http://epserv.fe.unila.ac.id
ABSTRAK
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DI KABUPATEN TANGGAMUS
OLEH :
IRMA MEILANTINA
Salah satu sumber penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yaitu dana perimbangan, dimana dana perimbangan terdiri dari beberapa komponen salah satunya adalah penerimaan dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). BPHTB ini merupakan pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, yang menjadi dasar hukum BPHTB adalah Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2000.
Penerimaan BPHTB Kabupaten Tanggamus merupakan kumulatif penerimaan dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus. Perkembangan jumlah transaksi dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus pada periode tahun 2001 – 2005 sebanyak 5236 transaksi sedangkan jumlah sertifikasi balik nama hanya sebesar 3330. Optimalisasi pemungutan BPHTB tergantung partisipasi aktif dan koordinasi antara Instansi terkait dan juga didukung oleh kualitas pelayanan yang memungkinkan wajib pajak memperoleh kemudahan di dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
pegawai BPN bagian peralihan hak/balik nama dan masyarakat yang melakukan transaksi (Wajib Pajak). Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diambil adalah faktor apakah yang menyebabkan rendahnya penerbitan sertifikat balik nama dibandingkan dengan jumlah transaksi dalam pemungutan BPHTB di Kabupaten Tanggamus.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan penerbitan sertifikat balik nama lebih rendah dibandingkan dengan transaksi yang terjadi.