1
E-Mail:
profmudrajadk@gmail.com
HP: 0811 – 25 – 4255
MENDORONG KOMITMEN INDUSTRI BPR/BPRS SEBAGAI
PILAR UMKM DI INDONESIA & MEWUJUDKAN EKONOMI
BERDIKARI
SEMINAR NASIONAL, RAKERNAS DAN EXPO UMKM PERBARINDO 2015
Kendari, 19 Oktober 2015
Prof. MUDRAJAD KUNCORO, Ph.D
Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
Visit my site:
http://www.mudrajad.com
FINANCIAL INCLUSION VS EXCLUSION
Financial exclusion
merupakan kegagalan pasar.
Fakta di dunia ini (WEF, 2013):
50% penduduk tidak memiliki rekening di bank.
80% orang miskin (kurang dari USD2/hari) tidak memiliki rekening di bank.
200 juta bisnis formal & informal TIDAK PUNYA akses keuangan.
Financial inclusion is
is no longer something nice to do,
but
an integral part of the global economic
development agenda.…
(Hannig, 2012).
Kebijakan Keuangan Inklusif BI
Bank Indonesia (2010) menetapkan 5 strategi dalam upaya
melaksanakan kebijakan keuangan inklusif, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
keuangan inklusif.
2. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat
dalam memperoleh layanan keuangan.
3. Menerbitkan kebijakan dan ketentuan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan.
4. Meningkatan
awareness
atau pemahaman lembaga
keuangan terhadap adanya masyarakat yang potensial
melalui fasilitasi kegiatan intermediasi.
5. Meningkatan jangkauan lembaga keuangan terhadap
masyarakat.
Financial inclusion di Indonesia?
4
10,96
% 64,25
%
60%
C.K. Prahalad, University of Michigan Sumber: Investment in America Forum (2006)
The Fortune at The Bottom of The Pyramid
AEC 2015: TANTANGAN & PELUANG
Pasar Tunggal dan Basis Produksi dengan 5 elemen inti
Elemen Inti Liberalisasi Fasilitasi
Arus Barang Penghapusan Bea Masuk (Tariff), dan Non-Tariff Barriers.
Integrasi standar pabean dan penghalang teknis
perdagangan.
Arus Jasa Akses penuh ke pasar dan
menghapus semua larangan yang substansial pada perdagangan jasa.
MRA (Mutual Recognition Arrangement) ; pertukaran tenaga profesional.
Arus Investasi Semua Industri & Jasa tersedia untuk Investor ASEAN
Transparansi & penghilangan pajak berganda, ditopang pemasaran bersama
Arus Modal Merelaksasi aturan kontrol
investasi portofolio intra-ASEAN.
Mengharmonisasi standar pasar modal. Arus Tenaga Kerja Menghilangkan diskriminasi tenaga kerja Harmonisasi standar
pendidikan dan pelatihan.
12 Sektor Prioritas Integrasi AEC 2015
A. PERDAGANGAN JASA B.PERDAGANGAN BARANG1. Healthcare 1. Agro-based Products
2. Tourism 2. Electronics
3. Logistic Services 3. Fisheries
4. Telecommunication (E-ASEAN) 4. Rubber based Products
5. Air Travel Transport 5. Textile & Apparels
6. Automotive
7. Wood based Products
Sumber: ASEAN Tourism Statistics Database (2014; 2013)
JUMLAH TURIS MANCANEGARA KE MASING- MASING NEGARA ASEAN:
TERTINGGI MALAYSIA, DIIKUTI THAILAND, SINGAPURA, INDONESIA. WHY?
KELEMAHAN: AKSESIBILITAS, PROMOSI, POINTS OF INTERESTS.
Country
2012
Intra-ASEAN
Extra-ASEAN Total Brunei
Darussalam 115,9 93,2 209,1
Cambodia 1.514,3 2.070,0 3.584,3
Indonesia 2.607,7 5.436,8 8.044,5
Lao PDR 2.712,5 617,6 3.330,1
Malaysia
18.809,7 6.223,0
25.032,7
Myanmar 151,1 907,9 1.059,0
The Philippines 375,2 3.897,6 4.272,8
Singapore 5.732,7 8.758,5
14.491,2
Thailand 6.462,6
15.891,3
22.353,9
Viet Nam 1.363,8 5.483,9 6.847,7
Potensi Pariwisata Pulau Komodo NTT
Komodo Island – NTT
•
Kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) ke
NTT pada 2013 mencapai
80.810 wisatawan atau
meningkat dari tahun 2012
sebanyak 47.000 wisatawan.
Sementara jumlah kunjungan
wisatawan domestik pada
2013 mencapai 800.000
wisatawan atau naik tajam
dari 2012 sebesar 349.000
wisatawan.
•
Bikin paket wisata Jakarta,
PROVINSI PANGSA PROVINSI PANGSA
Aceh 1.5% Kalimantan Barat 1.3%
Sumatera Utara 5.3% Kalimantan Tengah 0.8%
Sumatera Barat 1.7% Kalimantan Selatan 1.4%
Riau 4.2% Kalimantan Timur 4.8%
Jambi 0.8% Kalimantan Utara 0.3%
Sumatera Selatan 2.9% Sulawesi Utara 0.8%
Bengkulu 0.4% Sulawesi Tengah 0.8%
Lampung 1.7% Sulawesi Selatan 2.4%
Kep. Babel 0.5% Sulawesi Tenggara 0.6%
Kep. Riau 1.9% Gorontalo 0.1%
DKI Jakarta 17.8% Sulawesi Barat 0.2%
Jawa Barat 14.5% Nusa Tenggara Barat 0.8%
Jawa Tengah 8.4% Nusa Tenggara Timur 0.6%
D.I.Yogyakarta 0.9% Maluku 0.2%
Jawa Timur 15.6% Maluku Utara 0.1%
Banten 4.0% Papua Barat 0.5%
Bali 1.3% Papua 0.9%
Sumber: Diolah Dari BPS (2013)
Some Key findings on Regional Income Growth
(National University Singapore, 2015)
Masih ada 6 provinsi yang tergolong berpenghasilan rendah (warna merah), 22 provinsi berpenghasilan menengah (warna kuning & hijau), dan 3 sudah berpenghasilan tinggi (DKI Jakarta, Kalimantan Timur and Riau).
K
ETIMPANGAN
ANTAR
WILAYAH
DAN
PULAU
DI
I
NDONESIA
TERUS
TERJADI
: J
AWA
& S
UMATRA
MENDOMINASI
EKONOMI
I
NDONESIA
(81%).
Tabel Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional (Persen)
0.45 Ketimpangan Pendapatan DIY > Nasional
Indeks Gini Pendapatan Nasional (2013)
0.44 0.413 0.43 0.42 0.41 0.422 0.425 0.429
0.431 0.433
0.437 0.439
0.442 N A S S U LU T S U LT E R A S U LS E L P A P U A B A R A T D K I JA K A R TA G O R O N TA LO D I Y O G YA K A R TA P A P U A
Sumber: Diolah dari BPS (2014)
14
KETIMPANGAN YANG DIUKUR DENGAN INDEKS GINI MAKIN LEBAR
UNBALANCED GROWTH ANTAR GOLONGAN PENDAPATAN
Sumber: Diolah dari BPS (2014); Kuncoro (2009; 2014)
15
Pertu buha i do esia belu berada pada jalur ya g be ar, kare a kue asio al dinikmati oleh 40% dari golongan pendapatan menengah dan 20% oleh golongan
pendapatan teratas. Sementara itu, 40% dari golongan pendapatan terendah mengalami penurunan selama periode 2002-2008. Setelah tahun 2009 pembangunan yang dinikmati 40% kelompok terendah mengalami penurunan hingga menjadi 16,87% pada tahun 2013 .
Kelompok
Penda-patan
Megawati-Haz SBY-Kalla SBY-Boediono
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
40%
terendah 20,9 20,6 20,8 18,8 19,8 19,1 19,56 21,22* 18,05* 16,85* 16,88* 16,87*
40%
menengah 36,9 37,1 37,1 36,4 38,1 36,1 35,67 37,54* 34,68* 34,73* 34,18* 34,09*
20%
tertinggi 42,2 42,3 42,1 44,8 42,2 44,8 44,77 41,24* 45,47* 48,42* 48,94* 49,04*
UNBALANCED GROWTH AMONG PROVINCES:
RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI, 2000-2012 (2000=100)
Daerah yang tumbuh di atas rata-rata nasional ialah daerah yang kaya
dengan sumberdaya alam (Sulteng, Sultra, Sumut, Jambi, Sumsel, Kalteng, Sulut, Sulsel, Kalteng, Kalsel, Sumbar), dan berpenduduk padat (DKI
Jakarta, Jatim, Banten, Jawa Barat, Bali). 16
-1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8%
P
e
rs
e
n
PETA PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH TRIWULAN II 2015
Kendati pertumbuhan ekonomi nasional 4.67%, Kaltim, Riau, Aceh mulai
tumbuh negatif. Sulawesi, Papua, Papua Barat, NTB tumbuh di atas 7%.
MENGAPA PERTUMBUHAN EKONOMI MELAMBAT?
Penurunan kinerja disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi global yang masih berjalan lambat disertai masih rendahnya harga CPO (kiri) dan batubara
KTI masih tumbuh di atas nasional. WHY?
Sektor pertambangan dan penggalian KTI kembali mengalami akselerasi pada triwulan II 2015 yang didukung oleh peningkatan pertumbuhan dari provinsi berbasis mineral nikel dan tembaga: Permintaan bijih nikel untuk industri olahan nikel masih cukup kuat seiring dengan kebutuhan produksi dari smelter baru di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, dan efisiensi di Sulawesi Selatan; Produsen tembaga di NTB mendorong produksiuntuk mencapai kuota yang diperoleh untuk tahun 2015. Hal yang sama juga dilakukan oleh produsen tembaga dan emas di Papua.
S
EGMENTASI
P
ASAR
K
EUANGAN
I
NDONESIA
Usaha besar lebih memiliki akses ke Lembaga
Keuangan dan mudah memperoleh modal yang
lebih besar dengan bunga yang rendah daripada
sektor tradisional.
Suku bunga relatif tinggi bagi UMKM (2-4%/bulan
dari BPR, 15%/bulan dari pelepas uang/lintah
darat).
Segmentasi bank:
Bank umum (120): pemerintah, swasta domestik, asing
BRI unit (4.248) dengan rata-rata pinjaman Rp 4,2 juta
BPR (1.837) dengan rata-rata pinjaman Rp 3,7 juta
KSP/USP, BMT, BKD, dll (47 ribu) dengan rata-rata
Persentase Jumlah Usaha (Total: 22,7 juta)
Perbandingan Daya Serap Tenaga Kerja/Unit Usaha dan
Persentase Jumlah
Usaha 0,2
0,7 15,8 83,3 108 19 3 2 Besar Menengah Kecil Mikro
Tenaga Kerja/ Unit Usaha (Total: 49,7 juta orang)
9,6%
5,9%
21,9%
62,5%
Sumber: Diolah dari BPS, Sensus Ekonomi 2006
DATA SENSUS EKONOMI 2006
Usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (99,1%) dan penyerapan tenaga kerja (84,4%), dengan perbandingan 2 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha mikro dan 3 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha kecil. Sebaliknya industri besar dan menengah, yang jumlah unit usahanya hanya 0,9%, menyerap 15,5% tenaga kerja dengan perbandingan 19 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha menengah, dan 108 tenaga kerja per unit usaha untuk usaha besar.
CIRI UTAMA UMKM
1.
Tidak ada pemisahan: pemilik &
manajerial
2.
Menggunakan tenaga kerja
sendiri (Bimantara)
3.
Unbankable
: 67% mengandalkan
modal sendiri & keluarga
4.
Tidak berbadan hukum: 92%
5.
Mayoritas berada di perdesaan
KENDALA UTAMA UMKM BERDASARKAN SURVEI KUNCORO, ET
AL. (2010) DI 33 PROVINSI
Source: Calculated from BPS (2009)
No
Constraint
Number of SMI
(%)
1
Capital
34,895
33.9
2
Marketing
33,019
32.1
3
Raw Material/Trading Goods
23,203
22.6
4
Fuels/Energy
1,876
1.8
5
Labor Skills
1,782
1.7
6
Transportation
1,773
1.7
7
Labor Wages
985
1
8
Others
5,315
5.2
Number of SMI
102,848
100.0
Source: Diolah dari BPS dalam Kuncoro et. al (2010)
M
ENGAPA
UMKM T
IDAK
T
ERTARIK
P
INJAM
K
E
B
ANK
?
Tidak tertarik pinjam uang
Kurangnya pengetahuan tentang prosedur kredit
Tidak punya agunan memadai
Prosedur perbankan dinilai berbelit
Tingginya suku bunga
Source: Calculated from BPS (2009)
No Reason For Not Borrowing from Banks Number of SMI (%)
1 Not Interested 9,159 38.3
2 Lack of Knowledge 4,327 18.1
3 No Collateral 4,237 17.7
4 Complicated Procedures 2,978 12.4
5 High Interest Rate 2,848 11.9
6 Rejected Proposal 375 1.6
Number of SMI 23,924 100.0
Source: Diolah dari BPS dalam Kuncoro et. al (2010)
NAMUN PERTUMBUHAN KREDIT UMKM MULAI
MENURUN & NPL UMKM MULAI MENINGKAT..
Sumber: BI (2015)
w
w
w
.m
u
d
ra
ja
d
.co
m
25
Penyaluran kredit UMKM di Jawa (kiri) dan KTI (Kanan) tumbuh melambat dari 16,93% (yoy) pada TW I 2015, menjadi masing-masing 7,14% dan 10% pada TW II 2015.
Perlambatan pada triwulan II 2015 ini merupakan yang terdalam dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat NPL kredit UMKM saat ini meningkat menjadi sebesar 4% hingga
26
THE MOST PROBLEMATIC FACTORS FOR DOING BUSINESS,
IN INDONESIA 2013-2014 (% OF RESPONDENTS)
Source: WEF (2013)
KENDALA DOING BUSINESS: LISTRIK, UPAH, INFRASTRUKTUR (PELABUHAN, JALAN, BANDARA), HUMAN CAPITAL, PERIJINAN
Sumber: BI (2015)
w
w
w
.m
u
d
ra
ja
d
.co
m
1.635
BPR
DALAM
S
TRUKTUR
I
NDUSTRI
P
ERBANKAN
I
NDONESIA
(
PER
OKTOBER
2014)
Sumber: Bank Indonesia (2010); OJK (2015)
Indiikator 2013 2015 Changes
Desember Januari Februari %yoy
Jumlah BPR 1.634 1.643 1.643 0,55%
Sumber Dana (Rp.
Ribu) 63.519.502.252 74.404.801.110 74.660.363.418 17,54%
Jumlah Nasabah
(Rekening) 12.932.844 13.468.800 13.524.999 4,58%
Penanaman Dana
(Rp. Ribu) 74.522.813.622 87.107.739.349 87.423.381.014 17,31% Total Aset 77.278.269.030 90.064.828.853 90.414.098.127 17,00%
Kegiatan usaha BPR terus mengalami pertumbuhan sebesar 0,55% dengan jumlah 1.643 pada Februari 2015.
Total aset dan dana BPR per Februari 2015 tumbuh masing-masing sebesar 17% dan 17,3%.
Jumlah nasabah terus bertambah. Pada Februari 2015 tumbuh sebesar 4,58%,
INDIKATOR PERKEMBANGAN INDUSTRI BPR,
PERIODE
CAR
LDR
BOPO
ROA
ROE
NPL
Des-13
28.48% 84.26% 77.65% 3.38% 31.71% 4.45%Des-14
28.02% 79.40% 80.30% 2.99% 27.95% 4.76%Feb-15 30.42% 80.06% 82.75% 2.73% 25.13% 5.51%
Jika dilihat dari besaran LDR, BOPO, ROA, dan ROE bank perkreditan rakyat masih aman dan menujukkan kinerja yang masih di angka aman, namun terjadi penurunan kinerja
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dari semua indikator diatas, NPL untuk BPR sangat tinggi dan di luar angka aman yaitu diatas 5%. Hal ini menyiratkan bahwa
tingkat resiko di BPR cendErung sangat tinggi.
KINERJA BANK PERKREDITAN
RAKYAT 2013-FEB 2015
KINERJA PERBANKAN INDONESIA, DES 2014-JAN 2015
:
BPR vs Bank Umum
Kinerja BPR masih kalah jauh dengan Bank Umum dari sisi aset, DPK, Kredit, LDR. BPR juga kinerjanya hampir sama dengan Bank Umum dalam ROA,
BOPO dan lebih baik dibandingkan dengan bank umum dalam NPL. Peran BPR di masa mendatang masih sangat diperlukan, khususnya bagi
pengembangan sektor UMKM.
Sumber: Diolah dari BI (2015)
31
INDIKATOR Bank Umum BPR
Des 2014 Jan-15 Des2014 Jan-15
Total Aset (Triliun rupiah) 5.615,15 5.616,01 89,86 90,06 DPK (Triliun rupiah) 4.114,42 4.106,36 58,75 59,38 Kredit (Triliun rupiah) 3.706,50 3.667,16 68,39 68,52 Gross Non Performing
Loans(%)2
1,51% 2,13% 4,76% 5,51%
Return on Assets (%)1 2,85% 2,82% 2,99% 2,73%
BOPO (%)1 76,29% 82,15% 80.30% 82,75%
LDR (%) 89,42% 88,48% 79,40% 80,06%
1) Tidak termasuk bank syariah
2 )Tidak termasuk kredit penerusan
INDIKATOR
2010
2011
Okt 2014
Jumlah BPR
1.706
1.669
1.635
Jumlah Kantor
3.910
4.172
4.295
- Kantor Pusat
1.706
1.669
1.635
- Kantor Cabang
1.088
1.223
1.488
- Kantor Kas
1.116
1.280
1.172
Kinerja BPR patut diperhitungkan. Kelebihan dari BPR adalah kemampuan jangkuan pelayanannya yang mampu menembus daerah-daerah rural. Dari sisi kelembagaan, jumlah BPR sampai Oktober 2014 mencapai 1.635 BPR.
JUMLAH BPR, KANTOR PUSAT, CABANG, KAS:
INDONESIA, 2010-OKT 2014
Sumber: Diolah dari BI (2011); ojk (2015)
Dari hasil kajian BI, permasalahan yang ada pada BPR
terutama disebabkan oleh:
Salah kelola
Penyimpangan operasional
Salah kelola, misalnya keliru membuat analisis kredit
pada sektor usaha yang sudah jenuh yang bermuara pada
kredit macet.
Sedangkan contoh penyimpangan berupa campur tangan
pemilik BPR dalam pengelolaan bank untuk kepentingan
pemilik dan kroninya.
Penyebab Permasalahan yang dialami BPR
Sumber: BI (2011)
How to create markets where
there is no money:
•
Easy access to credit
•
Lower costs
•
Single serve packaging
•
Direct distribution
“Selling
to the poor may be more profitable than selling to you
and me. This is where the future is. Opportunities are every
where. The divide is not about lack of opportunity, it is about
lack of imagination.
”
C.K. Prahalad
Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa
Tengah, DIY, NTB, NTT, Maluku, dan Papua. Bengkulu, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Banten, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.
Klasifikasi Provinsi 2004-2012
KLASIFIKASI PROVINSI DI INDONESIA
BERDASARKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT KEMISKINAN
Tingkat kemiskinan (%)
GRAMEEN BANK:
BANK UNTUK ORANG MISKIN & PENGEMIS
Pada tahun 1976, M. Yunus mendirikan Bank
Grameen untuk Kaum Papa di Bankladesh. Untuk memperoleh pinjaman dari sini, mereka harus
mentaati sejumlah aturan. Grameen hanya
memberikan kredit kepada peminjam individual yang membentuk kelompok berjumlah 5 orang.
Gagasannya adalah memberikan tekanan kelompok agar anggotanya menjadi lebih bertanggung jawab untuk mengembalikan pinjaman (Group Solidaritas).
Kemiskinan itu bagaikan pohon Bonsai. Ia tumbuh kerdil karena akarnya hidup dalam wadah terbatas. Akarnya tak cukup kuat untuk mencari makan ke mana mana karena dibatasi.
Creating a World Without Poverty: Yunus goes beyond microcredit to pioneer the idea of social
BAGAIMANA PROSES KERJA KREDIT MIKRO?
Si peminjam mengambil dana dalam jumlah kecil untuk memungkinkan mereka membeli sesuatu, yang kemudian membuat mereka bisa menjadi pekerja untuk usaha sendiri.
Pinjaman bisa dipakai untuk membeli becak, ayam, dan peralatan atau seperangkat alat-alat mesin sederhana. Grameen Bank juga memberi pinjaman untuk 250.730 peminjam dan boleh memakai dana itu untuk membeli telepon genggam.
Hal ini membuat marak dan munculnya
fenomena gadis telepon village phone lady. Itu menunjukkan fenomena si pemilik telepon
(umumnya wanita) meminjamkan telepon ke warga desa lainnya untuk menghubungi atau dihubungi anggota keluarga di kejauhan.
Si pemilik telepon mendapatkan imbalan berupa komisi dari si pengguna. Mereka membawa jasa telepon genggam ke banyak desa untuk pertama kali. Langkah mereka itu mendapatkan manfaat besar bagi warga di pedesaan. Si petani,
Pada tahun 1976 yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di jobra. Kunjungan tersebut melahirkan suatu inspirasi baru ketika yunus menemui salah satu perajin bangku di desa jobra. Hasil perbincangan yunus kepada perajin tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata warga miskin yang memiliki profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga pinjaman yang tinggi sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur merupakan warga miskin.
TUJUH PRINSIP GRAMEEN BANK
1. Grameen Bank adalah milik anggotanya (92 % saham milik
anggota);
2. Grameen Bank hanya akan memberikan pinjaman kepada orang
yang paling miskin dari masyarakat miskin atau yang tidak memiliki harta untuk dijadikan agunan (termasuk para pengemis)
3. Sasaran Grameen Bank terutama adalah perempuan. 4. Pinjaman ini diberikan tanpa jaminan/agunan
5. Para peminjam sendiri dan bukan Grameen Bank yang
menentukan jenis kegiatan usahanya yang akan dibiayai dengan pinjaman dari GB.
6. Grameen Bank membantu informasi dan sarana agar peminjam
berhasil.
7. Para peminjam membayar tingkat bunga sesuai keperluan untuk
PRINSIP PENGELOLAAN LEMBAGA
MICROFINANCE
ALA KOMIDA
Demand driven/demand following/market driven
Accessibility
Simplicity
Transparancy
Cost Recovery
Sustainability
KOMIDA (Koperasi Mitra Dhuafa) adalah salah satu organisasi yang secara konsisten mengusung program microfinance dengan sistem yang hampir serupa dengan grameen bank. Institusi ini berupaya menciptakan kemandirian kaum perempuan miskin dengan menjadikan mereka sebagai entrepreneur (wirausahawan), dan telah mengembangkan sayapnya di tiga provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa dan Sulawesi.
No Jenis pendanaan 1 2 3 4 UMKM Pemula (A) UMKM feasible (B) UMKM bankable (C) UMKM bankable orientasi ekspor (D)
1. Bank Umum - - V V
2. Bank Perkreditan Rakyat - - V V
3. Koperasi Simpan Pinjam V V V
-4. Jasa Pegadaian V V V
-5. Lembaga Pembiayaan (multifinance/ leasing)
- V V V
6. Lembaga Keuangan Mikro Bukan Bank/ Koperasi (BMT/ LDKP/ LPD/ BKK/ LPK)
V V -
-7. Modal Ventura V V
-8. Pelepas uang, famili, perorangan V V - -9. Dana Sosial Pemerintah, PKBL,
PNPM
V - -
-10. CSR Perusahaan Swasta V V -
-11. Modal Sendiri V V V V (makin kecil proporsinya)
PENDANAAN UKM BERDASAR KELASNYA
41
UKM UKM UKM BU
BPR BPR
BU BU BPR/LKM
Executing Channeling Joint
MODEL LINKAGE PROGRAM PLUS
MEMBANGUNAN DAYA SAING DI ERA AEC
DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI DAYA SAING BERBASIS INOVASI • Infrstruktur • Kelembagaan• Stabilitas makro
• Pendidikan dasar & kesehatan
• Pendidikan tinggi dan training
• Efisiensi pasar
• Efisiensi lembaga keuangan
• Ukuran pasar domestik
• Lembaga riset dan pengembangan
• Industri teknologi tinggi
Sumber: World Economic Forum (2014)
• Kondisi permodalan BPR yang masih rendah
dibandingkan dengan rata–rata permodalan industri perbankan nasional.
• Pelayanan BPR yang kurang memenuhi harapan masyarakat dan brand awareness BPR yang rendah. • Kualitas dan kompetensi SDM yang rendah.
• Penyaluran kredit ke sektor produktif masih relatif rendah dan cenderung menyalurkan kredit konsumsi. • BPR belum menjadi tuan rumah di daerahnya.
TANTANGAN
• Tingkatkan permodalan BPR.
• BPR berperan serta dalam meningkatkan
interkonektivitas antara daerah maju-tertinggal, desa-kota.
• Membiayai sektor dan komoditas unggulan daerah.
• Fokus pembiayaan ke sektor riil dan UKM.
• Meningkatkan pangsa pasar BPR.
So what
gitu lo?
TANTANGAN & PELUANG BPR
PEMILIK Pemilik berasal dari daerah di mana bank itu akan didirikan. Pemilik punya pemahaman memadai tentang bisnis bank.
Pemilik punya kemampuan dan komitmen dalam memasok modal. PERMODALAN Jumlah modal disetor pada awal pendirian harus dapat menutup
jumlah pengeluaran.
Tersedia dana untuk likuiditas BPR. LOKASI DAN
WILAYAH
OPERASIONAL
Memiliki potensi ekonomi, belum banyak bank di lokasi itu, mudah dijangkau masyarakat kecil.
STRATEGI BISNIS Fokus pembiayaan kepada usaha produktif skala mikro dan kecil. Persyaratan yang sederhana, cepat dan ringkas.
Dukungan Teknologi Informasi. Menambah kantor cabang. MANAJEMEN DAN
KEBIJAKAN SDM
Memilki SDM yang memiliki integritas, profesional dan dapat dipercaya pemilik BPR serta masyarakat.
Memiliki SDM yang berpengetahuan dan berpemahaman yang
mendalam terhadap potensi usaha di wilayah yang menjadi garapan BPR.
Pegawai yang akan direkrut berasal dari daerah di mana BPR itu berada.
HUBUNGAN DENGAN
MASYARAKAT SETEMPAT
Membangun relasi dan ikatan batin melalui keterlibatan BPR dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungan sekitar misalnya, hari raya keagamaan, perayaan hari besar dan hajatan nasabah.
5 Aspek kunci keberhasilan BPR Sukses
Sumber: BI (2011)
PENYALURAN KREDIT UMKMK & PENJAMINAN
JAMKRIDA DI JAWA TIMUR
45 M A S Y A R A K A T / U M K M K DISHUT DISPER INDAG DISKOP &PKM --Survey/kelengkapan adminitrasi
BI BI. Checking
BPR JATIM BANK JATIM J A M K R I D A 4
- Meregister
- Mengawasi Manag. Penyaluran
- Monitoring dan Evaluasi Pengikatan Per Janjian kredit Pencairan Kredit DIPERTA DISNAK DISBUN BKP 1 3 2 PEMPROV P O K J A
Sumber: Mughni (2010
45
46
MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN: Katimin,
kabup/kota dan desa tertinggal
Sumber: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) (2012)
46
M
U
D
R
AJAD
-St
ra
te
g
i p
e
m
b
&
k
e
b
p
u
b
P
ERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA TERTINGGALo
Meningkatkan daya saing daerah
o
Promosi penggunaan produksi lokal
o
Peningkatan kualitas barang dan SDM
o
Pemberdayaan UMKM dengan kemudahan akses
pembiayaan, pasar, dan bahan baku
BELA DAN BELI PRODUK LOKAL
Contoh: AIRKU=Air KulonProgo
Bupati dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K),
mendeklarasikan Ikrar Gerakan Beli Kulon Progo Bela Kulon Progo di Alun-alun Wates,(25/3/2013). Didukung oleh IIBF (Indonesia Islamic Business Forum) dan gerakan Beli Indonesia.
Produk minuman dalam kemasan, AirKu, resmi diluncurkan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo (18/10/2013), yang diproduksi PDAM Tirta
Binangun, BUMD milik Pemkab KP. Produk minuman kemasan dari mata air Clereng,
Pengasih, sudah mengantongi sertifikat ISO 9001 tentang standar mutu.
Serikat Petani Kulon Progo (SERTANI) memiliki produk dg nama merk Java Menoreh, untuk kopi, teh, kopi jahe dan gula semut.
50
Krisis adalah cobaan. Quran Srt Al Baqarah ayat 155:
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
…
akhirnya….L
ebih
K
urang
M
ohon
D
imaafkan
L
ain
K
ali
M
ohon
D
iundang
BACAAN YANG DIANJURKAN
52
WHO IS MUDRAJAD KUNCORO?
Pendidikan:
Guru besar termuda FEB UGM sejak 1 Okt 2006.
Ph.D in Business & Regional Development: University of Melbourne, Australia (2000)
M.Soc.Sc. in International Finance: University of Birmingham, UK (1993)
SE with cum laude: FE UGM
Awards
:
Ekonom paling berpengaruh di Indonesia menurut Webometrics (2015)
Penelitian & Pengabdian Award 2010 dari Rektor UGM untuk Kategori Publikasi Internasional Terbaik ke-3 se-UGM
Best tract presentation & award of honour dari Academy of Business & Retail Management (London, Okt 2013)
Buku yang ditulis: 41
; ratusan artikel
ilmiah di berbagai media massa & jurnal
Visit
http://www.mudrajad.com