TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Program
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
NATALIA PRISCA AGUSTINA DEWI SHINTA
NIM. B09.094
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S P
1A
0UMUR 21 TAHUN AKSEPTOR
KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING
DI BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA
TAHUN 2013
Disusun Oleh :
NATALIA PRISCHA AGUSTINA DEWI SHINTA NIM. B09.094
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal, 26 Juli 2013
Pembimbing
(APRILIA DYAH RAHMAWATI, SST) NIK. 201189095
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan pada Ny. S P1 A0Umur 21
Tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera Dengan Spotting Di BPM Finulia Surjati Surakarta”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
Tugas Akhir sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Kebidanan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak terselesaikan dengan baik. Olehkarena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Anis Nurhidayati, SST,M.kes, selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Aprilia Dyah Rahmawati, SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
5. Ibu Pimpinan BPM Finulia Surjati Surakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
v Apabila anda berbuat kebaikan terhadap orang lain maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri. (Benyamin Frankin)
v Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah. (Lessing) v Jadilah yang terbaik diantara yang baik. (Penulis)
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Tuhan YME yang telah memberikan anugrah
dan rahmat sehingga terwujud Karya Kecil ini. 2. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku
banggakan menjadi tumpuan hidup yang selalu memberikan semangat dan dukungan, sungguh tiada kata yang lebih mudah dan pantas terucap untuk membalas semua kasih sayang, tetesan air mata, cucuran keringat serta doa yang selalu mengalir kepada penulis.
3. Suamiku tercinta yang selalu menjadi inspirasiku terima kasih atas doa, dukungan, kesetiaan dan cintanya selama ini.
4. Anakku tersayang Fidela, terima kasih telah menjadi semangat untuk mama sehingga mama dapat menyelesaikan semua ini.
5. Adikku tersayang terimakasih telah membantu kakak selama ini.
6. Teman-temanku satu angkatan, tiga tahun kita berjuang dengan liku-liku suka dan duka yang kita hadapi bersama.
7. Almamater ku tercinta.
BIODATA
Nama : Natalia Prischa Agustina Dewi Shinta Tempat / Tanggal Lahir : Surakarta, 23 Agustus 1991
Agama : Katolik
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumber Krajan Rt 05 Rw 01, Banjarsari, Surakarta.
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Kestalan Surakarta LULUS TAHUN 2003 2. SMP Kanisius 1 Surakarta LULUS TAHUN 2006
3. SMA Kristen 1 Surakarta LULUS TAHUN 2009
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan X
B09.094
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S P
1A
0UMUR 21 TAHUN AKSEPTOR
KB SUNTIK DEPO PROVERA DENGAN SPOTTING
DI BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA
TAHUN 2013
Xi + 70 halaman + 8 lampiran
INTISARI
Latar belakang : Secara nasional jumlah keikutsertaan KB dari seluruh jumlah
PUS pada tahun 2011 sebanyak 54,44%. Salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah KB suntik.KB suntik Depo Provera yaitu mengandung 150 mg medroksi progesterone asetat yang diberikan setiap 12 minggu sekali.Data dari BPM Finulia Surjati Surakarta dari bulan Januari sampai Oktober tahun 2012 jumlah akseptor KB suntik Depo Provera sebanyak 350 akseptor dan yang mengalami spotting sebanyak 110 akseptor, apabilaspotting tidak segera ditangani akan menyebabkan terjadinya anemia.
Tujuan :Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Depo
Provera dengan spottingsesuai dengan manajemen kebidanan menurut varney, mengetahui kesenjangan, dan alternatif pemecahan masalah.
Metodologi : Karya Tulis Ilmiah ini merupakan laporan studi kasus
menggunakan metode deskriptif dengan lokasi studi kasus di BPM Finulia Surjati Surakarta, subyek studi kasus Ny. S P1 A0 akseptor KB Suntik Depo
Proveradengan spottingyang dilakukan dari tanggal 15 sampai 24 Mei 2013 dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.
Hasil :Dari hasil asuhan yang diberikan dapat diketahui bahwa spotting yang
dialami Ny. S P1 A0merupakan efek samping KB Suntik Depo Provera, spotting
dapat teratasi pada perawatan hari ke-5 dengan diberikan terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari selama 7 hari, dengan ibu sudah tidak cemas karena perdarahan bercak sudah berhenti, dan Ny. S tetap menggunakan KB suntik Depo Provera.
Kesimpulan :Kesimpulan dari kasus Ny. S terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek yaitu Ny. S P1A0 tidak diberi tablet zat besi karena pasien tidak sampai
mengalami anemia.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, KB suntik Depo Provera, Spotting Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2003-2011)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
MOTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vi
CURICULUM VITAE ... vii
INTISARI ... viii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3
C. Manfaat Studi Kasus ... 3
D. Tujuan Studi Kasus ... 5
E. Keaslian Studi Kasus ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis ... 9
1. Definisi Keluarga Berencana ... 9
2. Akseptor ... 9
5. Spotting... 17
B. Teori Manajemen Kebidanan ... 18
C. Landasan Hukum ... 34
BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ... 35
B. Lokasi Studi Kasus ... 35
C. Subyek Studi Kasus ... 35
D. Waktu Studi Kasus ... 35
E. Instrumen Studi Kasus ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
G. Alat-Alat Yang Digunakan ... 40
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 41 B. Pembahasan ... 62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
Lampiran 1. Surat permohonan ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Keterangan Penggunaan Lahan Lampiran 3. Jadwal Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Persetujuan Pasien
Lampiran 5. Satuan Acara Penyuluhan efek samping KB Suntik Lampiran 6. Satuan Acara Penyuluhan dengan materi gizi seimbang Lampiran 7. Kartu KB Pasien
Lampiran 8. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan kualitas penduduk, maka pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan yang ada.Salah satu program pemerintah adalah dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan yang berwawasan kependudukan dengan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan Pasangan Usia Subur (PUS) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana (BKKBN,2011).
Dimasyarakat metode kontrasepsi hormonal tidaklah asing lagi. Sebagian besar masyarakat telah menggunakan kontrasepsi hormonal, namun demikian banyak juga efek samping yang telah dikeluhkan oleh akseptor KB berkenaan dengan metode kontrasepsi yang dipakainya, dan akhirnya banyak kejadian akseptor berganti kontrasepsi karena belum memahami dengan baik bagaimana metode kontrasepsi hormonal tersebut (Handayani, 2010).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada bulan September 2011,jumlah akseptor KB aktif sebanyak 4.117.037 peserta. Dengan rincian pengguna kontrasepsi suntik sebanyak 2.241.592 peserta (54,44%), Pil sebanyak 684.914 peserta (16,63%), IUD sebanyak 429.636 peserta (10,43%), Implant sebanyak 374.444 peserta (9,09%),MOW sebanyak
246.985 peserta (5,99%) dan Kondom sebanyak 75.920 peserta (1,84%). Pengguna KB Suntik berada di urutan pertama yang paling diminati oleh masyarakat (Dinkes provinsi Jawa Tengah,2011).
Kontrasepsi suntik Depo Provera (Depo moendroxy ProgesteronAsetat) yaitumengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 12 minggu dengan cara disuntik secara intramuskular. Efek samping yang sering di temukan adalah penambahan berat badan, sakit kepala, gangguan haid yang berupa amenorhoe, perdarahan ireguler, dan spotting.Selain itu terdapat juga efek samping pada kardiovaskuler, efek metabolik dan efek pada system reproduksi (Speroff & Darney, 2005).
Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kassa pembalut, merupakan perdarahan ringan yang tidak berbahaya. Apabila spotting cukup mengganggu misalnya spotting tidak berhenti dalam waktu yang lama bahkan terjadi perdarahan maka perlu diberi terapi untuk menghentikan perdarahan dan apabila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan anemia sehingga dalam keadaan itu penambahan pil zat besi sangat diperlukan. Penanganan kasus untuk menghentikan spotting antara lain adalah konseling, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemberian pil kombinasi (Hartanto,2004 dan Saifuddin, 2008).
Berdasarkan data yang diperoleh penulis melalui studi pendahuluan pada bulan Desember di BPM Finolia Surjati Surakarta didapatkan data akseptor KB dari bulan Januari sampai Oktober 2012, terdapat 486 akseptor,
yaitu suntik depoprovera sebanyak 350 akseptor (72%), suntik 1 bulan sebanyak 108 akseptor (22,6%), pil sebanyak 24 akseptor (5%), IUD sebanyak 1 akseptor (0,2%) dan Implant sebanyak 3 akseptor (0,6%).Dari 350 Akseptor KB Suntik 3 bulan, yang tidak mengalami keluhan sebanyak 100 akseptor (43,6%), sedangkan yang mengalami keluhan spotting sebanyak 110 akseptor (19,6%), amenorrhea sebanyak90 akseptor (21,8%) dan kenaikan berat badan sebanyak 50 akseptor (14,8%).
Berdasarkan dari permasalahan di atas,maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai KB suntik 3 bulan dengan spotting melalui penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo provera dengan
Spotting di BPM Finolia Surjati Surakarta”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor
KB suntik Depo proveradengan spotting Di BPM Finolia Surjati Surakarta dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan Asuhan kebidanan padaNy. S P1A0 umur 21
tahun akseptor KB Suntik Depo Provera dengan Spotting sesuai dengan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu:
1) Melaksanakan pengkajian data padaNy. S P1A0 umur 21 tahun
akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting.
2) Melakukan interprestasi data serta merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan padaNy. S P1A0 umur 21 tahun
akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting.
3) Merumuskan diagnosa potensial padaNy. S P1A0 umur 21 tahun
akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting.
4) Mengidentifikasi tindakan segera yang akan dilaksanakan pada Ny. S P1A0 umur 21 tahun akseptor KB suntik Depo provera
dengan spotting.
5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh padaNy. S P1A0 umur 21
tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan padaNy. S P1A0 umur
21 tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting. 7) Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada Ny. S
P1A0 umur 21 tahun akseptor KB suntik Depo provera dengan
spotting.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada akseptor KB suntik Depoprovera dengan spotting.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam praktik di lahan dan mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan khususnya tentang Asuhan Kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo provera dengan spotting.
2. Bagi institusi a. BPS
Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting, serta untuk meningkatkan mutu layanan kebidanan yang sudah ada.
b. Institusi Pendidikan Kebidanan
Dapat digunakan untuk tambahan referensi, wacana dan pengetahuan bagi mahasiswa maupunpengajar tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo provera dengan spotting.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai wacana dalam meningkatkan pengetahuan bagi akseptor KB suntik Depo provera tentang efek samping dari KB suntik berupa spotting dan cara mengatasinya.
E. Keaslian Studi Kasus
Berdasarkan penulisan kepustakaan ada beberapa Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan pada akseptor KB Suntik Depo provera dengan Spotting yang pernah dilakukan oleh:
1. Fibriyanti (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny . S akseptor KB suntik Depoprovera dengan spotting di BPS Dian Sesanti Nogosari Boyolali” dengan terapi satu siklus pil kontrasepsi kombinasi 30-35 mg Etinilestradiol 3x1 tablet, Vit K 3x1 tablet/ hari dan Fe 1 x 1 kapsul/ hari dengan hasil akseptor mengerti bahwa spotting sebagai efek samping KB, spotting dapat teratasi setelah pengobatan hari ke-5 perdarahan bercaknya sudah berhenti dan akseptor tetap menggunakan KB suntik Depoprovera. 2. Wulandari (2009), dengan judul : “Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik
Depo provera Ny. E dengan spotting di BPS Yuli Prasetyo Ningsih Kebak Kramat”. Asuhan yang diberikan berupa pil KB 3x1 tablet sehari, selama 7 hari dengan dukungan moril, KIE personal hygiene. Hasilnya spotting dapat teratasi 7 hari keadaan ibu membaik dan tetap menggunakan kontrasepsi suntik Depo provera.
3. Sumaryati (2010), dengan judul : “Asuhan Kebidanan Pada Ny. H Akseptor KB Suntik Depo provera dengan spotting di RB Hati Bunda Sragen”. Asuhan yang diberikan berupa pil kontrasepsi kombinasi 30-35 etinilestradiol dengan dosis 3x1/ hari, pemberian KIE tentang efek samping dari penggunaan KB suntik Depo provera.
F. Sistematika Penulisan
Isi dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan umum dan khusus studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi teori medis tentang KB, KB suntik 3 bulan, Spotting, teori manajemen kebidanan menurut Varney,data
perkembangan SOAP dan landasan hukum. BAB III METODOLOGI
Berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data serta alat-alat yang dibutuhkan dalam studi kasus.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menampilkan kasus serta pembahasan dari studi kasus dan dasar teori,mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan melihat kesenjangan antara kasus yang nyata dengan teori.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini,sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori medis
1. Definisi KB
Menurut Hartanto (2004), Keluarga Berencana dalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan. d. Mengatur interval diantara kehamilan.
2. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Winkjosastro (2008), kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
b. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004), Macam-macam kontrasepsi : 1) Kontrasepsi Metode Sederhana
a) Tanpa alat
(1) KB alamiah terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode suhu basal, metode lender serviks.
(2) Coitus Interuptus adalah suatu metode keluarga berencana tradisonal, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. b) Dengan alat
(1) Mekanisme (barier), terdiri dari kondom pria, barier intravagina (diafraghma, kap servik, spons, kondom). (2) Kimiawi, yang berupa spermisid (vaginal cream, vagina
Foam, vagina jelly, vagina tablet dan vagina slube film) 2) Kontrasepsi Metode Modern
a) Kontrasepsi Hormonal
(1) Per oral : Pil kombinasi POK(Pil Oral Kombinasi), minipil, morning after pill.
(2) Injeksi atau suntikan : DMPA (Depo Medroksi Progesteron Asetat), NET-EN, microsphere, microcapsules.
(3) Subkutis : Implant (alat kontrasepsi bawah kulit : AKBK) (a) Implant non biodegradable : (norplant, norplant 2) (b) Implant biodegradable : capronor,pellets.
b) Intra Uteri Device (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) : Cooper T, Medus, Seven Cooper T.
3) Metode kontrasepsi mantap a) Pada wanita
b) Pada pria
Medis Operatif Pria (MOW) : Vasektomi.
3. Kontrasepsi Suntik
a. Pengertian
Kontrasepsi Suntik adalah suatu metode kontrasepsi hormonal untuk wanita yang mampu melindungi seorang wanita terhadap kemungkinan hamil yang diberikan secara suntikan (Hartanto, 2004).
b. Jenis kontrasepsi suntik
Jenis-jenis kontrasepsi suntik menurut Hartanto (2004), dibagi menjadi 3 jenis antara lain:
a) Cyclofem
Diberikan satu bulan sekali secara IM dengan dosis 50 mg. Berisi hormon progesteron dan estrogen.
b) Depo Medroxyprogesterone Asetat (Depo provera)
Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang lebih 20 tahun sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita.Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.Berisi hormon progesteron.
c) Noretisteron Enantat ( Depo Norsterat)
a) Di pakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita
b) Di berikan dalam dosis 200 mg dan di berika 2 bulan dengan cara disuntikkan intramuscular.
4. Kontrasepsi Suntik Depo Provera
a. Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik Depo Provera
Menurut Saifuddin (2006), yang diperbolehkan menggunakan kontrasepsi Depo provera antara lain:
1) Wanita usia reproduktif
2) Nulipara dan yang telah memiliki anak
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai 5) Setelah abortus atau keguguran
6) Perokok
b. Kontra indikasi kontrasepsi Depo Provera
Menurut Arum & Sujiyatini (2009), yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik Depoprovera adalah :
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara. 5) Diabetes mellitus disertai komplikasi
Menurut Handayani (2010), waktu pemberian kontrasepsi suntik Depo Provera yang tepat adalah sebagai berikut:
1) Hari ke 1 sampai 7 dari siklus haid
2) Setiap saat selama siklus haid dimana dipastikan tidak hamil 3) Pasca aborsi segera atau dalam waktu 7 hari
Menurut Saifuddin (2006), penggunaan / pemberian kontrasepsi Depo Provera adalah sebagai berikut :
Jenis ini disuntikkan secara intramuscular di daerah pantat dan diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. d. Teknik penyuntikan kontrasepsi suntik Depo Provera
Menurut Glasier & Gebbie (2005), teknik penyuntikan Depo Provera adalah:
1) Vial Depo Provera harus dikocok terlebih dahulu dengan baik 2) Semua obat harus dihisap kedalam alat suntiknya
3) Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot bokong (Musculus gluteus)
4) Jangan melakukan masase pada tempat suntikan
5) Kedua hal terakhir ini sangat penting karena kalau tidak ditaati, maka pelepasan otot dari tempat suntikan akan dipercepat dan akan mengakibatkan masa efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.
e. Keuntungan dan kerugian Kontrasepsi suntik Depo Provera
1) Menurut Noviawati & Sujiyatini (2008), keuntungan kontrasepsi suntik Depo Provera antara lain:
a) Sangat efektif
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri d) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI e) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
2) Menurut Speroff & Darney (2005), kerugian kontrasepsi suntik Depo Provera antara lain:
a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang (2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
(3) Perdarahan tidak teratur/ perdarahan bercak atau spotting (4) Tidak haid sama sekali
b) Peningkatan berat badan
c) Diperlukan penyuntikan yang teratur
f. Efek samping dan penanganan alat kontrasepsi suntik Depo Provera
1) Menurut Hartanto (2004), Efek samping kontrasepsi suntik Depo Provera adalah sebagai berikut:
a) Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu, seperti :
(1) Amenorea
(2) Perdarahan bercak (Spotting) b) Penambahan berat badan
Umumnya penambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi anatara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama.Penyebab penambahan berat badan tidak jelas, tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena cairan tubuh.
c) Sakit kepala
Insident sakit kepala terjadi pada < 1 – 17 % akseptor d) Efek pada Sistem Kardiovaskuler
Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau sistem pembekuan darah maupun sistem fibrinolitik.Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL kolestrol.Kadar HDL yang rendah menyebabkan timbulnya atherosclerosis.
e) Efek pada sistem reproduksi
Suntikan DMPA 150 mg dianggap tidak efektif lagi sebagai kontrasepsi setelah 90 hari, tetapi pada kebanyakan akseptor DMPA mencegah kehamilan untuk jangka waktu yang lebih lama. Rata- rata memerlukan 1,5 – 3 bulan lebih lama untuk kembali hamil dibandingkan pil oral atau IUD.
(2) Laktasi
Pada DMPA tidak ditemukan efek terhadap laktasi, malah mungkin dapat memperbaiki kuantitas ASI (memperbanyak produksi ASI).DMPA tidak merubah komposisi dari ASI.
2) Menurut Saifuddin (2006), efek samping dari kontrasepsi depoprovera dan penanganannya adalah sebagai berikut : a) Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
(1) Bila tidak hamil, pengobatan apa pun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim, nasihati untuk kembali ke klinik
(2) Bila terjadi kehamilan ektopik, segera rujuk klien b) Perdarahan / perdarahan bercak (spotting)
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka
dapat disarankan pilihan pengobatan yaitu dengan pil kontrasepsi kombinasi (30-35 µ etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.
c) Meningkatnya atau menurunnya berat badan
Informasikan bahwa kenaikan/ penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok, hentikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
5. Spotting
a. Pengertian spotting
Spotting adalah perdarahan intermenstrual yang jumlahnya sedikit sekali, sehingga tidak memerlukan pemakaian tampon atau kain atau kassa pembalut (Hartanto, 2004).
b. Gejala spotting
Perdarahan yang berupa bercak-bercak ringan (Saifuddin, 2006). c. Penyebab spotting
Penyebab spotting adalah terjadinya pelebaran pembuluh vena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal. Bila efek gestagen kurang, stabilitas stoma berkurang, yang pada akhirnya akan terjadi perdarahan (Baziad, 2008).
d. Penatalaksanaan kasus spotting
Menurut Saifuddin (2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut:
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan:
a) Menggunakan pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.
b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2008).
2. Langkah langkah dari manajemen kebidanan
Menurut Varney (2008), proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses periodik dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat menjadi langkah-langkah tertentu dan dapat berubah sesuai dengan keadaan pasien. Adapun pelaksanaan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney tersebut adalah sebagai berikut:
a. Langkah pertama : Pengumpulan dan pengkajian data
Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Varney, 2008).
1) Data Subyektif
Data subyektif berisi tentang data dari pasien melalui anamnesa (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung tentang keluhan atau masalah KB (Hidayat, 2008).Keluhan pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Provera dengan spotting berupa perdarahan bercak sedikit dan tidak teratur (Saiffudin, 2006).
Menurut Varney (2008), adalah sebagai berikut: (1) Nama
Nama akseptor dan suami untuk mengetahui identitas akseptor dan suami sebagai orang yang bertanggung jawab.
(2) Umur
Untuk mengetahui termasuk sebagai pertimbangan dalam menentukan cara KB yang rasional dan untuk mengetahui apakah pasien masih dalam usia reproduksi atau tidak
(3) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut akseptor, karena ada agama yang menganggap tabu cara KB. (4) Suku Bangsa
Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut oleh akseptor.
(5) Pendidikan
Berkaitan dengan tingkat pengetahuan seseorang untuk mengikuti KB, seseorang memiliki pendidikan tinggi biasanya lebih tahu tentang manfaat dan efek samping KB.
Untuk menghindari kekeliruan bila ada dua pasien dengan nama yang sama untuk keperluan kunjungan rumah.
(7) Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat ekonomi keluarga atau penghasilan.
b) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Pada akseptor KB suntik Depo Provera denganspotting yang dikeluhakan ialah mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin (Varney, 2008).
c) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah apakah ini pernikahan yang pertama apakah pernikahan “bahagia” jika belum menikah apakah terdapat hubungan yang bersifat mendukung (Farrer, 2007).
d) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya menstruasi, teratur atau tidak, sifat darah dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi (Nursalam, 2009).
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil akhirnya (abortus, lahir hidup, apakah anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan yang baik), apakah terdapat komplikasi intervensi pada kehamilan, persalinan, ataupun nifas sebelumnya dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Farrer, 2007).
f) Riwayat Keluarga Berencana
Yang perlu dikaji adalah apakah ibu pernah menjadi akseptor KB. Kalau pernah, kontrasepsi apa yang pernah digunakan, berapa lama, keluhan pada saat ikut KB, alasan berhenti KB (Varney, 2008).
g) Riwayat Penyakit
(1) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji penyakit yang berhubungan dengan keluhan atau masalah utama (Varney, 2008).
(2) Riwayat Penyakit Sistemik
Riwayat kesehatan yang lalu ditanyakan untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan dan untuk mengetahui penyakit yang diderita dahulu seperti hipertensi, diabetes, PMS, HIV/AIDS (Hyre, 2003).
Dikaji dengan penyakit yang menurun dan menular yang dapat mempengaruhi kesehatan akseptor KB.Sehingga dapat diketahui penyakit keturunan misalnya hipertensi, jantung, asma, demam dan apakah dalam keluarga memiliki keturunan kembar, baik dari pihak istri maupun pihak suami (Varney, 2008).
h) Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makanan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Farrer, 2007).
(1) Pola Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien. Dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien.
(2) Pola Eliminasi
Untuk mengetahui BAB dan BAK berapa kali sehari warna dan konsistensi.
(3) Pola istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari.
Untuk mengkaji berapa frekuensi yang dilakukan akseptor dalam hubungan seksual.
(5) Pola hygiene
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari.
(6) Aktivitas
Aktivitas akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah atau adanya nyeri akibat penyakit-penyakit yang dialaminya.
i) Data Psikologis
Data psikososial ini diberikan untuk mengetahui motivasi atau mental pasien (Prawirohardjo, 2005).
2) Data Obyektif
Data Obyektif adalah data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik sebelumatau selama pemakaian KB (Hidayat, 2008).
a) Keadaan Umum : Mengetahui keadaan pasien baik atau tidak (Hidayat, 2008).
b) Kesadaran : Menilai status kesadaran pasien composmentis, somnolens atau apatis(Hidayat, 2008).
(1) Tekanan darah
Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuaanya mmHg. Keadaan normal antara 120/80 mmHg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2008).
(2) Pengukuran suhu
Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah 360C sampai 370C . Bila suhu tubuh lebih dari 380C harus dicurigai adanya infeksi (Wiknjosastro, 2006).
(3) Nadi
Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70x/ menit sampai 88x/ menit (Perry & Potter, 2005). (4) Pernafasan
Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam satu menit. Pernafasan normal 22x/menit sampai 24x/menit (Saifuddin, 2006).
Mengetahui berat badan pasien karena merupakan salah
satu efek samping KB suntik Depo provera (Saifuddin, 2006).
e) TB (Tinggi Badan)
Mengetahui tinggi badan pasien (Hidayat, 2008). f) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala
(a) Rambut : Untuk menilai warna, kelebatan, dan karakteristik seperti ikal, lurus, keriting (Hidayat, 2008).
(b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah oedema (Wiknjosastro, 2008).
(c) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak, sclera berwarna putih atau tidak (Hidayat, 2008).
(d) Hidung : Untuk mengetahui apkah ada polip atau tidak (Hidayat, 2008).
(e) Telinga : Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga dan ada seruman atau tidak (Hidayat, 2006).
(f) Mulut : Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada caries atau tidak dan ada
karang gigi atau tidak (Wiknjosastro, 2008).
(2) Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Nursalam, 2009).
(3) Dada dan aksila : Apakah ada benjolan pada payudara atau tidak, dan apakah simetris kanan kiri (Nursalam, 2009).
(4) Abdomen : Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi, adakah nyeri tekan serta adanya massa (Farrer, 2007). (5) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva
adakah tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran kelenjar bartholini, dan perdarahan (Prawirohardjo, 2005). Pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Provera PPV (Perdarahan Per Vaginam) berupa darah bercak merah (Saifuddin, 2006).
(6) Ekstremitas : Apakah terdapat varices, oedema atau tidak, betis merah atau lembek atau keras (Saifuddin, 2006).
g) Pemeriksaan Inspekulo
Pemeriksaan inspekulo dilakukan untuk mengetahui atau mencari sumber perdarahan, apakah terdapat lesi pada porsio atau servik, pada akseptor KB suntik tiga bulan Depo Provera dengan spotting sumber perdarahan berasal dari uterus (Depkes RI, 2009).
h) Data laboratorium
Digunakan untuk mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang, yaitu dilakukan pemeriksaan Hb. Pada akseptor KBsuntik tiga bulan Depo Provera dengan spotting pemeriksaan Hb di lakukan untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemia atau tidak (Nursalam, 2009).
b. Langkah kedua : Interprestasi data
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan menjadi satu diagnosa atau masalah yang telah diindentifikasi mejadi diagnosa nomenklatur.Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnostik kebidanan (Varney, 2008).
1) Diagnosa Kebidanan
Ny. X……. P…A…umur…. Akseptor KB Suntik Depoprovera dengan Spotting.
Data dasar :
a) Ibu mengatakan bernama Ny X b) Ibu mengatakan berumur …
c) Ibu mengatakan pernah melahirkan … d) Ibu mengatakan pernah keguguran atau tidak e) Ibu mengatakan akseptor KB suntik Depoprovera
f) Ibu mengtakan mengeluarkan bercak darah sejak … sampai… Data Obyektif : a) Keadaan ibu : b) Kesadaran : c) Keadaan Umum : d) Vital sign : TD : …. R : …. N : …. S : ….
e) Genetalia : Pengeluaran pervaginam berupa bercak darah.
2) Masalah
Menurut Varney (2008), masalah yang sering muncul pada akseptor KB Suntik Depoprovera dengan spotting antara lain sebagai berikut:
a) Rasa tidak nyaman pada daerah kemaluan. b) Rasa cemas tentang perdarahan diluar haid. 3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien-pasien dan yang belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.Kebutuhan yang diperlukan akseptor KB Suntik Depo provera adalah dukungan moril pada ibu (Varney, 2008).
c. Langkah Ketiga : Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2008). Diagnosa potensial yang terjadi pada akseptor KB Suntik Depo provera adalah anemia (Saifuddin, 2006).
d. Langkah Keempat : Antisipasi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa / masalah potensial pada step sbelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, segera kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2008).
Antisipasi pada spotting yaitu diberikan terapi : tablet zat besi yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk mencegah terjadinya anemia (Saifuddin, 2006).
e. Langkah Kelima : Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan pada akseptor KB suntik Depo provera dengan spotting menurut Saifuddin (2006), adalah :
1) Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan:
a) Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestradiol), ibuproven (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.
b) Bila terjadi perdarahan yang banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/ hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg
etinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari (Saifuddin, 2006)
f. Langkah Keenam : Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari asuhan yang telah direncanakan secara efisien dan aman. Pada kasus dimana bidan harus berkolaborasi dengan dokter, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan pasien adalah tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh (Varney, 2008). Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada akseptor KB Suntik Depoprovera dengan spotting secara menyeluruh.
g. Langkah Ketujuh : Evaluasi
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2008).
Menurut Saifuddin (2006), evaluasi yang diharapkan pada akseptor KB Suntik Depoprovera meliputi:
1) Ibu mengerti tentang efek samping yang akan timbul pada akseptor KB Suntik Depo provera.
2) Ibu sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya.
3) Spotting dapat teratasi dan pasien tetap menggunakan KB Suntik Depo Provera.
3. Data Perkembangan
Pendokumentasian asuhan kebidanan, rencana asuhan kebidanan ditulis dalam data perkembangan SOAP yang merupakan salah satu pendokumentasian yang menurut Varney (2008), SOAP merupakan singkatan dari:
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.Anamnesa dilakukan pada akseptor KB Suntik Depo Provera dengan Spotting.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat keadaan umum, kesadaran dan perdarahan pervaginam.Pada pemeriksaan laboratorium misalnya pada pemeriksaan Hb, pemeriksaan papsmear dan secret vagina.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan implementasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan evaluasi berdasarkan assessment. Memberikan konseling sesuai dengan permasalahan yang ada sebagai upaya untukmembantu proses pengobatan.
C. Landasan Hukum
Standar merupakan landasan berpijak secara dan parameter atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Kepmenkes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002 Pasal 25 ayat (1) Bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu dengan menggunakan KB Depoprovera dengan Spotting harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman,sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan standar profesi.
Menurut (Kepmenkes,2002), Bidan mempunyai kewenangan sebagai berikut:
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak bisa ditanagani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan 5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Studi kasus adalah penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2005). Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus dalam penelitian ini mendiskribsikan asuhan kebidanan pada Ny. S P1 A0 umur 21 tahun akseptor Kb suntik Depoprovera dengan Spotting
menggunakan manajemen kebidanan dengan 7 langkah Varney, dan data perkembangan menggunakan SOAP.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan di BPM Finolia Surjati Surakarta
C. Subyek Studi Kasus
Subjek Studi Kasus Merupakan hal atau orang yang dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2005). Subyek yang akan digunakan dalam studi kasus ini yaitu Ny. S. P1 A0 umur 21 tahun akseptor KB Suntik Depo
Provera dengan spotting.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah tentang waktu yang digunakan penulis untuk mencari kasus (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 15 - 24 Mei 2013.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen merupakan alat pantau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti kata lebih cermat lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Notoatmodjo, 2005).Pada penulisan studi kasus ini menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dengan 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data antara lain data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan studi kasus (Nursalam, 2009)
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah tehnik pengumpulan data dengan cara memeriksa pasien secara langsung dengan menggunakan berbagai cara seperti pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi sebagai penunjang pemeriksaan agar mendapatkan diagnose yang tepat (Notoadmodjo, 2005).
Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik secara sistematis (Nursalam, 2009).
Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan cara: 1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui keadaan pasien secara sistematis dari kepala sampai kaki dan pengeluaran vagina (Nursalam, 2009).
Pada kasus Kb suntik Depo Provera dengan spotting inspeksi dilakukan secara berurutan mulai kepala sampai kaki dan pengeluaran pervaginam (Varney, 2009). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan konjungtiva, untuk mengetahui kemungkinan adanya anemia dan melihat adanya spotting pada akseptor Kb suntik Depo Provera .
2) Palpasi
Suatu teknik yang menggunakan indera peraba untuk mendapatkan data (Nursalam, 2009). Pada kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting dilakukan pemeriksaan bimanual atau palpasi mencakup pengkajian terhadap adanya massa dalam ovarium dan uterus serta adanya nyeri.
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pada daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan untuk
mengidentifikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan (Nursalam, 2009). Pada kasus KB suntik Depo Provera dengan
spotting pemeriksaan ini tidak harus dilakukan (Wiknjosastro, 2008).
4) Auskultasi
Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh (Nursalam, 2009). Pada pemeriksaan kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting, pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa tekanan darah ibu normal atau tidak
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang dipergunakan untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005). Dalam kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting metode yang digunakan adalah wawancara atau tanya jawab dengan klien dan bidan.
c. Observasi
Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung pada klien selama berkunjung ke lokasi studi kasus (Notoatmodjo, 2005). Untuk memperoleh data objektif penulis melakukan pengamatan langsung pada kasus akseptor KB suntik Depo Provera dengan spotting untuk observasi dapat berupa pemeriksaan umum (pemeriksaan tanda vital, keadaan umum klien), pemeriksaan fisik (pemeriksaan konjungtiva, pengeluaran pervaginam) dan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan penunjang ini dilakukan pemeriksaan Hb yang dilakukan
pada awal kunjungan pada akseptor KB suntik Depo Provera dengan Spotting.
2. Data Sekunder
Menurut Notoatmodjo (2005) data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau terapi diperoleh dari keterangan keluarga dan lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan studi, meliputi:
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah sebuah bentuk informasi yang berhubungan dengan dokumentasi, baik dokumen resmi maupun tidak resmi (Notoatmodjo, 2005).Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data yang diambil dari buku kunjungan di BPS Finolia Surjati Surakarta.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi, baik berupa teori-teori, generalis maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli buku-buku yang ada (Notoatmodjo, 2005).Pada kasus KB suntik Depo Provera dengan spotting penulisan menggunakan bahan referensi dari tahun 2003 sampai tahun 2012.
G. Alat-Alat Yang Digunakan
Menurut Saifuddin (2006), alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data yaitu :
1. Alat yang dibutuhkan dalam melakukan wawancara antara lain: a. Format pengkajian pada akseptor KB Suntik Depo Provera b. Buku tulis
c. Alat tulis
2. Alat dan bahan dalam observasi antara lain: a. Spighmomanometer
b. Stetoskop c. Thermometer
d. Timbangan berat badan e. Tinggi badan
f. Kom berisi air g. Speculum h. Kassa steril i. Lampu sorot j. Handscoon k. 1 set Hb sahli
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal : 15 Mei 2013 Pukul : 16.00 WIB
Tempat : BPM FINULIA SURJATI SURAKARTA
1. PENGKAJIAN DATA
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. D
2) Umur : 21 th Umur : 26 th
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku : Jawa Suku : Jawa
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA 6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta 7) Alamat : Sumber Rt 03 Rw 04
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah yang keluar dari alat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2013 dan tidak berhenti sampai saat ini. 2) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinannya syah, kawin 1 kali, umur 20 tahun, dengan suami umur 24 tahun, lama pernikahan 2 tahun, anak 1 orang.
3) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali umur 13 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasi 30 hari
c) Banyaknya : Ibu mengatakan banyaknya menstruasi 2-3 kali ganti pembalut/hari
d) Lama : Ibu mengatakan lama menstruasi 7 hari e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasi teratur
f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah menstruasi encer dan merah segar.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut saat menstruasi. 4) Riwayat Obstetri Tabel 4.1 Riwayat Obstetri No Tgl/th Partus Tempat Partus Umur Hamil Jenis Persalina n Peno- Long
Anak Nifas Keadaan
anak sekarang Jenis BB PB Kead Laktasi
1 28 januari
2012
Bidan 9
bulan Normal Bidan Pere mpua n 2800 gram 49 cm Baik Ya,selama 2 tahun Hidup 5) Riwayat KB
a) Macam Peserta KB : Lama
b) Metode yang pernah dipakai : Ibu mengatakan hanya menggunakan KB suntik 3 bulan
sejak anaknya berumur 1 bulan, lamanya sudah 1,5 tahun.
c) Keluhan yang dirasakan : Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah sejak 5 hari yang lalu yaitu mulai tanggal 10 Mei 2013
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak menderita penyakit apapun seperti flu, batuk, dan demam.
b) Riwayat Penyakit Sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebar-debar saat beraktifitas dan tidak berkeringat dingin di telapak tangan.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit dipinggang.
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas
(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu, batuk disertai darah, nafsu makan tidak pernah menurun, berat badan tidak pernah turun secara berlebihan.
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning dimata, ujung kuku dan kulit.
(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasa menderita penyakit gula dengan gejala sering haus, lapar, dan sering kencing di malam hari dengan frekuensi sering ± 6-7 kali.
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan tidak pernah mengalami sakit kepala yang menetap. (8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan
mengeluarkan busa dari mulut.
(9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainya seperti HIV dan penyakit kelamin seperti sifilis, gonorhea.
c) Riwayat Penyakit Keluarga 1) Penyakit menurun
Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan asma.
2) Penyakit menular
Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun pihak suami tidak ada yang mempunyai penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
3) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
d) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun. 7) Pola Kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
(1) Makan : Ibu mengatakan makan 3 x/hari, dengan porsi sedang jenis (nasi,sayur bayam,lauk tahu dan ayam dan buah pisang)
(2) Minum : Ibu mengatakan minum ± 8 gelas, jenis berupa air putih 6 gelas dan teh 2 gelas/hari.
b) Pola Eliminasi
(1) BAB : Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan.
(2) BAK : Ibu mengatakan BAK sehari 4-5 kali, warna kuning jernih.
c) Pola istirahat
(1) Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam (2) Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ±7-8 jam. d) Pola Aktivitas
(1) Sebelum spotting : Ibu mengatakan sebelum spotting ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri
seperti menyapu, mencuci baju, mencuci piring, dan mengasuh anaknya.
(2) Selama spotting :Ibu mengatakan selama spotting melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,mencuci baju, mencuci piring, dan mengasuh anaknya dibantu oleh suami.
e) Pola Seksual
(1) Sebelum spotting : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3 kali seminggu dan tidak mengeluarkan darah sehabis hubungan seksual.
(2) Selama spotting : Ibu mengatakan selama mengalami bercak darah tidak melakukan hubungan seksual.
f) Personal Hygiene
(1) Sebelum spotting : Ibu mengatakan mandi 2 x/hari, yaitu pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 17.00 WIB, gosok gigi 2 x/hari, keramas 4 kali dalam seminggu. (2) Selama spotting : Ibu mengatakan mandi 2 x/hari, yaitu
pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 16.30 WIB, gosok gigi 2x/hari,
keramas 3 kali dalam seminggu, ganti pembalut 2 kali sehari.
8) Data Psikologis : Ibu merasa cemas karena bercak darah yang keluar dari alat kelaminnya.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis c) Tanda – tanda Vital
(1) Tekanan darah : 110/80 mmHg (2) Suhu : 36,50 C (3) Nadi : 82 x/menit (4) Respirasi : 24 x/menit d) BB : 64kg e) TB : 150cm 2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala
(1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak berketombe, tidak rontok, tidak kusam
(2) Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat (3) Mata
(a) Oedema : Tidak ada oedema (b) Conjungtiva : Warna merah muda (c) Sklera : Warna putih
(4) Hidung : Bersih, simetris, tidak ada secret, tidak ada benjolan
(5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen (6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak ada perdarahan pada gusi b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
(2) Tumor : Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran c) Dada dan Axilla
(1) Mammae
(a) Membesar : Pembesaran normal (b) Tumor : Tidak ada benjolan (c) Simetris : Ya, simetris kanan kiri (d) Areola : Warna coklat pekat (e) Putting susu : Menonjol
(f) Kolostrum : Tidak ada kolostrum (2) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada benjolan (b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan d) Abdomen
(1) Pembesaran uterus : Tidak ada pembesaran uterus (2) Benjolan atau tumor : Tidak ada benjolan
(4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi e) Anogenital
(1) Vulva dan Vagina
(a) Varices : Tidak ada varices (b) Luka : Tidak ada luka (c) Kemerahan : Tidak kemerahan (d) Nyeri : Tidak terjadi nyeri tekan (e) Pengeluaran pervaginam : Perdarahan berupa bercak
darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah. (2) Inspeculo
Tidak ada peradangan pada dinding vagina, portio sedikit membuka,keluar bercak darah warna kecoklatan, bau khas darah.
(3) Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan (4) Anus
Haemoroid : Tidak ada haemoroid f) Ekstremitas
(1) Varices : Tidak ada varices pada tangan dan kaki
(2) Oedema : Tidak ada oedema pada tangan dan kaki
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : Hb : 11gr%
2. INTERPRETASI DATA Tanggal : 15 Mei 2013 Pukul : 17.00 WIB a. Diagnosa Kebidanan
Ny. S P1 A0 umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera
denganspotting Data Dasar: Data Subyektif:
1) Ibu mengatakan berumur 21 tahun
2) Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali, dan belum pernah keguguran.
3) Ibu mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik Depo provera selama 1,5 tahun.
4) Ibu mengatakan mengeluarkan bercak darah dari alat kelamin sejak tanggal 10 Mei 2013 dan belum berhenti sampai sekarang.
Data Obyektif : Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis 3) Tanda-tanda vital Tekanan darah : 110/80 mmHg Suhu : 36,50 C Nadi : 82 x/menit Respirasi : 24x/menit
4) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda, skleraberwarna putih.
5) Palpasi : Abdomen tidak ada nyeri tekan pada daerah bagian bawah dan tidak teraba adanya benjolan atau masa.
6) Vulva Vagina : Tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah.
7) Inspekulo : Porsio sedikit membuka keluar bercak darah warna kecoklatan dan bau khas darah, dan tidak ada peradangan pada dinding vagina
Data penunjang :
Hb : 11gr%
b. Masalah
Ibu cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan bercak darah yang dialaminya.
c. Kebutuhan
Memberikan informasi tentang bercak darah (Spotting) tersebut adalah efek samping dari penggunaan KB suntik dan memberikan dukungan moril pada ibu.
3. DIAGNOSA POTENSIAL
4. ANTISIPASI / TINDAKAN SEGERA
Terapi obat untuk menghentikan perdarahan yaitu pil kombinasi 30-35µg etinilestradiol dengan dosis 2 x1 tablet perhari selama 7 hari.
5. PERENCANAAN
Hari/tanggal: Rabu,15 Mei 2013 Pukul: 17.10 WIB a. Beri tahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
b. Beri KIE tentang efek samping KB suntik Depo Provera
c. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygieneterutama pada daerah kemaluannya.
d. Beri ibu dukungan moril untuk tidak cemas dengan keadaannya, dan ibu harus tetap menggunakan alat kontrasepsi lain atau tetap menggunakan kb suntik 3 bulan Depo provera untuk mencegah kehamilan.
e. Beri terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan anjurkan ibu untuk minum secara teratur.
f. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan, dan beritahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 18 Mei 2013.
6. IMPLEMENTASI/ PELAKSANAAN
Tanggal :15 Mei 2013 pukul : 17.15 WIB
a. Memberitahu bahwa ibu mengalami spotting dan keadaan ibu masih baik, terdapat bercak darah pada alat kelamin.
b. Memberikan informasi bahwa bercak darah (spotting) merupakan perdarahan yang ringan karena merupakan efek samping akibat dari pemakaian KB Suntik Depo Provera.
c. Memberi KIE tentang efek samping KB suntik Depo Provera antara lain terjadi spotting, amenorrhea, dan penambahan berat badan.
d. Memberikan dukungan moril pada ibu agar tidak cemas karena spotting tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinya dan agar ibu tetap menggunakan Kb suntik 3 bulan Depo provera.
e. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluannya, dengan cara cebok dari depan kebelakang, ganti pembalut minimal 3 kali/hari,ganti celana dalam 3 kali/hari, khususnya pada kasus spotting manfaatnya yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi dan agar spotting tidak bertambah parah dan cepat sembuh. f. Memberi ibu terapi pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan
dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan menganjurkan untuk minum secara teratur.
g. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila ada keluhan atau setelah obat habis dan memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 18 Mei 2013.
7. EVALUASI
Tanggal : 15 Mei 2013 Pukul : 18.00 WIB
b. Ibu mengerti dan memahami bahwa keadanya yang dialami merupakan salah satu efek samping dari pengunaan KB Suntik Depo Provera. c. Ibu sudah mengerti tentang efek samping KB suntik Depo Provera. d. Ibu bersedia melakukan anjuran serta nasehat yang diberikan.Ibu
bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan.
e. Ibu telah diberikan pil kombinasi 30 – 35 µg etinilestradiol dengan dosis 2 x 1 tablet perhari selama 7 hari dan bersedia meminumnya. f. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan dan
DATA PERKEMBANGAN I (Kunjungan Rumah) Tanggal : 18 Mei 2013 Pukul : 13.30 WIB Tempat : Sumber Rt 03 Rw 04 S : Subyektif
1. Ibu mengatakan setelah minum obat secara teratur bercak darah sudah mulai berkurang dan ibu masih menggunakan pembalut 2 kali sehari 2. Ibu mengatakan sampai sekarang masih takut melakukan hubungan
seksual dengan suaminya, karena keluar bercak darah dari alat kelamin. 3. Ibu mengatakan masih minum obat dari bidan.
O : Obyektif
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis 3) Tanda – tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36,7O C
Nadi : 83 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
4) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih.
5) Vulva vagina : Tampak adanya bercak darah, warna merah kecoklatan, bau khas darah.
A : Assesment
Ny. S P1 Ao umur 21 tahun Akseptor KB Suntik Depo Provera dengan
spotting.
P : Planning
Tanggal : 18 Mei 2013 Pukul : 13.55 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa keadaan ibu baik.
2. Memberikan dukungan mental pada ibu agar tidak cemas karena spotting tersebut dapat diatasi, meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinya.
3. Memberikan KIE pada ibu agar makan makanan bergizi dengan menu seimbang ,yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, vitamin, lemak, dan cairan, dapat diperoleh dari : karbohidrat (nasi, singkong, kentang), protein (tempe, tahu, telor, ikan, dan daging), mineral (brokoli, madu, susu, kacang-kacangan), vitamin (wortel, tomat, kangkung, sawi), lemak (keju, alpukat, labu), cairan (air)
4. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya dengan cara cebok dari depan kearah belakang, mengganti pembalut minimal 3 kali/,hari, dan mengganti celana dalam minimal 3 kali/ hari.
5. Menganjurkan pada ibu untuk minum obat dari bidan secara teratur, dan periksa ulang ke bidan jika obat habis.
6. Memberitahu pada ibu bahwa sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu sampai bercak darahnya berhenti.
7. Memberitahu ibu akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 21 Mei 2013.
Evaluasi
Tanggal : Tanggal : 18 Mei 2013 Pukul : 14.25 WIB 1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
2. Ibu berjanji melakukan anjuran dan nasehat yang diberikan. 3. Ibu bersedia makan makanan bergizi dengan menu seimbang
4. Ibu bersedia menjaga kebersihan tubuh terutama daerah kemaluannya
5. Ibu bersedia minum obat secara teratur, dan berkunjung lagi setelah obat habis.
6. Ibu bersedia untuk tidak melakukan hubungan sexual terlebih dahulu dengan suaminya sampai bercak darahnya berhenti.