• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Berawal pada tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dan sedikitnya ketersediaan dari lapangan pekerjaan, maka hal itu berimbas pada tidak terkendalinya jumlah pengangguran. Pengangguran sampai saat ini masih menjadi masalah krusial pemerintah Indonesia. Tak dapat dipungkiri, masalah ini terjadi akibat tingginya pertumbuhan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015-2017 menyatakan bahwa, tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan rendah (tidak pernah sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan tinggi (sekolah tinggi). Pada tahun 2015 pengangguran dengan tingkat pendidikan rendah adalah 16,35% dan pengangguran dengan tingkat pendidikan tinggi adalah 6,68%; untuk tahun 2016 pengangguran dengan tingkat pendidikan rendah adalah 14,97% dan pengangguran dengan tingkat pendidikan tinggi adalah 5,15%; sedangkan pada tahun 2017 pengangguran dengan tingkat pendidikan rendah adalah 14,72% dan pengangguran dengan tingkat pendidikan tinggi adalah 5,57%.1 Dengan tingkat pendidikan dan skill yang minim, para pencari kerja ini harus saling berkompetisi dengan yang lain. Sementara ketersediaan lapangan kerja terbatas, upah kerja rendah dan kurangnya jaminan kesejahteraan menambah kompleksitas masalah ketenagakerjaan dalam negeri.

Selain sempitnya lapangan pekerjaan didalam negeri, juga disebabkan oleh faktor lain seperti faktor alam, dimana daerah yang ditempati tidak mendukung untuk dijadikan sumber mata pencaharian. Ditambah dengan kurang meratanya pembangunan dan perluasan kesempatan kerja di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini akhirnya menjadi pemicu terjadinya mobilisasi tenaga kerja secara masal antar negara yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk mengurangi angka pengangguran, pemerintah melaksanakan program penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Peranan pemerintah dalam

1

(2)

2 program ini dititikberatkan pada aspek pembinaan, perlindungan dan memberikan berbagai kemudahan kepada pihak-pihak yang terkait, khususnya TKI dan Perusahaan Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).2

Malaysia menjadi salah satu negara yang banyak dipilih masyarakat Indonesia untuk mencari kesempatan kerja, mengingat bahwa Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara yang memiliki wilayah yang saling berdekatan. Selain itu, juga memiliki banyak kemiripan dan kesamaan dalam beberapa aspek, seperti budaya, latar belakang, ras, serta nilai-nilai. Indonesia dan Malaysia memiliki ikatan sejarah yang cukup panjang dalam menjalin hubungan diplomatik dan hubungan konsuler. Hal ini ditandai dengan adanya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur serta Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Penang, Johor Bahru, Kuching, Kota Kinabalu, dan Tawau.

Tabel 1.1 Penempatan TKI berdasarkan Negara Tahun 2014-2017

No Negara Tahun

2014 2015 2016 2017

1 Malaysia 127.812 97.621 87.616 49.337

2 Taiwan 82.665 75.304 77.087 38.993

3 Arab Saudi 44.325 23.000 13.538 3.350

Sumber: diolah dari Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi (PUSLITFO) BNP2TKI dan Badan Pusat Statistik.

Selama masa pemerintahan Jokowi, terhitung dari tahun 2014, Malaysia merupakan salah satu negara penempatan utama TKI. Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah penempatan TKI pada tahun 2014 hingga 2017 jatuh pada tiga negara di atas yaitu Malaysia, Taiwan dan Arab Saudi menjadi negara utama penerima TKI. Dan dapat dilihat dari tahun 2014-2017 Malaysia menempati peringkat pertama dengan jumlah penempatan terbanyak yakni 127.812 orang (2014), 97.621 orang (2015), 87.616 orang (2016), 49.337 orang (2017).

2http://www.bnp2tki.go.id/read/8998/Petunjuk-Penempatan-TKI-Perseorangan.html, diakses pada 27 Juli 2018 pukul 09.24

(3)

3 Tentu dari banyaknya TKI yang berada di Malaysia, tidak semata-semata bahwa semua yang bekerja mendapatkan perlakukan yang layak. Dapat dibuktikan melalui data yang dikeluarkan oleh BNP2TKI bahwa pada tahun 2014-2015 Arab Saudi menjadi negara dengan pengaduan TKI terbanyak. Namun dari tahun 2016-2017 Malaysia menjadi negara terbesar dalam hal pengaduan TKI, yang kemudian di susul oleh negara Saudi Arabia dan Taiwan pada tahun 2014-2017. Dari pengaduan ini, BNP2TKI membaginya dalam beberapa jenis pengaduan, yang mana salah satu jenis pengaduan yang dilalukan oleh TKI adalah masalah tindakan kekerasan oleh majikan dengan jumlah kekerasan sebanyak 105 pada tahun 2014, 104 pada tahun 2015, 79 orang pada tahun 2016 dan 66 orang pada tahun 2017. 3

Seiring berjalannya waktu berbagai tantangan dan hambatan telah dilalui bersama dalam mencapai tujuan dan kerjasama yang telah dilakukan antara Indonesia dengan Malaysia. Hambatan-hambatan yang dihadapi salah satunya adalah hal-hal yang bersangkutan dengan TKI itu sendiri. Sehingga negara wajib melindungi semua warga negaranya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sebenarnya telah banyak upaya-upaya yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengurangi jumlah kekerasan dan segala pelanggaran-pelanggaran yang menimpa TKI. Kebijakan itu muncul pada kebijakan pemerintah yang tertulis dalam PP no. 3 tahun 2013 tentang Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Tertulis dalam pasal 20D yang mana merupakan penjabaran dari pasal 17C menyatakan bahwa pemerintah bertanggu jawab dalam menangani masalah TKI yang mengalami tindak kekerasan fisik dan pelecehan seksual.4 Namun, walaupun telah ada kebijakan yang dikeluarkan oleh pemeritah Indonesia dalam memberikan perlindungan terhadap TKI, pada implementasinya perlindungan yang di buat belum mampu untuk melindungi TKI terutama pada masa penempatan. Masih banyak terdapat kasus-kasus hilangnya hak-hak TKI baik yang sudah bekerja di luar negeri.

3

http://www.bnp2tki.go.id/uploads/data/data_10-08-2017_021223_Laporan_Pengolahan_Data_BNP2TKI_2017_(s.d_Juli).pdf, diakses pada 27 Juli 2018 pukul 19.06 4https://pih.kemlu.go.id/files/2013_pp_no.3_Tentang_PERLINDUNGAN_TENAGA_KERJA_INDONESIA_DI_LUAR_NE GERI.pdf

(4)

4 Hingga akhir 2017 pun, Malaysia menjadi negara terbesar untuk data TKI yang meninggal di luar negeri dengan total sebanyak 69 orang.5 Jumlah tersebut menjadi indikator penulis bahwa masih ada banyak TKI di Malaysia yang belum mendapatkan perlindungan. Selain itu, alasan mengapa pemerintahan Joko Widodo menjadi fokus penelitian adalah Jokowi memiliki kebijakan yang berbeda dengan masa pemerintahan yang sebelumnya, dimana SBY berfokus pada penempatan dan perlindungan TKI, sedangkan Jokowi berupaya dalam pengurangan unskilled workers yang juga bertujuan tiada lagi kekerasan yang dialami oleh para TKI di negara tujuan.6 Oleh karena itu, dari perbedaan kebijakan yang dikeluarkan Joko Widodo pada masa pemerintahan sebelumnya, menentukan pengambilan keputusan yang cenderung berbeda pula dengan pemerintahan sebelumnya, Sehingga hal tersebut mejadi pemicu bagi penulis untuk melakukan penelitian ini. Kemudian, dari penelitian ini penulis dapat mengetahui bagaimana upaya pemerintah dalam menangani kasus kekerasan pada TKI di Malaysia pada masa pemerintahan Joko Widodo.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran pemerintah Indonesia dalam menangani TKI yang mengalami kekerasan di Malaysia pada masa pemerintahan Joko Widodo (2014-2018)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dimaksud tesebut yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebebkan tindak kekerasan terjadi pada TKI di Malaysia

2. Menggambarkan upaya perlindungan pemerintah Indonesia dalam menangani kasus kekerasan pada TKI di Malaysia.

3. Mengetahu kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam menangani kasus kekerasan pada TKI di Malaysia.

5 Ibid

6 Reyza dan Gunawan, Cakti Indra. 2015. The Strategy Of Human Economic Development: The Effect On Reducing

(5)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dimaksud tesebut yaitu sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan yang Bersifat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan untuk memperluas wawasan khususnya tentang hubungan internasional serta khususnya tentang teori-teori Ilmu Hubungan Internasional. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan dalam mengetahui bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam melindungi Tenaga Kerja Indonesia yang mengalami kekerasan di Malaysia.

1.4.2 Kegunaan yang Bersifat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lainnya sebagai sumber data dalam penelitian selanjutnya. Kemudian, penelitian ini juga digunakan untuk mendapatkan gelar strata satu pada Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, batas penelitian sangat penting karena dengan adanya batas penelitian tidak akan melebar kepada hal-hal lain yang sebenarnya bukan menjadi permasalahan yang ingin dikaji dan dijawab dalam penelitian ini. Batas penelitian akan membantu peneliti dalam menjawab masalah-maslaah dalam penelitian.

1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab tindak kekerasan oleh majikan pada TKI di Malaysia

2. Menggambarkan upaya perlindungan pemerintah Indonesia dalam menangani kasus kekerasan pada TKI di Malaysia.

3. Mengetahu kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam menangani kasus kekerasan pada TKI di Malaysia.

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan manajemen strategi untuk mengetahui lingkungan perusahaan

Fidusia ulang oleh pemberi fidusia, baik debitur maupun penjamin pihak ketiga, tidak dimungkinkan atas benda yang menjadi objek Jaminan fidusia karena hak kepemilikan atas

Reservoir pertama berada di bawah komplek mata air panas masaingi yang memiliki nilai resistivitas 30-100 Ωm pada kedalaman 750-1500 m, dengan batas atas merupakan clay

Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya banyak kerutan dan lipatan pada

Pada saat biji gandum melewati alat ini, biji gandum dipisahkan antara separation round grain (biji bulat) dan separation long grain (biji panjang). Hal ini dilakukan

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan