KETENTUAN UMUM DAN TATACARA PERPAJAKAN
DAFTAR, HITUNG, SETOR DAN
LAPOR PAJAK
Oleh
Bambang Kesit
AKUNTAN YANG BIJAK
AKUNTAN YANG BIJAK
AKAN MEMPERMUDAH PEMERIKSAAN PAJAK
AKAN MEMPERMUDAH PEMERIKSAAN PAJAK
Akuntan
Memberikan Jasa Akuntansi
Pemilik / Pemeg. Saham suatu DENGAN BENAR, JELAS,
DAN DAPAT
RANGKUMAN
DJP: Kpts Pej. Pajak
UNDANG-UNDANG MATERIL PERPAJAKAN
UU PPh
UU PPN & PPn BM
UU PBB
UU BM
UU BPHTB
UU KEPABEANAN
UU CUKAI
UU PDRD
PAJAK
Pasal 23 (2) UUD 1945
Segala pajak untuk keperluan negara berdaqsarkan undang-undang
Pasal 23A UUD 1945 ***
PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN YANG BERSIFAT MEMAKSA UNTUK KEPERLUAN NEGARA DIATUR DENGAN UNDANG-UNDANG
4
4
PERPAJAKAN INDONESIA
UNDANG-UNDANG FORMIL PERPAJAKAN
UU KUP
UU PPSP
Sistem Pemungutan Pajak Indonesia
.
Sistem Pembayaran Pajak
Sistem Pembayaran Pajak
- Bayar sendiri pajak terutang/ketetapan pajak
- Bayar sendiri pajak terutang/ketetapan pajak
-
Dipungut/dipotong oleh orang lain (withholding system)
Dipungut/dipotong oleh orang lain (withholding system)
-
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Self Assessment System
(Menghitung sendiri, bayar sendiri dan lapor sendiri pajak terutang)
( seperti PPh, PPN dan PPN BM, Bea Meterai, Bea Masuk, Cukai, BPHTB )
Official assessment System
(Pajak terutang dihitung oleh Fiskus)
( seperti PBB)
5
Self Assessment System (SAS)
Ke Kas Negara melalui :
Kantor Pos,
Bank
Dasar Pengenaan Pajak
Pajak terutang
MENGHITUNG SENDIRI
MELAPORKAN SENDIRI
MENYETOR SENDIRI
PAJAK TERUTANG
Dasar Pengenaan Pajak,
Pajak terutang,
Pajak dibayar
:
-
Melalui pihak III
-
Setor Sendiri
SPT
SSP
Pembukuan
Pencatatan
SSP = Surat Setoran Pajak
SPT = Surat Pemberitahuan Pajak
6
6
- Mendaftarkan diri sendiriMendaftarkan diri sendiri - Melaporkan usaha sendiriMelaporkan usaha sendiri
SP-PKP
SP-PKP
NPWP
Wajib NPWP
-
ORANG PRIBADI
ORANG PRIBADI
( penghasilan diatas PTKP) ( penghasilan diatas PTKP)
- BADAN
- BADAN
WAJIB Pengukuhan PKP
WAJIB Pengukuhan PKP
SETIAP WAJIB PAJAK ;
SETIAP WAJIB PAJAK ;
Orang Pribadi/Badan, yang berkewajiban
Orang Pribadi/Badan, yang berkewajiban
untuk melaksanakan UU PPN dan PPn BM
untuk melaksanakan UU PPN dan PPn BM
( tidak termasuk Pengusaha Kecil ).
( tidak termasuk Pengusaha Kecil ).
Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
atau Wajib Pajak Badan,
atau Wajib Pajak Badan, 1 (satu) bulan 1 (satu) bulan sejak saat usaha mulai
sejak saat usaha mulai
Akhir bulan berikutnya
Akhir bulan berikutnya setelah penghasilan setelah penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang
Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
telah melebihi PTKP setahun;
telah melebihi PTKP setahun;
Orang Pribadi
Orang Pribadi yang memerlukan NPWPyang memerlukan NPWP, , (meskipun penghasilannya belum mencapai
(meskipun penghasilannya belum mencapai
PTKP) dapat mengajukan permohonan
PTKP) dapat mengajukan permohonan
untuk mendapatkan NPWP,
untuk mendapatkan NPWP,
sebelum melakukan
sebelum melakukan penyerahan Barang Kena penyerahan Barang Kena
Pajak atau Jasa kena Pajak bagi yang telah
Pajak atau Jasa kena Pajak bagi yang telah
memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha
memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha
Kena Pajak; (Peredaran Usaha Rp4,8 M atau
Kena Pajak; (Peredaran Usaha Rp4,8 M atau
lebih dalam suatu tahun pajak).
lebih dalam suatu tahun pajak).
Pengusaha Kecil yang memilih sebagai PKP Pengusaha Kecil yang memilih sebagai PKP
mengajukan pernyataan tertulis untuk
mengajukan pernyataan tertulis untuk
dikukuhkan sebagai PKP.
dikukuhkan sebagai PKP.
Bagi Pengusaha Kecil yang tidak memilih
Bagi Pengusaha Kecil yang tidak memilih
sebagai pengusaha Kena Pajak, wajib
sebagai pengusaha Kena Pajak, wajib
melaporkan usahanya paling lambat pada
melaporkan usahanya paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah peredaran akhir bulan berikutnya setelah peredaran usahanya mencapai batas
usahanya mencapai batas sebagai Pengusaha sebagai Pengusaha Kecil.
Kecil.
Pasal 2 UU KUP jo KMK.No.516/PJ.2000
Contoh NPWP
Contoh NPWP
Arti Nomor tersebut adalah :
05. : Wajib Pajak Orang Pribadi, 044.530. : Nomor Wajib Pajak,
3- : self cheking digit
017. : kode KPP (KPP Jakarta Pasar Minggu) 000 : status Wajib Pajak
10
10
NPWP : NAMA : ALAMAT : :
05.044.530.3-017.000
MUKIDI
JL.CILACAP NO.234 KEBAGUSAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN
TERDAFTAR 18-10-2015
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
.
PEMBUKUAN : adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan, penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir.
Wajib Pajak yang Wajib Pembukuan adalah :
- Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia.
- Wajib Pajak Badan.
Wajib Pajak yang dikecualikana dari kewajiban pembukuan adalah :
- Wajib Pajak Orang Pribadi yang diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan penghitungan penghasilan neto, (tetapi wajib membuat catatan), dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas {Pasal 28 ayat yat (2) UU KUP},
- Wajib Pajak Orang pribadi yang tidak wajib SPT. {Pasal 28 ayat (10) UU KUP}
Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran usahanya telah mencapai Rp600 juta atau lebih dalam suatu tahun pajak wajib menyelenggarakan pembukuan dan tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan peredaran usaha.
Pasal 28 KUP.
Pasal 28 KUP.
45
Tatacara Pembukuan dan Pencatatan
Tatacara Pembukuan dan Pencatatan
.
PENCATATAN terdiri dari data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran usaha atau penerimaan bruto, dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk meng-hitung pajak terutang (termasuk penghasilan yang biukan objek pajak dan yang dikenakan PPh final
46
46
PEMBUKUAN diselenggarakan degan iktikat baik, men cerminkan keadaan yang sebenarnya, diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin angka Arab satuan mata uang rupiah disusun dalam bahasa Indonesia diselenggarakan dengan prinsip taat asas (stelsel akrual atau kas) sekurang-kurangnya
terdiri dari : dan mata uang selain rupiah, setelah mendapat
Izin dari Men.Keuangan Perubahan metoda/ tahun
buku harus mendapat
persetujuan Dirjen Pajak Buku, catatan dokumen
Surat Pemberitahuan (SPT)
.
SPT adalah :
SPT adalah :
Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan
Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan
dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak
dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak
dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan perundang-undangan
dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan perundang-undangan
(Ps.1.10 UU KUP)
(Ps.1.10 UU KUP)
SPT Masa
adalah :
surat pemberita-huan untuk satu masa
pajak, (Ps.1.11 UU KUP)
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23/26
PPh Pasal Final
PPN
SPT Tahunan
adalah :
surat pemberitahuan untuk satu tahun pajak atau bagian tahun pajak (Ps.1.12 UU KUP)
PPh Org Pribadi : Formulir 1770 Formulir 1770-S PPh Badan : Formulir 1771-RP Formulir 1771-$ PPh Pasal 21 : Formulir 1721
SPT terdiri dari
SPT terdiri dari
11
I S I S P T
I S I S P T
SPT Masa
Berisi laporan
tentang
:SPT Tahunan
Berisi laporan
tentang
:- Dasar Potongan/pungutan pajak - Potongan/Pungutan Pajak - setoran Pajak
PPh Badan(1771) / Orang pribadI (1770)
Identitas (subjek pajak)
Penghasilan (objek pajak)
Pembayaran pajak (kredit pajak/SSP)
Lampiran-lampiran
Pernyataan (ditanda tangani)
PPh Pasal 21(1771)
Identitas pemungut/pemotong
Identitas yang dipungut/dipotong
Penghasilan/ pemu./pemo- Pihak ke-tiga dan
Penyetoran Pajak
Lampiran-lampiran
Pengisian SPT Orang Pribadi
Pengisian SPT Orang Pribadi
(SPT Sederhana dan SPT PENCATATAN)
(SPT Sederhana dan SPT PENCATATAN)
-
SPT Or.Pribadi
Ph dari
pekerjaan saja
SPT Or.Pribadi
Ph. Dari Usaha/
Pek.Bebas
- Penghasilan berdasarkan Bukti Po-/pu- PPh oleh Pihak Ketiga
- Penghasilan lainnya (selisih kurs, deposito,hadiah,LN dsb)
- Bukti Pembayaran Pajak (Kredit Pajak/SSP)
- Daftar harta/utang,
- Daftar Keluarga yang menjadi tanggungan penuh.
SPT Or.Pribadi (1770)
bagi yang Membuat Catatan
(Pered.usaha < 600 juta setahun)
- Rekap Catatan Peredaran Usaha Bruto (PUB)
- Penghasilan = PUB x Norma Penghasilan Neto (objek pajak)
- Pengh.lainnya/luar usaha (selisih kurs,deposito,hadiah dsb)
- Bukti Pembayaran pajak (kredit pajak/SSP)
- Daftar harta/utang
- Daftar Keluarga yang menjadi tanggungan penuh
Formulir 1770S (SPT Sederhana) (tidak wajib membuat catatan/pembukuan)
16
Pengisian SPT PPh Orang Pribadi/Badan yang
Pengisian SPT PPh Orang Pribadi/Badan yang
Menyelenggarakan PEMBUKUAN
Menyelenggarakan PEMBUKUAN
- Daftar Pengurus dan Pemegang Saham (sesuai akte) (Kecuali 1770),
- Neraca/ Perhit.Laba/Rugi (L/R komersial & L/R fiskal),
- Penghasilan luar usaha (selisih kurs/ deposito/hadiah dsb),
- Penghasilan Luar Negeri,
- Daftar Aktiva dan Penyusutan,
- Konpensasi kerugian tahun-tahun yang lalu (maks.5 tahun),
- Bukti Pembayaran Pajak (Kredit Pajak/SSP),
Formulir 1771-$ (Badan) Pembukuan
(USD)
-
Dasar pengisian
sama dengan 1771
-
Ditambah
potocopy
Izin Menteri Keuangan
atas
pembukuan yang menggunakan mata uang asing
Formulir 1770 (OP) Pembukuan
Formulir 1771-RP (Badan) Pembukuan (
Rupiah)
SPT PPh
Pembukuan
17
Jatuh Tempo Pembayaran dan
Jatuh Tempo Pembayaran dan
Jangka Waktu Penyampaian SPT
Jangka Waktu Penyampaian SPT
SPT Masa (Bulanan) Jatuh Tempo Pembayaran Penyampaian SPT
PPh Pasal 21/23/26 Tgl.10 bb Tgl.20 bb
PPh Pasal 25 Tgl.15 bb Tgl.20 bb
PPh Ps.22 Bend. Pem. Hari yang sama 7 hari setelah penyetoran
PPh Ps.22 Pertamina Sebelum DO ditebus Tgl.20 bb
PPh Ps.22 Badan Tertentu Tgl.10 bb Tgl.14 bb
PPN (selain APBN) Tgl.10 bb Tgl.20 bb
Jatuh pada hari LIBUR Dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya Dilakukan pada hari kerja sebelumnya
SPT TAHUNAN Jatuh Tempo Pembayaran Penyampaian SPT
PPh Or.Priba(1770),(1770S) PPh Badan (1771), (1771$) PPh Pasal 21 (1721)
Tanggal 25 bulan ketiga
setelah tahun pajak Akhir bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir
18
Dapat diajukan penundaan
Dapat diajukan penundaan
paling lama 12 bulan
paling lama 12 bulan
(Ps. 9 (3) KUP) jo KMK. No.
paling lama 6 bulan
paling lama 6 bulan
(Ps.3 (4) KUP)
DASAR PENGISIAN SPT TAHUNAN
DASAR PENGISIAN SPT TAHUNAN
.
Bagi yang Menyelenggarakan PEMBUKUAN
Bagi yang membuat CATATAN
WPOrang
Pribadi yang Pered.Usaha < 600 juta rph
dalam suatu tahun pajak
Bagi WP Orang Pribadi yang penghasilannya dari pekerjaan
Laporan Keuangan - Neraca, dan - Perhitungan L/R
Daftar Rekap : Perederan Usaha dan/atau Pekerjaan bebas
Bukti Pemotongan dan/atau Bukti Pemungutan
14
14
DASAR MENGHITUNG PAJAK
WP
Menghitung
Memperhitungkan
Membayar
Melaporkan
SPT
Tarip x DPP Pajak Terutang
Pelunasan Pajak Kredit Pajak
PT - KP
PT < KP PT = KP
PT > KP
SKPKB SKPN SKPLB
Tata
Cara Pengisian SPT
.
SPT wajib diisi dan disampaikan dengan benar lengkap dan jelas dan
ditandatangani :
- SPT Wajib Pajak badan ditandatangani oleh pengurus atau
- Bilamana ditandatangani
oleh kuasanya
, harus dilampiri dengan surat
kuasa khusus,
- Bagi Wajib Pajak yang wajib pembukuan, SPT harus dilengkapi dengan
laporan keuangan berupa Negara dan laporan laba rugi serta keterangan-
keterangan lain untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak.
- Disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak dimana WP terdaftar.
Tanda Terima SPT
:
- Jika disampaikan langsung, diberi tanggal dan tanda terima oleh pejabat,
- Jika disampaikan melalui Kantor Pos atau cara lain, tanggal dan tanda
pengiriman dianggap sebagai tanggal dan tanda terima SPT, sepanjang
SPT telah diisi dengan lengkap.
Ps.4 KUP
Ps.4 KUP
12
Wakil atau Kuasa Wajib Pajak
Wakil atau Kuasa Wajib Pajak
Untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan WP dapat
menunjuk :
WP Badan oleh pengurus, termasuk orang yang nyata-nyata berwenang ikut menentukan kebijaksanaan dan/ atau mengambil keputusan,
WP dalam Pembubaran/pailit oleh orang atau badan yang melakukan pemberesan (Kurator),
Warisan yang belum terbagi oleh Ahli Waris atau Pengurus Harta Peninggalan,
Anak yang belum dewasa oleh walinya,
Orang dalam pengampuan oleh Pengampunya,
PPh Org Pribadi atau badan dapat menunjuk kuasanya yang telah memenuhi persyaratan sebagai Konsultan Pajak
(KMK.576/KMK.04/2000)
Wakil bertanggung jawab secara pribadi dan/atau secara renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila dapat membuktikan dan meyakinkan Dirjen Pajak, bahwa mereka dalam kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab atas pajak yang terutang
Ps. 32 UU KUP
Ps. 32 UU KUP
WAKIL
WAKIL
KUASA
KUASA
Dengan Surat
Dengan Surat
kuasa Khusus
kuasa Khusus
13
Tempat dan Cara Penyampaian SPT
Tempat dan Cara Penyampaian SPT
KANTOR PELAYANAN
PAJAK TEMPAT WP
TERDAFTAR
LANGSUNG
(tanda terima)
KANTOR POS
(Tercatat)
Electric SPT
eFIN – (electric Filing Identification Number), minta izin kepada KPP dimana WP terdaftar untuk
mendapatkan digital certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (KEP-05/PJ./05 tgl. 01-12-05)
WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK
19
SANKSI ADMINISTRASI SPT
SANKSI ADMINISTRASI SPT
20
20
Sanksi Adm.
tidak/ terlambat
menyampaikan
SPT
SPT Masa :
Dikenakan sanksi
administrasi berupa denda sebesar Rp. 1.000.000,- (PPN) dan Rp100.000 tiap SPT
laiinnya
SPT Tahunan Dikenakan sanksi
administrasi berupa denda
Sebesar Rp. 1.000.000,-(Badan) dan Rp. 100.000,- tiap SPT Perseorangan
Pembetulan SPT
Pembetulan SPT
Dalam jangka waktu 2 tahun, setelah berakhirnya masa pajak bagian tahun pajak,
tahun pajak
Meskipun telah dilakukan pemerik-saan, tapi belum dilakukan
penyidikan
Jangka Waktu 2 tahun telah berakhir, DJP belummenerbitkan ketetapan pajak,
SPT DAPAT DIBETULKAN (Dengan Syarat)
SPT DAPAT DIBETULKAN (Dengan Syarat)
WP mengungkapkan sendiri ketidak benaran SPT, dengan cara:
- Dengan kemauan sendiri
- Menyampaikan pernyataan tertulis
- DJP belum melakukan Pemeriksaan,
- Membayar pajak yang kurang dibayar,
- Ditambah sanksi sebesar 2% sebulan (terhitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan pembayaran kekurangan)
- Dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidak benaran,
- Disertai pelunasan (jika terdapat kurang bayar),
- Sanksi administrasi 2 x jumlah pajak yang kurang dibayar.
- Mengungkapkan dengan laporan tersendiri ketidak benaran tsb,
- yang mengakibatkan, pajak menjadi lebih besar, rugi menjadi lebih kecil, harta menjadi lebih besar, atau modal menjadi lebih besar,
- melunasi pajak yang kurang dibayar, beserta sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang dibayar,
Dalam hal Wajib Pajak menerima Keputusan Keberatan/Putusan Banding :
yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dari ketetapan yang diajukan keberatan/
banding, WP dapat membetulkan SPT meskipun jangka waktu 2 tahun telah berakhir, dan DJP belum melakukan tindakan pemeriksaan, WP dapat membetulkan sendiri SPT
Tahunan PPh dalam j.w. 3 bulan setelah menerima keputusan/putusan tersebut.
Sanksi Pidana
Sanksi Pidana
berkaitan dengan kewajiban SPT
berkaitan dengan kewajiban SPT
Setiap orang karena kealpaannya
Setiap orang dengan sengaja
1. Tidak Menyampaikan SPT,
2. Menyampaikan SPT, yang isinya tidak benar, tidak lengkap
1. Tidak Menyampaikan SPT,
2. Menyampaikan SPT, yang isinya tidak benar, tidak lengkap,
3. Menolak dilakukan Pemeriksaan,
4. Memperlihatkan bukti keterangan yang tidak benar,
5. Tidak menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan,
Sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara, Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
DIPIDANA :
- Pidana kurungan p.l. 1 tahun, - dan/atau denda paling tinggi 2X
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar.
DIPIDANA :
- Pidana kurungan paling lama 6 tahun,
- dan denda paling tinggi 4X jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar.
22
22
PENGEMBALIAN DAN KOMPENSASI PEMBAYARAN
PENGEMBALIAN DAN KOMPENSASI PEMBAYARAN
.
Atas Permohonan Wajib Pajak, Kelebihan Pembayaran Pajak
berdasarkan :
-
SKP LB (Ps.17 KUP)
-
SKPLB (Ps.17B KUP)
-
SKPPKP (Ps.17C KUP)
-
Keputusan Keberatan atau Putusan Banding,
-
Keputusan Pengurangan sebagai akibat dari Keputusan Keberatan/
Putusan Banding;
dikembalikan kepada Wajib Pajak
(restitusi)
dengan
memperhitung-kan terlebih dahulu dengan utang pajak lainnya
(kompensasi).
Atas persetujuan WP kelebihan pembayaran dapat diperhitungkan
dengan :
-
Pajak yang akan terutang,
-
utang pajak atas nama WP lain.
I M B A L A N B U N G A
I M B A L A N B U N G A
.
Imbalan Bunga
Imbalan Bunga
diberikan kepada WP dalam hal :
diberikan kepada WP dalam hal :
1)
1)
Keterlambatan pengembalian pajak
Keterlambatan pengembalian pajak
(Ps. 11 (3) KUP)
(Ps. 11 (3) KUP)
2)
2)
Keterlambatan penerbitan SKPLB
Keterlambatan penerbitan SKPLB
, (Ps.17B (3) KUP)
, (Ps.17B (3) KUP)
3)
3)
Kelebihan pembayaran pajak
Kelebihan pembayaran pajak
karena Keputusan Keberatan/ Putusankarena Keputusan Keberatan/ PutusanBanding, (Ps. 27A (1) KUP),Banding, (Ps. 27A (1) KUP),
4)
4)
Kelebihan pembayaran sanksi adm
Kelebihan pembayaran sanksi adm
. yang diterbitkan berdasarkan . yang diterbitkan berdasarkanPs.36 UU KUP, karena Keputusan Keberatan/Putusan Banding (Ps. 27A (2) KUP).Ps.36 UU KUP, karena Keputusan Keberatan/Putusan Banding (Ps. 27A (2) KUP).
Dengan perhitungan :
ad. 1) atas keterlambatan penerbitan SPMKP, dikenakan imbalan bunga sebesar 2 % sebulan dihitung sejak 1 bulan setelah permohonan diterima sampai diterbitkan SPMKP.
Ad.2) Atas terlambat menerbitkan SKPLB, dikenakan imbalan bunga sebesar 2% bulan dihitung sejak 12 bulan setelah permohonan s/d diterbitkannya SKPLB. Ad.3) kelebihan pembayaran pajak ditambah dengan imbalan bunga 2 %
sebulan dihitung sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran sampai dengan diterbitkannya Kep.Keberatan atau Putusan Banding (maks.24 bulan)
Penetapan Pajak
Penetapan Pajak
Dihitung sendiri
oleh WP
DENGAN
MENGISI DAN
MENYAMPAIKAN
SPT
ke KPP
JIKA TERDAPAT BUKTI
ISIAN SPT TIDAK BENAR
Pajak Terutang
yang semestinga
dihitung oleh DJP
dan diterbitkan
SKP-Kurang Bayar
Tidak ada bukti
ketidak benaran
SPT
Pajak Terutang sesuai
Isian SPT yang dihitung
oleh WP
Pajak Terutang
Pajak Terutang
25
?
?
Ps. 12 KUP
SURAT KETETAPAN PAJAK
SURAT KETETAPAN PAJAK
. (hasil pemeriksaan atau keterangan lain, SPT tidak disampaikan
setelah ditegur, tidak seharusnya dikenakan PPN 0%, tidak menyelenggarakan pembukuan atau tidak meminjamkan pem-bukuan saat dilakukan pemeriksaan)
(jika ditemukan data baru atau data yang belum terungkap)
(berdasarkan hasil pemeriksaan)
(berdasarkan hasil Pemeriksaan)
(berdasarkan permohonan Wajib Pajak)
(hasil pemeriksaan setelah diterbitkan SKPPKP)
1. SKPKB berdasarkan Ps. 13 KUP
2. SKPKBT berdasarkan Ps. 15 KUP
3. SKPLB berdasarkan Ps. 17 KUP
4. SKPN berdasarkan Ps. 17A KUP
5. SKPLB berdasarkan Ps. 17 KUP
6. SKPKB Kenaikan 100% berdasarkan Ps. 17C KUP
26
.
STP diterbitkan apabila
berdasarkan hasil penelitian terdapat
pajak yang tidak/kurang dibayar atau WP dikenakan sanksi
adm. :
a. PPh Tahun Berjalan tidak/kurang dibayar (+ bunga 2%/bulan)
b. Hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak
sebagai akibat dari salah tulis/salah hitung (+ bunga
2%/bulan)
c. WP dikenakan sanksi administrasi (mis. Tidak menyampaikan
SPT setelah ditegur)
d. PKP yang
tidak dikukuhkan,
membuat FP
(denda 2% dari
DPP)
e. PKP yang
telah dikukuhkan
tidak membuat FP
atau
membuat
FP tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya FP
.
27
27
SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)
SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)
Ps. 14 KUP
PENAGIHAN PAJAK
PENAGIHAN PAJAK
.
a.
a.
STP
STP
b.
b.
SKPKB
SKPKB
c.
c.
SKPKBT harus dilunasi dalam
SKPKBT harus dilunasi dalam
d.
d.
Kep.Pembetulan pajak terutang jangka waktu 1 (satu)
Kep.Pembetulan pajak terutang jangka waktu 1 (satu)
e.
e.
Kep.Keberatan menjadi bulan
Kep.Keberatan menjadi bulan
f.
f.
Putusan Banding bertambah
Putusan Banding bertambah
Dalam jangka waktu 1 bulan
Dalam jangka waktu 1 bulan
tersebut pajak terutang tidak/
tersebut pajak terutang tidak/
kurang dibayar
kurang dibayar
Ditagih dengan SURAT PAKSA
Ditagih dengan SURAT PAKSA
Berdasarkan UU No.19/1997
Berdasarkan UU No.19/1997
jo UU No. 19/2000 Tentang Penagihan
jo UU No. 19/2000 Tentang Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP)
Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP)
Ps.18 KUP
Ps.18 KUP
28
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
(PPSP)
(PPSP)
.
UU NO.19 TAHUN 1997 jo UU NO. 19 TAHUN 2000
UU NO.19 TAHUN 1997 jo UU NO. 19 TAHUN 2000
PP 135 Thn 2000, Tatacara Penyitaan
PP 136 Thn 2000, Tatacara Penjualan barang sitaan PP 137 Thn 2000, Tatacara Penyanderaan
KMK: 561/KMK.04/2000: tentang PPSP,. KMK 562/KMK.04/2000 tentang Jurusita, KMK 563/KMK.04/2000 tentang Pemblokiran
KMK 564/KMK.04/2000 tentang Penyitaan di luar Wilayah Kerja KPP
KMK 565/KMK.04/2000 jo.KMK 539/KMK.03/2002 ttg P’hapusan Piutang Pajak. KMK No.85/KMK.03/2002 tentang Penyitaan Piutang
SKB Menkeu,Menkeh Ham 25 Juni 2003 tentang Penyanderaan
Kep DJP No.503/PJ./2000 ttg Tata Cara Penerbitan STP PBB dan BPHTB, Kep DJP No.627/PJ./2001 ttg Pemblokiran dan Penyitaan Rekening di Bank, Kep DJP No.645/PJ./2001 dan No.474/PJ./2002 ttg Formulir, Penagihan Pajak, Kep DJP No.21/PJ./2002 ttg Pemberitahuan Penagihan Pajak diluar Wil. KPP Kep DJP No.459/PJ./2002 ttg Tata Cara Penyitaan,
Kep DJP No.218/PJ./2003 ttg Penyanderaan Rehabilitasi.
PEJABAT PENAGIHAN
2. Kepala Kantor Pelayanan PBB
Kepala Kantor Pelayanan PBB
Untuk Penagihan, PBB, BPHTB.
Untuk Penagihan, PBB, BPHTB.
. .
3.
3. Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai
Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai
Untuk Penagihan Bea Masuk dan Cukai
Untuk Penagihan Bea Masuk dan Cukai
. .
4.
4. Gubernur
Gubernur
Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.I
Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.I
. .
5.
5. Bupati/Walikota
Bupati/Walikota
Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.II
Untuk Penagihan Pajak Daerah Tk.II
30
WEWENANG PEJABAT PENAGIHAN
WEWENANG PEJABAT PENAGIHAN
.
Pejabat Penagihan Pajak berwenang :
a. mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak,
b. menerbitkan surat-surat pelaksanaan penagihan pajak :
- Surat Teguran, Surat Peringatan,
- Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus,
- Surat Paksa,
- Surat Perintah Melaksanakaan Penyitaan,
- Surat Perintah Penyanderaan,
- Surat Penjabutan Sita,
- Pengumuman Lelang,
- Surat Penentuan Harga Limit,
- Pembatalan Lelang dan,
- Surat-surat lain untuk melaksanakan penagihan
TAHAPAN PENAGIHAN
TAHAPAN PENAGIHAN
.
Kegiatan
Kegiatan
Jangka waktu
Jangka waktu
Terhitung sejak
Terhitung sejak
Jatuh Tempo Surat Ketetapan
Pajak 1 bulan Sejak tanggal penerbitan
Penerbitan Surat Teguran/Surat
Peringatan setelah 7 hari Sejak jatuh tempo
Penagihan Pajak Seketika dan
Sekaligus (PPSS) Seketika Tidak perlu menunggu jatuh tempo
Penerbitan Surat Paksa Setelah 21 hari, atau Sejak tgl. Surat Teguran Surat Paksa diterbitkan
- Dalam hal telah diterbitkan Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus (PPSS)
- Tidak dipenuhi Keputusan Angsuran/ Penundaan
Segera setelah tidak dipenuhi PPSS,
atau tidak dipenuhi Keputusan Angsuran/ Penundaan
Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan setelah lewat waktu 2 x 24 jam. Sejak Salinan Surat Paksa diberitahukan.
Pengumuman Lelang I Setelah 14 hari Sejak tanggal penyitaan
Pengumuman Lelang II
(untuk barang tak bergerak) Setelah 14 hari Sejak Pengumuman Lelang Pertama.
Pelaksanaan Lelang Setelah 14 hari Pengumuman Lelang I atau
PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA
PEMBERITAHUAN SURAT PAKSA
1. Wajib Pajak orang pribadi, Surat Paksa diberitahukan kepada :
a. Kepada Wajib Pajak orang pribadi tersebut selaku Penanggung Pajak ditempat tinggal, tempat usaha atau tempat lain yang memungkinkan,
b. orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang bekerja ditempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak yang bersangkutan tidak dapat dijumpai,
c. Wajib Pajak telah meninggal dunia, Surat Paksa diberitahukan kpd : - salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat yang mengurus harta peninggalan,
- dalam hal harta warisan belum dibagi, para ahli waris, dalam hal harta warisan telah dibagi.
2. Wajib Pajak badan Surat Paksa diberitahukan kepada :
a. pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, b. pemilik modal, baik di bertempat kedudukan badan yang bersang kutan, ditempat tinggal mereka maupun tempat lain yang
memungkinkan, atau,
c. pegawai tetap ditempat kedudukan atau ditempat usaha badan yang bersangkutan, apabila Jurusita tidak menjumpai salah seorang
tersebut diatas.
.
Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak
berdasarkan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP
) :
Jurusita Pajak harus :
- memperlihatkan Kartu Pengenal sebagai Jurusita Pajak,
- memperlihatkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan,
- memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan.
Setiap melaksanakan penyitaan, harus membuat :
Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh :
- Jurusita Pajak,
- Penanggung Pajak, dan
- Saksi-saksi (dua orang).
Perincian barang-barang yang disita dicantumkan dalam :
Lampiran Berita Acara Pelaksanaan Sita
PENYITAAN
PENYITAAN
35
BARANG MILIK WP YANG BOLEH DISITA
BARANG MILIK WP YANG BOLEH DISITA
.
Barang-barang milik Wajib Pajak yang dapat disita adalah :
1. barang bergerak, termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan
deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau
bantuk lain yang disamakan dengan itu, obligasi, saham atau
bentuk lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan
lain, dan/atau,
2. barang tidak bergerak, termasuk
tanah, bangunan dan kapal
TIDAK BOLEH DISITA :
•
pakaian dan tempat tidur serta perlengkapannya WP dan keluarganya,
•
persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan,
•
perlengkapan memasak yang berada dirumah,
•
perlengkapan dinas penanggung pajak yang diperoleh dari negara,
•
buku-buku yang bertalian dengan jabatan/pekerjaan Penanggung Pajak,
•
alat-alat pendidikan, kebudayaan dan keilmuan,
•
peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari
Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), atau
PENJUALAN BARANG SITAAN
PENJUALAN BARANG SITAAN
.
- uang tunai, disetorkan ke Kas Negara ,
- deposito berjangka, tabungan, saldo rekening
koran, giro atau bentuk lainnya dipindah buku
kan ke Kas Negara/Daerah atas permintaan Pejabat penagihan kepada bank yang sangkutan
- obligasi, saham/surat berharga lainnya yang
diperdagangkan dibursa efek dijual di bursa efek atas permintaan Pejabat Penagihan,
- obligasi, saham/surat berharga lainnya yang
tidak diperdagangkan di bursa efek segera dijual oleh Pejabat Penagihan
- piutang, dibuatkan berita acara persetujuan
tentang hak menagih Penanggung Pajak ke pada Pejabat Penagihan, dan
- penyertaan modal pada perusahaan lain
atkan akte persetujuan pengalihan hak jual dari Penanggung Pajak kepada Pejabat Penagihan
- barang yang mudah rusak/cepat busuk,
dijual untuk melunasi biaya penagihan/ utang pajak.
PERMINTAAN JADWAL/ TEMPAT LELANG Ke Kantor Lelang Negara
DIKECUALIKAN DARI
LELANG NEGARA
KESEMPATAN TERAKHIR
untuk membayar utang pajak
. MELALUI
KANTOR LELANG NEGARA
PENGUMUMAN LELANG II
Untuk barang tak gerak
PENGUMUMAN LELANG I
Untuk barang bergerak/barang tak gerak
PELAKSANAAN LELANG
Oleh Kantor lelang Negara
HARGA LIMIT
olek Pejabat Penagihan
RISALAH LELANG
oleh Kepala Kantor Lelang Negara
37
HAK MENDAHULU PENAGIHAN PAJAK
HAK MENDAHULU PENAGIHAN PAJAK
.
Hak Mendahulu Tagihan Pajak
Hak Mendahulu Tagihan Pajak
Negara mempunyai Hak Mendahulu untuk Tagihan Pajak
Negara mempunyai Hak Mendahulu untuk Tagihan Pajak
atas barang-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak.
atas barang-barang milik Wajib Pajak/Penanggung Pajak.
dari hak mendahulu lainnya kecuali
dari hak mendahulu lainnya kecuali
a.
a.
Biaya perkara/penghukuman Karena lelang;
Biaya perkara/penghukuman Karena lelang;
b.
b.
Biaya untuk menyelamatkan barang sitaan;
Biaya untuk menyelamatkan barang sitaan;
c.
c.
Biaya perkara/lelang dan penyelesaian suatu warisan.
Biaya perkara/lelang dan penyelesaian suatu warisan.
Hak Mendahulu hilang
Hak Mendahulu hilang
setelah lampau waktu 2 thn sejak:
setelah lampau waktu 2 thn sejak:
Tgl.penerbitan STP, SKP, SKPKBT, Kep.Pembetulan,
Tgl.penerbitan STP, SKP, SKPKBT, Kep.Pembetulan,
Kep. Keberatan atau Put.Banding,
Kep. Keberatan atau Put.Banding,
Hak Mendahulu tertunda
Hak Mendahulu tertunda
karena :
karena :
Adanya Pemberitahuan Surat Paksa
Adanya Pemberitahuan Surat Paksa
(2 tahun sejak pemberitahuan Surat Paksa)
(2 tahun sejak pemberitahuan Surat Paksa)
Ps.21 KUP
Ps.21 KUP
38
DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK
.
Hak untuk melakukan penagihan pajak (termasuk
Hak untuk melakukan penagihan pajak (termasuk
bunga, denda, kenaikan dan biaya-biaya penagihan
bunga, denda, kenaikan dan biaya-biaya penagihan
daluwarsa setelah lampau waktu 10 tahun
daluwarsa setelah lampau waktu 10 tahun
sejak :
sejak :
a.
a.
Diterbitkannya Surat teguran dan Surat Paksa,
Diterbitkannya Surat teguran dan Surat Paksa,
b.
b.
Adanya pengakuan utang dari pihak Wajib Pajak
Adanya pengakuan utang dari pihak Wajib Pajak
baik langsung maupun tak langsung,
baik langsung maupun tak langsung,
c. Diterbitkannya SKPKB Ps. 13 (5) KUP atau
c. Diterbitkannya SKPKB Ps. 13 (5) KUP atau
SKPKBT Ps. 15 (4) KUP
SKPKBT Ps. 15 (4) KUP
- SKPKB Ps. 13 (5) KUP, atau
- SKPKB Ps. 13 (5) KUP, atau
- SKPKBT Ps. 15 (4) KUP
- SKPKBT Ps. 15 (4) KUP
dapat diterbitkan setelah lewat waktu 10 tahun
dapat diterbitkan setelah lewat waktu 10 tahun
apabiwa WP dipidana dalam jangka waktu 10 thn
apabiwa WP dipidana dalam jangka waktu 10 thn
tersebut dipidana kerena tindak pidana pajak.
tersebut dipidana kerena tindak pidana pajak.
Ps.22 KUP
Ps.22 KUP
39
UPAYA ADMINISTRASI DAN UPAYA HUKUM
UPAYA ADMINISTRASI DAN UPAYA HUKUM
.
Keputusan
Pejabat Pajak
(SKP-KB dsb)
Sudah menurut
semestinya
OK
Upaya administrasi
Upaya Hukum
Ke Pengadilan Pajak
• Kep. 2, ajukan Banding, (Ps.27 KUP)
• Kep. 1.3, ajukan Gugatan, (Ps.23 (2) KUP)
Ke Dirjen Pajak
1. Pembetulan (Ps. 16 KUP) 2. Keberatan (Ps.25/26 KUP) 3. Pengurangan sanksi Pengu-/Pembatalan ket.
pajak yg tidak benar (Ps. 36 KUP)
Keputusan Diterima:
OK
Tidak diterima
Tidak diterima
40
Tidak menurut
Tidak menurut
semestinya
semestinya
Mata kuliah
Mata kuliah
tersendiri
tersendiri Peradilan Peradilan
Administrasi Pajak
PEMBETULAN KEPUTUSAN DJP
PEMBETULAN KEPUTUSAN DJP
.
Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan
Wajib Pajak dapat membetulkan :
-
Surat ketetapan pajak (
SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB)
-
STP,
-
Kep. Keberatan,
-
Kep. Pengurangan atau Penghapusan sanksi, atau
-
Kep. Pengurangan atau Pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar
-
SMPKP,
-
SKPPKP,
Yang dalam penerbitannya terdapat :
-
Salah tulis,
- Salah hitung,
- Salah menerapkan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan
Atas Permohonan WP, Dirjen Pajak harus menerbitkan
keputusan dalam jangka waktu 12 bulan, tidak diterbitkan
dianggap diterima
.
.
Ps. 16 KUP
Ps. 16 KUP
41
Keberatan
Keberatan
.
Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan atas
- SKPKB,
- SKPKB,
Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan atas
:
:
- SKBKBT
- SKBKBT
- SKPLB
- SKPLB
-
SKPN
SKPN
-
Pemotongan dan Pemungutan oleh Pihak ketiga,
Pemotongan dan Pemungutan oleh Pihak ketiga,
Syarat mengajukan Keberatan
Syarat mengajukan Keberatan
1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia,
1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia,
2. dengan mengemukakan jumlah pajak terutang atau jumlah pajak yang
2. dengan mengemukakan jumlah pajak terutang atau jumlah pajak yang
dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan
dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut perhitungan
Wajib Pajak,
Wajib Pajak,
3. dengan mengemukakan alasan yang jelas,
3. dengan mengemukakan alasan yang jelas,
4. dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan yang diajukan keberatan.
4. dalam jangka waktu 3 bulan sejak keputusan yang diajukan keberatan.
(Jangka waktu 3 bulan tidak mengikat dalam hal diluar kekuasaan Wajib Pajak).(Jangka waktu 3 bulan tidak mengikat dalam hal diluar kekuasaan Wajib Pajak).
Atas permintaan Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
Atas permintaan Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
keterangan tertulis hal-hal yang dijadikan dasar pengenaan pajak
keterangan tertulis hal-hal yang dijadikan dasar pengenaan pajak
Ps. 25 KUP
Ps. 25 KUP
42
Keputusan Keberatan
Keputusan Keberatan
.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak :
Keputusan Direktur Jenderal Pajak :
DJP sudah harus menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 12 bulan,
DJP sudah harus menerbitkan keputusan dalam jangka waktu 12 bulan,
lewat dari 12 bulan dianggap diterima.
lewat dari 12 bulan dianggap diterima.
Keputusan dapat berupa :
Keputusan dapat berupa :
- menerima seluruhnya atau sebagian,
- menerima seluruhnya atau sebagian,
-
menambah besarnya pajak yang terutang.
menambah besarnya pajak yang terutang.
Hak Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan
Hak Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan
Sebelum keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat mengajukan alasan
Sebelum keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat mengajukan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis.
tambahan atau penjelasan tertulis.
Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan
Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan keberatan
Apabila keberatan diajukan atas ketetapan pajak karena WP tidak
Apabila keberatan diajukan atas ketetapan pajak karena WP tidak
menyam-paikanSPT atau tidak menyelenggarakan pembukuan/tidak meminjamkan
paikanSPT atau tidak menyelenggarakan pembukuan/tidak meminjamkan
buku/catatan pada saat dilakukan pemeriksaan, WP harus dapat
buku/catatan pada saat dilakukan pemeriksaan, WP harus dapat
membuti-kan ketidak benaran ketetapan pajak tersebut.
kan ketidak benaran ketetapan pajak tersebut.
Ps.26 KUP
Ps.26 KUP
43
Pengurangan sanksi, Pembatalan
Pengurangan sanksi, Pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar
ketetapan pajak yang tidak benar
.
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau permohonan WP dapat :
a. mengurangkan/menghapuskan sanksi adm. dalam hal sanksi tsb. Karena kekhilafan atau bukan karena salahnya Wajib Pajak,
b. mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar
Ad.a dengan syarat :
- Mengajukan permohonan secara tertulis, dalam bahasa Indonesia, dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan.
- Diajukan ke KPP yang menerbitkan sanksi adm. tsb.
- Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tgl. surat yang diajukan pengurangan/ pengha- pusan sanksi.
- Tidak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak ybs. Ad. b. dengan syarat :
- Karena jabatan atau permohonan Wajib Pajak
- Diajukan satu permohonan untuk satu ketetapan pajak.
- Permohonan harus menyebutkan jumlah pajak terutang menurut WP.
Keputusan : dalam jangka waktu 12 bulan, lewat 12 bulan dianggap diterima.
* Atas keputusan berkaitan dengan STP dapat diajukan gugatan ke Pengadilan Pajak.
• Atas keputusan berkaitan dengan ketetapan pajak dapat diajukan permohonan kembali ke DJP dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal keputusan tersebut.
Ps. 36 UU KUP jo
Ps. 36 UU KUP jo
KMK.542/KMK.04/2000
KMK.542/KMK.04/2000
.
Kewajiban Pencatatan/ Pembukuan
Kewajiban SPT Masa/ Tahunan
SPT BENAR (TIDAK ADA KOREKSI)
PAJAK TERUTANG = MENURUT SPT => SKPN
DIRJEN PAJAK MENDAPATKAN BUKTI, SPT TIDAK BENAR (PEMERIKSA MELAKUKAN KOREKSI POSITIF),
TUJUAN PEMERIKSAAN PAJAK
TUJUAN PEMERIKSAAN PAJAK
.
1. MENGUJI KEPATUHAN WP
a. SPT-LB/SKPPKP
b. SPT yang menunjukan Rugi c. SPT tidak disampaikan d. SPT Kriteria seleksi e. Ada indikasi lain selain c.
2. TUJUAN LAIN
a. NPWP jabatan
b. Penghapusan NPWP
c. Pengukuhan/pencabutan PKP d. WP mengajukan keberatan
e. Pengumpulan bahan Norma P-PN f. Pencocokan data/alket
g. Penentuan WP lokasi
h. Penentuan satu/lebih t.t. PPN i. Tujuan lainnya
1. Menguji Kepatuhan WP 2. Tujuan lain
SPT
U
U
j
j
i
i
KEWAJIBAN, KEWENANGAN, LARANGAN
KEWAJIBAN, KEWENANGAN, LARANGAN
BAGI PEMERIKSA PAJAK
BAGI PEMERIKSA PAJAK
.
a. MEMILIKI TANDA PENGENAL/SPP
b. MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS c. MEMPERLIHATKAN TANDA PENGENAL
d. MENJELASKAN MAKSUD & TUJUAN PEMERIKSAAN e. MEMBUAT LAPORAN PEMERIKSAAN PAJAK
f. MEMBERITAHUKAN SECARA TERTULIS HASIL PEMERIKSAAN
g. MEMBERI PETUNJUK PEMBUKUAN h. MENGEMBALIKAN BUKU-BUKU/CATATAN
(Ps. 5 (1) a/d h KMK.545/KMK.04/2000)
KEWENANGAN
PEMERIKSA
(Ps.30 KUP)
MELAKUKAN PENYEGELAN TEMPAT, RUANGAN TERTENTU APABILA WAJIB PAJAK TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN
SEBAGAI WP YANG DIPERIKSA
LARANGAN
BAGI
PEMERIKSA
(Ps.34 KUP)
MEMBERITAHUKAN KEPADA PIHAK LAIN SEGALA SESUATU YANG IA KETAHUI ATAU DIBERITAHUKAN
KEPADANYA (KECUALI SEBAGAI SAKSI DI PENGADILAN)
(Ps. 5 (1) i, KMK.545/KMK.04/2000)
Melanggar larangan = tindak pidana (delik aduan) {Ps.41 (3) UU KUP}
.
.
HAK WP
Ps. 7 a,b,e, KMK.545/KMK.04/2000a. Meminta kepada pemeriksa untuk memperlihatkan Surat
Perintah pemeriksaan Tanda Pengenal Pemeriksa,
b. Meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan
pemeriksaan.
e. Meminta rincian berkenaan dengan perbedaan antara hasil
pemeriksaan dengan SPT,
Ps. 12 (3) KMK.545/KMK.04/2000
(3) Memperoleh Tanda Terima Peminjaman Buku/Catatan/
Dokumen, termasuk keluaran atau media komputer an
perangkat elektronik pengolah data lainnya yang disebutkan
secara rinci yang jelas mengenai jenis serta jumlahnya.
Ps. 15 KMK.545/KMK.04/2000
(1) Menerima pemberitahuan secara tertulis hasil pemeriksaan
berupa hal-hal yang berbeda antara SPT dengan hasil
pemeriksaan untuk ditanggapi.
(2) Memberikan tanggapan atas hasil pemeriksaan
(3) Meneima undangan untuk menghadiri pembahasan akhir.
(clossing conference)
(4) Didampingi oleh Konsultan Pajak atau Akuntan Publik.
HAK WAJIB PAJAK
HAK WAJIB PAJAK
DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK
.
.
KEWAJIBAN WP
Ps. 29 (3) a, b, c UU KUPWajib Pajak yang diperiksa wajib :
a. Memperlihatkan/Meminjamkan Buku/Catatan/ Dokumen yang berhubungan dengan Penghasilan, Kegiatan Usaha, Pekerjaan Bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak,
b. Memberi Kesempatan kepada Pemeriksa untuk memasuki tempat, ruangan atau memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan,
c. Memberikan Keterangan yang diperlukan.
KMK 545/KMK.04/2000 Ps.7.d.f,g,
d) Meminjamkan Buku/Catatan/Dokumen yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam j.w 7 hari sejak tgl. permintaan.
f) Menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila hasil pemeriksaandisetujui,
g) Menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tidak atau tidak seluruhnya disetujui, (pemeriksaan Lengkap),
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK
DALAM HAL DILAKUKAN PEMERIKSAAN PAJAK
Menolak memenuhi kewajiban Ps. 29 (3) = tindak pidana {Ps.39 (1) d UU KUP}
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN
.
TINDAK PIDANA DIBIDANG PERPAJAKAN :
TINDAK PIDANA DIBIDANG PERPAJAKAN :
Adalah perbuatan yang dalam melaksanakan Undang-undang Perpajakan
Adalah perbuatan yang dalam melaksanakan Undang-undang Perpajakan
diancam dengan hukuman pidana, baik dalam UU Perpajakan, dalam
diancam dengan hukuman pidana, baik dalam UU Perpajakan, dalam
KUHP maupun dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
KUHP maupun dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Tindak Pidana dalam melaksanakan UU Perpajakan dijumpai dalam :
Tindak Pidana dalam melaksanakan UU Perpajakan dijumpai dalam :
-
UU Perpajakan
UU Perpajakan
: UU KUP
: UU KUP
: UU PBB (Psl. 24 s/d Psl 26 UU PBB)
: UU PBB (Psl. 24 s/d Psl 26 UU PBB)
: UU Bea Meterai (Ps. 13 dan 14 UU Bea Meterai)
: UU Bea Meterai (Ps. 13 dan 14 UU Bea Meterai)
-
KUHP
KUHP
: (menurut Prof. Rochmat Soemitro dalam bukunya
: (menurut Prof. Rochmat Soemitro dalam bukunya
Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum hal.62)
Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum hal.62)
Psl. 209, 242,253, 263, 322,368, 372,417, 418, 419,
Psl. 209, 242,253, 263, 322,368, 372,417, 418, 419,
421, 425, 552 KUHP
421, 425, 552 KUHP
-
UU Tastipikor
UU Tastipikor
: memberi sesuatu, PNS DJP yang menerima sesuatu,
: memberi sesuatu, PNS DJP yang menerima sesuatu,
gratifikasi dll
gratifikasi dll
TINDAK PIDANA DALAM UU KUP :
TINDAK PIDANA DALAM UU KUP :
Diatur dalam Pasal 38 s/d Pasal 43 UU KUP.
Diatur dalam Pasal 38 s/d Pasal 43 UU KUP.
52
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-1)
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-1)
.
JENIS TINDAK
JENIS TINDAK
PIDANA
PIDANA
PERBUATAN
PERBUATAN
HUKUMAN
HUKUMAN
Setiap orang karena
kealpaannya a. Tidak menyampaikan SPT,b. Menyampaikan SPT isinya tidak benar, tidak lengkap,
Dapat menimbulkan merugikan pendapatan negara
Pidana Kurungan paling lama 1 tahun dan/atau denda paling tinggi 2 kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar
Setiap orang dengan sengaja
Wakil, kuasa yang menyuruh, turut serta, menganjur-kan atau membantu melakukan tindak pidana Pasal 38 dan pasal 39 KUP
a. Tidak mendaftarkan diri, menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP/PKP
b. Tidak menyampaikan SPT,
c. Menyampaikan SPT isinya tidak benar, tidak lengkap,
d. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan,
e. Memperlihatkan catatan/ dokumen palsu,
f. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan,
g. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut;
Dapat menimbulkan kerugian pendapatan negara
Pidana Penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-2)
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-2)
.
JENIS TINDAK
JENIS TINDAK
PIDANA
PIDANA
PERBUATAN
PERBUATAN
HUKUMAN
HUKUMAN
Seseorang yang
melakukan lagi Perbuatan Ps. 39 (1) KUP dalam janghka waktu 1 tahun sejak selesai menjalani pidana
Dilipatkan dua
(Pidana Penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar)
Setiap orang melakukan percobaan
a. Tidak mendaftarkan diri, menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP/PKP
b. Menyampaikan SPT isinya tidak benar, tidak lengkap,
Pidana Penjara paling lama 2 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar
Pejabat karena
kealpaannya Tidak merahasiakan hal yang harus dirahasiakannya Pidana Kurungan paling lama 1 tahun dan denda paling banyak 4 juta rupiah
Pejabat dengan
sengaja Tidak merahasiakan hal yang harus dirahasiakannya Pidana Kurungan paling lama 2 tahun dan denda paling banyak 10 juta rupiah
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-3)
TINDAK PIDANA PERPAJAKAN (lanjutan-3)
.
JENIS TINDAK
JENIS TINDAK
PIDANA
PIDANA
PERBUATAN
PERBUATAN
HUKUMAN
HUKUMAN
Setiap orang
dengan sengaja
Orang yang wajib memberi
atau bukti yang diminta
keterangan, tidak memberi
keterangan atau memberi
bukti yang diminta, atau
memberikan keterangan
atau bukti yang tidak benar
Pidana Penjara paling
lama 1 tahun dan denda
paling tinggi 10 juta
rupiah
Setiap orang
dengan sengaja
Menghalangi atau
mempersulit penyidikan
tindak pidana perpajakan
menyuruh, menganjurkan
atau membantu melakukan
Tindak pidana Pasal 41A
dan Pasal 41B KUP
Pidana Penjara paling
lama 3 tahun dan denda
paling tinggi 10 juta
rupiah
Pasal 41A KUP
Pasal 41A KUP
Pasal 41B KUP
Pasal 41B KUP
Pasal 43 (2) KUP
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN
.
PENYIDIK
PENYIDIK Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal
Pajak (PPNS-DJP)
WEWENANG PENYIDIK a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan/laporan agar menjadi jelas
b. Meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan, c. Meminta keterangan dan barang bukti,
d. Memeriksa buku-buku, catatan, dokumen, e. Melakukan penggeledahan,
f. Meminta bantuan tenaga ahli, g. Menyuruh berhenti seseorang, h. Memotret seseorang
i. Memanggil seseorang untuk didengar keterangannya,
j. Menghentikan penyidikan,
k. Melakuakan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
Psl.44 (2)
Psl.44 (2)
KUP
KUP
MEMBERITAHUKAN - Memberitahukan dimulainya penyidikan, dan
- Menyampaikan hasil penyidikan, kepada
Penyidik Umum (Jaksa) melalui Kepolisian sesuai ketentuan Hukum Acara Pidana yang berlaku
Psl.44 (3)
Psl.44 (3)
KUP
KUP
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
.
PENGHENTIAN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK
a. Tidak terdapat cukup bukti,
b. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dibidang perpajakan,
c. Peristiwa telah daluwarsa, d. Tersangka meninggal dunia.
Psl.44 A
Psl.44 A
KUP
KUP
PENGHENTIAN PENYIDIKAN OLEH JAKSA AGUNG
a. Untuk kepentingan negara Kejaksaan Agung dapat menghentikan penyidikan atas
permintaan Menteri Keuangan,
b. Dengan syarat Wajib Pajak telah melunasi pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan.
Psl 44B
Psl 44B
KUP
KUP
DALUARSA
PENUNTUTAN Setelah lampau waktu 10 tahun, sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, tahun pajak.