• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBANGUNAN MANUSIA DI BIDANG KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN DAYA BELI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI BLITAR RAYA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBANGUNAN MANUSIA DI BIDANG KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN DAYA BELI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI BLITAR RAYA TAHUN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBANGUNAN MANUSIA DI BIDANG

KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN DAYA BELI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI BLITAR RAYA TAHUN 2000 -

2014

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Widya Herdianti

125020105111002

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)
(3)

3

PENGARUH PEMBANGUNAN MANUSIA DI BIDANG KESEHATAN,

PENDIDIKAN DAN DAYA BELI TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI BLITAR RAYA TAHUN 2000 - 2014

Widya Herdianti

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email : widyaherdianti94@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia is one country that has the largest population in the world. With the large number of the population, human development must be prioritized in order to improve the lives of people in the areas of health, education and purchasing power. But the existence of human development has created inequality, ecological damage and chained back human rights. Uneven development causes economic growth is not optimal in an area. Economic growth is not only supported by the government alone, but the community also had a role in it through human development in the areas of health, education and purchasing power. In the research described the effect of the health, education and the purchasing power has an effect on economic growth in Blitar in the year 2000-2014.

Keywords: human development, health, education, purchasing power, economic growth

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan banyaknya jumlah penduduk, maka pembangunan manusia harus diutamakan guna meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan daya beli. Akan tetapi adanya pembangunan manusia ini telah menciptakan ketimpangan, kerusakan ekologi dan merantai kembali hak asasi manusia. Pembangunan yang tidak merata menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak optimal dalam suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya di dukung oleh pemerintah saja, akan tetapi masyarakat juga ikut berperan di dalamnya lewat pembangunan manusia di bidang kesehatan, pendidikan dan daya beli. Pada hasil penelitian dijelaskan pengaruh kesehatan, pendidikan dan daya beli mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya pada tahun 2000 – 2014.

Kata kunci : pembangunan manusia, kesehatan, pendidikan, daya beli, pertumbuhan ekonomi

A. PENDAHULUAN

Pembangunan didefiniskan sebagai proses untuk melakukan perubahan kea rah yang lebih baik. Manusia sebagi objek sekaligus subjek pembangunan harus mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk itu diperlukan campur tangan dari pemerintah dan juga masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya sing, sejahtera dan berkeadilan dalam naungan NKRI dimana setiap pembangunannya harus diarahkan sehingga setiap tahapan yang dijalankan semakin mendekati tujuan.

Kota Blitar merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur dengan angka pembangunan manusia tertinggi kedua setelah Surabaya meskipun luas wilayah Kota Blitar tak seluas Kabupaten Blitar. Perbedaan administrative inilah yang menyebabkan pembangunan manusia di Kota dan Kabupaten Blitar tidak merata meskipun angka pembangunannya selalu diatas rata – rata angka pembangunan di Provinsi Jawa Timur. Selain itu, tingginya angka pembangunan manusia di kedua wilayah ini kurang diimbangi

(4)

4

dengan pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah ini cenderung fluktuatif. Hal inilah mendasari peneliti untuk melakukan penelitian pembangunan manusia dalam bidang kesehatan, pendidikan dan daya beli mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Indeks Pembangunan Manusia

Menurut United Nations Development Programme (UNDP), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan bagi manusia (”a process of enlarging people’s choices”). Konsep pembangunan tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis dan dipahami dari sudut pandang manusianya, bukan hanya dari sudut pandang pertumbuhan ekonominya saja. Paradigma pembangunan mencakup kebebasan dalam berpolitik, ekonomi, sosial sampai pada kesempatan untuk menjadi produktif dan kreatif serta menikmati kehidupan sesuai dengan harkat pribadi dan jasmani.

Komponen Pembangunan Manusia

Menurut Todaro (2006), pembangunan manusia memiliki tiga komponen universal. Pertama, kecukupan, yang merupakan kebutuhan yang apabila tidak dipenuhi akan menghentikan kehidupan seseorang yang dalam hal ini meliputi sandang, pangan, papan, kesehatan dan keamanan. Kedua, jati diri, yang merupakan komponen dari kebutuhan yang serba lebih baik yang meliputi dorongan dari diri sendiri untuk maju, menghargai diri sendiri, untuk memantaskan diri dan lain sebagainya. Ketiga, kebebasan dari sikap menghamba, yang merupakan kemampuan untuk memiliki nilai universal yang tercantum dalam pembangunan manusia.

Pengukuran Pembangunan Manusia

Indicator pembangunan manusia adalah alat ukur yang digunakan untuk melihat pencapaian pembangunan antarwilayah dan antarwaktu. Indeks pembangunan manusia merupakan alat ukur yang menunjukkan presentase pencapaian dalam pembangunan manusia dengan memperhatikan faktor kelangsungan hidup, pengetahuan dan daya beli.

Angka Rata – rata Lama Sekolah

Rata – rata lama sekolah menggambarkan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh penduduk di suatu wilayah. Semakin tinggi rata – rata lama sekolah berarti semakin tinggi pula jenjang pendidikan yang dijalani. Asumsi yang berlaku secara umum adalah semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula kualitas orang tersebut baik dalam pola pikir maupun pola tindakannya.

Angka Melek Huruf

Angka melek huruf dijadikan ukuran kesejahteraan sosial yang merata dengan melihat tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf. Tingkat melek huruf dapat dijadikan ukuran kemajuan suatu bangsa. Angka melek huruf adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.

Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup dijadikan indicator dalam mengukur kesehatan individu di suatu wilayah. Angka harapan hidup adalah rata – rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh seseorang selama hidup. Angka harapan hidup diartikan sebagai umur yang mungkin dicapai seseorang yang lahir pada tahun tertentu.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan produk nasional bruto atau pendapatan nasional riil. Dengan kata lain, perekonomian mengalami perkembangan jika terjadi pertumbuhan output riil. Menurut Suryana (2005 : 5) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan Gross

Domestic Product (GDP) yang tidak memandang kenaikan GDP lebih besar atau lebih kecil dari

pertumbuhan penduduk yang sedang terjadi serta tanpa memandang apakah terjadi perubahan dalam struktur ekonomi atau tidak (Arsyad, 2004).

(5)

5

Teori Konsumsi

Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi (C) yang paling utama tergantung dari besarnya pendapatan. Makin tinggi pendapatannya, maka makin tinggi konsumsinya. Pengeluaran konsumsi merupakan fungsi (linier) terhadap pendapatan.

Modal Manusia dengan Pertumbuhan Ekonomi

Modal manusia dalam ekonomi sering digunakan untuk bidang pendidikan, kesehatan dan berbagai kapasitas manusia lainnya yang ketika bertambah akan meningkatkan produktivitas. Pendidikan memainkan peran kunci dalam hal kemampuan suatu perekonomian untuk mengadopsi teknologi modern dan dalam membangun kapasitasnya bagi pembangunan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Kesuksesan dalam pendidikan bergantung pada kecukupan kesehatan. Disamping itu kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Dengan begitu kesehatan dan pendidikan dapat dilihat sebagai komponen vital dalam pertumbuhan dan pembangunan sebagai input bagi fungsi produksi agregat (Todaro, 2006).

Pembangunan Manusia dengan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut UNDP (1996), hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia bersifat timbal balik. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia berlangsung melalui dua arah. Pertama, melalui kebijakan dan pengeluaran pemerintah. Faktor yang menentukan adalah pengeluaran pemerintah dan subsektor social yang merupakan prioritas seperti pendidikan dan kesehatan dasar.

C. METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pembahasan mengacu pada hasil estimasi data yang dipaparkan secara sistematis dan factual.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota dan Kabupaten Blitar dengan menggunakan data sekunder dari publikasi Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Jangka waktu data yang digunakan tahun 2000 sampai dengan tahun 2014

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi kepustakaan

Metode Analisis Regresi

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data panel. Dalam penelitian ini yang termasuk data time series adalah tahun 2000 sampai dengan 2014 dan data cross section dari 2 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Teknik yang digunakan adalah regresi data panel yang pada tahap utama digunakan uji chow dan hausman untuk pemilihan model, lalu uji asumsi klasik dan yang teakhir adalah analis regresi dengan menggunakan model terpilih.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Chow

Dalam menentukan model terbaik dalam penelitian data panel adalah dengan melakukan Uji Chow. Hipotesis dalam Uji Chow dengan menggunaan Likelihood Ratio adalah H0 model common effect dan H1 adalah model fixed effect. Dari hasil olahan ditemukan hasil p-value Obs*R-square lebih dari α = 0,05, oleh karenanya H0 diterima.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi panel variabel – variabel terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas data dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque – Bera dan nilai

(6)

6

Gambar 1. Histogram Normality

Sumber : Hasil Olahan Eviews 7, 2016

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai JB sebesar 1,097942 sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen yang dipakai dan nilai signifikan yang dipakai, didapat nilai Chi Square sebesar 1,6498 yang berarti nilai JB lebih kecil dari nilai Chi Square (1,097942 < 1,6498). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi panel ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Model yang baik adalah model yang tidak terjadi korelasi antarvariabel independennya.

Tabel 1. Uji Multikolinearitas

Kesehatan Pendidikan Daya Beli

Kesehatan 1,000000 0,752799 0,796530

Pendidikan 0,752799 1,000000 0,341828

Daya Beli 0,796530 0,341828 1,000000

Sumber : Hasil Olahan Eviews 7, 2016

Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa nilai koefisien korelasinya antarvariabel dependen dibawah 0,80 dengan demikian data dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan. Sedangkan homoskedastisitas berarti semua varian variabel gangguan memiliki varian yang konstan. Salah satu merode

Ordinary Least Square (OLS) adalah bahwa varian variabel gangguan sama atau homoskedastisitas.

Konsekuensi apabila estimator OLS terdapat masalah heteroskedastisitas akan menyebabkan metode OLS tidak lagi mempunyai varian yang minimum atau dengan kata lain tidak lagi BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator).

Tabel 2. Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Standardized

Coefficient t-Statistic Probability C -2,061409 2,873134 -0,717477 0,4795 Kesehatan 0,047946 0,062793 0,763544 0,4520 Pendidikan -0,008215 0,017065 -0,481378 0,6343 Daya_Beli -0,009195 0,015555 -0,591108 0,5596

Sumber : Data yang diolah, 2016

Dari hasil pengujian terlihat bahwa semua variabel independen nilai probabilitasnya diatas 0,05 yang berarti hipotesis nol diterima. Sehingga dalam penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai adanya korelasi dari satu perubahan tertentu pada pengamatan

0 1 2 3 4 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Series: Standardized Residuals Sample 2000 2014 Observations 30 Mean 7.23e-15 Median 0.073874 Maximum 0.846528 Minimum -0.680099 Std. Dev. 0.413029 Skewness -0.040240 Kurtosis 2.066256 Jarque-Bera 1.097942 Probability 0.577544

(7)

7

yang berbeda waktu atau individu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari autokorelasi.

Dari hasil regresi diperoleh nilai Durbin – Watson statistic sebesar 1,321683. Dengan nilai DW tabel n = 30 dan k = 3 pada α = 5% , maka didapat nilai dL = 1,2138 dan dU = 1,6498. Jika melihat aturan diatas, nilai Durbin – Watson statistic berada diantara nilai batas bawah (dL) dan batas atas (dU) yakni 1,2138 < 1,321683 < 1,6498. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini tidak dapat mengambil keputusan apa – apa.

Analisa Hasil Regresi

Pengujian kriteria statistic bertujuan mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel penjelas atau variabel independen secara individual dan simultan dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji atas jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.

Tabel 3. Hasil Regresi

Variable Coefficient Standardized

Coefficient t-Statistic Kesehatan -0,335055 0,117079 -2,861779 Pendidikan 0,192362 0,031817 6,045843 Daya Beli 0,134281 0,029002 4,630024 R2 0,801333 F-Statistic 34,95736

Sumber : Data yang diolah, 2016 Koefisien Determinasi Goodness of Fit Test (R2)

Hasil regresi diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,778410 artinya bahwa sekitar 77 persen variabel terikat atau variabel dependen, yakni pertumbuhan ekonomi mampu dijelaskan oleh variabel – variabel bebas atau independen, yakni kesehatan, pendidikan dan daya beli. Sedangkan 23 persen (100 – 77) sisanya dijelaskan oleh hal – hal yang tidak dimasukkan ke dalam model. Nilai Adjusted R2 yang besar tersebut menunjukkan hubungan yang sangat kuat antarvariabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen yang mempengaruhinya. Nilai yang besar tersebut juga menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini dapat digunakan.

Uji F

Berdasarkan model regresi utama diperoleh nilai Fhitung sebesar 34,95736 dengan probabilitas Fhitung sebesar 0,0000. Oleh karena sig sebesar 0,0000 < 0,05 maka inferensi yang diambil adalah menerima hipotesis penelitian mayor. Dengan kata lain, variabel Kesehatan, Pendidikan dan Daya Beli secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sesuai dengan visi dan misi pemerintah Kota dan Kabupaten Blitar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan kualitas sumberdaya manusia yang dalam hal ini perbaikan dalam bidang pendidikan dan juga kesehatan.

Uji t

Nilai thitung untuk variabel kesehatan sebesar -2,861779 dengan probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,0082. Oleh karena thitung < ttabel maka inferensi yang diambil ialah secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi Blitar Raya.

Nilai thitung untuk variabel pendidikan sebesar 6,045843 dengan probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,0000. Oleh karena nilai thitung > ttabel yaitu 6,045843 > 2,779 maka inferensi yang diambil ialah secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pendidikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Blitar Raya.

Nilai thitung untuk variabel daya beli sebesar 4,630024 dengan probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,0001. Oleh karena nilai thitung > ttabel yaitu 4,630024 > 2,779 maka inferensi yang diambil ialah secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel daya beli terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Blitar Raya.

(8)

8

Berdasarkan hipotesis awal dari variabel kesehatan, diduga bahwa kesehatan akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hasil estimasi ternyata menunjukkan bahwa kesehatan tidak memiliki pengaruh akan tetapi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sejalan dengan penelitian Nyoman Lilya Santika Dewi pada Tahun 2013 yang menyatakan bahwa kesehatan tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kesehatan belum bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini disebabkan oleh masih adanya ketimpangan pembangunan terkait distribusi pendapatan sehingga indeks kesehatan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar raya. Kesehatan yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan pelatihan akan kurang dapat terserap dalam pasar tenaga kerja.

Kesehatan merupakan salah satu komponen yang diperhatikan untuk ditingkatkan terus kualitasnya mengingat perannya yang penting bagi peningkatan serta perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Pemerintah Blitar Raya membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kesehatan masyarakatnya melalui sederetan program dan juga sosialisasi. Dibutuhkan pula distribusi anggaran yang cukup dan merata bagi pos peningkatan kesehatan serta pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan agar indeks kesehatan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan bukan memiliki pengaruh yang negative terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain peran serta dari pemerintah, pihak penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit pun harus juga turut mendukung kebijakan serta program pemerintah ini. Pihak ketiga mempermudah proses administrasi yang sekiranya dulu menghambat dalam mewujudkan visi misi pemerintah dalam bidang perbaikan tingkat kesehatan.

Disamping itu, peran serta masyarakat juga tidak kalah penting demi mendukung program yang dicanangkan pemerintah. Dengan adanya sederetan program dan juga kebijakan yang ada, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya tingkat kesehatan yang dimiliki demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan juga ikut serta membantu dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh Pembangunan Manusia di Bidang Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hipotesis awal dari variabel pendidikan, diduga bahwa pendidikan akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan adanya hubungan positif dan signifikan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sejalan dengan penelitian Tete Suryana pada tahun 2011 yang menyebutkan jika sumberdaya manusia di bidang pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa koefisien dari variabel pendidikan memiliki nilai 0,192362. Nilai koefisien 0,192362 menjelaskan bahwa setiap peningkatan 1% pendidikan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,192362%. Angka ini juga menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat akan pendidikan di Blitar Raya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya meskipun nilainya tidak terlalu besar. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pendidikan membuat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi tidak maksimal.

Pendidikan merupakan salah satu pemain utama dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Melalui pendidikan, manusia bisa menambah serta melatih skill atau kemampuan serta bakatnya yang nantinya akan berguna untuk menggerakkan roda perekonomian.

Pemerintah Kota dan Kabupaten Blitar sedang gencar melakukan perbaikan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dengan cara memberikan fasilitas – fasilitas yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar dan mengajar. Di Kota Blitar sendiri, pemerintah memberikan fasilitas bus sekolah gratis dan biaya sekolah sampai tamat pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) dibebaskan. Dalam hal ini, pemerintah sudah mulai bergerak dalam melalukan perbaikan – perbaikan kualitas sumberdaya manusia.

Pengaruh Pembangunan Manusia di Bidang Daya Beli terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hipotesis awal dari variabel daya beli, diduga bahwa daya beli akan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hasil estimasi menunjukkan bahwa daya beli berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sejalan dengan penelitian Nyoman Lilya Santika Dewi (2013) yang menyebutkan bahwa daya beli mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

(9)

9

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa koefisien dari variabel daya beli memiliki nilai 0,134281. Nilai koefisien 0,134281 menjelaskan bahwa setiap peningkatan 1% daya beli akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,134281%. Angka ini juga menunjukkan bahwa peningkatan kesejahteraan hidup yang dilihat dari bagaimana masyarakat membelanjakan pendapatannya di Blitar Raya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya meskipun nilainya tidak terlalu besar. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang terlihat dengan naiknya daya beli membuat pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi meskipun belum optimal.

Daya beli menggambarkan bagaimana pola masyarakat. Semakin tinggi daya beli masyarakat menggambarkan masyarakatnya sejahtera. Daya beli masyarakat ini dapat pula berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang sedang menjadi fokus perhatian pemerintah. Meningkatkan daya beli masyarakat tetapi tidak meninggalkan aspek – aspek penting lainnya yang menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Daya beli yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat ini harus dikombinasikan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan juga kesehatan. Tanpa pendidikan, masyarakat tidak mendapat pekerjaan yang layak serta gaji atau upah yang mencukupi untuk kebutuhan hidupnya. Tanpa kesehatan, masyarakat tidak dapat bekerja karena kesehatan merupakan hal yang penting untuk menunjang pekerjaan. Untuk itulah peningkatan pendidikan dan juga kesehatan nantinya akan membantu peningkatan daya beli sehingga mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Semakin tinggi daya beli masyarakatnya, maka menggambarkan semakin sejahtera kehidupan masyarakat tersebut. Kondisi ini juga menggambarkan jika roda perekonomian di wilayah tersebut berjalan dengan baik dan pertumbuhan ekonomi mempunyai angka yang positif.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembangunan Manusia di bidang kesehatan tidak mempunyai berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hasil dari penelitian ini ternyata tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan ada hubungan positif antara indeks kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini sebagai akibat masih adanya ketimpangan pembangunan terkait distribusi pendapatan sehingga indeks kesehatan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya.

2. Pembangunan Manusia di bidang pendidikan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dari penelitian ini. Meskipun variabel indeks pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun masih rendahnya kesadaran akan pendidikan mengakibatkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak optimal.

3. Pembangunan Manusia di bidang daya beli berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dari penelitian ini. Meskipun variabel indeks daya beli berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun masih rendahnya konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat mengakibatkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak optimal.

4. Secara keseluruhan, Pembangunan Manusia di bidang kesehatan, pendidikan dan daya beli berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Blitar Raya. Hal ini sesuai dengan visi dan misi pemerintah Kabupaten dan Kota Blitar.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka terdapat beberapa saran yang dapat diajukan, yakni :

1. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatannya, perlu adanya sosialisasi tentang kesehatan dengan sistem top – down dan juga pemilihan serta pengambilan kebijakan yang mendukung masyarakat dalam meningkatkan kesadarannya akan kesehatan.

2. Mempertahankan kebijakan yang pro dengan pendidikan dann juga menambah anggaran untuk pendidikan agar semakin baik kualitas sumberdaya manusia ke depannya.

(10)

10

kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi serta kenaikan daya belinya. Kenaikan daya beli masyarakat ini menandakan bahwa masyarakatnya sejahtera.

F. DAFTAR PUSTAKA

Anggryani, Putri. 2013. Pengaruh Tenaga Kerja dan Investasi Sumberdaya Manusia Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1980 – 2012.

Badan Pusat Statistik. Indeks Pembangunan Manusia Jawa Timur Tahun 2014. Bps.go.id. Diakses tanggal 15 November 2015.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Dewi, Nyoman Lilya Santika. 2013. Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan Manusia Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali. Jurnal

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar – Dasar Ekonometrika. Jakarta. Erlangga.

Kuncoro, Mudrajat. 2004. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Mankiw, N.Gregory.2000.Teori Makro Ekonomi.Ed.4, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Putong, Iskandar. 2014. Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta. Mitra Wacana Media.

Sukirno, Sadono.2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka

Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sudiro. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta. Kencana.

Suryana, 2005. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

Suryana, Tete. 2011. Analisis Pembangunan Sumberdaya Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi – Provinsi di Indonesia.

Susanto, Aris Budi. 2013. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Inflasi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lamongan.

Todaro, Michael.P. dan Stephen C. Smith (2006), Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

UNDP, Human Development Report 1993. Undp.org. Diakses tanggal 13 November 2015. UNDP, Human Development Report 1995. Undp.org. Diakses tanggal 13 November 2015. UNDP, Human Development Report 1996. Undp.org. Diakses tanggal 13 November 2015.

Gambar

Gambar 1. Histogram Normality

Referensi

Dokumen terkait

Kereta Api Indonesia (persero) divisi regional Sumatera Utara &amp; NAD, dengan pedoman kepada peraturan, ketentuan perusahaan, anggaran pendapatan dan anggaran biaya serta

Kesesuaian ini dapat dilihat dari kesesuaian makna dan tujuan perkawinan, syarat- syarat perkawinan sudah terpenuhi, tata cara pernikahan ( ijab kabul ) sudah dilaksanakan,

(5) There is a significant relationship between competence teachers’ Aqidah Akhlak with student achievement in Islamic Junior High School Darul Huda Wonodadi

Untuk memperoleh gambaran sikap dan perilaku peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya upaya meningkatkan keterampilan dan sikap

Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan bahan pustaka di Perpustakaan dan Arsip Daerh Kabupaten Barru selanjutnya adalah kemudahan dalam mengakses atau menemukan kembali

Hipotesis penelitian yang peneliti tetapkan adalah 65% sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji t-test didapat bahwa Kinerja Pelayanan Publik Bagian Satuan

Berdasarkan latar belakang yang diatas maka penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengkaji bagaimana kesiapan Lingkungan secara fisik dan

Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dikatakan bahwa variabel prestasi kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh dua prediktor yang terdiri dari variabel budaya organisasi