• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah jornal hasil banjir kali code

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "makalah jornal hasil banjir kali code"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Jornal PenelitianKelompok

KONTROL KETINGGIAN AIR DI ATAS MERCU

BENDUNG KALI BOYONG SEBAGAI PERINGATAN DINI

KETINGGIAN LIMPASAN BANJIR DIKALI CODE

YOGYAKARTA

OLEH:

LUTJITO, M.T.

DIDIK PURWANTORO, M.Eng

SUDIYONO AD., M.Sc.

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2014

Dibiayaioleh Dana DIPA PNPB Universitas Negeri YogyakartaTahun Anggaran 2014 Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan program Penelitian Fakultas Teknik

(2)

2

Kontrol Ketinggian Air di Atas Mercu Bendung Kali Boyong Sebagai Peringatan Dini Ketinggian Limpasan Banjir Kali Code Yogyakarta

Oleh

Lutjito, Sudiyono AD., Didik Purwantoro ABSTRACT

Kali Code merupakan alur transportasi lahar dan material Gunung Merapi. Endapan material berasal dari material vulkanik Gunung Merapi yang mengendap di sekitar puncak dan lereng gunung serta di palung sungai bagian hulu. Material vulkanik ini jika bercampur dengan air hujan dapat berubah menjadi aliran lahar dingin menuju sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Hal ini jika tidak diantisipasi dengan benar dapat menimbulkan bencana yang dapat membahayakan kehidupan manusia . Oleh karena itu untuk mengurangi besarnya sedimen yang dibawa oleh aliran lahar dan mengurangi kecepatan aliran maka perlu adanya pengendalian banjir pada sungai Boyong dan Code. Pada daerah hilir aliran yang terlewati aliran banjir perlu adanya peringatan kapan banjir akan sampai sehingga masih ada waktu untuk menyelamatkan nyawa dan harta bendanya.

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan mulai April 2014 sampai September 2014 di.Daerah Aliran Sungai Boyong dan Code dengan mengumpulkan data-data mengenai DAS Boyong dan Code, data curah hujan yang mempengaruhi DAS diambil dari stasiun hujan di Kaliurang, Pakem, Prumpung, Gemawang dan Bedugan dengan data hujan selama 10 tahun Data curah hujan diambil dari Dinas Pengairan Kabupaten Sleman. Dan Dinas Kimpraswil Proyek Serayu-Opak Sedangkan untuk mengetahui dimensi sungai dengan survey di lapangan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dengan debit banjir rencana Q100th diperoleh ketinggian banjir tiap-tiap bendung masih aman seperti : bendung Pulowatu dengan selisih tinggi tanggul 0,33 m, untuk bendung Mlati/Gemawang dengan selisih 0,20 m, bendung Mergangsan dengan selisih 0,65 m bendung Tungkak dengan selisih 1,25 m dan terutama didaerah kota seperti Ledok Tukangan, Jambu masih ada selisih tinggi tanggul sebesar 0,25 m. Waktu datangnya banjir dengan kontrol tinggi banjir di bendung Pulowatu masih ada waktu 2 jam untuk sampai ke kota yogyakarta

Kata kunci: banjir,bendung, keamanan tinggi tanggul

Pendahuluan

Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun

yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang inia dalah Gunung

Merapi. Gunung ini terdapat di sebelah utara Yogyakarta dengan jarak kurang lebih 30 km

dan mencakup dua propinsi yaitu Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ketinggian Gunung Merapi berada pada ketinggian 2968 m di atas permukaan laut.

Kali Code merupakan alur transportasi lahar dan material Gunung Merapi. Endapan

material berasal dari material vulkanik Gunung Merapi yang mengendap di sekitar puncak

(3)

3 dengan air hujan dapat berubah menjadi aliran lahar dingin menuju sungai-sungai yang

berhulu di Gunung Merapi. Aliran lahar ini terdiri dari limpasan langsung yang bercampur

dengan abu, pasir, kerikil, dan batu meluncur dengan cepat dan mempunyai daya rusak sangat

besar.

Bahaya yang ditimbulkan oleh banjir lahar akibat curah hujan yang sangat deras yang

terjadi di sekitar / di lereng bagian atas yang mengakibatkan terjadinya aliran lahar letusan

meluncur dengan deras dan dapat merusak dan membahayakan segala macam kehidupan

yangdilewatinya. Upaya penanggulangan masalah erosi dan sedimentasi telah lama dilakukan

di Indonesia dengan menitik beratkan pada upaya pencegahan dengan menggunakan

teknologi sederhana berupa penghutanan dan bendung pengendali sedimen.

Pada daerah hilir aliran yang terlewati aliran banjir perlu adanya peringatan kapan banjir akan

sampai sehingga masih ada waktu untuk menyelamatkan nyawa dan harta bendanya.

.Gambar1 : Banjir Kali Code 2010 dilihat dri atas Jembatan Jambu Yogyakarta

(https://www.google.co.id)

KAJIAN PUSTAKA

Suatu metode hidrologi umumnya menggunakan satuan DAS sebagai satu kesatuan daerah.

Dalam analisis respons, DAS merupakan satu sistem hidrologi dimana terdapat hubungan yang sangat

erat antara setiap masukan yang berupa hujan, proses hidrologi DAS, dan keluaran yang berupa debit

sungai dan sedimen yang terangkut.Setelah memperhatikan proses- proses hidrologi dalam suatu

DAS, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi curah hujan menjadi aliran langsung selain

di-pengaruhi oleh sifat fisik permukaan DAS, juga didi-pengaruhi oleh sifat-sifat hujannya. Mengingat

bahwa hujan yang terjadi di daerah beriklim tropika basah mempunyai variasi yang cukup besar

menurut ruang dan waktu, maka kajian tentang hubungan hujan dan limpasan serta bagaimana

(4)

4 terutama daerah-daerah yang tidak ada pencatatan data hidrologinya baik karena keterbatasan dana

maupun sumberdaya manusianya, maka diperlukan suatu metode korelasi diantara peubah, sehingga

dengan adanya suatu metode maka dapat dikurangi pengukuran fenomena hidrologi tersebut secara

langsung.

Adapun metode – metode hidrologi dan hidrolika yang digunakan dalam Kontrol Ketinggian Air di AtasMercu Bendung Kali Boyong Sebagai Peringatan Dini Ketinggian Limpasan Banjir Kali Code

Yogyakarta adalah :

Metode untuk Analisa Curah Hujan  Distribusi Normal  Distribusi Log Normal  Distribusi Gumbel  Distribusi Log Pearson III Metode Debit Banjir Maksimum

 Metode Rasional Mononobe  Metode Weduwen

 Metode Hasper

Metode Manning, untuk perhitungan ketinggian aliran

Daerah Pengaliran

Jika besar curah hujan dan intensitas hujan selalu tetap maka limpasan yang

dinyatakan dengan dalamnya air rata-rata akan sama. Berdasarkan asumsi di atas mengingat

aliran per satuan luas tetap maka hidrograf sungai akan sebanding dengan luas daerah

pengaliran tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu luas daerah pengaliran adalah:

a. Tata guna lahan eksisting dan pengembangannya di masa mendatang

b. Karakteristik tanah dan bangunan di atasnya

c. Kemiringan tanah dan bentuk daerah pengaliran

Penentuan tinggi kedalaman aliran

Dalam menentukan kedalaman aliran sungai digunakan persamaan Manning

2

Rumus untuk menentukan kedalaman aliran diatas bendung menggunakan rumus peluapan

pada bendung dengan rumus Bundchu

(5)

5 Gambar 3: bentuk pelimpah Bendung

Dimana Q = debit aliran; m = koefisien limpasan; B = lebar pelimpah; d = kedalaman diatas

mercu bendung = 2/3 H; g = percepatan grafitasi

Lebar efektif pelimpah dihitung berdasar rumus : B = B’ – 0.1 nH

Dimana B’ = lebar sesungguhnya pelimpah; n = jumlah kontraksi; H = tinggi energi

g U h H

2 2

  

Rumus debit untuk pelimpah pada bangunan sabo dam digunakan

= 2

15� � 2�� 3 1+ 2 1 �ℎ1

2/3

Dimana : Q = debit aliran; C = koefisien limpasan; B1 = lebar dasar pelimpah; B2 = lebar atas

muka air pelimpah; h1 = kedalaman diatas mercu bendung; g = percepatan grafitasi

METODE PENELITIAN

Kali Code secara administrative terletak pada dua Kabupaten dan satu Kota Madya

yaitu, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Madya Yogyakarta. DAS Kali Code

luas keseluruhannya adalah sekitar 75,23 Km2. Sistem Kali Code memiliki panjang total ± 41 km, terdiri dari Kali Code (bagian hilir panjang sungai 17 km dan Kali Boyong (bagian

hulu) panjang sungai 24 km,). memanjang dari utara keselatan. Kali Code berhulu dilereng

gunung merapi dan bermuara di Sungai Opak.

Penelitian ini dilakukan di.Daerah Aliran Sungai Boyong dan Code dengan

mengambil data curah hujan yang digunakan adalah data dari Dinas Pengairan Kabupaten

Sleman selama 10 tahun yaitu dari tahun 2003 sampai tahun 2013 sedangkan stasiun yang

digunakan adalah : Kaliurang, Pakem, Prumpung, Gemawang dan Bedugan dan data tersebut diperoleh dari Dinas Pengairan Kabupaten Sleman. Dan Dinas Kimpraswil Proyek Serayu Opak Sedangkan untuk mengetahui dimensi sungai dengan survey di lapangan

(6)

6 Gambar 4: DAS Boyong – Code

(https://www.google.co.id)

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1 Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana Pada DAS kali Boyong – Code

Berdasarkan curah hujan tahunan, perlu ditentukan kemungkinan terulangnya curah hujan

harian maksimum tersebut untuk menentukan debit banjir rencana. Suatu kenyataan bahwa tidak

semua variat dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya, akan

tetapi kemungkinan ada nilai variat yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya.

Besarnya derajat dari sebaran variat di sekitar nilai rata-ratanya disebut dengan variasi

atau dispersi. Cara mengukur besarnya dispersi adalah dengan pengukuran dispersi. Dari informasi

yang diperoleh, curah hujan maksimum tahunan di DAS Boyong - Code dan sekitarnya seperti

ditunjukkan pada tabel di bawah

Tabel 1. Data Curah maksimum

TAHUN CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM (mm) RH.MAKS

KALIURANG PAKEM PRUMPUNG GEMAWANG BEDUGAN (mm)

2003 41 22 76 53 27,64 43,928

2004 57 20 90 160 118 89,000

2005 18 34 107 99 115 74,600

2006 64 33 161 55,5 107 84,100

2007 81,5 35 82 70,5 76 69,000

2008 56 36 73,57 81,55 76 64,624

2009 41 64 50 47 53 51,000

2010 47 32 72,73 81,77 62,78 59,256

2011 36 25 74 38 53 45,200

(7)

7

a. Pemilihan Jenis Sebaran

Dari perhitungan besarnya nilai skewness Cs dan kurtosis Ck dapat ditentukan pemilihan

metode penyelesaian untuk menentukan analisis frekuensi sebaran curah hujan.

Tabel 2 : Macam distribusi dan kriteria pemilihan

No. Jenis distribusi Syarat Hitungan Keterangan

1 Distribusi normal Cs≈ 0 Cs = -0,08

2 Distribusi log normal Cs≈ 3Cv + Cv3

≈ 0,09 Cs = 0,183 + 1,07 = 1,25

3 Distribusi Gumbel Cs≤ 1,1396

Ck≤ 5,4002

Cs = - 0,08

Ck = 2,68

Dipilih distribusi Gumbel

4 Distribusi log Pearson tipe III Cs < 0 Cs < 0

b. Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Rencaana Dengan Metode Gumbel

Tabel 3: Perhitungan dari Nilai Ekstrim Metode Gumbel

No tahun X1 m/(n+1) Xi– X rerata (Xi– X

rerata)2

X12

1 2003 43,928 0,0909 -22,1928 492,5204 1929,6692

2 2011 45,200 0,1818 -20,9208 437,6799 2043,0400

3 2009 51,000 0,2727 -15,1208 228,6386 2601,0000

4 2010 59,256 0,3636 -6,8648 47,1255 3511,2735

5 2008 64,624 0,4545 -1,4968 2,2404 4176,2614

6 2007 69,000 0,5455 2,8792 8,2898 4761,0000

7 2005 74,600 0,6364 8,4792 71,8968 5565,1600

8 2012 80,500 0,7273 14,3792 206,7614 6480,2500

9 2006 84,100 0,8182 17,9792 323,2516 7072,8100

10 2004 89,000 0,9091 22,8792 523,4578 7921,0000

jumlah 661,21 0 2341,8622 46061,4641

Gambar 5; grafik kala ulang hujan maksimum metode Gumbel mm

(8)

8

2. Perhitungan Debit Banjir Rencana DAS Boyong - Code

a. Perhitungan Banjir Rencana Pada Lokasi Sabo Dam Boyong Tabel 4: debit banjir rencana kali Boyong di sabo Dam Boyong

Kala ulang hasper weduwen rasional

5 40,021 21,246 29,464

Gambar 6: Grafik debit banjir rencana pada kali Boyong di sabo Dam Boyong

Dari grafik pada gambar 6, dapat disimpulkan bahwa tinggi banjir pada sabo dam masih

aman karena tinggi tanggul banjir pada sabo dam boyong adalah 5,00 m walaupun terjadi

aliran debris yang debitnya Qd = 1,2 x Q

Gambar 7: Sabo dam di kali Boyong

1. Perhitungan Banjir Rencana Pada Lokasi bendung Pulowatu

0

Tinggi Banjir Sabo Dam Boyong

m3/dt

(9)

9 Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh data banjir tahunan yang terjadi dilokasi

bendung Pulowatu seperti pada tabel dibawah ini

Tabel 16: Kala ulang banjir tahunan bendung Pulowatu

Kala ulang hasper weduwen rasional

5 48,810 22,614 38,950

10 56,182 27,254 44,832

25 65,616 33,519 52,361

50 72,615 38,381 57,945

75 76,683 41,284 61,192

100 79,563 43,371 63,490

Gambar 14: Grafik debit banjir rencana pada kali Boyong di bendung Pulowatu

Bendung pulowatu di tepi jalan Turi Pakem dimana sedimentasi diatas bendung sudah rata

dengan badan bendung dan berfungsi juga sebagai pengaman abutment jembatan, tinggi tanggul

pengaman bendung setinggi 2,50m sedangkan tinggi banjir diatas bendung dengan Q100th =79,563

m3/det masih aman tidak melewati tinggi tanggul seperti ditunjukkan pada gambar 14

Gambar 15: bendung Pulowatu di kali Boyong

2. Perhitungan Banjir Rencana Pada Lokasi bendung Mlati

0 20 40 60 80 100

0 20 40 60 80 100 120

Hasper Weduwen Rasional

Debit Banjir Bendung Pulowatu

m3/d

tahun

0,00 1,00 2,00 3,00

0 20 40 60 80 100 120 140

Tinggi Banjir Bendung Pulowatu

m

(10)

10 Tabel 17: Kala ulang banjir tahunan bendung Mlati

Kala ulang hasper weduwen rasional

Gambar 16: Grafik debit banjir rencana pada kali Code di bendung Mlati

Bendung Mlati di desa Gemawang dimana sedimentasi diatas bendung sudah rata dengan badan

bendung dan berfungsi juga sebagai pengaman selokan Mataram sebab pada badan bendung tersebut

dibangun gorong-gorong untuk aliran selokan Mataram, tinggi tanggul pengaman bendung setinggi

3,00m sedangkan tinggi banjir diatas bendung dengan Q100th = 100,771 m 3

/det masih aman tidak

melewati tinggi tanggul seperti ditunjukkan pada gambar 16

Gambar 17: bendung Mlati di kali Code

0

Tinggi Banjir Bendung Mlati

m

(11)

11 3. Perhitungan Banjir Rencana Pada Lokasi bendung Mergangsan

Tabel 18: Kala ulang banjir tahunan bendung Mergangsan

Kala ulang hasper weduwen rasional

Gambar 18: Grafik debit banjir rencana pada kali Code di bendung Mergangsan

Bendung Mergangsan dimana sedimentasi diatas bendung sudah hampir sama dengan badan bendung

dandisitu terdapat lahan penambangan pasir, tinggi tanggul pengaman bendung setinggi 3,00m

sedangkan tinggi banjir diatas bendung dengan Q100th = 108,972 m 3

/det masih aman tidak melewati

tinggi tanggul seperti ditunjukkan pada gambar 18

Gambar 19: bendung Mergangsan di kali Code

4. Perhitungan Banjir Rencana Pada Lokasi bendung Tungkak

Tabel 19: Kala ulang banjir tahunan bendung Tungkak

(12)

12 Kala ulang hasper weduwen rasional

5 67,822 31,262 60,369

10 78,065 37,348 69,486

25 91,174 45,552 81,154

50 100,898 51,922 89,811

75 106,551 55,731 94,842

100 110,553 58,473 98,404

Gambar 20: Grafik debit banjir rencana pada kali Code di bendung Tungkak

Bendung Tungkak dimana sedimentasi diatas bendung sudah hampir sama dengan badan

bendung dandisitu terdapat lahan penambangan pasir, tinggi tanggul pengaman bendung setinggi

3,00m sedangkan tinggi banjir diatas bendung dengan Q100th = 110,553 m 3

/det masih aman tidak

melewati tinggi tanggul seperti ditunjukkan pada gambar 20

Gambar 21: bendung Tungkak di kali Code

A.Pembahasan

0 20 40 60 80 100 120

0 50 100 150

Hasper Weduwen Rasional

Debit Banjir Bendung Tungkak

m3/d

tahun

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

0 50 100 150 200 250 300

Tinggi Banjir Bendung Tungkak

m

(13)

13 Dari perhitungan ketinggian banjir yang terjadi di kali Boyong sampai kali Code

dengan mengambil debit banjir rencana Q100th diperoleh ketinggian banjir tiap-tiap bendung

seperti ditunjukkan tabel 20 di bawah.

Tabel 20: ketinggian air banjir di kali Boyong dan kali Code

lokasi Tinggi

Gambar 22: Grafik hubungan debit banjir persatuan lebar sungai dengan tingggi tanggul dan

tinggi air banjir

Gambar 23: Hubungan peningkatan debit banjir terhadap panjang sungai

0

pulowatu Mlati Mergangsan Tungkak kota

debit banjr per satuan lebar sungai tinggi tanggul tingggi air banjir

0

Metode Hasper Metode Weduwen Metode Rasional

m3/det

(14)

14 Untuk menghitung waktu datangnya banjir sampai di kota yogyakarta digunakan persamaan

Q = A x U

� = 1� 23� 1

2

Dengan mengambil lebar sungai di daerah perkotaan selebar rata-rata 15,00 m

diperoleh kedalaman air banjir 2,25 sedangkan ketinggian talud rata-rata 2,50 m seperti

ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sedangkan untuk mengontrol waktu sampai banjir

apabila terjadi hujan di daerah hulu sungai Boyong dipakai bendung Pulowatu sebagai titik

kontrol dimana jarak bendung pulowatu sampai kota kurang lebih 18 km. Dengan mengambil

Q100th dan lebar rata-rata sungai 20,00m diperoleh waktu tempuh banjir sampai di daerah kota

kurang-lebih 2 jam, sehingga masih ada waktu untuk peringatan kepada warga yang tinggal

di bantaran kali Code.

Gambar 24: Kali Code dilihat dari atas jembatan Jambu (https://www.google.co.id)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di depan, maka

disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dengan debit banjir rencana

Q100th diperoleh ketinggian banjir tiap-tiap bendung masih aman seperti : bendung

Pulowatu dengan selisih tinggi tanggul 0,33 m, untuk bendung Mlati/Gemawang

dengan selisih 0,20 m, bendung Mergangsan dengan selisih 0,65 m bendung Tungkak

dengan selisih 1,25 m dan terutama didaerah kota seperti Ledok Tukangan, Jambu

masih ada selisih tinggi tanggul sebesar 0,25 m, sehingga masih aman terhadap

(15)

15 2. Dengan mengambil Q100th dan lebar rata-rata sungai 20,00 m diperoleh waktu tempuh banjir sampai di daerah kota kurang-lebih 2 jam, sehingga masih ada waktu untuk

peringatan kepada warga yang tinggal di bantaran kali Code.

DAFTAR pUSTAKA

Garde, R. J., and Ranga Raju, K. G., 1977, “ Mechanics of Sediment Transportation and Alluvial Streams Problems”, Wiley Eastern Limited, New Delhi.

Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Jogyakarta.

Sri Harto Br.(1993), Analisis Hidrologi., PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Soewarno, (1991), Hidrologi,Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai, Nova,

Bandung

Soemarto, CD.(1987), Hidrologi Teknik, Usaha nasional, Surabaya

Gambar

Gambar 3: bentuk pelimpah Bendung
Gambar 4: DAS Boyong – Code
Tabel 2 : Macam distribusi dan kriteria pemilihan
Tabel 4: debit banjir rencana kali Boyong di sabo Dam Boyong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian cepat ini dilakukan dengan melibatkan unit pelaksana dan pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang terdiri atas (1) Balai Besar Litbang

C. Pada awal Maret 1998, Soeharto kembali menjadi Presiden Republik Indonesia melalui Sidang Umum MPR, serta melaksanakan pelantikan Kabinet Pembangunan VII. Namun,

Dari beberapa definisi tentang basis data yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan kumpulan data yang terhubung secara logis dan

Kreativitas mendasari semua organisasi bisnis yang terlihat dari munculnya gagasan yang menciptakan produk, pelayanan, usaha, ataupun model terbaru yang dihasilkan

Berdasarkan hasil penelitian ini ekstrak etanol biji pepaya dengan dosis 30 mg/kg BB, 100 mg/kg BB, 300 mg/kg BB minimal selama 9 hari dapat menurunkan jumlah

Ada sangat banyak variabel budaya yang hidup di kalangan umat Islam Indonesia yang merupakan “serapan” dari budaya luar, termasuk Persia, mungkin juga India, Arab dan bahkan

[r]

Manakala bagi sumber bekas menteri, pihak operasi kempen dan sumber lain, penggunaan sumber ini tidak konsisten di mana terdapat tahun yang langsung tidak digunakan oleh wartawan