• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kreatif Program Acara BBM di Jtv Surabaya T1 362007035 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kreatif Program Acara BBM di Jtv Surabaya T1 362007035 BAB V"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

50

BAB V

STRATEGI KREATIF

PROGRAM ACARA BBM

Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang dan juga bagaimana menyusun suatu cara atau upaya agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi kreatif memfokuskan pada apa yang akan disampaikan pada audience, yang merupakan pengembangan dari prosisi brief menjadi program. Strategi kreatif digunakan untuk memutuskan apa yang akan dikomunikasikan atau merupakan sikronisasi dari kreatif program dengan keinginan masyarakat (Kasali, 1992,p.81).

Faktor yang memiliki pengaruh besar yang langsung dapat menyentuh audience adalah program. Setiap program pada stasiun televisi memiliki ciri tersendiri dalam memilih khalayaknya, hal ini termasuk dalam kegiatan pemogramannya. Akan tetapi, setiap program yang ditayangkan diperlukan adanya kerjasama dengan koordinasi tim yang terkait sehingga dapat tercipta program kreatif yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu, khalayak merupakan sasaran utama dari suatu stasiun televisi sehingga keberlangsungan suatu stasiun televisi dapat bertahan lama.

(2)

51 stasiun televisi lokal khususnya Surabaya1, yang masing-masing menyajikan berbagai macam program acara, maka menyebabkan semakin sempit pula kesempatan untuk menarik audience yang lebih banyak dan lebih luas. Mengingat siaran televisi memiliki dampak yang sangat luas di masyarakat, maka peranan perencanaan (planning, programming)menjadi sangat penting. Setiap mata acara yang dipilih, diproduksi, dan disiarkan harus melalui perencanaan yang sempurna (Wahyudi 1994,p.1).

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam penelitian, selanjutnya penulis akan menganalisis hasil penelitian untuk mengetahui strategi kreatif program acara BBM dengan mendasarkan pada konsep-konsep tentang strategi program acara. Sebelumnya penulis akan membahas terlebih dahulu tentang perubahan program acara B-CAK menjadi BBM.

5.1 Dinamika Perubahan Program Acara B-CAK menjadi Program Acara

BBM.

Sebelum munculnya program acara BBM (B-CAK Bareng Mak Bongky), audience sudah terlebih dahulu mengenal program acara B-CAK (Berita Kocak) yang pertama kali mulai mengudara sekitar tahun 2007/2008. Tetapi program acara B-CAK sudah tidak ditayangkan lagi, karena selama 4-5 tahun yang lalu audience sudah mulai menunjukkan kebosanan dengan hasil rating B-CAK yang semakin lama semakin menurun. Sebelum akhirnya program acara B-CAK diganti dengan program acara BBM, dari tim B-CAK telah berusaha melakukan beberapa

1

(3)

52 inovasi dalam hal studio, atau bahkan materi yang disampaikan. Dalam hal studio, B-CAK pernah menggunakan konsep studio indoor dengan studio news seperti studio berita pada stasiun televisi lain. Kemudian konsep itu berubah kembali menjadi konsep yang lebih ringan dan dikemas seperti talkshow, dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri dengan audience. Karena di setiap episodenya banyak audience yang datang dan penasaran dengan proses shooting, sehingga mereka akhirnya diajak nonton dan diajak kerjasama untuk ikut menyemarakkan acara B-CAK.

Dari segi materi, B-CAK pada awal kemunculannya, cara untuk menyampaikan materi terkesan lebih formal, seperti menyampaikan berita. Sehingga antara nama program (B-CAK ; Berita Kocak) dan aplikasinya tidak ada kesesuaian. Akhirnya diubah lagi menjadi lebih lepas dan santai dalam menyampaikan materi, dan didukung juga dengan menampilkan beberapa Video Tape (VT) yang kocak. Seperti VT RANCU (Laporan Lucu), BLINGSATAN (B-CAK Keliling Sambil Liputan), SEMBAKO (Sembarang Tokoh), dan SEKOLAH (Seputar Komedi dan Istilah). Tetapi dengan konsep seperti ini tidak bisa membuat audience dapat terus menyukai program acara B-CAK. Menurut Mbak Olin produser BBM2

“Kurang lebih 5 tahun CAK bertahan. Pada tahun ke 4 sampai 5 B-CAK sudah mulai redup. Karena sebuah program acara dinikmati oleh masyarakat maksimal hanya bisa bertahan 2 tahun. Seperti program acara extravaganza, dia juga hanya bisa bertahan 2 tahun. Dan akhirnya sekarang muncul program acara baru yaitu comedy project. Sebenarnya konsep mereka kan sama. Hanya ditampilkan dalam bentuk baru.”

2

(4)

53 Setelah melakukan diskusi dengan Eksekutif Produser, dari tim B-CAK memutuskan untuk membuat program acara baru, dengan menggandeng program acara lama yaitu Mak Bongky. Program acara Mak Bongky adalah sebuah program acara ramalan nasib yang tetap dikemas dengan gaya kocak. Mak Bongky adalah seorang peramal palsu yang akan meramal setiap penelfon, dan selalu menggunakan mantra-mantra yang lucu pada saat akan meramal. Karena banyak permintaan dari masyarakat Surabaya yang ingin melihat kembali sosok Mak Bongky, kemudian dua program acara yang berbeda digabung menjadi satu program acara yang baru3

“B-CAK mulai redup pada tahun ke 4 sampai 5. Masyarakat Surabaya juga masih banyak yang suka dengan program acara Mak Bongky. Banyak yang minta Mak Bongky untuk ditayangkan kembali. Waktu itu Mak Bongky hanya bisa bertahan 3 tahun. Kita punya ide kenapa nggak kita satukan aja antara B-CAK dan Mak Bongky. Supaya fans -nya B-CAK dan Mak Bongky bisa senang semua dan jadi satu.”

Karena alasan itulah akhirnya antara tim B-CAK dan eksekutif produser memutuskan untuk menggabungkan dua program acara yang berbeda (B-CAK dan Mak Bongky), yang sekarang lebih dikenal dengan nama BBM (B-CAK Bareng Mak Bongky).Menurut Pak Eko kepala produksi dari BBM4

“Kita berusaha untuk tidak menghilangkan B-CAK. Kita tidak bisa membiarkan program acara berjalan begitu saja. Harus ada kreatifitas atau sesuatu yang baru yang harus terus dibentuk. Masyarakat juga sudah mengenal dengan Mak Bongky. Mak Bongky seperti jadi icon -nya JTV. Lalu kenapa tidak digabungkan saja dengan Mak Bongky. Ditambah dengan tren bbm (Blackberry Massanger). Akhirnya muncul nama BBM yang artinya B-CAK Bareng Mak Bongky”.

3

Wawancara pada tanggal 8 Agustus 2012 dengan Mbak Olin produser BBM. 4

(5)

54 Secara konsep tidak ada perbedaan antara program acara B-CAK dan BBM. Menurut Pak Eko kepala produksi BBM5

“Tidak ada perbedaan. Hanya saja BBM versi baru dari CAK. B-CAK kan artinya Berita Kocak. Yang artinya berita yang diplesetkan. Di dalam B-CAK juga ada beberapa segment salah satunya seperti reportase yang dikemas dalam bentuk komedi. Program acara pasti untuk meningkatkan rating. Kalau selama beberapa bulan rating-nya tetap, berarti harus diganti dengan yang baru”.

Karena alasan itulah, dari tim B-CAK akhirnya tetap mempertahankan konsep B-CAK yang lama, tetapi dikemas dalam sebuah program acara yang baru, yang sekarang lebih dikenal dengan nama BBM. Dalam kajian ini, penulis mengambil kaedah strategi program menurut Morissan (2008) yang didalamnya terdapat 4 langkah, yaitu :

1. Perencanaan program.

2. Produksi dan pembelian program. 3. Eksekusi Program.

4. Pengawasan dan evaluasi program.

5.2 Perencanaan Program

Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya dalam Morissan (2008 : 274) bahwa : program planning involves the development of short, medium, and long range plans to permit the station to attain its programming and

financial objectives. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan keuangannya. Pada

5

(6)

55 stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli (akuisisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audience yang tersedia pada waktu tertentu6.

Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan juga manajer umum. Hal ini disebabkan program merupakan unsur yang sangat penting untuk menarik perhatian audience. Dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program biasanya akan berkonsultasi lebih dahulu dengan bagian pemasaran (Morissan, 2008,p.275).

Setiap stasiun televisi baik nasional maupun lokal pasti mempunyai kebijakan masing-masing. Seperti pada stasiun Jawa Pos Media Televisi (JTV), dalam hal perencanaan atau pembuatan program baru, setiap 6 bulan sekali JTV selalu melakukan penjadwalan program acara baru. Menurut Mbak Olin produser BBM7

“Sebelum membuat program acara baru, mulai dari eksekutif produser akan memberi tugas kepada seluruh produser program acara, lalu akan diadakan meeting dan masing-masing produser akan presentasi mengenai konsep atau rencana pembuatan program acara baru. Yang hadir nggak hanya eksekutif produser saja, tetapi juga termasuk Badan Operasional Departemen (BOD) yang terdiri dari direktur marketing, keuangan, direktur utama dan dari divisi program. Setelah presentasi akan diseleksi konsep program acara baru mana yang akan dipilih. Sebuah program acara dikatakan layak untuk diproduksi, jika program

6

Stasiun penyiaran radio dan televisi komersial di Indonesia menayangkan ribuan jam program setiap tahunnya. Program-program itu sebagian diproduksi sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari sumber-sumber lain. Pada umumnya program yang dibuat memiliki dua elemen di dalamnya yaitu hiburan dan informasi.

7

(7)

56 tersebut punya titik “waow”, apa yang menjadi pembeda dengan

program acara sebelumnya, program tersebut juga harus bisa dijual ke pengiklan. Program acara baru harus lebih hebat dibandingkan dengan sebelumnya. Yang menentukan layak atau tidak dari BOD. Setelah itu bisa langsung eksekusi (produksi). Untuk penentuan jadwal tayang ditentukan dari divisi program, sedangkan untuk jadwal produksinya ditentukan oleh produser”.

Sebagaimana diungkapkan Fachruddin (2012 : 2) bahwa seluruh jenis program televisi yang disajikan kepada pemirsa harus diawali dengan ide atau konsep. Memang sepertinya mudah, tetapi mengolah sebuah ide atau konsep menjadi suatu program yang menarik bukan pekerjaan mudah. Sebagai seorang produser televisi, kita tidak hanya bisa menunggu ide itu, namun harus mencari ide yang unik dan baru sesuai dengan keinginan pemirsa televisi (target audiensi). Seperti yang dikemukan oleh Sony Set (2008 : 10) bahwa banyak penulis yang merasa buntu dalam berpikir kreatif dengan alasan kehabisan ide. Mereka mencoba mencari sesuatu yang baru, mencari ide tontonan yang menyegarkan. Tetapi banyak pula yang mengambil jalan pintas : menjiplak tontonan yang sudah ada. Sama halnya dengan apa yang dikatakan oleh Mbak Olin produser BBM8

“Yang menjadi kendala adalah ide. Ide itu kan semuanya berdasarkan referensi. Misalnya kita lihat di televisi lain. Misalnya aku pingin bikin seperti di trans tv. Bagaimana caranya kita membuat ide yang berbeda agar tidak dikira sama dengan program atau stasiun televisi lain”.

Untuk mempermudah mendapatkan ide baru, sebelum melakukan pembuatan program baru harus berdasarkan hasil riset. Dalam menjalankan tugasnya bagian pogram harus mampu melakukan penelitian (riset) terhadap selera audience sebelum membeli suatu pogram. Suatu program yang sukses secara umum harganya pasti mahal, namun tak ada jaminan program itu juga akan

8

(8)

57 sukses di tempat lain. Satu acara yang sukses di satu negara, satu kota atau daerah tertentu tidak berarti akan sukses di negara, kota, atau daerah lain9. (Morissan, 2008,p.276). Walaupun BBM bukan termasuk program acara yang dibeli (akuisisi), tetapi untuk setiap program acara baru harus tetap berdasarkan rating atau based on riset (berdasarkan hasil riset) yang dilakukan oleh tim riset. Menurut Mbak Olin produser BBM10

“Kita biasanya melakukan riset sebelum diadakannya meeting untuk membuat program baru. Melalui riset kita bisa tahu keinginan pasar. Oh ternyata masyarakat saat ini lagi suka dengan program komedi, atau drama. Kita patokan risetnya bisa dilihat dari rating atau dari tim risetnya kita”.

Dengan melalui sebuah riset, program acara yang akan dibuat tidak akan terbuang percuma, dan bisa mengikuti selera masyarakat. Secara tidak langsung, rating dari program acara tersebut bisa meningkat.

1. Kekuatan dan Kelemahan Stasiun Televisi Saingan.

Ketika bagian program merencanakan untuk menayangkan suatu program baru misalnya pada pukul 20.00 WIB setiap hari Selasa, maka pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan televisi saingan pada jam itu. Apakah televisi saingan juga menayangkan program yang sejenis atau sama sekali berbeda. Jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan, maka pengelola program harus mempertimbangkan

9

Namun demikian, terdapat pendangan bahwa cita rasa atau selera itu bersifat umum yang melampaui batas-batas budaya. Berdasarkan penelitian tayangan acara telenovela asal Amerika Latin (khususnya Brasil) disukai di negara-negara seperti : Indonesia, Rusia, Kroasia Uzbekistan, dan beberapa negara lainnya. film bertema detektif lebih disukai di Jerman dan Jepang. Film-film Hollywood yang laris umumnya disukai oleh hampir seluruh negara di dunia.

10

(9)

58 apakah program baru itu dapat cukup kuat menarik audience dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri (Morissan, 2008,p.277). Program acara BBM termasuk program acara baru dan berbeda dibandingkan dengan program acara yang lain. Karena di stasiun televisi lain terutama lokal, tidak ada program acara yang konsepnya menyerupai program acara BBM. Berita yang disampaikan juga dengan bahasa Suroboyoan, dan dengan guyonan khas orang Surabaya. Sehingga program acara BBM memiliki kekuatan tersendiri dibandingkan dengan program acara lain, dan BBM lebih mudah diterima oleh masyarakat Surabaya. Seperti yang dikatakan oleh Pak Timmy kepala program JTV11

“Program apa yang cocok di jam tersebut dan program alternatif yang bisa berperang melawan televisi lain”.

11

(10)

59 Tabel 5.1

Stasiun Televisi Lokal Surabaya

No. Stasiun Televisi Hari Jam Program Acara

1. B-Channel Rabu 20.00 Popcorn (Musik) 2. Arek TV Rabu 20.00 Lobby

3. JTV Rabu 20.00 BBM

4. MH TV Rabu 20.00 Biography

5. TV 9 Rabu 20.00 Klinik Islami

6. TVRI Surabaya Rabu 20.00 Peristiwa Budaya (Kesenian) 7. TV E (Edukasi) Rabu 20.00 Siaran Pendidikan Interaktif

SMA : Mobilitas dan Konflik Sosial.

Sumber : dari berbagai sumber (http://www.jadwaltvku.blogspot.com ; http://www.tvrijatim.com ; http://www.sindotv.com ; http://www.tvsembilan.com ; http://www.mitratve.com ; diunduh pada tanggal 20 Februari 2013).

Karena semua stasiun televisi lokal Surabaya tidak ada yang menayangkan program acara variety show, sehingga program acara BBM cocok untuk diletakkan pada hari Rabu jam 20.00.

2. Ketersediaan Audience.

(11)

60 Tabel 5.2

Pembagian Waktu Siaran dan Ketersediaan Audience

Bagian Hari Audience Tersedia

Pagi Hari

(06.00 – 09.00)

Anak-anak, ibu rumah tangga,

pensiunan, pelajar, dan karyawan yang

akan berangkat ke kantor.

Jelang Siang

(09.00 – 12.00)

Anak-anak prasekolah, ibu rumah

tangga, pensiunan, dan karyawan yang

bertugas secara bergiliran (shift).

Siang Hari

Awal Malam (Early Evening)

(18.00 – 19.00)

Hampir sebagian besar audience sudah

berada di rumah.

Jelang Waktu Utama (Prime Access)

(19.00 – 20.00)

Seluruh audience tersedia menonton TV

pada waktu ini.

Waktu Utama (Prime Time)

(20.00 – 23.00)

Seluruh audience tersedia pada waktu

ini utamanya antara pukul 20.00 –

21.00. Namun, setelah itu audience

mulai berkurang utamanya audience

anak-anak, para pensiunan, dan mereka

yang harus tidur lebih cepat agar dapat

bangun pagi-pagi.

Jelang Tengah Malam (Late Fringe)

(23.00 – 23.30)

Umumnya orang dewasa.

Akhir Malam (Late Night)

(23.30 – 02.00)

Orang dewasa, termasuk karyawan yang

bertugas secara giliran (shift).

(12)

61 Prime Time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini sangat beragam (tua, muda, anak-anak, dan sebagainya). Stasiun televisi biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada segmen ini karena jumlah audience-nya yang besar. (Morissan, 2008,p.344). Sebelum menentukan jadwal penayangan program acara BBM, divisi program harus tahu segmentasi dari program acara tersebut. Segmentasi dari program acara BBM adalah untuk umum dan untuk keluarga. Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Pak Timmy kepala program JTV12

“Penentuan jadwal berdasarkan riset, siapa lawan, siapa penonton dan apakah alternatif tayangan yang bisa mengimbangi tayangan di hari dan jam itu”.

Atas dasar segmentasi tersebut, BBM ditayangkan pada hari rabu sampai jumat pada pukul 20.00 – 21.00 WIB, dengan format live. Karena pada jam tersebut (prime time), adalah jam dimana semua anggota keluarga istirahat dari rutinitas pekerjaannya. Untuk menemani istirahatnya, maka secara sengaja program acara BBM ditayangkan pada jam tersebut.

12

(13)

62 3. Nama Program.

Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih suatu nama program, pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memosisikan program di memori otak audience. Suatu nama program harus dapat menyampaikan manfaat yang diperoleh audience jika mereka menonton/mendengarkan program bersangkutan dan pada saat yang sama juga menciptakan image bagi program itu (Morissan, 2008,p.283). Pada awalnya sebenarnya hendak memakai nama BERCAK, tetapi karena dianggap nama BERCAK kesannya kurang jenaka, maka ditetapkan nama B-CAK (Berita Kocak) sebagai nama program. Dengan pertimbangan kata B-CAK sudah populer dimasyarakat sebagai angkutan roda 3, jadi akan lebih mudah diingat di masyarakat13. Karena nama B-CAK dan Mak Bongky sudah dikenal oleh masyarakat Surabaya, maka diaplikasikan kembali di program acara B-CAK yang terbaru yaitu BBM. Yang kebetulan pada awal kemunculan program BBM bersamaan dengan berkembangnya tren Blackberry Massanger (bbm). Sampai sekarang nama program BBM yang lebih dikenal oleh masyarakat.

13

(14)

63 4. Kemasan Program.

Bagi pengelola program penyiaran, kemasan dapat diartikan segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk menarik audience melalui penampilan (appearance) suatu program yang mencakup antara lain misalnya : pembawa acara (presenter), busana yang dikenakan, penampilan latar belakang (background), bumper14 program yang menarik. Kemasan program menjadi penarik bagi konsumen untuk memberikan perhatian pada suatu program sehingga mampu memberikan kesan pertama yang baik. Aspek teknis suatu kemasan program, misalnya warna yang digunakan atau gaya penyajian memberikan kontribusi terhadap daya tarik yang mempengaruhi audience untuk mengonsumsi suatu program selain aspek fungsionalnya (Morissan, 2008,p.284). Untuk kemasan dari sebuah program acara BBM tidak berbeda jauh dengan kemasan dari program acara sebelumnya, yaitu B-CAK. Hanya saja dalam program acara BBM ada sedikit penambahan VT dan segmen acara Chinsu (Chino Suroboyo). Untuk membuat sebuah program acara yang dapat menarik audience, produser dari BBM harus memikirkan sesuatu yang akhirnya dapat menjadi icon untuk program acara tersebut. Dengan menampilkan host lelaki yang selalu menggunakan wig kribo di setiap penampilannya, dengan di dampingi Nona Anna, dan Mak Bongky. Tidak ada alasan

14

Bumper terdiri dari dua macam, yaitu bamper in dan bumper out. Bumper in adalah tampilan sponsor dalam bentuk gambar bergerak, animasi, grafik, tulisan, dan suara, dipasang pada awal

(15)

64 mengapa host BBM selalu menggunakan wig. Menurut Mbak Olin produser BBM15

“Kita hanya bermain karakter. Karena lewat karakter kita jadi bisa lebih mudah dikenal masyarakat. Itu lho host-nya BBM yang pake wig kribo, yang ada nona anna-nya. Sehingga lebih mudah untuk diingat”.

Program acara BBM juga didukung dengan bumper program yang menarik, unik, dan mudah diingat oleh audience. Permainan warna juga ikut berpengaruh dalam hal sebuah kemasan program acara. Warna juga memiliki arti. Warna merah memiliki makna berani, tegas, seperti yang diusung oleh TV ONE. Sedangkan warna biru memiliki arti yang tenang, dan menyejukkan seperti yang diterapkan oleh SCTV atau RCTI. Hal seperti itu juga diterapkan pada program acara BBM. Menurut Pak Eko kepala produksi BBM16

“Misalnya pada program acara BBM. Warna yang kita gunakan adalah warna yang soft, dan tidak terlalu mencolok. Karena segmentasi kita menengah, dan umum untuk semua keluarga. Warna yang digunakan juga harus bisa dinikmati oleh semua kalangan”.

Dari semua unsur kemasan tersebut, diharapkan melalui permainan warna, penampilan host, dan bumper yang menarik, dapat memberikan kesan yang baik, dan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh BBM.

15

Wawancara pada tanggal 8 Agustus 2012 dengan Mbak Olin produser BBM. 16

(16)

65 5. Tujuan Program.

Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen, keberhasilannya diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya yang mencakup target audience dan target pendapatan. Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin audience. Namun jumlah audience yang banyak bukanlah satu-satunya tujuan penayangan suatu program. Tujuan utama televisi komersial pada umumnya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak-banyaknya guna menarik pemasang iklan (Morissan, 2008,p.290). BBM merupakan jenis program acara variety show yang didalamnya menggabungkan dua unsur yaitu berita dan komedi. Setiap program acara pasti memiliki tujuan untuk menarik audience sebanyak mungkin. Sedangkan menurut Mbak Olin produser BBM tujuan dari program acara BBM adalah17

“Ingin menyampaikan informasi dalam bentuk komedi untuk masyarakat luas, dengan cara melalui berita. Dengan cara penyampaiannya yang tidak formal, akhirnya berita tersebut bisa dipahami oleh masyarakat”.

Karena pada umumnya, berita yang disampaikan selalu dalam konsep formal. Sehingga banyak masyarakat yang kurang bisa memahami makna dari berita tersebut. Selain tujuan dari sebuah program acara, BBM sudah mampu menarik sebanyak mungkin audience, dan beberapa pengiklan. Beberapa produk yang sering beriklan di program acara BBM

17

(17)

66 adalah Obat Diare Entrostop, Cuka Apel Tahesta, dan Wesel Pos Indonesia.

5.3 Produksi dan Pembelian Program.

Produksi program hiburan dapat diproduksi sendiri oleh stasiun televisi atau diproduksi pihak lain, misalnya rumah produksi atau production house (PH). Secara umum produksi program hiburan untuk televisi terbagi atas dua jenis berdasarkan penempatan waktu siarannya : 1) program waktu untuk siaran utama (prime time series); dan 2) program untuk waktu siaran lainnya (day time series). Dengan demikian, dalam merencanakan produksi, pengelola stasiun televisi sejak awal sudah mengetahui peruntukan suatu program. Program-program yang memiliki kualitas bagus dan dapat diterima sebagian besar audience akan diprioritaskan untuk waktu siaran prime time. Sedangkan program lainnya akan masuk dalam kelompok day time (Morissan, 2008,p.309).

(18)

67 adalah hasil dari produksi sendiri (in house). Karena akan lebih murah diproduksi sendiri daripada harus membeli program (akuisisi). Karena menurut Pak Eko kepala produksi BBM18

“Kita 100% in-house. Tidak 100% lah. Kurang lebih 99%. Program acara yang kita beli hanya seperti drama korea atau program acara the funniest animal. Selama 23 jam program acara kita hampir produksi terus. Kadang-kadang kita suka keteteran. Tapi mau bagaimana lagi. Daripada kita beli program acara mengeluarkan uang 750 ribu, padahal kalau kita produksi sendiri cuma habis 300 ribu”.

Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu : 1) tahap praproduksi atau perencanaan; 2) tahap produksi; 3) tahap pascaproduksi.

1. Tahap Praproduksi

Tahap praproduksi atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang akan dibuatkan audiovisual-nya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal-hal yang termasuk dalam kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide (gagasan) ke dalam

18

(19)

68 outline19, penulisan skrip/skenario, storyboard, program meeting, peninjauan lokasi pengambilan gambar, production meeting, technical meeting, pembuatan dekor, dan perencanaan lain yang mendukung proses produksi dan pascaproduksi. Namun demikian harus diingat, apa yang direncanakan di atas kertas dalam pelaksanaannya di lapangan sering menyimpang karena berbagai alasan, misalnya, pengambilan gambar tertunda karena hujan atau alasan teknis lainnya (Morissan, 2008,p.310).

Sebelum akhirnya BBM siap untuk proses produksi, setiap hari Senin selalu diadakan meeting terlebih dahulu untuk menentukan tema selama 3 episode (satu minggu). Seperti yang dikatakan oleh Mbak Olin produser BBM20

“Setiap hari Senin kita selalu mengadakan meeting dulu untuk menentukan tema apa yang akan kita pakai. Yang menentukan tema terlebih dahulu adalah produser dan asissten produser. Setelah itu akan disampaikan di dalam meeting bareng dengan crew yang lain. Mereka setuju nggak kalau untuk selama satu minggu (3 episode) kita pakai tema ini. Setiap episode punya tema yang berbeda. Jadi kita menyiapkan 3 tema sekaligus. Setelah kita sepakat menggunakan tema tersebut, langsung diaplikasikan ke backdrop21, lighting, berita yang akan disampaikan, dan materi untuk VT. Semuanya sudah harus sesuai dengan yang telah disepakati di dalam meeting”.

Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu

19

Outline sudah harus dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan dari rencana pembuatan program tersebut dan tanggapan apa yang diharapkan dari khalayak; apakah akan membuat mereka sedih, tertawa, histeris, dan lain-lain.

20

Wawancara pada tanggal 2 Januari 2013 dengan Mbak Olin produser BBM. 21

(20)

69 (Wibowo, 2007,p.24). Dalam menentukan tema untuk sebuah program acara BBM, bisanya berdasarkan apa yang sedang terjadi dimasyarakat. Menurut Mbak Olin produser BBM22

“Untuk tema biasanya kita melihat kondisi atau berita yang lagi heboh dimasyarakat itu apa. Misalkan sekarang bulan Agustus. Kita ambil tema tentang agustusan, tentang bulan ramadhan, atau tentang mudik lebaran. Kadang bisa juga disesuaikan dengan kondisi yang lagi update”.

Semua keputusan di dalam meeting kemudian akan dibentuk ke dalam sebuah rundown23 acara. Bentuk rundown setiap program sangat bervariasi sesuai dengan kompleksitas produksi program televisi, jumlah crew produksi dan pengisi acara serta format program tersebut. Tujuan terpenting dari tersedianya rundown program adalah terciptanya teamwork yang solid demi kelancaran produksi televisi. Sebelum melakukan proses shooting setiap crew diwajibkan memahami bagaimana konsep yang akan digunakan, dan job disk-nya masing-masing. Sehingga kesalahan-kesalahan kecil saat shooting bisa berkurang. Contoh rundown program acara BBM episode Jumat, 04 Januari 2013.

22

Wawancara pada tanggal 2 Januari 2013 dengan Mbak Olin produser BBM. 23

(21)

70

VT Next On behind the scene

Cak Amin – Cak Sarip komentar tentang VT & mengingatkan pemirsa untuk interaktif

Commercial break + AUDIO OFF AIR

II

Bumper in

Bumper transisi “berita Chinsu” Backsound “Chinsu” Koko Erick menyapa pemirsa On Loc + sound effect Cak Amin – Cak Sarip mengantar fox

(22)

71

IV interaktif / pengunjung yang hadir) ketawa + backsound Closing segmen – teaser untuk kirim Closing program ALL ARTIST Backsound

Bumper out

Stasiun ID Sumber : Mbak Olin, Produser BBM

Program acara BBM tayang pada jam 20.00 – 21.00 WIB. Proses shooting bisa dilakukan dimana saja. Misalnya seperti di lobby JTV, atau di depan gedung JTV. Seperti yang dikatakan oleh Mbak Olin produser BBM24

“Apa yang kita lakukan sudah termasuk dalam strategi kreatif. Misalnya dalam menentukan lokasi shooting. Hari ini konsepnya outdoor. Kapan hari bisa pindah indoor”.

Karena dengan cara seperti ini, bisa menghindari rasa bosan audience terhadap kemasan dari program acara BBM. Diawali dengan bumper in yang menarik, kemudian kamera langsung mengambil gambar pada host BBM yaitu Cak Amin dan Cak Sarip. Tidak semua episode BBM harus diawali dengan mengambil gambar close up Cak Amin dan Cak Sarip. Kamera bisa mengambil gambar dari angel manapun. Misalnya dari atas ke bawah (dari atap lobby JTV langsung turun ke sofa), atau langsung mengambil gambar sofa, kemudian dua host BBM masuk dari

24

(23)

72 sebelah kiri dan kanan. Setelah dua host menyapa audience dengan logat bahasa Surabaya yang kocak, Cak Amin dan Cak Sarip membacakan berita (materi) yang sudah disiapkan oleh crew BBM. Kemudian Cak Amin dan Cak Sarip mulai mengawali sebuah obrolan singkat, yang sesuai dengan VT yang akan ditayangkan.

Gambar 4.

Cak Amin dan Cak Sarip Menyampaikan Materi

(24)

vox-73 pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka penelitian. Vox-pop sebagai program mengetengahkan serangkaian pendapat umum mengenai suatu masalah yang sedang dibahas dalam program kepada penonton dengan maksud agar penonton juga dapat mengetahui bermacam-macam pendapat dari berbagai orang atau grup sehingga dapat dikonfrontir dengan pendapatnya sendiri. Dengan mengetahui berbagai pendapat itu, penonton diajak untuk berpikir dan mempertimbangkan, atau memilih pendapat mana yang sesuai dengan pendapatnya. Dari pendapat-pendapat itu produser dapat menarik kesimpulan mengenai tanggapan yang sebenarnya dari masyarakat terhadap problem yang dibahas.

(25)

74 banjir. Bahan pertanyaan untuk vox pop tetap seputar banjir, tetapi cara penyampaiannya harus dibawa dengan gaya kocak. Mulai dari cara menyampaikan pertanyaan sampai dengan Koko Erick menjawab pertanyaan semuanya dibawakan dengan gaya lucu. Jawaban yang akan diberikan oleh Koko Erick bukan sebuah solusi, tetapi hanyalah sebuah guyonan. Setelah itu Cak Amin dan Cak Sarip berdialog dengan Koko Erick, untuk mengingatkan audience untuk interaktif melalui Facebook, Twitter, dan telefon interaktif.Pada segment ini Nona Anna mulai muncul, dan sedikit berbincang dengan Cak Amin, Cak Sarip, dan Koko Erick.

Gambar 5.

Koko Erick Menyampaikan Materi

(26)

75 twitter BBM. Untuk mendukung suasana yang kocak, di setiap penampilan atau segmen acara selalu menggunakan sound effect ketawa. Sehingga akan memunculkan konsep yang kocak sesuai dengan program acara BBM. Keempat host BBM (Cak Amin, Cak Sarip, Koko Erick dan Nona Anna) saling mengobrol, dan mengingatkan audience untuk kirim-kirim salam, dan telefon interaktif karena pada segmen keempat Mak Bongky akan muncul dan mulai meramal pertanyaan dari audience.

Di segmen keempat, biasanya Mak Bongky sudah muncul untuk memulai meramal pertanyaan dari penelfon. Karena pada hari jumat Mak Bongky sedang sakit sehingga tidak dapat ikut meramaikan program acara BBM. Untuk menggantikan segmen dari Mak Bongky, keempat host langsung membuka obrolan dengan para penelfon, atau pengunjung yang hadir langsung ke JTV, dan mereka kembali mengingatkan kepada audience untuk tetap kirim salam melalui facebook, dan twitter. Di segmen terakhir, Nona Anna langsung membacakan salam yang sudah dikirim melalui facebook dan twitter. Semua host BBM langsung menutup acara. 2. Tahap Produksi

(27)

76 dalam meeting sebelumnya akan mulai diaplikasikan. Mulai dari penentuan backdrop, kostum, pengambilan gambar, dan make-up. BBM adalah program acara yang ditayangkan secara live. Sehingga tim BBM tidak melakukan proses taping. Berdasarkan pengamatan penulis, satu jam sebelum shooting dilaksanakan, tim dan produser BBM sudah ada di lokasi shooting, dan semua persiapan seperti kamera, lighting, sofa, dan TV Flat, sudah stand by. 30 menit sebelum shooting, backdrop sudah mulai dipasang. Menurut Mbak Olin produser dari BBM, salah satu hal yang harus disiapkan sebelum memulai proses shooting adalah25

“Yang perlu disiapkan pastinya materi, talent, dan kita perlu briefing dulu. Kita briefing segmen by segmen”.

Gambar 6. Tim BBM

25

(28)

77 Sebelum melakukan proses produksi, produser BBM pasti akan melakukan briefing kepada setiap host dan tim BBM, memastikan materi, dan talent dalam keadaan siap. Briefing biasanya dilakukan segmen by segmen. Jika di lakukan segmen by segmen, kesalahan-kesalahan kecil seperti host yang lupa dengan materi apa yang akan dibacakan selanjutnya, salah dalam menyampaikan materi, atau lupa tidak menyebutkan nama sponsor bisa terminimalisir. Di dalam proses produksi, semua orang yang terlibat tidak dituntut untuk selalu mengikuti rundown acara. Misalnya dalam proses pengambilan gambar, cameramen bisa melakukan handheald (memegang kamera langsung menggunakan tangan), walaupun di rundown acara tidak ada. Selain itu, tim BBM yang tidak terlibat secara langsung dalam proses shooting, juga bisa ikut menyemarakkan acara dengan cara tepuk tangan, maupun teriak-teriak di lokasi shooting. Audience yang ada dirumah juga bisa ikut berinteraksi langsung dengan cara telefon dan akan diramalkan langsung oleh Mak Bongky. Rundown dapat sewaktu-waktu berubah saat pelaksanaan, terutama untuk program yang ditayangkan langsung (live). Jika terjadi perubahan karena ada sesuatu di lapangan yang sangat menarik dan perlu dilakukan keputusan dalam waktu singkat agar program semakin bagus, bukan karena konsep yang tidak matang (Fachruddin 2012,p.23). Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Mbak Olin produser BBM26

26

(29)

78 “Ada 5 segmen. Iya, mulai dari segmen pertama sampai

terakhir kita alurnya tetap sama. Biasanya kita beri juga beberapa variatif biar nggak bosan. Misalnya, pada segmen pertama Nona Anna sudah muncul, padahal harusnya muncul pada segmen ketiga”.

Di program acara BBM juga menyediakan sebuah segmen khusus, untuk membacakan salam dari audience yang dikirim langsung melalui facebook dan twitter BBM. Pada segmen terakhir, Nona Anna akan membacakan salam yang sudah dikirim melalui Facebook dan Twitter.

Gambar 7.

Nona Anna Menyampaikan Materi

3. Tahap Pascaproduksi

(30)

79 adalah waktu untuk evaluasi mengenai apa yang menjadi kendala dalam proses shooting tersebut, misalnya mengenai teknik dan content.27

“Kita selalu ada evaluasi. Nggak terlalu sering sich. Biasanya seminggu sekali sama semua crew. Yang jadi bahan evaluasi biasanya tentang tehnik, content, dan talent. Misalnya dalam hal tehnik, tentang cara pengambilan gambar, lighting-nya, apakah backdrop-nya harus diganti atau tidak”.

5.4 Eksekusi Program

Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. (Morissan, 2008,p.342). Hal seperti itu juga dilakukan oleh kepala program JTV. Sebelum menentukan jadwal tayang harus ada koordinasi terlebih dahulu dengan beberapa pihak28

“koordinasi lebih pada semua pihak:

- produksi, antara lain: ep (eksekutif produser) dan prod (produser), sebagai penyedia program.

- marketing: agar bisa menjual program tersebut tentunya.

- traffic lebih pada plot iklan aja, jadi pada dasarnya mereka mengikuti plot/jadwal yang tersedia”.

1. Pembagian Waktu Siaran

Pembagian waktu program adalah menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audience, yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran televisi harus dapat menemani

27

Wawancara pada tanggal 2 Januari 2013 dengan Mbak Olin produser BBM. 28

(31)

80 aktivitas apa pun (Morissan, 2008,p.343). Alasan utama kenapa BBM ditayangkan pada jam prime time adalah karena pada jam tersebut jumlah penononton terbanyak29. Ditambah dengan segmentasi dari BBM adalah untuk keluarga. Akan lebih tepat jika BBM ditayangkan pada jam 20.0030.

“Karena itu jam prime, dan dirasa bisa bersaing dengan program-program televisi lainnya. Sebagai alternatif terbaik dari JTV”.

2. Strategi Penyiaran

Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungannya sendiri. Pengelola program idealnya akan berupaya audience dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran bersangkutan. Salah satu strategi agar audience tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda, dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu (Morissan, 2008,p.345). Langkah strategi penyiaran mungkin akan lebih mudah diplikasikan jika program acara tersebut taping. Tetapi hal tersebut berusaha dilakukan oleh tim BBM dengan cara menggunakan teaser. Teaser diletakkan dalam rundown sebelum jeda iklan. Tujuan dari teaser atau promo topik pilihan sebelum memasuki segmen adalah untuk memancing perhatian audience (Agustin, 2012,p.114).

29

Wawancara via e-mail pada tanggal 22 Februari 2013 dengan Pak Timmy kepa program JTV. 30

(32)

81 5.5 Pengawasan dan Evaluasi Program

Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audience yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating. Jika jumlah audience yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula (Morissan, 2008,p.355). Sama halnya dengan program acara yang lain, BBM juga memiliki beberapa tujuan yang ingin mereka capai. Yaitu rating dan sponsor. Hampir satu tahun BBM bertahan, rating BBM cukup stabil yaitu sekitar 0,2 atau 0,3. Beberapa sponsor sudah banyak yang menjadi langganan untuk program acara BBM, seperti Entrostop, Tahesta, dan Wesel Pos. Sebelum munculnya BBM, ada program acara yang sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat, yaitu program acara B-CAK. Seperti yang dikatakan oleh Mbak Olin produser BBM31

31

(33)

82 “Kurang lebih 5 tahun CAK bertahan. Pada tahun ke 4 sampai 5

B-CAK sudah mulai redup. Karena sebuah program acara dinikmati oleh masyarakat maksimal hanya bisa bertahan 2 tahun. Seperti program acara extravaganza, dia juga hanya bisa bertahan 2 tahun. Dan akhirnya sekarang muncul program acara baru yaitu comedy project. Sebenarnya konsep mereka kan sama. Hanya ditampilkan dalam bentuk baru”.

Atas dasar itulah, akhirnya dari produser, tim B-CAK, dan atas persetujuan dari kepala produksi, akhirnya mereka memutuskan untuk merubah konsep B-CAK menjadi sebuah konsep yang baru yang sekarang dikenal dengan nama BBM. Setiap minggu, BBM juga tetap melakukan evaluasi mengenai rating, teknik, dan content. Walaupun program acara BBM termasuk dari 10 program acara unggulan di JTV (peringkat pertama program acara pojok kampung, sedangkan BBM berada di peringkat 8 atau 9), ternyata tidak menjamin bahwa program acara BBM dapat berjalan dengan lancar. Tetapi, ada satu tujuan yang belum bisa mereka capai saat ini, yaitu melekatkan program acara BBM di benak audience32

“Kalau sekarang kita rencanya program acara BBM akan dihilangkan. Dilihat dari hasil rating, BBM masih cukup stabil. Tetapi BBM kalah pamor dengan B-CAK. Sulit bagi kami untuk kembali melekatkan BBM di benak masyarakat. Karena dari host-nya sudah ganti semua. Masyarakat lebih mengenal B-CAK daripada BBM”.

Hampir sebagian audience masih lekat dengan nama B-CAK daripada BBM. Sehingga sulit bagi tim BBM untuk kembali melekatkan konsep BBM, dan menghilangkan konsep B-CAK.

32

(34)

83 5.6 Refleksi Hasil Penelitian.

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
gambar (shooting). Dalam perencanaan ini terjadi proses interaksi antara
Tabel 5.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

3D Laser scan Especially for appreciated so kind of standa In some cases existing data f merging of the the quality of t For a research by a team of r about building different

Oleh sebab itulah bekerja sebagai pendamping ODHA merupakan pekerjaan yang memiliki risiko dalam kesehatan, walaupun penularan virus ini pada pendamping sangat

pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu

Namun apabila guru honorer yang berfikir bahwa organisasi tempat bekerja tidak memberikan keadilan baik struktural maupun sosial dengan baik, berfikir bahwa atasan

PENETAPAN KEMBALI SATUAN TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG.. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

jadi yaitu bambu hasil iratan yang dilakukan secara manual, kemudian disetorkan ke pengrajin yang mampu melakukan proses finishing. Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi

f) Memuji siswa yang mengerjakan soal dengan benar didepan kelas dan tidak mengolok-olok siswa yang belum bisa mengerjakan dengan benar.. Pelatihan penulisan

Monocoq adalah konstruksi bodi dimana bodi dan rangkanya tersusun menjadi satu menggunakan prinsip kulit telur, yaitu merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga semua beban