• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUP&PPSP.2016 KUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUP&PPSP.2016 KUP"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

KETENTUAN UMUM DAN TATACARA PERPAJAKAN

DAFTAR, HITUNG, SETOR DAN

LAPOR PAJAK

Oleh

Bambang Kesit

(2)

AKUNTAN YANG BIJAK

AKUNTAN YANG BIJAK

AKAN MEMPERMUDAH PEMERIKSAAN PAJAK

AKAN MEMPERMUDAH PEMERIKSAAN PAJAK

Akuntan

Memberikan Jasa Akuntansi

Pemilik / Pemeg. Saham suatu DENGAN BENAR, JELAS,

DAN DAPAT

(3)

RANGKUMAN

DJP: Kpts Pej. Pajak

(4)

UNDANG-UNDANG MATERIL PERPAJAKAN

UU PPh

UU PPN & PPn BM

UU PBB

UU BM

UU BPHTB

UU KEPABEANAN

UU CUKAI

UU PDRD

PAJAK

Pasal 23 (2) UUD 1945

Segala pajak untuk keperluan negara berdaqsarkan undang-undang

Pasal 23A UUD 1945 ***

PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN YANG BERSIFAT MEMAKSA UNTUK KEPERLUAN NEGARA DIATUR DENGAN UNDANG-UNDANG

4

4

PERPAJAKAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG FORMIL PERPAJAKAN

UU KUP

UU PPSP

(5)

Sistem Pemungutan Pajak Indonesia

.

Sistem Pembayaran Pajak

Sistem Pembayaran Pajak

- Bayar sendiri pajak terutang/ketetapan pajak

- Bayar sendiri pajak terutang/ketetapan pajak

-

Dipungut/dipotong oleh orang lain (withholding system)

Dipungut/dipotong oleh orang lain (withholding system)

-

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Self Assessment System

(Menghitung sendiri, bayar sendiri dan lapor sendiri pajak terutang)

( seperti PPh, PPN dan PPN BM, Bea Meterai, Bea Masuk, Cukai, BPHTB )

Official assessment System

(Pajak terutang dihitung oleh Fiskus)

( seperti PBB)

5

(6)

Self Assessment System (SAS)

Ke Kas Negara melalui :

Kantor Pos,

Bank

Dasar Pengenaan Pajak

Pajak terutang

MENGHITUNG SENDIRI

MELAPORKAN SENDIRI

MENYETOR SENDIRI

PAJAK TERUTANG

Dasar Pengenaan Pajak,

Pajak terutang,

Pajak dibayar

:

-

Melalui pihak III

-

Setor Sendiri

SPT

SSP

Pembukuan

Pencatatan

SSP = Surat Setoran Pajak

SPT = Surat Pemberitahuan Pajak

6

6

- Mendaftarkan diri sendiriMendaftarkan diri sendiri - Melaporkan usaha sendiriMelaporkan usaha sendiri

SP-PKP

SP-PKP

NPWP

(7)

Wajib NPWP

-

ORANG PRIBADI

ORANG PRIBADI

( penghasilan diatas PTKP) ( penghasilan diatas PTKP)

- BADAN

- BADAN

WAJIB Pengukuhan PKP

WAJIB Pengukuhan PKP

SETIAP WAJIB PAJAK ;

SETIAP WAJIB PAJAK ;

Orang Pribadi/Badan, yang berkewajiban

Orang Pribadi/Badan, yang berkewajiban

untuk melaksanakan UU PPN dan PPn BM

untuk melaksanakan UU PPN dan PPn BM

( tidak termasuk Pengusaha Kecil ).

( tidak termasuk Pengusaha Kecil ).

Wajib Pajak Orang Pribadi yang

Wajib Pajak Orang Pribadi yang

menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

atau Wajib Pajak Badan,

atau Wajib Pajak Badan, 1 (satu) bulan 1 (satu) bulan sejak saat usaha mulai

sejak saat usaha mulai

Akhir bulan berikutnya

Akhir bulan berikutnya setelah penghasilan setelah penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang

Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

telah melebihi PTKP setahun;

telah melebihi PTKP setahun;

Orang Pribadi

Orang Pribadi yang memerlukan NPWPyang memerlukan NPWP, , (meskipun penghasilannya belum mencapai

(meskipun penghasilannya belum mencapai

PTKP) dapat mengajukan permohonan

PTKP) dapat mengajukan permohonan

untuk mendapatkan NPWP,

untuk mendapatkan NPWP,

sebelum melakukan

sebelum melakukan penyerahan Barang Kena penyerahan Barang Kena

Pajak atau Jasa kena Pajak bagi yang telah

Pajak atau Jasa kena Pajak bagi yang telah

memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha

memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha

Kena Pajak; (Peredaran Usaha Rp4,8 M atau

Kena Pajak; (Peredaran Usaha Rp4,8 M atau

lebih dalam suatu tahun pajak).

lebih dalam suatu tahun pajak).

Pengusaha Kecil yang memilih sebagai PKP Pengusaha Kecil yang memilih sebagai PKP

mengajukan pernyataan tertulis untuk

mengajukan pernyataan tertulis untuk

dikukuhkan sebagai PKP.

dikukuhkan sebagai PKP.

Bagi Pengusaha Kecil yang tidak memilih

Bagi Pengusaha Kecil yang tidak memilih

sebagai pengusaha Kena Pajak, wajib

sebagai pengusaha Kena Pajak, wajib

melaporkan usahanya paling lambat pada

melaporkan usahanya paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah peredaran akhir bulan berikutnya setelah peredaran usahanya mencapai batas

usahanya mencapai batas sebagai Pengusaha sebagai Pengusaha Kecil.

Kecil.

Pasal 2 UU KUP jo KMK.No.516/PJ.2000

(8)

Contoh NPWP

Contoh NPWP

Arti Nomor tersebut adalah :

05. : Wajib Pajak Orang Pribadi, 044.530. : Nomor Wajib Pajak,

3- : self cheking digit

017. : kode KPP (KPP Jakarta Pasar Minggu) 000 : status Wajib Pajak

10

10

NPWP : NAMA : ALAMAT : :

05.044.530.3-017.000

MUKIDI

JL.CILACAP NO.234 KEBAGUSAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN

TERDAFTAR 18-10-2015

(9)

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

.

PEMBUKUAN : adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan, penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir.

Wajib Pajak yang Wajib Pembukuan adalah :

- Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia.

- Wajib Pajak Badan.

Wajib Pajak yang dikecualikana dari kewajiban pembukuan adalah :

- Wajib Pajak Orang Pribadi yang diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan penghitungan penghasilan neto, (tetapi wajib membuat catatan), dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas {Pasal 28 ayat yat (2) UU KUP},

- Wajib Pajak Orang pribadi yang tidak wajib SPT. {Pasal 28 ayat (10) UU KUP}

Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran usahanya telah mencapai Rp600 juta atau lebih dalam suatu tahun pajak wajib menyelenggarakan pembukuan dan tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan peredaran usaha.

Pasal 28 KUP.

Pasal 28 KUP.

45

(10)

Tatacara Pembukuan dan Pencatatan

Tatacara Pembukuan dan Pencatatan

.

PENCATATAN terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran usaha atau penerimaan bruto, dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk meng-hitung pajak terutang (termasuk penghasilan yang biukan objek pajak dan yang dikenakan PPh final

46

46

PEMBUKUAN diselenggarakan degan iktikat baik, men cerminkan keadaan yang sebenarnya, diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin angka Arab satuan mata uang rupiah disusun dalam bahasa Indonesia diselenggarakan dengan prinsip taat asas (stelsel akrual atau kas) sekurang-kurangnya

terdiri dari : dan mata uang selain rupiah, setelah mendapat

Izin dari Men.Keuangan Perubahan metoda/ tahun

buku harus mendapat

persetujuan Dirjen Pajak Buku, catatan dokumen

(11)

Surat Pemberitahuan (SPT)

.

SPT adalah :

SPT adalah :

Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan

Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan

dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak

dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak

dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan perundang-undangan

dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan perundang-undangan

(Ps.1.10 UU KUP)

(Ps.1.10 UU KUP)

SPT Masa

adalah :

surat pemberita-huan untuk satu masa

pajak, (Ps.1.11 UU KUP)

PPh Pasal 21

PPh Pasal 22

PPh Pasal 23/26

PPh Pasal Final

PPN

SPT Tahunan

adalah :

surat pemberitahuan untuk satu tahun pajak atau bagian tahun pajak (Ps.1.12 UU KUP)

PPh Org Pribadi : Formulir 1770 Formulir 1770-S PPh Badan : Formulir 1771-RP Formulir 1771-$ PPh Pasal 21 : Formulir 1721

SPT terdiri dari

SPT terdiri dari

11

(12)

I S I S P T

I S I S P T

SPT Masa

Berisi laporan

tentang

:

SPT Tahunan

Berisi laporan

tentang

:

- Dasar Potongan/pungutan pajak - Potongan/Pungutan Pajak - setoran Pajak

PPh Badan(1771) / Orang pribadI (1770)

Identitas (subjek pajak)

Penghasilan (objek pajak)

Pembayaran pajak (kredit pajak/SSP)

Lampiran-lampiran

Pernyataan (ditanda tangani)

PPh Pasal 21(1771)

Identitas pemungut/pemotong

Identitas yang dipungut/dipotong

Penghasilan/ pemu./pemo- Pihak ke-tiga dan

Penyetoran Pajak

Lampiran-lampiran

(13)

Pengisian SPT Orang Pribadi

Pengisian SPT Orang Pribadi

(SPT Sederhana dan SPT PENCATATAN)

(SPT Sederhana dan SPT PENCATATAN)

-

SPT Or.Pribadi

Ph dari

pekerjaan saja

SPT Or.Pribadi

Ph. Dari Usaha/

Pek.Bebas

- Penghasilan berdasarkan Bukti Po-/pu- PPh oleh Pihak Ketiga

- Penghasilan lainnya (selisih kurs, deposito,hadiah,LN dsb)

- Bukti Pembayaran Pajak (Kredit Pajak/SSP)

- Daftar harta/utang,

- Daftar Keluarga yang menjadi tanggungan penuh.

SPT Or.Pribadi (1770)

bagi yang Membuat Catatan

(Pered.usaha < 600 juta setahun)

- Rekap Catatan Peredaran Usaha Bruto (PUB)

- Penghasilan = PUB x Norma Penghasilan Neto (objek pajak)

- Pengh.lainnya/luar usaha (selisih kurs,deposito,hadiah dsb)

- Bukti Pembayaran pajak (kredit pajak/SSP)

- Daftar harta/utang

- Daftar Keluarga yang menjadi tanggungan penuh

Formulir 1770S (SPT Sederhana) (tidak wajib membuat catatan/pembukuan)

16

(14)

Pengisian SPT PPh Orang Pribadi/Badan yang

Pengisian SPT PPh Orang Pribadi/Badan yang

Menyelenggarakan PEMBUKUAN

Menyelenggarakan PEMBUKUAN

- Daftar Pengurus dan Pemegang Saham (sesuai akte) (Kecuali 1770),

- Neraca/ Perhit.Laba/Rugi (L/R komersial & L/R fiskal),

- Penghasilan luar usaha (selisih kurs/ deposito/hadiah dsb),

- Penghasilan Luar Negeri,

- Daftar Aktiva dan Penyusutan,

- Konpensasi kerugian tahun-tahun yang lalu (maks.5 tahun),

- Bukti Pembayaran Pajak (Kredit Pajak/SSP),

Formulir 1771-$ (Badan) Pembukuan

(USD)

-

Dasar pengisian

sama dengan 1771

-

Ditambah

potocopy

Izin Menteri Keuangan

atas

pembukuan yang menggunakan mata uang asing

Formulir 1770 (OP) Pembukuan

Formulir 1771-RP (Badan) Pembukuan (

Rupiah)

SPT PPh

Pembukuan

17

(15)

Jatuh Tempo Pembayaran dan

Jatuh Tempo Pembayaran dan

Jangka Waktu Penyampaian SPT

Jangka Waktu Penyampaian SPT

SPT Masa (Bulanan) Jatuh Tempo Pembayaran Penyampaian SPT

PPh Pasal 21/23/26 Tgl.10 bb Tgl.20 bb

PPh Pasal 25 Tgl.15 bb Tgl.20 bb

PPh Ps.22 Bend. Pem. Hari yang sama 7 hari setelah penyetoran

PPh Ps.22 Pertamina Sebelum DO ditebus Tgl.20 bb

PPh Ps.22 Badan Tertentu Tgl.10 bb Tgl.14 bb

PPN (selain APBN) Tgl.10 bb Tgl.20 bb

Jatuh pada hari LIBUR Dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya Dilakukan pada hari kerja sebelumnya

SPT TAHUNAN Jatuh Tempo Pembayaran Penyampaian SPT

PPh Or.Priba(1770),(1770S) PPh Badan (1771), (1771$) PPh Pasal 21 (1721)

Tanggal 25 bulan ketiga

setelah tahun pajak Akhir bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir

18

Dapat diajukan penundaan

Dapat diajukan penundaan

paling lama 12 bulan

paling lama 12 bulan

(Ps. 9 (3) KUP) jo KMK. No.

paling lama 6 bulan

paling lama 6 bulan

(Ps.3 (4) KUP)

(16)

DASAR PENGISIAN SPT TAHUNAN

DASAR PENGISIAN SPT TAHUNAN

.

Bagi yang Menyelenggarakan PEMBUKUAN

Bagi yang membuat CATATAN

WPOrang

Pribadi yang Pered.Usaha < 600 juta rph

dalam suatu tahun pajak

Bagi WP Orang Pribadi yang penghasilannya dari pekerjaan

Laporan Keuangan - Neraca, dan - Perhitungan L/R

Daftar Rekap : Perederan Usaha dan/atau Pekerjaan bebas

Bukti Pemotongan dan/atau Bukti Pemungutan

14

14

(17)

DASAR MENGHITUNG PAJAK

WP

Menghitung

Memperhitungkan

Membayar

Melaporkan

SPT

Tarip x DPP Pajak Terutang

Pelunasan Pajak Kredit Pajak

PT - KP

PT < KP PT = KP

PT > KP

SKPKB SKPN SKPLB

(18)

Tata

Cara Pengisian SPT

.

SPT wajib diisi dan disampaikan dengan benar lengkap dan jelas dan

ditandatangani :

- SPT Wajib Pajak badan ditandatangani oleh pengurus atau

- Bilamana ditandatangani

oleh kuasanya

, harus dilampiri dengan surat

kuasa khusus,

- Bagi Wajib Pajak yang wajib pembukuan, SPT harus dilengkapi dengan

laporan keuangan berupa Negara dan laporan laba rugi serta keterangan-

keterangan lain untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.

- Disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak dimana WP terdaftar.

Tanda Terima SPT

:

- Jika disampaikan langsung, diberi tanggal dan tanda terima oleh pejabat,

- Jika disampaikan melalui Kantor Pos atau cara lain, tanggal dan tanda

pengiriman dianggap sebagai tanggal dan tanda terima SPT, sepanjang

SPT telah diisi dengan lengkap.

Ps.4 KUP

Ps.4 KUP

12

(19)

Wakil atau Kuasa Wajib Pajak

Wakil atau Kuasa Wajib Pajak

Untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan WP dapat

menunjuk :

WP Badan oleh pengurus, termasuk orang yang nyata-nyata berwenang ikut menentukan kebijaksanaan dan/ atau mengambil keputusan,

WP dalam Pembubaran/pailit oleh orang atau badan yang melakukan pemberesan (Kurator),

Warisan yang belum terbagi oleh Ahli Waris atau Pengurus Harta Peninggalan,

Anak yang belum dewasa oleh walinya,

Orang dalam pengampuan oleh Pengampunya,

PPh Org Pribadi atau badan dapat menunjuk kuasanya yang telah memenuhi persyaratan sebagai Konsultan Pajak

(KMK.576/KMK.04/2000)

Wakil bertanggung jawab secara pribadi dan/atau secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Dirjen Pajak, bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang

Ps. 32 UU KUP

Ps. 32 UU KUP

WAKIL

WAKIL

KUASA

KUASA

Dengan Surat

Dengan Surat

kuasa Khusus

kuasa Khusus

13

(20)

Tempat dan Cara Penyampaian SPT

Tempat dan Cara Penyampaian SPT

KANTOR PELAYANAN

PAJAK TEMPAT WP

TERDAFTAR

LANGSUNG

(tanda terima)

KANTOR POS

(Tercatat)

Electric SPT

eFIN – (electric Filing Identification Number), minta izin kepada KPP dimana WP terdaftar untuk

mendapatkan digital certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (KEP-05/PJ./05 tgl. 01-12-05)

WAJIB PAJAK

WAJIB PAJAK

19

(21)

SANKSI ADMINISTRASI SPT

SANKSI ADMINISTRASI SPT

20

20

Sanksi Adm.

tidak/ terlambat

menyampaikan

SPT

SPT Masa :

Dikenakan sanksi

administrasi berupa denda sebesar Rp. 1.000.000,- (PPN) dan Rp100.000 tiap SPT

laiinnya

SPT Tahunan Dikenakan sanksi

administrasi berupa denda

Sebesar Rp. 1.000.000,-(Badan) dan Rp. 100.000,- tiap SPT Perseorangan

(22)

Pembetulan SPT

Pembetulan SPT

Dalam jangka waktu 2 tahun, setelah berakhirnya masa pajak bagian tahun pajak,

tahun pajak

Meskipun telah dilakukan pemerik-saan, tapi belum dilakukan

penyidikan

Jangka Waktu 2 tahun telah berakhir, DJP belummenerbitkan ketetapan pajak,

SPT DAPAT DIBETULKAN (Dengan Syarat)

SPT DAPAT DIBETULKAN (Dengan Syarat)

WP mengungkapkan sendiri ketidak benaran SPT, dengan cara:

- Dengan kemauan sendiri

- Menyampaikan pernyataan tertulis

- DJP belum melakukan Pemeriksaan,

- Membayar pajak yang kurang dibayar,

- Ditambah sanksi sebesar 2% sebulan (terhitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan pembayaran kekurangan)

- Dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidak benaran,

- Disertai pelunasan (jika terdapat kurang bayar),

- Sanksi administrasi 2 x jumlah pajak yang kurang dibayar.

- Mengungkapkan dengan laporan tersendiri ketidak benaran tsb,

- yang mengakibatkan, pajak menjadi lebih besar, rugi menjadi lebih kecil, harta menjadi lebih besar, atau modal menjadi lebih besar,

- melunasi pajak yang kurang dibayar, beserta sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang dibayar,

Dalam hal Wajib Pajak menerima Keputusan Keberatan/Putusan Banding :

yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dari ketetapan yang diajukan keberatan/

banding, WP dapat membetulkan SPT meskipun jangka waktu 2 tahun telah berakhir, dan DJP belum melakukan tindakan pemeriksaan, WP dapat membetulkan sendiri SPT

Tahunan PPh dalam j.w. 3 bulan setelah menerima keputusan/putusan tersebut.

(23)

Sanksi Pidana

Sanksi Pidana

berkaitan dengan kewajiban SPT

berkaitan dengan kewajiban SPT

Setiap orang karena kealpaannya

Setiap orang dengan sengaja

1. Tidak Menyampaikan SPT,

2. Menyampaikan SPT, yang isinya tidak benar, tidak lengkap

1. Tidak Menyampaikan SPT,

2. Menyampaikan SPT, yang isinya tidak benar, tidak lengkap,

3. Menolak dilakukan Pemeriksaan,

4. Memperlihatkan bukti keterangan yang tidak benar,

5. Tidak menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan,

Sehingga dapat menimbulkan kerugian

pada pendapatan negara, Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,

DIPIDANA :

- Pidana kurungan p.l. 1 tahun, - dan/atau denda paling tinggi 2X

jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar.

DIPIDANA :

- Pidana kurungan paling lama 6 tahun,

- dan denda paling tinggi 4X jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar.

22

22

(24)

PENGEMBALIAN DAN KOMPENSASI PEMBAYARAN

PENGEMBALIAN DAN KOMPENSASI PEMBAYARAN

.

Atas Permohonan Wajib Pajak, Kelebihan Pembayaran Pajak

berdasarkan :

-

SKP LB (Ps.17 KUP)

-

SKPLB (Ps.17B KUP)

-

SKPPKP (Ps.17C KUP)

-

Keputusan Keberatan atau Putusan Banding,

-

Keputusan Pengurangan sebagai akibat dari Keputusan Keberatan/

Putusan Banding;

dikembalikan kepada Wajib Pajak

(restitusi)

dengan

memperhitung-kan terlebih dahulu dengan utang pajak lainnya

(kompensasi).

Atas persetujuan WP kelebihan pembayaran dapat diperhitungkan

dengan :

-

Pajak yang akan terutang,

-

utang pajak atas nama WP lain.

(25)

I M B A L A N B U N G A

I M B A L A N B U N G A

.

Imbalan Bunga

Imbalan Bunga

diberikan kepada WP dalam hal :

diberikan kepada WP dalam hal :

1)

1)

Keterlambatan pengembalian pajak

Keterlambatan pengembalian pajak

(Ps. 11 (3) KUP)

(Ps. 11 (3) KUP)

2)

2)

Keterlambatan penerbitan SKPLB

Keterlambatan penerbitan SKPLB

, (Ps.17B (3) KUP)

, (Ps.17B (3) KUP)

3)

3)

Kelebihan pembayaran pajak

Kelebihan pembayaran pajak

karena Keputusan Keberatan/ Putusankarena Keputusan Keberatan/ Putusan

Banding, (Ps. 27A (1) KUP),Banding, (Ps. 27A (1) KUP),

4)

4)

Kelebihan pembayaran sanksi adm

Kelebihan pembayaran sanksi adm

. yang diterbitkan berdasarkan . yang diterbitkan berdasarkan

Ps.36 UU KUP, karena Keputusan Keberatan/Putusan Banding (Ps. 27A (2) KUP).Ps.36 UU KUP, karena Keputusan Keberatan/Putusan Banding (Ps. 27A (2) KUP).

Dengan perhitungan :

ad. 1) atas keterlambatan penerbitan SPMKP, dikenakan imbalan bunga sebesar 2 % sebulan dihitung sejak 1 bulan setelah permohonan diterima sampai diterbitkan SPMKP.

Ad.2) Atas terlambat menerbitkan SKPLB, dikenakan imbalan bunga sebesar 2% bulan dihitung sejak 12 bulan setelah permohonan s/d diterbitkannya SKPLB. Ad.3) kelebihan pembayaran pajak ditambah dengan imbalan bunga 2 %

sebulan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran sampai dengan diterbitkannya Kep.Keberatan atau Putusan Banding (maks.24 bulan)

(26)

Penetapan Pajak

Penetapan Pajak

Dihitung sendiri

oleh WP

DENGAN

MENGISI DAN

MENYAMPAIKAN

SPT

ke KPP

JIKA TERDAPAT BUKTI

ISIAN SPT TIDAK BENAR

Pajak Terutang

yang semestinga

dihitung oleh DJP

dan diterbitkan

SKP-Kurang Bayar

Tidak ada bukti

ketidak benaran

SPT

Pajak Terutang sesuai

Isian SPT yang dihitung

oleh WP

Pajak Terutang

Pajak Terutang

25

?

?

Ps. 12 KUP

(27)

SURAT KETETAPAN PAJAK

SURAT KETETAPAN PAJAK

. (hasil pemeriksaan atau keterangan lain, SPT tidak disampaikan

setelah ditegur, tidak seharusnya dikenakan PPN 0%, tidak menyelenggarakan pembukuan atau tidak meminjamkan pem-bukuan saat dilakukan pemeriksaan)

(jika ditemukan data baru atau data yang belum terungkap)

(berdasarkan hasil pemeriksaan)

(berdasarkan hasil Pemeriksaan)

(berdasarkan permohonan Wajib Pajak)

(hasil pemeriksaan setelah diterbitkan SKPPKP)

1. SKPKB berdasarkan Ps. 13 KUP

2. SKPKBT berdasarkan Ps. 15 KUP

3. SKPLB berdasarkan Ps. 17 KUP

4. SKPN berdasarkan Ps. 17A KUP

5. SKPLB berdasarkan Ps. 17 KUP

6. SKPKB Kenaikan 100% berdasarkan Ps. 17C KUP

26

(28)

.

STP diterbitkan apabila

berdasarkan hasil penelitian terdapat

pajak yang tidak/kurang dibayar atau WP dikenakan sanksi

adm. :

a. PPh Tahun Berjalan tidak/kurang dibayar (+ bunga 2%/bulan)

b. Hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak

sebagai akibat dari salah tulis/salah hitung (+ bunga

2%/bulan)

c. WP dikenakan sanksi administrasi (mis. Tidak menyampaikan

SPT setelah ditegur)

d. PKP yang

tidak dikukuhkan,

membuat FP

(denda 2% dari

DPP)

e. PKP yang

telah dikukuhkan

tidak membuat FP

atau

membuat

FP tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya FP

.

27

27

SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)

Ps. 14 KUP

(29)

PENAGIHAN PAJAK

PENAGIHAN PAJAK

.

a.

a.

STP

STP

b.

b.

SKPKB

SKPKB

c.

c.

SKPKBT harus dilunasi dalam

SKPKBT harus dilunasi dalam

d.

d.

Kep.Pembetulan pajak terutang jangka waktu 1 (satu)

Kep.Pembetulan pajak terutang jangka waktu 1 (satu)

e.

e.

Kep.Keberatan menjadi bulan

Kep.Keberatan menjadi bulan

f.

f.

Putusan Banding bertambah

Putusan Banding bertambah

Dalam jangka waktu 1 bulan

Dalam jangka waktu 1 bulan

tersebut pajak terutang tidak/

tersebut pajak terutang tidak/

kurang dibayar

kurang dibayar

Ditagih dengan SURAT PAKSA

Ditagih dengan SURAT PAKSA

Berdasarkan UU No.19/1997

Berdasarkan UU No.19/1997

jo UU No. 19/2000 Tentang Penagihan

jo UU No. 19/2000 Tentang Penagihan

Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP)

Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP)

Ps.18 KUP

Ps.18 KUP

28

(30)

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

(PPSP)

(PPSP)

.

UU NO.19 TAHUN 1997 jo UU NO. 19 TAHUN 2000

UU NO.19 TAHUN 1997 jo UU NO. 19 TAHUN 2000

PP 135 Thn 2000, Tatacara Penyitaan

PP 136 Thn 2000, Tatacara Penjualan barang sitaan PP 137 Thn 2000, Tatacara Penyanderaan

KMK: 561/KMK.04/2000: tentang PPSP,. KMK 562/KMK.04/2000 tentang Jurusita, KMK 563/KMK.04/2000 tentang Pemblokiran

KMK 564/KMK.04/2000 tentang Penyitaan di luar Wilayah Kerja KPP

KMK 565/KMK.04/2000 jo.KMK 539/KMK.03/2002 ttg P’hapusan Piutang Pajak. KMK No.85/KMK.03/2002 tentang Penyitaan Piutang

SKB Menkeu,Menkeh Ham 25 Juni 2003 tentang Penyanderaan

Kep DJP No.503/PJ./2000 ttg Tata Cara Penerbitan STP PBB dan BPHTB, Kep DJP No.627/PJ./2001 ttg Pemblokiran dan Penyitaan Rekening di Bank, Kep DJP No.645/PJ./2001 dan No.474/PJ./2002 ttg Formulir, Penagihan Pajak, Kep DJP No.21/PJ./2002 ttg Pemberitahuan Penagihan Pajak diluar Wil. KPP Kep DJP No.459/PJ./2002 ttg Tata Cara Penyitaan,

Kep DJP No.218/PJ./2003 ttg Penyanderaan Rehabilitasi.

(31)

PEJABAT PENAGIHAN

2. Kepala Kantor Pelayanan PBB

Kepala Kantor Pelayanan PBB

Untuk Penagihan, PBB, BPHTB.

Untuk Penagihan, PBB, BPHTB.

. .

3.

3. Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai

Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai

Untuk Penagihan Bea Masuk dan Cukai

Untuk Penagihan Bea Masuk dan Cukai

. .

4.

4. Gubernur

Gubernur

Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.I

Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.I

. .

5.

5. Bupati/Walikota

Bupati/Walikota

Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.II

Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.II

30

(32)

WEWENANG PEJABAT PENAGIHAN

WEWENANG PEJABAT PENAGIHAN

.

Pejabat Penagihan Pajak berwenang :

a. mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak,

b. menerbitkan surat-surat pelaksanaan penagihan pajak :

- Surat Teguran, Surat Peringatan,

- Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus,

- Surat Paksa,

- Surat Perintah Melaksanakaan Penyitaan,

- Surat Perintah Penyanderaan,

- Surat Penjabutan Sita,

- Pengumuman Lelang,

- Surat Penentuan Harga Limit,

- Pembatalan Lelang dan,

- Surat-surat lain untuk melaksanakan penagihan

(33)

TAHAPAN PENAGIHAN

TAHAPAN PENAGIHAN

.

Kegiatan

Kegiatan

Jangka waktu

Jangka waktu

Terhitung sejak

Terhitung sejak

Jatuh Tempo Surat Ketetapan

Pajak 1 bulan Sejak tanggal penerbitan

Penerbitan Surat Teguran/Surat

Peringatan setelah 7 hari Sejak jatuh tempo

Penagihan Pajak Seketika dan

Sekaligus (PPSS) Seketika Tidak perlu menunggu jatuh tempo

Penerbitan Surat Paksa Setelah 21 hari, atau Sejak tgl. Surat Teguran Surat Paksa diterbitkan

- Dalam hal telah diterbitkan Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus (PPSS)

- Tidak dipenuhi Keputusan Angsuran/ Penundaan

Segera setelah tidak dipenuhi PPSS,

atau tidak dipenuhi Keputusan Angsuran/ Penundaan

Surat Perintah Melaksanakan

Penyitaan setelah lewat waktu 2 x 24 jam. Sejak Salinan Surat Paksa diberitahukan.

Pengumuman Lelang I Setelah 14 hari Sejak tanggal penyitaan

Pengumuman Lelang II

(untuk barang tak bergerak) Setelah 14 hari Sejak Pengumuman Lelang Pertama.

Pelaksanaan Lelang Setelah 14 hari Pengumuman Lelang I atau

(34)

PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA

PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA

1. Wajib Pajak orang pribadi, Surat Paksa diberitahukan kepada :

a. Kepada Wajib Pajak orang pribadi tersebut selaku Penanggung Pajak ditempat tinggal, tempat usaha atau tempat lain yang memungkinkan,

b. orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja ditempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai,

c. Wajib Pajak telah meninggal dunia, Surat Paksa diberitahukan kpd : - salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat yang mengurus harta peninggalan,

- dalam hal harta warisan belum dibagi, para ahli waris, dalam hal harta warisan telah dibagi.

2. Wajib Pajak badan Surat Paksa diberitahukan kepada :

a. pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, b. pemilik modal, baik di bertempat kedudukan badan yang bersang kutan, ditempat tinggal mereka maupun tempat lain yang

memungkinkan, atau,

c. pegawai tetap ditempat kedudukan atau ditempat usaha badan yang bersangkutan, apabila Jurusita tidak menjumpai salah seorang

tersebut diatas.

(35)

.

Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak

berdasarkan

Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP

) :

Jurusita Pajak harus :

- memperlihatkan Kartu Pengenal sebagai Jurusita Pajak,

- memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,

- memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan.

Setiap melaksanakan penyitaan, harus membuat :

Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh :

- Jurusita Pajak,

- Penanggung Pajak, dan

- Saksi-saksi (dua orang).

Perincian barang-barang yang disita dicantumkan dalam :

Lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita

PENYITAAN

PENYITAAN

35

(36)

BARANG MILIK WP YANG BOLEH DISITA

BARANG MILIK WP YANG BOLEH DISITA

.

Barang-barang milik Wajib Pajak yang dapat disita adalah :

1. barang bergerak, termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan

deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau

bantuk lain yang disamakan dengan itu, obligasi, saham atau

bentuk lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan

lain, dan/atau,

2. barang tidak bergerak, termasuk

tanah, bangunan dan kapal

TIDAK BOLEH DISITA :

pakaian dan tempat tidur serta perlengkapannya WP dan keluarganya,

persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan,

perlengkapan memasak yang berada dirumah,

perlengkapan dinas penanggung pajak yang diperoleh dari negara,

buku-buku yang bertalian dengan jabatan/pekerjaan Penanggung Pajak,

alat-alat pendidikan, kebudayaan dan keilmuan,

peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari

Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), atau

(37)

PENJUALAN BARANG SITAAN

PENJUALAN BARANG SITAAN

.

- uang tunai, disetorkan ke Kas Negara ,

- deposito berjangka, tabungan, saldo rekening

koran, giro atau bentuk lainnya dipindah buku

kan ke Kas Negara/Daerah atas permintaan Pejabat penagihan kepada bank yang sangkutan

- obligasi, saham/surat berharga lainnya yang

diperdagangkan dibursa efek dijual di bursa efek atas permintaan Pejabat Penagihan,

- obligasi, saham/surat berharga lainnya yang

tidak diperdagangkan di bursa efek segera dijual oleh Pejabat Penagihan

- piutang, dibuatkan berita acara persetujuan

tentang hak menagih Penanggung Pajak ke pada Pejabat Penagihan, dan

- penyertaan modal pada perusahaan lain

atkan akte persetujuan pengalihan hak jual dari Penanggung Pajak kepada Pejabat Penagihan

- barang yang mudah rusak/cepat busuk,

dijual untuk melunasi biaya penagihan/ utang pajak.

PERMINTAAN JADWAL/ TEMPAT LELANG Ke Kantor Lelang Negara

DIKECUALIKAN DARI

LELANG NEGARA

KESEMPATAN TERAKHIR

untuk membayar utang pajak

. MELALUI

KANTOR LELANG NEGARA

PENGUMUMAN LELANG II

Untuk barang tak gerak

PENGUMUMAN LELANG I

Untuk barang bergerak/barang tak gerak

PELAKSANAAN LELANG

Oleh Kantor lelang Negara

HARGA LIMIT

olek Pejabat Penagihan

RISALAH LELANG

oleh Kepala Kantor Lelang Negara

37

(38)

HAK MENDAHULU PENAGIHAN PAJAK

HAK MENDAHULU PENAGIHAN PAJAK

.

Hak Mendahulu Tagihan Pajak

Hak Mendahulu Tagihan Pajak

Negara mempunyai Hak Mendahulu untuk Tagihan Pajak

Negara mempunyai Hak Mendahulu untuk Tagihan Pajak

atas barang-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak.

atas barang-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak.

dari hak mendahulu lainnya kecuali

dari hak mendahulu lainnya kecuali

a.

a.

Biaya perkara/penghukuman Karena lelang;

Biaya perkara/penghukuman Karena lelang;

b.

b.

Biaya untuk menyelamatkan barang sitaan;

Biaya untuk menyelamatkan barang sitaan;

c.

c.

Biaya perkara/lelang dan penyelesaian suatu warisan.

Biaya perkara/lelang dan penyelesaian suatu warisan.

Hak Mendahulu hilang

Hak Mendahulu hilang

setelah lampau waktu 2 thn sejak:

setelah lampau waktu 2 thn sejak:

Tgl.penerbitan STP, SKP, SKPKBT, Kep.Pembetulan,

Tgl.penerbitan STP, SKP, SKPKBT, Kep.Pembetulan,

Kep. Keberatan atau Put.Banding,

Kep. Keberatan atau Put.Banding,

Hak Mendahulu tertunda

Hak Mendahulu tertunda

karena :

karena :

Adanya Pemberitahuan Surat Paksa

Adanya Pemberitahuan Surat Paksa

(2 tahun sejak pemberitahuan Surat Paksa)

(2 tahun sejak pemberitahuan Surat Paksa)

Ps.21 KUP

Ps.21 KUP

38

(39)

DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK

.

Hak untuk melakukan penagihan pajak (termasuk

Hak untuk melakukan penagihan pajak (termasuk

bunga, denda, kenaikan dan biaya-biaya penagihan

bunga, denda, kenaikan dan biaya-biaya penagihan

daluwarsa setelah lampau waktu 10 tahun

daluwarsa setelah lampau waktu 10 tahun

sejak :

sejak :

a.

a.

Diterbitkannya Surat teguran dan Surat Paksa,

Diterbitkannya Surat teguran dan Surat Paksa,

b.

b.

Adanya pengakuan utang dari pihak Wajib Pajak

Adanya pengakuan utang dari pihak Wajib Pajak

baik langsung maupun tak langsung,

baik langsung maupun tak langsung,

c. Diterbitkannya SKPKB Ps. 13 (5) KUP atau

c. Diterbitkannya SKPKB Ps. 13 (5) KUP atau

SKPKBT Ps. 15 (4) KUP

SKPKBT Ps. 15 (4) KUP

- SKPKB Ps. 13 (5) KUP, atau

- SKPKB Ps. 13 (5) KUP, atau

- SKPKBT Ps. 15 (4) KUP

- SKPKBT Ps. 15 (4) KUP

dapat diterbitkan setelah lewat waktu 10 tahun

dapat diterbitkan setelah lewat waktu 10 tahun

apabiwa WP dipidana dalam jangka waktu 10 thn

apabiwa WP dipidana dalam jangka waktu 10 thn

tersebut dipidana kerena tindak pidana pajak.

tersebut dipidana kerena tindak pidana pajak.

Ps.22 KUP

Ps.22 KUP

39

(40)

UPAYA ADMINISTRASI DAN UPAYA HUKUM

UPAYA ADMINISTRASI DAN UPAYA HUKUM

.

Keputusan

Pejabat Pajak

(SKP-KB dsb)

Sudah menurut

semestinya

OK

Upaya administrasi

Upaya Hukum

Ke Pengadilan Pajak

Kep. 2, ajukan Banding, (Ps.27 KUP)

Kep. 1.3, ajukan Gugatan, (Ps.23 (2) KUP)

Ke Dirjen Pajak

1. Pembetulan (Ps. 16 KUP) 2. Keberatan (Ps.25/26 KUP) 3. Pengurangan sanksi Pengu-/Pembatalan ket.

pajak yg tidak benar (Ps. 36 KUP)

Keputusan Diterima:

OK

Tidak diterima

Tidak diterima

40

Tidak menurut

Tidak menurut

semestinya

semestinya

Mata kuliah

Mata kuliah

tersendiri

tersendiri Peradilan Peradilan

Administrasi Pajak

(41)

PEMBETULAN KEPUTUSAN DJP

PEMBETULAN KEPUTUSAN DJP

.

Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan

Wajib Pajak dapat membetulkan :

-

Surat ketetapan pajak (

SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB)

-

STP,

-

Kep. Keberatan,

-

Kep. Pengurangan atau Penghapusan sanksi, atau

-

Kep. Pengurangan atau Pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar

-

SMPKP,

-

SKPPKP,

Yang dalam penerbitannya terdapat :

-

Salah tulis,

- Salah hitung,

- Salah menerapkan ketentuan tertentu dalam peraturan

perundang-undangan perpajakan

Atas Permohonan WP, Dirjen Pajak harus menerbitkan

keputusan dalam jangka waktu 12 bulan, tidak diterbitkan

dianggap diterima

.

.

Ps. 16 KUP

Ps. 16 KUP

41

(42)

Keberatan

Keberatan

.

Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan atas

- SKPKB,

- SKPKB,

Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan atas

:

:

- SKBKBT

- SKBKBT

- SKPLB

- SKPLB

-

SKPN

SKPN

-

Pemotongan dan Pemungutan oleh Pihak ketiga,

Pemotongan dan Pemungutan oleh Pihak ketiga,

Syarat mengajukan Keberatan

Syarat mengajukan Keberatan

1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia,

1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia,

2. dengan mengemukakan jumlah pajak terutang atau jumlah pajak yang

2. dengan mengemukakan jumlah pajak terutang atau jumlah pajak yang

dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan

dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan

Wajib Pajak,

Wajib Pajak,

3. dengan mengemukakan alasan yang jelas,

3. dengan mengemukakan alasan yang jelas,

4. dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan yang diajukan keberatan.

4. dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan yang diajukan keberatan.

(Jangka waktu 3 bulan tidak mengikat dalam hal diluar kekuasaan Wajib Pajak).(Jangka waktu 3 bulan tidak mengikat dalam hal diluar kekuasaan Wajib Pajak).

Atas permintaan Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan

Atas permintaan Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan

keterangan tertulis hal-hal yang dijadikan dasar pengenaan pajak

keterangan tertulis hal-hal yang dijadikan dasar pengenaan pajak

Ps. 25 KUP

Ps. 25 KUP

42

(43)

Keputusan Keberatan

Keputusan Keberatan

.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak :

Keputusan Direktur Jenderal Pajak :

DJP sudah harus menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 12 bulan,

DJP sudah harus menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 12 bulan,

lewat dari 12 bulan dianggap diterima.

lewat dari 12 bulan dianggap diterima.

Keputusan dapat berupa :

Keputusan dapat berupa :

- menerima seluruhnya atau sebagian,

- menerima seluruhnya atau sebagian,

-

menambah besarnya pajak yang terutang.

menambah besarnya pajak yang terutang.

Hak Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan

Hak Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan

Sebelum keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat mengajukan alasan

Sebelum keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat mengajukan alasan

tambahan atau penjelasan tertulis.

tambahan atau penjelasan tertulis.

Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan

Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan

Apabila keberatan diajukan atas ketetapan pajak karena WP tidak

Apabila keberatan diajukan atas ketetapan pajak karena WP tidak

menyam-paikanSPT atau tidak menyelenggarakan pembukuan/tidak meminjamkan

paikanSPT atau tidak menyelenggarakan pembukuan/tidak meminjamkan

buku/catatan pada saat dilakukan pemeriksaan, WP harus dapat

buku/catatan pada saat dilakukan pemeriksaan, WP harus dapat

membuti-kan ketidak benaran ketetapan pajak tersebut.

kan ketidak benaran ketetapan pajak tersebut.

Ps.26 KUP

Ps.26 KUP

43

(44)

Pengurangan sanksi, Pembatalan

Pengurangan sanksi, Pembatalan

ketetapan pajak yang tidak benar

ketetapan pajak yang tidak benar

.

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau permohonan WP dapat :

a. mengurangkan/menghapuskan sanksi adm. dalam hal sanksi tsb. Karena kekhilafan atau bukan karena salahnya Wajib Pajak,

b. mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar

Ad.a dengan syarat :

- Mengajukan permohonan secara tertulis, dalam bahasa Indonesia, dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan.

- Diajukan ke KPP yang menerbitkan sanksi adm. tsb.

- Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tgl. surat yang diajukan pengurangan/ pengha- pusan sanksi.

- Tidak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak ybs. Ad. b. dengan syarat :

- Karena jabatan atau permohonan Wajib Pajak

- Diajukan satu permohonan untuk satu ketetapan pajak.

- Permohonan harus menyebutkan jumlah pajak terutang menurut WP.

Keputusan : dalam jangka waktu 12 bulan, lewat 12 bulan dianggap diterima.

* Atas keputusan berkaitan dengan STP dapat diajukan gugatan ke Pengadilan Pajak.

Atas keputusan berkaitan dengan ketetapan pajak dapat diajukan permohonan kembali ke DJP dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal keputusan tersebut.

Ps. 36 UU KUP jo

Ps. 36 UU KUP jo

KMK.542/KMK.04/2000

KMK.542/KMK.04/2000

(45)

.

Kewajiban Pencatatan/ Pembukuan

Kewajiban SPT Masa/ Tahunan

SPT BENAR (TIDAK ADA KOREKSI)

PAJAK TERUTANG = MENURUT SPT => SKPN

DIRJEN PAJAK MENDAPATKAN BUKTI, SPT TIDAK BENAR (PEMERIKSA MELAKUKAN KOREKSI POSITIF),

(46)

TUJUAN PEMERIKSAAN PAJAK

TUJUAN PEMERIKSAAN PAJAK

.

1. MENGUJI KEPATUHAN WP

a. SPT-LB/SKPPKP

b. SPT yang menunjukan Rugi c. SPT tidak disampaikan d. SPT Kriteria seleksi e. Ada indikasi lain selain c.

2. TUJUAN LAIN

a. NPWP jabatan

b. Penghapusan NPWP

c. Pengukuhan/pencabutan PKP d. WP mengajukan keberatan

e. Pengumpulan bahan Norma P-PN f. Pencocokan data/alket

g. Penentuan WP lokasi

h. Penentuan satu/lebih t.t. PPN i. Tujuan lainnya

1. Menguji Kepatuhan WP 2. Tujuan lain

SPT

U

U

j

j

i

i

(47)

KEWAJIBAN, KEWENANGAN, LARANGAN

KEWAJIBAN, KEWENANGAN, LARANGAN

BAGI PEMERIKSA PAJAK

BAGI PEMERIKSA PAJAK

.

a. MEMILIKI TANDA PENGENAL/SPP

b. MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS c. MEMPERLIHATKAN TANDA PENGENAL

d. MENJELASKAN MAKSUD & TUJUAN PEMERIKSAAN e. MEMBUAT LAPORAN PEMERIKSAAN PAJAK

f. MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS HASIL PEMERIKSAAN

g. MEMBERI PETUNJUK PEMBUKUAN h. MENGEMBALIKAN BUKU-BUKU/CATATAN

(Ps. 5 (1) a/d h KMK.545/KMK.04/2000)

KEWENANGAN

PEMERIKSA

(Ps.30 KUP)

MELAKUKAN PENYEGELAN TEMPAT, RUANGAN TERTENTU APABILA WAJIB PAJAK TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN

SEBAGAI WP YANG DIPERIKSA

LARANGAN

BAGI

PEMERIKSA

(Ps.34 KUP)

 MEMBERITAHUKAN KEPADA PIHAK LAIN SEGALA SESUATU YANG IA KETAHUI ATAU DIBERITAHUKAN

KEPADANYA (KECUALI SEBAGAI SAKSI DI PENGADILAN)

(Ps. 5 (1) i, KMK.545/KMK.04/2000)

Melanggar larangan = tindak pidana (delik aduan) {Ps.41 (3) UU KUP}

(48)

.

.

HAK WP

Ps. 7 a,b,e, KMK.545/KMK.04/2000

a. Meminta kepada pemeriksa untuk memperlihatkan Surat

Perintah pemeriksaan Tanda Pengenal Pemeriksa,

b. Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan

pemeriksaan.

e. Meminta rincian berkenaan dengan perbedaan antara hasil

pemeriksaan dengan SPT,

Ps. 12 (3) KMK.545/KMK.04/2000

(3) Memperoleh Tanda Terima Peminjaman Buku/Catatan/

Dokumen, termasuk keluaran atau media komputer an

perangkat elektronik pengolah data lainnya yang disebutkan

secara rinci yang jelas mengenai jenis serta jumlahnya.

Ps. 15 KMK.545/KMK.04/2000

(1) Menerima pemberitahuan secara tertulis hasil pemeriksaan

berupa hal-hal yang berbeda antara SPT dengan hasil

pemeriksaan untuk ditanggapi.

(2) Memberikan tanggapan atas hasil pemeriksaan

(3) Meneima undangan untuk menghadiri pembahasan akhir.

(clossing conference)

(4) Didampingi oleh Konsultan Pajak atau Akuntan Publik.

HAK WAJIB PAJAK

HAK WAJIB PAJAK

DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK

(49)

.

.

KEWAJIBAN WP

Ps. 29 (3) a, b, c UU KUP

Wajib Pajak yang diperiksa wajib :

a. Memperlihatkan/Meminjamkan Buku/Catatan/ Dokumen yang berhubungan dengan Penghasilan, Kegiatan Usaha, Pekerjaan Bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak,

b. Memberi Kesempatan kepada Pemeriksa untuk memasuki tempat, ruangan atau memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan,

c. Memberikan Keterangan yang diperlukan.

KMK 545/KMK.04/2000 Ps.7.d.f,g,

d) Meminjamkan Buku/Catatan/Dokumen yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam j.w 7 hari sejak tgl. permintaan.

f) Menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila hasil pemeriksaandisetujui,

g) Menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tidak atau tidak seluruhnya disetujui, (pemeriksaan Lengkap),

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK

DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK

Menolak memenuhi kewajiban Ps. 29 (3) = tindak pidana {Ps.39 (1) d UU KUP}

(50)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

.

TINDAK PIDANA DIBIDANG PERPAJAKAN :

TINDAK PIDANA DIBIDANG PERPAJAKAN :

Adalah perbuatan yang dalam melaksanakan Undang-undang Perpajakan

Adalah perbuatan yang dalam melaksanakan Undang-undang Perpajakan

diancam dengan hukuman pidana, baik dalam UU Perpajakan, dalam

diancam dengan hukuman pidana, baik dalam UU Perpajakan, dalam

KUHP maupun dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

KUHP maupun dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Tindak Pidana dalam melaksanakan UU Perpajakan dijumpai dalam :

Tindak Pidana dalam melaksanakan UU Perpajakan dijumpai dalam :

-

UU Perpajakan

UU Perpajakan

: UU KUP

: UU KUP

: UU PBB (Psl. 24 s/d Psl 26 UU PBB)

: UU PBB (Psl. 24 s/d Psl 26 UU PBB)

: UU Bea Meterai (Ps. 13 dan 14 UU Bea Meterai)

: UU Bea Meterai (Ps. 13 dan 14 UU Bea Meterai)

-

KUHP

KUHP

: (menurut Prof. Rochmat Soemitro dalam bukunya

: (menurut Prof. Rochmat Soemitro dalam bukunya

Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum hal.62)

Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum hal.62)

Psl. 209, 242,253, 263, 322,368, 372,417, 418, 419,

Psl. 209, 242,253, 263, 322,368, 372,417, 418, 419,

421, 425, 552 KUHP

421, 425, 552 KUHP

-

UU Tastipikor

UU Tastipikor

: memberi sesuatu, PNS DJP yang menerima sesuatu,

: memberi sesuatu, PNS DJP yang menerima sesuatu,

gratifikasi dll

gratifikasi dll

TINDAK PIDANA DALAM UU KUP :

TINDAK PIDANA DALAM UU KUP :

Diatur dalam Pasal 38 s/d Pasal 43 UU KUP.

Diatur dalam Pasal 38 s/d Pasal 43 UU KUP.

52

(51)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-1)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-1)

.

JENIS TINDAK

JENIS TINDAK

PIDANA

PIDANA

PERBUATAN

PERBUATAN

HUKUMAN

HUKUMAN

Setiap orang karena

kealpaannya a. Tidak menyampaikan SPT,b. Menyampaikan SPT isinya tidak benar, tidak lengkap,

Dapat menimbulkan merugikan pendapatan negara

Pidana Kurungan paling lama 1 tahun dan/atau denda paling tinggi 2 kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar

Setiap orang dengan sengaja

Wakil, kuasa yang menyuruh, turut serta, menganjur-kan atau membantu melakukan tindak pidana Pasal 38 dan pasal 39 KUP

a. Tidak mendaftarkan diri, menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP/PKP

b. Tidak menyampaikan SPT,

c. Menyampaikan SPT isinya tidak benar, tidak lengkap,

d. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan,

e. Memperlihatkan catatan/ dokumen palsu,

f. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan,

g. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut;

Dapat menimbulkan kerugian pendapatan negara

Pidana Penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar

(52)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-2)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-2)

.

JENIS TINDAK

JENIS TINDAK

PIDANA

PIDANA

PERBUATAN

PERBUATAN

HUKUMAN

HUKUMAN

Seseorang yang

melakukan lagi Perbuatan Ps. 39 (1) KUP dalam janghka waktu 1 tahun sejak selesai menjalani pidana

Dilipatkan dua

(Pidana Penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar)

Setiap orang melakukan percobaan

a. Tidak mendaftarkan diri, menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP/PKP

b. Menyampaikan SPT isinya tidak benar, tidak lengkap,

Pidana Penjara paling lama 2 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar

Pejabat karena

kealpaannya Tidak merahasiakan hal yang harus dirahasiakannya Pidana Kurungan paling lama 1 tahun dan denda paling banyak 4 juta rupiah

Pejabat dengan

sengaja Tidak merahasiakan hal yang harus dirahasiakannya Pidana Kurungan paling lama 2 tahun dan denda paling banyak 10 juta rupiah

(53)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-3)

TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-3)

.

JENIS TINDAK

JENIS TINDAK

PIDANA

PIDANA

PERBUATAN

PERBUATAN

HUKUMAN

HUKUMAN

Setiap orang

dengan sengaja

Orang yang wajib memberi

atau bukti yang diminta

keterangan, tidak memberi

keterangan atau memberi

bukti yang diminta, atau

memberikan keterangan

atau bukti yang tidak benar

Pidana Penjara paling

lama 1 tahun dan denda

paling tinggi 10 juta

rupiah

Setiap orang

dengan sengaja

Menghalangi atau

mempersulit penyidikan

tindak pidana perpajakan

menyuruh, menganjurkan

atau membantu melakukan

Tindak pidana Pasal 41A

dan Pasal 41B KUP

Pidana Penjara paling

lama 3 tahun dan denda

paling tinggi 10 juta

rupiah

Pasal 41A KUP

Pasal 41A KUP

Pasal 41B KUP

Pasal 41B KUP

Pasal 43 (2) KUP

(54)

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

.

PENYIDIK

PENYIDIK Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal

Pajak (PPNS-DJP)

WEWENANG PENYIDIK a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan/laporan agar menjadi jelas

b. Meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan, c. Meminta keterangan dan barang bukti,

d. Memeriksa buku-buku, catatan, dokumen, e. Melakukan penggeledahan,

f. Meminta bantuan tenaga ahli, g. Menyuruh berhenti seseorang, h. Memotret seseorang

i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya,

j. Menghentikan penyidikan,

k. Melakuakan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

Psl.44 (2)

Psl.44 (2)

KUP

KUP

MEMBERITAHUKAN - Memberitahukan dimulainya penyidikan, dan

- Menyampaikan hasil penyidikan, kepada

Penyidik Umum (Jaksa) melalui Kepolisian sesuai ketentuan Hukum Acara Pidana yang berlaku

Psl.44 (3)

Psl.44 (3)

KUP

KUP

(55)

PENGHENTIAN PENYIDIKAN

PENGHENTIAN PENYIDIKAN

.

PENGHENTIAN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK

a. Tidak terdapat cukup bukti,

b. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dibidang perpajakan,

c. Peristiwa telah daluwarsa, d. Tersangka meninggal dunia.

Psl.44 A

Psl.44 A

KUP

KUP

PENGHENTIAN PENYIDIKAN OLEH JAKSA AGUNG

a. Untuk kepentingan negara Kejaksaan Agung dapat menghentikan penyidikan atas

permintaan Menteri Keuangan,

b. Dengan syarat Wajib Pajak telah melunasi pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan.

Psl 44B

Psl 44B

KUP

KUP

DALUARSA

PENUNTUTAN Setelah lampau waktu 10 tahun, sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, tahun pajak.

(56)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam menghitung PPh terhutangnya, Dario menggunakan pembukuan. Informasi mengenai penghasilan Dario Lestanio adalah sebagai berikut:.. Dalam jumlah tersebut termasuk iuran

Wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah wajib pajak orang

Contoh kayu eboni yang diambil dari daerah Sindue menunjukkan bahwa kayu eboni dari daerah ini memiliki strip yang relatif teratur, strip hitam agak tipis dan

Dalam hal peredaran bruto Wajib Pajak telah melebihi jumlah Rp4,8 miliar pada suatu Tahun Pajak, atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada Tahun

Untuk menyelesaikan sengketa seperti ini, maka ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh wajib pajak sebagaimana ketentuan UU KUP dalam Pasal 25, Wajib pajak

Adapun definisi pajak menurut Pasal 1 ayat 1 UU KUP adalah “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

4.5.2 Bonded amalgam adalah modifikasi dari tumpatan amalgam dengan menggunakan bahan pelapis GIC dan bahan adhesif resin semen yang diaplikasikan pada seluruh