• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cubicle 20 kV.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cubicle 20 kV.pdf"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. LATAR BELAKANG

Cubicle 20 KV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada

Gardu Hubung Distribusi yang berfungsi sebagai Pembagi, Pemutus, Penghubung Pengontrol dan Proteksi system penyaluran tenaga listrik tegangan 20 KV.

Cubicle biasanya terpasang pada Gardu Hubung Distribusi atau Gardu Hubung

yang berupa Beton maupun Kios.

Cubicle yang terdapat didalam Gardu Hubung (GH) merupakan Panel Tegangan Menengah yang berfungsi sebagai salah satu sarana penunjang Utama untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen, dimana didalam GH selain terdapat Trafo Distribusi terdapat pula beberapa cubicle dengan beberapa peralatan bantu sesuai kebutuhan antara lain : Pemutus beban pasangan dalam (PMT/LBS), Pemisah (DS), Isolator, Bus bar / Rel, Vacum sircuit breaker (VCB), Kabel saluran masuk/keluar, Tranformator Instrumen / Pengukuran antara lain : CT dan PT, dll.

Terjadinya busur listrik ( Flash-over ) dapat dipengaruhi atau dapat disebabkan oleh kurang baiknya sirkulasi udara didalam ruangan cubicle itu sendiri maupun cara penempatan cubicle tersebut didalam Gardu Hubung (GH) yang tepat berada diatas got saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan saluran kabel tersebut didalam Gardu Hubung (GH), dan juga dipengaruhi oleh luas serta kondisi sirkulasi udara didalam Gardu Hubung (GH) tersebut.

Jika ruangan didalam cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab maka pada suatu saat uap air akan menempel bukan saja pada dinding cubicle tetapi juga pada seluruh atau sebagian besar peralatan penunjang seperti : Isolator, CT, PT, Bus bar, VCB, PMT, DS dll. Bila uap air ini dibiarkan terus menerus maka suatu saat akan terjadi busur listrik (Flash Over) diantara penghantar dan isolator. Selain itu dengan adanya arus beban jurusan yang besar dipikul oleh salah satu atau beberapa cubicle maka akan menimbulkan uap air akibat panas dan hal ini lebih memungkinkan timbulnya busur listrik (Flash Over) antara body dengan pengantar melalui badan CT, PT, VCB dan lain-lain sehingga hubung singkat

(2)

tidak dapat dihindari dan pada akhirnya akan mengganggu penyaluran tenaga listrik kepada konsumen PT. PLN ( Persero ) yang ada.

Bila dilihat dari sisi ekonomis, maka pekerjaan pemeliharaan rutin serta menjaga sirkulasi udara yang baik secara terus menerus akan jauh lebih murah dibandingkan dengan mengganti Cubicle yang harganya mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah / unit, coba kita bayangkan kalau yang diganti beberapa buah cubicle pada salah satu Gardu Hubung, contohnya : Pengeluaran biaya yang cukup besar dilakukan pada Gardu Hubung PT. PLN (Persero) Ranting Saparua beberapa waktu lalu dan telah menelan biaya ± Rp.1 milyard untuk mengganti 5 ( lima ) buah cubicle akibat hal tersebut diatas.

BAB II. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang letak / posisi cubicle terhadap kelembaban udara yang dapat menimbulkan Busur listrik (Flash Over).

Tolak ukur dari penelitian / penulisan Makalah ini adalah : Kelembaban udara yang terjadi pada Cubicle akan menyebabkan busur listrik (flash over) dan hasil akhir dari penelitian/penulisan Makalah ini merupakan masukan kepada PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara maupun PT. PLN (Persero) Area Ambon.

 Identifikasi

1. Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kelembaban udara. 2. Kelembaban udara akan menimbulkan uap air yang dapat

mengakibatkan terjadinya flashover.

3. Letak lantai CUBICLE yang menutupi seluruh permukaan got saluran kabel dapat mengakibatkan mudah terjadi kelembaban udara akibat panas.

4. Beban besar yang dipikul pada setiap CUBICLE baik incoming maupun out going juga dapat menimbulkan panas dan sangat

(3)

berpotensi menyebabkan terjadinya uap air pada perangkat pendukung didalam CUBICLE karena ruangan Cubikel tersebut tertutup.

5. Kurangnya lubang saluran udara atau ventilasi pada setiap CUBICLE dan Gardu Hubung juga berpotensi menyebabkan panas akibat beban , tidak dapat dihindari.

 Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

BAGAIMANA UPAYA MENGURANGI GANGGUAN BUSUR

LISTRIK (Flash Over) PADA CUBICLE

 Definisi

CUBICLE adalah lemari penghubung atau pembagi tegangan

menengah danFlashover adalah loncatan busur listrik  Hipotesa

Diduga bahwa letak CUBICLE akan berpengaruh terhadap kelembaban udara.

 Asumsi

Semua CUBICLE mempunyai tipe dan karakteristik masing-masing, ada yang sama dan ada yang berbeda

 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah merupakan survey dibeberapa CUBICLE,antara lain :

Pada system Ambon, khususnya pada Gardu Hubung Colstorage Tulehu, Gardu Hubung Baguala, Gardu Hubung PT. Semen Tonasa. Pada system Masohi, khususnya pada Gardu Hubung Pusat Listrik

Masohi dan Gardu Hubung Waipo,

Pengertian Cubicle 20 kV

1. Pengertian Umum

Cubicle 20 kV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi,

(4)

dan control yang terpasang pada ruang tertutup dan sebagai pembagi, penyalur, pengukur, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik.

Disebut sebagai cubicle karena peralatan-peralatan tersebut dikemas plat berbentuk almari dengan pintu di bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup menurut standar operasi yang diminta.

2. Jenis dan fungsi Cubicle

Berdasarkan fungsi/penempatannya, cubicle TM 20 kV di Gardu Induk antara lain :

 Cubicle Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke busbar 20 kV

 Cubicle Outgoing : sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban  Cubicle Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar

ke beban pemakaian sendiri GI

 Cubicle Kopel (bus kopling); sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2  Cubicle PT / LA:: sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman

terhadap surja.

 Cubicle Bus Riser / Bus Tie (Interface): sebagai penghubung antar sel.

3. Bagian-bagian

Cubicle TM 20 kV terdiri dari 4 kompartemen, yaitu : a. Kompartemen PMT.

Pada kompartemen ini terpasang “Withdrawable Circuit Breaker”. PMT dan mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan/dimasukkan ke dalam kubikel untuk keperluan pemeliharaan.

b. Kompartemen Busbar

Semua tertutup oleh bagian metal. Kompartemen busbar didisain agar bagian-bagian yang bergerak pada bagian ini seminimum mungkin. Busbar

(5)

dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-masing pabrik.

c. Kompartemen Sambungan Kabel Pada Kompartemen ini terdapat :  Terminasi kabel tegangan menengah

 3(tiga) pembagi tegangan (potensial divider), dilengkapi pada setiap pasa terminasi kabel, yang disambung dengan tiga neon indikator yang dipasang di muka panel. Fungsinya untuk melihat secara visual bahwa kabel tersebut dalam keadaan bertegangan atau tidak, sehingga aman terhadap petugas yang melaksanakan pengoperasian.

 Satu rangkaian hubung pendek dan pemisah tanah untuk sisi kabel. Dioperasikan dari depan panel, dilengkapi dengan mekanisme operasi kecepatan tinggi sehingga mempunyai kecepatan masuk yang tidak tergantung kecepatan operator.

 Trafo arus

 Trafo tegangan (sesuai permintaan). Bisa type tetap atau lepasan. Dilengkapi dengan pelebur dengan kapasitas pemutusan tinggi.

d. Kompartemen Tegangan Rendah

Kompartemen ini didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi kegagalan. Auxiliary disambung ke PMT oleh susunan multi pin connector

BAB III. PERSOALAN

PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kelistrikan Nasional dan melayani konsumen dengan berbagai tarif antara lain : Tarif Rumah tangga, Industri, Bisnis, Pemerintah, Sosial dan Penerangan Jalan Umum selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, dimana semua sarana yang digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen diharapkan tetap dalam kondisi terpelihara secara baik sehingga kwalitas pendistribusian tenaga listrik juga akan semakin baik sesuai yang diharapkan oleh semua pihak.

(6)

Namun dalam kenyataannya saat ini masih terdapat beberapa kendala terutama sistim Distribusi yang sering terganggu akibat kurangnya pemeliharaan dan analisa kegagalan peralatan atau sarana yang dipakai terutama kondisi

Cubicle pada beberapa Gardu Hubung (GH) yang sering mengalami gangguan

akibat dari sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle

atau sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan, sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian atau seluruh system akan terganggu (Black Out system).

PEMBANGKIT BISNIS INDUSTRI RUMAH PUBLIK TRAFO DISTRIBUSI 20 kV 150 kV TRAFO GI 150/20 kV TRAFO GI 20/150 kV 220 V

Gambar 1 :Pasokan tenaga listrik dari pusat listrik ke jaringan distribusi sampai ke pelanggan

Sirkulasi udara yang kurang baik didalam dan diluar Cubicle menjadi faktor penyebab utama sehingga uap air akan tetap menempel pada sebagian peralatan atau seluruh peralatan diadalam kubikel juga pada dinding Cubicle tersebut. Bila

uap air tersebut dibiarkan terus menerus maka suatu saat akan terjadi busur

listrik (Flash Over) yang akan meluas mulai dari peralatan penghantar dan selanjutnya ke dinding Cubicle atau bumi sehingga terjadilah hubung singkat antar penghantar dengan bumi dan akibatnya Sistem akan terganggu atau listrik padam. Kondisi sirkulasi udara didalam dan diluar cubicle perlu segera

(7)

dibenahi untuk mengurangi kelembaban sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya busur listrik atau flash over.

Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut

akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan

menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara.

BAB IV. PRA ANGAPAN

Dari berbagai jenis kubikel yang terpasang pada Gardu hubung, semuanya berfungsi untuk memikul dan menyalurkan beban ke konsumen. Beban tersebut

akan menimbulkan panas didalam cubicle sehingga uap air akan muncul dan

menyebabkan terjadinya Kelembaban Udara.

Sirkulasi udara yang kurang baik didalam maupun diluar Cubicle atau

sirkulasi udara yang kurang baik didalam Gardu Hubung secara keseluruhan, sehingga akan terjadi Kelembaban udara dalam Cubicle itu sendiri yang dapat menimbulkan terjadinya Busur Listrk (Flash Over) dan pada akhirnya sebagian atau seluruh system akan terganggu (Black Out system)

(8)

Selain faktor panas akibat beban, kelembaban udara juga dapat terjadi karena

Cara penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel yang

menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut sehingga sirkulasi udara akan terhambat atau kurang baik. Ventilasi udara atas maupun bawah yang sempit atau tidak terpasang atau Cubicle ditempatkan terlampau dekat dengan dinding

Gardu Hubung juga akan berpengaruh langsung pada suhu udara didalam cubicle

maupun didalam Gardu Hubung (GH) itu sendiri.

Terjadinya Busur Listrik (Flash Over) pada Cubicle disebabkan oleh karena sirkulasi udara yang kurang baik dalam Cubicle, sehingga :

1. Letak Cubicle perlu dirubah.

2. Menambah ventilasi udara pada cubicle itu sendiri. 3. Menambah ventilasi udara pada Gardu Hubung.

4. Membuat atau menambah lubang rembesan air pada permukaan lantai parit/saluran kabel.

Untuk mengetahui seberapa besar tegangan lompatan api yang disebabkan oleh keadaan udara, maka perlu dilakukan pengujian.Untuk mengoreksi hasil-hasil pengujian terhadap tekanan dan suhu dipakai rumus :

dimana VS = tegangan lompatan pada keadaan standar

VB = tegangan lompatan yang diukur pada keadaan sebenarnya

d = kepadatan udara relative (relative air density)

sedangkan bB = tekanan udara pada waktu pengujian (mm Hg) tB = suhu sekeliling pada waktu pengujian (0 C) bB 273 + 20 0,386 bB d = = --- 2 760 273 + tB 273 + tB VB VS = --- 1 d

(9)

BAB V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI

Kelembaban udara akan semakin meningkat akibat Cara penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut dan menghambat sirkulasi udara masih sering terjadi pada sebagian besar Cubicle dalam Gardu Hubung (GH) sampai saat ini.

Bila kondisi sirkulasi udara tersebut diatas tetap dibiarkan maka akan berdampak pada Kerugian yang dialami akibat Busur Listrik (Flash Over), baik oleh Pelanggan juga menimbulkan Kerugian Material dan Biaya pada pihak

PT. PLN (Persero).

Dampak yang dirasakan dari gangguan busur listrik (Flash Over) tersebut antara lain :

1. Sering terputusnya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. 2. Waktu pemeliharaan Cubicle akan berulang-ulang.

3. Kerugian material dan biaya yang dikeluarkan setiap tahun anggaran untuk pemeliharaan dan penggantian Cubicle sangat besar (Puluhan atau ratusan juta rupiah setiap tahunnya).

4. Kerugian karna hilangnya sebagian Kwh jual.

Gangguan Busur listrik (Flash Over) tersebut sering terjadi pada beberapa Kubikel dalam Gardu Hubung, baik pada Sistem Ambon maupun Sistem lainnya diluar pulau Ambon PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, lebih khusus pada Area Ambon.

Dampak negatif langsung akibat terjadinya gangguan Busur listrik (Flash Over) yang dirasakan pelanggan adalah :

 Aliran listrik terputus atau padam pada sebagian atau seluruh pelanggan yang dilayani oleh sistem tersebut, artinya semua atau sebagian kebutuhan pelanggan yang mengguanakan aliran listrik tersebut akan terganggu, bahkan beberapa aktivitas pelayanan sosial seperti : Rumah sakit, Tempat Pendidikan,

(10)

Tempat Ibadah maupun beberapa kegiatan pelayanan publik dan maupun pemerintahan ikut merasakan dampak dari terputusnya aliran listrik tersebut.

 Masih ada keluhan beberapa pelanggan tentang kerusakan peralatan elektronik mereka karena aliran listrik PLN terputus atau padam, walaupun kerusakan tersebut belum tentu diakibatkan karena terputusnya aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba.

 Banyak kalangan baik secara individu maupun institusi tertentu masih punya tanganggapan atau persepsi negatif terhadap pelayanan PT. PLN (Persero), khususnya di Area Ambon, karena listrik masih sering padam atau terganggu.

 Dan lain-lain…….

Dampak negatif yang dirasakan langsung oleh PT. PLN (Persero) akibat terjadinya gangguan Busur Listri (Flash Over) adalah :

 Kerugian pada sisi Niaga yaitu : Sebagian atau seluruh Kwh yang diproduksi saat itu tidak tersalur atau atau Kwh jual akan menurun karena sebagian atau seluruh system terganggu.

 Kerugian pada sisi Distribusi yaitu : Beberapa material utama pada Kubikel seperti VCB, LBS, Copling, DS, CT, PT, Metering dan Fuse mengalami kerusakan bahkan kerusakan bisa dialami oleh salah satu atau beberapa kubikel sekaligus.

 Terjadi kebakaran pada beberapa kubikel di system Ambon dan system lainya diluar pulau ambon.

 Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan akan semakin besar mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah pada satu tahun anggaran.

 Pekerjaan pemeliharaan akan dilakukan berulang-ulang sehingga sering melakukan pemadaman terencana untuk pekerjaan pemeliharaan tersebut dan pada akhirnya berdampak juga pada kerugian Kwh jual.

 Umur atau usia normal dari sebagian peralatan atau kubikel tersebut akan semakin pendek yang secara langsung akan berdampak pula kepada biaya operasi dan pemeliharaan yang dikeluarkan semakin besar.

(11)

Contoh gangguan Busur Listrik (Flash Over) pada kubikel yang terjadi pada tahun anggaran 2012 di system Ambon dan diluar Aambon, antara lain :

 Pada Gardu Hubung Baguala (Sistem Ambon), adalah :

1. Bulan Pebruari 2012, terjadi gangguan pada VCB Incoming Waiheru 2. 2. Bulan April 2012, terjadi gangguan pada VCB Copling.

3. Bulan juli 2012, ganti 1set VCB Copling karna terbakar.

4. Bulan September 2012, ganti CT & PT pada Incoming Waihru 1. 5. Bulan Desember 2012, terjadi gangguan pada VCB Copling.

Walaupun pemeliharaan cubicle pada Gardu Hubung tersebut selalu dilakukan baik oleh Rayon Baguala (Pemeliharaan rutin atau triwulan) maupun mengikuti pemadaman terencana yang dilakukan oleh Distribusi Area Ambon untuk pekerjaan lain yang menyangkut padam salah satu penyulang atau seluruh penyulang di Gardu Hubung Baguala.

 Pada Gardu Hubung Aston (Sistem Ambon), bulan April 2012 ganti 1 set VCB Incoming karan terbakar.

 Pada Gardu Hubung A1b/bank BTN (Sistem Ambon), ganti VCB incoming dan out going pada bulan Agustus 2012 karna terbakar antara isolator tumpu dan rel/bus bar.

 Pada Gardu Hubung Wailiha (Sistem Ambon), gangguan pada CT dan PT, bulan Desember 2012.

 Pada Pusat Listrik Wamsisi (Sistem Ambon), ganti CT dan PT pada bulan September 2012, karena terbakar.

 Pada Pusat listrik Sewa 2 (Sistem Ambon), bulan Nopember 2012 Ganti VBC out going karana terbakar.

 Pusat Listrik Poka (Sistem Ambon) terjadi kebakaran kubikel pada pada tahun 2012,

 Pusat Listrik Masohi (Sistem Masohi), terjadi kebakaran pada CT dan PT pada tahun 2011.

 Dalam tahun anggaran 2011, terjadi gangguan kubikel pada Pusat Listrik Kobisonta.

(12)

Gambar 3 : Dampak Negatif dari Busur Listrik/Flash Over

Tabel 1 : Perkiraan RUGI Kwh, Akibat GANGGUAN BUSUR LISTRIK (FLASH OVER)

JAM

Penyulang WAIHERU. 1 Perkiraan Rugi, Bila Rata-rata R1/450 VA, Blok 1 (Rp.176 per Kwh) Ket (A) (KW) JAM Lama Padam (Kwh)

Padam Nyala Menit Jam

10.00 91 3,003 10.10 10.55 45 0.75 2,252 396,396 Perkiraan 91 3,003 5.00 15,015 2,642,640 Perkiraan 20.00 130 4,290 20.15 21.35 80 1.33 5,720 1,006,720 Perkiraan 130 4,290 5.00 21,450 3,775,200 Perkiraan JAM Penyulang WAIHERU. 2 Perkiraan Rugi, Bila Rata-rata R1/450 VA, Blok 1 (Rp.176 per Kwh) Ket (A) (KW) JAM Lama Padam (Kwh)

Padam Nyala Menit Jam

10.00 69 2,277 10.00 12.40 160 2.67 6,072 1,068,672 Perkiraan

69 2,277 5.00 11,385 2,003,760 Perkiraan

20.00 102 3,366 20.15 22.45 150 2.50 8,415 1,481,040 Perkiraan

(13)

BAB VI. PEMBAHASAN

A. Pengujian Dalam Suasana Basah.

Pengujian dalam suasana basah dimaksudkan untuk menirukan keadaan udara pada waktu hujan, salju dan sebagainya. Oleh karena air hujan menghantar listrik, maka tegangan pelepasan dari alat-alat listrik yang dipasang diluar (outdoors) menjadi berkurang pada waktu alat-alat tersebut menjadi basah karena hujan. Piranti ukur yang digunakan adalah Volt meter, Ampere meter, Thermometer, Higrometer

Ampere meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya aliran arus yang dipakai oleh beban.(Gambar 4)

Gambar 4 : Ampere meter

Volt meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui besarnya potensial atau tegangan antara dua titik.(Gambar 5)

Gambar 5 : Volt meter

Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry

(14)

jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Higrometer juga banyak dipakai di ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk menjaga kelembaban udara yang berpengaruh terhadap keakuratan alat-alat pengukuran.(Gambar 6)

Gambar 6 : Higrometer

Suhu menunjukkan derajat panasbenda, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu adalah ukuran panas-dingin suatu benda yang dinyatakan dalam suatu besaran suhu atau temperatur. Suhu didefiniskan sebagai besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. Suhu merupakan salah satu jenis besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) di nyatakan dengan satuan oK (oKelvin).Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol.(Gambar 8)

(15)

Tabel 2. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Memakai : HIGROMETER, Pada Gardu Hubung BAGUALA (Kondisi Normal)

No PENYULANG KELEMBABAN (%) SUHU (°K) Kepadatan udara relatif (d) Tegangan Lompatan (Vb)- KVolt 1 Tulehu 83 311.2 0.1029 1.1834 2 ACC 76 309.7 0.0947 1.0891 3 Hutumuri 81 306.4 0.1020 1.173 4 Waiheu 1 82 310.3 0.1020 1.173 5 Waiheu 2 82 310.8 0.1018 1.1707 6 Lateri 1 78 307.5 0.0979 1.1258

Tabel 3. Hasil Pengukuran SUHU & KELEMBABAN dalam Cubicle Pada Gardu Hubung PT. SEMEN TONASA (Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm)

NO PENYULANG KELEMBABAN (%) SUHU (°K) Kepadatan udara relatif (d) Tegangan Lompatan (Vb)- KVolt 1 In Coming 56 301.3 0.0717 0.8246 2 Out Going 56 301.4 0.0717 0.8246

Dari tabel 1.hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelembaban udara sangat besar yang dipengaruhi oleh Penempatan cubicle yang tepat berada diatas parit/saluran kabel yang menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut sehingga sirkulasi udara akan terhambat atau kurang baik.

Pada PT Semen Tonasa, Kondisi Cubicle Sudah Dinaikan 45 Cm diatas parit/saluran kabel dan terlihat terjadi penurunan kelembaban udara

(16)

Dari sistim pengoperasiannya, maka pengaruh yang ditimbulkan akibat beban atau arus adalah : Semakin besar beban/arus yang dipikul oleh suatu jurusan baik incoming, outgoingakan menimbulkan suhu panas yang semakin tinggi melebihi kondisi normal didalam cubicle akan menimbulkan terjadinya uap air dan biasanya uap air tersebut akan menempel pada sebagian atau seluruh permukaan sarana penunjang tersebut didalam ruangan cubicle.

Setiap cubicle selalu dilengkapi dengan sarana penunjang berupa Heater, namun heater tersebut pada kondisi suhu beranjak naik akibat beban/arus yang besar tidaklah menolong,justru udara panas yang dikeluarkan oleh heater tersebut turut mempengaruhi kenaikan suhu udara yang ada didalam cubicle tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan kelembaban yang menyebabkan terjadinya proses loncatan busur listrik (Flash Over) yang cepat pada semua sarana yang ada. Bila kondisi ini tidak segera diatasi, maka busur listrik tersebut akan semakin meluas pada semuapermukaan sarana yang ada didalam cubicle tersebut yang pada akhirnay akan merubah fungsi isolator menjadi konduktor, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hubung singkat antara penghantar dengan bumi dan dampaknya langsung berpengaruh pada terganggunya system penyaluran tenaga listrik ke konsumen atau system distribusi akan terganggu, juga kerusakan atau kerugian material akan dialami oleh Perusahaan.

B. Mengacu pada Standart Konstruksi atau SPLN yang ada dimana seluruh permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen sehingga air akan tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam tanah, sehingga kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama.

(17)

C. Pada umumnya letak cubicle pada gardu hubung dipasang tepat diatas parit/saluran kabel dan menutupi seluruh permukaan parit/saluran kabel tersebut.

Kondisi ini akan sangat berdampak pada kenaikan suhu panas dari bawah

lantai cubicle, karena lantai cubicle menutupi seluruh permukaan

parit/saluran kabel dan secara langsung akan berpengaruh juga terhadap kelembaban udara yang terjadi didalam ruangan cubicle tersebut.

Gambar 9: Penempatan Cubiclel dalam GH, sesuai Standart Konstruksi

D. Pada saat merancang dan membangun gardu hubung kurang diperhitungkan sirkulasi udara dalam gardu itu sendirir sehingga hampir semua konstruksi bangunan gardu hubung yang ada sekarang ini terasa sangat kurang baik system sirkulasi udara yang ada dan hal ini juga akan turut berpengaruh menaikan suhu panas dari luar cubicle yang tentunya berdampak juga pada kelembaban yang terjadi didalam cubicle tersebut.

Gambar10:Fentilasi atas & bawah pada bangunan fisik Gardu Hubung, sesuai Standart Konstruksi

(18)

Melihat beberapa faktor tersebut diatas dapat menimbulkan kelembaban udara dalam cubicle yang menyebabkan terjadinya busur listrik (Flash Over) maka kita akan merasakan beberapa dampak negatif baik bagi konsumen dari sisi hak menikmati listrik karena sistim distribusi akan sering terganggu, maupun bagi PT. PLN ( Persero ) dari sisi biaya pemeliharaan yang sangat besardan dari sisi pengamanan peralatan akan sering terganggu.

BAB VII. KESIMPULAN

Dari hasil penulisan tugas akhir ini dapat kami simpulkan beberapa hal antara lain :

1. Heater tidak dapat membantu secara maksimal untuk menghilangkan terjadinya uap air, hal ini disebabkan karena ruangan cubicle tersebut terlalu tertutup.

2. Terjadinya busur listrik dapat dipengaruhi oleh kurang baiknya sirkulasi udara didalam ruangan cubicle tersebut.

3. Seluruh permukaan lantai parit/saluran kabel ditutup dengan semen sehingga air akan tetap tergenang atau air tidak meresap langsung kedalam tanah, sehingga kelembaban tetap terjadi dalam kurun waktu lama.

4. Jika ruangan cubicle dibiarkan dalam keadaan lembab , maka uap air akan menempel pada semua sarana penunjang yang ada didalam cubicle tersebut ( Body, CT, PT, VCB, Isolator, Bus bar, Kabel opstyq dll ) dan bila dibiarkan maka akan menimbulkan busur listrik (Flash over) antara sarana penunjang tadi dengan bumi.

5. Beban yang semakin besar akan menimbulkan panas dan kelembaban uap air semakin banyak didalam ruangan cubicle tersebut.

6. Selain memperhatikan atau memperbaiki sistim sirkulasi udara maka letak

atau penempatan lantai cubicle sebaiknya dirubah dengan menaikan

posisi cubicle tersebut lebih tinggi antara lantai cubicle dengan permukaan saluran got kabel ± 25 s/d 50 cm, agar sirkulasi uadara dari luar maupun dari dalam cubicle dapat terjaga dengan baik.

(19)

7. Kondisi sirkulasi udara ( Fentilasi udara ) didalam gardu hubung juga harus diperhatikan atau fentilasi ditambah karena akan berpengaruh untuk menurunkan suhu panas pada cubicle tersebut.

BAB VIII. TINDAKAN YANG DISARANKAN :

Dari hasil yang diperoleh melalui penulisan Makalah ini maka saran - saran yang dapat kami kemukakan untuk menjadi pertimbangan dan masukan kepada perusahaan antara lain :

1. Penempatan cubicle dalam gardu hubung perlu diperhatikan atau dirubah dengan menaikan letak cubicle kurang lebih 25. cm s/d 50. Cm diatas parit/saluran kabel, agar sirkulasi udara diluar atau dibawah lantai kubikel lebih baik.

Gambar 11. Contoh penempatan kubikel pada Gardu Hubung PT. Semen Tonasa, Gudang Arang ( Sistem Ambon)

2. Perlu diberikan tambahan lubang udara (kawat kasa/ram) pada lantai

(20)

Rangka / Bordes CUBICLE Kawat Kasa Untuk Sirkulasi Udara

Rencana pemasangan kawat kasa/ram pada lantai Cubicle dan Menaikan letak Cubicle Untuk menambah sirkulasi udara

Gambar 12 : Rencana perubahan dengan menaikan letak Cubclel ± 25 – 50 cm

3. Perlu membuat lubang pada lantai parit/saluran kabel yang tertutup dengan semen untuk memudahkan air cepat merembes kedalam tanah.

4. Perlu penambahan ventilasi udara pada gardu hubung agar sirkulasi udara dari luar cubicle akan lebih baik.

Demikian yang dapat disampaikan saat ini, dan lewat kesempatan ini dengan kerendahan hati kami mohon kepada semua pihak terutama para Penguji dan Managamen PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara maupun Area Ambon, agar dapat memberikan koreksi , saran , pendapat , masukan kepada kami sehingga dapat memperkaya dan lebih mempertajam penulisan Makalah ini demi kepentingan Pelayanan kepada pelanggan dan khususnya demi kepentingan Perusahaan yang kita cintai.

Akirnya ijinkan kami menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya dan ungkapan terima kasih kami yang mendalam kepada : para Penguji, Managamen PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku & Maluku Utara, Managamen PT. PLN (persero) Area Ambon dan semua teman-teman serta semua pihak yang telah membantu kami secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan Makalah ini dapat diselesaikan untuk kepentingan semua pihak, doa kami Tuhan Yang Maha Kuasa kiranya memberkati kita semua dan Perusahaan ini kedepan.

(21)

Referensi :

1. Buku 4, Standart Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga (Konstruksi Dudukan Kubikel, Konstruksi Fentilasi Atas / Bawah dan Konstruksi Parit Kabel)

2. SPLN, Pengoperasian Kubikel 20 KV (Pengertian dan Fungsi Kubikel) 3. Materi Diklat, Pengenalan Kubikel 20 KV.

Gambar

Gambar 1 :Pasokan tenaga listrik dari pusat listrik ke jaringan distribusi  sampai ke pelanggan
Gambar 2. Peralatan Cubicle secara umum
Tabel 1 : Perkiraan RUGI Kwh, Akibat GANGGUAN  BUSUR  LISTRIK   (FLASH OVER)
Gambar 5 : Volt meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas air minum, sumber air bersih dan kebiasaan makan/minum di luar rumah dengan terjadinya demam tifoid pada

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kombinasi Steinernema carpocapsae dan Bacillus thuringiensis terhadap mortalitas larva Crocidolomia pavonana

Brez dvoma je elaborat Komisije pri Izvršnem svetu LR Slovenije, ki je preu č evala socialno-ekonomski položaj in demografsko podobo italijanske manjšine na obmo č ju Okraja Koper,

Capaian kinerja sampai Desember 2016 Persentase Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik 68,31 persen atau terealisasi 81,72 persen, Jaringan Irigasi Dalam Kondisi Baik terealisasi 90

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hilang energi (friction loss) aliran fluida pada sistem perpipaan

 Sampling Insedental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan

Oleh karena itu, kehadiran komunitas- komunitas yang saling mendukung dalam ranah kesehatan mental, menjadi hal penting untuk mengatasi kurangnya akses terhadap bantuan

Dengan adanya sistem ini diharapkan para tamu mendapatkan pelayanan yang lebih baik (good of service). Hasil lain yang di capai dengan pemakaian sistem manajemen adalah