Sri Lestari Linawati
MANAJER LEMBAGA PENGASUHAN ANAK YANG MURAH
Sri Lestari Linawati akrab dipanggil Lina, mantan ketua bidang Irmawati PP IRM l993-96, adalah aktivis gerakan pendidikan anak. Sekarang ia menjadi manager TPA (Taman Pengasuhan Anak) plus “ BirruNA”. Yang berarti kebajikan Nasyiatul Aisyiyah.
TPA BirruNA adalah sebuah lembaga penitipan dan pengasuhan anak usia 5 bulan hingga 6 tahun, yang mengedepankan aspek pendidikan, kebersihan, kesehatan dan gizi
seimbang. Di BirruNA, anak-anak belajar tentang : Toilet training (pipis dan beol pada tempatnya), kejujuran dan tanggungjawab, kemandirian, komunikasi, tadabbur alam dan ibadah. TPA BirruNA ini menampung anak-anak pengasuhan yang sedang ditinggal bekerja oleh ibu dan ayahnya mulai mengantar jam 07.00 WIB dan dijemput pada jam l6.00 WIB. Biaya amat murah, karena diwujudkan sebagai bentuk kepedulian agar tidak hanya orang tua “ kelas menengah “ ke atas saja yang bisa menikmati jasa pendidikan dan pengasuhan anak.
TPA BirruNA merupakan program kerjasama Nasyiatul Aisyiyah Ranting Banyuraden dengan Takmir Masjid Al-Falah Kanoman. Satu kepedulian bersama sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemerataan pendidikan melalui Pendidikan Anak Usia Dini. Modelnya lain dengan TPA pada umumnya, karena TPA BirruNA ini sangat prospektif dan strategis sebagai Taman Pengasuhan Anak Plus dalam rangka Pembinaan Anak Dini Usia (PADU). BirruNA dapat dikatakan sebagai tempat penitipan anak plus. Sangat berbeda dengan TPA (Tempat Penitipan Anak) yang hanya menjaga anak balita selama ditinggal ibunya bekerja, atau karena sesuatu urusan. BirruNA
memberikan pendidikan dan pelajaran-pelajaran tertentu sesuai dengan usia mereka, ujar Lina saat memberikan paparan kepada Wartawan SM.
TPA BirruNA yang sudah operasional selama dua tahun, sekarang masih mengontrak rumah joglo antik milik mBah Cokro sesepuh desa setempat yang sudah almarhum. Joglo itu terlatak di Dusun Kanoman Rt 01 Rw V No. 22, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Di lokasi itu suasananya sangat nyaman, tenteram dan aman di dukung dengan halaman yang luas, lingkungan alam yang asli dan asri, bebas polusi dan
penduduknya ramah., kata lina yang alumnus Fak Sastra jurusan Sastra Arab UGM tahun l997. TPA BirruNA yang berdiri pada 2 April 2001 ini, sekaligus sebagai Pusat Studi Anak Dini Usia. Jumlah anak pengasuhan yang di titipkan rata-rata setiap hari ada 20-30 anak, dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelas “Pari Mrekatak” dan kelas “Pari Tandur” diasuh oleh 5 orang guru/pengasuh. Disamping itu di dampingi oleh beberapa tenaga konsultan dari konsultas psikologi, kesehatan, gizi hingga konsultan khusus yang jumlahnya ada 12 orang dan tiga diantaranya adalah Dokter aktif..
Ide mendirikan TPA BirruNA ini berawal dari sebuah mimpi tengah malam, ketika itu awal tahun 2001, Lina dalam mimpinya itu menggembala kambing di tengah lapang dan tiba-tiba kambingnya bertambah banyak kemudian di jual dan menghasilakan
Dana tersebut untuk melengkapi sarana dan prasarana bermain dan perpustakaan anak, kata Lina yang pernah menjadi juara III turnamen Pencak Silat di Jatim tahun l989. Tak cuma itu Lina yang lahir di Jember pada 25 Nopember l971 pasangan dari Bapak Abdullah dan ibu Ramiyati ini pernah menyelenggarakan “ Pagelaran Yauman Fil Qahirah” tahun l998 di Yogyakarta.
Yang menjadi unik dan lain dari TPA pada umumnya, TPA BirruNA ini memiliki basis arah jelas, yakni sebagai sekolah alam dan memberikan layanan pembelajaran untuk anak usia dibawah satu tahun, kata mantan anggota PP NA Bidang Pengembangan Organisasi yang pernah mengikuti Diklat Penelitian Riset Aksi di BPKB (Balai Pengembangan Kegiatan Belajar) Propinsi DIY awal tahun 2003 lalu.
Walaupun TPA BirruNA ini telah berjalan merangkak, namun kendala tentu saja tetap ada, diantaranya adalah target 35 - 40 anak belum tercapai, yang ada baru antara 20 - 30 anak tetapi sudah mencukupi, kendala yang kedua adalah publikasi, karena letaknya yang agak jauh dari kota jaraknya sekitar kurang lebih 4 km dari Kantor PP Nasyiatul Aisyiyah Jl. KHA Dahlan Yogyakarta. Lina sejak awal memang senang dengan dunia anak-anak, hal ini sangat klop dengan kondisi di TPA, disamping mengsuh, mendidik tetapi sekaligus menghibur, kata isteri sdr. Arif Budiman Ch, anggota Lembaga Pengembangan Tenaga Profesional (LPTP) PP Muhammadiyah. Pasangan itu telah di beri momongan tiga orang yakni Ainal Alami Adlin Nala, Bilgist Shaliha Adlina dan Jaldy Hannani Adlin. Ton Martono.
Sumber: