• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepuasan Kerja, Kemampuan Menyusun RPP dengan Kinerja Mengajar Guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono T2 942011088 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepuasan Kerja, Kemampuan Menyusun RPP dengan Kinerja Mengajar Guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono T2 942011088 BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Kinerja Mengajar Guru

2.1.1 Pengertian Kinerja Mengajar Guru

Hanif (2004) menyebutkan bahwa kinerja meng-ajar guru adalah prestasi kerja guru yang ditunjukkan dalam empat dimensi yaitu keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban, serta keterampilan hubungan antar pribadi.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan guru adalah pendi-dik profesional dengan tugas utama mendipendi-dik, menga-jar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Berdasarkan pengertian kinerja dan dimensi-dimensi kinerja mengajar guru dapat dijelaskan bahwa kinerja mengajar guru merupakan prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan keterampilan mengajar, keterampilan manajemen, kedisiplinan dan ketertiban, dan keterampilan hubungan pribadi.

a. Keterampilan Mengajar

(2)

mengajar yang baik yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan meng-adakan variasi, keterampilan menjelaskan, an membuka dan menutup pelajaran, dan keterampil-an pembelajarketerampil-an perseorketerampil-angketerampil-an.

Keterampilan bertanya. Pertanyaan yang tersu-sun dengan baik dan teknik bertanya yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa (Dharma, 2008). Pertanyaan dapat meningkatkan partisipasi siswa, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu, menuntun proses berfikir siswa dan memusatkan perhatian siswa. Dalam memberikan pertanyaan, guru menggunakan kalimat yang jelas dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.

Keterampilan memberi penguatan. Penguatan merupakan suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku tertentu. Penguatan diberikan agar siswa lebih semangat dalam belajar. Penguatan akan bermanfaat apabila disampai-kan kepada siswa dengan tepat.

Keterampilan mengadakan variasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru perlu mengadakan variasi untuk mengatasi kejenuhan, sehingga siswa tetap tekun dan aktif mengikuti kegiatan belajar meng-ajar. Variasi yang dimaksud adalah variasi metode, strategi, alat peraga, dan media pembelajaran.

(3)

harus menyampaikan dengan jelas, sistematik, mudah dipahami, dan tidak berbelit-belit. Kadang-kadang perlu juga diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan materi yang dijelaskan.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Seorang guru harus memiliki keterampilan membuka pelajaran agar siswa tertarik dan berminat untuk mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Pada akhir pelajaran guru juga harus memiliki keterampilan menutup pelajaran dengan baik, yaitu dengan membu-at rangkuman membu-atau melaksanakan evaluasi.

Keterampilan pembelajaran perseorangan. Guru mampu mengadakan pendekatan secara pribadi dan mampu membimbing siswa agar siswa belajar lebih nyaman, mudah dan bersemangat. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan (kecapatan menerima pelajaran) dan sesuai kebutuhannya.

b. Keterampilan Manajemen

(4)

c. Disiplin dan Tertib

Peraturan-peraturan yang ada di sekolah diper-lukan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Seorang guru harus dapat mewujudkan kedisiplinan dan ketertiban yaitu datang dengan tepat waktu, menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung-jawab dan menyelesaikan administrasi dengan dengan baik.

d. Hubungan antar Pribadi

Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-nya terutama dalam kegiatan belajar mengajar sangat membutuhkan kerja sama yang baik antara guru, kepala sekolah, siswa dan orang tua siswa. Kerja sama antara sesama guru dan kepala sekolah dapat terwu-jud dalam hal penyelesaian administrasi. Kerja sama dengan siswa dapat diwujudkan terkait dengan materi pelajaran, kepribadian dan juga masalah sosial lain-nya. Kerja sama dengan orang tua siswa diwujudkan dalam rangka memberikan masukan terkait dengan kondisi siswa sehingga guru dapat membantu siswa dengan tepat.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru

(5)

a. Pengembangan Profesi

Guru merupakan suatu profesi, artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar pendidikan (Uno, 2008). Keahlian seorang guru diperoleh melalui Diklat secara berkesinambungan. Dengan meningkatnya keterampilan guru dalam mengajar diharapkan kinerja mereka dalam mengajar semakin meningkat.

b. Kemampuan Profesional

Seorang guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika ia memiliki kemampuan profesional. Ia mampu mengembangkan materi ajar serta menggunakan metode mengajar dengan baik. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran meliputi kemampuan merenca-nakan, melaksamerenca-nakan, dan mengevaluasi pem-belajaran, (Indrawati dalam Sudarmadi, 2011). Semakin tinggi kemampuan profesional guru semakin tinggi kinerja mengajar guru.

c. Komunikasi

Guru dalam proses pembelajaran dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi dengan sesama guru, karyawan dan orang tua murid. Pada saat mengajar guru dituntut mampu berkomunikasi dengan para siswa. Kemampu-an komunikasi akKemampu-an membKemampu-antu siswa mengua-sai materi pelajaran yang dipelajarinya. Pene-litian yang dilakukan oleh Rahardja, 2004 (dalam Sudarmadi, 2011) menyimpulkan bahwa kemampuan berkomunikasi guru ber-pengaruh pada kinerja mengajar guru. Sema-kin tinggi kemampuan guru berkomunikasi semakin tinggi kinerja mengajar guru.

d. Kesejahteraan

(6)

meningkatkan kinerja mengajar. Pemberian tunjangan sertifikasi bagi guru merupakan langkah pemerintah dalam rangka meningkat-kan kesejahteraan guru. Penelitian yang dilakukan oleh Amaliya, 2008 (dalam Sudarmadi, 2011) menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru. Semakin tinggi kesejahteraan guru semakin tinggi pula kinerja mengajar guru.

e. Iklim Kerja

Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Suasana yang menggambarkan hubungan dan interaksi antara unsur-unsur sekolah merupakan iklim sekolah. Iklim sekolah yang baik akan menum-buhkan sikap kerja sama dan saling mendu-kung dan membangun. Penelitian yang dilaku-kan oleh Sulardi, 2007 (dalam Sudarmadi, 2011) menemukan bahwa iklim kerja guru mempengaruhi kinerja mengajar guru.

2.2 Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

(7)

2.2.1 Komponen RPP meliputi:

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualitas ke-mampuan minimal peserta didik yang menggambar-kan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampil-an yketerampil-ang diharapkketerampil-an dicapai pada setiap kelas dketerampil-an/ atau semerter pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pela-jaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4. Indikator pencapaian kompetensi

(8)

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetap-kan. Pemilihan metode pembelajaran desesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karak-teristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

9. Kegiatan pembelajaran

(9)

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; (b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembela-jaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menye-nangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemamdirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplo-rasi, elaboeksplo-rasi, dan konfirmasi.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

2.2.2 Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

(10)
(11)

2.3 Kepuasan Kerja

2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja Guru

Menurut Wijono (2010) bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Perasaan puas atau tidak puas tergantung dari individu mem-persepsikan ketidaksesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginan dan hasil yang telah dicapainya. Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang. Seorang guru akan merasa puas manakala kebutuhan-kebutuhan terpenuhi. Guru yang memiliki kepuasan tinggi akan bekerja dengan lebih baik, disiplin, dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang menyenangkan.

Menurut Sultani (2013) bahwa bentuk-bentuk kepuasan bagi pegawai dalam menjalankan aktivitas-nya dihubungkan dengan kepuasan yang diterima dapat berupa penerimaan gaji berkala, promosi jabat-an, pemberian penghargaan atas karier, mendapat cuti tahunan dan tunjangan kerja, diperuntukkan untuk meningkatkan kinerjanya.

(12)

pres-tasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, dan sifat dari pekerjaan itu sendiri. Sementara Jewel L.N. dan Mac Siegal (1998), dalam Subakti Syaiin (2008) menje-laskan kepuasan kerja menggunakan lima dimensi kepuasan terhadap pekerjaan yaitu dari aspek peker-jaan itu sendiri, pengawasan, penggajian, kesempatan promosi, dan aspek rekan kerja sebagai faktor penentu kepuasan kerja.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru

Menurut Herzberg (dalam Wijono, 2010) menye-butkan sembilan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu:

a. Supervisi

Supervisi akademik merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk memperbaiki pengajarannya. Melalui supervisi akan diketa-hui guru yang memiliki semangat kerja tinggi, guru yang bekerja dengan baik dan akan diperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru. Penelitian Sudarmadi (2011) menunjukkan bahwa sema-kin intensif kepala sekolah melaksanakan supervisi semakin tinggi kinerja mengajar guru.

b. Teman kerja

Hubungan dan kerja sama yang baik antar guru akan mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya. Tugas yang berat akan menjadi ringan. Mereka akan merasa puas jika tugas-tugas yang dipercayakan akan dapat terselesaikan dengan baik.

c. Kondisi kerja

(13)

prasarana yang digunakan. Pemanfaatan waktu yang baik, lingkungan yang nyaman serta kelengkapan sarana prasarana akan dapat meningkatkan guru dalam melaksana-kan tugasnya.

d. Imbalan jasa/upah

Upah atau gaji yang diterima, meliputi besar-nya gaji, kesesuaian gaji dengan pekerjaan, tunjangan seperti tunjangan sertifikasi bagi guru. Ada hubungan antara gaji guru dan mutu pendidikan, artinya bahwa tinggi ren-dahnya gaji guru dapat mempengaruhi mutu pendidikan (Surya, 2004).

e. Jaminan rasa aman

Seorang guru agar dapat melaksanakan tugas-nya dengan baik sangat membutuhkan kea-manan dalam bekerja. Rasa aman sangat mempengaruhi seorang guru dalam memberi-kan pelajaran di sekolah. Guru membutuhmemberi-kan perlindungan terhadap keadaan membahaya-kan yang dapat mengancam jiwanya, juga jaminan kesejahteraan sosial yang berupa tunjangan kesehatan dan tunjangan hari tua.

f. Tanggung jawab

Seorang guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu mengajar dan mem-bimbing siswa, baik dalam pelajaran maupun pembentukan sikap. Tugas dan tanggung jawab yang dapat diselesaikan dengan baik akan mendatangkan kepuasan dalam bekerja.

g. Pekerjaan itu sendiri

(14)

h. Kemajuan/Pengembangan diri

Kepuasan kerja guru akan dipengaruhi oleh adanya pengembangan diri. Guru yang diberi-kan kesempatan untuk berkembang seperti mengikuti penataran, lokakarya, seminar, studi lanjut, KKG atau MGMP maka mereka akan lebih mampu dalam mengajar, membim-bing, melatih, dan mendampingi anak didik.

i. Pengakuan/penghargaan

Pengakuan/penghargaan sangat dibutuhkan oleh guru, karena dengan adanya pengakuan dari orang lain terutama atasan, maka guru akan dapat meningkatkan semangat bekerja. Pengakuan dapat berupa pujian, piagam, barang atau uang seperti misalnya adanya pemberian tunjangan sertifikasi sebagai peng-hargaan atas prestasi yang dimiliki oleh guru sebagai tenaga profesional (Mulyasa, 2009).

2.4 Sertifikasi Pendidik

Sertifikasi pendidik/guru adalah prosedur yang digunakan oleh pihak yang berwenang untuk membe-rikan jaminan tertulis bahwa seseorang telah meme-nuhi persyaratan kompetensi sebagai pendidik.

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebu-tuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetap-kan (Mulyasa, 2009: 34).

(15)

bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompe-tensi sebagai seorang pendidik yang profesional.

2.4.1 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik-an dPendidik-an Tenaga KependidikPendidik-an Departemen PendidikPendidik-an Nasional (2007) menyebutkan bahwa:

Program sertifikasi pendidik bertujuan untuk: (1)Menentukan kelayakan guru dalam melaksana-kan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewu-judkan tujuan pendidikan nasional, (2) Meningkat-kan profesionalitas guru, termasuk di dalamnya kesejahteraan guru, (3) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (4) meningkatkan marta-bat guru.

Menurut Wibowo (2004) dalam Mulyasa (2009, 35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:

(1) melindungi profesi pendidik dan tenaga kepen-didikan, (2) melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, (3) mem-bantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, (4) membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (5) memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

(16)

dalam rangka pengembangan kompetensi, peningkat-an profesionalisme, dpeningkat-an pengembpeningkat-angpeningkat-an karier tenaga kependidikan secara berkelanjutan dan peningkatan program pelatihan yang lebih bermutu.

2.4.2 Proses dan kerangka Sertifikasi

Proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabat-an dapat digambarkjabat-an dalam bagjabat-an sebagai berikut:

Bagan 2.1

Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

(17)

Dalam Permendiknas Pasal 2 ayat (4) disebutkan

bahwa “penilaian portofolio merupakan pengakuan

atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang berupa:

1. kualifikasi akademik; 2. pendidikan dan pelatihan; 3. pengalaman mengajar;

4. perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; 5. penilaian dari atasan dan pengawas;

6. prestasi akademik;

7. karya pengembangan profesi; 8. keikutsertaan dalam forum ilmiah;

9. pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan

10.penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Kerangka pelaksanaan sistem sertifikasi kompe-tensi guru baik lulusan S1 kependidikan maupun lulusan S1 non kependidikan, menurut Mulyasa (2009) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, lulusan program sarjana kependidikan sudah mengalami pembentukan kompetensi meng-ajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memer-lukan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki PPTK terakreditasi dan ditunjuk oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.

(18)

(PKM), tetapi tetap diwajibkan mengikuti uji kom-petensi untuk memperoleh sertifikat komkom-petensi.

Ketiga, penyelenggaraan program PKM dipersya-ratkan adanya status lembaga LPTK yang terakre-ditasi. Sedangkan untuk pelaksanaan uji tensi sebagai bentuk audit atau evaluasi kompe-tensi mengajar guru harus dilaksanakan oleh LPTK terakreditasi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Ditjen Dikti, Depdiknas.

Keempat, peserta uji kompetensi yang telah dinya-takan lulus, baik yang berasal dari lulusan program sarjana pendidikan maupun non-kepen-didikan diberikan sertifikat kompetensi sebagai bukti yang bersangkutan memiliki kewenangan untuk melakukan praktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Kelima, peserta uji kompetensi yang berasal dari guru yang sudah melaksanakan tugas dalam interval waktu tertentu (10 – 15) tahun sebagai bentuk kegiatan penyegaran dan pemutakhiran kembali sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu mengetahuan dan teknologi serta persyaratan dunia kerja. Di samping uji kompetensi juga di-perlukan bagi yang tidak melakukan tugas profesi-nya sebagai guru dalam jangka waktu tertentu. Bentuk aktivitas uji kompetensi untuk kelompok ini adalah dalam kategori resertifikasi.

2.5 Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan:

(19)

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemu-kan gambaran dan hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara sertifikasi guru dan kinerja guru sangat rendah ditunjukkan dengan koefisian korelasi sebesar 0,164.

Terdapat pengaruh antara sertifikasi guru terhadap kinerja guru, ditunjukkan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 2,7%. Hubungan antara kinerja guru dan prestasi belajar siswa rendah ditun-jukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,279. Terda-pat pengaruh antara kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan perhitungan koe-fisien determinasi sebesar 7,8%. Terdapat perbedaan rata-rata nilai sebelum dan sesudah sertifikasi guru.

(20)

Sidomukti 3, SD Jimbaran 1, SD Pakopen 1, dan SD Jenis 2. Data diambil dengan menyebar angket. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar guru SD di Kecamatan Bandungan. Ini berarti bahwa semakin tinggi kepuas-an kerja ykepuas-ang dirasakkepuas-an oleh guru dkepuas-an semakin tinggi motivasi kerjanya maka semakin tinggi pula kinerja mengajar guru di sekolah.

(21)

pembinaan teknis pengawas TK/SD terhadap kemam-puan guru SD Negeri se-Kecamatan Brati dalam menyusun RPP sebesar 89,70%. Selebihnya (10,30%) dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini berarti jika pengalaman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis pengawas TK/SD semakin tinggi secara bersama-sama maka kemampuan guru SD Negeri se Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin tinggi pula. Demikian sebaliknya jika penga-laman mengajar, pelatihan guru, dan pembinaan akademis pengawas TK/SD semakin rendah secara bersama-sama maka kemampuan guru SD Negeri se-Kecamatan Brati dalam menyusun RPP semakin rendah pula.

(22)

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja mengajar guru SD Berserti-fikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono;

2. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono.

Hipotesis Statistik yang diajukan adalah:

H0 :  0 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru SD Berser-tifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono; H1 :  0 ada hubungan yang signifikan antara

kepuasan kerja guru dengan kinerja mengajar guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono;

H0 :  0 tidak ada hubungan yang signifikan antara kemampuan menyusun RPP dengan kinerja mengajar guru SD Berser-tifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono; H1 :  0 ada hubungan yang signifikan antara

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas didapatkan kesimpulan, bahwa tunadaksa merupakan suatu kerusakan atau gangguan pada fungsi motorik seseorang akibat kerusakan pada tulang atau otot

http://www.ed.gov ), projects are complex tasks, based on challenging questions, that serve to organize and drive activities, which taken as a whole amount to a meaningful

[r]

[r]

Indikator penelitian self-control adalah: (1) kemampuan mengontrol perilaku yang dinilai berdasarkan kemampuan pengendara menahan diri untuk tidak beradu kecepatan

[r]

[r]

[r]