ekonomi, dengan program privatisasi, reformasi
pasar tenaga kerja, dan langkah-langkah yang dirancang untuk meningkatkan
persaingan di pasar yang dipilih. Selama semester pertama Aznar ini, Spanyol
terintegrasi ke dalam lembaga-lembaga Eropa, lolos ke Uni Moneter Eropa.
Selama periode ini, Spanyol berpartisipasi, bersama dengan Amerika Serikat
dan sekutu NATO lainnya, dalam operasi militer di bekas Yugoslavia. Presiden
Aznar dan PP memenangkan pemilihan ulang pada Maret 2000, memperoleh
mayoritas mutlak di kedua majelis parlemen.
Pemerintah lokal, 1978 Konstitusi berwenang penciptaan pemerintahan
otonom daerah. Pada tahun 1985, 17 daerah yang mencakup semua
semenanjung Spanyol, Canary, dan Kepulauan Balearic telah dinegosiasikan
statuta otonomi dengan pemerintah pusat. Pada tahun 1979, pemilu otonom
pertama diadakan di Basque dan Catalan daerah, yang memiliki tradisi daerah
terkuat berdasarkan sejarah mereka dan bahasa terpisah. Sejak itu, pemerintah
otonom telah diciptakan di sisa 17 daerah. Pemerintah pusat terus
menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah daerah, yang pada akhirnya akan
memiliki tanggung jawab penuh untuk perawatan kesehatan dan pendidikan,
serta program-program sosial lainnya.
2.5 Bentuk Demokrasi di Spanyol
Negara Spanyol merupakan negara demokrasi yang diselenggarakan dalam bentuk pemerintahan parlementer di bawah monarki konstitusional. Hampir sama dengan sistem pemerintahan parlemen, negara dipimpin oleh seorang raja. Oleh karena itu, bisa juga dikatakan bahwa bentuk pemerintahan Spanyol adalah kerajaan. Namun, fungsi raja di sana hanya sebagai lambang pemersatu negara.
Pemegang kekuasaan, pemerintah, dan pembuat aturan, diserahkah kepada parlemen yang dipimpin perdana menteri yang ditunjuk oleh raja dan biasanya dari partai pemenang pemilihan umum.
yang ia pegang. Perdana menteri dibantu oleh tiga wakil yang fungsinya sebagai berikut.
• Wakil Perdana Menteri I sebagai juru bicara kabinet.
• Wakil Perdana Menteri II sebagai menteri ekonomi dan keuangan.
• Wakil Perdana Menteri III sebagai menteri adminstrasi publik.
Badan Legislatif
Badan legislatif Spanyol (Cortes Generales) adalah parlemen bekameral yang terdiri atas:
• Kongres Deputi (Majelis Rendah); dan
• Senat (Majelis Tinggi).
Badan legislatif ini mempunyai otoritas membuat dan menetapkan hukum dan konstitusi. Namun, karena Spanyol merupakan anggota Uni Eropa (UE), mau tak mau, harus membagi otoritas ini dengan UE.
Badan Yudikatif
Badan yudikatif Spanyol hampir sama dengan Indonesia, yaitu Mahkamah Agung atau dalam bahasa lokalnya disebut Tribunal Supremo.
Negara Missionaris
Dalam sejarah, negara penghasil batu bara jenis lignite ini dikenal sebagai negara missionaris atau penyebar agama Kristen Katolik. Salah satu negara di Asia yang dijajah dan dikristenkan Spanyol adalah Filipina, tepatnya di Kota Intramuros pada abad ke-16.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1 KESIMPULAN
Negara Spanyol merupakan negara demokrasi yang diselenggarakan dalam
bentuk pemerintahan parlementer di bawah monarki konstitusional. Hampir
sama dengan sistem pemerintahan parlemen, negara dipimpin oleh seorang
raja. Oleh karena itu, bisa juga dikatakan bahwa bentuk pemerintahan Spanyol
adalah kerajaan. Namun, fungsi raja di sana hanya sebagai lambang pemersatu
negara. Pemegang kekuasaan, pemerintah, dan pembuat aturan, diserahkah
kepada parlemen yang dipimpin perdana menteri yang ditunjuk oleh raja dan
biasanya dari partai pemenang pemilihan umum.
Salah satu tujuan dari penerapan demokrasi adalah untuk menciptakan
partisipasi masyarakat yang lebih baik pada tataran politik. Namun pada
pengimplementasiannya, ketika sebuah negara diberikan keterbukaan secara
luas dalam memberikan partisipasinya dalam bidang politik, maka hal ini akan
menimbulkan kesempatan yang sangat besar bagi masyarakat untuk
membentuk partai politik maupun interest group. Pembentukan partai politik
maupun interest group pada hakikatnya merupakan hak yang memang dimiliki
bagi negara demokrasi. namun kurangnya pembatasan akan keberadaan partai
politik maupun interest group yang awalnya bertujuan baik dapat berakibat
pada timbulnya konfik-konflik horizontal maupun vertikal.
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam sebuah negara tataran politik dalah partai lebih dibatasi
agar tidak menimbulkan konflik, dan walaupun Spanyol merupakan negara
berbentuk monarki konstitusional, dimana suatu pemimpinnya adalah seorang
raja, Spanyol tetap bisa berhubungan bebas dengan negara luar dan bahkan
menjadi negara maju karena pemerintahnya yang sangat peduli dengan
masyarakatnya sehingga memberikan Hak demokrasi dalam negara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
"Spain". Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Online.
Encyclopædia Britannica Inc., 2017. Web. 09 Apr. 2017
https://www.britannica.com/place/Spain
Budiarjo. Miriam. 1977. Dasar-Dasar Ilmu Politik . Jakarta: Gramedia.
Budiarjo. Miriam. 1982 “Partisipasi dan Partai Politik” (ed). Jakarta: Gramedia .
Closky. Herbert. Mc. 1972. Political Participation. dalam Internatinal Enclycopedia of the SocialSciences. New York : The MC and The Free Pres
Gerhard Robbers, Encyclopedia of World Constitutions (New York: Facts
on File Inc., 2007).
Matthew Sögard Shugart, “Comparative Executive-Legislative Relations”
dalam R.A.W. Rhodes, Sarah A. Binder, and Bert Rockman, eds., The Oxford
Handbooks of Political Institutions (New York: Oxford University Press, 2006)
http://19.uhamzah.web.id/id3/2823-2721/Raja_134984_19-uhamzah.html diakses
pada 9 April 2017