• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II POTENSI OBYEK WISATA KEBUN TEH JAMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II POTENSI OBYEK WISATA KEBUN TEH JAMUS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

12

POTENSI OBYEK WISATA KEBUN TEH JAMUS

A. Letak Geografis Kabupaten Ngawi

Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 40 persen atau sekitar 506,6 km2 berupa lahan sawah. Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7o21’Lintang Selatan-7o31’ Lintang Selatan dan 110o10’ Bujur Timur-111o40’ Bujur Timur.

Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan dataran rendah. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu. Batas wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (Propinsi Jawa Tengah) dan Kabupaten Bojonegoro.

2. Sebelah Timur : Kabupaten Madiun.

3. Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan.

4. Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen (Propinsi Jawa Tengah).

(2)

commit to user

B. Sejarah Kabupaten Ngawi

Ngawi berasal dari kata “AWI” yang artinya bambu yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “Ng” menjadi “NGAWI” . Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu.

Sekitar tahun 1980 warga Kabupaten Ngawi resah dan gelisah. Masalahnya selama itu Hari Jadi Kabupaten Ngawi sesuai dengan hari buatan Belanda. Banyak para ahli sejarah mencari informasi tentang Hari Jadi Kabupaten Ngawi. Penelusuran Hari Jadi Kabupaten Ngawi dimulai sejak tahun 1975. Panitia penelitiannya juga tidak main-main. Panitia bekerja karena EsKa (Surat Keputusan) , yaitu surat keputusan Bupati KDH TK. II Ngawi Nomor Sek 13/7/Drh, tanggal 27 Oktober 1975 dan juga surat Nomor Sek 13/3/Drh, tanggal 21 April 1976. Bupati Kabupaten Ngawi pada waktu itu mengeluarkan EsKa tersebut sudah melalui pemikiran yang matang. ( Dukut Imam Widodo, 2015 : 321)

DPRD Kabupaten Dati II Ngawi pada tanggal 31 Maret 1978 dengan keputusan Nomor Sek 13/25/DPRD, menetapkan bahwa tanggal 31 Agustus 1830, ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Ngawi. Karena pada tanggal tersebut Kabupaten Ngawi ditetapkan sebagai Onder Regentschap oleh pemerintah Hindia Belanda.

(3)

commit to user

Pada tanggal 30 September 1983, DPRD Kabupaten Dati II Ngawi mengeluarkan surat keputusan Nomor 188.170/2/1983. Dalam surat keputusan tersebut dikatakan bahwa penetapan Hari Jadi Kabupaten Ngawi pada tanggal 31 Agustus 1830 dianggap salah weton dan tidak nasionalis karena pada tanggal dan bulan tersebut dianggap sebagai memperingati kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda.

Bupati kompak, pada tanggal 13 Desember 1983 dengan surat keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi nomor 143 tahun1983, dibentuk panitia penelusuran dan penulisan sejarah Kabupaten Ngawi yang diketuai oleh Drs. Moestofa.

Dalam perkembangan berikutnya, panitia atau Tim penelusuran dan penulisan sejarah Kabupaten Ngawi mengalami kesulitan, terutama memperleh narasumber yang mumpuni. Panitia penelusuran tidak patah semangat. Panitia melakukan penelitian melalui peninggalan-peninggalan purbakala dan dokumen kuno.

Pada tanggal 14 Oktober 1984 di Sarangan diadakan Simposium membahas Hari Jadi Kabupaten Ngawi dengan narasumber para sejarahwan yaitu Soekarto K, Atmodjo dan Soerhardjo Hatmosoeprobo. Dari simposium tersebut ditetapkan beberapa keputusan, diantaranya :

1. Menerima hasil penelitian dan penelusuran Soehardjo Hatmosoeprobo tentang piagam Sultan Hamengku Buwono tanggal 2 Jumadilawal 1756 yang menyebutkan bahwa pada tanggal 10 November 1828 M, Kabupaten Ngawi ditetapkan sebagai daerah Narawita (pelungguh) Bupati Wedhana Manca

(4)

commit to user

Negara Wetan. Peristiwa tersebu merupakan bagian dari perjalanan sejarah Kabupaten Ngawi pada jaman kekuasaan Sultan Hamengku Buwono.

2. Menerima hasil penelitian dan penelusuran Soekarto K. Atmodjo tentang

prasasti canggu tahun 1280 Saka, pada masa pemerintahaan Raja Hayam Wuruk

dari kerajaan Majapahit. Selanjutnya bahwa pada tanggal 7 juli 1358 M, Kabupaten Ngawi ditetapkan sebagai Naditiraradesa (daerah penambangan) dan daerah swatantra. Swatantra merupakan suatu daerah dalam suatu negara yang mempunyai pemerintahan sendiri yang bebas dan tidak terikat oleh peraturan seperti daerah lain yang bukan daerah otonomi. Peristiwa tersebut dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Ngawi.

3. Pada tanggal 31 Desember 1986 DPRD Dati II Ngawi, melalui surat keputusan Nomor : 188.70/34/1986, telah menetapkan Hari Kabupaten Jadi Ngawi jatuh pada tanggal 7 Juli 1358 M.

4. Bupati KDH TK. II Ngawi pada tanggal 14 Januari 1987, melalui surat keputusan Nomor 04 tahun 1987 juga menetapkan Hari Jadi Kabupaten Ngawi jatuh pada tanggal 7 Juli 1358 M.

5. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelusuran lebih lanjut serta menerima masukan yang berkaitan dengan sejarah Kabupaten Ngawi sebagai penyempurna dikemudian hari. ( Dukut Imam Widodo, 2015 ; 323)

Kabupaten Ngawi mempunyai lambang daerah yang sangat unik bahkan hanya satu-satunya di negeri ini yaitu lambang batok kepala dan tulang paha. Lambang kabupaten Ngawi ditetapkan pada tahun 1968, tepatnya pada tanggal 24

(5)

commit to user

Juli 1968 dan dituangkan dalam Peraturan Daerah No. 7 tahun 1968. Berikut makna lambang Kabupaten Ngawi :

1. Bintang bersudut lima :

Melambangkan pancaran Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Api yang menyala dengan lidahnya lima buah bewarna kuning dan bertepi merah Melambangkan pancaran semangat pancasila yang senantiasa memerangi dan menjiwai penghidupan dan perjuangan Daerah Kabupaten Ngawi.

3. Sebuah tulang Batok kepala dan tulang Paha :

Melambangkan bahwa Kabupaten Ngawi dikenal dan dicatat dalam dunia keilmuan arkeologi dengan ditemukan sebuah tulang batok kepala dan tulang paha dari manusia purba Pithecanthropus Erectus pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois di desa Trinil Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.

4. Garis lebar melintang bergelombang dengan bagian atas berwarna putih yang atas berwarna kuning dan dengan menyatu dibagian tengah :

(6)

commit to user

Menggambarkan Ibu Kota Kabupaten Ngawi Terletak di daerah pertemuan dua sungai ( yaitu Bengawan solo dengan Bengawan madiun).

5. Kelompok pepohonan berwarna hijau :

Melambangkan bahwa Kabupaten Ngawi dikenal dengan daerah hutan jati dan memberikan hasil kemakmuran.

6. Tulisan Ngawi terletak pada pita yang berlekuk :

Melambangkan wilayah Kabupaten Ngawi terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah.

7. Padi dan kapas berwarna kuning dan putih dengan ujungnya terdapat bintang : Melambangkan bahwa berkat ketaqwaan kepada Allah SWT membawa msayarakat Kabupaten Ngawi kepada Ketahanan dan Kesempurnaan di bidang pangan, sendang bagi kemakmuran yang adil dan merata.

8. Latar belakang lambang berbentuk perisai dengan warna hitam :

Melambangkan semangat pertahanan yang patriotik bagi ketangguhan dan stabilitas daerah Kabupaten Ngawi yang merupakan bagian dari NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia).

C. Obyek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Ngawi

Kabupaten Ngawi memiliki banyak obyek wisata yang menarik mulai dari wisata alam yang dapat dinikmati keindahannya, wisata sejarah untuk ditilisik, sampai wisata budaya yang sangat menarik untuk dipelajari. Masing-masing mempunyai daya tarik yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

(7)

commit to user

Saat ini pemerintah Kabupaten Ngawi berupaya memajukan Obyek Wisata di Kabupaten Ngawi. Berikut daftar Obyek Wisata yang berada di Kabupaten Ngawi:

Tabel 1.

Jenis Obyek Wisata yang ada di Kabupaten Ngawi Jenis Obyek

Wisata

Nama Obyek Wisata

Alamat Fasilitas Jarak

A. Wisata Alam 1. Air Terjun Serambang Girimulyo Jogorogo Air Terjun dengan ketinggian 25m, Tempat Parkir, Kios Makanan, Toilet.

Dari kota Ngawi berjarak 35 Km kearah selatan atau dapat ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan. 2. Gunung Lir-Liran Ketanggung Sine Tempat Ziarah ( Makam Jaka Bedug). Berjarak kurang lebih 48 km dari kota Ngawi. 3. Kebun Teh Jamus Girikerto Sine Kolam Renang ( Air terus mengalir dari Sumber Lanang), Bukit Borobudur, Bumi Perkemahan,

Jarak obyek dari kota Ngawi sekitar 45 km atau bisa di tempuh dengan waktu kurang

(8)

commit to user Toilet, Kios Makanan dll. lebih 1 jam 15 menit perjalanan. 4. Alas Ketonggo Babadan Paron Palenggahan Agung Srigati, Pertapaan Dewi Tunjung Sekar, Sendang Derajad, Sendang Mintowiji, Goa Sidodadi Bagus, Pundhen Watu Dakon, Pundhen Tugu Mas, Umbul Jambe, Punden Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Sendang Panguripan, Kori Gapit, dan Pesanggrahan Soekarno. Dll Berjarak 12 km kearah selatan dari kota Ngawi.

(9)

commit to user 5. Sumber Air panas Ketanggung Ketanggung Sine Pemandian air panas yang masih prawan dan alami.

Jarak dari kota Ngawi kurang lebih 46 km. 6. Bumi Perkemahan Selondo Ngrayudan Jogorogo Outbond, Lokasi perkemahan yang luaas dengan udara sejuk. Terletak di kaki gunung lawu yang berjarak kurang lebih 28 km dari pusat kota Ngawi. 7. Air Terjun Pengantin Hargomulyo Ngrambe Jalan Setapak, Area Parkir, Warung Makan, Toilet. Berjarak 30 km ke arah barat dari kota Ngawi.

B. Wisata Sejarah 1. Museum Trinil Kawu Kedunggalar Fosil Pitecathropus erectus, Hewan Purba, Taman Bermain, Toilet, Warung. Berjarak kurang lebih 13 km kearah barat dari kota Ngawi. dapat ditempuh dengan waktu 30 menit perjalanan. 2. Benteng Van Den Bosh Palem Ngawi Makam KH. Muhammad Berjarak kurang lebih 11 km dari

(10)

commit to user

Nursalim( tokoh penyebar agama islam pertama dan kebal peluru),Ruang Amunisi, Penjara, Tempat Penginapan, Warung Makan, Parkir. kota Ngawi. dapat ditempuh dengan waktu perjalanan kurang lebih 15 menit. 3. Monumen Suryo ( Taman Suryo) Pelang Lor Kedunggalar

Patung Pak Suryo ( Tempat Terbunuhnya Pak Suryo Oleh Serdadu PKI), Taman Bermain, Toilet, Warung Makan. 21 km kearah barat dari Kota Ngawi. 4. Rumah Krt. Radjiman Wedianingrat Walikukun Widodaren Rumah Tokoh Pemrakarsa BPUPKI ( Badan Pergerakan Usaha Persiapan Kurang lebih 26 km dari pusat kota Ngawi.

(11)

commit to user

Kemerdekaan Indonesia) 5. Reco Banteng Wonorejo

Kedunggalar

Arca peninggalan kerajaan

majapahit.

Berjarak 22 Km dari Kota Ngawi ke arah selatan. Dapat di tempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit perjalanan. C. Wisata Buatan 1. Taman Rekreasi dan Pemandian Tawun Tawun Padas Kolam renang, Taman Bermain, Tempat Bermain, penangkaran penyu, Kebun Binatanag Mini, Upacara Keduk beji ( upacara penghormatan kaepada Eyang Ludro Joyo) Warung Makan, Sekitar 8 Km disisi timur kota Ngawi.

(12)

commit to user Toilet, Tempat Parkir. 2. Waduk Pondok Dero Bringin Tempat Pemancingan, Boat, Warung Makan dengan Ikas khas Waduk, Taman. Berjarak kurang lebih 17 km dari pusat kota Ngawi disisi timur. 3. Taman Wisata Tirto Nirmolo Tempuran Paron Wahana bermain seperti, waterpark, bioskop 3D, becak family,bom-bom car dll. Berjarak kurang lebih 13 km dari pusat kota Ngawi.

( Sumber : Portal Wisata Kabupaten Ngawi)

Dilihat dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak Obyek Wisata yang berada di Kabupaten Ngawi tetapi hanaya beberapa obyek yang saat ini sedang berkembang. Tahun 2014 lalu ada 2 obyek wisata yang baru dibuka untuk umum. Berikut Obyek Wisata di Kabupaten Ngawi yang saat ini sedang berkembang, antara lain:

(13)

commit to user 1. Waduk Pondok

Waduk Pondok merupakan salah satu obyek wisata yang indah dan masih alami. Dengan luas sekitar 2596 Ha, mampu menampung air sampai dengan 29.000.000 m3, membuat Waduk Pondok seperti hamparan air yang menyerupai danau dengan latar belakang hutan daerah perbukitan. Selain sebagai tempat rekreasi keluarga, Waduk Pondok juga merupakan surga bagi para pemancing. Disana banyak ditemukan berbagai jenis ikan seperti Tombro, Tawes, Nila, Bandeng, Patin, Udang dll. Sebuah pemandangan yang menarik apabila sore menjelang di Waduk Pondok. Disamping itu secara berkala Waduk Pondok diselenggarakan lomba mancing yang banyak dinikmati oleh para pemancing. Yang lebih menarik dari obyek wisata ini adalah dilestarikannya sebuah upacara adat yang oleh masyarakat disebut "Nyadran/Keduk Beji Waduk Pondok" yang biasanya dilaksanakan setiap bulan Syuro. Waduk Pondok sendiri mempunyai suatu legenda, dimana nama Pondok bermula dari banyaknya pondok - pondok yang dibangun

(14)

commit to user

oleh peziarah disekitar sumber mata air untuk melakukan ngalap berkah atau tirakatan.

2. Benteng Van Den Bosh

Benteng Van den Bosch, lebih dikenal sebagai Benteng Pendem adalah sebuah benteng yang terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 m x 80 m dengan luas tanah 15 Ha. Lokasinya mudah dijangkau yakni dari Kantor Pemerintah Kabupaten Ngawi kurang lebih 1 Km arah timur laut. Letak benteng ini sangat strategis karena berada di sudut pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Benteng ini dulu sengaja dibuat lebih rendah dari tanah sekitar yang dikelilingi oleh tanah tinggi sehingga terlihat dari luar terpendam.

Pada abad 19 Kabupaten Ngawi menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur dan dijadikan pusat pertahanan Belanda di wilayah Madiun dan sekitarnya dalam Perang Diponegoro (1825-1830). Perlawanan melawan Belanda berkobar yang dipimpin oleh kepala daerah setempat seperti di

(15)

commit to user

Madiun dipimpin oleh Bupati Kerto Dirjo dan di Ngawi dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama Wirotani. Pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda untuk mempertahankan kedudukan dan fungsi strategis Kabupaten Ngawi serta menguasai jalur perdagangan, Pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng yang selesai pada tahun 1845 yaitu Benteng Van Den Bosch. Benteng ini dihuni 250 tentara Belanda bersenjata api, 6 meriam api dan 60 orang kavaleri dipimpin oleh Johannes Van Den Bosch.

Di dalam benteng ini terdapat makam K.H Muhammad Nursalim, yaitu salah satu pengikut Pangeran Diponegoro yang ditangkap oleh Belanda dan dibawa ke Benteng ini, konon K.H. Muhammad Nursalim adalah orang yang menyebarkan agama Islam pertama di Ngawi, dan memiliki kesaktian yang tinggi, yaitu tidak mempan ditembak. Oleh karena itu, maka dikubur hidup–hidup.

3. Srigati

Dahulukala ada seorang prabu yang bernama Brawijaya yang meletakkan pakaian keprabonnya di bawah sebuah pohon Srigati. Prabu Brawijaya pergi

(16)

commit to user

karena tidak mau memeluk Islam. Tempat ini kemudian dijadikan tempat keramat dan dibuatkan cungkup yang berkelambu. Setiap malam ketika bulan purnama pada bulan Syura, diadakan upacara adat pengganti Lengse (kelambu). Peristiwa ini selalu ramai pengunjung bahkan sampai luar kota. Aura mistis Srigati yang satu lokasi dengan Alas Ketonggo seolah menjadi magnet tersendiri dan menjadi sebuah tempat kaul/nadhar. Hingga kini pakaian Prabu Brawijaya masih utuh dan dalam keadaan bagus tanpa cacat.

4. Rumah Dr. KRT Radjiman Widyadiningrat

Merupakan rumah peninggalan salah satu tokoh pendiri dan pemrakarsa Badan pergerakan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dirumah yang saat ini sedang dalam masa perbaikan ini terdapat patung KRT Radjiman widyadiningrat dan prabotan rumah tangga serta benda-benda pusaka yang digunakan KRT Radjiman pada masa penjajahan Belanda.

(17)

commit to user 5. Museum Trinil

Trinil adalah situs paleoantropologi di Indonesia yang terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur sekitar 13 km arah barat dari pusat Kota Ngawi.

Tahun 1891 Eugene Dubois, seorang ahli anatomi berasal dari Belanda menemukan fosil manusia purba pertama diluar Eropa yaitu spesies manusia Jawa pada tahun 1893. Dubois menemukan fosil manusia purba Pithecanthropus Erectus serta fosil hewan seperti fosil gajah Purba, banteng purba, rusa purba dan berbagai tumbuhan purba lainnya. Pithecanthropus Erectus merupakan manusia purba yang berjalan tegak yang hidup pada 1.8 juta tahun yang lalu.

Penemuan fosil di Trinil telah menjawab dunia tentang adanya the missing

link teori dari Darwin. Sejak itu nama Pithecanthropus Erectus dan Kabupaten

Ngawi bergema nyaring di dunia ilmiah dan namanya telah ditulis dengan tinta emas dalam lembaran publikasi dunia.

(18)

commit to user 6. Taman Rekreasi Tawun

Taman Rekreasi Tawun merupakan fasilitas hiburan dan rekreasi yang murah bagi keluarga. Taman rekreasi Tawun memiliki sarana olahraga dan area bermain yang representative. Obyek wisata ini terletak di desa Tawun Kecamatan Kasreman 7 Km kearah timur kota Ngawi. Terdapat berbagai macam binatang antara lain kura-kura, burung dan monyet.

Terdapat pula sendang (sumber mata air) yang merupakan penyuplai air untuk kolam renang sehingga sirkulasi air dikolam sangat jernih dan sawah sekitar selalu teraliri. Pada hari selasa kliwon bulan syuro setiap tahunnya di sendang ini diselenggarakan upacara adat tradisional oleh masyarakat sekitar yang disebut Keduk Beji tawun. Pada upacara ini dilakukan pembersihan mata air dengan berbagai upacara sacral dan hiburan.

(19)

commit to user

D. Profil dan Potensi Obyek Wisata Kebun Teh Jamus

1. Potensi dan Sejarah Kebun Teh Jamus

Kebun Teh Jamus sebagai salah satu unit perkebunan terbesar di Propinsi Jawa Timur yang mempunyai andil dalam upaya mendukung tercapainya sasaran kebijakan pemerintah Kabupaten Ngawi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan termasuk pengentasan kemiskinan, memberikan lapangan kerja, penghasil produk eksport serta pemeliharaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup. Selain itu sektor agrowisata merupakan potensi yang harus digali dan dikembangkan. Pembangunan Kebun Teh Jamus diberbagai sektor, maka pihak pengelola yakni PT. Candi Loka mengambil kebijakan khususnya sektor agrowisata benar-benar tengah digarap potensi dan pengembangannya dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan hidup.

Agrowisata yang berwawasan lingkungan hidup ini sebenarnya sudah diawali tahun 1993 dengan membangun kawasan kebun dan lingkungannya tetap alami dan lestari. Langkah yang ditempuh selain pemadatan populasi teh dengan berbagai koleksi klon juga program sejuta pohon pelindung yang akhirnya mampu meraih penghargaan tingkat nasional nominasi Kalpataru tahun 2004 kategori Pembina Lingkungan Hidup pada peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Istana Negara Jakarta.

Perkebunan Teh Jamus yang berada di Dukuh Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Lokasi agrowisata teh Jamus lebih dekat dari

(20)

commit to user

Sragen yang hanya 40 km arah timur, sementara dari Kota Ngawai arah barat berjarak 45 km.

Kebun Teh Jamus memiliki perjalanan yang panjang dari sisi sejarah. Dari sisi usia perkebunan teh ini merupakan peninggalan Kolonial Belanda tahun 1886 dan pertama kali dikembangkan oleh pengusaha negeri Kincir Angin, Van Rappat. Ketika serdadu Jepang datang ke Indonesia Kebun Teh jamus mulai diambil alih oleh Jepang disaat perkebunan teh sudah berada ditangan adiknya Van Rappat yaitu Van Der Rapp . Peperangan terjadi antara Jepang dan Belanda pada tahun 1943. Saat itu tetara Belanda kalah dengan Jepang dan Kebun Teh Jamus diambil alih oleh Jepang untuk ditanami palawija. Pada tahun 1945 atau setelah Indonesia merdeka perkebunan Jamus mulai tidak terawat tetapi anehnya teh yang ditanam Belanda tumbuh lagi. Sejak itu perkebunan Teh Jamus dikelola oleh kodam Kabupaten Ngawi pada tahun 1965. Kemudian mengalami pergantian pengelola beberapa kali, sampai akhirnya mulai tahun 1973 hingga kini dikelola oleh swasta, PT Candi Loka. Tiga peninggalan yang menjadi saksi betapa tuanya usia perkebunan ini di antaranya ialah:

1. Pohon Teh Tua

Pohon teh tua berusia lebih dari seratus tahun dan pohon-pohon ini sengaja dibiarkan namun jumlahnya tidak banyak, kebanyakan berada di puncak

Borobudur Hills. Sisa-sisa pohon yang pertama kali di tanam ini terlihat dengan

tingginya menjulang sekitar tiga meteran, dan tentunya dari sini pengunjung akan langsung tahu bahwa pohon yang berbeda ini sengaja dibiarkan dan dilokalisasi dibeberapa tempat, seperti yang nampak di puncak Borobudur Hills.

(21)

commit to user 2. Makam Van Der Rap

Van Der Rap adalah adik dari Van Rappat, seseorang dari Belanda yang mendirikan Kebun Teh Jamus. Hingga saat ini makamnya masih utuh di area Kebun Teh Jamus. Sudah lama Belanda menduduki wilayah Kabupaten Ngawi dengan banyaknya peninggalan bersejarah antara lain adalah Benteng Van Den Bosh.

3. Kincir Angin

Jamus memiliki debit air yang baik, maka di sana ada peninggalan kincir air yang telah berusia tua dan diduga kincir air ini merupakan peninggalan Belanda semasa tinggal di Jamus.

Kebun Teh Jamus memiliki luas total sekitar 478,2 ha dimana 418 ditanami tumbuhan teh dan 60,2 lainnya ditanami pohon-pohon untuk penghijauan. Menyajikan panorama alam yang indah dan sejuk cocok untuk liburan keluarga. Kebun Teh Jamus tidak hanya menawarkan panorama alam saja melainkan wisatawan bisa melihat proses pembuatan teh, apabila datang dalam bentuk Group atau rombongan wisatawan dapat menikmati ritual minum teh.

Kebun teh Jamus memiliki Lanschape yang unik. Keunikannya Jamus terletak pada bentuk lahan yang mirip piramida, atau dalam bahasa populer masyarakat biasa menyebut dengan Borobudur Hills. Di tempat ini terdapat titik kulminasi puncak dan di sana pengunjung akan mendapati bebrapa pohon teh tertua yang merupakan tanaman berusia ratusan tahun. Di area Borobudur Hills pengunjung akan mendapati jalan setapak berbentuk seplayak tangga jika dilihat dari bawah akan seperti bentuk piramida limas Borobudur.

(22)

commit to user

Dengan tangga berundak dilengkapi dengan pegangan tangga yang tersedia serta beberapa aliran mata air yang sepintas melintas kaki Borobudur Hills, maka tempat ini sangat recommended untuk dikunjungi.

Kebun Teh Jamus juga menyediakan tempat untuk Outbond dan berbagai

event lainya. Keindahan panorama alam lereng Gunung Lawu membuat wisatawan

melirik Jamus sebagai bumi perkemahan. Banyak wisatawan dari luar daerah yang sudah menikmati kenyamanan camping di Jamus. Selain digunakan untuk bumi perkemahan, Di area Jamus sering di adakan event off road yang diikuti dari berbagai daerah.

Jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang bagus seiring dengan dilakukannya pengembangan oleh dinas pariwisata Kabupaten Ngawi. Berikut adalah daftar kunjungan wisatawan dari tahun 2009-2014:

Tabel 2.

Tahun Jumlah wisatawan

2009 548.054 2010 639.741 2011 618.751 2012 703.658 2013 853.712 2014 945.576

(23)

commit to user

Dilihat dari table diatas dapat disimpulkan jika jumlah wisatawan di Obyek Wisata Kebun Teh Jamus setiap tahun selalu mengalami lonjakan pengunjung. Tetapi walau begitu lonjakan pengunjung hanya pada saat libur lebaran. Dan rata-rata jumlah pengunjung yang datang dari daerah Ngawi sendiri. Oleh karena itu pemasaran sangat diperlukan supaya wisatawan dari luar daerah banyak yang berkunjung.

2. Potensi Kebun Teh Jamus Melalui Analisis 4A

a. Attraction (Atraksi Wisata)

Atraksi wisata atau tourism resource adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke obyek wisata. Atraksi wisata mampu menentukan jumlah wisatawan yang datang, semakin menarik suatu atraksi wisata maka semakin banyak wisatawan yang berkunjung. Atraksi wisata juga menentukan kegiatan wisatawan selama di obyek wisata.

Kebun Teh Jamus memiliki potensi yang dapat memajukan pariwisata di Kabupaten Ngawi. Keindahan alam Jamus mampu manarik banyak stasiun TV swasta untuk mengekspose Jamus dengan ciri khasnya Borobudur Hills dan mengenalkan ke mata dunia.

Kondisi obyek yang berada di Gunung Lawu dan memiliki tekstur yang tidak rata membuat obyek ini sering diadakan event offroad. Bahkan banyak komunitas motor trail yang melirik tempat ini sebagai tempat untuk mengasah kemampuannya. Pengembangan obyek semakin ditingkatkan oleh pihak PT.

(24)

commit to user

Candi Loka mengingat pariwisata merupakan hal yang sangat di perlukan oleh masyarakat.

b. Accessibillity (Akses Transportasi)

Aksesibilitas adalah derajat kemudahan yang dicapai oleh wisatawan terhadap suatu obyek pelayanan atau lingkungan. Dalam Transportasi, aksisibilitas adalah kemudahan untuk mencapai tujuan dengan rute yang efektif sehingga mampu menghemat waktu dari satu tujuan ke tujuan lain.

Untuk mencapai Kebun Teh Jamus hanya memiliki satu jalur yang dapat di tempuh dengan mudah. Kondisi jalan untuk menuju ke obyek sangat bagus dan tidak terjal. Untuk menuju ke obyek memang belum ada transportasi umum yang mampu mengantar wisatawan ke obyek wisata. Jadi jika wisatawan ingin berkunjung ke Obyek Wisata dapat menggunakan kendaraan pribadi . Jarak dari Kecamatan Ngrambe ke Jamus sekitar 12 Km ke arah barat jadi dapat di tempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit.

c. Amenities ( Fasilitas Penunjang)

Amenitas wisata merupakan segala sesuatu yang memerikan kemudahan bagi wisatawan untuk memenuhi kebutuhan selama berwisata. Ketersediaan sarana penunjang pariwisata (amenities) merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan sebuah daerah sebagai daya tarik wisata alternatif.

Fasilitisan di Kebun Teh Jamus sudah cukup berkembang. Beberapa fasilitas yang tersedia adalah Kolam renang, wahana permainan anak,

(25)

commit to user

flayingfox. Untuk jumlah kamar mandi sangat kurang untuk tempat sebesar Jamus karena hanya memiliki 8 kamar mandi yang berada di dau lokasi. Penginapan di sekitar obyek wisata belum ada mengingat masyarakat sekitar yang belum sadar wisata.

d. Anicillary ( Kelembagaan )

Kelembagaan adalah jasa-jasa pendukung wisata yang disediakan oleh pemeritah, swasta atau swadaya masyarakat setempat untuk menunjang perkembangan pariwisata di daerah tersebut.

Kebun Teh Jamus dikelola oleh PT. Candi Loka, Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga/ Pemerintah Kabupaten Ngawi. Pengembangan obyek wisata Kebun Teh Jamus terus di upayakan supaya pariwisata Ngawi dapat berkemabang. Bukan hanya Jamus tetapi menyeluruh ke obyek-obyek lainya.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, hasil penelitian pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di SGX tahun 2015 adalah variabel leverage, profitabilitas, kepemilikan asing dan kepemilikan

Fakta menunjukkan terdapat tiga tipe orientasi hakim dalam menangani perkara yaitu hakim yang berorientasi materi (materialis), hakim yang berorientasi situasi yang

telah dipaparkan tentang “Hubungan antara Tata Ruang Perpustakaan dengan Kepuasan Pemustaka pada Perpustakaan SMA Negeri 2 Bandung”, maka dapat ditarik kesimpulan

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh Satu bulan Desember tahun dua ribu enam belas, kami Panitia Pengadaan Barang / Jasa Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Warungkiara ,

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa role stress merupakan suatu bentuk tanggapan karyawan terhadap suatu perubahan pada lingkungan

Data rekam medis rumah sakit jiwa Banyumas di Ruang Nakula saja pada tahun 2016 schizofrenia terinci merupakan diagnosa pertama terbesar setelah schizofrenia paranoid

dimanfaatkan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkait Pengadilan Agama Semarang, proses pendaftaran, biaya perkara, jadwal persidangan, notifikasi

Dalam perkuliahan ini dibahas Teori Perbandingan Bahasa, Metode Penyelidikan Linguistik Komparatif, Klasifikasi Bahasa, Metode Klasifikasi Bahasa, Asal-usul Bahasa