ANALISIS MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DENGAN PEMBELAJARAN
DESAIN SIMULASI
Diajukan sebagai tugas mandiri, mata kuliah Pembelajaran Agama Islam Kelas Rendah Dengan dosen pengampu :
Nama : Agung Nugraha, M.Pd
Disusun Oleh :
Euis Mustika Sari (4118412109120086)
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
1. Pemilihan materi untuk Pembelajaran Agama Islam Kelas Rendah
Dalam pemilihan materi guna dapat terselenggaranya pembelajaran menggunakan desain simulasi, penulis melakukan pertimbangan-pertimbangan khusus dalam pemilihan materi pelajaran agama islam agar dapat digunakan dengan pembelajaran desain simulasi. Berbekal buku paket “Senang Belajar Agama Islam & Budi Pekerti” untuk SD kelas 1, menggunakan Kurikulum 2013, dengan pengarang Moh. Masrun S., dkk, Penerbit Erlangga, penulis memutuskan untuk memilih materi pendidikan agama islam mengenai “BERSUCI”.
Materi : Bersuci
a. Menunjukan Prilaku bersih bagi seorang Muslim/Muslimah b. Mempraktekan tata cara bersuci :
a) Menyucikan badan
b) Menyucikan tempat tinggal/lingkungan c) Menyucikan barang
2. Alasan Pemilihan Materi tersebut
Berdasarkan pengertian Simulasi , simulate yang berarti “berpura-pura atau berbuat akan” simulate adalah pekerjaan tiruan atau meniru/ berpura pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar simulasi dapat diartikan cara menyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk emahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Sebagai sebuah metode pembelajaran yang bersifat peniruan suatu peristiwa, metode simulasi memiliki karakteristik yang mencerminkan ; 1) Banyak digunakan pada pembelajaran PKn, Agama Islam, IPS, dan pendidikan apresiasi, 2) Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi interaksi, merupakan dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi, 3) Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa, 4) Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, 4) Bahan pelajaran dapat diangkat dari nilai nilai social, kehidupan social maupun masalah-masalah social.
dilakukan. Pembelajaran simulasi merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan memberikan pengalaman nyata kepada siswa, ini berarti ketika penulis memutuskan menggunakan materi tentang BERSUCI dikarenakan materi ini akan mendorong siswa dan mengajak siswa untuk melakukan kegiatan bersuci secara benar dan melibatkan keterlibatan/ keikutsertaan siswa secara aktif dan terintegrasi. Disini semua siswa diarahkan secara berkelompok untuk kegiatan pembelajaran menggunakan desain simulasi terkait materi BERSUCI ini. Bukan hanya melibatkan kecerdasan koognitif siswa, tapi psikomotorik siswapun digunakan dalam desain pembelajaran menggunakan materi BERSUCI.
Selain siswa menggunakan daya pikirnya untuk menyusun kegiatan dalam pembelajaran simulasi ini, dalam implementasinya siswa pula yang menjalankan (memerankan) ini berarti adanya keterlibatan fisik dan pemikiran (kognitif) dalam pembelajaran desain simulasi. Dalam materi bersuci ini terdapat konten-konten sub materi didalamnya. Sub materi dalam Bersuci adalah :
a. Menunjukan Prilaku bersih bagi seorang Muslim/Muslimah b. Mempraktekan tata cara bersuci :
Menyucikan badan lingkungan/tempat tinggal, menyusikan benda-benda dan menunjukan prilaku hidup bersih bagi seorang muslim dan muslimah. Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan sesungguhnya atau memiliki kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya. Melalui materi bersuci melibatkan keadaan yang sebenarnya dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada siswa.
3. Analisis Penerapan Pembelajaran Desain Simulasi
1. Mengkondisikan siswa untuk siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakanm desain simulasi
2. Guru menentukan topic atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran simulasi
3. Guru memberikan gambaran mengenai materi dan kegiatan simulasinya, yang akan dilakukan siswa.
4. Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dan membagikan sub materi-materi yang akan disimulasikan pada setiap kelompok.
5. Dalam melaksanakan kegiatan simulasi siswa harus terlibat secara langsung dan guru sebagai fasilitator memberikan pengarahan-pengarahan yang terintegrasi kepada siswa.
6. Setiap kelompok melaksanakan pembelajaran desain simulasi dengan jenis Role Playing atau bermain peran
7. Guru memberikan penguatan-penguatan kepada setiap kelompok dan memberikan arahan/instruksi instruksi agar siswa dalam melaksanakan pembelajaran simulasi terarah.
8. Guru menilai dan memberikan penilaian individu pada setiap siswa
9. Selesai melaksankan kegiatan menggunakan pembelajaran simulasi , siswa menuliskan hal-hal penting yang ia pelajari dalam kegiatan simulasi yang telah dilakukan
10. Guru dan siswa memberikan refleksi dan kesimpulan dalam kegiatan simulasi yang telah dilakukan serta memberikan penguatan-penguatan diakhir kegiatan belajar mengajar.