• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebijakan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah UD.Rezeki Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebijakan Bisnis dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Usaha Mikro Kecil Menengah UD.Rezeki Baru"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 kewirausahaan

Richard Cantillon dalam Winardi (2008:25) memahami kewirausahaan

secara klasik sebagai ‘bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausaha

membeli barang pada saat ini dengan harga tertentu dan menjualnya pada masa

yang akan datang dengan harga yang tida menentu. Jadi definisi ini lebih

menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian

Richard T. Elly dan Ralph H.Hessdalam Winardi(2008:26) menyatakan

bahwa secara singkat seorang entrepreneur mengorganisasi dan mengoperasikan

sebuah perusahaan untuk mencapai keuntungan pribadi. Ia membayar harga-harga

yang berlaku untuk bahan-bahan yang digunakannya di dalam perusahaannya,

misalnya untuk penggunaan tanah, di mana perusahaannya didirikan untuk

sejumlah jasa-jasa pribadi yang dimanfaatkannya dan untuk modal yang

digunakannya (modal pinjaman). Kemudian ia menyumbangkan inisiatifnya,

keterampilannya, serta upayanya dalam hal merencanakan, mengorganisasi, dan

mengorganisasi dan mengelola perusahaannya. Ia menghadapi kemungkinan rugi

atau laba sehubungan dengan kejadian-kejadian yang tidak diduga semula dan

yang tidak dapat dikendalikannya.

Fungsi Kewirausahaan yaitu guna mereformasi atau merevolusi pola

produksi dengan mengeksploitasi sebuah penemuan, atau secara umum sebuah

(2)

produk lama dengan cara baru, membuka sumber pasokan bahan baku baru, atau

sebuah gerai baru untuk produk, dengan mengorganisasi sebuah industri baru.

2.2. Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentangUsaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):Usaha Mikro adalah usaha produktif milik

orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yaitu:

a) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

(3)

Tabel 2.1.Kriteria UMKM

Kebijakan adalah alat untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan

mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung usaha

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan adalah pedoman untuk

pengambilan keputusan dan memberi jawaban atas situasi rutin dan berulang.

Kebijakan kebanyakan dinyatakan dalam bentuk aktivitas manajemen, pemasaran,

keuangan/akutansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan

sistem informasi manajemen

Kebijakan (policy) dapat didefenisikan sebagai pernyataan keinginan dan

kehendak manajemen untuk mengatur kegiatan guna mencapai tujuan perusahaan

(Steiner, 1997:22). Kebijakan pada dasarnya suatu tindakan yang mengarah

kepada tujuan tetentu dan bukan hanya sekedar keputusan untuk melakukan

sesuatu. Untuk itu setiap pelaku bisnis tentunya akan membuat kebijakan

tersendiri dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, termasuk UMKM yang

akan bersaing memasarkan produknya tentu penting memiliki kebijakan di bidang

(4)

produk pesaing. Menurut Assauri (2007:197) kebijakan pemasaran adalah

kegiatan pemasaran dengan menetapkan garis-garis besar pedoman atau panduan

umum perusahaan dalam bidang pemasaran. Kebijakan pemasaran tentunya

sejalan dengan konsep pemasaran yang menekankan pemberian pelayanan yang

dapat memuaskan konsumen, melalui kegiatan pemasaran yang terpadu dan

memungkinkan diperolehnya keuntungan dalam jangka panjang.

2.3.2. Proses Penetapan kebijakan

Menurut Anderson(dalam Subarsono, 2005:12) ada beberapa proses

menetapkan kebijakan yaitu, formulasi masalah, formulasi kebijakan, penentuan

kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

1. Formulasi masalah yaitu proses penentuan apa yang menjadi titik

permasalahan dan bagaimana masaah tersebut bisa terjadi

2. Formulasi kebijakan yaitu pengembangan dan sinteis terhadap

alternative-alternatif pemecahan masalah

3. Penentuan kebijakan adalah proses penentuan isi dari kebijakan yang

ditetapkan dan penentuan elemen yang melakukan kebijakan tersebut

4. Implementasi kebijakan yaitu pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan

dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Edwards (dalam Subarsono, 2005:90) implementasi kebijakan

dipengharui 4 hal antara lain.

1) Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan, pelaksana harus mengetahui apa

yang dilakukan dan apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan

(5)

2) Sumber daya

Hal ini menyangkut dengan kemampuan atau sumber daya manusia

pelaksana kebijakan

3) Disposisi

Watak atau karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti

komitmen, kejujuran dan sebagainya

4) Struktur Birokrasi

Yaitu struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan

5. Evaluasi kebijakan menurut Dunn (2003:132) adalah prosedur analisis

kebijakan yang digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai nilai atau

manfaat dari serangkaian aksi dimasa lalu atau dimasa depan

Ada beberapa tujuan evaluasi menurut Subarsono (2005:120) antara lain :

1) Menentukan tingkat kerja suatu kebijakan serta mengukur tingkat efesiensi

suatu kebijakan.

2) Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan serta dampak suatu

kebijakan.

3) Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan yang digunakan sebagai

bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.

(6)

2.4.1. Pengertian Bisnis

Menurut Skinner dalam Anoraga(2007:6) bisnis adalah pertukaran barang,

jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Dahulu

bisnis dilakukan dengan carabarter, yaitu pertukaran barang tanpa menggunakan

uang. Jika seseorang membutuhkan sepatu, maka ia dapat menukarnya dengan

orang yang membutuhkan jagung misalnya. Namun kemudian disadari banyaknya

kendala seperti perbedaan kebutuhan antar orang yang memiliki kebutuhan,

perbedaan nilai barang yang akan ditukarkan dan sebagainya.Hal ini kemudian

menjadi lebih mudah setelah ada alat untuk saling melakukan pertukaran, yaitu

uang

Kismono (2001:4) mendefenisikan bisnis sebagai proses sosial yang

dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melaui proses penciptaan dan

pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu. Produk yang

ditukar tersebut adalah produk yang telah memliki nilai atau memperoleh manfaat

atau keuntungan.

Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi.

Oleh karena itu, setiap individu akan mengupayakan atau melakukan usaha untuk

memperoleh kebutuhan dan keinginan tersebut. Produk merupakan alat yang

dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan serta produk dapar

berupa barang atau jasa.

Badan atau lembaga usaha yang dapat didirikan untuk memproduksi

barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan orang-orang

disebut dengan organisasi bisnis. Badan atau lembaga ini dapat dibuat oleh pihak

(7)

swasta dimana usaha yang dimiliki pihaak swasta bisa berskala besar seperti

Perseroan Terbatas dan dapat juga berskala kecil seperti UMKM . hal ini

tergantung dari besarnya modal yang dimiliki dan besar kecilnya kapasitas

produksi yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan sebagai upaya

untuk memperbesar modal dan kapasitas produksi, organisasi bisnis yang dimiliki

pihak swasta dapat mengabungkan usahanya dari beberapa orang yang memiliki

kepentingan yang sama yaitu visi dan misi.

2.4.2. Tujuan bisnis

Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku

bisnis termasuk pelaku usaha dalam UMKM dimana mereka mengarapkan tujuan

bisnisnya dapat terpenuhi. Tujuan bisnis sangat diperlukan bagi setiap bisnis agar

tetap beroperasi dan memiiki kelangsungan hidup bisnis yang dijalankan oleh

masing-masing pelaku bisnis. Ada beberapa tujuan binis Menurut Skinner dalam

Anoraga( 2007:12) diantaranya adalah :

1) Mencari keuntungan

2) Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

3) Pertumbuhan perusahaan

4) Tanggung jawab sosial

Tujuan keuntungan memegang peranan yang penting dalam bisnis. Anoraga

(2005:12) Keuntungan dapat dipandang dari dua sisi, yaitu keuntungan bisnis dan

keuntungan ekonomis. Keuntungan bisnis merupakan selisih antara pendapatan

dengan pengeluaran (biaya-biaya), Keuntungan ekonomis adalah sisa hasil usaha

setelah pengeluaran nyata dan biaya oportunitas diperhitungkan dari pendapatan

(8)

2.5. Kebijakan bisnis

2.5.1. Pengertian kebijakan bisnis

Awalnya istilah kebijkan bisnis digunakan pada sekolah bisnis Harvard

sebagai salah satu mata kuliah. Namun, istilah kebijkan bisnis saat ini telah

digantikan dengan istilah manajemen strategis. Manajemen strategis lebih bersifat

mengintegrasikan kebijakan bisnis dengan menambahkan penekanan terhadap

pengawasan lingkungan dan mencakup keseluruhan kinerja suatu perusahaan

dalam jangka panjang mencakup pengamatan lingkungan ( eksternal dan Internal),

formulasi strategi, implementasi strategi, evaluasi dan pengawasan yang

terintegrasi. Seluruh strategi tersebut diintegrasikan dengan tujuan, visi dan misi

perusahaan.

Selanjutnya Hunger dan Wheelen (2003:2) menjelaskan bahwa kebijakan

bisnis lebih menekankan bahwa tujuan manajemen secara umum dan lebih

menekankan pada lingkungan internal organisasi sehingga kebijakan bisnis lebih

bertujuan mengintegrasikan kegiatan fungsional perusahaan

Kebijakan bisnis berawal dari perumusan strategi Hunger dan Wheelen

(2003:12). Kebijakan-kebijakan tersebut dapat bersifat eksternal maupun internal,

misalnya kebijakan yang bersifat internal mengenai produksi, harga, pemasaran,

sumber daya manusia. Sementara kebijakan eksternal dapat berupa lingkungan

dan persaingan (kompetisi)

Kebijakan bisnis yang baik diawali dengan proses analisis lingkungan,

baik eksternal maupun internal. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan

sosial dan lingkungan tugas, sementara lingkungan internal terdiri dari struktur,

(9)

ke tahapan strategi yang terdiri dari perumusan dari visi dan misi, tujuan, strategi

dan kebijakan. Setelah proeses perumusan strategi tahapan selanjutnya adalah

implementasi strategi yang terdiri dari pembuatan program , anggaran, dan

prosedur. Tahapan akhir adalah evaluasi strategi dan pengendalian kinerja.

Seluruh proses tersebut akan memperoleh umpan balik (feed back) agar mampu

menghasilkan strategi baru yang lebih baik dari sebelumnya.

2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengharui Kebijakan Bisnis

Saat ini ada banyak faktor-faktor yang dapat mempengharui kebijakan

bisnis yang ada di suatu usaha besar seperti perusahaan ataupun usah kecil

seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM )sehingga suatu usaha perlu

melaksanakan analisis strategis dan menetapkan tujuan bisnis sebelum

menetapkan kebijakan bisnisnya. Spulber (2004:5) menjelaskan bahwa tujuan

perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengharui kebijakan bisnis.

Suatu organisasi bisnis dituntut untuk melakukan pengamatan/observasi dan

analisis lingkungan baik itu eksternal maupun lingkungan internal sendiri

sebelum menetapkan suatu kebijakan di orgasnisasi bisnis tersebut. Oleh karena

itu, faktor lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk di

pertimbangkan.

Adapun faktor lainnya adalah visi, misi serta kepentingan dari para

pemangku kepentingan (stakeholder). Seperti kita ketahuin secara garis besar

para pemangku kepentingan dalam organisasi bisnis dapat bersifat eksternal

maupun internal. Para pemegang saham (stockholder) dan pekerja pemangku

(10)

pelanggan (costomer), dan lembaga keuangan baik milik swasta ataupun

pemerintah yang menyediakan pinjaman (debtholder) merupakan pemangku

kepentingan di eksternal organisasi bisnis. Kebijakan bisnis yang akan diambil

tentu tidak boleh merugikan para pihak-pihak yang terlibat tersebut sehinngga

perlu adanya manajemen strategis dalam pembuatan kebijakan tersebut.

Kebijakan bisnis bukan hanya sebatas memberikan pelayanan terhadap

pasar (market) tertentu, namun juga memenangkan pasar yang mereka layani

tersebut dari persaingan. Triton (2007:21) juga menyatakan bahwa tujuan dan

sasaran strategis yang ditetapkan perusahaan juga bertujuan agar perusahaan

tersebut dapat seoptimal mungkin memiliki arah, cakupan dan perspektif jangka

panjang secara keseluruhan sehingga dalam merumuskan kebijakan bisnis,

diperlukan identifikasi yang jeli dan tidak boeh bertentangan dengan arah,

cakupan , perspektif jangka panjang tersebut.

Dari penjelasan di atas memberikan gambaran tentang dampak yang akan

diterima oleh suatu perusahaan apabila tidak menetapkan kebijakan bisnis dan

manajemen strategis yang tepat guna. Tujuan perusahaan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhan konsumen dan kepentingan para pemangku kepentingan

tidak akan tercapai dan juga perusahaan dapat menderita kerugian dengan adanya

kebijakan bisnis yang salah dan tidak tepat. Dampak lain yang dapat dirasakan

oleh perusahaan adalah posisi perusahaan yang lemah di pasar dibandingkan

dengan para pesaingnya.

Suatu organisasi bisnis atau perusahaan didirikan dengan tujuan bisnis

tertentu . Tujuan ini nantinya akan dirumuskan dalam suatu visi dan misi dan

(11)

tujuan perusahaan tersebut. Langkah-langkah atau prosedur tersebut dirumuskan

dengan mempertimbangkan serta mengacu kepada kepentingan dari pemangku

kepentingan. Seperti misalnya peusahaan yang berorientasi laba memilliki

karyawan yang harus memperoleh gaji atau upah, para pemegang saham yang

harus memeperoleh keuntungan maupun pemasok yang harus memperoleh

pembayaran atas bahan baku yang disediakannya dan kepentingan lain dari pihak

terlibat.

2.6. Pengertian Strategi

Istilah strategi berasal dari kata yunani strategia (stratos= militer; dan ag

= memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.dimana

jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan untuk memenangkan

perang.menurut stoner , freeman, dan gilbert dalam fandy (2005:3), konsep

strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda,yaitu:

a. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do),

strategi dapat di definisikan sebagai program untuk . menentukan dan

mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya

b. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan, strategi didefinisikan

sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya

sepanjang waktu.

Menurut chandler dalam rangkuti (2000: 3) strategi merupakan alat untuk

mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka

panjang,program tindak lanjut,serta prioritas alokasi sumber daya.sedangkan

menurut jatmiko (2003: 134) strategi didefinisikan sebagai suatu cara dimana

(12)

ancaman ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta sumber daya dan

kemampuan internal organisasi.

2.7 Analisis SWOT

Dalam merumuskan kebijakan diperlukan suatu usaha bisnis perlu

melakukan pengamatan terhadap lingkungan baik itu lingkungan internal ataupun

eksternal usaha bisnis tersebut. Untuk melakukan pengamatan tersebut perlu

dilakukan suatu analisis yang disebut analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan

suatu analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Oleh

karena itu perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi

serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap

lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran

dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan

visinya.

Tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan

faktor-faktor internal dan eksternalperusahaan yang telah dianalisis. Apabila

terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahan itu

harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada

secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang

dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan

(13)

kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal

perusahaan.

2.8. Pemasaran

2.8.1. Pengertian pemasaran

Kesuksesan suatu bisnis sering bergantung pada kemampuan pemasaran.

Di dalam lingkungan bisnis seperti produksi, keuangan, operasional dan

sebagainya tidak akan berarti apabila tidak ada cukup permintaan akan produk

dan jasa sehingga perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. Harus ada

pendapatan agar mendapatkan laba untuk menunjang kebutuhan bisnis. Saat ini

banyak perusahaan kini telah menciptakan posisi Chief Marketing Officer atau

CMO untuk meletakkan pemasaran pada posisi yang penting di suatu perusahaan

hal ini membukt ikan pemasaran memegang peranan yang penting. Sebagai

seorang pemasar/marketers dituntut untuk bisa mengidentifikasikan kebutuhan

dan keinginan konsumen, mengembangkan penjualan produk, dan

mempromosikan produk secara efektif, mendistibusikan produk serta

mengkombinasikannya dengan data-data pasar yang didapat seperti tingkat

pendapatan masyarakat di suatu daerah untuk dapat melakukan penetrasi ke pasar.

Pemasaran telah didefinisikan dalam banyak cara dan dikemukakan oleh

beberapa ahli pemasaran

Berikut ini pengertian pemasaran menurut Lamb Hair dan McDaniel

(14)

harga, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang mampu memuaskan tujuan indivdu dan organisasi.

Lalu menurut Kotler dan Amstrong (2003:7) mendefinisikan pemasaran

sebagai proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

produk serta nilai dengan pihak lain. Dari defenisi yang ada dapat disimpulkan

bahwa pemasaran mencakup mencakup segala proses untuk dapat memperoleh

apa yang diinginkan individu maupun organisasi melalui pertukaran dan

penciptaan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan dari

individu maupun organisasi tersebut.

2.8.2. Proses Pemasaran

Proses Pemasaran merupakan suatu langkah-langkah yang dibutuhkan

oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran. Langkah-langkah tersebut terdiri dari:

1. Pertama, pemasar harus memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan

pelanggan

2. Berikutnya, pemasar merancang strategi pemasaran yang digerakkan

pelanggan dengan tujuan mendapatkan, mempertahankan, dan

menumbuhkan pelanggan sasaran

3. Dalam langkah ketiga, pemasar membangun program pemasaran yang

benar-benar memberikan nilai unggul

4. Seluruh langkah ini membentuk dasar bagi langkah keempat, membangun

hubungan pelanggan yang menguntungkan, dan menciptakan kepuasan

(15)

5. Pada langkah terakhir, perusahaan mendapatkan hasil dari hubungan

pelanggan yang kuat dengan menangkap nilai dari pelanggan.

Menciptakan nilai untuk pelanggan dankembali

membangun hubungan pelanggan nilai dari pelanggan

Gambar 2.1

Model simpel dari proses marketing

Sumber : Philip Kotler dan Gary Armstrong

2.8.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pemasaran membutuhkan suatu program atau rencana pemasaran dalam

melaksanakan kegiatannya guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh

perusahaan , Program pemasaran tersebut terdiri dari sejumlah keputusan tentang

bauran alat pemasaran disebut bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan

marketing mix.Bauran pemasaran juga merupakan kebijakan bisnis yang

digunakan pada perusahaan untuk mampu memasarkan produknya dan mencapai

keuntungan. Menurut Koetler dan Amstrong (2003:78) bauran pemasaran adalah

(16)

(distrubusi), promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan

tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaaran.Menurut Assauri

(2007 : 198) marketing mix adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan untuk mempengarui reaksi para pembeli atau konsumen. Downey &

Erickson (2002:230) menjelaskan hubungan antara pemasaran dan penjualan

sebagai berikut, Rencana pemasaran strategik memadukan semuakegiatan dan

nara sumber daya bisnis secara logisguna memenuhi kebutuhan pelanggan dan

menghasilkan laba. Rencana tersebut terdiri dari beberapavariabel yang sering

melengkapi sebagai langkah yangharus diambil oleh suatu perusahaan sering

disebutsebagai bauran pemasaran ataumarketing mix.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran dapat

mempengharui keputusan pembelian konsumen yang mempengharui penjualan

sehingga secara langsung akan memberikan pengaruh pada volume penjualan

pada perusahaan tersebut.

a. Produk

Menurut Assauri (2007:200) produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, dimilliki, digunakan, atau

dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat,

organisasi dan gagasan atau buah fikiran.

Dalam strategi marketing mix strategi produk merupakan unsur yang

penting, karena dapat mempengharui strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis

produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi

(17)

penyalurannya. Tujuan utama dari strategi produk adalah untuk dapat mencapai

sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau

mengatasi persaingan.

Dalam bukunya Tjiptono (2006:96) mengatakan seorang pemasar perlu

memahami lima tingkatan produk :

1. Produk utama/inti ( core benefit ), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk

yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi)

3. Produk harapan ( expected product ), yaitu produk formal yang ditawarkan

dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan

dan disepakati untuk dibeli

4. Produk pelengkap ( augemented product ), yakni berbagai atribut produk

yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga

dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk

pesaing

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang

mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa yang akan datang.

Produk yang dikeuarkan oleh perusahaan tentu ditujukan agar produk

tersebut dibelli oleh masyarakat dan secara langsung akan meningkatkan volume

penjualan untuk itu perusahaan memerlukan strategi produk yang tepat. Tjiptono

(2006:108) dalam bukunya merumuskan langkah-langkah dalam perencanaan

(18)

1. Analisis Situasi

Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan lingkungan

eksternal. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain apakah perushaan

dapat memanfaatkan peluang yang ditwarkan oleh lingkungan eksternalnya

melalui sumberdaya yang dimiliki, seberapa besar permintaan terhadap

produk tertentu, dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk

memenuhi permintaan tersebut.

2. Penentuan Tujuan Produk

Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, produk yang dihasilkan

perusahaan dimaksudkan pula untuk memenuhi atau mencapai tujuan

perusahaan. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah produk yang

dihasilkan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan perusahaan.

3. Penentuan Sasaran Pasar/Produk

Perushaan dapat berusaha melayani pasar secara keseluruhan ataupun

melakukan segmentasi.

4. Penentuan Anggaran

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan anggaran.

Anggaran ini bisa bermanfaat sebagi alat perencanaan, kordinasi sekaligus

pengendalian

(19)

Dalam tahap ini, alternatif-alternatif strategi produk dianalis dan dinilai

keunggulan dan kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik dan

layak.

6. Evaluasi Pelaksanaan Strategi

Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang

telah disusun

b. Harga

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan

satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang memberikan pemasukan dan

pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,promosi,

dan distribusi) menyebabkan timbulnya biaya (Tjiptono, 2006:151). Menurut

Koetler dan Amstrong (2003:430), harga merupakan jumlah seluruh nilai yang

konsumen tukarkan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan

suatu barang atau jasa.

Dari definisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga yang

diterapkan oleh suatu produk harus mampu mewakili nilai yang terkandung pada

produk tersebut. Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan dalam menetapkan

harganya, secara umum dalam bukunya Tjiptono (2006:152) merumuskan ada

empat jenis tujuan penetapan harga , yaitu :

1. Tujuan Berorientasi Pada Laba

Tujuan yang berorientasi pada laba mengandung makna bahwa perusahaan

akan mengabaikan harga pesaing. Pilihan ini cocok diterapkan dalam tiga

(20)

a. Tidak ada pesaing.

b. Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum.

c. Harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.

2. Tujuan Berorientasi Pada Volume

Pemelihan tujuan berorientasi pada volume dilandaskan pada strategi

mengalahkan atau mengatasi pesaing.

3. Tujuan Berorientasi Pada Citra

Tujuan penetepan harga dalam hal ini adalah untuk menciptakan

imageyang diinginkan oleh perusahaan

4. Tujuan Stabilitas Harga

Menurut Penetapan harga suatu produk baik barang atau jasa pada

umumnya dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal perushaan.

Faktor internal perushaan terdiri atas :

a) Tujuan Pemasaran Perusahaan

Perusahaan harus mengetahui lebih dahulu tujuan utama perushaan

sebelum menetapkan harga . Misalnya, perushaan bertujuan untuk

memaksimalkan laba, mempertahankan kelangsungan perushaan,

menarik pangsa pasar atau tujuan lainnya. Tujuan yang berbeda akan

menghasilkan penetapan harga yang berbeda.

b) Strategi Bauran Pemasaran

Harga adalah salah satu komponen dalam bauran pemasaran. Oleh

karena itu harga perlu dikordinasikan dan saling mendukung dengan

bauran pemasaran lainnya.

(21)

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu

perusahaan menaruh perhatian besar tehadap aspek stuktur biaya (tetap

dan variabel)

Faktor eksternal perusahaan yang perlu dipertimbangkan dalam

melakukan penetapan harga adalah :

a) Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopolistic, oligopoly, atau monopoli.

b) Persaingan

Menurut Porter dalam Tjiptono (2006:`156), terdapat lima kekuatan pokok

yang berpengharuh dalam persaingan suatu industry, yakni persaingan

dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan

dan ancaman pendatang baru.

c) Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya

Faktor eksternal lain yang dimaskud di sini adalah kondisi ekonomi

(inflasi, perpajakan, bom atau resesi, tingkat bunga), kebijakan pemerintah

dan peraturan pemerintah serta aspek sosial yang berkaitan dengan

lingkungan.

c. Promosi

Promosi menurut kotler dan amstrong (2001:153), promosi adalah salah

satu program yang ditujukan kepada pelanggan untuk memberikan informasi

(22)

pemasaran yang banyak digunkan oleh perusahaan, terutama untuk

memberitahukan informasi mengenai produk, menarik minat beli, menciptakan

citra perusahaan , meningkatkan volume penjualan. Menurut koetler (2002:658),

perusahaan dapat melakukan promosi terdiri dari beberapa kegiatan yang disebut

dengan bauran promosi :

i. Periklanan (advertising)

Merupakan semua bentuk persentasi non personal dan promosi ide barang

atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapatkan bayaran.

ii. Penjualan Personal (personal selling)

Merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan

tujuan melakukan penjualan.

iii. Promosi penjualn (sales promotion)

Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba

atau pembelian produk atau jasa.

iv. Hubungan Masyarakat (public relations)

Merupakan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan

melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

v. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung non-personal

lainnya untuk berkomunikasi dengan mendapatkan respon dari calon

pelanggan dan pelanggan lainnya.

(23)

Tempat (place) merupakan berbagai aktivitas untuk membuat produk,

dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Pemilihan tempat merupakan

salah satu aspek yang juga menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam

menjalankan bisnisnya.

Pemilihan tempat dapat dikatakan sebagai salah satu upaya distribusi

produk bagi perusahaan tersebut. Pelanggan akan cenderung memilih lokasi yang

mudah dijangkau daripada lokasi yang jauh. Selain itu, pelanggan akan cenderung

memilih lokasi yang menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, terutama

untuk kenyamanan berkendara, misalnya adanya area parker yang luas yang dapat

menampung kendaraan konsumen yang datang.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah lokasi pesaing, karena akan

memungkinkan pelanggan untuk lebih luas dalam membuat pilihan terhadap

tempat yang menawarkan nilai dan manfaat lebih, sehingga lebih memilih lokasi

dari pesaing.

2.9. Volume Penjualan 2.9.1. Volume

Menurut Swasta (2004:31) volume adalah suatu indikasi mengenai luasnya

kapasitas penggunaan, yang diukur dengan selisih antara fixed overheadyang

semula dianggarkan dan ditentukan untuk tingkat produksi yang sesungguhnya

dicapai, jika overhead terap yang dihitung lebih rendah dari pada yang semula

dianggarkan, akan timbul varians volume yang menguntungkan dan menunjukkan

(24)

yang direncanakan, karena masalah ini dapat diinterpretasikan dengan

berbeda-beda, maka pengertiannya harus ditetapkan menurut konteksnya.

2.9.2. Penjualan

Menurut Swastha (2001:403) penjualan adalah interaksi antara individu

saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai

atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak

lain. Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan

dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka

perusahaan akan mengalami kerugian. Menurut Swastha (2001:404) tujuan umum

penjualan dalam perusahaan yaitu :

1. Mencapai volume penjualan

2. Mendapatkan laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Menurut Swasta (2001:129) dalam kenyataanya sebuah kegiatan penjualan

sangat dipengharui oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun luar, beberapa

faktor tersebut antara lain :

1. Kondisi dan Kemampuan Pasar

Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai

sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tertentu, penjual harus

memahami masalah penting yang sangat berkaitan yaitu :

a. Jenis dan karekteristik yang ditawarkan

b. Harga pokok

c. Syarat penjualan seperti pembayaran, perantaraan garansi dan

(25)

2. Kondisi Pasar

Hal yang perlu diperhatikan pada kondisi pasar antara lain:

a. Jenis pasarnya, apakah psar konsumen, pasar industry, pasar

pemerintah atau pasar internasional

b. Kelompok pembeli

c. Daya beli

d. Frekuensi pembelian

e. Keinginan dan kebutuhan

3. Modal

Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan

yang dianggarkan seperti untuk :

a. Kemampuan untuk membiyai penellitian pasar yang dilakukan

b. Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan

c. Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target

penjualan

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian

penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil seperti UMKM dimana

masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melaksanakan fungsi

lain.

5. Faktor-faktor lain

Dalam hal ini faktor-faktor lain tersebut seperti periklana, peragaan,

(26)

diharapkan dengan dilakukan hal tersebut pembeli akan membeli kembali

barang tersebut.

2.9.3. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai perusahaan dari

hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Volume

penjualan dihitung secara keseluruhan dari total yang dicapai oleh perusahaan.

Seandainya volume penjualan meningkat dan biaya distribusi menurun maka

tingkat pencapaian laba perusahaan meningkat. Menurut Koetler (2000:195)

volume penjualan adalah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk jangka

waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi pelayanan yang baik. Ada

beberapa usaha untuk meningkatkan volume penjualan, diantaranya adalah :

1. Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen

melihatnya

2. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan

menarik perhatian konsumen

3. Mengadakan analisa pasar

4. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial

5. Mengadakan pameran

6. Mengadakan potongan harga

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa volume

penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan dalam upaya untuk melakukan berbagai strategi yang bertujuan

(27)

Gambar

Tabel 2.1.Kriteria UMKM

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Pembelajaran Matematika Berorientasi Dalil Al-Qur ’an Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII-B MTs Al-Umron Bendosewu

Furthermore, different concepts (natural or built concepts) have influence on each other. In the next step, relationships among the concepts should be defined. Thus, the

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar

As Fig 10 shows, participants completed the interaction tasks faster using the mouse and toolbar than using feet and gaze (surfing and walking concepts).. This is clearly

The focus of the experiments is to assess the advantages and dis- advantages of the automatic registration relative to manual Image- to-Geometry registration methods that are

Kebijakan akuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk

"Right now, if a patient is in the emergency room with chest pains, that ER needs to get faxes, printouts and old charts from each of the patient’s health providers before

KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN PADA ASDEP PENATAAN RUANG KAWASAN PERBATASAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN.. JALAN KEBON