• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JKR 0901261 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JKR 0901261 Chapter3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

37 Muhamad Famy Arafah , 2016

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK POPULASI/SAMPEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan tempat dan subjek populasi

penelitian yang dapat memungkinkan penelitian ini berjalan. untuk

melaksanakan penelitian ini, memilih salah satu pusat kebugaran (fitness center) Urban Gym di kota Bandung untuk melaksanakan penelitian ini.

Setiap penelitian yang dilaksanakan oleh seorang peneliti terlebih dahulu

perlu menentukan populasi yang dapat dijadikan sebagai sumber data untuk

keperluan penelitiannya, populasi tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai

dokumen dan peristiwa yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan menurut

Sugiyono (2012, hlm. 80) bahwa pengertian populasi adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai pendapat diatas, populasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah member laki-laki fitness Urban Gym, yang

berjumlah 200 Orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi. Adapun sampel Menurut Sugiyono

(2012, hlm. 81) bahwa :

Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Adapun keuntungan dalam menggunakan sampel sesuai yang diungkapkan

Riduwan (2004, hlm. 56) antara lain:

(2)

2. Penelitian lebih efesien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga)

3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subyeknya banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.

4. Peneliti lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besar biaya yang tersedia, tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan peneliti, serta peralatan yang digunakan dalam pengambilan sampel.

Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (dalam Ridwan.

2004, hlm. 57) bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya

sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Dan menurut Riduwan (2004, hlm. 57) bahwa “Teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi.” Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar

dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Dalam pengambilan sampel, Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Sugiyono (2014, hlm. 218) bahwa “purposive sampling adalah teknik pengambilan sempel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Menurut Nasution (2012, hlm. 128) “purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan disain penelitian.” Jadi purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang dipilih betul oleh peneliti

berdasarkan ciri-ciri spesifik yang sesuai dengan tujuan penelitian agar penelitian

ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan, penulis membuat kriteria khusus

untuk menentukan orang-orang yang termasuk ke dalam populasi tersebut adalah

member laki-laki fitnes center Urban Gym yang berusia diatas 20 tahun. Peneliti

menentukan jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 orang untuk mengikuti tes

denyut nadi istirahat yang terdiri dari 10 orang dengan perlakuan masase dan 10

(3)

Muhamad Famy Arafah , 2016 B. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna

bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Adapun Desain

penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu ex post facto atau sering disebut juga

kausal komparatif. Sukardi (dalam Sudharma, 2013, hlm. 57) menjelaskan bahwa “penelitian ex post facto merupakan penelitian di mana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika penelitian mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terkait.” Hal ini lebih lanjut dijelaskan Arikunto (dalam Sudharma, 2013, hlm. 57) bahwa “pada penelitian ex post facto, peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil hasil”.

Pada penelitian ex post facto perlakuan telah terjadi sebelum peneliti

melakukannya. Pada desain ini, populasi yang digunakan adalah mamber fitnes

center Urban Gym, kemudian diambil sampel yang dibagi menjadi dua

kelompok yakni kelompok member yang diberikan perlakuan masase dan

kelompok member yang tidak diberikan perlakuan masase. Sehingga dalam hal

ini peneliti hanya mengambil data mengenai pengaruh variabel bebas terhadap

variabel bebas lain yang diteliti dan mengolahnya sehingga peneliti dapat

menganalisis dan mdapat menarik kesimpulan dari masalah yang diteliti.

Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :

Gambar 2. Desain Penelitian Sumber. Sugiyono (2011. Hlm. 112)

Keterangan :

E = Kelompok eksperimen

E

x O

2

(4)

C = Kelompok control (pembanding)

O2 = hasil posttest (denyut nadi istiraha seterah diberikan perlakuan masase)

X = treatment

O4 = hasil posttest (denyut nadi istirahat tanpa perlakuan masase)

Mengacu pada desain penelitian, maka langkah-langkah pengambilan

data yang penulis tempuh pada gamar 3 :

Populasi

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan SAMPEL

Test denyut nadi istirahat Dengan treatmen masase

SAMPEL

(5)

Muhamad Famy Arafah , 2016

Gambar 3. Langkah-langkah Pengambilan Data

C. METODE PENELITIAN

Metode di sini menjelaskan tentang metode apa yang digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah

penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012. Hlm. 11). bahwa “metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol (laboratorium)”. Dan menurut Arikunto (2010. Hlm. 9) bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau

menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu.” Dengan cara ini peneliti

sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan, kemudian

diteliti bagaimana akibatnya. Dikatakan bahwa penelitian ini adalah penelitian

eksperimen karena peneliti mencari pengaruh paling sedikit dari satu buah

variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian eksperimen sering dikatakan sebagai variabel eksperimen atau

variabel treatment. Sedangkan variabel terikat dikatakan sebagai variabel hasil,

karena menunjukan hasil dari penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan

menguji hubungan sebab dan akibat tentang pengaruh massage dan coolingdown terhadap penurunan denyut nadi.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu massage yang akan mempengaruhi variabel terikat yaitu penurunan denyut nadi. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah pengukuran cardiovascular melalui

pengukuran denyut nadi. Instrumen pengumpulan data tentang seberapa jauh

peningkatan variabel terikat digunakan yaitu dengan tes harvard step untuk

mengukur denyut nadi

D. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional variable berguna untuk mempermudah dan

(6)

terjadi salah penafsiran, berikut pemaparan tentang variable-variabel tersebut,

penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang ada di dalam penulisan ini, sebagai

berikut::

1. Kontribusi, menurut Poerwadarminta (1984 : 731) adalah daya

yang ada atau timbul dari sesuatu, orang atau benda yang ikut

membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang yang

berkekuatan. Dalam penelitian ini adalah kontribusi masase

terhadap penurunan denyut nadi.

2. Masase, menurut Majawisastra (1994 : 5) adalah suatu cara

penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat

terhadap jaringan tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam masase

disebut manipulasi tadi dapat berupa urutan, pijatan, dan lain-lain

yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan

prinsip-prinsip anatomi dan fisiologi. Perkataan masase dalam bahasa Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melutut”. Akan tetapi sampai sekarang ini melalui bahasa Perancis “masser” yang berarti “menggosok”.

3. Nadi istirahat, menurut Laskowski adalah denyut nadi istirahat

yang di ambil ketika bangun tidur atau diwaktu tidur dan tidak

setelah melakukan aktivitas. Pada orang dewasa yang sehat, saat

sedang istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar

60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan denyut jantung

yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya

menunjukan fungsi jantung yang efisiendan lebih baik kebugaran

kardiovaskuler nya.

(7)

Muhamad Famy Arafah , 2016

E. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk menumpulkan sebuah data maka diperlukan alat pengukur, sehingga

dengan menggunakan alat ukur ini data yang diperoleh merupakan data hasil

pengukuran. Oleh karena itu, peneliti memerlukan tes dan pengukuran. Tes

merupakan alat ukur. Lebih lanjut Suharsiwi Asukunto (Dalam Nurhasan dan Hasanudin Cholil. 2007. Hlm. 3) bahwa “Tes adalah merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Untuk

mengambil data pada penelitian ini, penulis menggunakan penghitungan denyut

nadi pada pergelangan tangan (nadi radialis) untuk mengetahui denyut nadi

istirahat. Dengan cara sebagai berikut :

Menggunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah, atau 3 jari, telunjuk, jari

tengah dan jari manis jika kita kesulitan menggunakan 2 jari. Temukan titik

nadi (daerah yang denyutannya paling keras) nadi radialis di pergelangan tangan

di sisi ibu jari. Setelah menemukan denyut nadi, tekan perlahan kemudian

hitunglah jumlah denyutannya selama 15 detik, setelah itu kalikan 4, ini

merupakan denyut nadi dalam 1 menit. Untuk mengetahui denyut nadi istirahat

maka cara ini dilakukan pada saat bangun tidur sebelum melakukan aktifitas

apapun.

Cara menghiung denyut nadi istirahat

Tujuan : Untuk mengukur tingkat efesiensi fungsi jantung yang

ditunjukan melalui pengukuran denyut nadi pada arteri radialis

Arteri radialis :

Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan

tangan pada sisi ibu jari.

Alat :

a. Stop watch

b. Alat tulis

Pelaksanaan :

(8)

b. Alat pengukur waktu (stop watch)

c. Alat tulis

d. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari

telunjuk dan jari tengah ,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada

pergelangan tangan

e. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur

f. Hitung denyut tersebut selama 15 detik, setelah itu kalikan 4, ini

merupakan denyut nadi dalam 1 menit

g. Catat hasil pemeriksaan pada buku.

F. ANALISIS DATA

Setelah seluruh data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan data dan analisis terhadap data penelitian. Proses analisis

pengelohan data dilakukan dengan perhitungan secermat mungkin, hal ini

dilakukan agar data tersebut dapat memberikan kesimpulan yang benar terhadap

jawaban dari permasalahan yang diteliti.

Dalam pengelolaan data nantinya akan menjadi perhitungan, peneliti

menggunakan cara-cara statistik sebagai berikut :

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variable

Digunakan rumus :

�̅ = ∑ �

Sumber : Nurhasan (2008. Hlm 24)

Keterangan :

�̅ = Skor rata-rata yang dicari

∑ � = Jumlah skor yang diperoleh = Jumlah Sampel

2. Menghitung simpangan baku

(9)

Muhamad Famy Arafah , 2016

� = √∑ � − �̅

Sumber : Nurhasan (2008. Hlm 39)

Keterangan :

S = Standar deviasi ∑ = Jumlah skor

�̅ = Nilai rata-rata X1 = Jumlah skor sampel

= Jumlah Sampel

3. Menghitung t-skor

Uji ini bertujuan untuk menyetarakan dari beberapa jenis skor yang

berbeda satuan ukurannya atau berbeda bobot skornya menjadi skor baku

atau skor standar.

Pendekatan statiskitanya sebagai berikut:

T-Skor = 50 + 10 (X- X)/s

Sumber : Nurhasan (2008. Hlm 50)

Keterangan:

t-skor = skor yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang

X = nilai rata-rata

S = simpangan baku

4. Uji normalitas data

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil pengukuran

tersebut normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah normalitas liliefors.

Rumus yang digunakan yaitu :

Pengamata X1, X2, ... , ... , Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , ... , Zn

dengan menggunakan rumus :

(10)

Sumber : Nurhasan (2008. Hlm 105)

a. Dimana �̅ dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku

setiap kelompok butir tes.

b. Untuk setiap bilangan baku ini, menggunakan tabel distribusi

normal baku (tabel distribusi Z), kemudian dihitung peluang

masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan jika nilai Z

negatif, maka dalam menentukan Fzi adalah 0,05 luas daerah

distribusi Z pada tabel.

c. Selanjutnya menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi)

dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut

sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

d. Hitung selisih F(Z1) – S(Z1), kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara

harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutkan harga-harga terbesar ini

dengan Lo.

f. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors, maka

tentukanlah nilai L dengan taraf nyata � = , 5.

g. Bandingkanlah Nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk

mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesisnya dengan

kriteria :

- Terima Ho jika Lo < L�, yang berarti berdistribusi normal.

- Tolak Ho jika Lo > L�, yang berarti berdistribusi tidak

normal.

5. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan variabel

antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Hasil analisis

dinyatakan terdapat perbedaan jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (P <

(11)

Muhamad Famy Arafah , 2016

masase terhadap penurunan denyut nadi member di fitness center Urban Gym

di kota Bandung.

Menggunakan rumus yaitu :

�� ∶ � = , � � �� � ℎ � � � �� .

� : � ≠ , �� � ℎ � � � �� .

Adapun pendekatan statistika yang digunakan adalah:

= �̅

�� √ ̅̅̅̅

Sumber : Nurhasan (2002. Hlm 154)

t = nilai yang dicari

B = rata-rata dari hasil peningkatan

SB = simpangan baku rata-rata dari hasil peningkatan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Berdasarkan data nilai tes dapat diketahui bahwa indikator pembelajaran pada konsep kesetimbangan kimia dapat tercapai dengan menggunakan modul kimia berbasis unity

(2) Peningkatan hasil hasil belajar siswa dengan persentase pra siklus 35%, dan siklus I 65%, serta siklus II 81% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Skripsi yang ditulis

Penilaian remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas belajar dengan memberikan soal pengetahuan, apabila yang tidak tuntas kurang dari 50% jumlah peserta

Sikap tegas yang dibalut dengan perilaku dan perkataan apa adanya yang telah mendarah daging dalam diri setiap orang Madura merupakan potensi yang dimiliki

Sumber PAD dari pos penerimaan retribusi daerah Kabupaten Lampung Timur mempunyai rata-rata capaian target sebesar 96,66%, berdasarkan batasan toleransi rata-rata capaian

Pertanahan Nasional dalam proses pelaksanaan reforma agraria dikarenakan kegiatan PRONA bersifat secara masal maka tujuan yang akan dicapai adalah pelayanan