• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1001030 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1001030 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

95

Silfi Pitriyanti, 2014

Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dari hasil penelitian ini terkait dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1. Dari data yang didapat yaitu sebanyak 101 data abreviasi dalam ranah kesehatan berupa nama-nama penyakit dan virus, ditemukan 96 data jenis abreviasi berupa singkatan dengan 10 pola pembentukan, yang terdiri dari 4 pola pembentukan sesuai dengan kaidah pembentukan menurut Kridalaksana dan 6 pola pembentukan merupakan pola baru. Data-data yang termasuk jenis abreviasi berupa singkatan adalah AFP, AGB, ALL/LLA, AML, ARDS, ARF, ASD, BKB, BMJ, BP, CAD, CAH, CC, CDH, CF, CHD, CHF, CLL, CTEV, CVA, CVD, DA, DADS, DBD, DCA, DCM, DIC, DLE, DM, DMG, DS, DSS, EKN, FAM, FHF, GBS, GE, GED, GERD, GGA, GGK, GNA, HAV, HB, HBV, HF, HHD, HIE, HIV, HNP, HPV, HSV, HTLV, H1N1, H5N1, IHD, IRDS, ISK, IVH, KDK, LBP, LN, LNH, MI, MM, MS, MSA, NEC, NIDDM, OE, OI, OMA, PDA, PEB, PFO, PH, PID, PJB, PKU, PMS, PPHN, PPOK, RA, RDS, ROP, RTA, SCID, SLE, TB, TF, TIA, TN, TTN, UDT, UTI, VSD. Selain singkatan, juga ditemukan jenis abreviasi berupa akronim sebanyak 4 data yang terdiri dari 1 pola pembentukan sesuai dengan kaidah pembantukan menurut Kridalaksana dan 2 pola pembentukan merupakan pola baru. Data-data yang termasuk jenis abreviasi berupa akronim adalah Ca, AIDS, ISPA, dan TEN. Selain itu, ditemukan juga 1 data jenis abreviasi berupa penggalan dengan pola baru, yaitu flu.

(2)

96

Silfi Pitriyanti, 2014

Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(3)

97

Silfi Pitriyanti, 2014

Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sebanyak 2 data, yaitu ISPA dan TEN. Sedangkan 2 pola pembentukan yang baru, terdiri dari pertama pengekalan huruf pertama setiap komponen pertama dan pengekalan huruf pertama kata kedua dari gabungan kata pada komponen kedua sebanyak 1 data, yaitu AIDS. Kedua, pengekalan 2 huruf partama dari kata sebanyak 1 data, yaitu Ca. Terakhir ditemukan juga jenis abreviasi berupa penggalan sebanyak 1 data dengan pola pembentukan baru, yaitu penggalan suku kata kedua dari suatu kata atau pengekalan huruf ketiga, keempat, dan kelima dari suatu kata, yaitu flu.

3. Dari hasil penganalisian ditemukan jenis abreviasi yang paling dominan terdapat pada ranah kesehatan berupa nama-nama penyakit dan virus adalah singkatan, yaitu sebanyak 96 data. Adapun data-data yang termasuk jenis abreviasi berupa singkatan adalah AFP, AGB, ALL/LLA, AML, ARDS, ARF, ASD, BKB, BMJ, BP, CAD, CAH, CC, CDH, CF, CHD, CHF, CLL, CTEV, CVA, CVD, DA, DADS, DBD, DCA, DCM, DIC, DLE, DM, DMG, DS, DSS, EKN, FAM, FHF, GBS, GE, GED, GERD, GGA, GGK, GNA, HAV, HB, HBV, HF, HHD, HIE, HIV, HNP, HPV, HSV, HTLV, H1N1, H5N1, IHD, IRDS, ISK, IVH, KDK, LBP, LN, LNH, MI, MM, MS, MSA, NEC, NIDDM, OE, OI, OMA, PDA, PEB, PFO, PH, PID, PJB, PKU, PMS, PPHN, PPOK, RA, RDS, ROP, RTA, SCID, SLE, TB, TF, TIA, TN, TTN, UDT, UTI, VSD.

4. Pemahaman penutur bahasa Indonesia terhadap data abreviasi pada ranah kesehatan (nama-nama penyakit dan virus) pada kelompok A (SMP dan SMA) yang berprofesi sebagai pelajar, mahasiswa, pedagang, dan ibu rumah tangga mempunyai persentase sebanyak 157 atau 6,1% responden mengetahui singkatannya, sebanyak 221 atau 8,6% responden mengetahui kepanjangannya, sebanyak 195 atau 7,6% responden mengetahui singkatan dan kepanjangannya, dan sebanyak 2002 atau 77,7% responden tidak mengetahui singkatan ataupun kepanjangannya. Semantara kelompok B (D3 dan S1) berprofesi sebagai guru, perawat, bidan, wiraswasta, ajun akuntansi, engineer, dan ibu rumah tangga lebih dominan mengetahui dengan persentase

(4)

98

Silfi Pitriyanti, 2014

Penggunaan Abreviasi Pada Ranah Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

atau 12,4% responden mengetahui kepanjangannya, sebanyak 591 atau 22,9% responden mengetahui singkatan dan kepanjangannya, dan sebanyak 1348 atau 52,5% responden tidak mengetahui singkatan ataupun kepanjangannya. Tetapi dari kedua kelompok tersebut tetap presentasi terbanyak yaitu lebih dari 50% responden tidak mengetahui baik singkatan ataupun kepanjangan data abreviasi pada ranah kesehatan (nama-nama penyakit dan virus) dengan persentasenya adalah sebanyak 77,7% pada kelompok A dan sebanyak 52,5% pada kelompok B.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Data penelititan ini banyak berupa nama-nama asing, selain dikarenakan penamaan-penamaan pada ranah kesehatan khususnya penyakit dan virus ini memang berasal dari bahasa asing, juga karena sumber data yang diperoleh. Oleh karenanya terjadi penyerapan bahasa asing pada ranah kesehatan dan hal ini tampaknya akan menarik untuk dikaji lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota se Provinsi DIY, diolah Bagian Kependudukan Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DIY. Yogyakarta, 11 Oktober 2011

PENERAPAN LATIHAN MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KATA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG PADA SISWA KELAS II SD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Membandingkan kesenjangan antara ketersediaan saat ini dengan proyeksi kebutuhan tertinggi, terjadi kekurangan dalam jumlah tenaga dokter, perawat, dan tempat tidur rumah

Terdapat kekurangan yang signifikan pada kapasitas dokter dan tempat tidur rumah sakit dibandingkan dengan permintaan calon pasien untuk mendapatkan perawatan sesuai standar

kualitas siaran televisi edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi.. pada mata pelajaran

Amin, Dedy Khairul, 2008, Perhitungan Beban Aksial Kritis pada Kolom Baja Dalam Sebuah Struktur Portal Baja (Studi Literatur), Jurnal, Universitas Sumatera Utara..

Terdapat kekurangan yang signifikan pada kapasitas dokter dan tempat tidur rumah sakit dibandingkan dengan permintaan calon pasien untuk mendapatkan perawatan sesuai standar

kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi. Bunyi yang dipelajari dalam Fonologi biasa kita sebut dengan istilah fonem. Ada dua macam bidang kajian fonologi yaitu fonetik dan