• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232009087 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232009087 Full text"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN

WAKTU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PADA KPPN PALANGKA RAYA

Oleh : ASTRID PATRICIA AMIANI

NIM : 232009087

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS :

EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI

: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

iv

MOTTO

HAVE FAITH AND BELIEVE IN YOURSELF

( EMMA WATSON )

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap

syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki

Allah didalam Kristus Yesus bagi kamu.

( 2 TESALONIKA 5 : 16-18 )

Selalu serahkan segala kesulitan pada Tuhan, Sertakan

Tuhan sebagai partner dalam pekerjaan. Dia akan

membimbing langkahmu

(7)

v

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETEPATAN WAKTU LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PUSAT PADA KPPN PALANGKA RAYA

ASTRID PATRICIA AMIANI

ABSTRACT

The aims of this research are to identify things that have not done yet by KPPN Palangka Raya in making LKPP that cause delays and to explain things that KPPN Palangka Raya should do in order to overcome it. The data used in this research is the primary and secondary, qualitative descriptive analysis technique.

The findings of this research show that human resources and technology being used in KPPN Palangka Raya are inadequate. It happens because of some aspects. The first one is the small number of employees. The second is there are some employees who do not have accounting background. The third is the insufficient number of computer used by the employees and it does not fit with the number of unit being served. Furthermore, the location of each unit is too far. It causes the delays on data transmission. Moreover, there are still some areas that do not have internet facilities causing delays on data transmission to Seksi Vera.

(8)

vi ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hal-hal yang masih kurang dilakukan oleh KPPN Palangka Raya dalam proses pembuatan LKPP sehingga LKPP menjadi terlambat dan menguraikan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh KPPN Palangka Raya, sehingga hal yang masih kurang tersebutdapat diperbaiki. Data penelitian yang digunakan adalah primerdan sekunder, dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya manusia dan teknologi infromasi pada KPPN Palangka Raya masih belum memadai. Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah karyawan pada KPPN Palangka Raya serta masih adanya pegawai yang tidak memiliki latar belakang akuntansi, komputer yang digunakan pun masih terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan jumlah satuan kerja yang dilayani. Selain itu lokasi satuan kerja yang jauh dan terpencil menyebabkan susahnya pengiriman data ditambah lagi masih ada daerah yang belum memiliki fasilitas internet sehingga menyebabkan terlambatnya data yang disampaikan kepada Seksi Vera.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan pada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini guna memenuhi syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Strata 1 pada jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan pemerintah pusat pada KPPN Palangka Raya.

Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan kertas kerja ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik maupun saran dari pembaca agar kertas kerja ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap kertas kerja ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan baru bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 24 Januari 2014

(10)

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkatNya dan kasihNya sehingga proses penyusunan kertas kerja ini dapat diselesaikan dengan baik . Dalam proses penyusunan kertas kerja ini penulis menyadari ada begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Ibu Supatmi, SE.,M.Ak.,Akt. selaku dosen pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan, waktu, pikiran serta kesabarannya dari awal proses penulisan sampai akhir penulisan kertas kerja ini.

3. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama berkuliah di UKSW serta seluruh civitas akademika UKSW.

4. Papah, Mamah dan adik-adikku yang tercinta Billy dan Christy, itak dan kakah, terima kasih atas doa, semangat serta nasihat yang selalu diberikan kepada penulis.

5. Febrella Emass dan Monika Rumokoy sahabat saya seperjuangan ketika memulai kehidupan baru di Salatiga dan didunia perkuliahan, terima kasih atas pengalaman yang telah diberikan.

(11)

ix

7. Sahabat terkasih saya Arfilindy Rende, Zefania Maleeva, Aditya Andreani, Hendra Dwi, Elsa Pebrianti, Silvia Paranita, Demiwati, Melisa Oktaviany dan Albert. Terima kasih atas kebersamaan, semangat, bantuan yang telah diberikan, motivasi, doa dan dukungan yang terus diberikan kepada saya selama proses penyelesaian kertas kerjaini. Tuhan memberkati kalian.

8. Teman-teman seperjuangan saya Ceria, Paula, Yustin, Wenly, Iga, Ka Ratna, Marcel, Hendy, Hana, Vika, Fani, Ka jesika, Cintya. Perjuangan kita belum berakhir semangat untuk terus berjuang.

9. KPPN Palangka Raya, Kepala kantor dan Seksi Vera, terima kasih karena boleh meneliti dikantornya.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis tidak dapat membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, hanya dengan doa dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang dapat penulis berikan. Akhirnya penulis berharap dan berdoa agar kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

(12)
(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

ABSTRACT ... v

SARIPATI... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

PENDAHULUAN... ... 1

TELAAH TEORITIS ... 4

Tujuan Laporan Keuangan ... 4

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ... 7

Faktor-faktor pendukung keberhasilan LKPP pada KPPN ... 9

Review Kasus pada KPPN Biak ... 13

METODE PENELITIAN ... 14

Satuan Pengamatan dan Analisis ... 14

Jenis dan Sumber data ... 14

Teknik dan Langkah Analisis ... 15

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 16

Gambaran Objek Penelitian ... 16

Struktur Organisasi ... 19

(14)

xii

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyusunan LKPP oleh KPPN

Palangka Raya ... 24

Upaya-Upaya yang Dapat Dilakukan oleh KPPN Palangka Raya ... 26

PENUTUP... 29

Kesimpulan ... 29

Keterbatasan penelitian ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 34

(15)

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

(16)

14

I. PENDAHULUAN

Sejalan dengan reformasi dibidang keuangan negara pemerintah, dalam hal ini

Kementerian Keuangan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyampaikan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) sebagaimana pada Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat pasal 71 ayat 1,yang menyatakan bahwa

Menteri Keuangan c.q Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Pemerintah

menyusun LKPP Bulanan, Semesteran dan Tahunan. Sesuai dengan ketentuan pasal

55 ayat (4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

LKPP tersebut disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)

paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir,untuk diperiksa LKPP

hasil audit BPK diserahkan kepada DPR.

KPPN Palangka Raya yang merupakan KPPN Percontohan di Indonesia

menjadi pilot proyek dalam menjalankan visi dan misi Direktorat Jenderal

Perbendaharaan dan Visi KPPN yakni “Menjadi Pelaksana Fungsi Bendahara Umum

Negara di Daerah Yang Profesional, Transparan, dan Akuntabel Guna Mewujudkan

Pemerintahan Yang Baik ” serta misi yakni “mewujudkan pelayanan publik yang

berkualitas, ramah, dan bertanggung jawab, menjamin kelancaran penyaluran

anggaran secara cepat, tepat dan transparan, menjamin penyediaan dana secara tepat

waktu, mengelola penerimaan Negara secara profesional, mewujudkan pelaporan

(17)

15

Bentuk pelayanan prima yang dapat diberikan KPPN adalah berupa penyajian

laporan keuangan yang transparan dan akuntabel sehingga KPPN menjadi unit kerja

yang terpercaya. Untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang transparan dan

akuntabel serta pemberian pelayanan yang prima dibutuhkan Sumber Daya Manusia

yang memiliki kompetensi yang tinggi. Dengan berkembang teknologi informasi

yang pesat, para pegawai dituntut untuk dapat memanfaatkan sarana yang berbasis

komputer guna mempercepat dan mengoptimalkan pelayanan diberikan. Selain itu

proses pelaporan yang disampaikan akan dapat diselesaikan tepat waktu dan lebih

akurat. Dengan demikian perlu pemberdayaan Sumber Daya Manusia untuk

mendukung pelaksanaan pelayanan yang prima pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN)Palangka Raya.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) merupakan salah satu bentuk

laporan keuangan yang menggambarkan akuntabilitas instansi pemerintah. Selain itu

dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik perlu

menyederhanakan proses bisnis yang berbasis teknologi informasi dan berdasarkan

Standard Operating Procedures (SOP). Beberapa kriteria yang menentukan peringkat

LKPP diantaranya kualitas LKPP (60%), sedangkan diantara faktor yang menentukan

kualitas LKPP adalah keakuratan data dan ketepatan waktu pada saat pelaksanaan

rekonsiliasi KPPN selaku kuasa BUN dengan satuan kerja diwilayah pembayaran

(18)

16

Perwujudan pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi dan

Penyusunan Laporan Keuangaan Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) KPPN, dan

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dituangkan dalam LKPP tingkat

Kuasa BUN disampaikan secara periodik ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan,

Direktorat Akuntansi Pelaporan Keuangan (APK) dan Direktorat Pengelolaan Kas

Negara (PKN) selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah bulan

bersangkutan berakhir, setelah dilakukan rekonsiliasi dengan Satuan Kerja

masing-masing.

Penelitian ini mengacu pada kasus yang terjadi di KPPN Biak. Menurut mantan

kepala KPPN Biak, KPPN Biak selalumengalami kendala keterlambatan pelaporan

LKPP yang disebabkan karena lemahnya sumber teknologi informasi dan kurangnya

koordinasi antara SatKer (Satuan Kerja) dengan pegawai KPPN Biak sehingga

menyebabkan penyelesaian LKPP di KPPN Biak menjadi terlambat.

Berdasarkan kasus diatas, maka penelitian ini ingin mengidentifikasi

faktor-faktor penyebab keterlambatan LKPP dan upaya yang harus dilakukan oleh KPPN

Palangka Raya agar LKPP dapat tepat waktu. Karena sampai saat ini KPPN Palangka

Raya baru melakukan perencanakan untuk melakukan sosialisasi dan penambahan

komputer, namun hal tersebut masih belum dapat terealisasi oleh KPPN Palangka

(19)

17

Penyajian dan penyelesaian LKPP yang dilakukan oleh Seksi Verifikasi dan

Akuntansi (Seksi vera) KPPN Palangka Raya secara umum sudah baik, namun

menurut kepala KPPN Palangka Raya masih sering ditemukan keterlambatan dalam

penyusunan/pembuatan LKPP tiap bulannya. Untuk itu persoalan dalam penelitian ini

yaituapa faktor-faktor yang menyebabkan LKPP KPPN Palangka Raya menjadi

terlambat dan apa upaya yang harus dilakukan oleh KPPN Palangka Raya. Penelitian

ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab keterlambatan LKPP serta

memberikan bahan masukan bagi KPPN dalam mewujudkan LKPP yang tepat waktu

dan dapat merencanakan perbaikan pada periode berikutnya dan diharapkan dari

penelitian yang sudah ada ini dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.

II. TELAAH TEORITIS

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 tujuan umum laporan keuangan adalah

menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran

lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan

(20)

18

Menurut Mahsun, Sulistyowati dan Purwanugraha (2006:135) menyebutkan

tujuan laporan keuangan keuangan sektor publik yaitu:

1. Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna

laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya

telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah

ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and restrospective

reporting)

Laporan keuangan digunakan sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban

kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan

mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun

waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya

dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga

memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan

jasa yang diterima, serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai efisiensi dan

efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

3. Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization information)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan

kebijakan dan aktivitas dimasa yang akan datang. Laporan keuangan berfungsi

(21)

19 4. Kelangsungan organisasi (viability)

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan

apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang

atau jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

5. Hubungan masyarakat (public relation)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada

organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai

kepada pemakai yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat. Laporan keuangan

berfungsi sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan.Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai

kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ( LKPP)

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05 / 2007 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang dimaksud

dengan laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban Pemerintah atas

pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Arus Kas dan

Catatan Atas Laporan Keuangan, Sedangkan menurut Peraturan Direktur Jenderal

(22)

20

Tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) dan Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Perbendaharaan dituang dalam LKPP Tingkat Kuasa BUN disampaikan

secara periodik ke Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya

10 ( sepuluh) hari kerja setelah bulan bersangkutan berakhir, setelah dilakukan

rekonsiliasi dengan satuan kerja diwilayah kerjanya masing-masing.

Proses penyelesaian rekonsiliasi laporan keuangan satker untuk penyusunan

LKPP berdasarkan Standard Operating Procedure ( SOP) sesuai Surat Keputusan

Direktur Jenderal Perbendahaan KEP-66/PB/2007 tentang Sistem Prosedur Operasi (

Standard Operating Procedure) .Selanjutnya hal-hal yang berhubungan dengan

penyampaian laporan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 171/ PMK

.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor :91/KMK.05/2007tentang Bagan Akun

Standar Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) yang wajib

menyampaikan laporan bulanan setiap bulan ke KPPN berupa laporan Realisasi

Anggaran (LRA), Neraca, dan Arsip Data Komputer (ADK) selambat lambatnya 7

(tujuh) hari kerja pada awal bulan berikutnya dan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor : 171/PMK.05/2007tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat setiap bendahara atau petugas rekonsiliasi data transaksi dengan

KPPN guna mencocokan data penerimaan dan pengeluaran Negara serta data Barang

(23)

21

Laporan keuangan berserta data transaksi disampaikan ke Kanwil Direktorat

Jenderal Perbendaharaan dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap

bulan selambat-lambatnya sepuluh hari kerja bulan berikutnya. Selain itu KPPN

diwajibkan menyampaikan LKPP Triwulanan dan Semesteran ke Kanwil Direktorat

Jenderal Perbendaharaan (DJPBN) dengan tembusan ke Direktorat Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan dan Direktorat Pengelolaan Kas Negara selambat-lambatnya 10

(sepuluh) hari kerja bulan berikutnya dan LKPP Tahunan selambat-lambatnya

tanggal 25 Januari tahun anggaran berikutnya.

Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Pada KPPN

Dalam penelitian Azhar (2006) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi

keberhasilan penerapan Permendagri No 13 tahun 2006 pada Pemerintah Aceh,

dikatakan bahwa sumber daya manusia, komitmen, dan perangkat pendukung

merupakan faktor–faktor yang mempunyai peran penting dalam penerapan

Permendagri No. 13 tahun 2006 mengenai pedoman pengelolaan keuangan.

Menurut Hadiati (2005) Sumber daya manusia adalah sumber daya yang

memiliki daya, energi, kemampuan atau kompetensi yang dapat dipergunakan untuk

membangun organisasi.

Komitmen dalam suatu organisasi begitu penting karena dengan adanya

(24)

22

sumber daya fisik, mental, serta spiritual tambahan yang dibutuhkannya untuk

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Namun, ketika komitmen itu melemah

maka, akan sulit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

(Simanjuntak,2005 : 1 dalam Warisno, 2009).

Begitu juga dengan pentingnya teknologi informasi yang bisa dilihat dari

ketersediaan perangkat pendukung berupa perangkat elektronik dalam mendukung

kinerja KPPN dalam proses pengelolaan LKPP.

1. Sumber Daya Manusia

Menurut Nitisemito (1996) sumber daya manusia dari suatu negara, bukan

modal fisik ataupun sumber daya mineral yang pada akhirnya menentukan

karakter dan kecepatan pembangunan bangsa itu sendiri.

Pendapat diatas diperkuat oleh Stoner dan Freeman (1994:463) yang

menyatakan bahwa sumber daya yang paling penting dalam sebuah organisasi

adalah sumber daya manusianya yaitu orang-orang yang menyediakan tenaga

bakat kreativitas dan semangat bagi organisasi. Sumber daya manusia yang ideal

dapat diperoleh jika individu dalam organisasi tersebut memiliki

kemampuan,kecakapan dan dorongan untuk membina usaha-usaha.

Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam suatu organisasi adalah

Sumber Daya Manusia (SDM). Permasalahan SDM dipengaruhi oleh kurang

kompetennya pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, kurangnya motivasi

(25)

23

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam

menghadapi kompetisi global semua organisasi baik publik maupun private,

dipaksa untuk lebih meningkatkan SDMnya.

Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia

merupakan personil yang memiliki potensi nyata secara fisik maupun non fisik untuk

mewujudkan eksistensi organisasi.

2. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi merupakan kombinasi teknologi komputer yang

terdiri dari perangkat keras dan lunak untuk mengolah dan menyimpan informasi

dengan teknologi komunikasi untuk melakukan pengiriman informasi.Teknologi

komunikasi digunakan sebagai alat pengiriman informasi, sedangkan informasi

diolah dan disimpan dalam komputer (Martin, 2005).

Perangkat pendukung dalam teknologi informasi merupakan perangkat

komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam

pengimplementasian suatu sistem dibutuhkan perangkat pendukung yang baik

yang terdiri atas dua bagian yaitu :

a. Perangkat keras

Menurut Sugiyono (2004), perangkat keras (hardware) adalah

perangkat yang berwujud fisik dan kasat mata. Dalam sistem yang

baru diimplementasi, perangkat keras terdiri atas beberapa bagian,

(26)

24

adalah CPU (Central Processing Unit), peralatan output, dan

kombinasi input/output.

b. Perangkat lunak

Perangkat lunak adalah perangkat lunak yang meliputi

perintah-perintah atau instruksi yang berisi program serta data yang melengkapi

dan juga mempunyai tugas yang menghubungkan manusia dengan

perangkat kerasnya.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai perangkat keras maupun perangkat

lunak diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya teknologi informasi ini,

diharapkan sistem informasi dapat berjalan secara efektif dan efisien

(Mulyono,2007).

3. Komitmen

Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku

pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi.Hal ini mencakup

cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya

mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi (Soekidjan,

2009).Komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap

tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta berkarya dan

(27)

25

Allen (1997, dalam Soekidjan, 2009).Dalam pengimplementasian sistem yang

baru, sangat dibutuhkan komitmen yang kuat dari organisasi maupun komitmen

yang kuat dari Pemerintah Daerah itu sendiri.Komitmen dari suatu organisasi

bisa dilihat dari adanya keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota suatu

organisasi, berusaha keras sesuai keinginan organisasi, serta tetap menerima nilai

dan tujuan dari organisasi tersebut (Luthans, 2009).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setyawan (2006) dia juga membahas

tentang keuntungan dan kelemahan dari komitmen yang bisa dilihat dari adanya

komitmen pimpinan organisasi sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya

komitmen dari pimpinan dan kurangnya evaluasi.Adapun kesempatan dan

ancaman dari komitmen adalah adanya kebijakan pemerintah yang mendukung

tujuan yang ingin dicapai serta komitmen pemerintah dalam meningkatkan

kualitas aparatur sedangkan yang menjadi ancaman dari komitmen adalah masih

adanya intervensi pemerintah tingkat atas (Pemerintah Pusat) (Setyawan, 2006).

Sebagai kesimpulan dari uraian diatas adalah untuk membuat LKPP perlu

SDM yang bisa diandalkan dengan adanya teknologi informasi yang berdasarkan

pada data yang akurat dan obyektif serta didukung oleh komitmen yang baik.

(28)

26

Selama semester I Tahun Anggaran 2010 tingkat kinerja KPPN Biak yang

berkaitan dengan LKPP dapat diukur dari berapa lama LKPP tersebut

diselesaikan dan dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaaraan Propinsi Papua.

Berdasarkan data-data yang dimiliki oleh KPPN Biak, kinerja penyelesaian

LKPP pada tahun 2010 pada semester I membutuhkan waktu lebih dari 10

(sepuluh) hari. Kinerja KPPN Biak dalam penyelesaian LKPP saat ini memiliki

potensi untuk ditingkatkan di masa yang akan datang.

Tingkat teknologi informasi LKPP KPPN Biak pada tahun 2009belum

optimal.Penilaian LKPP tingkat KPPN yang dilakukan setiap tahun oleh Kantor

Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk tahun 2009 KPPN Biak masih

menduduki peringkat 92 dari 178 KKPN se Indonesia. Karena proses

penyelesaian LKPP tahun 2009 yang sangat lambat sehingga rata-rata

membutuhkan waktu 10 hari kerja.

III. METODE PENELITIAN

Satuan Pengamatan dan Analisis

Satuan pengamatan penelitian ini adalah Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP).Sedangkan satuan analisis pada penelitian ini adalah Kantor Pelayanan

(29)

27

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

KPPN Palangka Raya dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang menghambat

ketepatan waktu laporan keuangan pemerintah pusat, dalam hal ini objek penelitian

adalah KPPN Palangka Raya. Ada dua jenis data, yaitu:

a. Data primer

Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh penulis langsung dari

responden (Indriantoro dan Supomo, 1999:146). Dalam penelitian ini data

primer diperoleh langsung dari hasil wawancara kepada kepala KPPN dan

Seksi Verifikasi dan Akutansi mengenai situasi dan kondisi dalam

penyusunan LKPP untuk mengidentifikasi faktor keterlambatan

penyusunan LKPP KPPN Palangka Raya sehingga LKPP dapat

disampaikan secara tepat waktu dan hasil observasi dari pengamatan

langsung pada sumber daya manusia, teknologi informasi, serta sistem dan

prosedur dalam penyusunan LKPP KPPN Palangka Raya.

b. Data sekunder

Data sekunder ini diperoleh penulis dengan cara mempelajari LKPP

dan buku panduan penyusunan LKPP.

(30)

28

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Adapun

langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menjawab persoalan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasi dan mendeksripsikan situasi dan kondisi KPPN Palangka

Raya dalam penyusunan LKPP yang terkait dengan sumber daya manusia,

teknologi informasi, dan komitmen.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan penyusunan LKPP.

3. Menguraikan upaya-upaya yang harus dilakukan KPPN Palangka Raya

agar LKPP tepat waktu.

4. Membuat kesimpulan dan saran dari keseluruhan penelitian.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Percontohan Palangka Raya

merupakan unit instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada

dibawah langsung Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharan Provinsi Kalimantan

Tengah. Gedung KPPN Percontohan Palangka Raya dibangun pada tahun 1973

dengan menggunakan sumber dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara pada lahan seluas 2.755 m2. KPPN Percontohan Palangka Raya

(31)

29

tanggal 19 Nopember tahun 1986 dengan nama Kantor Perbendaharaan Negara

(KPN) Palangka Raya dan Kantor Kas Negara (KKN) Palangka Raya.

Sejak pendiriannya pada tahun 1973, KPPN Percontohan Palangka Raya telah

mengalami beberapa kali perubahan nama dan perubahan instansi vertikal yang

membawahinya. Pada saat pertama kali didirikan, KPN dan KKN Palangka Raya

merupakan unit instansi vertikal yang berada di bawah Kanwil Wilayah Direktorat

Jenderal Anggaran Pontianak. Pada tahun 1990, dilakukan peleburan/penggabungan

terhadap dua unit kantor vertikal Direktorat Jenderal Anggaran yaitu Kantor

Perbendaharaan Negara Palangka Raya dan Kantor Kas Negara Palangka Raya.

Sesuai dengan nama kantor asal sebelum peleburan dan fungsi yang dijalankan, maka

kantor yang terbentuk tersebut diberi nama Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

Palangka Raya (KPKN).

Dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan, mempermudah

pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, serta pendekatan kepada stakeholder maka

dirasakan penting untuk mendirikan Kanwil Direktorat Jenderal Anggaran yang

khusus menangani wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 1999, Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran Palangka Raya resmi didirikan dan KPPN

Percontohan Palangka Raya yang waktu itu masih bernama KPKN Palangka Raya

termasuk instansi vertikal dibawahnya.

Tahun 2004 dilaksanakan reorganisasi Unit Eselon Satu di lingkup Departemen

(32)

30

anggaran atau APBN. Dari reorganisasi ini, Direktorat Jenderal Anggaran pecah

menjadi Dua Unit Eselon Satu, yaitu Direktorat Jenderal Anggaran

yang melaksanakan fungsi perencanaan anggaran dan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang malaksanakan fungsi di bidang pelaksanaaan anggaran. KPKN

yang melaksanakan fungsi perbendaharaan dan fungsi pembayaran (pelaksanaan

anggaran) masuk ke dalam Unit Eselon Satu Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Didorong akan pemahaman mengenai konsep tata pemerintahan yang

menempatkan aparatur negara (PNS) sebagai abdi negara atau pelayan masyarakat,

dan fungsi yang masih melekat, nama Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

Palangka Raya pada awal tahun 2004 diganti menjadi Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Palangka Raya. Perubahan nama tersebut diharapkan

dapat menjadi pengingat/alarm kepada seluruh pegawai di lingkup Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Palangka Raya untuk lebih memahami tentang

kedudukannya terhadap masyarakat yang dilayani sehingga kualitas pelayanan yang

diberikan dapat ditingkatkan.

Reformasi birokrasi keuangan yang menghendaki adanya peningkatan

transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pelayanan publik dengan menghilangkan

prosedur pelayanan birokrasi yang berbelit-belit yang rawan akan korupsi, kolusi, dan

nepotisme maka Direktorat Jenderal Perbendaharaan membentuk kantor pelayanan

percontohan. KPPN Palangka Raya dipilih menjadi salah satu unit kantor pelayanan

(33)

31

Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, SH didampingi Direktur Sistem

Perbendaharaan Drs. K.A Badaruddin, MSc dengan nama Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Percontohan Palangka Raya.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi

atau aktivitas yang beranekaragam dihubungkan sampai batas tertentu, juga

menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja (Suranto, 2005: 85). Struktur

organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang

satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi. Dalam

struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor

kepada siapa, guna mencapai tujuan utama bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara Palangka Raya.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI No.169/PMK.01/2012 KPPN

Palangkaraya termasuk KPPN Tipe A yang terdiri dari Sub Bagian Umum, Seksi

Pencairan dana, Seksi Manajemen SatKer dan Kepatuhan Internal (MSKI), Seksi

Bank, Seksi Verifikasi dan Akuntansi.

Struktur organisasi dan susunan personalia tersebut secara lebih rinci tertuang

(34)

32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Palangka Raya

Sumber : KPPN Palangka Raya

(35)

33

Situasi dan Kondisi KPPN Palangka Raya Dalam Penyusunan LKPP di KPPN

Palangka Raya agar Tepat Waktu

Perwujudan pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-36/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi dan

Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara KPPN, dan Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang dilaporkanmelalui LKPP tingkat

Kuasa BUN disampaikan secara periodik ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan

selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah bulan bersangkutan berakhir, setelah

dilakukan rekonsiliasi dengan Satuan Kerja diberbagai wilayah. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan Kepala KPPN Palangka Raya :

Akibat terlalu jauh dan terpencilnya lokasi satuan kerja membuat laporan

rekonsiliasi menjadi terlambat selain itu penyebab lainnya karena kondisi geografis

wilayah di Kalimantan Tengah yang menyebabkan susahnya menjangkau lokasi

satuan kerja yang tersebar di provinsi Kalimantan Tengah.

(36)

34

Tabel 4.1 Struktur Pegawai di KPPN Palangka Raya

Posisi/Jabatan Jumlah Pegawai

Kepala Kantor 1

Sub Bagian Umum 7

Seksi Pencairan Dana 13

Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal 5

Seksi Bank 5

Seksi Verifikasi dan Akuntansi 5

Jumlah 36

LKPP dibuat langsung oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi, dimana terdapat 5

pegawai pada Seksi Verifikasi dan Akuntansi yang bertugas untuk menyusun LKPP.

Namun ada 2 pegawai KPPN Palangka Raya dari Seksi Verifikasi dan Akuntansi

yang tidak memiliki latar belakang Akuntansi ataupun yang mengerti Teknologi

Informasi, sedangkan pegawai yang memiliki latar pendidikan Akuntansi atau

mengerti tentang Teknologi Informasi ada 3 orang. Berikut kutipan hasil wawancara

dengan Kepala KPPN Palangka Raya :

(37)

35

Prasarana dan sarana teknologi informasi yang sudah dipenuhi oleh KPPN

Palangka Raya dalam mendukung kecepatan operasional pegawai KPPN dan

menunjang akurasi data yang diolah yaitu dengan adanya hardware dan software

yang mendukung.Adapun komputer yang dimiliki KPPN Palangka Raya untuk proses

penyusunan LKPP adalah sebagai berikut:

a. 15 komputer untuk melayani rekonsiliasi data.

b. 6 komputer untuk server pengolahan data base.

c. 13 komputer untuk proses penggabungan menjadi LKPP.

d. 2 komputer untuk administrasi dan pembuatan berita acara rekonsiliasi

Jadi terdapat 36 unit komputer yang semuanya dalam kondisi yang baik dan

lancar untuk memberikan pelayanan kepada 298 satuan kerja dilingkungan kerja

KPPN Palangka Raya. Adapun Software yang digunakan Seksi Vera dalam

penyusunan LKPP yaitu dengan menggunakan aplikasi file Excel khusus untuk

penyusunan LKPP, aplikasi Bendum, dan aplikasi SP2D. Ada banyak fasilitas yang

disediakan oleh KPPN Palangka Raya, selain fasilitas standar pelayanan kepada mitra

kerja yang meliputi ruang tunggu, nomor antrian, layar monitor penyelesaian Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D), bagan alir penyelesaian SP2D, serta papan

pengumuman lainnya, KPPN Palangka Raya juga memiliki fasilitas komputer yang

memadai misalnya saja seperti jaringan Local Area Network (LAN) serta hotspot

internet. Komunikasi dengan KPPN dari seluruh unit kerja DJPBN dilakukan secara

(38)

36

program melalui internet tersebut menjamin kecepatan penyampaian materi. Adapun

pertanyaan maupun masukan yang diperlukan guna penyempurnaan program juga

dapat dilakukan melalui website. Berikut kutipan hasil wawancara dengan Kepala

KPPN Palangka Raya :

Hal ini diperkuat dari hasil wawancara pada Kepala Seksi Verifikasi dan

Akuntansi Palangka Raya yang menyatakan bahwa :

Bentuk komitmen pimpinan diwilayah KPPN Palangka Raya yaitu berupa

melakukan penambahan inventaris kantor seperti komputer keluaran terbaru, printer,

meja, kursi, dan fasilitas elektronik lainnya. Bentuk komitmen pimpinan lainnya yaitu

berupa melakukan sosialisasi dan pembinaan dalam bentuk Diklat/Kursus bagi

pegawai yang belum kompeten dan bagi pegawai yang masih belum mengerti

sepenuhnya mengenai teknologi informasi khususnya dibidang Akuntansi.

“Operasionalisasi pada penyusunan LKPP juga dilengkapi dengan sarana aplikasi komputerisasi yang distandarkan dari pusat. Masih ada lagi bentuk komitmen dari pimpinan yaitu pemeringkatan kualitas LKPP yang disusun unit vertikal DJPBN secara tahunan pada berbagai level LKPP”.

(39)

37

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyusunan LKPP oleh

KPPN Palangka Raya

Berdasarkan situasi dan kondisi yang telah dijelaskan diatas maka hal-hal yang

menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyusunan LKPP oleh

KPPN Palangka Raya yaitu:

1. Sumber Daya Manusia yang Belum Kompeten

Salah satu penyebab lambatnya proses penyusunan LKPP KPPN

adalah lemahnya kompetensi SDM yang ada pada satuan kerja diwilayah

kerja KPPN Palangka Raya maupun didalam KPPN Palangka Raya sendiri

khususnya di bagian Seksi Verifikasi dan Akuntansi yang secara teknis

melaksanakan tugas pembuatan dan pengiriman LKPP.

Penyebab SDM yang tidak kompeten itu sendiri karena belum tepatnya

latar belakang pendidikan pegawai yang ditempatkan pada setiap Seksi serta

pegawai yang bekerja didalam Seksi adalah pegawai yang belum

sepenuhnya mengerti aplikasi software komputer yang digunakan dalam

penyusunan laporan LKPP .

2. Rendahnya Teknologi Informasi

Masih sedikitnya jumlah komputer yang dimiliki oleh KPPN Palangka

Raya membuat membuat pegawai merasa cukup berat dalam software

melakukan pelayanan kepada 298 satuan kerja. Masih kurang updatenya

(40)

38

Komputer yang dipakai masih ada yang menggunakan komputer

produk lama. Komputer yang digunakan tidak menggunakan aplikasi

teknologi informasi yang berupa single database.

3. Jauhnya Lokasi Satuan Kerja

Kendala yang sering dihadapi KPPN Palangka Raya adalah apabila

ditemukan kesalahan dalam laporan rekonsiliasi satker ataupun data SAI,

maka perbaikan yang dilakukan akan memakan waktu lama. Rekonsiliasi

dilakukan antara satker dengan KPPN yaitu untuk mencocokkan data

realisasi penerimaan maupun pengeluaran dalam setiap bulan.Rekonsiliasi

dilakukan pada setiap awal bulan untuk realisasi bulan

sebelumnya.Pelaksanaan rekonsiliasi satker dengan KPPN sampai sekarang

masih mengalami keterlambatan. Hal tersebut terjadi karena kondisi

geografis alam Kalimantan Tengah dan jarak antara kantor satuan kerja

dengan lokasi KPPN Palangka Raya yang cukup jauh dan masih terpencil

seperti di Kabupaten Gunung Mas yang memang letaknya jauh dari Kota

Palangka Raya.

Upaya-Upaya yang Dapat Dilakukan oleh KPPN Palangka Raya Agar LKPP

(41)

39

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan KPPN Palangka

Raya dalam penyusunan LKPP yang tepat waktu, maka upaya yang dapat dilakukan

yaitu :

1. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Agar sasaran dalam pendidikan dan pelatihan pegawai dapat terpenuhi

maka solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengusulkan Diklat yang

berkaitan dengan akuntansi, hal ini perlu dilakukan agar pegawai yang

ditempatkan di seksi Vera KPPN sudah memiliki kompetensi dibidang

akuntansi, seperti tamatan Prodip STAN ataupun pegawai yang mempunyai

latar belakang Sarjana Ekonomi spesialis akuntansi sehingga dalam

menjalankan tugas tidak mengalami hambatan.KPPN Palangka Raya dapat

mengusulkan Diklat/kursus aplikasi komputer yang dilakukan untuk pegawai

yang belum pernah menggunakan komputer agar terlebih dahulu diajarkan

tentang dasar-dasar komputer bukan langsung melaksanakan praktek aplikasi

padahal pegawai yang bersangkutan baru mengenal komputer. Kemudian

diajarkan pengenalan aplikasi operasionalnya sehingga mempermudah

didalam pelaksanaan tugas pada saat pegawai yang dimaksud sudah

ditempatkan pada bagiannya bukan belajar setelah bekerja melainkan

dipersiapkan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja. Solusi-solusi lainnya

yang dapat dilakukan yaitu :

(42)

40

Melakukan pembinaan secara langsung ke satuan kerja

masing-masing dalam wilayah KPPN Palangka Raya yaitu dengan cara

membentuk sebuah tim yang terdiri atas beberapa pegawai dari seksi

Vera untuk membina langsung setiap Satker dan membantu mereka

dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan laporan

keuangan maupun yang mengalami kesulitan dalam menjalankan

aplikasi komputer. Dengan demikian diharapkan akan dapat

meningkatkan keakuratan Laporan keuangan yang dihasilkan dan dapat

disampaikan secara tepat waktu sehingga pada akhirnya akan

mempermudah bagi KPPN dalam penyusunan LKPP

bulanan,semesteran maupun tahunan.

b. Melaksanakan Sosialisasi kepada Satker

Melaksanakan Sosialisasi kepada Satker untuk meningkatkan

pemahaman mengenai pentingnya penyusunan laporan keuangan tingkat

satuan kerja, sehingga mereka bisa mengadakan rekonsiliasi dan

mengirimkan data kepada KPPN Palangka Raya secara tepat waktu,

untuk itu perlu diberikan bantuan, bimbingan dan motivasi kepada

mereka. Langkah-langkah yang dapat diambil diantaranya dengan cara

mengadakan sosialiasi kepada pihak Satker selama 6 hari dengan

melibatkan Bidang Akuntansi dan Pelaporan Kanwil Ditjen

(43)

41

2. Meningkatkan Penggunaan Teknologi Informasi

Meningkatkan teknologi komputer dengan cara menggunakan aplikasi

komputer yang berbasissingle database, sehingga data transaksi dari SP2D

yang diterbitkan oleh Seksi Perbendaharaan dapat diproses oleh seksi

lainnya melalui load master dan untuk Arsip Data Komputer dari data

penerimaan bank persepsi oleh Seksi Bank/Pos dapat langsung diproses oleh

Aplikasi bendum menjadi laporan untuk diberikan kepada Seksi Verifikasi

dan Akuntansi. Keunggulan-keunggulan aplikasi yang berbasis single

databaseini yaitu :

a. Menjamin kesamaan data yang disajikan karena setiap seksi

menggunakan database yang sama.

b. Menjamin akurasi data karena perbaikan data hanya bisa dilakukan

pada server.

c. Menjamin kecepatan proses pelaporan keuangan karena bisa

langsung diproses oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi sebagai

penyusun LKPP KPPN.

Selain itu KPPN Palangka Raya dapat mengganti komputer yang

sudah lama dengan yang baru karena komputer jenis baru memiliki

kecepatan yang lebih cepat daripada komputer jenis lama, selalu mengupdate

software terbaru agar pegawai tidak menggunakan software jenis lama dan

(44)

42

dimiliki KPPN Palangka Raya yang berjumlah 36 sangat sedikit dan tidak

sebanding dengan jumlah satuan kerja yang dilayani yaitu sebanyak 298

satuan kerja.

Jauhnya lokasi satuan kerja dapat diatasi dengan cara Satuan kerja

dapat menggunakan software yang terdapat di komputer yaitu misalnya

seperti email namun apabila didaerah tersebut tidak memiliki internet atau

jaringan hotspot sebaiknya pemerintah membantu dan mengusahakan untuk

mengadakan internet didaerah tersebutsehingga laporan rekonsiliasi tersebut

dapat sampai di KPPN Palangka Raya tepat waktu dan Seksi Vera dapat

membuat LKPP dengan cepat karena data yang diterima lebih cepat sampai

di KPPN.

V. PENUTUP

Kesimpulan

Dari data yang telah dianalisis dan dibahas pada bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan, yaitu sumber daya manusia dan teknologi infromasi pada

KPPN Palangka Raya masih belum memadai. Hal ini dikarenakan sedikitnya

jumlah karyawan pada KPPN Palangka Raya serta masih adanya pegawai

yang tidak memiliki latar belakang akuntansi, komputer yang digunakan pun

masih terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan jumlah satuan kerja yang

(45)

43

susahnya pengiriman data ditambah lagi masih ada daerah yang belum

memiliki fasilitas internet sehingga menyebabkan terlambatnya data yang

disampaikan kepada Seksi Vera.

Dari kelemahan yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun upaya yang

dapat dilakukan oleh KPPN Palangka Raya khususnya bagi Seksi Verifikasi

dan Akuntansi yang sepenuhnya proses penyusunan LKPP ditangani oleh

Seksi Verifikasi dan Akuntansi, yaitu sebagai berikut :

1. KPPN Palangka Raya dapat mengusulkan melakukan pembinaan

secara langsung ke satuan kerja masing-masing dalam wilayah

KPPN Palangka Raya.

2. Melaksanakan Sosialisasi kepada Satker untuk meningkatkan

pemahaman mengenai pentingnya penyusunan laporan keuangan

tingkat satuan kerja.

3. Meningkatkan teknologi komputer dengan cara menggunakan

aplikasi komputer yang berbasis single database.

4. Sebaiknya KPPN Palangka Raya mengganti komputer yang sudah

lama dengan komputer jenis baru, selalu mengupdate software

terbaru agar pegawai tidak menggunakan software jenis lama dan

menambah jumlah komputer pada KPPN Palangka Raya.

5. Sebaiknya pemerintah dapat lebih membantu dengan mengadakan

(46)

44

mengusahakan untuk mengadakan internet didaerah yang tidak

memiliki internet.

6. Satuan kerja lebih baik menggunakan software yang terdapat di

komputer yaitu misalnya seperti emailuntuk mengirimkan laporan

rekonsiliasinya.

Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tentu mempunyai keterbatasan, demikian halnya dengan

penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini adalah keterbatasan dalam memperoleh

informasi KPPN Palangka Raya, karena pada saat penelitian ini berlangsung ada

pergantian kepala KPPN Palangka Raya sehingga ada perbedaan pendapat antara

kepala KPPN Palangka Raya sebelumnya dengan kepala KPPN Palangka Raya yang

(47)

45

DAFTAR PUSTAKA

Azhar. 2006. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 pada Pemerintah Kota Banda Aceh”.Tesis. Program Pasca Sarjana USU : Medan

Hadiati, S. dan Sukadarto 2005. Manajemen SDM, Keuangan dan Material. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara

Heris B. Simanjuntak ( 2005 ). Jiwasraya Magazine., Edisi Nopember.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE,

Yogyakarta.

Mahsun Mohammad, Sulistiyowati Firma., dan Purwanugraha Heibertus andre,

2006.Akuntansi Sektor Publik. BPFE. Yogyakarta

Martin, 2005, pengertian teknologi informasi dan komunikasi.

http://coretaninimiliksiapa.blogspot.com/2013/07/pengertian-teknology-para-ahli-dunia.html. 15 Oktober 2011

Mulyono, S. 2007. “Struktur Hardware Komputer”, Jurnal Struktur Komputer, Vol3,

No.1, Hal 6-7.

Nitisemito,Alex S.1996 Manajemen Personalia ( Manajemen Sumber Daya Manusia),edisi keiga,Jakarta Ghalia Indonesia.

(48)

46

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2006 tentang Pedoman Penyusunan LKPP Tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor :91/KMK.05/2007tentang Bagan Akun Standar Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007/ tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Setyawan. 2006. “Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Pemerintah Kabupaten TanahDatar”.Tesis yang diunduh dari

http://repository.unand.ac.id/502/.

Stoner, James AF dan Freeman,R.Edward,1994 ,Manajemen,Jilid II, Jakarta,Indonesia

Sugiyono, 2004.Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV Alfabet, Bandung.

Suranto, 2005, Komunikasi Perkantoran; Prinsip Komunikasi untuk Meningkatkan Kinerja Perkantoran, Cetakan I. Depok, Yogyakarta:Media Wacana.

(49)

47

CURRICULUM VITAE

PERSONAL DATA

Name : Astrid Patricia Amiani

Place & Date of birth : Palangka Raya, September 23rd, 1991

Gender : Female

Religion : Christian

Address (home) : Jalan Uria Mapas No 07

Palangka Raya, Central Kalimantan

Telephone number : 085249433470

E-mail :[email protected]

HISTORY EDUCATION

1. Kinder Garten : Sinar Surya Catholic of Kinder Garten,Palangka Raya

(1995-1996)

2. Primary Schools : Langkai 7 Elementary School, Palangka Raya,

(1996-2002)

2. Junior High School : Junior High School 2, Palangka Raya,

(2002 – 2005)

3. High School : Senior High School 1, Palangka Raya

(2005-2009)

4. College : Satya Wacana Christian University, Faculty of

Economics and Business, Studies Program

(50)

48

DRAFT WAWANCARA

Sumber data dari penelitian ini berasal dari wawancara pada kepala KPPN

Palangka Raya dan Seksi Verifikasi dan Akuntansi di KPPN Palangka Raya.

1. Bagaimana sejarah berdirinya KPPN Palangka Raya?

2. Bagaimana struktur organisasi KPPN Palangka Raya dan berapa banyak

pegawai yang bekerja di KPPN Palangka Raya?

3. Apakah latar belakang pendidikan pegawai sesuai dengan pemisahan tugas

pekerjaan?

4. Bagaimana kondisi dan situasi KPPN Palangka Raya dilihat dari aspek

sumber daya manusia, komitmen serta teknologi informasi nya?

5. Berapa jumlah satuan kerja yang harus dilayani oleh KPPN Palangka Raya?

6. Apakah Faktor-faktor pendukung agar LKPP dapat berkualitas dan tepat

waktu?

7. Apakah penyebab dari terlambatnya penyampaian data SAI dari Satker?

8. Bagaimana Upaya KPPN kedepannya agar LKPP tidak mengalami

keterlambatan dan bisa disampaikan secara tepat waktu?

9. Apakah faktor-faktor dalam mendukung KPPN yang tepat waktu tersebut

sudah diterapkan?

10.Dalam penyampaian LKPP, sistem apa yang digunakan oleh KPPN?

11.Dalam proses penyelesaian LKPP apakah telah disesuaikan dengan

undang-undang dan menurut buku pedoman penyusunan LKPP? Jika belum apa

penyebabnya?

12.Apa saja Faktor-faktor penghambat sehingga penyampaian LKPP menjadi

Gambar

Tabel 4.1  Struktur Pegawai di KPPN Palangka Raya...................................................
Gambar 4.1  Struktur Organisasi
Tabel 4.1 Struktur Pegawai di KPPN Palangka Raya

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi petani menanam cabe di Kecamatan Lembah Gumanti kabupaten Solok ini disebabkan oleh petani cabe supaya cabenya lebih bagus dan menghasilkan produksi cabe

ƒ Diagenesis ketiga terjadi dalam lingkungan fresh water phreatic, yang ditandai oleh pelarutan butiran, matriks dan semen yang membentuk porositas vuggy dan moldic; pelarutan

Agar mencapai hasil optimal yang diinginkan, perencana dapat menggunakan Rekayasa Nilai (Value Engineering) dimana metode ini dapat dipakai untuk menganalisis

Melalui gambar, yaitu apabila seseorang akan membuat cetakan permanen, maka ia akan membutuhkan suatu gambar pedoman dari benda yang akan dibuat dalam proses pengerjaan awal.

Gambar 4.3 Map & Chart 10 besar perolehan suara terbanyak Partai Demokrat hampir dominan di semua kecamatan di Daerah Pemilihan Kota Semarang, seperti yang disampaikan

Dengan mengusung tema yang ditujukan untuk memberi informasi bagi pelajar atau mahasiswa maupun masyarakat umum, dengan bangga kami mempersembahkan sebuah acara

9 Saya yakin dapat membuat program kerja yang tepat untuk unit yang saya pimpin.. 10 Saya mampu berusaha keras untuk menyusun program kerja

Oleh karena itu menarik untuk diteliti apakah perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT.Indomobil Suzuki dalam bentuk pengajuan fasilitas pembebasan PPh Impor sudah sesuai