STATISTIK DAERAH
K A B U P A T E N
TELUK WONDAMA
2 0 1 1
STATISTIK DAERAH KABUPATEN TELUK WONDAMA 2011
ISSN
: -
No. Publikasi
: 1101001.9103
Ukuran Buku
: 17,6 x 25 cm
Jumlah Halaman : iii + 60Halaman
Naskah :
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Teluk Wondama
Gambar Kulit :
Seksi Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi Statistik
Badan Pusat Statistik kabupaten Teluk Wondama
Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Teluk Wondama
KATA SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota.
Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini merupakan inovasi dan
pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasii
sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai “ pelopor
data statistik terpercaya untuk semua“.
Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang
telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah terbit secara rutin dalam
memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikator-indikator terpilih yang menggambarkan
tentang kondisi daerah dalam Bentuk tampilan Uraian deskriptif sederhana.
Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat
kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan,
monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pembangunan di berbagai sektor serta membantu
para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum daerahnya.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
senantiasa meridhoi usaha kita.
Jakarta, September 2011
Kepala Badan Pusat Statistik,
DR. Rusman Heriawan
KATA PENGANTAR
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Teluk Wondama 2011
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Teluk
Wondama berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar
Kabupaten Teluk Wondama yang dianalisis secara sederhana
untuk membantu pengguna data memahami perkembangan
pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Teluk
Wondama.
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Teluk Wondama 2011 diterbitkan untuk melengkapi publikasi
- publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi – publikasii
yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Teluk Wondama 2011 memuat berbagai
informasi/indicator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Teluk
Wondama dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi
kegiatan pembangunan.
Kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan
penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik,
baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.
Rasiey, Desember 2011
Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Teluk Wondama
Salmon Randongkir, SH
DAFTAR ISI
Keterangan Buku
i
Kata Sambutan
ii
Kata Pengantar
iii
1.
Geografi
1
11. IndustriPengolahan
34
2.
Pemerintahan
4
12. Konstruksi
35
3.
Penduduk
7
13. Hotel danPariwisata
36
4.
Ketenagakerjaan
12
14. TransportasidanKomunikasi
38
5.
Pendidikan
16
15. PerbankandanInvestasi
41
6.
Kesehatan
19
16. Harga-harga
42
7.
PerumahandanLingkungan
23
17. PengeluaranPenduduk
43
8.
Pembangunan Manusia
26
18. Perdagangan
44
9.
Pertanian
28
19. Pendapatan Regional
45
10. PertambangandanEnergi
32
20. Perbandingan Regional
47
Lampiran
48
INDIKATOR STRATEGIS
No. Uraian Satuan 2008 2009 2010
1 Jumlah penduduk orang 23.140 23.569 26.321
2 Jumlah penduduk 15 thn keatas yang bekerja
orang 11.344 10.505 11.453
3 Jumlah penganggur orang 949 578 510
4 Jumlah Angkatan kerja orang 12.293 11.083 11.963
5 TPAK persen 71,68 62,86 76,50
6 TPT persen 7,72 5,22 4,26
7 Laju inflasi persen 21,02 7,49 4,93
8 Pertumbuhan Ekonomi persen 16,91 11,12 0,06
9 PDRB ADHB (juta) rupiah 296.017,74 353.568,58 371.194,91 10 PDRB ADHK (juta) rupiah 161.995,19 180.001,48 180.104,60 11 Angka partisipasi sekolah 7-12 tahun persen - 89,07 84,31 12 Angka partisipasi sekolah 13-15 tahun persen - 91,35 91,23 13 Angka partisipasi sekolah 16-18 tahun persen - 62,31 63,64 14 Angka partisipasi sekolah 19-24 tahun persen - 10,32 10,92
15 Angka Harapan Hidup tahun 67,00 67,25 67,51
16 Rata-rata lama sekolah tahun 6,39 6,44 6,61
17 Angka melek huruf persen 82,98 91,48 84,05
18 IPM persen 64,79 65,27 65,76
19 Rata-rata pengeluaran per kapita rupiah 597,65 600,79 601
PENJELASAN TEKNIS
Daerah Administrasi adalah wilayah
administrasi yang sudah memiliki dasar hokum yang sah menurut Departemen Dalam Negeri.
Desa Pesisir / Tepi Laut adalah
desa/kelurahan termasuk nagari atau lainnya yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan garis pantai/laut (atau merupakan desa pulau).
Desa Bukan Pesisir adalah desa/kelurahan
termasuk nagari atau lainnya yang tidak berbatasan langsung dengan laut atau tidak mempunyai pesisir.
Kepadatan Penduduk adalah jumlah
penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daratan daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per Km2.
Laju Pertumbuhan Penduduk adalah
rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu.
Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15
tahun ke atas yang bekerja atausementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja.
Tingkat Pengangguran Terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
Angka Kematian Bayi adalah probabilita bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Kematian Balita adalah probabilita
bayi meninggal sebelum mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran. Angka Harapan Hidup Pada Waktu Lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka Reproduksi Neto adalah rasio bayi
wanita yang hidup sampai usia ibunya dikalikan dengan angka reproduksi bruto. Angka Kelahiran Total adalah setiap wanita
di Indonesia secara hipotesis akan melahirkan anak hingga masa berakhir reproduksinya (15 – 49) tahun.
Angka Melek Huruf Dewasa adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis, dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.
PENJELASAN TEKNIS
Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah
perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th) yang bersekolah terhadap seluruh penduduk kelompok usia sekolah (7-12 th; 13-15 th; 16-18 th). Bersekolah adalah mereka yang perlu mengikuti pendidikan di jalur formal (SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket B atau paket C).
IPM adalah indeks komposit dari gabungan
4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita.
Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan
ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih kepada pemakai akhir.
Angka Koefisien Gini adalah ukuran
kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Angka koefisien Gini terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nol mencerminkan kemerataan sempurna dan satu menggambarkan ketidakmerataan sempurna.
Garis Kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak
Indeks Harga Konsumen adalah angka/indeks yang menunjukkan perbandingan relatif antara tingkat harga (konsumen/eceran) pada saat bulan survei dan harga tersebut pada bulan sebelumnya.
Inflasi adalah indikator yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu.
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita adalah Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan penduduk pertengahan tahun.
PDRB Harga Berlaku adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
PDRB Harga Konstan adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
GEOGRAFI DAN IKLIM
Teluk Wondama memiliki luas wilayah terkecil kedua setelah Kota Sorong
Kabupaten Teluk Wondama memiliki letak astronomis 0º,15’’ - 3º,25’’ Lintang Selatan dan 132º,35’’ - 134º,45’’ Bujur Timur. Teluk Wondama berada di Pulau Papua tepatnya di kawasan Teluk Cenderawasih dengan topografis daerah pantai, dataran rendah hingga pegunungan. Luas wilayah Teluk Wondama adalah 14.953,8 Km2 yang
terdiri dari 13 distrik dan terdiri dari 75 kampung dan 1 kelurahan.
***Tahukah Anda*** Kabupaten Teluk Wondama memiliki dua Kawasan Pelestarian Alam yaitu Taman Nasional Laut Cenderawasih dan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy.
Berdasarkan posisi geografisnya Kabupaten Teluk Wondama memiliki batas - batas yaitu :
Sebelah utara : Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari dan Teluk Cendrawasih,
Sebelah selatan : Distrik Yaur Kabupaten Nabire,
Sebelah barat : Distrik Kuri dan Distrik Idoor Kabupaten Teluk Bintuni,
Sebelah timur : Distrik Yaur Kabupaten Nabire dan Teluk Cendrawasih.
Gambar 1.1 Letak Kabupaten Teluk Wondama di Pulau Papua
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 1.2 Peta Kabupaten Teluk Wondama
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
Pulau Rumberpon Merupakan Pulau Terbesar yang ada di Kabupaten Teluk Wondama.
GEOGRAFI DAN IKLIM
Teluk Wondama memiliki luas wilayah terkecil kedua setelah Kota Sorong
Gambar 1.3 Persentase Luas Wilayah Kabupaten Teluk Wondama Menurut Distrik
Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Tabel 1.1 Nama dan Ketinggian Gunung di Kabupaten Teluk Wondama Menurut Distrik,
Tahun 2010 Distrik Nama Gunung Ketinggian (Meter) (1) (2) (3) Wasior Wondiboi 2.340 Waropen 541 Waisa 957 Windesi Wamiaru 865 Tasabuar 868
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
Distrik Wondiboy adalah Distrik yang memiliki luas wilayah terkecil yang hanya 1,8 persen dibandingkan luas wilayah keseluruhan Kabupaten Teluk Wondama.
Kabupaten Teluk Wondama memiliki luas wilayah sebesar 14.953,8 Km2 yang
terdiri dari 13 distrik dan 75 kampung dengan 1 kelurahan. Distrik Rumberpon memiliki luas wilayah terbesar yaitu 20 persen dari luas wilayah Kabupaten Teluk Wondama keseluruhan. Sedangkan untuk Distrik Roon dan Distrik Naikere memiliki persentase luas wilayah sebesar 13 persen dan 12 persen. Untuk distrik lainnya luas wilayahnya kurang dari 10 persen dibandingkan luas wilayah kabupaten secara keseluruhan.
Topografi wilayah Kabupaten Teluk Wondama sebagian besar adalah pegunungan dengan ketinggian gunung yang relatif berbeda-beda. Di Kabupaten Teluk Wondama terdapat beberapa gunung yang ketinggiannya lebih dari 500 meter. Gunung yang tertinggi adalah Gunung Wondiboy dengan ketinggian 2.340 meter yang terletak di Distrik Wasior. Sedangkan gunung-gunung lainnya tersebar di Distrik Wasior dan Distrik Windesi. Sedangkan gunung tertinggi yang terdapat di Distrik Windesi adalah gunung Tasabuar yang ketinggiannya mencapai 868 meter.
GEOGRAFI DAN IKLIM
Teluk Wondama memiliki luas wilayah terkecil keduasetelah Kota Sorong
Tanggal 4 Bulan Oktober tahun 2010 terjadi bencana besar yaitu banjir bandang yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan pada wilayah Distrik Wasior, Wondiboy, dan Rasiey. Banjir bandang adalah banjir yang membawa material air, batu, pasir, kayu, dan lain-lain. Bajir bandang berbeda dengan banjir air biasa, banjir ini biasanya disebabkan oleh ulah manusia atau kondisi alam.
Beberapa kampung yang terkena dampak banjir bandang terbesar adalah kampung Rado, Moru, Wasior I, Wasior II. Hampir keseluruhan wilayah kampung tersebut terkena banjir bandang yang membawa material batu-batu besar dan kayu-kayu dari hutan. Kampung-kampung tersebut terdapat paling banyak korban jiwa dan kerusakan tempat tinggal yang hilang maupun rusak berat.
Kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir bandang ini yaitu ± 161 jiwa meninggal dunia, ± 9.016 jiwa mengungsi ke berbagai daerah diantaranya Nabire, Manokwari, Sorong, Jayapura, dan daerah lain. Tercatat sebanyak 697 unit rumah hilang, 437 rumah rusak berat. Kejadian tersebut mengakibatkan trauma luar biasa bagi keluarga yang sebagian besar anggota keluarganya meninggal pada waktu kejadian bencana tersebut.
Gambar 1.4 Sebagian Wilayah Kabupaten Teluk Wondama Setelah Kejadian Bencana
Banjir Bandang
Tabel 1.2 Kerugian Akibat Bencana Banjir Bandang
( 4 Oktober 2010)
Kerugian Akibat
Bencana Jumlah Satuan
(1) (2) (3) Meninggal 161 Jiwa Luka Berat 91 Jiwa Luka Ringan 3.374 Jiwa Hilang 146 Jiwa Mengungsi 9.016 Jiwa Rumah Hilang 697 Unit Rumah Rusak Berat 437 Unit Rumah Rusak Sedang 470 Unit Rumah Rusak Ringan 370 Unit Rumah Baik 1.879 Unit
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
Pada tahun 2008 juga terjadi banjir di Kabupaten Teluk Wondama, akan tetapi tidak ada korban jiwa.
PEMERINTAHAN
Kabupaten Teluk Wondama terbentuk pada Tahun 2003 dari pemekaranKabupaten Manokwari
Secara administrasi, Kabupaten Teluk Wondama terbentuk berdasarkan Undang - Undang No. 26 Tahun 2002. Pada awalnya, Kabupaten Teluk Wondama terdiri dari 2 distrik Induk yaitu Distrik Wasior dan Distrik Windesi. Dua distrik tersebut telah berkembang menjadi 13 distrik dengan 1 kelurahan dan 75 kampung. Dari Distrik Wasior mengalami pemekaran menjadi 5 distrik yaitu Distrik Roon, Distrik Teluk Duairi, Distrik Wondiboy, Distrik Rasiey, Distrik Naikere. Sedangkan Distrik Windesi mekar menjadi 6 distrik yaitu Distrik Rumberpon, Distrik Soug Jaya, Distrik Wamesa, Distrik Roswar, Distrik Kuri Wamesa, dan Distrik Nikiwar.
Hingga tahun 2010 Kabupaten Teluk Wondama terdiri dari 13 distrik yang mencakup 76 kampung, diantaranya adalah:
6 kampung di Distrik Naikere 4 kampung di Distrik Wondiboy 9 kampung di Distrik Rasiey 6 kampung di Distrik Kuri Wamesa 9 kampung dan 1 kelurahan di Distrik
Wasior
4 kampung di Distrik Teluk Duairi dan 2 UPT
7 kampung di Distrik Roon 5 kampung di Distrik Windesi 5 kampung di Distrik Nikiwar 4 kampung di Distrik Wamesa 4 kampung di Distrik Roswar 7 kampung di Distrik Rumberpon 5 kampung di Distrik Soug Jaya
Tabel 2.1 Pemekaran Distrik di Kabupaten Teluk Wondama
Distrik
Induk Distrik Pemekaran
(1) (2)
Wasior Roon
Teluk Duairi (Wasior Utara) Wondiboy
Rasiey
Naikere (Wasior Barat)
Windesi Rumberpon Soug Jaya Wamesa Roswar Kuri Wamesa Nikiwar
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Gambar 2.1 Banyaknya Kampung Definitif, Kelurahan, dan UPT
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda*** Kabupaten Teluk Wondama terbentuk tahun 2003 dari pemekaran Kabupaten Manokwari 0 2 4 6 8 10 12 Naikere Wondiboy Rasiey Kuri Wamesa Wasior Teluk Duairi Roon Windesi Nikiwar Wamesa Roswar Rumberpon Soug Jaya
Kampung Definitif Kelurahan UPT
PEMERINTAHAN
Kabupaten Teluk Wondama terbentuk pada Tahun 2003 dari pemekaranKabupaten Manokwari
Tabel 2.2 Kegiatan-kegiatan DPRD Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2010
Jenis Kegiatan Kegiatan Jumlah
1. Sidang a. Paripurna Istimewa - b. Paripurna Khusus 1 c. Paripurna Pleno/Biasa 11 2. Rapat a. Pleno 16 b. Panitia Musyawarah 4 c. Panitia Anggaran 4 d. Panitia Khusus - e. Gabungan Komisi bersama Pemerintah 2 f. Komisi : A, B, C, dan E 3 g. Peninjauan Komisi ke Tingkat Distrik 3 h. Peninjauan Komisi Gabungan Keluar Daerah -
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 2.2 Persentase Keputusan DPRD Kabupaten Teluk Wondama menurut Jenis
Keputusan Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Selama Tahun 2010 anggota DPRD melaksanakan kegiatan sidang dan Rapat. Dari kegiatan sidang terbagi menjadi sidang paripurna istimewa, paripurna khusus, dan paripurna pleno/biasa. Sedangkan kegiatan rapat terbagi menjadi 8 kegiatan.
Anggota DPRD melaksanakan sidang paripurna khusus sebanyak 1 kali dan sidang pleno/biasa sebanyak 11 kali.
Rapat pleno dilaksanakan sebanyak 16 kali, rapat panitia musyawarah sebanyak 4 kali, rapat panitia anggaran sebanyak 4 kali, rapat gabungan komisi bersama pemerintah sebanyak 2 kali, rapat komisi A, B, C, dan E sebanyak 3 kali, dan rapat peninjauan komisi ke tingkat Distrik sebanyak 3 kali.
Dari kegiatan rapat dan sidang menghasilkan beberapa keputusan yang diantaranya peraturan daerah, keputusan DPRD, pernyataan, pernyataan pendapat, resolusi/keputusan pimpinan sementara, kesimpulan pendapat, keputusan pimpinan, keputusan panitia musyawarah, memorandum, pendapat panitia anggaran, dan berita acara.
Peraturan Daerah 31% Keputusan DPRD 31% Pernyataan 7% Kesimpulan Pendapat 15% Keputusan Pimpinan 3% Keputusan Panitia Musyawara h 4% Pendapat Panitia Anggaran 3% Berita Acara 6%
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PEMERINTAHAN
Kabupaten Teluk Wondama terbentuk pada Tahun 2003 dari pemekaranKabupaten Manokwari
Jumlah PNS di Teluk Wondama dari sisi pendidikan di dominasi oleh lulusan SMA (50 persen), lulusan diploma (15 persen), dan lulusan sarjana (28 persen). Sedangkan yang lainnya lulusan SLTP (6 persen), lulusan SD (1 persen) .
Kualitas PNS sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang ditamatkan. Data yang ada menunjukkan adanya peningkatan kualitas PNS dari sisi pendidikan yaitu semakin ber-tambahnya jumlah pegawai yang berpendidi-kan tinggi (lulusan SLTP ke atas).
Setiap tahunnya jumlah PNS dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Wondama semakin meningkat tiap tahunnya. Dari tahun 2006 sampai tahun 2010 jumlah PNS mencapai 1.157 pegawai yang tersebar di 30 SKPD dan 13 Kantor Distrik.
Meskipun jumlah PNS setiap tahunnya mengalami peningkatan, akan tetapi jumlah kebutuhan pegawai masih sangat besar. Semakin banyaknya kebutuhan PNS di Teluk Wondama maka sampai tahun 2010 Pemerintah Daerah masih membuka penerimaan pegawai baru. Penerimaan pegawai honor juga masih dilaksanakan.
Gambar 2.3 Persentase PNS Pemda Kabupaten Teluk Wondama menurut Tingkat
Pendidikan Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Gambar 2.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk
Wondama Tahun 2006 – 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
1% 6%
50% 15%
28%
SD SMP SMA Diploma Sarjana
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Teluk Wondama terkecil keduase-Provinsi Papua Barat
Penduduk merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena sumber daya alam yang tersedia tidak akan mungkin dapat dimanfaatkan tanpa adanya peranan manusia. Dengan adanya manusia, sumber daya alam tersebut dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarga secara berkelanjutan.
Jumlah Penduduk yang besar dapat menjadi potensi dan mendatangkan manfaat yang besar bila memiliki kualitas yang baik, namun besarnya jumlah penduduk tersebut dapat menjadi beban yang akan sulit untuk diselesaikan bila kualitasnya rendah. Informasi kependudukan yang baik sangat diperlukan untuk menunjang kearah pembangunan berkualitas.
Jumlah penduduk Kabupaten Teluk Wondama terus mengalami perkembangan setiap tahun berbanding lurus dengan laju pertumbuhan penduduk yang juga mengalami perkembangan beberapa tahun terakhir. Grafik estimasi mundur penduduk berdasarkan hasil SP2010 menunjukkan bahwa sampai tahun 2010 jumlah penduduk Teluk Wondama mencapai 26.321 jiwa.
Gambar 3.1 Estimasi Mundur Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota Tahun 2005-2010
Berdasarkan Hasil SP2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Salah satu kegiatan yang dilakukan penduduk
Kabupaten Teluk Wondama
20,000 21,000 22,000 23,000 24,000 25,000 26,000 27,000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jiwa
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Teluk Wondama terkecil keduase-Provinsi Papua Barat
Tabel 3.1 Indikator Kependudukan
Uraian 2008 2009 2010 Jumlah Penduduk (Jiwa) 23140 23569 26321 Pertumbuhan Penduduk (%) 1.80 1.85 11.68 Sex Ratio (%) 104 114 117 Jumlah Rumah Tangga (ruta) 5305 5835 5981 Rata-rata ART (jiwa/ruta) 4.36 4.04 4.40 Penduduk menurut KelompokUmur (%) 0-14 7298 7325 10261 15-64 15509 15883 15632 65+ 333 361 428
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 3.2 Distribusi Penduduk Kabupaten Teluk Wondama menurut Distrik Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Penduduk mempunyai peran besar dalam menjalankan roda kehidupan masyarakat jika diimbangi dengan sumber daya alam yang memadai. Jumlah penduduk suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi/ perpindahan penduduk. Pertumbuhannya selalu cenderung bertambah, sehingga jika tidak diimbangi dengan persebaran penduduk yang merata dan laju pertumbuhan yang terkendali maka akan menimbulkan permasalahan baru.
Selama kurun waktu tiga tahun tera-khir, pertambahan penduduk Kabupaten Teluk Wondama terus mengalami kenaikan, dari 23140 jiwa pada tahun 2008, meningkat menjadi 23569 jiwa pada tahun 2009, kemudian meningkat lagi menjadi 26321 jiwa pada tahun 2010. Hal ini mengindikasikan tingginya tingkat kelahiran (fertilitas) serta meningkatnya arus perpindahan penduduk. Bila dilihat dari perbedaan jenis kelamin, terlihat bahwa sex rasio penduduk Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 sebesar 117 yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di kabupaten ini lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk perempuan
.
3% 6% 10% 5% 44% 6% 5% 5% 3% 2% 2% 6% 3%Naikere Wondiboy Rasiey
Kuri Wamesa Wasior Teluk Duairi
Roon Windesi Nikiwar
Wamesa Roswar Rumberpon
Soug Jaya
PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Teluk Wondama terkecil keduase-Provinsi Papua Barat
Kepadatan penduduk Kabupaten Teluk Wondama adalah terkecil di Provinsi Papua Barat. Dengan luas wilayah sekitar 14.953,8 Km2, kepadatan Penduduk di Kabupaten
Teluk Wondama pada tahun 2010 sebesar 2, yang artinya setiap 1 Km2 ditempati penduduk
sebanyak 2 orang.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Teluk Wondama tidak merata, hal ini dikarenakan mayoritas penduduknya bermukim di wilayah kota. Distrik yang paling padat adalah Distrik Wasior yang kepadatannya sebesar 10, yaitu di setiap 1 Km2 ditempati penduduk sebanyak 10 orang,
sedangkan kepadatan penduduk paling rendah yaitu di Distrik Naikere, Distrik Roon, Distrik Wamesa, Distrik Roswar, Distrik Rumerpon dan Distrik Soug Jaya, yang masing-masing kepadatannya hanya 1, yang artinya di setiap 1 Km2 ditempati penduduk sebanyak 1 orang saja.
Jika dilihat dari jumlah anggota rumah tangga (ART) per rumah tangga maka Kabupaten Teluk Wondama memiliki jumlah anggota rumah tangga relatif ideal dengan rata-rata 4,40 jiwa per ruta. Jumlah anggota rumah tangga ideal yaitu berkisar antara 3 – 5 anggota per rumah tangga.
Gambar 3.3 Kepadatan Penduduk per Km2
Kabupaten Teluk Wondama menurut Distrik Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Jumlah ART per Rumah Tangga di Kabupaten Teluk Wondama
menurut Distrik Tahun 2010
Distrik Penduduk Rumah
Tangga Jiwa/Ruta Naikere 697 167 4,17 Wondiboy 1.481 294 5,04 Rasiey 2.619 580 4,52 KuriWamesa 1.257 292 4,30 Wasior 11.558 2.682 4,31 Teluk Duairi 1.668 428 3,90 Roon 1.407 311 4,52 Windesi 1.389 285 4,87 Nikiwar 753 165 4,56 Wamesa 628 143 4,39 Roswar 613 131 4,68 Rumberpon 1.619 365 4,44 Soug Jaya 632 138 4,58
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Teluk Wondama terkecil keduase-Provinsi Papua Barat
Gambar 3.4 Piramida Penduduk Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2010
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010 Tabel 3.3 Sex Ratio Kabupaten Teluk
Wondama Tahun 2010
Distrik Laki-Laki Perempuan Sex Ratio Naikere 364 333 109 Wondiboy 765 716 107 Rasiey 1.383 1.236 112 KuriWamesa 688 569 121 Wasior 6.482 5.076 128 Teluk Duairi 861 807 107 Roon 713 694 103 Windesi 726 663 110 Nikiwar 402 351 115 Wamesa 325 303 107 Roswar 304 309 98 Rumberpon 849 770 110 Soug Jaya 309 323 96
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Komposisi penduduk Kabupaten Teluk Wondama didominasi oleh penduduk muda/ dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada piramida penduduk adalah adanya perubahan arah perkembangan penduduk yang ditandai dengan penduduk usia 0 - 4 tahun yang jumlahnya lebih besar dari kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5 - 9 tahun. Jika pemerintah berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan yang rendah atau lebih rendah dibanding sebelumnya, maka seharusnya jumlah penduduk usia 0 - 4 tahun lebih rendah dibandingkan penduduk usia 5 - 9 tahun. Hal ini seharusnya dapat menjadi perhatian pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan di bidang kependudukan ke depan.
Berdasarkan rasio jenis kelamin (sex ratio), maka jumlah penduduk Kabupaten Teluk Wondama berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan. Sex ratio penduduk dari tahun 2007 – 2010 diatas seratus persen. Pada tahun 2009, sex ratio penduduk sebesar 114 dan pada tahun 2010 sebesar 117. Sedangkan Distrik yang memiliki sex ratio tertinggi adalah Distrik Wasior sebesar 128.
3000 2000 1000 0 1000 2000 3000 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 + Laki-Laki Perempuan
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PENDUDUK
Jumlah Penduduk Kabupaten Teluk Wondama terkecil keduase-Provinsi Papua Barat
Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang sangat penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk menanggung hidup penduduk yang belum produktif dan tidak lagi produktif. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak lagi produktif.
Secara agregat maupun gender, persentase penduduk produktif dan non produktif memiliki kecenderungan yang sama. Penduduk laki-laki maupun perempuan serta total menunjukkan distribusi yang sama. Untuk kelopok umur 0-14 tahun berkisar antara 37-40 persen, untuk kelompok umur 15-64 tahun berkisar antara 57-61 persen, dan kelompok umur 65+ antara1,55-1,72 persen.
Besarnya rasio ketergantungan Teluk Wondama mencapai 68,44 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari 100 orang produktif (15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 68 orang yang belum produktif (0-14 tahun) dan tidakproduktif (65 tahun keatas).
Gambar 3.5 Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur Produktif dan Non Produktif
tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Formulasi Dependency Ratio:
Gambar 3.6 Dependency Ratio menurut Jenis Kelamin Kabupaten Teluk Wondama tahun
2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Laki-Laki Perempuan L+P 37.38 40.90 39.00 61.07 57.38 59.37 1.55 1.72 1.63 0 - 14 15 - 64 65 + Laki-Laki Perempuan L+P 63.74 74.28 68.44 DR = * 100 %
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
KETENAGAKERJAAN
Jumlah pengangguran terbuka Kabupaten Teluk Wondamamengalami penurunan pada tahun 2010
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan tidak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yag terbagi menjadi penduduk angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja. Yang termasuk bukan angkatan kerja adalah yang masih sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya (orang cacat, pensiunan,dll).
Pada tahun 2010 jumlah penduduk usia kerja yang bekerja sebanyak 11.453 orang jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu 10.505 orang. Sedangkan jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 578 orang pada tahun 2009 menjadi 510 orang pada tahun 2010.
Jumlah penduduk usia kerja bukan angkatan kerja dari tahun 2009 sampai 2010 megalami penurunan. Jumlah penduduk usia kerja yang sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya mengalami penurunan pada tahun 2010.
Tabel 4.1 Statistik Ketenagakerjaan Kabupaten Teluk Wondama tahun 2010
Penduduk Usia 15 th ke atas 2009 2010 Angkatan Kerja Bekerja 10505 11453 Pengangguran Terbuka 578 510 Bukan Angkatan Kerja
Sekolah 1742 1166 Mengurus Rumah
Tangga
4254 1894 Lainnya 553 614
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,26 persen.
KETENAGAKERJAAN
Jumlah pengangguran terbuka Kabupaten Teluk Wondamamengalami penurunan pada tahun 2010
Gambar 4.1 TPAK Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2008 - 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
TPAK Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 adalah tertinggi ketiga se-Papua Barat.
TPAK merupakan persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Semakin tinggi TPAK, berarti semakin besar pula keterlibatan penduduk usia 15 tahun ke atas ke dalam pasar kerja. TPAK Kabupaten Teluk Wondama mengalami naik turun dari tahun 2008 sampai 2010. TPAK tertinggi dicapai pada tahun 2010 sebesar 76,5 persen. Artinya adalah dari 100 orang penduduk usia kerja sekitar 77 orang diantaranya termasuk dalam angkatan kerja. Hal ini mengindikasikan besarnya Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas) yang aktif secara ekonomi dan menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour
supply) yang tersedia untuk produksi barang
- barang dan jasa dalam perekonomian di Kabupaten Teluk Wondama sangat tinggi.
Pasar tenaga kerja Kabupaten Teluk Wondama juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk yang bekerja pada angkatan kerja yang besarnya mencapai lebih dari 95 persen pada tahun 2010. Persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang besarnya 94,78 persen.
2008 2009 2010
71.68
62.86
76.5
KETENAGAKERJAAN
Jumlah pengangguran terbuka Kabupaten Teluk Wondamamengalami penurunan pada tahun 2010
Jumlah angkatan kerja senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebagai akibat pertumbuhan penduduk. Jumlah angkatan kerja berkaitan erat dengan kesempatan kerja dan pendidikan. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja atau lapangan pendidikan akan menyebabkan pengangguran.
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Teluk Wondama dari tahun 2008 – 2010 mengalami penurunan setiap tahunnya. Semakin rendah angka TPT berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin baik. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah kesempatan kerja yang ada di Kabupaten Teluk Wondama masih tinggi.
Grafik TKK menunjukkan bahwa dari tahun 2008 – 2010 mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2010 , TKK Kabupaten Teluk Wondama mencapai 95,74 persen. Artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja maka terdapat sekitar 96 penduduk yang bekerja.
Gambar 4.2 TPT Kabupaten Teluk Wondama Tahun 2008 – 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 4.3 TKK Kabupaten Teluk Wondama
Tahun 2008 – 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
TKK Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 adalah tertinggi keempat se-Papua Barat setelah Kabupaten Sorong Selatan.
2008 2009 2010 7.72 5.22 4.26 2008 2009 2010 92.28 94.78 95.74
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
.
KETENAGAKERJAAN
Jumlah pengangguran terbuka Kabupaten Teluk Wondamamengalami penurunan pada tahun 2010
Gambar 4.4 Persentase Pengangguran menurut Tingkat Pendidikan tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Tabel 4.2 Persentase Penduduk Bekerja menurut Status
Pekerjaan Utama Tahun 2010
Status Pekerjaan Utama 2010
Berusaha sendiri 27.59 Berusaha dibantu buruh
tetap/dibayar
20.85 Berusaha dibantu buruh tidak
tetap/tidak dibayar
1.98 Buruh/Karyawan/Pegawai 24.35 Pekerja Bebas di Pertanian 0.00 Pekerja Bebas di non Pertanian 0.41 Pekerja tidak dibayar/keluarga 24.81 Teluk Wondama 100
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Tingkat pengangguran Kabupaten Teluk Wondama sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin tinggi jumlah pengangguran. Persentase pengangguran tertinggi adalah pengangguran yang berasal dari pendidikan dibawah SD yaitu sebesar 36,27 persen, sedangkan pendidikan SD sebesar 10,59 persen. Dan latar belakang tingkat pendidikan Diploma/Sarjana yang menganggur sebesar 5, 88 persen..
Pada tahun 2010, terdapat jelas pola distribusi penduduk menurut status pekerjaan utama. Kebanyakan pekerja pada tahun 2010 merupakan berusaha sendiri yaitu sejumlah 27,59 persen. Selain itu, banyak pula penduduk yang bekerja jadi buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 24,35 persen. Sementara untuk jumlah pekerja keluarga adalah sebesar 24,81 persen. Hal tersebut bisa terjadi karena sebagian besar penduduk Kabupaten Teluk Wondama bekerja di sektor pertanian dalam hal ini adalah subsektor pertanian dan perkebunan yang kebanyakan adalah perempuan yang bekerja sebagai pekerja keluarga. Pada sektor tersebut, ibu-ibu turut serta membantu suami/keluarga dalam mengelola lahan sawah.
Dibawah SD, 36.27 SD, 10.59 SLTP, 24.71 SLTA, 22.55 Diploma/ Sarjana, 5.88
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PENDIDIKAN
Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Teluk Wondama masihsangat terbatas
Capaian di bidang pendidikan juga terkait erat pula dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar yang berkualitas. Rasio antara banyaknya murid SD terhadap banyaknya guru SD tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 18 murid per guru, rata-rata murid per sekolah sebanyak 123. Sedangkan rasio antara banyaknya murid SLTP terhadap guru SLTP sebanyak 14 murid per guru, rata-rata murid per sekolah sebanyak 207. Dan rasio antara banyaknya murid SMU/SMK terhadap guru SMU/SMK sebanyak 9 murid per guru, rata-rata murid per sekolah sebanyak 220.
Kondisi fasilitas sekolah masih ada yang kurang nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Dan jumlah sekolah yang masih terbatas baik tingkat SD, SLTP, dan SMU/SMK. Sehingga menyebabkan putus sekolah karena letak sekolah yang jauh dan transportasi yang tidak lancar.
***Tahukah Anda*** Teluk Wondama memiliki 13 Distrik akan tetapi hanya memiliki 7 unit SLTP, 2 SMK, dan 1 SMU.
Tabel 5.1 Indikator Pendidikan Tahun 2010
Uraian SD SLTP SMU/SMK Jumlah Sekolah 45 7 3 Jumlah Guru 303 107 76 Jumlah Murid Laki-laki Perempuan 2843 2705 768 678 364 295 Rasio Murid Sekolah 123,29 206,57 219,67 Rasio Murid Guru 18,31 13,51 8,67
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Salah satu kondisi fasilitas pendidikan
PENDIDIKAN
Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Teluk Wondama masihsangat terbatas
Gambar 5.2 Angka Melek Huruf Tahun 2008-2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Gambar 5.3 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008-2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Pembangunan bidang pendidikan di suatu negara menentukan arah kemajuan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menjadi modal utama dalam menyongsong kehidupan bangsa yang lebih sejahtera. Setiap warga negara Indonesia diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang seluas – luasnya. Keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator keberhasilan di bidang pendidikan yang biasa digunakan adalah Angka Melek Huruf (AMH), rata–rata lama sekolah, Angka Partisipasi Sekolah (APS), dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Angka melek huruf pada tahun 2010 di Kabupaten Teluk Wondama sebesar 82,98 persen, artinya persentase penduduk yang mampu membaca dan menulis di Ka-bupaten Teluk Wondama sebesar 82,98 persen dari total penduduk Kabupaten Teluk Wondama
.
Dimana angka melek huruf laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, yang berarti bahwa masih rendahnya kemampuan baca tulis wanita dibandingkan laki-laki. 70 75 80 85 90 95 2008 2009 2010 84.93 93.45 86.19 80.8 89.29 81.6 82.98 91.48 84.05Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 2008 2009 2010 7.41 6.35 7.07 5.34 5.97 6.07 Laki-Laki Perempuan
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PENDIDIKAN
Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Teluk Wondama masihsangat terbatas
Penduduk di Kabupaten Teluk Wondama memiliki lama bersekolah yang cukup singkat. Hal tersebut dilihat dari indikator rata-rata lama sekolah yang mencapai 7,07 tahun bagi laki-laki dan 6,07 bagi perempuan pada tahun 2010, atau memutuskan untuk berhenti sekolah ketika duduk di bangku kelas satu dan dua sekolah lanjutan tingkat pertama atau SLTP. Rata-rata lama sekolah laki-laki lebih lama dibandingkan perempuan.
Pada tahun 2010, angka partisipasi sekolah di Kabupaten Teluk Wondama pada ke-lompok umur 7-12, 13-15, dan 16-18 masing-masing lebih dari 60 persen. Sedangkan pada usia 19-24 angka partisipasi sekolahnya hanya10,92 persen.
Berbeda dengan APS, Angka Partisipasi Murni (APM) benar-benar melihat persentase penduduk yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan formal pada kelompok umur tertentu. Dengan kata lain, diperuntukkan guna melihat penduduk yang sekolah tepat waktu sesuai usianya. Pada tahun 2010, APM tingkat SD mencapai 83,66 persen, artinya terdapat 83,66 persen penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD.
Gambar 5.4 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 5.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) menurut
Tingkat Pendidikan 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
0 20 40 60 80 100 7 - 12 13 - 15 16 - 18 19 - 24 84.31 91.23 63.64 10.92
Angka Partisipasi Sekolah
0 20 40 60 80 100 120 SD SLTP SLTA PT 83.66 56.14 25 3.36 117.65 87.72 50 9.24 APK APM
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
KESEHATAN
Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan setiap tahunnya
Angka harapan hidup (AHH) umumnya digunakan untuk mengukur derajat kesehatan suatu wilayah dan biasanya dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH Kabupaten Teluk Wondama tiap tahunnya mengalami peningkatan. Sampai tahun 2010, angka harapan hidup Teluk Wondama mencapai angka 67,51 tahun.
Fasilitas kesehatan berupa rumah sa-kit belum tersedia di Kabupaten Teluk Wondama. Dari 13 distrik hanya ada 6 puskesmas dan 23 puskesmas pembantu (pustu). Jumlah fasilitas tersebut masih terbatas sehingga banyak masyarakat yang kesulitan untuk mencapai akses kesehatan. Selain itu, ter-dapat juga puskesmas keliling berupa pe-rahu, mobil, dan sepeda motor.
Penyebaran tenaga kesehatan juga terus diupayakan sampai pada tingkat desa, namun tenaga yang ada belum mencukupi sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan dokter untuk setiap distrik. Pada tahun 2010 jumlah dokter yang ada sebanyak 26 dokter, yang terdiri dari 21 dokter umum dan 5 dokter gigi.
Tabel 6.1 Indikator Kesehatan Tahun 2008 – 2010
Uraian 2008 2009 2010
Angka Harapan Hidup 67,00 67,25 67,51 Jumlah Rumah Sakit - - - Jumlah Puskesmas 6 6 6 Jumlah Pustu 22 22 23 Jumlah Polindes 14 14 18 Julah Puskesmas Keliling 10 23 27 Persentase Penolong
Kelahiran dengan medis 43,82 55,65 62,86
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Gambar 6.1 Jumlah Dokter Tahun 2008 – 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
Kabupaten Teluk Wondama belum memiliki Rumah Sakit dan dokter ahli yang bertugas.
0 5 10 15 20 25 30 35 2008 2009 2010
Dokter Gigi Dokter Umum Dokter Ahli
KESEHATAN
Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan setiap tahunnya
Tabel 6.2 Banyaknya Tenaga Kesehatan yang Bertugas di Puskesmas Tahun 2010
Distrik Puskes mas Dokter Paramedis Non Medis Perawat Non Perawat Naikere - - - - - Wondiboy 1 2 17 3 5 Rasiey - - - - - Kuri Wamesa - - - - - Wasior 1 10 27 8 8 Teluk Duairi 1 2 8 2 3 Roon - - - - - Windesi 1 3 10 1 4 Nikiwar - - - - - Wamesa 1 2 4 2 2 Roswar - - - - - Rumberpon 1 2 7 2 3 Soug Jaya - - - - -
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 6.2 Persentase Penolong Kelahiran Akhir Balita Provinsi Papua Barat 2009 – 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Ketersediaan tenaga kesehatan juga merupakan kebutuhan yang bersifat urgen selain fasilitas sarana kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat minim jumlahnya.
Untuk melayani seluruh penduduk Kabupaten Teluk Wondama, jumlah dokter umum yang tersedia hanya 21 orang. Artinya, rasio beban kerja seorang dokter umum melayani sekitar 1.253 orang. Sedangkan jumlah perawat baik medis maupun non medismasih sangat minim dan penyebarannya juga tidak merata.
Persentase penolong kelahiran akhir balita di Kabupaten Teluk Wondama yang ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2010 mencapai 55,65 persen. Kondisi ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai 62,86 persen. Jika penolong kelahiran akhir balita selain tenaga medis semakin meningkat tiap tahunnya maka akan menyebabkan tingginya IMR (Infant Mortality Rate). Hal ini sangat membahayakan bagi ibu dan balita.
0 10 20 30 40 50
Dokter Bidan Tenaga Medis Lain Dukun Traditional Famili Lainnya 10.86 44.57 7.43 18.29 18.29 0.57 10.03 42.24 3.38 22.85 20.83 0.68 2010 2009
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
KESEHATAN
Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan setiap tahunnya
Dari 13 distrik yang ada di Kabupaten Teluk Wondama, ada beberapa distrik yang tidak memiliki puskesmas. Idealnya satu distrik terdapat satu puskesmas. Beberapa distrik yang tidak memiliki puskesmas adalah Distrik Naikere, Distrik Rasiey, Distrik Roon, Distrik Nikiwar, Distrik Roswar, dan Distrik Soug Jaya.
Jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang minim menjadi penyebab rendahnya kualitas kesehatan masyarakat. Dalam satu tahun terakhir, masyarakat yang mengalami sakit batuk hingga 27,97 persen, sakit panas sebanyak 24,56 persen, sakit pilek sebanyak 20,66 persen, dan selebihnya mengalami sakit asma/nafas sesak, diare, sakit kepala berulang, dan sakit gigi.
Tahun 2009 sampai 2010, apabila penduduk mengalami gangguan kesehatan maka tidak semuanya berobat ke puskesmas maupun pustu. Ada beberapa penduduk yang mengobati diri sendiri, diantaranya dengan cara tradisional, cara modern, dan lainnya. Diatas 80 persen penduduk mengobati diri sendiri dengan cara modern.
Gambar 6.3 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Gambar 6.4 Persentase Penduduk yang Mengobati Diri Sendiri Tahun 2009 – 2010
0 5 10 15 20 25 30 Panas Batuk Pilek Asma/Nafas Sesak Diare Sakit Kepala Berulang Sakit Gigi Lainnya 24.56 27.97 20.66 1.46 5.56 18.32 3.7 10.53 0 20 40 60 80 100 Tradisional Modern Lainnya 41.16 90.51 2.38 34.49 85.76 2.22 2010 2009
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
KESEHATAN
Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan setiap tahunnya
Gambar 6.5 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Tahun 2009 - 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Sebagai rujukan penduduk untuk berobat jalan di Teluk Wondama pada tahun 2010, sebagian besar penduduk memanfaatkan Puskesmas/Pustu. Hal tersebut dilihat dari fasilitas kesehatan tertinggi yang digunakan adalah Puskesmas/Pustu yaitu mencapai 84,93 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2009 sebesar 90,34 persen.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa fasilitas tersebut paling banyak dipilih karena cukup mudah dijangkau oleh penduduk dan tidak memerlukan biaya untuk berobat. Persentase penduduk yang berobat jalan dengan mendatangi praktek dokter mencapai 4,11 persen dan yang berobat ke rumah sakit sebanyak 11,64 persen.
Hampir 85 persen penduduk Teluk Wondama berobat jalan di Puskesmas/Pustu pada tahun 2010. Keterbatasan jumlah sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang minim menjadi kendala masyarakat dalam memperoleh pertolongan kesehatan. 0 50 100 Rumah Sakit Praktek Dokter/Poliklinik Puskesmas/Pustu Petugas Kesehatan Lainnya 10.98 0 90.34 0 0.67 11.64 4.11 84.93 1.37 1.37 2010 2009
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PERUMAHAN DAN
LINGKUNGAN
Lebih dari 90 persen rumah tangga di Kabupaten Teluk Wondama memiliki luas lantai rumah lebih dari 20 meter
Perumahan atau tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar hidup manusia. Rumah dikategorikan sebagai kebutuhan dasar karena pengaruhnya sangat krusial bagi kelangsungan hidup seseorang.
Kondisi perumahan di Kabupaten Teluk Wondama secara umum semakin membaik. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan jenis lantai yang bukan tanah persentasenya sudah mencapai 96,69 persen pada tahun 2010. Rumah dengan dinding permanen pun persentasenya terus bertambah hingga mencapai 29,75 persen. Selain itu persentase rumah tinggal yang luas lantainya lebih dari 20 meter persegi juga sangat besar yaitu mencapai 91,74 persen. Begitu pula dengan kondisi atap rumah, sebagian besar atap rumah penduduk merupakan atap yang layak yang terbuat dari seng, genteng ataupun beton.
Salah satu indikasi rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m2. Secara umum kondisi perumahan di Kabupaten Teluk Wondama sudah layak huni.
Tabel 7.1 Indikator Perumahan dan Lingkungan Tahun 2009 – 2010 Uraian 2009 2010 Kepemilikan Rumah (%) Milik Sendiri 74,06 52,48 Kontrak 0,79 4,96 Sewa 1,19 7,85 Lainnya 23,96 34,71 Luas Lantai (%) < 20 1,99 8,26 > 20 98,01 91,74
Jenis Lantai Terluas (%)
Bukan Tanah 97,20 96,69 Tanah 2,80 3,31
Jenis Dinding Terluas (%)
Tembok 14,79 29,75 Kayu 81,98 55,79 Bambu 0,00 0,83 Lainnya 3,23 13,64
Jenis Atap Terluas (%)
Beton 0,79 0,00 Genteng 0,40 0,83 Kayu Sirap 0,00 0,00 Seng 82,36 83,47 Ijuk/Rumbia 16,05 11,16 Lainnya 0,40 4,55
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010 ***Tahukah Anda***
Ada 7 kriteria rumah dikatakan tidak layak huni, yaitu : (1) luas lantai, (2) jenis atap, (3) jenis dinding, (4) jenis lantai, (5) fasilitas buang air besar, (6) sumber penerangan, dan (7) jarak sumber air minum dengan tempat pembuangan tinja.
PERUMAHAN DAN
LINGKUNGAN
Lebih dari 90 persen rumah tangga di Kabupaten Teluk Wondama memiliki luas lantai rumah lebih dari 20 meter
Gambar 7.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Tahun 2010
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010
Gambar 7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Memasak Tahun 2010
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010
***Tahukah Anda***
Tidak ada satupun rumah tangga di Kabupaten Teluk Wondama yang menggunakan bahan bakar gas.
Seluruh wilayah Kabupaten Teluk Wondama belum mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam sehari. Masyarakat yang tidak teraliri listrik penuh 24 jam biasanya menggunakan listrik non PLN seperti genset untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik. Untuk desa-desa yang tidak teraliri listrik terutama di daerah yang jauh dari ibukota kabupaten umumnya menggunakan pelita/sentir/obor. Penggunaan sumber penerangan rumah tangga hanya 47,93 persen yang meggunakan listrik PLN, 24,79 persen menggunakan listrik non PLN, dan selebihnya menggunakan pelita/sentir, obor, lilin, dan lain-lain.
Penggunaan bahan bakar untuk memasak sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Teluk Wondama menggunakan kayu bakar, yaitu sebesar 59,50 persen. Penggunaan kayu bakar terutama pada rumah tangga di pedesaan. Sedangkan pengguna minyak tanah sebesar 38,84 persen terutama untuk masyarakat di wilayah ibu kota kabupaten. Sedangkan penggunaan bahan bakar yang lain sangat minim digunakan. PLN, 47.93 Non PLN, 24.79 Pelita/Sen ter, 26.86 Lainnya, 0.41 Gas, 0 Minyak Tanah, 38.84 Arang/Bri ket, 0 Kayu Bakar, 59.5 Lainnya, 1.65
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PERUMAHAN DAN
LINGKUNGAN
Lebih dari 90 persen rumah tangga di Kabupaten Teluk Wondama memiliki luas lantai rumah lebih dari 20 meter
Akses terhadap air minum bersih juga masih menjadi masalah yang serius bagi penduduk Teluk Wondama pada tahun 2010. Sumber utama air minum penduduk Kabupaten Teluk Wondama masih mengandalkan sungai. Hampir setengah dari seluruh rumah tangga menggunakan air dari sungai untuk minum. Hal ini dikarenakan belum adanya fasilitas air ledeng ke perumahan di daerah pulau. Penggunaan air sumur dan mata air terlindung juga tidak telalu banyak. Air minum kemasan dalam galon sudah tersedia, namun baru terdapat di ibukota Kabupaten.
Salah satu indikator layak huni adalah memiliki fasilitas tempat buang air besar (WC) sediri. Kondisi ini terkait dengan kebersihan lingkungan. Di Kabupaten Teluk Wondama yang memiliki tempat pembuangan air besar sendiri sebanyak 36,78 persen, yang menggunakan fasilitas buang air besar bersama sebanyak 35,95 persen, yang menggunakan fasilitas buang air besar umum sebanyak 7,85 persen dan 19,42 persen tidak memiliki fasilitas buang air besar.
Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Utama Air Minum Tahun 2009 – 2010
Sumber Utama Air Minum
2009 2010
Ledeng 3,97 7,02 Sumur Terlindungi 6,43 16,12 Sumur Tidak Terlindungi 0,40 0,83 Mata Air Terlindungi 41,18 12,81 Mata Air Tidak Terlindungi 10,83 2,07 Sungai 32,80 43,39 Sumur Bor/Pompa 3,59 0,41 Air Hujan 0,00 0,00 Air Kemasan 0,79 4,96 Lainnya 0,00 12,40
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010 Gambar 7.3 Persentase Rumah Tangga
Menurut Fasilitas BAB Tahun 2010
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010
Sendiri, 36.78 Bersama, 35.95 Umum, 7.85 Lainnya, 19.42
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PEMBANGUNAN MANUSIA
Reduksi shortfall Teluk Wondama mencapai 1,4 persen atau
lebIh cepat dibandingkan tahun 2009
Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat perkem-bangan angka IPM tiap tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Kabupaten Teluk Wondama dalam pembangunan manusia tidak terlalu signifikan.
Hal tersebut dilihat dari IPM pada tahun 2010 yang mencapai 65,76, sedikit lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2009 yang mencapai 65,27. Meskipun selama 4 periode tahun terakhir (2006-2009) IPM Kabupaten Teluk Wondama mengalami peningkatan, tetapi angka ini masih berada pada kriteria menengah ke bawah, berarti masih harus ditingkatkan untuk pembangunan manusianya agar produktivitas masyarakat semakin meningkat dan bermanfaat bagi modal pembangunan Kabupaten Teluk Wondama dan bukan menjadi beban pembangunan.
Reduksi shortfall menunjukkan kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu tertentu. Reduksi shortfall Teluk Wondama mencapai 1,4 persen atau lebIh cepat dibandingkan tahun 2009.
Tabel 8.1 Indikator Pembangunan Manusia Tahun 2008 – 2010
Uraian 2008 2009 2010
IPM 64,79 65,27 65,76 Angka Harapan Hidup
(th)
67,00 67,25 67,51 Angka Melek Huruf
(%) 82,98 91,48 84,05 Rata-rata Lama Sekolah (th) 6,39 6,44 6,61 Peringkat IPM 8 8 9
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010 Gambar 8.1 Reduksi Shortfall IPM Tahun
2008-2010
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010 ***Tahukah Anda***
Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori perkapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
3.79 1.36 1.4 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 2008 2009 2010
http://www.telukwondamakab.bps.go.id
PEMBANGUNAN MANUSIA
Reduksi shortfall Teluk Wondama mencapai 1,4 persen atau
lebIh cepat dibandingkan tahun 2009
Tabel 8.2 Data Kemiskinan Provinsi Papua Barat Tahun 2010 Kabupaten/ Kota Indikator Kemiskinan Garis Kemiskinan Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Fak-Fak 320.919 33,09 22,30 Kaimana 251.812 20,79 9,70 Teluk Wondama 329.383 44,30 11,70 Teluk Bintuni 389.419 47,62 25,00 Manokari 378.823 37,28 70,30 Sorong Selatan 227.968 28,02 10,60 Sorong 243.554 32,58 22,90 Raja Ampat 241.540 23,62 10,00 Tambraw 245.060 44,88 2,80 Maybrat 248.702 40,17 13,60 Kota Sorong 438.863 14,03 26,90 Prov. Papua Barat 294.727 34,88 256,25
Sumber : Indeks Pembangunan Manusia 2010 Salah satu potret kemiskinan yang ada di
Kabupaten Teluk Wondama
Garis kemiskinan adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimumnya, baik itu kebutuhan dasar makanan maupun non makanan. Seseorang dikatakan miskin apabila berada dibawah garis kemiskinan. Pendekatan garis kemiskinan makanan digunakan standar kebutuhan hidup minimum 2100 kilo kalori didasarkan pada konsumsi makanan, sedangkan garis kemiskinannon makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar bukan makanan seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, serta aneka barang dan jasa.
Garis kemiskinan Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 sebesar Rp 329.383,-. Sedangkan persentase penduduk miskin Kabupaten Teluk Wondama adalah sebesar 44,30 persen. Dan jumlah penduduk miskin sebesar 11.700 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Teluk Wondama masih sangat tinggi. Karena hampir 45 persen dari keseluruhan jumlah penduduk berada dibawah garis kemiskinan.
PERTANIAN
Produktivitas tanaman pangan tertinggi di Kabupaten Teluk Wondama
pada tahun 2010 adalah ubi kayu, yaitu sebesar 102,71 kw/ha
Hasil produksi tanaman padi (sawah+ladang) di Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 meningkat sekitar 213,64 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi panen tidak hanya terjadi pada tanaman padi saja, tetapi juga pada tanaman ubi kayu, dan ubi jalar. Peningkatan produksi paling banyak tejadi pada tanaman ubi jalar, yang produksinya pada tahun 2010 meningkat sekitar 77,22 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi berbagai komoditas pertanian ini dikarenakan meningkatnya luas lahan pertanaian, seperti luas lahan pertanian padi meningkat dari 18 Ha menjadi 67 Ha pada tahun 2010. Peningkatan luas lahan pertanian ini dikarenakan pembukaan hutan yang digunakan untuk lahan pertanian dan pemukiman di wilayah transmigrasi.
Produktivitas tanaman pangan tertinggi di Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 adalah ubi kayu, yaitu sebesar 102,71 kw/ha. Sedangkan untuk produktivitas ubi jalar pada tahun 2010 sebesar 101,92 kw/ha. Padi juga memiliki produktivitas tertinggi ketiga setelah ubi kayu dan ubi jalar yaitu sebesar 30,9 kw/ha.
Tabel 9.1 Indikator Pertanian Tahun 2009 – 2010
Uraian 2009 2010 Padi Sawah + Ladang
Luas Panen (Ha) 18 67 Produksi (Ton) 66 207 Produktivitas (Kw/Ha) 36,57 30,9
Jagung
Luas Panen (Ha) 64 44 Produksi (Ton) 109 65 Produktivitas (Kw/Ha) 16,97 14,83
Kedelai
Luas Panen (Ha) 37 19 Produksi (Ton) 38 21 Produktivitas (Kw/Ha) 10,34 11,12
Ubi Jalar
Luas Panen (Ha) 57 100 Produksi (Ton) 575 1.019 Produktivitas (Kw/Ha) 100,89 101,92
Ubi Kayu
Luas Panen (Ha) 70 112 Produksi (Ton) 757 1.150 Produktivitas (Kw/Ha) 108,17 102,71
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
***Tahukah Anda***
Sektor pertanian merupakaan sektor yang menyumbang share PDRB terbesar di Kabupaten Teluk Wondama, yaitu sebesar 69,72 persen.
PERTANIAN
Produktivitas tanaman pangan tertinggi di Kabupaten Teluk Wondama
pada tahun 2010 adalah ubi kayu, yaitu sebesar 102,71 kw/ha
Gambar 9.1 Share PDRB Sektor Pertanian dan Persentase Pekerja di Sektor Pertanian Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Gambar 9.2 Luas Area (Ha) dan Produksi (Ton) Tanaman Cengkeh, Coklat dan Pala Kabupaten
Teluk Wondama Tahun 2010
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Sektor pertanian merupakan sektor primer yang berbasis pada sumber daya alam dimana sebagian besar produknya digunakan untuk bahan baku sektor lainnya dan konsumsi rumah tangga. Sektor ini memberikan share utama pada PDRB di Kabupaten Teluk Wondama. Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertanian mencapai 69,72 persen dari total PDRB. Dari tahun 2005 – 2010 kontribusi sektor ini semakin menurun dikarenakan peningkatan sektor – sektor lain.
***Tahukah Anda***
Subsektor perkebunan merupakaan subsektor yang menyumbang share PDRB terkecil di sektor pertanian, yaitu sebesar 0,77 persen.
Komoditas yang ada di sektor perkebuan Kabupaten Teluk Wondama adalah coklat, pala, dan cengkeh. Komoditas yang banyak produksinya adalah coklat. Produksi coklat pada tahun 2010 adalah 161 ton dengan luas lahan sebesar 370 ha. Sedangkan produksi pala sebesar 24 ton ditanam pada lahan seluas 102 ha. Dan cengkeh memiliki produksi sebesar 1 ton yang ditanam pada lahan seluas 7 ha.
82.18 77.41 74.40 71.50 70.37 69.88 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 0 50 100 150 200 250 300 350 400
Cengkeh Coklat Pala 7 370 102 1 161 24 Luas Area Produksi
PERTANIAN
Produktivitas tanaman pangan tertinggi di Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 adalah ubi kayu, yaitu sebesar 102,71 kw/ha
Di Kabupaten Teluk Wondama juga memiliki kawasan hutan, dimana menurut peta paduserasi dibagi menjadi enam tipe. Pada tahun 2010 area hutan terluas dari tipe kawasan hutan ini adalah Hutan Produksi yang Dikonversi, yang luas areanya mencapai 30,58 persen dari seluruh luas area kawasan hutan yang ada di kabupaten Teluk Wondama, sedangkan Area hutan terkecil adalah tipe hutan penggunaan lain-lain, yang luas wilayahnya hanya 1,16 persen dari se-luruh luas area kawasan hutan. Subsektor kehutanan merupakan subsektor yang memiliki kontribusi tertinggi sektor pertanian dalam menyumbang share PDRB Kabupaten Teluk Wondama.
Statistik peternakan menunjukkan bahwa dari tahun 2009 hingga 2010 menunjukkan bahwa komoditas peternakan mengalami peningkatan jumlahnya baik populasi ternak besar, ternak kecil maupun ternak unggas. Populasi ternak besar yaitu sapi mengalami peningkatan sebesar 45,97 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan populasi ternak kecil yaitu kambing meningkat 7,69 persen dan babi meningkat 2,82 persen. Populasi ternak unggas yaitu ayam buras/kampug dan itik masing-masing meningkat 14,13 dan 24,29 persen.
Tabel 9.2 Statistik Kehutanan Tahun 2009-2010
Uraian 2009 2010
Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
Luas Penebangan (Ha) - 3386,25 Jumlah Produksi (m3) - 17316,17
Luas Kawasan Hutan dan Perairan
Hutan Lindung 79054,50 79054,50 Hutan Kawasan
Perlindungan Alam
95240,87 95240,87 Hutan Produksi Terbatas 121700,10 121700,10 Hutan Produksi Tetap 37977,49 37977,49 Hutan Produksi yang
Dikonversi
149617,00 149617,00 Areal Penggunaan
Lainnya
5669,59 5669,59
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011 Tabel 9.3 Statistik Peternakan Tahun
2009-2010
Uraian 2009 2010
Populasi Ternak Besar
Kerbau - - Sapi 211 308 Kuda - - Populasi Ternak Kecil
Domba - - Kambing 195 210 Babi 815 838 Populasi Ternak Unggas
Ayam Buras/Kampung 39651 45252 Ayam Ras Petelur - - Ayam Ras Pedaging - - Itik 70 87
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
PERTANIAN
Produktivitas tanaman pangan tertinggi di Kabupaten Teluk Wondama pada tahun 2010 adalah ubi kayu, yaitu sebesar 102,71 kw/ha
Tabel 9.4 Statistik Perikanan Tahun 2009 – 2010
Uraian 2009 2010
Perahu/Kapal Penangkap Ikan Laut
Perahu Tanpa Motor (Dayung)
608 Perahu Motor Tempel 15 HP 208 Motor Katinting 140 Motor Mesin Dalam 6 Alat Penangkap Ikan Laut
Pancing 1096 Jaring 661 Jala 164 Senapan Air 132 Kalawai 1352 Bagan 12 Rumpon 3 Lainnya 3
Sumber : Teluk Wondama Dalam Angka 2011
Data statistik perikanan yang disajikan diharapkan dapat berguna dalam penilaian serta perkembangannya sehingga memudahkan rencana pembangunan secara lebih meluas. Potensi perikanan di Kabupaten Teluk Wondama sangatlah besar dikarenakan, sektor perikanan masih menjadi mata pencaharian kedua penduduk di Kabupaten Teluk Wondama setelah sektor pertanian. Ini dapat dilihat dari banyaknya potensi laut yang terdapat di Kabupaten Teluk Wondama yang dimanfaatkan oleh masyarakat ini baik tradisional maupun modern.
Secara umum nelayan di Kabupaten Teluk Wondama menggunakan perahu tanpa motor (dayung) sebanyak 63,20 persen, perahu motor tempel sebayak 21,62 persen, menggunakan motor katinting sebayak 14,55 persen dan menggunakan motor mesin dalam sebanyak 0,6 persen.
Sedangkan alat penangkap ikan laut yang digunakan nelayan di Kabupaten Teluk Wondama antara lain pancing, jaring, jala, senapan air, kalawai, bagan, rumpon, dan lainnya.