• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan

(SNPK)

Laporan Bulanan

JUNI 2013

(2)
(3)

embangunan kesejahteraan rakyat merupakan salah satu prioritas pemerintah Republik

Indonesia. Dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan rakyat (Kesra) tersebut, kita

seringkali dihadapkan pada gangguan Kesra berupa dampak bencana alam, perubahan iklim,

dan kerusakan lingkungan hidup serta konflik sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, Kemenko

Kesra berupaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan guna meminimalisasi kerugian masyarakat.

Dalam konteks pencegahan gangguan Kesra berupa konflik sosial, diperlukan instrumen untuk

menganalisis dan mengidentifikasi akar permasalahan dalam rangka mencari solusi sesuai amanat

pilar koordinasi Kemenko Kesra, yaitu: “Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan

kesejahteraan rakyat.” Untuk itu, Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) merupakan jawaban

yang dapat memberikan gambaran yang menyeluruh tentang konflik sosial sehingga pemerintah dan

para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat.

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK), yang telah diresmikan pada tanggal 7 Desember 2012,

ditujukan untuk membangun kemampuan melakukan deteksi dini guna pencegahan konflik kekerasaan

dan merespon dengan program dan kebijakan secara lebih efektif. Data SNPK terbuka untuk publik

dengan harapan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mediasi dan pencegahan kekerasan

di negeri ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas SNPK kami mengharapkan dukungan dan kerjasama

dari berbagai pihak.

Akhir kata, SNPK diharapkan dapat bermanfaat bagi bangsa Indonesia dalam upaya penanganan dan

pencegahan kekerasan sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat berlangsung dan

dicapai secara efisien, efektif dan produktif.

Sambutan

P

Jakarta, Mei 2013

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

Republik Indonesia

(4)

istem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi

Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat (Kemenko Kesra) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di berbagai wilayah di

Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. Laporan Bulanan ini menyajikan data dan informasi

konflik kekerasan yang menonjol setiap bulan secara faktual. Publikasi ini didedikasikan sebagai bahan

rujukan dalam rangka pencegahan konflik kekerasan.

SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: pertama, pengumpulan data secara rinci dan berkala tentang

kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa kekerasan terjadi serta apa saja dampaknya; kedua, laporan

atas data yang diperbaharui setiap bulan.

SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang sudah tersedia secara publik

termasuk berita yang dimuat oleh surat kabar lokal dilengkapi oleh berbagai sumber non-media baik

berupa laporan pemerintah, kajian akademis dan laporan LSM. Data SNPK dikumpulkan sejak 1998 dan

diperbaharui setiap bulan dan disajikan melalui portal SNPK (

www.snpk-indonesia.com

). Portal SNPK

menyajikan data tentang empat kategori kekerasan yakni: (i) Konflik (termasuk konflik yang dipicu oleh

permasalahan terkait sumber daya alam, tata kelola pemerintahan, separatisme, pemilukada, identitas

dan main hakim sendiri), (ii) Dampak Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang berpotensi menimbulkan

konflik sosial (KDRT), (iii) Dampak kekerasan dari Kriminalitas yang berpotensi menimbulkan konflik

sosial, dan (iv) Kekerasan dalam penegakan hukum. Untuk setiap kejadian yang tercatat di dalam

database SNPK ditampilkan sumber informasi yang digunakan.

Pada saat ini, SNPK hanya mampu mencakup sembilan wilayah, yakni: Aceh, Jabodetabek, Kalimantan

Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah. Sedangkan empat wilayah

lainnya, yakni: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, dan NTB akan ditambahkan pada tahun

2013. Pencakupan lebih luas sedang diupayakan agar data kekerasan dari semua wilayah di Indonesia

dapat disediakan.

Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko Kesra dengan dukungan dari Bank Dunia dan The Habibie

Center dengan hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-Building Trust Fund. Dalam rangka

mengembangkan dan meningkatkan kualitas SNPK di masa yang akan datang, Kemenko Kesra sedang

Tentang SNPK

(5)

Gambaran Umum

Sepanjang bulan Juni 2013 data SNPK mencatat total 431 insiden kekerasan yang mengakibatkan 47 tewas, 403 cedera, dan 80 bangunan rusak. Lihat Tabel 1.

Pada Juni 2013 data SNPK mencatat kasus-kasus konflik kekerasan* yang mengemuka yakni:

Bentrokan antardesa/kampung/suku

Dalam bulan ini bentrokan antardesa/kampung terulang kembali di Maluku. Dua desa yakni Desa Mamala dan Desa Morela kembali terlibat bentrokan secara beruntun terkait permasalahan lahan. Bentrokan ini menyebabkan 1 orang tewas, 17 orang cedera, dan 10 bangunan rusak. Adapun, bentrokan juga terjadi melibatkan Desa Kayu Tiga dengan Desa Bethabara terkait permasalahan antarkampung/desa yang diawali dengan penganiayaan. Insiden ini mengakibatkan dua orang cedera.

 Di NTT juga terjadi bentrok atau “perang tanding” antardesa yang melibatkan Desa Redontena dengan Desa Adobala terkait klaim atas lahan di Kabupaten Flores Timur. Perang tanding ini tercatat sebanyak empat kali yang menyebabkan empat orang cedera.

Bentrokan juga terjadi di Sulawesi Tengah melibatkan Desa Tatanga dan Desa Tavanjuka, Kec. Palu Selatan, Kota Palu, yang dipicu oleh permasalahan antarkampung. Bentrokan yang diwarnai lemparan batu dan tembakan senjata rakitan ini, telah mengakibatkan dua warga cedera terkena senapan rakitan.

Sementara itu, bentrok antarkampung kembali pecah di Kec. Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara, yang melibatkan dua kelompok warga dari Kelurahan Mangga Dua dan Toboko. Tak diketahui pemicunya, kedua kelompok warga saling serang menggunakan batu dan benda tumpul lainnya. Sepanjang periode 2005-2012 data SNPK mencatat bentrokan antarkampung/desa yang dilatarbelakangi permasalahan kampung yang terjadi di Maluku Utara total sebanyak 40 insiden bentrokan yang berdampak pada 1 tewas, 72 cedera, dan 35 bangunan rusak. Bentrokan antarormas

 Di wilayah Jabodetabek dalam bulan ini terjadi bentrokan antarormas yang melibatkan Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP). Pemicu bentrokan terjadi karena ketersinggungan dan saling ejek. Tercatat pada bulan ini bentrokan antarormas terjadi sebanyak 3 insiden yang menewaskan 1 orang dan mencederai 3 orang.

Konflik Terorisme

 Kasus terorisme masih kembali terjadi di Sulawesi Tengah. Pada bulan ini tercatat sebanyak 4 insiden kasus terorisme yang menyebabkan 1 tewas, 1 cedera, dan 2 bangunan rusak yang terjadi di Kabupaten Poso.

Konflik Pemilihan/Jabatan Tingkat Kabupaten/Kota

 Dalam insiden konflik kekerasan ini, di Aceh terjadi intimidasi dan teror yang ditujukan kepada partai politik lokal yakni Partai Nasional Aceh (PNA). Tercatat dua insiden berupa pengerusakan atribut partai dan pembakaran mobil milik seorang anggota PNA.

Konflik Tata Kelola Pemerintah

 Dalam kategori konflik ini, di wilayah Jabodetabek terdapat sejumlah demonstrasi menyusul penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pada bulan ini tercatat sebanyak 9 insiden konflik kekerasan yang terkait dengan penolakan kenaikan harga BBM, mengakibatkan 6 cedera dan 1 bangunan rusak yang terjadi di wilayah Jabodetabek.

 Di Maluku Utara aksi serupa juga terjadi terkait penolakan kenaikan harga BBM. Demonstrasi yang digelar elemen mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Maluku Utara serangkali berakhir ricuh. Tercatat pada bulan ini, 7 inisden konflik kekerasan yang berdampak 15 cedera dan 2 bangunan rusak.

Adapun, di Kalimantan Barat tercatat satu insiden konflik kekerasan terkait aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang mengakibatkan 6 orang cedera.

Konflik Separatisme

Di Papua pada bulan ini terjadi rentetan aksi demo terkait dukungan kepada Papua Barat untuk didaftarkan bergabung dalam Melanesian

Spearhead Group (MSG) dan sekaligus memberikan dukungan atas rencana peresmian Kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Port

Moresby serta insiden penembakan yang terjadi di Kampung Jigonikme, Kec. Illu, Kab. Puncak Jaya yang mengakibatkan tiga orang tewas. Kelompok sipil bersenjata pimpinan Goliath Tabuni mengklaim aksi penembakan tersebut atas perintahnya.

*) Laporan bulanan ini hanya mengulas jenis kekerasan berdasarkan kategori konflik.

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di sembilan wilayah (Juni 2013)

Jenis Kekerasan

Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak

Juni 2013 2013Mei Juni 2012 - Mei 2013 Juni 2013 2013Mei Juni 2012 - Mei 2013 Juni 2013 2013Mei Juni 2012 - Mei 2013 Juni 2013 2013Mei Juni 2012 - Mei 2013 Juni 2013 2013Mei Juni 2012 - Mei 2013 Konflik 157 161 2.064 15 15 227 207 195 2.802 0 0 0 60 42 580 - Sumber Daya 13 28 232 2 3 54 23 42 262 0 0 0 10 37 179

- Tata Kelola Pemerintah 37 11 162 0 0 1 54 8 102 0 0 0 13 1 74

- Pemilihan dan Jabatan 7 10 154 0 4 7 0 22 113 0 0 0 0 1 69

-  Identitas 17 17 300 2 1 53 16 11 814 0 0 0 32 2 98

- Main Hakim Sendiri 74 85 1.017 8 5 71 105 103 1.257 0 0 1 5 1 114

-  Separatisme 3 2 48 3 1 31 2 3 83 0 0 0 0 0 36

-  Konflik Lainnya 6 8 151 0 1 10 7 6 171 0 0 0 0 0 10

Kekerasan dalam Penegakan

Hukum 25 20 280 4 1 57 31 20 293 0 0 0 0 1 1

Kriminalitas 226 307 4.016 21 28 418 153 239 2.575 22 38 614 20 17 231

KDRT 23 47 563 7 8 124 12 35 372 7 8 99 0 0 8

(6)

Pada Juni 2013 data SNPK mencatat total 25 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 19 cedera dan 1 bangunan rusak yang terjadi di Aceh (lihat Grafik 1.1 – 1.4).

Di Aceh insiden konflik kekerasan yang mengemuka pada bulan ini adalah intimidasi dan teror terhadap partai politik lokal dan penculikan seorang pekerja oleh kelompok sipil bersenjata.

Partai Nasional Aceh (PNA) kembali mendapatkan teror dan intimidasi. Kali ini, insiden kekerasan terjadi pada tanggal 14/6/2013 di Desa Hagu Selatan, Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, di mana sejumlah pamflet PNA dan sejumlah bendera partai dirusak oleh orang tak dikenal. Sementara itu, pada tanggal 29/6/2013 di Kec. Samudera, Kab. Aceh Utara, sebuah mobil salah satu calon legislatif (caleg) PNA dari Daerah Pemilihan 3 Aceh Utara dibakar oleh orang tak dikenal hingga hangus. Tidak hanya mobil yang diparkir di depan rumah korban yang dibakar, pelaku juga mencabut sejumlah bendera partai yang dipasang di sepanjang pagar rumah korban.

Diduga dua insiden konflik kekerasan yang menimpa PNA merupakan tindakan intimidasi politik yang dilakukan pihak tertentu untuk memperkeruh iklim politik di Aceh menjelang Pemilu 2014.

Insiden konflik kekerasan lainnya yang terjadi di Aceh yakni kasus penculikan yang menyasar pada seorang pekerja. Insiden penculikan yang terjadi pada tanggal 11/6/2013 di Desa Lubuk Pempeng, Kec. Peureulak Kota, Kab. Aceh Timur, bermula saat korban yang berstatus warga negara Inggris dan terdaftar sebagai pekerja Sub Kontraktor PT. Medco bersama seorang supirnya dipaksa turun dari mobil yang dihadang pelaku penculikan yang sedikitnya berjumlah empat orang, menggunakan senjata laras panjang dan pendek.

Korban kemudian dibawa dengan mobil pelaku ke arah Simpang Kliet dengan kondisi tangan terikat. Sementara sang sopir dilepaskan untuk melaporkan kejadian ke aparat kepolisian dan atasannya. Penculik meminta tebusan 1 milyar kepada istri korban. Namun urung terjadi karena korban telah dilepas kawanan penculik. Diduga kuat korban dilepaskan karena wilayah persembunyian kawanan penculik telah dikepung oleh ratusan aparat gabungan TNI-Polri.

Meski korban telah dibebaskan, pihak kepolisian dalam keterangannya yang disampaikan Kapolda Aceh bertekad akan mengusut dan menangkap pelaku penculikan.

Aceh

Laporan  Bulanan:  Juni  2013  

 

 

Jun-­‐12   Jul-­‐12   Aug-­‐12   Sep-­‐12   Oct-­‐12   Nov-­‐12   Dec-­‐12   Jan-­‐13   Feb-­‐13   Mar-­‐13   Apr-­‐13   May-­‐13   Jun-­‐13   Kejadian   50   28   25   27   21   14   20   16   14   16   23   23   25   Tewas   1   3   0   0   0   4   1   0   0   1   2   1   0   Cedera   46   23   27   25   22   17   18   10   17   17   15   24   19   Bangunan   Rusak   6   5   1   4   2   3   3   0   2   1   4   3   1   ACEH   Konflik  Sumber   Daya  (3)   Konflik  Tata  Kelola  

Pemerintah  (1)   Konflik  Pemilihan   dan  Jabatan  (1)   Konflik  IdenYtas   (3)   Konflik  Main   Hakim  Sendiri  (5)   ACEH   Bentrokan    (3)   Perkelahian  (1)   Pengeroyokan    (5)   Pengrusakan  (1)   Penganiayaan  (3)   ACEH   ACEH  

TENGGARA   BESAR  ACEH   PIDIE   BIREUEN   GAYO  LUES   ACEH  JAYA   SABANG   1   1   3   5   1   1   1   ACEH  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik  1.1  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  di  Aceh   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  1.2  Jumlah  tewas  berdasarkan  pemicu  konflik  di  Aceh   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  1.3  Jumlah  tewas  berdasarkan  bentuk  kekerasan  di  Aceh   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  1.4  Jumlah  tewas  berdasarkan  kab/  kota  di  Aceh   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Aceh  

Pada  Juni  2013  data  SNPK  mencatat  total  25  insiden  konflik   kekerasan   yang   menyebabkan   19   cedera   dan   1   bangunan   rusak  yang  terjadi  di  Aceh  (lihat  Grafik  1.1  –  1.4).  

 

Di   Aceh   insiden   konflik   kekerasan   yang   mengemuka   pada   bulan  ini  adalah  intimidasi  dan  teror  terhadap  partai  politik   lokal   dan   penculikan   seorang   pekerja   oleh   kelompok   sipil   bersenjata.    

 

Partai   Nasional   Aceh   (PNA)   kembali   mendapatkan   teror   dan   intimidasi.   Kali   ini,   insiden   kekerasan   terjadi   pada   tanggal  14/6/2013  di  Desa  Hagu  Selatan,  Kec.  Banda  Sakti,   Kota   Lhokseumawe,   di   mana   sejumlah   pamflet   PNA   dan   sejumlah   bendera   partai   dirusak   oleh   orang   tak   dikenal.   Sementara  itu,  pada  tanggal  29/6/2013  di  Kec.  Samudera,   Kab.   Aceh   Utara,   sebuah   mobil   salah   satu   calon   legislatif   (caleg)   PNA   dari   Daerah   Pemilihan   3   Aceh   Utara   dibakar   oleh   orang   tak   dikenal   hingga   hangus.   Tidak   hanya   mobil   yang  diparkir  di  depan  rumah  korban  yang  dibakar,  pelaku   juga   mencabut   sejumlah   bendera   partai   yang   dipasang   di   sepanjang  pagar  rumah  korban.  

 

Diduga  dua  insiden  konflik  kekerasan  yang  menimpa  PNA     merupakan   tindakan   intimidasi   politik   yang   dilakukan   pihak   tertentu   untuk   memperkeruh   iklim   politik   di   Aceh   menjelang  Pemilu  2014.  

 

Insiden   konflik   kekerasan   lainnya   yang   terjadi   di   Aceh   yakni   kasus   penculikan   yang   menyasar   pada   seorang   pekerja.   Insiden   penculikan   yang   terjadi   pada   tanggal   11/6/2013   di   Desa   Lubuk   Pempeng,   Kec.   Peureulak   Kota,   Kab.   Aceh   Timur,   bermula   saat   korban   yang   berstatus   warga   negara   Inggris   dan   terdaftar   sebagai   pekerja   Sub   Kontraktor   PT.   Medco   bersama   seorang   supirnya   dipaksa   turun   dari   mobil   yang   dihadang   pelaku   penculikan   yang   sedikitnya   berjumlah   empat   orang,   menggunakan   senjata   laras  panjang  dan  pendek.  

 

Korban   kemudian   dibawa   dengan   mobil   pelaku   ke   arah   Simpang   Kliet   dengan   kondisi   tangan   terikat.   Sementara   sang   sopir   dilepaskan   untuk   melaporkan   kejadian   ke     aparat   kepolisian   dan   atasannya.   Penculik   meminta   tebusan  1  milyar  kepada  istri  korban.  Namun  urung  terjadi   karena  korban  telah  dilepas  kawanan  penculik.  Diduga  kuat   korban   dilepaskan   karena   wilayah   persembunyian   kawanan   penculik   telah   dikepung   oleh   ratusan   aparat   gabungan  TNI-­‐Polri.  

 

Meski   korban   telah   dibebaskan,   pihak   kepolisian   dalam   keterangannya   yang   disampaikan   Kapolda   Aceh   bertekad   akan  mengusut  dan  menangkap  pelaku  penculikan.    

Grafik 1.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Aceh

(Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 1.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Aceh (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 1.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Aceh (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 1.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota di Aceh (Juni 2012 – Juni 2013)

Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Kejadian 50 28 25 27 21 14 20 16 14 16 23 23 25   Tewas  1  3  0  0  0  4  1  0  0  1  2  1  0 Cedera 46 23 27 25 22 17 18 10 17 17 15 24 19   Bangunan Rusak  6  5  1  4  2  3  3  0  2  1  4  3  1 ACEH  

 

 

 

(7)

Data SNPK sepanjang bulan Juni 2013 merekam total 50 insiden konflik kekerasan yang menyebabkan 7 tewas, 76 cedera, dan 33 bangunan rusak di Jabotabek (lihat Grafik 2.1 – 2.4).

Di Jabodetabek insiden konflik kekerasan yang mengemuka pada bulan ini adalah aksi kekerasan antarormas, dan bentrokan antarwarga serta demonstrasi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Aksi kekerasan antarormas yang terjadi kali ini tercatat 3 insiden yang menewaskan 1 orang dan mencederai 3 orang.

Pada tanggal 15/6/2013 bentrokan terjadi antara organisasi massa (ormas) Forum Betawi Rempug (FBR) dengan Pemuda Pancasila (PP). Bentrokan yang terjadi di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bermula dari sejumlah anggota ormas FBR merusak dan mencabuti bendera/umbul-umbul ormas PP yang terpasang di sepanjang Jalan Barito 2. Tak terima bendera organisasinya dirusak, sejumlah anggota ormas PP menyerang anggota ormas FBR. Dalam insiden ini satu orang tewas. Aparat kepolisian berhasil menangkap seorang pelaku penganiayaan yang menewaskan anggota FBR tersebut.

Tak berhenti di situ, kedua ormas kembali terlibat bentrok pada tanggal 22/6/2013. Bentrokan yang terjadi di Perumahan Puri Beta II, Jalan Barokah II, Kel. Larangan Utara, Kec. Larangan, Kota Tangerang, Banten ini, diduga dilatarbelakangi pencopotan bendera yang terpasang di sekitar wilayah tersebut. Bentrokan ini mengakibatkan seorang anggota ormas PP mengalami luka bacok.

Sementara itu, pada tanggal 23/6/2013 puluhan orang yang mengendarain sepeda motor melakukan penyerangan dan pengerusakan terhadap Posko/Gardu ormas FBR di Jalan Simpruk I, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Insiden ini berawal dari saling ledek ketika konvoi puluhan sepeda motor melintas didepan Gardu FBR. Tak terima diejek, puluhan pengendara motor menyerang dan bentrokan tak terhindari. Beberapa saat setelah bentrokan, aksi kekerasan puluhan pengendara motor tersebut berlanjut dengan merusakan dan membakar Gardu FBR di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Kemudian mereka bergerak lagi ke posko Buaya Buntung, Pesanggrahan, dan merusak tempat tersebut.

Tak diketahui berasal dari ormas mana puluhan pengendara motor tersebut, namun dari insiden ini tercatat dua orang mengalami luka-luka dan tiga bangunan posko/gardu rusak. Atas insiden ini Polres Jakarta Selatan akan melakukan penyelidikan atas penyerangan dan pengerusakan tersebut.

Di tempat terpisah, terjadi bentrokan antarwarga yang terjadi pada tanggal 7/6/2013. Bentrokan ini berawal dari selepas rombongan pelayat memakamkan jenazah korban pengeroyakan di hari sebelumnya. Bentrok yang terjadi di kawasan Kalipasir, Jakarta Pusat ini, diduga melibatkan antar warga pendatang dan warga asli yang mengakibatkan 30 rumah rusak dan belasan sepeda motor rusak. Aparat kepolisian sendiri telah menangkap tersangkap pengeroyokan tersebut dan Pemerintah Daerah telah mengupayakan perdamaian dari dua kelompok warga yang bentrok.

Sementara itu, sejumlah demonstrasi terjadi di wilayah Jabodetabek menyusul penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Tak hanya di Jabodetabek, sejumlah kota di Indonesia mengadakan aksi unjuk rasa. Demonstrasi yang terjadi terutama dimotori oleh kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Dari data SNPK tercatat sebanyak 9 insiden konflik kekerasan yang terkait dengan penolakan kenaikan harga BBM, mengakibatkan 6 cedera dan 1 bangunan rusak yang terjadi di Jabodetabek (lihat Kotak 2.5)

Jika dibandingkan pada tahun 2012, jumlah insiden demonstrasi menolak harga BBM (7 insiden) rendah dibandingkan pada bulanan ini sebanyak 9 insiden. Namun, jumlah cedera dalam insiden demonstrasi menolak harga BBM pada 2012 lebih besar sebanyak 107 orang cedera dibandingkan pada bulan ini (6 orang cedera).

Jabodetabek

Laporan  Bulanan:  Juni  2013  

 

 

 

 

Jun-­‐1

2   Jul-­‐12   Aug-­‐12   Sep-­‐12   Oct-­‐12   Nov-­‐12   Dec-­‐12   Jan-­‐13   Feb-­‐13   Mar-­‐13   Apr-­‐13   May-­‐13   Jun-­‐13   Kejadian   65   85   65   72   64   57   50   50   30   42   43   49   50   Tewas   6   6   8   11   3   6   6   1   3   3   2   5   7   Cedera   71   96   70   75   78   79   67   50   29   64   57   64   76   Bangunan  Rusak   4   11   3   28   1   0   0   2   0   4   1   1   33   JABODETABEK   Konflik  Lainnya  (7)   Konflik  Sumber   Daya  (4)   Konflik  IdenYtas   (15)   Konflik  Main   Hakim  Sendiri  (41)   JABODETABEK   Bentrokan    (22)   Pengeroyokan     (38)   Penganiayaan  (7)   JABODETABEK  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik  2.1  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  di  Jabodetabek   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  2.2  Jumlah  tewas  berdasarkan  pemicu  konflik  di  Jabodetabek   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  2.3  Jumlah  tewas  berdasarkan  bentuk  kekerasan  di  Jabodetabek   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  2.4  Jumlah  tewas  berdasarkan  area  di  Jabodetabek   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Jabodetabek  

Data   SNPK   sepanjang   bulan   Juni   2013   merekam   total   50   insiden   konflik   kekerasan  yang  menyebabkan  7  tewas,  76  cedera,  dan  33  bangunan  rusak   di  Jabotabek  (lihat  Grafik  2.1  –  2.4).  

 

Di  Jabodetabek  insiden  konflik  kekerasan  yang  mengemuka  pada  bulan  ini   adalah   aksi   kekerasan   antarormas,   dan   bentrokan   antarwarga   serta   demonstrasi  penolakan  kenaikan  harga  Bahan  Bakar  Minyak  (BBM).    

Aksi   kekerasan   antarormas   yang   terjadi   kali   ini   tercatat   3   insiden   yang   menewaskan  1  orang  dan  mencederai  3  orang.  

 

Pada   tanggal   15/6/2013   bentrokan   terjadi   antara   organisasi   massa   (ormas)   Forum   Betawi   Rempug   (FBR)   dengan   Pemuda   Pancasila   (PP).   bentrokan   yang   terjadi   di   Jalan   Barito,   Kebayoran   Baru,   Jakarta   Selatan,   bermula   dari   sejumlah   anggota   ormas   FBR   merusak   dan   mencabuti   bendera/umbul-­‐umbul  ormas  PP  yang  terpasang  di  sepanjang  Jalan  Barito   2.  Tak  terima  bendera  organisasinya  dirusak,  sejumlah  anggota  ormas  PP   menyerang   anggota   ormas   FBR.   Dalam   insiden   ini   satu   orang   tewas.   Aparat  kepolisian  berhasil  menangkap  seorang  pelaku  penganiayaan  yang   menewaskan  anggota  FBR  tersebut.  

 

Tak   berhenti   disitu,   kedua   ormas   kembali   terlibat   bentrok   pada   tanggal   22/6/2013.   Bentrokan   yang   terjadi   di   Perumahan   Puri   Beta   II,   Jalan   Barokah   II,   Kel.   Larangan   Utara,   Kec.   Larangan,   Kota   Tangerang,   Banten   ini,  diduga  dilatarbelakangi  pencopotan  bendera  yang  terpasang  disekitar   wilayah  tersebut.  Bentrokan  ini  mengakibatkan  seorang  anggota  ormas  PP   mengalami  luka  bacok.    

 

Sementara   itu,   pada   tanggal   23/6/2013   puluhan   orang   yang     mengendarain  sepeda  motor  melakukan  penyerangan  dan  pengerusakan   terhadap   Posko/Gardu   ormas   FBR   di   Jalan   Simpruk   I,   Kebayoran   Lama,   Jakarta   Selatan.   Insiden   ini   berawal   dari   saling   ledek   ketika   konvoi   puluhan   sepeda   motor   melintas   didepan   Gardu   FBR.   Tak   terima   diejek,   puluhan   pengendara   motor   menyerang   dan   bentrokan   tak   terhindari.   Beberapa   saat   setelah   bentrokan,   aksi   kekerasan   puluhan   pengendara   motor  tersebut  berlanjut  dengan  merusakan  dan  membakar  Gardu  FBR  di   kawasan   Gandaria,   Jakarta   Selatan.   Kemudian   mereka   bergerak   lagi   ke   posko  Buaya  Buntung,  Pesanggrahan,  dan  merusak  tempat  tersebut.      

Tak   diketahui   berasal   dari   ormas   mana   puluhan   pengendara   motor   tersebut,  namun  dari  insiden  ini  tercatat  dua  orang  mengalami  luka-­‐luka   dan   tiga   bangunan   posko/gardu   rusak.   Atas   insiden   ini   Polres   Jakarta   Selatan   akan   melakukan   penyelidikan   atas   penyerangan   dan   pengerusakan  tersebut.  

 

Ditempat  terpisah,  terjadi  bentrokan  antarwarga  yang  terjadi  pada  tanggal     7/6/2013.   Bentrokan   ini   berawal   dari   selepas   rombangan   pelayat   memakamkan  jenazah  korban  pengeroyakan  di  hari  sebelumnya.

 

Bentrok   yang   terjadi   di   kawasan   Kalipasir,   Jakarta   Pusat   ini,   diduga   melibatkan   antar   warga   pendatang   dan   warga   asli     yang   mengakibatkan   30   rumah   rusak   dan   belasan   sepeda   motor   rusak.   Aparat   kepolisian   sendiri   telah   menangkap   tersangkap   pengeroyokan   tersebut   dan   Pemerintah   Daerah   telah  mengupayakan  perdamaian  dari  dua  kelompok  warga  yang  bentrok.    

Sementara   itu,   sejumlah   demonstrasi   terjadi   di   wilayah   Jabodetabek   menyusul   penolakan   terhadap   kebijakan   pemerintah   menaikkan   harga   bahan  bakar  minyak  (BBM).  Tak  hanya  di  Jabodetabek,  sejumlah  kota  di   Indonesia   mengadakan   aksi   unjuk   rasa.   Demonstrasi   yang     terjadi   terutama   dimotori   oleh   kalangan   mahasiswa   dari   berbagai   perguruan   tinggi.  Dari  data  SNPK    tercatat  sebanyak  9  insiden  konflik  kekerasan  yang   terkait  dengan  penolakan  kenaikan  harga  BBM,  mengakibatkan  6  cedera   dan  1  bangunan  rusak  yang  terjadi  di  Jabodetabek  (lihat  Kotak  2.5)    

Jika  dibandingkan  pada  tahun  2012,  jumlah  insiden  demonstrasi  menolak   harga  BBM  (7  insiden)  rendah  dibandingkan  pada  bulanan  ini  sebanyak  9   insiden.  Namun,  jumlah  cedera  dalam  insiden  demonstrasi  menolak  harga   BBM   pada   2012   lebih   besar   sebanyak   107   orang   cedera   dibandingkan   pada  bulan  ini  (6  orang  cedera).      

8   10   6   11   1   4   9   3   2   5   5   3   JABODETABEK  

Grafik 2.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Jabodetabek (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 2.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Jabodetabek (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 2.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Jabodetabek (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 2.4 Jumlah tewas berdasarkan area di Jabodetabek (Juni 2012 – Juni 2013)

Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Kejadian 65 85 65 72 64 57 50 50 30 42 43 49 50   Tewas  6  6  8  11  3  6  6  1  3  3  2  5  7 Cedera 71 96 70 75 78 79 67 50 29 64 57 64 76   Bangunan Rusak  4  11  3  28  1  0  0  2  0  4  1  1  33 JABODETABEK  

 

 

 

(8)

Kotak 2.5 Sejumlah insiden dan dampak konflik kekerasan terkait penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak di Jabodetabek (Juni 2013) Jakarta Timur 14/6/2013 Ratusan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) menggelar aksi unjuk rasa di Kampus UKI, Cawang, Kec.  Kramat Jati. Para pengunjuk rasa sempat menyandera bus Kementrian Perhubungan untuk memblokade Jalan  Mayjen Sutoyo, Cawang. Polisi yang datang untuk mengamankan demo dilemparai batu oleh para mahasiswa.  Akibat pelemparan batu tersebut, satu polisi terluka. 17/6/2013 Di Jalan Bypass, Kel. Cipinang Cempedak, Kec. Jatinegara, Kantor Aliansi Rakyat untuk SBY (ARUS) dirusak oleh orang tak dikenal. Diduga pengerusakan tersebut merupakan imbas dari dukungan LSM ini terhadap kebijakan  pemerintah yang akan menaikkan harga BBM.

Jakarta Pusat

14/6/2013 Di Jalan Merdeka Timur, Kec. Gambir, sejumlah  anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melakukan demonstrasi menolak kenaikan BBM. Bentrokan terjadi antara aparat kepolisan dan para pengujuk rasa. Tak  diketahui dampak dari bentrokan ini.

17/6/2013 Di depan Gedung DPR, Kel. Gelora, Kec. Tanah Abang, sekitar 500 mahasiswa melakukan demonstrasi menolak  kenaikan harga BBM. Bentrokan terjadi, mahasiswa melempari polisi dengan bom molotov dan benda tumpul  lainnya, kemudian dibalas polisi dengan menembakkan gas air mata. Tidak diketahui berapa yang terluka akibat  bentrokan ini. 18/6/2013

Di  Jalan  Diponegoro,  Senen,  Jakarta  Pusat,  DKI  Jakarta,  Sejumlah  mahasiswa  Universitas  Bung  Karno  (UBK)  melakukan demonstrasi menolak kenaikan harga BBM dengan membakar ban bekas. Demonstrasi yang terjadi  di Jalan Diponegoro ini dibubarkan paksa aparat kepolisian dengan menembakkan gas air mata. Tidak ada yang  terluka dalam insiden ini.

18/6/2013 Sejumlah mahasiswa UKI yang melakukan demonstrasi menolak kenaikan BBM terlibat bentrok dengan aparat kepolisian  di  Jalan  Diponegoro.  Aparat  kepolisian  membubarkan  demonstrasi  dengan  menggunakan  gas  air  mata.

21/6/2013

Sejumlah  mahasiswa  UBK  melakukan  demonstrasi  menolak  kenaikan  harga  BBM  di  Jalan  Diponegoro.  Para  mahasiswa melempari petasan dan batu ke arah petugas Kepolisian Sektor Menteng yang menjaga mereka.  Kemudian mereka merusak dan membakar Pos Polantas dengan bom molotov. Sebuah mobil Kemenhan juga  tidak  luput  dari  sasaran  mahasiswa.  Akibatnya  kaca  mobil  tersebut  pecah.  Aparat  kepolisian  yang  datang  berhasil membubarkan mahasiswa. Jakarta Selatan 21/6/2013 Di Jalan Lenteng Agung, Jagakarsa, mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) melakukan demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di depan kampus mereka. Polisi membubarkan demo dengan menembakkan gas  air mata. 22/6/2013 Mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) yang melakukan demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di kampus  mereka,  terlibat  bentrokan  dengan  aparat  kepolisian  di  Jalan  Sawo  Matang,  Pejaten,  Pasar  Minggu.  Aparat  kepolisian yang memaksa membubarkan aksi dengan menembakkan gas air mata dibalas mahasiswa dengan  lemparan batu dan molotov. Akibat bentrokan ini 1 orang mahasiswa dan 2 orang polisi terluka.

(9)

Sepanjang bulan Juni 2013 terhitung 4 insiden konflik kekerasan terjadi di Kalimantan Barat yang mengakibatkan 9 orang cedera (lihat Grafik 3.1 – 3.4).

Pada bulan ini insiden konflik kekerasan yang mengemuka adalah demonstrasi terkait penolakan kebijakan pemerintah terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM)

Pada tanggal 21/6/2013 di Kota Pontianak terjadi aksi demonstrasi yang digelar puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Kalimantan Barat yang menolak kenaikan BBM.

Aksi yang semula berjalan damai mulai tak terkendali ketika sejumlah mahasiswa membakar ban dan kayu di tengah jalan bundaran Digulis Untan, Kota Pontianak. Apara kepolisian yang berjaga mengimbau agar mahasiswa tidak melakukan pembakaran ban dan kayu.

Bentrok tak terelakkan setelah puluhan petugas polisi kembali mengimbau dan melarang mahasiswa untuk tidak membakar kayu atau ban. Tercatat enam mahasiswa babak belur dihajar polisi, termasuk seorang mahasiswi.

Kalimantan Barat

Grafik 3.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Kalimantan Barat (Juni 2012 – Juni 2013)

Laporan  Bulanan:  Juni  2013  

 

 

 

 

Jun-­‐1

2   Jul-­‐12   Aug-­‐12   Sep-­‐12   Oct-­‐12   Nov-­‐12   Dec-­‐12   Jan-­‐13   Feb-­‐13   Mar-­‐13   Apr-­‐13   May-­‐13   Jun-­‐13   Kejadian   9   13   9   7   5   8   5   6   8   7   7   6   4   Tewas   1   1   0   0   0   0   0   0   0   0   0   0   0   Cedera   11   18   9   9   7   7   4   4   7   9   7   5   9   Bangunan  Rusak   0   0   1   2   0   1   1   14   1   1   0   0   0   KALBAR   Konflik  Lainnya  (1)   Konflik  Sumber   Daya  (15)   Konflik  Tata  Kelola  

Pemerintah  (11)   Konflik  Pemilihan   dan  Jabatan  (11)   Konflik  IdenYtas   (2)   Konflik  Main   Hakim  Sendiri  (54)   KALBAR   Demonstrasi  (3)   Kerusuhan  (1)   Bentrokan  (4)   Perkelahian  (3)   Pengeroyokan  (59)   Pengrusakan  (18)   Penganiayaan  (6)   KALBAR   5   2   3   3   5   4   1   4   1   6   50   10   KALBAR  

 

Q  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik  3.1  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  3.2  Jumlah  insiden  berdasarkan  pemicu  konflik  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  3.3  Jumlah  insiden  berdasarkan  bentuk  kekerasan  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  3.4  Jumlah  insiden  berdasarkan  kab/  kota  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Kalimantan  Barat  

Sepanjang   bulan   Juni   2013   terhitung   4   insiden   konflik   kekerasan  terjadi  di  Kalimantan  Barat  yang  mengakibatkan   9  orang  cedera  (lihat  Grafik  3.1  –  3.4).  

 

Pada  bulan  ini  insiden  konflik  kekerasan  yang  mengemuka   adalah   demonstrasi   terkait   penolakan   kebijakan   pemerintah  terhadap  kenaikan  Bahan  Bakar  Minyak  (BBM)    

Pada   tanggal   21/6/2013   di   Kota   Pontianak   terjadi   aksi   demonstrasi   yang   digelar   puluhan   mahasiswa   yang   tergabung   dalam   Aliansi   Rakyat   Kalimantan   Barat   yang   menolak  kenaikan  BBM.  

 

Aksi   yang   semula   berjalan   damai   mulai   tak   terkendali   ketika   sejumlah   mahasiswa   membakar   ban   dan   kayu   di   tengah   jalan   bundaran   Digulis   Untan,   Kota   Pontianak.   Apara  kepolisian  yang  berjaga  mengimbau  agar  mahasiswa   tidak  melakukan  pembakaran  ban  dan  kayu.  

 

Bentrok   tak   terelakkan   setelah   puluhan   petugas   polisi   kembali  mengimbau  dan  melarang  mahasiswa  untuk  tidak   membakar  kayu  atau  ban.  Tercatat  enam  mahasiswa  babak   belur  dihajar  polisi,  termasuk  seorang  mahasiswi.    

                                       

Laporan  Bulanan:  Juni  2013  

 

 

 

 

Jun-­‐1

2   Jul-­‐12   Aug-­‐12   Sep-­‐12   Oct-­‐12   Nov-­‐12   Dec-­‐12   Jan-­‐13   Feb-­‐13   Mar-­‐13   Apr-­‐13   May-­‐13   Jun-­‐13   Kejadian   9   13   9   7   5   8   5   6   8   7   7   6   4   Tewas   1   1   0   0   0   0   0   0   0   0   0   0   0   Cedera   11   18   9   9   7   7   4   4   7   9   7   5   9   Bangunan  Rusak   0   0   1   2   0   1   1   14   1   1   0   0   0   KALBAR   Konflik  Lainnya  (1)   Konflik  Sumber   Daya  (15)   Konflik  Tata  Kelola  

Pemerintah  (11)   Konflik  Pemilihan   dan  Jabatan  (11)   Konflik  IdenYtas   (2)   Konflik  Main   Hakim  Sendiri  (54)   KALBAR   Demonstrasi  (3)   Kerusuhan  (1)   Bentrokan  (4)   Perkelahian  (3)   Pengeroyokan  (59)   Pengrusakan  (18)   Penganiayaan  (6)   KALBAR   5   2   3   3   5   4   1   4   1   6   50   10   KALBAR  

 

Q  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik  3.1  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  3.2  Jumlah  insiden  berdasarkan  pemicu  konflik  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  3.3  Jumlah  insiden  berdasarkan  bentuk  kekerasan  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  3.4  Jumlah  insiden  berdasarkan  kab/  kota  di  Kalimantan  Barat   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Kalimantan  Barat  

Sepanjang   bulan   Juni   2013   terhitung   4   insiden   konflik   kekerasan  terjadi  di  Kalimantan  Barat  yang  mengakibatkan   9  orang  cedera  (lihat  Grafik  3.1  –  3.4).  

 

Pada  bulan  ini  insiden  konflik  kekerasan  yang  mengemuka   adalah   demonstrasi   terkait   penolakan   kebijakan   pemerintah  terhadap  kenaikan  Bahan  Bakar  Minyak  (BBM)    

Pada   tanggal   21/6/2013   di   Kota   Pontianak   terjadi   aksi   demonstrasi   yang   digelar   puluhan   mahasiswa   yang   tergabung   dalam   Aliansi   Rakyat   Kalimantan   Barat   yang   menolak  kenaikan  BBM.  

 

Aksi   yang   semula   berjalan   damai   mulai   tak   terkendali   ketika   sejumlah   mahasiswa   membakar   ban   dan   kayu   di   tengah   jalan   bundaran   Digulis   Untan,   Kota   Pontianak.   Apara  kepolisian  yang  berjaga  mengimbau  agar  mahasiswa   tidak  melakukan  pembakaran  ban  dan  kayu.  

 

Bentrok   tak   terelakkan   setelah   puluhan   petugas   polisi   kembali  mengimbau  dan  melarang  mahasiswa  untuk  tidak   membakar  kayu  atau  ban.  Tercatat  enam  mahasiswa  babak   belur  dihajar  polisi,  termasuk  seorang  mahasiswi.    

                                       

Grafik 3.2 Jumlah insiden berdasarkan pemicu konflik di Kalimantan Barat (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 3.3 Jumlah insiden berdasarkan bentuk kekerasan di Kalimantan Barat (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 3.4 Jumlah insiden berdasarkan kab/kota di Kalimantan Barat (Juni 2012 – Juni 2013)

Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Kejadian 9 13 9 7 5 8 5 6 8 7 7 6 4   Tewas  1  1  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0  0 Cedera 11 18 9 9 7 7 4 4 7 9 7 5 9   Bangunan Rusak  0  0  1  2  0  1  1  14  1  1  0  0  0 KALBAR  

 

 

 

(10)

Di Maluku sepanjang Juni 2013 data SNPK mencatat 11 insiden konflik kekerasan yang berdampak pada 1 tewas, 25 cedera, dan 10 bangunan rusak (lihat Grafik 4.1 – 4.4).

Insiden konflik kekerasan yang mengemuka pada bulan ini adalah terjadi bentrokan antardesa/kampung yang dipicu oleh permasalahan lahan antara Desa Morela dan Desa Mamala dan permasalahan antardesa/kampung antara Desa Kayu Tiga dan Desa Bethabara. Dari 3 insiden bentrokan ini tercatat 1 tewas, 19 cedera, dan 10 bangunan rusak.

Insiden konflik kekerasan berupa bentrokan antardesa yang dilatarbelakangi permasalahan lahan antara Desa Morela dengan Desa Mamala berawal dari adanya pengerusakan atas perahu (ketinting) milik warga Desa Morela yang terjadi pada tanggal 23/6/2013 di Desa Morela, Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah. Terkait pengerusakan perahu (ketinting) tersebut, kedua desa tegang. Pada tanggal 24/6/2013 di Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah, bentrok antara warga Desa Mamala dan Desa Morela tak terhindari. Kedua kubu saling serang yang diawali dengan ledakan bom rakitan dan disertai tembakan senjata rakitan. Kedua desa saling lempar bom dan serang dengan senjata api rakitan sepanjang hari. Bentrok ini menyebabkan 1 orang tewas, 17 orang cedera, dan 10 bangunan rusak.

Atas insiden bentrokan ini, aparat kepolisian dari Polres Ambon dan Pulau-pulau Lease terus mengembangkan penyelidikan dan penyidikan guna mengusut pelaku bentrokan dan setidaknya sudah enam orang saksi telah diperiksa aparat kepolisian. Untuk mengantisipasi bentrokan susulan, ditempatkan aparat kemanan yang terdiri dari 2 SST pasukan Brimob dan 2 SST BKO Yonif 611/ Awang Long di kedua kawasan negeri Mamala dan Morela.

Disamping itu, bentrok ini menaruh keprihatin banyak pihak. Direktur

Ambon Reconciliation and Mediation Center (ARMC) mengatakan

bahwa upaya penyelesaian akar masalah lebih diutamakan yakni menyelesaikan permasalahan batas tanah yang selama ini menjadi pangkal konflik dengan mengedepankan hukum agar klaim-klaim tanah/lahan tidak ada lagi. Adapun, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Maluku mendesak aparat kepolisian dan TNI untuk mengusut tuntas bentrokan kedua negeri yang bertetangga ini, termasuk mencari akar permasalahan yang menjadi pemicu bentrokan.

Tak hanya itu, sejauh ini aparat keamanan telah menjalankan tugas secara memadai untuk meredam bentrokan dengan melakukan razia ke rumah-rumah warga dan banyak mengamankan bom dan senjata api rakitan. Namun, upaya ini belum dapat menyelesaikan akar konflik, karena diperlukan juga peran pemerintah daerah yang selama ini dinilai absen dalam menangani konflik kekerasan yang terjadi di kedua desa ini.

Di tempat terpisah, terjadi bentrokan antara warga Desa Kayu Tiga dengan Desa Bethabara. Bentrokan yang terkait konflik identitas ini dipicu permasalahan antardesa/kampung yang sudah lama terjadi. Bentrokan terjadi pada tanggal 19/6/2013 di Desa Soya, Kec. Sirimau, Kota Ambon, yang berawal saat seorang pemuda Bethabara yang melintas di kawasan Kayu Tiga Bawah sekembali dari pemakaman kerabatnya dianiaya. Penganiayaan ini memicu konsentrasi massa dari kedua desa di pertigaan Kayu Tiga-Bethabara hingga berujung baku hantam dan saling serang dengan menggunakan batu dan senjata tajam. Aparat kepolisian dari Polres Ambon dan Polda Maluku yang datang ke lokasi berhasil meredakan bentrokan. Dampak dari bentrokan ini dua orang mengalami cedera.

Atas insiden bentrokan ini, aparat kepolisian dari Polres Ambon dan

Maluku

Grafik 4.1 Insiden dan dampak konflik kekerasan di Maluku (Juni 2012 – Juni 2013)

Laporan  Bulanan:  Juni  2013  

 

 

Jun-­‐1

2   Jul-­‐12   Aug-­‐12   Sep-­‐12   Oct-­‐12   Nov-­‐12   Dec-­‐12   Jan-­‐13   Feb-­‐13   Mar-­‐13   Apr-­‐13   May-­‐13   Jun-­‐13   Kejadian   8   10   10   10   14   18   16   14   18   20   12   21   11   Tewas   1   9   1   0   0   7   11   1   1   1   0   2   1   Cedera   2   17   9   8   24   13   31   11   23   13   15   16   25   Bangunan  Rusak   14   1   1   27   3   8   2   10   7   12   5   13   10   MALUKU   Konflik  Sumber   Daya  (27)   Konflik  Main   Hakim  Sendiri  (8)   MALUKU   Kerusuhan  (5)   Bentrokan    (18)   Perkelahian  (2)   Pengeroyokan    (1)   Penganiayaan  (9)   MALUKU  

Maluku  Tengah   Buru   Seram  Bagian  Barat  

10   20   5   MALUKU  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik  4.1  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  4.2  Jumlah  tewas  berdasarkan  pemicu  konflik  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  4.3  Jumlah  tewas  berdasarkan  bentuk  kekerasan  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  4.4  Jumlah  tewas  berdasarkan  kab/  kota  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Maluku  

Di   Maluku   sepanjang   Juni   2013   data   SNPK   mencatat   11   insiden   konflik   kekerasan   yang   berdampak   pada   1   tewas,   25   cedera,   dan   10   bangunan   rusak  (lihat  Grafik  4.1  –  4.4).  

 

Insiden  konflik  kekerasan  yang  mengemuka  pada  bulan  ini  adalah  terjadi   bentrokan   antardesa/kampung   yang   dipicu   oleh   permasalahan   lahan   antara   Desa   Morela   dan   Desa   Mamala   dan   permasalahan   antardesa/kampung   antara   Desa   Kayu   Tiga   dan   Desa   Bethabara.   Dari   3   insiden  bentrokan  ini  tercatat  1  tewas,  19  cedera,  dan  10  bangunan  rusak.    

Insiden   konflik   kekerasan   berupa   bentrokan   antardesa   yang   dilatarbelakangi   permasalahan   lahan   antara   Desa   Morela   dengan   Desa   Mamala  berawal  dari  adanya  pengerusakan  atas  perahu  (ketinting)  milik   warga  Desa  Morela  yang  terjadi  pada  tanggal  23/6/2013  di  Desa  Morela,   Kec.  Leihitu,  Kab.  Maluku  Tengah.  

 

Terkait   pengerusakan   perahu   (ketinting)   tersebut,   kedua   desa   tegang.   Pada   tanggal   24/6/2013   di   Kec.   Leihitu,   Kab.   Maluku   Tengah,   bentrok   antara  warga  Desa  Mamala  dan  Desa  Morela  tak  terhindari.  Kedua  kubu   saling   serang   yang   diawali   dengan   ledakan   bom   rakitan   dan   disertai   tembakan   senjata   rakitan.   Kedua   desa   saling   lempar   bom   dan   serang   dengan   senjata   api   rakitan   sepanjang   hari.   Bentrok   ini   menyebabkan   1   orang  tewas,  17  orang  cedera,  dan  10  bangunan  rusak.    

 

Atas   insiden   bentrokan   ini,   aparat   kepolisian   dari   Polres   Ambon   dan   Pulau-­‐pulau   Lease   terus   mengembangkan   penyelidikan   dan   penyidikan   guna  mengusut  pelaku  bentrokan  dan  setidaknya  sudah  enam  orang  saksi   telah   diperiksa   aparat   kepolisian.   Untuk   mengantisipasi   bentrokan   susulan,   ditempatkan   aparat   kemanan   yang   terdiri   dari   2   SST   pasukan   Brimob  dan  2  SST  BKO  Yonif  611/  Awang  Long  di  kedua  kawasan  negeri   Mamala  dan  Morela.  

 

Disamping   itu,   bentrok   ini   menaruh   keprihatin   banyak   pihak.   Direktur  

Ambon   Reconciliation   and   Mediation   Center   (ARMC)   mengatakan   bahwa  

upaya  penyelesaian  akar  masalah  lebih  diutamakan  yakni  menyelesaikan   permasalahan   batas   tanah   yang   selama   ini   menjadi   pangkal   konflik   dengan   mengedepankan   hukum   agar   klaim-­‐klaim   tanah/lahan   tidak   ada   lagi.  Adapun,  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  Maluku  mendesak  aparat   kepolisian  dan  TNI  untuk  mengusut  tuntas  bentrokan  kedua  negeri  yang   bertetangga   ini,   termasuk   mencari   akar   permasalahan   yang   menjadi   pemicu  bentrokan.  

 

Tak  hanya  itu,  sejauh  ini  aparat  keamanan  telah  menjalankan  tugas  secara   memadai  untuk  meredam  bentrokan  dengan  melakukan  razia  ke  rumah-­‐ rumah   warga   dan   banyak   mengamankan   bom   dan   senjata   api   rakitan.   Namun,   upaya   ini   belum   dapat   menyelesaikan   akar   konflik,   karena   diperlukan   juga   peran   pemerintah   daerah   yang   selama   ini   dinilai   absen   dalam  menangani  konflik  kekerasan  yang  terjadi  di  kedua  desa  ini.    

Di  tempat  terpisah,  terjadi  bentrokan  antara  warga  Desa  Kayu  Tiga  dengan   Desa   Bethabara.   Bentrokan   yang   terkait   konflik   identitas   ini   dipicu   permasalahan   antardesa/kampung   yang   sudah   lama   terjadi.   Bentrokan   terjadi  pada  tanggal  19/6/2013  di  Desa  Soya,  Kec.  Sirimau,  Kota  Ambon,     yang  berawal  saat  seorang  pemuda  Bethabara  yang  melintas  di  kawasan   Kayu   Tiga   Bawah   sekembali   dari   pemakaman   kerabatnya   dianiaya.   Penganiayaan  ini  memicu  konsentrasi  massa  dari  kedua  desa  di  pertigaan   Kayu   Tiga-­‐Bethabara   hingga   berujung   baku   hantam   dan   saling   serang   dengan   menggunakan   batu   dan   senjata   tajam.   Aparat   kepolisian   dari   Polres   Ambon   dan   Polda   Maluku   yang   datang   ke   lokasi   berhasil   meredakan  bentrokan.  Dampak  dari  bentrokan  ini  dua  orang  mengalami   cedera.    

 

Atas   insiden   bentrokan   ini,   aparat   kepolisian   dari   Polres   Ambon   dan   Pulau-­‐pulau   Lease   masih   berupaya   melakukan   penyelidikan   guna   mengungkap  pelaku  dibalik  bentrokan  dua  desa/kampung  ini.  

 

Laporan  Bulanan:  Juni  2013  

 

 

Jun-­‐1

2   Jul-­‐12   Aug-­‐12   Sep-­‐12   Oct-­‐12   Nov-­‐12   Dec-­‐12   Jan-­‐13   Feb-­‐13   Mar-­‐13   Apr-­‐13   May-­‐13   Jun-­‐13   Kejadian   8   10   10   10   14   18   16   14   18   20   12   21   11   Tewas   1   9   1   0   0   7   11   1   1   1   0   2   1   Cedera   2   17   9   8   24   13   31   11   23   13   15   16   25   Bangunan  Rusak   14   1   1   27   3   8   2   10   7   12   5   13   10   MALUKU   Konflik  Sumber   Daya  (27)   Konflik  Main   Hakim  Sendiri  (8)   MALUKU   Kerusuhan  (5)   Bentrokan    (18)   Perkelahian  (2)   Pengeroyokan    (1)   Penganiayaan  (9)   MALUKU   10   20   5   MALUKU  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik  4.1  Insiden  dan  dampak  konflik  kekerasan  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  4.2  Jumlah  tewas  berdasarkan  pemicu  konflik  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  4.3  Jumlah  tewas  berdasarkan  bentuk  kekerasan  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Grafik  4.4  Jumlah  tewas  berdasarkan  kab/  kota  di  Maluku   (Juni  2012  –  Juni  2013)  

Maluku  

Di   Maluku   sepanjang   Juni   2013   data   SNPK   mencatat   11   insiden   konflik   kekerasan   yang   berdampak   pada   1   tewas,   25   cedera,   dan   10   bangunan   rusak  (lihat  Grafik  4.1  –  4.4).  

 

Insiden  konflik  kekerasan  yang  mengemuka  pada  bulan  ini  adalah  terjadi   bentrokan   antardesa/kampung   yang   dipicu   oleh   permasalahan   lahan   antara   Desa   Morela   dan   Desa   Mamala   dan   permasalahan   antardesa/kampung   antara   Desa   Kayu   Tiga   dan   Desa   Bethabara.   Dari   3   insiden  bentrokan  ini  tercatat  1  tewas,  19  cedera,  dan  10  bangunan  rusak.    

Insiden   konflik   kekerasan   berupa   bentrokan   antardesa   yang   dilatarbelakangi   permasalahan   lahan   antara   Desa   Morela   dengan   Desa   Mamala  berawal  dari  adanya  pengerusakan  atas  perahu  (ketinting)  milik   warga  Desa  Morela  yang  terjadi  pada  tanggal  23/6/2013  di  Desa  Morela,   Kec.  Leihitu,  Kab.  Maluku  Tengah.  

 

Terkait   pengerusakan   perahu   (ketinting)   tersebut,   kedua   desa   tegang.   Pada   tanggal   24/6/2013   di   Kec.   Leihitu,   Kab.   Maluku   Tengah,   bentrok   antara  warga  Desa  Mamala  dan  Desa  Morela  tak  terhindari.  Kedua  kubu   saling   serang   yang   diawali   dengan   ledakan   bom   rakitan   dan   disertai   tembakan   senjata   rakitan.   Kedua   desa   saling   lempar   bom   dan   serang   dengan   senjata   api   rakitan   sepanjang   hari.   Bentrok   ini   menyebabkan   1   orang  tewas,  17  orang  cedera,  dan  10  bangunan  rusak.    

 

Atas   insiden   bentrokan   ini,   aparat   kepolisian   dari   Polres   Ambon   dan   Pulau-­‐pulau   Lease   terus   mengembangkan   penyelidikan   dan   penyidikan   guna  mengusut  pelaku  bentrokan  dan  setidaknya  sudah  enam  orang  saksi   telah   diperiksa   aparat   kepolisian.   Untuk   mengantisipasi   bentrokan   susulan,   ditempatkan   aparat   kemanan   yang   terdiri   dari   2   SST   pasukan   Brimob  dan  2  SST  BKO  Yonif  611/  Awang  Long  di  kedua  kawasan  negeri   Mamala  dan  Morela.  

 

Disamping   itu,   bentrok   ini   menaruh   keprihatin   banyak   pihak.   Direktur  

Ambon   Reconciliation   and   Mediation   Center   (ARMC)   mengatakan   bahwa  

upaya  penyelesaian  akar  masalah  lebih  diutamakan  yakni  menyelesaikan   permasalahan   batas   tanah   yang   selama   ini   menjadi   pangkal   konflik   dengan   mengedepankan   hukum   agar   klaim-­‐klaim   tanah/lahan   tidak   ada   lagi.  Adapun,  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah  Maluku  mendesak  aparat   kepolisian  dan  TNI  untuk  mengusut  tuntas  bentrokan  kedua  negeri  yang   bertetangga   ini,   termasuk   mencari   akar   permasalahan   yang   menjadi   pemicu  bentrokan.  

 

Tak  hanya  itu,  sejauh  ini  aparat  keamanan  telah  menjalankan  tugas  secara   memadai  untuk  meredam  bentrokan  dengan  melakukan  razia  ke  rumah-­‐ rumah   warga   dan   banyak   mengamankan   bom   dan   senjata   api   rakitan.   Namun,   upaya   ini   belum   dapat   menyelesaikan   akar   konflik,   karena   diperlukan   juga   peran   pemerintah   daerah   yang   selama   ini   dinilai   absen   dalam  menangani  konflik  kekerasan  yang  terjadi  di  kedua  desa  ini.    

Di  tempat  terpisah,  terjadi  bentrokan  antara  warga  Desa  Kayu  Tiga  dengan   Desa   Bethabara.   Bentrokan   yang   terkait   konflik   identitas   ini   dipicu   permasalahan   antardesa/kampung   yang   sudah   lama   terjadi.   Bentrokan   terjadi  pada  tanggal  19/6/2013  di  Desa  Soya,  Kec.  Sirimau,  Kota  Ambon,     yang  berawal  saat  seorang  pemuda  Bethabara  yang  melintas  di  kawasan   Kayu   Tiga   Bawah   sekembali   dari   pemakaman   kerabatnya   dianiaya.   Penganiayaan  ini  memicu  konsentrasi  massa  dari  kedua  desa  di  pertigaan   Kayu   Tiga-­‐Bethabara   hingga   berujung   baku   hantam   dan   saling   serang   dengan   menggunakan   batu   dan   senjata   tajam.   Aparat   kepolisian   dari   Polres   Ambon   dan   Polda   Maluku   yang   datang   ke   lokasi   berhasil   meredakan  bentrokan.  Dampak  dari  bentrokan  ini  dua  orang  mengalami   cedera.    

 

Atas   insiden   bentrokan   ini,   aparat   kepolisian   dari   Polres   Ambon   dan   Pulau-­‐pulau   Lease   masih   berupaya   melakukan   penyelidikan   guna   mengungkap  pelaku  dibalik  bentrokan  dua  desa/kampung  ini.  

Grafik 4.2 Jumlah tewas berdasarkan pemicu konflik di Maluku (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 4.3 Jumlah tewas berdasarkan bentuk kekerasan di Maluku (Juni 2012 – Juni 2013)

Grafik 4.4 Jumlah tewas berdasarkan kab/kota di Maluku (Juni 2012 – Juni 2013)

Jun-12 Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Kejadian 8 10 10 10 14 18 16 14 18 20 12 21 11   Tewas  1  9  1  0  0  7  11  1  1  1  0  2  1 Cedera 2 17 9 8 24 13 31 11 23 13 15 16 25   Bangunan Rusak  14  1  1  27  3  8  2  10  7  12  5  13  10 MALUKU  

 

 

 

Gambar

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di sembilan wilayah (Juni 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan biologi dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah dengan adanya filsafat ilmu pengetahuan yang mengkritisisasi dan memikirkan efek-efek ilmu biologi dan

Pada waktu itu, raksasa Purusada yang bernazar akan mempersembahkan seratus manusia untuk menjadi santapan Batara Kala, bilamana luka di kakinya dapat disembuhkan.. Ketika itu,

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar sejarah siswa kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 melalui

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat Akurasi

Berdasarkan data di atas terdapat beberapa kasus yang dilakukan oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung dan diantara kasus-kasus tersebut yang paling sering

Untuk pembuatan first strand cDNA, cetakan yang digunakan adalah RNA total yang diisolasi dari jaringan hasil kultur embriogenesis pada umur 0 sampai 5 minggu..

Skripsi yang disusun Donny Purwahyudi (004001162) “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Norma Perlindungan Tentang Waktu Kerja dan Istirahat bagi Tenaga Kerja” dari

Bagi Saudara/i yang hendak melangsungkan pernikahan bulan Mei - Desember 2015 , diralat menjadi bulan Mei 2015 - Maret 2016 , maka Bimbingan Pra-Pernikahan untuk Pemberkatan