• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ARAHAN PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

Rencana Tata Ruang Wilayah m emuat arahan struktur ruang d an pola ruang. Struktur ruang a dalah susunan p usat-pusat p ermukiman d an sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara h irarkis memiliki h ubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi p eruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tu juan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan l ingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya b uatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

2.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Renca na Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, a.

Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, b.

Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional, c.

Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan p erkembangan a ntar d.

wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, e.

Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan f.

Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus g.

diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam R PI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

(2)

Kriteria:

kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan i.

ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri ii.

dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau

Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai simpul utama iii.

transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) b.

Kriteria:

Kawasan Perkotaan yang berfungsi at au b erpotensi sebagai simpul kedua i.

kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai pusat kegiatan ii.

industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai simpul transportasi iii.

yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) c.

Kriteria:

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan i.

negara tetangga,

Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang ii.

menghubungkan dengan negara tetangga,

Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama tra nsportasi yang iii.

menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

Pusat perkotaan yang merupakan pusat p ertumbuhan e konomi yang dapat iv.

mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) d.

(3)

Pertahanan dan keamanan, i.

diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan a.

negara berdasarkan geostrategi nasional,

diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan b.

amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau merupakan wilayah kedaulatan negara ter masuk pulau-pulau kecil terluar c.

yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Pertumbuhan ekonomi,

ii.

memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, a.

memiliki sector unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi b.

nasional,

memiliki potensi ekspor, c.

didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, d.

memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, e.

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional f.

dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam g.

rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. h.

Sosial dan budaya iii.

Merupakan tempat pelestarian dan p engembangan a dat istiadat atau budaya a.

nasional,

merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, b.

merupakan asset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan c.

dilestarikan,

merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, d.

memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau e.

memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. f.

Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi iv.

(4)

Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu, a.

pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis b.

nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir,

memiliki sumber daya alam strategis nasional berfungsi sebagai pusat c.

pengendalian dan pengembangan antariksa,

berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau d.

berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. e.

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. v.

merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, a.

merupakan aset nasional berupa kawasan lindung, b.

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora d an/atau fauna yang hampir c.

punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, memberikan perlindungan keseimbangan tata g una air yang setiap tahun d.

berpeluang menimbulkan kerugian negara,

memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, e.

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup, f.

rawan bencana alam nasional, g.

sangat menentukan dalam p erubahan rona a lam dan mempunyai dampak h.

luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 2.1 Penetapan Kawasan Kegiatan Nasional (PKN_ dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Yahun 2008 Tetang RTRWN

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

1 Sumatera Selatan

Palembang Muara Enim,

Kayuagung, Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat

Tabel 2.2 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tetang RTRWN NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL SUDUT KEPENTINGAN KOTA / KABUPATEN *) PROVINSI STATUS HUKUM

(5)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat Lingkungan Hidup Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab. Rejang Lebong Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan

2.2 RT/RW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. a.

Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: b. Ekonomi i. Lingkungan Hidup ii. Sosial Budaya iii.

Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi iv.

Pertahanan dan Keamanan v.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: c.

Arahan pengembangan pola ruang: i.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a.

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti b.

pengembangan RTH.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan iii.

struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:

a. Perpres No.54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

(6)

b. Perpres No.45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

c. Perpres No.55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

2.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang a ntara lain mencakup a.

arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan p ola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan b.

wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk c.

bidang Cipta Karya seperti pe ngembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; a.

Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; b.

Perpres No.13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; c.

Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali. d.

(7)

2.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Rencana Tata Rua ng Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan D aerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

iv.

Arahan pengembangan pola ruang: i.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)

Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya seperti b)

pengembangan RTH.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.

pengembangan prasarana sarana air minum, air li mbah, persampahan, dan drainase

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk

v.

bidang Cipta Karya.

Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut: Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali; a.

Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten; b.

Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu; c.

Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah d.

Istimewa Yogyakarta;

Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah e.

Khusus Ibukota Jakarta;

Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo; f.

Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa g.

Barat;

Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa h.

Tengah;

Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa i.

Timur;

Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung; j.

Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa k.

Tenggara Barat;

Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa l.

Tenggara Timur;

Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi m.

Selatan;

Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera n.

(8)

2.5 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut a. kepentingan: Pertahanan keamanan i. Ekonomi ii. Lingkungan hidup iii. Sosial budaya iv.

Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi v.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: b.

Arahan pengembangan pola ruang: i.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya b)

seperti pengembangan RTH.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.

pengembangan pra sarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang c.

harus diperhatikan mencakup ketentuan u mum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan d.

Gambar

Tabel 2.1 Penetapan Kawasan Kegiatan Nasional (PKN_ dan Pusat Kegiatan Wilayah  (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Yahun 2008 Tetang RTRWN

Referensi

Dokumen terkait

Tembung tangan tengen sajrone cuplikan (30) ing ndhuwur nuduhake anane majas kolokasi .Tangan tengen sajrone cuplikan ing ndhuwur digunakake pangripta kanggo

Jadi yang dimaksud dengan judul “Komersialisasi Pernikahan Sirri dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Praktik Perkawinan Sirri Di Desa Pekoren

Observasi yang dilakukan meliputi mengamati tingkah laku anak dalam membeli buku yang mereka sukai sehingga dari situ bisa diketahui jenis ilustrasi serta interaktif seperti

Rangka pelindung pintu harus dipasang setinggi mungkin, tetapi titik-titik pasangnya yang sebelah atas (jarak „E „) tidak boleh lebih tinggi dari 1/2 ketinggian

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Tentunya banyak hal yang dapat dibahas, akan tetapi dalam buku ini hanya dibahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah keamanan (security), masalah lain seperti pajak

Surat kuasa dalam istilah konvensi Jeneva 1969 disebut sebagai Full Power tersebut, dimaknai sebagai mandat yang diberikan oleh pemerintah pusat melaui menteri luar

Perbedaan dari Transek 1-4 dengan Transek 5 dapat dilihat bahwa nilai hambur balik dari dasar perairan yang memiliki vegetasi lamun nilai hambur baliknya