03/11/14
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003:
KETENAGAKERJAAN
DAN
UU NO.13 TAHUN 2003
UU NO.13 TAHUN 2003
PENGUPAHAN
PEMUTUSAN HUBUNGAN
KERJA
03/11/14
UU NO.13 TAHUN 2003
Siapa sajakah yang merupakan subjek UU
No.13 Tahun 2003?
•
Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 1,
pengusaha adalah perorangan, persekutuan
baik fa maupun CV, badan hukum yang berdiri
sendiri seperti, yayasan, koperasi, PT dan
organisasi
nirlaba,
baik
LSM
maupun
organisasi yang dibentuk pemerintah,
03/11/14
JENIS IMBALAN KERJA
VERSI UU. NO. 13 TAHUN 2003
•
Imbalan Kerja Jangka Pendek (IKJP)
terdiri dari
:
–
gaji
–
Uang lembur,
–
bonus,
–
Cuti tahunan
,
–
THR dan tunjangan lainnya
•
Imbalan Pasca Kerja (IPK) terdiri dari
:
–
Uang Pesangon (UP),
–
Uang Penghargaan Masa Kerja (PMK),
03/11/14
UU NO.13 TAHUN 2003
PROGRAM IMBALAN PASCA KERJA SECARA UMUM DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA JENIS, YAITU PROGRAM
IMBALAN PASTI DAN IURAN PASTI
UU NO.13 TAHUN 2003
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN IMBALAN PASCA KERJA:
JENIS MANFAAT BESARAN
•Pensiun (psl 167)
•Pekerja meninggal dunia (psl 166) •Pekerja mengundurkan diri (psl 162) Diberhentikan karena:
•Pekerja melakukan kesalahan (psl 158) •Pekerja melakukan tindak pidana sehingga
ditahan oleh yang berwajib (psl 160) •Pekerja melakukan pelanggaran PKB (psl 161)
•Perubahan status akibat merger & akuisisi (psl 163) •Perusahaan tutup karena rugi secara terus
menerus (psl 164 ayat 1)** •Perusahaan melakukan efisiensi (psl 164 ayat 3)
•Perusahaan pailit (psl 165) •Sakit berkepanjangan (psl 172)
*diatur berdasarkan PKB,
** kerugian dibuktikan dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir yang diaudit oleh akuntan publik
2 P + 1 PMK + UPH 2 P + 1 PMK+ UPH UPH
UP* + UPH 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH 2 P + 1 PMK + UPH 1 P + 1 PMK + UPH 2 P + 1 PMK + UPH 1 P + 1 PMK + UPH 2 P + 2 PMK + UPH
P =Pesangon
UPH: Uang Penggantian Hak
03/11/14
UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan pesangon sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat
2 adalah sebagai berikut:
MASA KERJA
(DALAM TAHUN)
BESAR PESANGON X UPAH
MK < 1
1
MK < 2
2
MK < 3
3
MK < 4
4
MK < 5
5
MK < 6
6
MK < 7
7
MK < 8
8
MK
UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana
diatur dalam pasal 156 ayat 3 adalah sebagai berikut:
MASA KERJA
(DALAM TAHUN)
PENGHARGAAN MASA
KERJA X UPAH
MK < 3
3
MK < 6
6
MK < 9
9
MK < 12
12
MK < 15
15
MK < 18
18
MK < 21
21
MK < 24
24
MK
03/11/14
PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA
•
Tujuan PSAK:
mengatur
akuntansi
dan
pengungkapan
imbalan kerja.
•
Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk
mengakui:
a. liabilitas, jika pekerja telah memberikan
jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja
yang akan dibayarkan dimasa depan
b. Beban, jika entitas menikmati manfaat
ekonomik yang dihasilkan dari jasa yang
diberikan
oleh
pekerja
yang
berhak
AKUNTANSI IKJP
Berdasarkan PSAK No.24 (revisi 2010) par. 8,
imbalan kerja jangka pendek (IKJP) terdiri dari:
•
Upah, gaji dan iuran jaminan sosial,
•
Cuti berimbalan jangka pendek,
•
Hutang bagi laba atau bagi bonus,
•
Imbalan non-moneter,
03/11/14
AKUNTANSI IKJP
Pengakuan dan pengukuran imbalan
kerja jangka pendek:
•
Imbalan kerja jangka pendek diakui
dengan
jumlah
tidak
didiskonto
(undiscounted basis),
AKUNTANSI IMBALAN PASCA
KERJA TANPA PENDANAAN
PSAK NO.24 (REVISI 2010)
IMBALAN KERJA
JANGKA PENDEK
IMBALAN KERJA
JANGKA
PANJANG
UNDISCOUNTED
DISCOUNTED
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG
IMBALAN PASCA KERJA SEPERTI PESANGON,
PMK, UPH, JHT, JAMSOSTEK, DLL
IMBALAN JANGKA PANJANG LAINNYA SEPERTI CUTI
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
KEWAJIBAN IMBALAN
PASCA KERJA UU NO.13
TAHUN 2003
BERDASARKAN PSAK NO.24 IMBALAN PASCA KERJA IMBALAN PASTI HARUS DIUKUR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT
03/11/14
PROFESI AKTUARIS DAN AKUNTAN
PUBLIK
AKTUARIS
INDEPENDEN
MELAKUKAN PERHITUNGAN BERDASARKAN
STANDAR KERJA YANG DIKELUARKAN OLEH PERSATUAN AKTUARIS INDONESIA
AKTUARIS HARUS MELAKUKAN
PERHITUNGAN SECARA OBJEKTIF DAN NETRAL, SEHINGGA DAPAT
03/11/14
Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik
•
Aktuaris adalah profesi atau ahli yang
bertugas melakukan penaksiran terhadap
tingkat kematian, cacat dini, resiko ansuransi
dan hal-hal lain yang terkait dengan manusia.
•
Ahli ini mempelajari ilmu aktuaria yang
merupakan cabang ilmu matematika.
•
Aktuaris ditugaskan oleh perusahaan sebagai
ahli untuk melakukan estimasi atas berapa
besar imbalan pasca kerja yang harus diakui
pada laporan keuangan.
•
Aktuaris haruslah bersifat independen dalam
melakukan
tugasnya
tanpa
memihak
manajemen ataupun pekerja.
•
Output dari pekerjaan aktuaris adalah laporan
03/11/14
Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik
•
Kewajiban imbalan pasca kerja adalah
suatu
estimasi
akuntansi
sehingga
perhitungan estimasi atas kewajiban
imbalan pasca kerja adalah tanggung
jawab manajemen.
•
Peranan aktuaris hanyalah sebagai ahli
yang membantu manajemen dalam
melakukan estimasi.
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
ASUMSI AKTUARIA PU C D IT ER A PK A N D E N G A N M E N G G U N A K A N A SU M03/11/14
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Contoh:
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jawab:
Gaji pada saat pensiun = Rp 10.000.000 x (1+0,08)
(55-30)= Rp 10.000.000 x (6,84848)
= Rp 68.484.800
(a) 2 x pesangon = 2 x Rp 68.484.800 x 9 = Rp 1.232.726.400
(b) Penghargaan masa kerja = 10 x Rp 68.484.800 = Rp 684.848.000
(c) Uang pengantian hak = 15 % x ((a) + (b)) = Rp 287.636.160
03/11/14 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Berdasarkan metode projected unit credit, maka terlebih dahulu kita hitung satuan unit manfaat dan biaya jasa kini, sebagai berikut:
(e) Satuan unit manfaat (SUM) adalah,
(d)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn) = Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.0923 x 0.8402* = Rp 5.700.503
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (29 – 25)
= Rp 22.802.012 (h) Biaya bunga = 10% x ((f)+(g)) = Rp 2.850.252
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat PV : Present Value
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 1 Januari 2003kerja per 1 Januari 2003 Rp 22.802.012 Rp 22.802.012 Biaya jasa kini
Biaya jasa kini 5.700.503 5.700.503 Beban bunga
Beban bunga 2.850.252 2.850.252 Nilai kini kewajiban imbalan pasca
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:
(Jurnal Pencatatan-1)
(Jurnal Pencatatan-1)
(Dr)Laba ditahan
(Dr)Laba ditahan 22.802.012 22.802.012
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 22.802.012 22.802.012
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun sebelumnya (g)
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun sebelumnya (g)
(Jurnal Pencatatan-2)
(Jurnal Pencatatan-2)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
(Dr)Beban imbalan pasca kerja 8.550.755 8.550.755
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 8.550.7558.550.755
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui pada tahun berjalan ((f) + (h))
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
BAGAIMANA SEANDAI NYA ASUMSI
AKTUARIA BERUBAH PADA TAHUN
BERIKUTNYA
?
PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 94:
Perusahaan harus mengakui sebagian keuntungan dan kerugian aktuaria sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut.
PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 95:
03/11/14 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Pada contoh diatas apabila pada pelaporan 31 Desember 2004 ada asumsi aktuaria yang berubah, dimana tingkat bunga diskonto menurun menjadi 5% pada tahun berikutnya, maka hitungan untuk tahun 2004 akan menjadi:
(e) Satuan unit manfaat adalah,
(d.)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn) = Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.3101 x 0.8402* = Rp 19.151.961
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (30 – 25) = Rp 95.759.805
(h) Biaya bunga = 5% x ((f)+(g)) = Rp 5.745.588
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman tahun-tahun sebelumnya Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat PV : Present Value
03/11/14 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
per 1 Januari 2004 Rp 31.352.767
Biaya jasa kini 19.151.961 Beban bunga 5.745.588 Rugi aktuaria (selisih) 64.407.038 Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2004 Rp 120.657.354
Rugi aktuaria yang diakui adalah rugi aktuaria setelah dikurangi nilai koridor 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja sebesar Rp 12.065.735 (10% x Rp 120.657.354).
Rugi aktuaria yang diakui adalah sebesar Rp 2.093.652 (Rp 64.407.038-Rp 12.065.735 )/25.
03/11/14 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan pada tahun 2004 adalah:
(Jurnal pencatatan-3)
(Dr)Rugi aktuaria 2.093.652
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 2.093.652
Mencatat kerugian akibat perubahan asumsi aktuaria
Pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:
(Jurnal pencatatan-4)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja 24.897.549 (Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 24.897.549
03/11/14 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
APA YANG PERLU DIUNGKAPKAN
PADA LAPORAN KEUANGAN
?
1. Kebijakan akuntansi dalam mengakui keuntungan atau kerugian aktuaria, 2. Keuntungan atau kerugian aktuaria yang tidak diakui,
3. Nilai kini jumlah kewajiban imbalan pasca kerja, 4. Jumlah kewajiban yang diakui pada neraca,
5. Mutasi kewajiban selama tahun berjalan,
6. Jumlah biaya yang diakui pada laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut: - Biaya jasa kini,
- Biaya bunga,
- Keuntungan atau kerugian aktuaria, - Biaya jasa lalu,
- Pengaruh PHK atas keuangan perusahaan.
7. Asumsi-asumsi aktuaria yang dipakai, seperti tingkat bunga diskonto, kenaikan gaji dan asumsi-asumsi yang lain.
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Pada tahun 2003, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca kerja berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berlaku efektif sejak 25 Maret 2003. Kewajiban ditentukan berdasarkan penilaian atas kewajiban imbalan pasca kerja per 31 Desember 2003 dengan menggunakan metode projected unit credit. Imbalan pasca kerja untuk tahun yang berjalan dicerminkan pada laporan laba rugi dan neraca. Rincian kewajiban imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut:
2004 2003 Nilai kini kewajiban imbalan
pasca kerja per 1 Januari Rp 95.759.805 Rp 22.802.012
Biaya jasa kini 19.151.961 5.700.503 Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria yang tidak
diakui ( 62.313.386) -Nilai kini kewajiban imbalan
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Mutasi saldo kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2004 2003
Saldo kewajiban per 1 Januari Rp 31.352.767 Rp 22.802.012 Biaya jasa kini 19.151.961 5.700.503
Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria 2.093.652
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi sebagai berikut:
2004 2003
Biaya jasa kini Rp 19.151.961 Rp 5.700.503 Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria yang diakui 2.093.652
Beban imbalan pasca kerja Rp 26.991.201 Rp 8.550.755
Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan:
Diskonto 5% 10%
Kenaikan gaji 8% 8% Probabilita yang berasal dari tingkat
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Bagaimana seandainya jika Tuan Deni
Bagaimana seandainya jika Tuan Deni
mengalami sakit berkepanjangan pada
mengalami sakit berkepanjangan pada
awal Januari tahun 2005
awal Januari tahun 2005
?
Tuan Dian akan memperoleh sebesar: Manfaat karyawan = 2P + 2 PMK + UPH
= (2(Rp 10.800.000*) x 7)+(2(Rp10.800.000*) x 3) + 15% x 216.000.000
= Rp 248.400.000
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK
190.056.032
(Cr)Kas
248.400.000
Mencatat pembayaran imbalan pasca kerja kepada Tuan Dian
dan kerugian akibat pemutusan hubungan kerja
03/11/14
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jurnal pencatatan yang dibutuhkan bila kita menghitung PPh
pasal 21 atas uang pesangon adalah :
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK
190.056.032
(Cr)Kas
215.050.000
(Cr) Hutang PPh pasal 21 (final) 33.350.000
Mencatat pembayaran IPK kepada Tuan Dian dan kerugian
akibat pemutusan hubungan kerja
Terima kasih
• Diambil dari berbagai sumber
• Disampaikan oleh:
Tri Purwano
KAP Tri Purwanto
0856-148-5729