• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERUBAHAN DESAIN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERUBAHAN DESAIN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERUBAHAN DESAIN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

Agung Yana, A.A. Gde

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran Email: agungyana@unud.ac.id

ABSTRAK

Proyek konstruksi selalu mengalami perubahan, perubahan memberikan dampak buruk terhadap pelaksanaan proyek konstruksi. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya perubahanpada proyek konstruksi, salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah perubahan design. Perubahan design yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi dapat memberikan dampak yang tidak baik pada pelaksanaan proyek konstruksi, seperti terjadinya penambahan waktu pelaksanaan proyek, penambahan biaya, mutu yang tidak sesuai dengan apa yang direncanakan, dan bahkan akan mengganggu kinerja dari proyek konstruksi itu sendiri. Tujuan penelitian yang dilakukan disini adalah melakukan analisis seberapa besar pengaruh perubahan design yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi terhadap kinerja proyek konstruksi. Analisis dilakukan dengan menggunakan metoda Partial Least Square (PLS). PLS digunakan karena metoda PLS merupakan model persamaan struktural yang sangat powerfull yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel, sehingga dapat diketahui bagaimana hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Pengambilan sampel dilakukan diseluruh kabupaten yang ada di Pulau Bali. Dari hasil analisis yang dilakukan ternyata perubahan desain yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi akan memberikan pengaruh terhadap kinerja proyekkonstruksi. Dari perhitungan dengan menggunakan structural equation model partial least square, path coefficient antara variabel perubahan desain dengan kinerja proyek konstruksi sebesar 0,5795 dengan t-statistik sebesar 8,1663 (t-statistik>t-tabel=2,0452) dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Hasil penelitian menujukan bahwa terjadinya perubahan Desain pada pelaksanaaan proyek konstruksi mempengaruhi kinerja proyek konstruksi.

Kata kunci: perubahan desain, kinerja proyek, proyek konstruksi, structural equation model, partial least square

1. PENDAHULUAN

Industri yang akan menghasilkan bangunan gedung dan bangunan infrastruktur lainnya, serta akan menjadi modal tetap dalam kegiatan perekonomian masyarakat sering disebut dengan industri konstruksi (Wibowo & Mawdesley, 2004; Oyewobi & Ogunsemi, 2010; Suraji & Pribadi, 2011). Untuk merealisasikan bangunan pada industri konstruksi dilakukan dengan membuat proyek-proyek konstruksi. Menurut Ervianto (2005) proyek-proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi hanya satu kali, dimana pada umumnya berjangka waktu pendek, serta terdapat suatu proses mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proyek konstruksi semakin hari semakin komplek dan semakin besar, serta diikuti dengan adanya standar-standar baru, teknologi baru, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan atau perubahan, sehingga proyek konstruksi selalu megalami perubahan baik dalam volume, sifat, dan permintaan atau durasi pekerjaan yang akan dilaksanakan setelah kontrak ditandatangani/dimulai (Kaming et al, 1997). Perubahan yang terjadi pada proyek konstruksi menyebabkan dampak yang buruk pada pelaksanaan proyek itu sendiri seperti terjadinya penyimpangan biaya, penambahan waktu penyelesaian pekerjaan, mutu yang tidak memenuhi syarat dan sebagainya. ((Ibbs, 1997; Sun & Meng, 2009; Li & Taylor, 2011; Kaming et al., 1997).

(2)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Burati Jr. et al. (1992) menyebutkan bahwa perubahan desain merupakan penyebab terjadinya perubahan yang paling besar pada pada proyek konstruksi. Dari penelitian tersebut diperoleh deviasi akibat desain rata rata sebesar 78% dari jumlah total deviasi yang terjadi, rata-rata sebesar 795 dari jumlah total deviasi biaya, dan rata-rata sebesar 9,5% dari jumlah total biaya. Dari deviasi yang terjadi akibat desain ternyata dua pertiganya diakibatkan oleh perubahan desain (design change). Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa deviasi yang terjadi pada proyek konstruksi 52% diakibatkan oleh perubahan desain, atau dapat dikatakan bahwa deviasi yang terjadi pada proyek kontruksi lebih dari setengahnya diakibatkan oleh perubahan desain (Burati Jr. et al., 1992).

Perubahan pada proyek konstruksi menyebabkan terganggunya aliran pekerjaan, bertambahnya biaya dan waktu, terjadinya perselisihan, ketidakpuasan kontraktor dan owner, meningkatnya harga kontrak dan menyebabkan perpanjangan waktu (Sun & Meng, 2009; Alnuaimi et al.,, 2010; Wasfy, 2010; Serag et al., 2010). Shaban, (2008) melakukan penelitian dengan jalan mereview 17 penelitian terdahulu tentang faktor yang mempengaruhi kinerja proyek konstruksi menemukan bahwa 16 (94,11%) penelitian mengatakan biaya dan waktu sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja proyek, 9 (52,94%) penelitian mengatakan faktor mutu yang mempengaruhi kinerja proyek, 8 (47,05%) penelitian mengatakan produktivitas sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja proyek, dan yang lainnya dibawah 7 (41,17%) penelitian di mana faktor-faktor tersebut adalah kepuasan clien, keselamatan dan kesehatan, inovasi dan pembelajaran, lingkungan, kepuasan masyarakat, dan kepuasan orang yang terlibat. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa perubahan desain mempengaruhi biaya proyek, waktu pelaksanaan, perselisihan pada proyek, ketidakpuasan dari owner maupun kontraktor, yang dapat disebut dengan kinerja proyek konstruksi. Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian yang dilakukan disini melakukan analisis berapa besar pengaruh dari perubahan desain yang terjadi pelaksanaan proyek konstruksi terhadap kinerja proyek konstruksi.

2. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Desain.

Banyak penelitian yang sudah dilakukan mengenai terjadinya perubahan pada pelaksanaan proyek konstruksi. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat 31 faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan desain (Alnuaimi et al., 2010; Wu et al., 2005; Chang et al., 2011; Burati Jr. et al., 1992; Sun & Meng, 2009). Penyebab terjadi perubahan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh pihak pihak yang terlibat secara langsung pada pelaksanaan proyek konstruksi, yang terdiri dari owner, konsultan desain, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor. Owner terdiri dari lima faktor penyebab perubahan desain, konsultan desain terdiri dari delapan faktor, konsultan manajemen konstruksi terdiri dari tiga faktor, dan yang terakhir adalah kontraktor terdiri dari empat faktor penyebab perubahan desain. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak langsung terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi, akan tetapi dapat mempengaruhi terjadinya perubahan desain pada pelaksanaan proyek konstruksi, yang terdiri dari faktor politik dan ekonomi, lingkungan alam, kemajuan teknologi, dan pihak ketiga. Politik dan ekonomi tediri dari tiga faktor, lingkungsn alam terdiri dari tiga faktor, kemajuan teknologi terdiri dari tiga faktor, sedangkan pihak ketiga terdiri dari dua faktor.

3. Kinerja Proyek Konstruksi.

Kinerja proyek dapat dikatakan adalah tingkat pencapain dari usaha atau pekerjaan yang sudah ditentukan, di mana pekerjaan yang dihasilkan tersebut sesuai atau bahkan melebihi keinginan dari stakeholder (Rashid et al., 2006; Langston, 2012). Untuk mengukur kinerja proyek konstruksi dapat dilakukan dengan mengukur 1) biaya, 2) waktu, 3) mutu, 4) produktivitas, 5) kepuasan client, 6) kesehatan dan keselamatan (Rashid et al., 2006; Langston, 2012; Shaban, 2008).

(3)

4. Metoda Penelitian

Metoda penelitian dilakukan dengan metoda survey, dengan kuesioner sebagai instrumen untuk teknik menggumpulkan data. Hasil survey dengan menggunakan kuesioner ini digunakan sebagai pendekatan penilaian kuantitatif agar dapat menjelaskan hubungan antar variabel dan pengujian hipotesa dalam penelitian. Responden pada penelitian ini adalah manajer proyek baik itu yang berasal dari owner, konsultan desain, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor, karena manajer proyeklah yang mengetahui secara mendalam apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan desain dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja proyek konstruksi. Penelitian ini menggunakan skala ordinal dengan range dari 1 sampai dengan 5, yaitu dari sangat berpengaruh sampai dengan sangat tidak berpengaruh.

Structural Equation Model (SEM) adalah metoda yang digunakan untuk menganalisis pengaruh

perubahan desain terhadap kinerja proyek konstruksi. SEM adalah metoda yang dikembangkan dari dua buah metoda statistik yaitu analisi faktor yang dikembangkan untuk psikologi dan sosiologi dan persamaan simultan yang dikembangkan untuk ekonometri (Waluyo, 2014). SEM dapat digambarkan sebagai metoda analisis yang mengkombinasikan antara analisis faktor, model struktural dan analisis jalur (Sugiyono, 2012). Terdapat tiga buah model SEM yang disebut dengan

covariance based-structural equation model (CB-SEM), partial least structural equation model

(PLS-SEM) dan generalized structural component analysis (GSCA) (Waluyo, 2014).

Pada penelitian di sini menggunakan PLS-SEM karena 1) model dapat dibangunan berdasarkan teori yang lemah, 2) jumlah sampel relatif kecil, 3) dapat digunakan untuk mengembangkan teori atau memperediksi model dan 4) indikator dapat berbentuk reflektif dan formatif.

Langkah-langkah pemodelan persamaan struktur dengan menggunakan metoda PLS dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Langkah-Langkah Analisis PLS Sumber : (Soiimun, 2008)

Merancang Model Struktural (Inner Model) Merancang Model Pengukuran (Outer Model)

Mengkonstruksi Diagram Jalur Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

Estimasi : Weight, Koef. Jalur dan Loading Evaluasi Goodness of Fit

Pengujian Hipotesis Resampling Bootstraping

(4)

5. Hasil dan Pembahasan Response Rate

Kuseioner disebar kepada responden yang terdapat di pulau Bali, jumlah kuesioner yang dikirim sebanyak 60 buah. Jumlah responden yang mengisi dan mengembalikan dan layak untuk di analisis adalah 31 buah, dari jumlah tersebut maka response ratenya adalah sebesar 51,667% dan masuk dalam katagori baik. Dari data yang diperoleh, responden yang mengisi data 58,06% memiliki pengalaman kerja >5 tahun, hal ini menujukkan bahwa responden yang mengisi kuesioner memiliki pengalaman dibidang konstruksi, sehingga dapat diharapkan memberikan jawaban dengan kualitas yang baik dan dapat digunakkan untuk melakukan analisis terhadap tujuan peneltian yang sudah ditetapkan.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.

Uji validitas digunakan untuk menguji tingkat ketepatan suatu instrumen penelitian pada kuesioner yang sudah diisi. Instrumen dapat dikatakan valid bila instrumen tersebut dapat mengungkap atau mengukur apa yang harus diukur. Uji validitas instrumen pada penelitian yang dilakukan disini menggunakan bantuan program SPSS 20.0, dengan jalan melakukan uji signifikansi koefisien korelasi (pearson correlation) pada taraf signifikan (α) sebesar 0,05. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur instrumen penelitian. apakah instrumen penelitian tersebut dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur secara konsisten dari waktu kewaktu. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 20.0. dari hasil test validitas dan reliabilitas yang dilakukan dapat dikatan bahwa instrument dalam penelitian ini valid dan reliabel.

Analisis Menggunan SEM-PLS

Analisis SEM-PLS dilakukan dengan menggunakan bantuan program SmartPLS 2.0 M3, model yang dibangun adalah pengaruh dari perubahan desain terhadap kinerja proyek konstruksi. Tahap pertama yang dilakukan dalam analisis menggunakan SEM-PLS adalah melakukan validitas dan reliabilitas model. Uji Validitas dilakukan dengan jalan melakukan evaluasi terhadap validitas konvergen (convergen validity) dan validitas discriminant (discriminant validity). Uji reliabilitas dilakukan dengan jalan melakukan evaluasi terhadap cronbach alpha dan composite reliabilitynya Evaluasi validitas konvergen dilakukan dengan jalan menilai loading factor indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah 1) loading factor>0,7 akan tetapi untuk penelitian yang bersifat exploratory loading factor antara 0,6-0,7 masih dapat diterima, 2) communality>0,5 dan 3) average variance extracted (AVE)>0,5 (Latan dan Ghozali, 2012). Evaluasi validitas discriminant. Parameter yang diuji pada validitas dikriminan adalah dengan jalan melihat cross loading, yaitu nilai korelasi variabel variebel manifest terhadap konstruknya. Apabila nilai loading variabel manifest lebih besar terhadap konstruknya dibandingkan dengan konstruk yang lain, maka varibel manifest tersebut telah tepat menyusun konstruknya. Dari hasil perhitungan model memenuhi syarat validitas convergent dan

validitas discriminant.

Reliabilitas model diuji dengan jalan mengukur composite reliability (CR) dan cronbach alpha. Menurut Latan dan Ghozali (2012) lebih disarankan menggunakan composite reliability dalam pengujian reliabiltas suatu konstruk. Dari hasil perhitungan yang dilakukan semua nilai composite

reliability dari masing-masing konstruk memiliki nilai di atas 0,7. Sehingga dari nilai tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel manifest/indikator yang dipakai untuk menyusun konstruk dalam penelitian ini reliabel.

(5)

Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap model struktural perubahan desain terhadap kinerja proyek konstruksi. Model Struktural dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2 Model Struktural PDK Sumber : Hasil Analisis dengan SmartPLS 2.0

Hasil analisis SEM PLS dengan menggunakan bantuan program SmartPLS 2.0 M3 menujukkan bahwa perubahan desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja proyek dengan nilai

original sample sebesar 0,5795 dengan t-statistik sebesar 8,1663 (t-statistik>t-tabel=2,0452)

dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa terjadinya perubahan desain mempengaruhi kinerja proyek konstruksi sebesar 0,5795.

6. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perubahan desain yang terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi akan mempengaruhi kinerja proyek konstruksi sebesar konstruksi sebesar 0,5795, sedangkan 0,4205 kinerja dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis pada penelitian ini.

7. DAFTAR PUSTAKA

Alnuaimi, A. S., Taha, R. A., Mohsin, M. Al, & Al-harthi, A. S. (2010). Causes, Effects, Benefits, and Remedies of Change Orders on Public Construction Projects in Oman. Journal of

Construction Engineering and Management, 136(May), 615–622.

Burati Jr., J. L., Farrington, J. J., & Ledbetter, W. B. (1992). Causes of Quality Deviations in Design and Construction. Journal of Construction Engineering and Management, 118(1), 34–49.

Chang, A. S. T., Shih, J. S., & Choo, Y. S. (2011). Reasons and Costs for Design Change During Production. Journal of Engineering Design, 22(4), 275–289. http://doi.org/10.1080/09544820903425218

(6)

Ervianto, W. I. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Yogjakarta: Andi Offset. Ibbs, C. W. (1997). Quantitative Impacts of Project Change : Size Issues. Journal of Construction

Engineering and Management, 123(September), 308–311.

Kaming, P. F., Olomolaiye, P. O., Holt, G. D., & Harris, F. C. (1997). Factors Influencing Construction Time and Cost Overruns on High-Rise Projects in Indonesia. Construction

Management and Economics, 15, 83–94.

Langston, C. (2012). Comparing International Construction Performance. Retrieved from http://epublications.bond.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1149&context=sustainable_de velopment

Latan, H., & Ghozali, I. (2012). Partial Least Square Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan

Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Li, Y., & Taylor, T. R. B. (2011). The Impact of Design Rework on Construction Project Performance. In The 29th International Conference of the System Dynamics Society (pp. 1–

15). Washington. Retrieved from

http://www.systemdynamics.org/conferences/2011/proceed/papers/P1267.pdf

Oyewobi, L. O., & Ogunsemi, D. R. (2010). Factors Influencing Reworks Occurrence in Construction: A Study of Selected Building Projects in Nigeria. Journal of Building

Performance, 1(1), 1–24.

Rashid, R. A., Taib, I. M., Ahmad, W. B. W., Nasid, M. A., Ali, W. N. W., & Zainordin, Z. M. (2006). Effect Of Procurement System On The Performance Of Construction Project. Retrieved from http://eprints.utm.my/790/1/Procurement_performanceRosli.pdf

Serag, E., Oloufa, A., Malone, L., & Radwan, E. (2010). Model for Quantifying the Impact of Change Orders on Project Cost for U.S. Roadwork Construction. Journal of Construction

Engineering and Management, 136(September), 1015–1027.

Shaban, S. S. A. (2008). Factors Affecting the Performance of Construction Projects in the Gaza

Strip. The Islamic University of Gaza Palestine.

Soiimun. (2008). Memahami Metoda Kuantitatif Mutahir Structural Equation Modeling dan

Partial Least Square. Malang: Program Studi Statistika FMIPA Universitas Brawijaya.

Sugiyono, P. D. (2012). Statistika untuk Penelitian (Cet. 20). Bandung: Penerbit CV. Alfa Beta. Sun, M., & Meng, X. (2009). Taxonomy for Change Causes and Effects in Construction Projects.

International Journal of Project Management, 27(6), 560–572.

http://doi.org/10.1016/j.ijproman.2008.10.005

Suraji, A., & Pribadi, K. S. (2011). Membangun Struktur Industri Konstruksi Nasional Yang

Kokok, Andal dan Berdayasaing Serta Memberikan Kesempatan Kepada Para Pelaku Usaha Tumbuh dan Berkembang Secara Adil Melalui Restrukturisasi Sistem. Jakarta. Retrieved

from http://www.lpjk.net/download/Updated_Konsep_Consolidated_Position_Paper.pdf Waluyo, R. (2014). Model Interaksi Antara Culture, Knowledge Management dan Performance

di Perusahaan Konstruksi. Universitas Diponegoro.

Wasfy, M. A. F. (2010). Severity and Impact of Rework, A Case Study of a Residential Commercial

Tower Project in The Eastern Province-KSA. King Fahd University.

Wibowo, M. A., & Mawdesley, M. J. (2004). The Effects of The Construction Process on The Local Economy in Indonesia. Media Komunikasi Teknik Sipil, 12(3), 1–11.

(7)

Wu, C., Hsieh, T., & Cheng, W. (2005). Statistical Analysis of Causes for Design Change in Highway Construction on Taiwan. International Journal of Project Management, 23(7), 554–563. http://doi.org/10.1016/j.ijproman.2004.07.010

Gambar

Gambar 1 Langkah-Langkah Analisis PLS   Sumber : (Soiimun, 2008)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam masa yang sama, sama-samalah kita merenungi kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, menginsafi diri, bertaubat dan bermunajat kepada Allah SWT agar kita menjadi hamba-Nya

Pada penelitian induksi kalus, ketiga jenis eksplan (daun muda, hipokotil, dan ujung akar) dari ketiga genotipe cabai yang diuji (Gelora, Sudra, Chili 109) yang ditumbuhkan pada

[r]

PELAYANAN, PERNYATAAN TERTULIS DENGAN KESELURUHAN RINCIAN DAN KEWAJIBAN SERTA JANJI YG TERDAPAT DALAM STANDAR PELAYANAN ( PASAL 1 Ayat 8 UU 25/2009), ini yang di beberapa

Membuat sistem deteksi kebisingan dalam ruangan perpustakaan dengan menggunakan sensor mikrofon kondensor dengan output yang berupa bunyi buzzer dan tingkat

Kemmampuan komunikasi subjek yang memiliki kemampuan awal sangat tinggi dalam menyelesaikan masalah kontekstual memenuhi setiap indikator, yakni (1) kemampuan

Selain itu dalam praktek sewa menyewa tambak di Desa Gisik Cemandi masih perselisihan terjadi antara pemilik tambak dengan penyewa yaitu terjadinya praktek penambahan uang

Penelitian pengaruh bahan logam terhadap sifat elastic recovery permukaan bahan UHMWPE hasil pemesinan untuk kondisi kontak mekanik metal on polymer implan orthopedi