• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BIOPROSES FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BIOPROSES FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL SOSIALISASI

DISEMINASI PROGRAM "THE RASULULLAH

PRINCIPLES ON PANDEMICS" DALAM MENGHADAPI

PANDEMI COVID-19 DI MASYARAKAT DESA

LANDUNGSARI, KABUPATEN MALANG

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BIOPROSES

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

TIM PENYUSUN MODUL :

1. Yusuf Wibisono, STP, M.Sc, PhD 2. Ananda Firly Andriani

3. Risti Ulaika

4. Nurul Hidayatul Khoir 5. Sawade Shania Zacilia

(3)

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat karunia-Nya, “Modul Sosialisasi Pencegahan Pandemi Covid-19 di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang” telah selesai disusun. Seperti kita ketahui pada awal tahun 2020, COVID-19 menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia telah melaporkan 2 kasus konfirmasi COVID-19. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Modul ini disusun untuk mendukung pelaksanaan program Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknologi Bioproses, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Semoga modul sosialisasi ini dapat dijadikan sebagai buku saku atau pedoman bagi masyarakat khususnya warga Desa Landungsari untuk memotong rantai penyebaran pandemi Covid-19 dan menjadikan Desa Landungsari sebagai Wilayah tangguh bebas dari virus Covid-19. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini, disampaikan terimakasih.

Malang, 14 September 2020

(4)

Daftar Isi

Tim Penyusun Modul……….. 1

Kata Pengantar……… 2

BAB 1. Diseminasi Program "The Rasulullah Principles on Pandemics" dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di

Masyarakat Desa Landungsari, Kabupaten Malang……... 4 BAB 2. Media Promosi Kesehatan……… 10 Sumber referensi………. 14

(5)

BAB 1

Diseminasi Program "The Rasulullah Principles on

Pandemics" dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di

Masyarakat Desa Landungsari, Kabupaten Malang

1.1. Prinsip-prinsip Rasulullah dalam Menghadapi Wabah

Penyakit

Dalam sejarah umat manusia, tercatat banyak wabah penyakit yang melanda. Wabah yang terbesar dalam sejarah seperti wabah penyakit Plague of Justinian (pertengahan abad ke-6 M), wabah Maut Hitam (pertengahan abad ke-14 M) dan flu Spanyol (pada tahun 1918-1919 M). Dalam sejarah umat Islam, beberapa kali wabah penyakit juga terjadi, baik pada masa Rasulullah SAW hidup atau pada masa setelah beliau wafat.

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, pernah terjadi wabah penyakit demam yang melanda Madinah, hingga dikisahkan sahabat beliau Abu Bakar ra. dan Bilal ra. juga terkena penyakit tersebut hingga akhirnya sembuh kembali. Pada saat itu Rasulullah berdo'a kepada Allah supaya wabah penyakit tersebut dipindahkan oleh Allah dari Madinah ke Mahya'ah (Juhfah), yaitu wilayah yang kosong tidak berpenghuni. Pada zaman Rasulullah SAW juga pernah ada wabah penyakit kusta/lepra yang sangat menular dan mematikan.

Wabah yang melanda kaum muslim yang besar terjadi pada saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra. Wabah melanda di kawasan Syiria, tepatnya di daerah Amwas, sehingga dikenal dengan Wabah Amwas. Terjadi pada tahun 17-18 H (638-639 M) dimulai pada bulan Muharam dan Safar, kemudian mewabah

(6)

kembali. Sebanyak 25 ribu pasukan kaum muslimin yang bersiap menghadapi tentara Byzantium meninggal karena wabah ini termasuk beberapa sabahat Nabi, yaitu Abu Ubaydah, Muadz bin Jabal, dan Yazid bin Abi Sufyan. Wabah yang melanda saat itu tidak hanya terjadi di Syiria, namun menyebar hingga ke Irak dan Mesir. Wabah didahului dengan bencana kelaparan yang melanda daerah tersebut.

Abu Ubaidah yang menjadi pemimpin di daerah Syiria tetap bertahan di daerah wabah, sementara Umar bin Khattab yang bertemu dengan Abu Ubaidah di daerah Sargh kembali ke Madinah atas keputusan yang diambil secara musyawarah oleh para sahabat dari kaum Anshar dan Muhajirin. Abu Ubaidah bertanya kepadanya:"Wahai Amirul Mukminin, apakah ini lari dari takdir Allah?" tanya Abu Ubaidah. Khalifah Umar menjawab: "Mestinya orang selain engkau yang mengatakan itu, wahai Abu Ubaidah. Benar, ini lari atau berpaling dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Tidakkah engkau melihat, seandainya saja engkau memiliki unta dan lewat di suatu lembah dan menemukan dua tempat untamu; yang pertama subur dan yang kedua gersang. Bukankah ketika engkau memelihara unta itu di tempat yang subur, berarti itu adalah takdir Allah. Demikian juga apabila engkau memeliharanya di tempat yang gersang, apakah itu juga takdir Allah?" tanya Umar. Dalam upaya menanggulangi penyebaran wabah, Abu Ubaidah melaksakan perintah Umar bin Khattab untuk mengungsikan pasukan muslim ke dataran tinggi Hauran, namun beliau wafat di daerah al Jalbiyah karena wabah. Penggantinya, Yazid bin Abi Sufyan, Muadz bin Jabal dan anaknya juga menyusul syahid tidak lama kemudian. Ketika pimpinan dipegang oleh Amru bin Ash, berhasil mengisolasi pasukan muslim di dataran tinggi, sehingga terhindar dari wabah dan

(7)

akhirnya pasukan muslim berhasil membebaskan Mesir setelah wabah selesai.

Wabah lain juga sempat melanda kaum muslimin seperti banyak wabah yang melanda Kufah pada saat Bani Ummayyah memimpin. Termasuk menjadi korban adalah gubernur Kufah yaitu Mughirah bin Syu'bah (50 H/670 M). Wabah juga melanda Basrah pada tahun 69- 70 H/688-689 M), menelan korban 70 ribu, 71 ribu dan 73 ribu meninggal pada 3 hari yang berturutan. Kemudian terjadi lagi wabah Al Fatayat pada tahun 87 H/706 M, wabah Al Ashraf pada tahun 716-717 M, lalu terjadi lagi tahun 107 H/725 M, 115 H/733 M dan 116 H/734 M.

Wabah berikutnya yang besar adalah Maut Hitam yang terjadi pada pertengahan abad 14 M, wabah Bombay yang terjadi pada abad 18 dan Flu Spanyol yang terjadi pada tahun 1918 M.

1.2. Beberapa hal penting yang menjadi prinsip

Rasulullah SAW dalam menghadapi wabah: 1.2.1. Karantina, isolasi dan menjaga jarak

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan, dari Amir bin Saad bin Abi Waqqash, dari ayahnya bahwa ia pernah mendengar sang ayah bertanya kepada Usamah bin Zaid, "Apa hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah berkaitan dengan wabah thaun?" Usamah menjawab, "Rasulullah pernah bersabda: Wabah thaun adalah kotoran yang dikirimkan oleh Allah terhadap sebagian kalangan bani Israil dan juga orang-orang sebelum kalian. Kalau kalian mendengar ada wabah thaun di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun, bila wabah thaun itu menyebar di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri kalian

(8)

menghindar dari penyakit itu." (HR Bukhari-Muslim). Rasulullah saw bersabda: Jangan campurkan (onta) yang sakit ke dalam (onta) yang sehat.” (HR Muslim)

1.2.2. Tracing penularan

Riwayat dari ‘Abd Allah Ibn Mas’ud r.a. ia berkata; Rasulullah saw. berdiri di hadapan kami, lalu bersabda: “Tidak ada sesuatu yang dapat menulari yang lain.” Ada seorang Arab pedalaman berdiri, kemudian ia membantah: “Wahai Rasulullah, awal mula Kudis menyebar itu lewat mulut atau ekor seekor unta, lalu menyebar hingga unta yang lain menjadi Kudisan semuanya.” Kemudian, Rasulullah saw. bersabda: “Lantas, siapa yang menulari unta yang pertama tadi?.” (HR. Ahmad)

1.2.3. Menjaga seoptimal mungkin dari penularan

Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menjaga jarak dengan penderita kusta, pesan beliau yang diriwayatkan melalui Abu Hurairah, "Menghindarlah kamu dari orang yang terkena judzam (kusta), sebagaimana engkau lari dari singa yang buas" (HR Bukhari).

1.2.4. Berobat jika sakit

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis: "Aku pernah berada di samping Rasulullah SAW. Lalu, datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, 'Wahai, Rasulullah, bolehkah kami berobat?' Beliau menjawab, 'Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab, Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan

(9)

meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.' Mereka bertanya, 'Penyakit apa itu?' Beliau menjawab, 'Penyakit tua.'" (HR Ahmad, Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi).

1.2.5. Jika meninggal karena wabah, matinya syahid

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari, no. 2829 dan Muslim, no. 1914)

1.2.6. Berdoa kepada Allah

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan, “ALLOOHUMMA INNII ‘AUUDZU BIKA MINAL BAROSHI WAL JUNUUNI WAL JUDZAAMI WA SAYYI-IL ASQOOM

(artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit yang jelek lainnya).” (HR. Abu Daud, no. 1554; Ahmad, 3: 192).

1.2.7. Menjaga higienitas dan sanitasi

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis: “Barang siapa tertidur dan di tangannya terdapat lemak (kotoran bekas makanan) dan dia belum mencucinya, lalu dia tertimpa oleh sesuatu, janganlah dia mencela melainkan dirinya sendiri.” (HR Abu Daud).

(10)

1.2.8. Menjaga kesehatan dan kebugaran

Dalam sebuah hadis disebutkan: “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR Muslim).

(11)

MODUL PENGABDIAN MASYARAKAT-TEKNOLOGI 10 BAB 2

Media Promosi Kesehatan

Berikut ini merupakan contoh media promosi kesehatan yang dapat disebarluaskan kepada masyarakat mengenai infeksi COVID-19.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Sumber referensi:

 https://mui.or.id/wp-content/uploads/2020/03/Fatwa- tentang-Penyelanggaran-Ibadah-Dalam-siatuasi-Wabah- COVID-19.pdf

 Dols, M. W. (1974). Plague in early Islamic history. Journal of the American Oriental Society, 371-383.

 Mukharom, M., & Aravik, H. (2020). Kebijakan Nabi Muhammad Saw Menangani Wabah Penyakit Menular dan Implementasinya dalam Konteks Penanggulangan Coronavirus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(3).

 https://republika.co.id/berita/q7iy6m63571849323000/ini- daftar-hadist-shahih-dan-dhaiftentang-wabah-covid19

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini merupakan gambaran umum mengenai masing-masing variabel sebagai pembanding dalam anasis data hasil penelitian yang meliputi: (1) deskripsi data

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai kompetensi yang dikaitkan dengan kinerja

Penyediaan tenaga kerja tersebut, juga dibarengi oleh kualitas dari yang baik dari tenaga kerja, sehingga memiliki pengaruh yang positif bagi Pendapatan Domestik

Dalam penelitian ini, indikator efektivitas layanan informasi digital yang diamati meliputi kinerja layanan, ketersediaan pangkalan data, ketersediaan fasilitas akses

a) Kerja sama, yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. b) Akomodasi, yaitu suatu proses penyesuaian sosial dalam

Jika data panel dianalisis dengan pendekatan model-model time series seperti fungsi transfer, maka ada informasi keragaman dari unit cross section yang diabaikan dalam

Pada pengujian kadar glukomanan metode kolorimetri denngan reagen 3,5-DNS, sampel tepung konjak yang akan dianalisis dipreparasi terlebih dahulu dengan cara diaduk

Sehubungan dengan perancangan visual branding kawasan agrowisata Condet, pesan yang ingin disampaikan menggunakan pendekatan persuasif bahwa Condet merupakan salah