Halaman 1 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. P U T U S A N
Nomor :211/PDT/2017/PT.BDG
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1. KASIYANTO, Lahir di Ciamis tanggal 29-07-1980, beralamat di
Jalan Sumardi No.3 Rt.01 Rw.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran ;
2. SAHRUDIN,Lahir di Jalan Pramuka No.302 Rt.04 RW.04 Desa
Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran;
Dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya yang bernama 1.MOCH.GIGIN GUNAWAN, SH, dan 2. ANDRI SAPUTRA, SH, Semuanya adalah Advokad yang berkantor di Jalan Rd. Ikik Wiradikarta Gang Kalektoran dalam 3 No. 20 Kota Tasikmalaya, Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 25 Januari 2017 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tasikmalaya pada tanggal 26 Januari 2017 No.20/2017/SK/PN.Tsm,PARA PEMBANDING, dahulu disebut sebagai PARA PELAWAN ;
Lawan:
1. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG KANTOR WILAYAH VIII DKJN BANDUNG KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG TASIKMALAYABerkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Kota Tasikmalaya,TERBANDING I, dahulu disebut sebagai TERLAWAN I;
Halaman 2 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 2. PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk BUSINES BANKING FLOOR TASIKMALAYA,yang berkedudukan di Jalan Otto Iskandardinata No. 26 Kota Tasikmalaya,TERBANDING II, dahulu disebut sebagaiTERLAWAN . II;
3. PT. BALAI LELANG STAR, Yang berkedudukan di Gedung Anakida Lt. 3, Jl. Prof Dr. Soepomo No. 27 Jakarta, TERBANDING III, dahulu disebut sebagai TERLAWANI ;
PENGADILAN TINGGI tersebut;
Setelah membaca berkas perkara dan surat-surat lain yang berkaitan dengan perkara ini sebagaimana terlampir dalam berkas perkara;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa Para Pelawan dalam Perlawannya tertanggal 29 Juli 2016 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Klas I B Tasikmalaya, pada tanggal 1 Agustus 2016dibawah Register Perkara Nomor. 49/Pdt.Plw/2016/PN. Tsm., telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa Nyonya Kasinem adalah Debitur dari Terlawan II dan sekarang telah meninggal dunia;
2. Bahwa Nyonya Kasinem telah mendapatkan fasilitas kredit dari Terlawan II , yaitu
sebagaimana dalam Perjanjian Kredit Modal Kerja (Revolving)
CRO.TOI/0185/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 dan Perjanjian Kredit Modal Kerja (Non Revolving) CRO.TOI/0186/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 antara Nyonya Kasinem dan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Business Banking Floor Tasikmalaya ;
3. Bahwa, Para Pelawan adalah ahli waris dari Nyonya Kasinem;
4. Bahwa, pada waktu hidupnya Nyonya Kasinem telah melakukan beberapa kali pembayaran cicilan/angsuran, namun pada tahun 2014 Nyonya Kasinem Meninggal Dunia;
Halaman 3 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 5. Bahwa, karena Nyonya Kasinem meninggal dunia, Para Pelawan tidak dapat
melakukan pembayaran angsuran sebagaimana mestinya;
6. Bahwa, dalam perjanjian sebagaimana posita angka 2 diatas, adanya indikasi dari Terlawan II untuk melakukan tindakan apapun, tanpa harus mendapat persetujuan dulu dari Nyonya Kasinem (ahli warisnya), karenanya perjanjian yang demikian patutlah untuk dibatalkan;
7. Bahwa, Para Pelawan sangat keberatan terhadap tindakan-tindakan Terlawan II diantaranya :
a. Bahwa Para Terlawan langsung melakukan pelelangan tanpa memperhitungkan keadaan yang ada pada diri Para Pelawan;
Bahwa berdasarkan uraian ketentuan Pasal 4 Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor: 30/267/KEP/DIR tanggal 27 Pebruari 1998, de facto status kredit Nyonya Kasinem (alm) masuk dalam kategori kredit kurang lancar (substandard);
Bahwa sesuai asas kepatutan dan prinsip keadilan dalam kaitannya dengan perkara a quo, seharusnya pihak bank (Terlawan II) melakukan penanganan penyelesaian kredit bermasalah di luar proses pengadilan terlebih dahulu, baik melalui penjadwalan kembali pembayaran kredit (rescheduling), peninjauan kembali isi perjanjian kredit (reconditioning), maupun melalui penataan kembali (reorganization and recapitalization), bukannya melalui pelelangan, apalagi dalam perkara a-quo nasabahnya meninggal dunia;
b. Bahwa, Para Pelawan tidak diberitahukan mengenai Nilai Limit Lelang barang agunan, sehingga tidak diketahui layak tidaknya nilai lelang tersebut;
8. Bahwa, Para Pelawan tidak dapat menyelesaikan / melunasi utangnya kepada Terlawan II, maka Terlawan III atas kuasa dari Terlawan II mengajukan
Halaman 4 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. permohonan penjualan lelang Hak Tanggungan kepada Terlawan I, yang selanjutnya, Terlawan III telah melakukan pemberitahuan pelaksanaan lelang kepada Para Pelawan, yang intinya akan dilaksanakan pelelangan atas barang jaminan milik Nyonya Kasinem (ibu Para Pelawan) a-quo yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016;
9. Bahwa, berdasarkan Penjelasan Undang-Undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996, bahwa “sertifikat Hak Tanggungan dinyatakan sebagai pengganti grose acte hypotheek”; sedangkan berdasarkan ketentuan Pasal 224 HIR, pelaksanaan lelang sebagai akibat adanya grose akta hipotek dengan memakai kepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” yang mempunyai kekuatan hukum sama dengan suatu putusan pengadilan, seharusnya dilaksanakan atas perintah Ketua Pengadilan Negeri;
10. Bahwa, lelang eksekusi yang akan dilaksanakan oleh Terlawan I pada tanggal 10 Agustus 2016 telah ternyata tidak sesuai dengan prosedur hukum yang ditentukan dalam Pasal 224 Jo. Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara Nomor : SE-23/PN/2000, Butir 3, yaitu:
- Lelang eksekusi tidak dilakukan berdasarkan penetapan/perintah Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang;
- Yang bertindak sebagai pemohon lelang bukan Pengadilan Negeri, melainkan Terlawan 2;
- Lelang eksekusi tidak dilengkapi dengan dokumen persyaratan lelang antara lain terdiri dari :
1) Salinan/fotocopy penetapan aanmaning/teguran; 2) Salinan/fotocopy penetapan sita pengadilan; 3) Salinan/fotocopy berita acara sita;
4) Salinan/fotocopy penetapan lelang pengadilan;
Halaman 5 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 11. Bahwa, karena ternyata lelang eksekusi yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016 tidak atas perintah dan atau penetapan Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang dan tidak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, tetapi dilaksanakan sendiri oleh Terlawan I atas permohonan Terlawan III maka lelang eksekusi tersebut bertentangan dengan Pasal 224 HIR Jo. Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara Nomor : SE-23/PN/2000, sehingga karenanya pelelangan tersebut adalah tidak sah dan batal demi hukum atau harus dibatalkan;
12. Bahwa, perbuatan Para Terlawan yang akan melakukan lelang eksekusi hak tanggungan tanpa melalui prosedur hukum yang berlaku adalah merupakan perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan Para Pelawan, antara lain Para Terlawan tidak memberitahukan mengenai nilai limit lelang kepada Para Pelawan;
13. Bahwa, untuk mencegah terjadinya kerugian pada diri Para Pelawan, maka penjualan lelang / lelang eksekusi oleh Terlawan I atas permohonan Terlawan III terhadap objek hak tanggungan yaitu :
Tanah dan bangunan dengan total Luas 138 M2, sebagaimana SHM No.726 atas nama Kasinem, yang terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.04 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis),
Tanah dan bangunan dengan total Luas 147 M2, sebagaimana SHM No.1982 atas nama Kasinem, yang terletak di Jalan Sumardi RT.01 RW.05 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis),
Tanah dan bangunan dengan total Luas 141 M2, sebagaimana SHM No.2004 atas nama Kasinem, yang terletak di Jalan Parapatan Blok Ketapangdoyong RT.01 RW.09 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis);
Halaman 6 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. yang akan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016 harus ditunda atau ditangguhkan sampai perkara ini mendapatkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
14. Bahwa, Para Pelawan telah berupaya untuk menyelesaikan seluruh kewajiban membayar pinjamannya tersebut, namun telah ternyata jumlah kewajiban Pelawan terus bertambah (membengkak) baik bunga maupun dendanya;
15. Bahwa, Para Pelawan merasa keberatan dengan jumlah kewajiban yang terus bertambah, karena hal tersebut sangat tidak patut, dan tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku bahwa suatu kredit macet tidak dapat dikenakan bunga sebagaimana isi putusan Mahkamah Agung RI yang telah menjadi Yurisprudensi tetap, yaitu Putusan MARI No. 2899 K/Pdt/1994, tanggal 15 Februari 1996, Jo. No. 1006/Pdt/1993/PT.Sby, Jo. No. : 298/Pdt.G/1992/PN.Sby, mengatakan bahwa :
“Bank (Kreditur) yang melakukan pemutusan sepihak terhadap perjanjian kredit dengan debiturnya dengan menyatakan secara tertulis bahwa krediturnya tersebut sebagai kredit macet; maka secara yuridis pada saat itu segala sesuatunya harus dalam keadaan status quo baik mengenai jumlah kredit macet tersebut, maupun tentang jumlah bunganya tidak dapat dibenarkan lagi ada penambahan atas bunga terhadap jumlah kreditnya yang sudah dinyatakan macet tersebut”.
(Varia Peradilan Edisi Oktober 1998, Hal. 157 – 31 dengan judul KREDIT BANK DINYATAKAN MACET, BEBAN BUNGA HARUS BERHENTI);
16. Bahwa, oleh karena Terlawan II telah menetapkan jumlah utang Nyonya Kasinem secara tidak patut dan bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka perbuatan Terlawan II tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan Para Pelawan, oleh karenanya Terlawan II harus
Halaman 7 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. diperintahkan untuk meninjau dan menghitung kembali utang Nyonya Kasinem (alm);
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dengan ini Para Pelawan mohon agar Pengadilan Negeri Tasikmalaya berkenan memeriksa dan mengadili perkara ini, dan memberikan putusan sebagai berikut :
DALAM PROVISI :
1. Menyatakan menangguhkan lelang eksekusi terhadap objek hak tanggungan berupa :
Tanah dan bangunan dengan total Luas 138 M2, sebagaimana SHM No.726 atas nama Kasinem, yang terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.04 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis),
tanah dan bangunan dengan total Luas 147 M2, sebagaimana SHM No.1982 atas nama Kasinem, yang terletak di Jalan Sumardi RT.01 RW.05 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis),
Tanah dan bangunan dengan total Luas 141 M2, sebagaimana SHM No.2004 atas nama Kasinem, yang terletak di Jalan Parapatan Blok Ketapangdoyong RT.01 RW.09 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis);
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menerima dan mengabulkan perlawanan Para Pelawan untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Para Pelawan adalah Pelawan yang jujur dan benar;
3. Menyatakan Perjanjian Kredit Modal Kerja(Revolving) CRO.TOI/0185/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 dan Perjanjian Kredit Modal Kerja (Non Revolving) CRO.TOI/0186/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 antara Nyonya Kasinem
Halaman 8 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. dan PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Business Banking Floor Tasikmalaya adalah batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak mempunyai kekuatan hukum;
4. Menyatakan Para Terlawan telah melakukan perbuatan melawan hukum 5. Menyatakan bahwa penjualan lelang terhadap objek Hak Tanggungan berupa:
Tanah dan bangunan dengan total Luas 138 M2, sebagaimana SHM No.726 atas nama Kasinem, yang terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.04 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis),
Tanah dan bangunan dengan total Luas 147 M2, sebagaimana SHM No.1982 atas nama Kasinem, yang terletak di Jalan Sumardi RT.01 RW.05 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis),
Tanah dan bangunan dengan total Luas 141 M2, sebagaimana SHM No.2004 atas nama Kasinem, yang terletak di Jalan Parapatan Blok Ketapangdoyong RT.01 RW.09 Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis);
yang akan dilaksanakan oleh Terlawan I atas permohonan Terlawan III tanggal 10 Agustus 2016 adalah tidak sah dan batal demi hukum;
6. Memerintahkan kepada Terlawan II untuk meninjau dan menghitung ulang jumlah hutang Nyonya Kasinem (alm) yang sebenarnya;
7. Menghukum Para Terlawan untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini. SUBSIDAIR :
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tasikmalaya berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Perlawanan tersebut masing-masing pihak Para Terbanding telah mengajukan Jawaban sebagai berikut :
Halaman 9 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. Jawaban TerbandingI :
DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Terlawan I dengan tegas menolak seluruh dalil/alasan yang dikemukakan Penggugat dalam Perlawanannya, kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya.
2. Eksepsi Gugatan Kabur (Obscuur Libel)
a. Bahwa Terlawan I secara tegas menolak pernyataan Para Pelawan pada Posita angka 3, jelas menunjukkan bahwa perlawanan Para Pelawan harus dinyatakan kabur, dengan menyatakan obyek sengketa sebagai milik Para Pelawan adalah ahli waris dari Nyonya Kasinem maka harus dibuktikan secara hukum alas hak Para Pelawan, dimana pada surat perlawanan dinyatakan bahwa alas haknya adalah karena waris.
b. Bahwa pembuktian dan penetapan waris bagi WNI yang beragama Islam haruslah melalui Pengadilan Agama oleh karenanya Pengadilan Negeri tidak berhak untuk memeriksa perkara a quo.
c. Bahwa selanjutnya fakta hukum menunjukkan bahwa obyek sengketa dalam kaitannya dengan pelaksanaan eksekusi lelang oleh Terlawan I yang saat ini dalam proses lelang Hak Tanggungan adalah SHM No. 726, SHM No. 1982 dan SHM No. 2004.
d. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas pantaslah jika eksepsi Terlawan I dapat diterima dan pernyataan Pelawan dalam Posita angka 3 ditolak dengan tegas.
3. EKSEPSI PERLAWANAN KURANG PIHAK
a. Bahwa Perlawanan a quo masih kurang pihak karena tidak melibatkan:
1) Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Sopar Sitorus, S.H. sebagai pihak karena obyek sengketa merupakan jaminan hutang Pelawan Kepada Terlawan II sebagaimana tertuang dalam Akta Pemberian Hak
Halaman 10 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. Tanggungan Nomor 234/2012 tanggal 19 November 2012 atas tanah SHM No.02004/Desa Pangandaran an. Kasinem, Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 233/2012 tanggal 19 November 2012 atas tanah SHM No.01982/Desa Pangandaran an. Kasinem dan Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor 232/2012 tanggal 19 November 2012 atas tanah SHM No.726/Desa Pangandaran an. Kasinem.
2) Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ciamis Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Pangandaran mengingat salah satu dokumen persyaratan lelang eksekusi Hak Tanggungan adalah Sertifikat Hak Tanggungan (SHT) yang dalam perkara ini adalah SHT I (pertama) Nomor 2679/2012 atas SHM No.2004/Desa Pangandaran, SHT I (pertama) Nomor 2678/2012 atas SHM No.1982/Desa Pangandaran dan SHT I (pertama) Nomor 2677/2012 atas SHM No.726/Desa Pangandaran yang dikeluarkan oleh kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ciamis Perwakilan Kantor Pertanahan Kabupaten Pangandaran.
b. Bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung RI nomor 216K/Sip/1974 tanggal 27 Maret 1975 jo nomor 1424K/Sip/1975 tanggal 06 Juni 1976 jo 878K/Sip/1977 tanggal 19 Juni 1979 menyatakan “bahwa tidak dapat diterimanya Perlawanan a quo adalah karena ada kesalahan formil yaitu pihak yang seharusnya digugat tetapi belum digugat”.
c. Bahwa dengan tidak ditariknya notaris / Sopar Sitorus, S.H. dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ciamis. Perwakilan Kantor Pertnahan Kabupaten Pangandaran sebagai pihak dalam perkara a quo, maka terdapat kesalahan formil dalam Perlawanan.
d. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka sudah sepatutnya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan Perlawanan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklraad).
Halaman 11 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. a. Bahwa lelang pada tanggal 10 Agustus 2016 adalah lelang yang dilaksanakan berdasarkan permohonan lelang dari Terlawan II terhadap objek berupa tanah dan bangunan sebagai berikut :
SHM No.2004/Desa Pangandaran SHM No.1982/Desa Pangandaran SHM No.726/Desa Pangandaran
b. Bahwa perlu Terlawan I tegaskan, sesuai dengan Surat Pernyataan dari PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. Nomor : RTR.RCR.BCR.BDG/1929/2016 tanggal 24 Mei 2016 di poin 6 disebutkan :
“Bahwa PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Menjamin dan dengan ini membebaskan pejabat lelang dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) yang berwenang, terhadap segala gugatan atau tuntutan yang timbul sebagai akibat pelelangan obyek-obyek yang disebutkan dan diuraikan secara terperinci serta dilampirkan dalam Surat Pernyataan ini. c. Bahwa berdasarkan poin 6 Surat Pernyataan tersebut, telah jelas bahwa Bank
BJB Tasikmalaya in casu Terlawan II akan menjamin dan bertanggung jawab sepenuhnya serta membebaskan pihak-pihak terkait dalam permasalahan objek a quo, khususnya Terlawan I, terhadap segala gugatan dan tuntutan yang timbul sebagai akibat pelelangan atas objek sengketa dalam perkara a quo. Hal ini berdasarkan pada pasal 17 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 yang menyatakan bahwa, “Penjual bertanggung jawab terhadap gugatan perdata dan/atau tuntutan pidana yang timbul akibat tidak dipenuhinya peraturan perundang-undangan dibidang Lelang oleh Penjual”.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka sudah sepatutnya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo menyatakan Perlawanan tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklraad).
Halaman 12 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. DALAM POKOK PERKARA:
1. Bahwa apa yang diuraikan dalam eksepsi tersebut di atas, mohon dianggap telah menjadi satu kesatuan dalam pokok perkara ini, serta Terlawan I menolak seluruh dalil Penggugat, kecuali terhadap apa yang diakui secara tegas kebenarannya. 2. Bahwa pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia
cq. Kementerian Keuangan Republik Indonesia cq. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara cq. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Jawa Barat c.q. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tasikmalaya beralamat di jalan Ir. H. Juanda Nomor 19 Tasikmalaya untuk selanjutnya disebut “KPKNL Tasikmalaya” adalah berdasarkan permohonan lelang dari Terlawan II Bank Mandiri (Persero) Tbk. Busines Banking Floor Tasikmalaya / Terlawan II melalui surat Nomor : RTR.RCR.BCR.BDG/1929/2016 tanggal 24 Mei 2016 bukan dari Terlawan III sebagaimana Posita Para Pelawan angka 8, Hal ini sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (selanjutnya disebut PMK 27/PMK.06/2016) yang berbunyi: Penjual yang akan melakukan penjualan barang secara lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat permohonan lelang dengan disertai dokumen persyaratan lelang, kepada Kepala KPKNL untuk meminta jadwal pelaksanaan lelalng.
3. Bahwa permohonan lelang yang diajukan oleh Terlawan II merupakan lelang hak tanggungan sesuai Pasal 6 UUHT sehingga dokumen persyaratannya mengacu pada Pasal 6 ayat (5) Peraturan DirekturJenderal Kekayaan Negara Nomor: PER- 03/KN/2010 tanggal 5 Oktober 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang, Dokumen persyaratan lelang eksekusi hak tanggungan antara lain terdiri dari:
Halaman 13 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. b) Salinan/fotocopy Sertifikat Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak
Tanggungan;
c) Salinan/fotokopi Sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani Hak Tanggungan; d) Salinan/fotokopi Perincian Hutang/jumlah kewajiban debitor yang harus
dipenuhi;
e) Salinan/fotocopy bukti bahwa debitor wanprestasi, berupa peringatan-peringatan maupun pernyataan dari pihak kreditor;
f) Surat pernyataan dari kreditor selaku pemohon lelang yang isinya akan bertanggung jawab apabila terjadi Perlawanan;
g) Salinan/fotokopi surat pemberitahuan rencana pelaksanaan lelang kepada debitor oleh kreditor, yang diserahkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum lelang dilaksanakan.
4. Bahwa pelaksanaan lelang ini telah diumumkan sebanyak 2 (dua) kali yaitu melalui selebaran pada tanggal 12 Juli 2016 dan melalui Koran Kabar Priangan pada tanggal 27 Juli 2016. Hal ini sesuai dengan Pasal 54 ayat (1) PMK Nomor 27/PMK.06/2016.
5. Bahwa pelaksanaan lelang dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2016 dengan nilai limit sebesar Rp. 587.000,00 untuk SHM No.02004/Desa Pangandaran, Rp.
550.000.000,00 untuk SHM No.1982/Desa Pangandaran dan
Rp.1.021.000.000,00 untuk SHM No.726/Desa Pangandaran yang telah ditetapkan oleh Penjual. Hal ini sesuai dengan Pasal 43 ayat (2) PMK 93/PMK.06/2010yang berbunyi: Penetapan Nilai Limit menjadi tanggung jawab Penjual. Dan ternyata dalam lelang tersebut tidak ada yang mengajukan penawaran,sehingga belum terdapat peralihan hak atas objek perkara. Dengan demikian, apa yang menjadi objek dari Perlawanan dimaksud, belum terdapat peralihak hak apapun dan kepada siapapun.
6. Bahwa Penjual/Pemohon Lelang dalam hal ini Terlawan II bertanggung jawab terhadap keabsahan barang, dokumen persyaratan lelang, penyerahan barang,
Halaman 14 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. dokumen kepemilikan, Perlawanan perdata maupun pidana dan tuntutan ganti rugi jika terjadi ketidakabsahan barang serta dokumen persyaratan lelang. Hal ini sesuai dengan Pasal 17 ayat (1), (2), dan (3) PMK 27/PMK.06/2016.
7. Bahwa permohonan lelang hak tanggungan sesuai Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT) yang dimohonkan oleh Terlawan II telah disertai dengan surat dan dokumen yang diperlukan sehingga telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan lelang, maka berdasarkan alasan tersebut KPKNL Tasikmalaya tidak berwenang menolak permintaan akan perantaraannya untuk mengadakan penjualan lelang. Hal ini berarti KPKNL Tasikmalaya harus melaksanakan lelang tersebut. Hal ini sesuai dengan Pasal 13 PMK 27/PMK.06/2016yang berbunyi :Kepala KPKNL atau Pejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi Legalitas formal Subjek dan Objek Lelang.
8. Bahwa dalil Penggugat pada poin 11 yang intinya meminta pembatalan pelelangan/penjualan di muka umum yang dilaksanakan KPKNL Tasikmalaya terhadap agunan kredit Penggugat dengan dasar tidak memenuhi syarat karena tidak atas perintah dan atau Penetapan Ketua Pengadilan Negeri, merupakan pertimbangan yang sangat tidak beralasan dengan alasan sebagai berikut:
a. Apabila kita mengacu pada ketentuan tentang eksekusi Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada Pasal 20, maka eksekusi dapat dilakukan dengan melalui 3 (tiga) cara yaitu:
1) Hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek HakTanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6;
2) Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat HakTanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) obyek Hak Tanggungandijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalamperaturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang
Halaman 15 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. pemegang Hak Tanggungandengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya; dan
3) Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan,penjualan obyek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan di bawah tangan jika dengan demikian itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak.
Dengan demikian, di dalam UU Nomor 4 Tahun 1996 diberikan 3 (tiga) cara eksekusi yang dapat dilakukan dan tidak hanya melulu dengan menggunakan Pasal 224 HIR yang merupakan tata cara eksekusi Grosse Akta.
b. Selain itu dapat Terlawan I sampaikan bahwa dalam pelaksanaan lelang eksekusi berdasarkan Pasal 6 UU Nomor 4 Tahun 1996 merupakan suatu kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang (ex lege) yang hanya diberikan kepada pemegang hak tanggungan peringkat pertama, dimana hal tersebut berbeda dengan hipotik, yang dalam pelaksanaan eksekusinya mendasarkan pada suatu janji “untuk menjual atas kekuasaan sendiri”, sehingga diperlukan “fiat” dalam pelaksanaan eksekusinya. Hal ini diperkuat juga dengan klausula yang terdapat dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor : 262/2008 tanggal 15 Juli 2008 yang berbunyi : “Jika Debitur tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi hutangnya, berdasarkan perjanjian hutang piutang tersebut di atas, kreditor selaku Pemegang Hak Tanggungan Peringkat Pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama :
Menjual atau suruh menjual di hadapan umum secara lelang objek Hak Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian.
Mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara, dan syarat-syarat penjualan.
Halaman 16 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. Menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi. Menyerahkan apa yang dijual kepada pembeli yang bersangkutan.
Mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk melunasi utang debitur.
Melakukan hal-hal lain yang menurut undang-undang dan peraturan hukum yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat kreditur perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa tersebut.
9. Selain itu dapat Terlawan I sampaikan bahwa Surat Edaran Kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) Nomor 23/PN/2000 butir 3 adalah ketentuan mengenai lelang/eksekusi hak tanggungan yang didasarkan atas titel eksekutorial dari sertifikat Hak Tanggungan yang memuat irah-irah “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” yang mempunyai kekuatan yang sama dengan putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan bukan pelaksanaan lelang/eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT.
10. Selain itu dapat Terlawan I sampaikan bahwa yang dapat membatalkan pelaksanaan lelang adalah adanya permintaan Penjual atau penetapan provisional atau putusan dari lembaga peradilan umum. Hal ini sesuai dengan Pasal 27 PMK 27/PMK.06/2016 yang berbunyi “Lelang yang akan dilaksanakan hanya dapat dibatalkan dengan permintaan Penjual atau berdasarkan penetapan atau putusan dari lembaga peradilan”.
11. Bahwa oleh karena proses dan tata cara pelelangan tersebut telah dilakukan berdasarkan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka tindakan KPKNL Tasikmalaya adalah sah secara hukum dan terhadap proses lelang tidak dapat dimintakan pembatalannya. Hal ini sesuai dengan ketentuan Buku II Mahkamah Agung Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan halaman 149 yang dengan tegas menyatakan “bahwa suatu pelelangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
Halaman 17 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. yang berlaku tidak dapat dibatalkan” danPasal 4 PMK 27/PMK.06/2016 yang berbunyi:“Lelang yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, tidak dapat dibatalkan”.
M a k a, Berdasarkan hal tersebut diatas, Terlawan I mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tasikmalaya yang memeriksa dan mengadili perkara Perlawanan a quo, memutuskan dan menetapkan dengan amar sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
1. Menyatakan menerima Eksepsi Terlawan I untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Perlawanan Para Pelawan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard).
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menyatakan Perlawanan Para Penlawan tidak beralasan dan
PerlawananPara Pelawan agar ditolak untuk seluruhnya, atau setidak-tidaknya menyatakan Perlawanan Para Pelawan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard)
2. Menyatakan bahwa pelaksanaan lelang tanggal 10 Agustus 2016 yang dilakukan oleh Terlawan I telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Menghukum Para Pelawan untuk membayar biaya perkara yang timbul.
Jawaban Terbanding II : DALAM PROVISI :
Bahwa Terlawan II menolak tuntutan Dalam Provisi Para Pelawan yang memohonkan agar Majelis Hakim menangguhkan lelang eksekusi terhadap obyek hak tanggungan berupa :
Halaman 18 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 1. Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.726, dengan luas 138 M2, atas nama Kasinem, yang terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis). 2. Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.1982, dengan luas 147 M2, atas nama
Kasinem, yang terletak di Jalan Sumardi RT.01 RW.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis). 3. Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.2004, dengan luas 141 M2, atas nama
Kasinem, yang terletak di Jalan Prapatan Blok Ketapangdoyong RT.01 RW.09 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
Dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan ketentuan hukum acara perdata telah diatur bahwa tuntutan Provisi baru dapat diajukan bilamana ada alasan hukum yang sifatnya sangat segera dan mendesak terhadap Para Pelawan serta tidak mengenai pokok perkara.
2. Bahwa tuntutan provisi Para Pelawan jelas dan tegas telah memasuki materi pokok perkara (bodem geschill) yang memerlukan pembuktian lebih lanjut.
3. Bahwa disamping hal tersebut Para Pelawan tidak mempunyai alasan hukum untuk mengajukan tuntutan provisi dan patut diduga beritikad tidak baik karena pada dasarnya tuntutan Para Pelawan tersebut hanya dimaksudkan untuk menghalangi hak Terlawan II melakukan eksekusi agunan kredit, dengan alasan sebagai berikut :
a. Nyonya Kasinem (almarhumah) telah menandatangani Perjanjian Kredit No.CRO.TOI/0186/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 dan No. No.CRO.TOI/0185/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 berikut addendumnya serta Syarat-Syarat Umum Perjanjian Kredit tanggal 27
Halaman 19 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. terhadapsyaratdan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kredit, karenanya Perjanjian Kredit tersebut sah secara hukum dan berlaku sebagai undang-undang serta mengikat Para Pelawan (sesuai Pasal 1318 jo Pasal 1320 jo Pasal 1338 KUH Perdata).
b. Bahwa untuk memenuhi kesepakatan dalam Perjanjian Kredit dan ketentuan hukum penjaminan sesuai Undang-Undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah, guna menjamin pembayaran kembali pinjaman tersebut Nyonya Kasinem (almarhumah) telah menyerahkan agunan kredit berupa :
a) Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.726, dengan luas 138 M2, yang terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
b) Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.1982, dengan luas 147 M2, yang terletak di Jalan Sumardi RT.01 RW.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
c) Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.2004, dengan luas 141 M2, yang terletak di Jalan Prapatan Blok Ketapangdoyong RT.01 RW.09 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
kesemuanya tercatat atas nama Kasinem
yang kemudian telah dilakukan pengikatan Hak Tanggungan secara yuridis sempurna dan ditandatangani oleh Nyonya Kasinem (almarhumah) tersebut, sebagaimana terbukti dengan telah terbitnya Akta Pemberian Hak Tanggungan (disingkat APHT) serta Sertifikat Hak Tanggungan (disingkat SHT) sebagai berikut :
a) SHT I No. 2677/2012 tanggal 03 Desember 2012 sebesar Rp. 345.000.000,- Jo APHT No. 232/2012 tanggal 19 Nopember 2012.
Halaman 20 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. b) SHT I No.2678/2012 tanggal 03 Desember 2012 sebesar Rp.
230.000.000,- Jo APHT No. 233/2012 tanggal 19 Nopember 2012.
c) SHT I No.2679/2012 tanggal 03 Desember 2012 sebesar Rp.325.000.000,- Jo APHT No.234/2012 tanggal 19 Nopember 2012.
c. Bahwa sesuai Perjanjian Kredit dan Syarat-Syarat Umum Perjanjian Kredit serta Undang-Undang No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Berserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, Terlawan II berhak dan berwenang menjual secara lelang agunan kredit/objek hak tanggungan dalam hal terjadi keadaan kelalaian oleh Debitur (sesuai Pasal 13 Perjanjian Kredit jo Pasal 15 Syarat-Syarat Umum Perjanjian Kredit jo Pasal 6 Undang-Undang No.4 Tahun 1996 jo Pasal 2 Dash 4 dalam APHT).
d. Bahwa fakta membuktikan Nyonya Kasinem telah meninggal dunia pada tanggal 30 Mei 2014 (sesuai Surat Kematian No.474.3/91/des./2014 tanggal 3 Juni 2014) dan ahli waris almarhumah keberatan untuk mengalihkan dan melanjutkan pembayaran kewajiban fasilitas kreditnya, sehingga menunggak pembayaran kewajiban kepada Terlawan II dan fasilitas kreditnya menjadi Macet (kolektibitas 5). Oleh karena Para Pelawan sebagai ahli waris almarhumah tidak dapat melakukan pembayaran kewajibannya atau pelunasan kredit kepada Terlawan II sebagaimana hal ini juga diakui oleh Para Pelawan dalam posita Perlawanannya butir 1 s/d 5, berdasarkan kesepakatan dan persetujuan dalam Perjanjian Kredit, Syarat-Syarat Umum Perjanjian Kredit dan APHT, maka Terlawan II demi hukum berhak untuk mengeksekusi aguan kredit dalam rangka pelunasan hutang almarhumah. 4. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tuntutan provisi Para Pelawan sudah
sepatutnya untuk ditolak karena tidak beralasan hukum. DALAM POKOK PERKARA :
Halaman 21 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 1. Bahwa hal-hal yang telah disebutkan dalam Provisi sepanjang terkait dengan Pokok Perkara mohon dianggap tercantum dan terulang kembali di dalam pokok perkara ini.
2. Bahwa Terlawan II menolak dengan tegas semua dalil-dalil Para Pelawan dalam perlawanannya, kecuali yang diakui secara tegas oleh Terlawan II.
3. Bahwa Terlawan II menolak dalil Para Pelawan pada Posita butir 6 halaman 5 serta Petitum butir 3 halaman 9 yang meminta perjanjian kredit untuk dibatalkan atau batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak mempunyai kekuatan hukum, haruslah ditolak dengan alasan sebagai berikut :
a. Perjanjian kredit yang dibuat antara Terlawan II dengan Nyonya Kasinem (almarhumah) mengikat para ahli waris – ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya (sesuai Pasal 1318 KUH Perdata);
b. Perjanjian kredit tersebut telah dibuat secara sah dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya (sesuai Pasal 1320 jo Pasal 1338 KUH Perdata).
Para Pelawan dalam surat perlawanannya Posita butir 2 halaman 5 telah mengakui secara tegas fakta hukum Nyonya Kasinem (almarhumah) telah memperoleh pinjaman/kredit dari Terlawan II. Oleh karenanya Perjanjian Kredit tersebut sah secara hukum dan berlaku sebagai undang-undang serta mengikat Para Pelawan (sesuai Pasal 1318 jo. Pasal 1320 jo. Pasal 1338 KUH Perdata).Para Pelawan harus tunduk dan taat pada syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kredit tersebut termasuk ketentuan mengenai barang yang diagunkan guna menjamin pelunasan kreditnya. Oleh karenanya Posita butir 6 halaman 5 serta Petitum butir 3 halaman 9 dalam perlawanan Para Pelawan harus ditolak.
4. Bahwa Terlawan II menolak dalil Para Pelawan pada Posita butir 7 halaman 5 yang pada pokoknya menyatakan keberatan terhadap tindakan-tindakan Terlawan II, seperti :
Halaman 22 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. a. Terlawan II langsung melakukan pelelangan tanpa memperhitungkan kedaan
yang ada pada diri Para Pelawan;
b. Para Pelawan tidak diberitahukan mengenai Nilai Limit Lelang barang agunan, sehingga tidak diketahui layak tidaknya nilai lelang tersebut.
Bahwa dalil Para Terlawan tersebut harus ditolak, dengan alasan - alasan sebagai berikut :
a. Bahwa sepeninggalnya Nyonya Kasinem (almarhumah) pada tanggal 30 Mei 2014 (berdasarkan Surat Keterangan Kematian No.474.3/91/Des./2014 tanggal 03 Juni 2014), Para Pelawan keberatan untuk mengalihkan dan melanjutkan pembayaran kewajiban fasilitas kredit almarhumah. Hal tersebut sebagaimana diakui dalam Posita Para Pelawan butir 5 halaman 5.
b. Bahwa oleh karena Para Pelawan keberatan untuk mengalihkan dan melanjutkan fasilitas kredit almarhumah, maka terhadap fasilitas kredit tersebut tidak dapat dilakukan penjadwalan kembali (reschedulling) atau pun peninjauan kembali (reconditioning) persyaratan kredit sebagaimana dimaksud dalam SK BI No.30/267/Kep/Dir tanggal 27 Februari 1998, oleh karenanya fasilitas kredit tersebut menjadi dalam katagori Macet (kolektibilitas 5) per 20 Desember 2014.
c. Oleh karena fasilitas kredit sudah Macet, maka satu-satunya sumber pelunasan kredit adalah dari hasil penjualan agunan kredit.
d. Bahwa Para Pelawan telah diberi kesempatan oleh Terlawan II untuk melunasi fasilitas kredit tersebut secara bertahap sampai dengan akhir tahun 2015 dari hasil penjualan agunan kredit. Namun permintaan Para Pelawan untuk pelunasan kredit hanya sebesar Rp 600 juta, oleh Terlawan II sudah disampaikan bahwa pelunasan dibawah hutang pokok tidak dapat dikabulkan, dan hanya dapat dipertimbangkan untuk diberikan keringanan Bunga, Denda dan Ongkos (BDO).
Halaman 23 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. e. Bahwa meskipun oleh Terlawan II kepada Para Pelawan sudah diberikan
surat-surat peringatan sebagai berikut :
a) Surat Peringatan 1 No.RTR.FCM/RRC.BDG.2127/2014 tanggal 26 Nopember 2014;
b) Surat Peringatan 2 No.RTR.FCM/RRC.BDG.2345/2014 tanggal 30 Desember 2014;
c) Surat Peringatan 3 No.RTR.RCR.BCR.BDG./016/2015 tanggal 12 Januari 2015;
d) Surat Default No.RTR.FCM/BCR.RRC.BDG./0042/2015 tanggal 26 Januari 2016;
Namun tidak ada upaya yang sungguh-sungguh dari Para Pelawan untuk merealisasikan penjualan agunan guna melunasi fasilitas kredit almarhumah tersebut.
f. Bahwa oleh karena tidak ada upaya yang sungguh-sungguh dari Para pelawan untuk menjual agunan kredit secara sukarela, maka Terlawan II melaksanakan haknya sebagaimana yang ditentukan dalam Perjanjian Kredit dan Akta Pembebanan Hak Tanggungan untuk menjual agunan secara lelang dengan memohon Penetapan Tanggal Lelang pada Kepala Kantor KPKNL Tasikmalaya/Terlawan I sesuai surat No.RTR.RCR.BCR.BDG/1929/2016 tanggal 24 Mei 2016. Oleh Terlawan I ditetapkan tanggal lelang pada Hari Rabu tanggal 10 Agustus 2016, pukul 10.00 Wib sampai dengan selesai, bertempat di Ruang Lelang KPKNL Tasikmalaya jalan Insinyur Haji Juanda No.19 Tasikmalaya.
g. Bahwa nilai limit lelang agunan telah ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu berdasarkan pada ketentuan Permenkeu No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang jo. Permenkeu No. 106/PMK.06/2013
Halaman 24 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. tentang Perubahan atas Permenkeu No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang (”PermenkeuPelaksanaan Lelang”).
h. Sebelum lelang dilakukan, pihak penjual/pemilik barang (in casu Terlawan II) terlebih dahulu menetapkan nilai limit yang akan digunakan sebagai harga acuan minimal dalam pelelangan. Nilai limit tersebut ditetapkan berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik, hal ini diatur dalam Pasal 1 angka 26 jo. Pasal 35 ayat (2) jo. Pasal 36 ayat (1) dan (2) Permenkeu Pelaksanaan Lelang, sbb :
Pasal 1 angka 26
”Nilai Limit adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan oleh Penjual/Pemilik Barang.”
Pasal 35 ayat (2)
”Penetapan Nilai Limit menjadi tanggung jawab Penjual/Pemilik Barang.” Pasal 36 ayat (1) dan (2)
”(1) Penjual/Pemilik Barang dalam menetapkan Nilai Limit, berdasarkan : a. penilaian oleh Penilai; atau
b. penaksiran oleh Penaksir/Tim Penaksir.
(2) Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.”
i. Bahwa Terlawan II telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Nana, Imadduddin & Rekan sebagai pihak yang melakukan penilaian atas obyek agunan, yang dipergunakan sebagai dasar penentuan Nilai Limit, dengan hasil penilaian sebagai berikut :
Halaman 25 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG.
Obyek Penilaian Nilai Pasar Nilai Likuidasi
a. Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.2004, dengan luas 141 M2, atas nama Kasinem, terletak di Jalan
Prapatan Blok Ketapangdoyong
RT.01 RW.09 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran (d/h Kabupaten
Ciamis). Berdasarkan Laporan
Penilaian No. 046A/NAIM-BDG/MDR-RCC/III/2016 tanggal 28 Maret 2014. b. Tanah dan bangunan, sesuai SHM
No.1982, dengan luas 147 M2, atas nama Kasinem, terletak di Jalan
Sumardi RT.01 RW.05 Desa
Pangandaran, Kecamatan
Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran (d/h Kabupaten
Ciamis). Berdasarkan Laporan
Penilaian No.
046B/NAIM-BDG/MDR-RCC/III/2016 tanggal 28 Maret 2014.
c. Tanah dan bangunan, sesuai SHM No.726, dengan luas 138 M2, atas nama Kasinem, terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.05 Desa
Pangandaran, Kecamatan Rp 586.800.000,- Rp 549.200.000,- Rp 410.800.000,- Rp 384.400.000,-
Halaman 26 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG.
Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran (d/h Kabupaten
Ciamis). Berdasarkan Laporan
Penilaian No.
046C/NAIM-BDG/MDR-RCC/III/2016 tanggal 28 Maret 2014. Rp 1.020.300.000,- Rp 714.200.000,-
Berdasarkan hasil penilaian KJPP tersebut, maka Terlawan II menggunakan nilai pasar sebagai acuan dalam menentukan nilai limit sebagaimana penyampaian harga limit lelang dari Terlawan II kepada Terlawan I sesuai lampiran surat No.RTR.RCR.BCR.BDG/1929/2016 tanggal 24 Mei 2016. j. Bahwa rencana pelaksanaan lelang tersebut oleh Terlawan II telah
diberitahukan juga kepada debitur/Para Pelawan sesuai surat Terlawan II No.RTR.RCR.BCR.BDG/02454/2016 tanggal 24 Juni 2016 serta surat No.RTR.RCR.BCR.BDG/02847/2016 tanggal 27 Juli 2016 yang dalam surat tersebut terdapat lampiran “Pengumuman Lelang” yang dalam pengumuman lelang tersebut mencantumkan juga nilai limit agunan yang akan dilelang. Namun pada pelaksanaan lelang tersebut tidak ada calon pembeli yang berminat (tidak laku).
5. Bahwa Terlawan II menolak dengan tegas dalil-dalil Para Pelawan yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan lelang sertifikat hak tanggungan seharusnya dilaksanakan atas perintah Ketua Pengadilan Negeri dan pelaksanaan lelang eksekusi agunan tidak sesuai dengan prosedur hukum sebagaimana yang diuraikan pada Posita butir 8, 9 dan 10 halaman 6 sampai dengan 7. Dalil Para Pelawan tersebut harus ditolak karena keliru dalam memahami ketentuan hukum yang ada, tindakan Terlawan II melakukan lelang
Halaman 27 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. eksekusi agunan telah tepat dan sesuai dengan hukum yang ada, yaitu dengan alasan-alasan sebagai berikut :
a. Bahwa Nyonya Kasinem (almarhumah) telah memperoleh fasilitas kredit dari Terlawan II sesuai Perjanjian Kredit yang telah ditandatangani, yaitu :
a) No.CRO.TOI/0186/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 dengan limit sebesar Rp 500.000.000,-
b) No.CRO.TOI/0185/KMK/2012 tanggal 27 September 2012 dengan limit sebesar Rp 400.000.000,-
c) Addendum I tanggal 02 September 2013 dengan limit sebesar Rp 400.000.000,-
d) Syarat-syarat Umum Perjanjian Kredit PT Bank Mandiri (Persero), Tbk tanggal 27 September 2012.
b. Bahwa sebagai jaminan pengembalian atas fasilitas kredit yang telah diterimanya, Nyonya Kasinem (almarhumah) telah menyerahkan agunan kredit berupa :
a) Sebidang tanah dan bangunan, sesuai SHM No.726, dengan luas 138 M2,
yang terletak di Blok Kalen Buaya RT.04 RW.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
b) Sebidang tanah dan bangunan, sesuai SHM No.1982, dengan luas 147 M2, yang terletak di Jalan Sumardi RT.01 RW.05 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
c) Sebidang tanah dan bangunan, sesuai SHM No.2004, dengan luas 141 M2, yang terletak di Jalan Prapatan Blok Ketapangdoyong RT.01 RW.09 Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis).
Halaman 28 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. yang kemudian atas agunan tersebut telah dilakukan pengikatan Hak Tanggungan secara yuridis sempurna, sebagaimana terbukti dengan telah terbitnya Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) serta Sertifikat Hak Tanggungan (SHT) sebagai berikut :
a) SHT I No. 2677/2012 tanggal 03 Desember 2012 sebesar Rp. 345.000.000,- Jo APHT No. 232/2012 tanggal 19 Nopember 2012.
b) SHT I No.2678/2012 tanggal 03 Desember 2012 sebesar Rp. 230.000.000,- Jo APHT No. 233/2012 tanggal 19 Nopember 2012.
c) SHT I No.2679/2012 tanggal 03 Desember 2012 sebesar Rp.325.000.000,- Jo APHT No.234/2012 tanggal 19 Nopember 2012.
c. Fakta membuktikan bahwa Debitur/Nyonya Kasinem telah meninggal dunia namun para ahli waris (in casu Para Pelawan) keberatan untuk mengalihkan dan keberatan untuk melanjutkan pembayaran kewajiban fasilitas kredit almarhumah, sehingga Debitur telah wanprestasi karena “kejadian kelalaian” sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian Kredit, dan meskipun kepada Para Pelawan telah diberi kesempatan yang cukup bahkan disertai dengan surat peringatan kewajiban pertama, kedua dan ketiga, namun Para Pelawan tetap tidak ada itikad baik untuk memenuhi kewajibannya secara sungguh-sungguh atau melunasi kredit almarhumah dengan baik.
d. Bahwa dalam Perjanjian Kredit dan Syarat-syarat Umum Perjanjian Kredit diatur mengenai hak yang dimiliki oleh Terlawan II ketika terdapat kejadian wanprestasi dari Debitur, sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat 1 dan ayat 2 Perjanjian Kredit jo. Pasal 15 ayat (1) huruf m dan ayat (2) Syarat-Syarat Umum Perjanjian Kredit (SUPK), sebagai berikut :
Pasal 13 Perjanjian Kredit Ayat 1 :
”Debitur dianggap lalai jika terjadi salah satu hal atau lebih Kejadian Kelalaian tersebut pada ayat 1 Pasal 15 Syarat-Syarat Umum.
Halaman 29 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. Ayat 2 :
”Sebagai akibat terjadinya Kelalaian, Bank berhak untuk melaksanakan haknya sebagaimana disebutkan dalam ayat 2 Pasal 15 Syarat-Syarat Umum. Pasal 15 ayat 1 huruf m SUPK
”Yang disebut Kejadian Kelalaian adalah sebagai berikut :
Jika Debitur (perorangan) meninggal dunia atau jatuh sakit sedemikian rupa sehingga tidak dapat bekerja seperti biasanya atau jika Debitur menagguhkan untuk sementara usahanya, jika ada, sehingga menurut pendapat Bank dapat mengurangi kemampuan Debitur untuk memenuhi kewajibannya sesuai Perjanjian Kredit, atau Debitur ditaruh dibawah pengampuan (curatele) atau kehilangan haknya untuk mengurus harta kekayaannya, atau Debitur dinyatakan pailit oleh pengadilan yang berwenang atau diberlakukan ketentuan yang serupa di luar Indonesia”
(Cetak tebal oleh Terlawan II untuk penekanan) Pasal 15 ayat 2 SUPK :
“Jika terjadi salah satu Kejadian Kelalaian sebagaimana diatur pada ayat 1 pasal 15 ini, maka Bank berhak menyatakan Baki Debet Pokok jatuh tempo dan jumlah Terhutang harus dibayar sekaligus lunas dan segera atas tagihan pertama Bank dan jika Debitur atau Penjamin dan atau Pemilik Barang agunan tidak melaksanakan kewajiban pembayaran berdasarkan Perjannian Kredit dan atau Dokumen Agunan, maka Bank berhak mengeksekusi Agunan serta mengambil setiap tindakan hukum yang berhak diambil oleh Bank”.
(Cetak tebal oleh Terlawan II untuk penekanan)
e. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 dan Penjelasannya dalam Undang-undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan Dengan Tanah (“UU Hak Tanggungan”), serta didasarkan
Halaman 30 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. pada tidak adanya itikad baik dari Debitur (in casu Para Pelawan), maka Terlawan II selaku pemegang Hak Tanggungan berhak dan diberi kewenangan oleh Undang-undang untuk melakukan lelang eksekusi obyek agunan aquodan hasilnya digunakan sebagai pelunasan hutang kredit Debitur/almarhumah.
f. Selain itu, pada Pasal 2 dash keempat Akta Pengikatan Hak Tanggungan diatur bahwa pemilik agunan telah berjanji, jika Debitur (in casu Para Pelawan) tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi utangnya, berdasarkan perjanjian utang piutang, oleh Pihak Pertama (in casu Pemilik Agunan/Para Pelawan), Pihak Kedua selaku pemegang Hak Tanggungan peringkat Pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama (in casu Pemilik Agunan/Para Pelawan) :
a) menjual atau suruh menjual di hadapan umum secara lelang Obyek Hak Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian;
b) mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat-syarat penjualan;
c) menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi; d) menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembeli yang bersangkutan; e) mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk
melunasi utang Debitur tersebut di atas; dan
f) melakukan hal-hal lain yang menurut undang-undang dan peraturan hukum yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat Pihak Kedua (ic Pihak Kreditur pemegang hak tanggungan) perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa tersebut.
Halaman 31 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. g. Bahwa sesuai Perjanjian Kredit, SUPK dan Undang Undang Hak Tanggungan, Terlawan II berhak dan berwenang menjual secara lelang agunan/objek hak tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian dalam hal terjadinya keadaan lalai oleh Para Pelawan sebagai konsekuensi kewajiban pelunasan kreditnya. (vide Pasal 2 Dash 4 dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan jo Perjanjian Kredit). Oleh karena itu tidak dapat dibantah lagi bahwa seluruh dalil dan posita Para Pelawan tidak beralasan hukum sehingga konsekuensi yuridisnya adalah petitum perlawanan dalam perkara aquoharus ditolak untuk seluruhnya.
6. Bahwa Terlawan II menolak dengan tegas dalil Para Pelawan yang menyatakan lelang eksekusi agunan a quo tidak sah dan batal demi hukum atau harus dibatalkan karena tidak atas perintah dan atau penetapan Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang dan tidak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku sebagaimana yang diuraikan pada Posita butir 11 halaman 7. Tindakan Terlawan II melakukan lelang eksekusi agunan sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu sebagai berikut:
a. Terlawan II menjalankan hak nya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah, yaitu :
Pasal 6 :
“Apabila debitor cidera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.”
Serta Terlawan II menjalankan hak nya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam jawaban Terlawan II pada butir 5 di atas.
b. Terlawan II melakukan lelang eksekusi agunanberdasarkan pada Permenkeu No. 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang jo. Permenkeu
Halaman 32 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG.
No. 106/PMK.06/2013 tentang Perubahan atas Permenkeu No.
93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang
(”PermenkeuPelaksanaan Lelang”). Fakta membuktikan bahwa Terlawan II telah melakukan lelang eksekusi agunan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, hal ini terlihat dari bukti-bukti sebagai berikut :
a) Laporan Penilaian KJPP No. 046A/NAIM-BDG/MDR-RCC/III/2016 tanggal 28 Maret 2014.
b) Laporan Penilaian KJPP No.046B/NAIM-BDG/MDR-RCC/III/2016 tanggal 28 Maret 2014.
c) Laporan Penilaian KJPP No.046C/NAIM-BDG/MDR-RCC/III/2016 tanggal 28 Maret 2014.
d) Surat No.RTR.RCR.BCR.BDG/1929/2016 tanggal 24 Mei 2016 perihal permohonan Penetapan Tanggal Lelang dan Surat Pengantar SKPT.
e) Surat No.RTR.RCR.BCR.BDG/02454/2016 tanggal 24 Juni 2016 perihal Pemberitahuan Lelang Agunan (1)
f) Surat No.RTR.RCR.BCR.BDG/02847/2016 tanggal 27 Juli 2016 perihal Pemberitahuan Lelang Agunan (2)
g) Pengumuman Pertama Lelang Eksekusi Hak Tanggungan tanggal 12 Juli 2016
h) Pengumuman lelang melalui Media Cetak ke 2 (Surat Kabar Priangan) tanggal 27 Juli 2016.
Nilai limit lelang tercantum dalam pengumuman lelang yang dilampirkan pada surat pemberitahuan lelang agunan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dalil dan posita Para Pelawan tidak beralasan hukum, oleh karenanya Petitum Para pelawan butir 5 halaman 10 harus ditolak.
Halaman 33 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. menyebutkan Terlawan II telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum adalah dalil yang sangat keliru dan menyesatkan oleh karenanya harus ditolak karena Terlawan II melakukan lelang eksekusi agunan sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana telah dijelaskan dalam Jawaban Terlawan II butir 4, butir 5 dan butir 6 tersebut di atas, oleh karenanya Petitum Para Pelawan butir 4 halaman 9 harus dinyatakan tidak dapat diterima atau ditolak.
8. Bahwa dalil Para Pelawan pada Posita butir 13 halaman 7 sampai dengan halaman 8 yang pada pokoknya menyebutkan penjualan lelang terhadap obyek hak tanggungan harus ditunda atau ditangguhkan sampai perkara ini mendapatkan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap adalah dalil yang keliru dan tidak berdasarkan hukum, dengan alasan sebagai berikut :
a. Penundaan atau penangguhan lelang eksekusi agunan a quoakan mengingkari Perjanjian Kredit dan pengikatan hak tanggungan (APHT) yang telah disepakati bersama sehingga akan melanggar hukum dan meniadakan kepastian hukum.
b. Para Pelawan hanya mengulur-ngulur waktu dan menghalang-halangi lelang eksekusi agunan a quo yang akan sangat merugikan Terlawan II.
9. Bahwa dalil Para Pelawan yang pada pokoknya menyebutkan kewajiban Para Pelawan terus bertambah baik bunga maupun dendanya dan merasa keberatan dengan jumlah kewajiban yang terus bertambah pada Posita butir 14 dan 15 halaman 8 haruslah ditolak dengan alasan bahwa Terlawan II mengenakan Bunga dan Denda sesuai dan berdasarkan kepada Perjanjian Kredit yang telah disepakati bersama, yang mana dalam Perjanjian Kredit diatur mengenai Bunga dan Denda sebagai berikut :
Bunga (Pasal 4 ayat 1) :
a. “Debitur wajib membayar Bunga atas Baki Debet Pokok kepada Bank sebesar 13,50% (Tiga belas koma lima persen) per tahun.”
Halaman 34 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. b. “Bunga harus dilunasi oleh Debitur pada tanggal 23 setiap bulannya…..”
c. “Bunga yang belum dilunasi oleh Debitur pada waktu yang telah ditetapkan oleh Bank akan menambah Jumlah Terhutang.”
Denda (Pasal 7 ayat 1) :
“Apabila Debitur melalaikan kewajibannya dengan tidak atau terlambat membayar jumlah yang wajib dibayar oleh Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit ini, yang cukup dibuktikan dengan lewatnya waktu, maka jumlah yang tidak atau terlambat dibayar tersebut, Debitur dikenakan denda sebesar 2 % (dua persen) per tahun diatas tingkat suku bunga sebagaimana diatur dalam ayat 1 Pasal 4 Perjanjian Kredit ini, yang diperhitungkan dari jumlah yang tidak atau terlambat dibayar oleh Debitur.”
Bahwa sepeninggalnya Nyonya Kasinem, Para pelawan tidak dapat melakukan pembayaran angsuran sebagaimana mestinya sebagaimana yang diakui oleh para Pelawan dalam perlawanannya pada Posita butir 5 halaman 5, sehingga kewajiban pembayaran Para Pelawan menjadi tertunggak terus baik Pokok maupun Bunganya.Berdasarkan ketentuan Perjanjian Kredit sebagaimana tersebut diatas, Debitur diwajibkan untuk membayar angsuran pokok dan bunga setiap bulannya sesuai tingkat suku bunga yang berlaku. Oleh karena Debitur (in casu Para Pelawan) tidak membayar kewajiban pokok dan bunga, maka atas Tunggakan Pokok dan Tunggakan Bunga yang ada, dikenakan Denda sebesar 2% per tahun diatas suku bunga kredit yang berlaku, sehingga konsekuensinya apabila tidak ada pembayaran dari Para Pelawan, maka jumlah kewajiban utang Nyonya Kasinem/Para Pelawan otomatis akan terus bertambah.
10. Bahwa dalil Para Pelawan pada Posita butir 16 halaman 8 yang menyebutkan jumlah utang Nyonya Kasinem tidak patut dan bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka perbuatan Terlawan II merupakan Perbuatan Melawan Hukum yang sangat merugikan Para Pelawan. Dalil Para Pelawan
Halaman 35 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. tersebut sangat keliru dan tidak berdasarkan hukum, dengan alasan sebagai berikut :
a. Jumlah kewajiban utang Nyonya Kasinem (almarhumah) sesuai catatan administrasi yang ada pada Terlawan II, posisi per 03 Agustus 2016 adalah sebagai berikut : -Nomor Rekening 131.01.0077082.7 131.01.0077083.5 Jumlah - Limit Kredit Rp 400.000.000,00 Rp 500.000.000,00 Rp 900.000.000,00 - Sisa Pokok +Tunggakan Rp 400.000.000,00 Rp 293.624.057,00 Rp 693.624.057,00 - Bunga Berjalan Rp 124.890.682,27 Rp 95.577.268,02 Rp 220.467.950,29 - Denda Rp 152.941.543,10 Rp 65.258.123,27 Rp 218.199.666,37 - Biaya Lain- Lain Rp 75.000,00 Rp 5.150.000,00 Rp 5.225.000,00 - Denda Berjalan Rp 3.037.348,06 Rp 2.097.658,09 Rp 5.135.006,15 - Jumlah Rp 680.944.573,43 Rp 461.707.106,38 Rp 1.142.651.679,81
Sampai dengan posisi per 03 Agustus 2016, jumlah kewajiban Nyonya Kasinem (almarhumah) sebesar Rp 1.142.651.679,81 (Satu milyar seratus empat puluh dua juta enam ratus lima puluh satu ribu enam ratus tujuh puluh sembilan koma delapan puluh satu rupiah). Jumlah tersebut belum termasuk bunga dan denda bulan berjalan berikutnya yang apabila tidak ada pembayaran jumlah kewajiban hutang akan terus bertambah,
Halaman 36 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. sebagaimana yang dijelaskan dalam jawaban Terlawan II butir 9 tersebut di atas.
b. Dalam Perjanjian Kredit dan SUPK yang telah disepakati oleh Nyonya Kasinem (almarhumah) dengan Terlawan II, mengenai perhitungan jumlah hutang ditentukan sebagai berikut :
Perjanjian Kredit : Pasal 14 ; Perhitungan dan Bukti Jumlah Terhutang : Ayat 1:
“Bank akan membuat catatan sesuai dengan cara dan ketentuan yang berlaku pada Bank, baik dalam rekening-rekening Debitur maupun dalam catatan-catatan lainnya dari waktu ke waktu mengenai Jumlah Terhutang oleh Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit ini.”
Ayat 2 :
“Dalam hal terjadi tuntutan hukum atau perkara yang timbul dari dan atau diakibatkan oleh Perjanjian Kredit dan Dokumen Agunan, maka semua catatan yang dibuat menurut ayat 1 pasal ini serta suatu keterangan tertulis dari Bank merupakan bukti nyata dan sempurna dari Jumlah Terhutang Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit, Dokumen Agunan dan dokumen lainnya terkait.”
SUPK : Pasal 25; Pembukuan dan Pembuktian : Ayat 1 :
“Setelah penarikan dana oleh Debitur, Bank akan menyelenggarakan pembukuan dan catatan-catatan lain sesuai sistem akuntansi yang berlaku pada Bank dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.”
Ayat 2 :
“Debitur dengan ini menerima baik pembukuan dan catatan Bank sehubungan dengan pemberian Kredit oleh Bank kepada Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit sebagai bukti yang sah tentang Jumlah Terhutang.”
Halaman 37 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. Ayat 3 :
“Jika terjadi kelalaian atau keterlambatan dalam pelaksanaan salah satu kewajiban Debitur, maka lewatnya waktu saja memberi bukti yang sah dan cukup bahwa Debitur telah melelaikan kewajibannya.”
Cukup jelas dan nyata perhitungan jumlah hutang sudah diperjanjikan dan disepakati oleh Debitur/Nyonya Kasinem (Almarhumah) dengan Terlawan II dalam Perjanjian Kredit dan SUPK.
c. Tidak ada unsur perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Terlawan II, karena perhitungan jumlah hutang Nyonya Kasinem (almarhumah) oleh Terlawan II dilakukan sesuai ketentuan yang sudah diperjanjikan dalam Perjanjian Kredit dan SUPK yang sudah disepakati bersama.
Berdasarkan alasan-alasan serta fakta-fakta tersebut diatas, jelas dan nyata dalil Para Pelawan tidak beralasan hukum, oleh karenanya Petitum para Pelawan butir 6 halaman 10 yang meminta agar Terlawan II diperintahkan untuk meninjau dan menghitung ulang jumlah hutang Nyonya Kasinem harus ditolak.
11. Bahwa berdasarkan pada uraian-uraian tersebut di atas, jelas dan nyata Terlawan II merupakan kreditur yang beritikad baik yang telah memberikan fasilitas kredit, dan juga Terlawan II telah memberikan kesempatan yang cukup kepada Para Pelawan untuk menjual agunan kredit secara sukarela guna menyelesaikan hutang Nyonya Kasinem (almarhumah) sebagaimana mestinya. Namun dalil-dalil yang disampaikan oleh Para Pelawan tidak berdasarkan ketentuan hukum yang benar, dan nampak hanya mengulur-ngulur waktu untuk pelaksanaan lelang eksekusi agunan sehingga nyata bahwa Para Pelawan bukanlah Pelawan yang jujur, benar dan beritikad baik. Oleh karena itu tidak dapat dibantah lagi bahwa seluruh dalil dan posita Para Pelawan tidak beralasan hukum sehingga konsekuensi yuridisnya adalah petitum perlawanandalam perkara aquoharus ditolak untuk seluruhnya.
Halaman 38 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 12. Bahwa Terlawan II menolak posita maupun petitum Para Pelawan selain dan
selebihnya karena dalil-dalil Para Pelawan tersebut tidak beralasan hukum.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Terlawan II mohon kepada Yth. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Klas I B Tasikmalaya yang memeriksa dan mengadili perkara Perlawanan a quo berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut :
DALAM PROVISI :
- Menolak tuntutan provisi Para Pelawan. DALAM POKOK PERKARA :
- Menolak perlawanan Para Pelawan untuk seluruhnya;
- Menghukum Para Pelawan untuk membayar seluruh biaya perkara Atau;
Dalam hal Majelis Hakim Pengadilan Negeri Klas I B Tasikmalaya mempunyai pendapat lain, Terlawan II mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono). Jawaban Terbanding III :
1. Bahwa PT. Balai Lelang Star (Terlawan III) adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang pemberian jasa pra lelang, yang telah mendapat ijin koperasi dari Departemen Keuangan cq Direktorat Jenderng bergerak di bidang pemberian jasa pra lelang, yang telah mendapat ijin koperasi dari Departemen Keuangan cq Direktorat Jenderal Kekayaan Negara No. 03/KMal Kekayaan Negara No. 03/KM.7/2006, tanggal 25 Januari 2006 (Bukti 1-terlampir);
2. Bahwa PT. Balai Lelang Star (Terlawan III) ditunjuk dan ditugaskan oleh PT. Bank Mandiri untuk melaksanakan kegiatan jasa pra lelang dalam proses pelelangan agunan kredit berupa 3 (tiga) unit Tanah Bangunan diantaranya;
2.1. Tanah seluas 138 m2 dan bangunan yang terletak di blok Kalen Buaya Rt. 04, Rw.04, Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis) sesuai dengan SHM No. 726 atas nama Kasinem
Halaman 39 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. 2.2. Tanah seluas 147 m2 berikut bangunan yang terletak di Jalan Sumardi Rt 01 Rw.05, Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis) sesuai dengan 1982 atas nama Kasinem
2.3. Tanah seluas 147 m2 berikut bangunan yang terletak di Jalan Parapatan, Blok Katapandoyong Rt.01 Rw.09, Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran (d/h Kabupaten Ciamis), sesuai dengan SHM No. 2004 atas nama Kasinem; (Bukti 2 terlampir)
3. Bahwa terhadap 3 (tiga) bidang tanah dan bangunan tersebut sebagaimana tersebut pada butir 2 di atas telah dibebani dengan Hak Tanggungan sebagaimana terbukti dari Sertifikat Hak Tanggungan
- No. 2678/2012 tanggal 03 Desember 2012 - No. 2679/2012 tanggal 03 Desember 2012 - No. 2677/2012 tanggal 03 Desember 2012
Yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Pangandaran (Bukti 3-terlampir);
4. Bahwa berdasarkan Surat Penugasan Kerja dari PT Bank Mandiri kepada PT Balai Lelang Star No. RTR.RCR.MCR.BDG/20095/2016 tertanggal 26 April 2016 tersebut pada butir 1 di atas, PT. Balai Lelang Star (Terlawan III) kemudian menyampaikan surat permohonan lelang dari PT. Bank Mandiri (Terlawan II) No. RTR.RCR.MCR.BDG/1929/2016 tertanggal 24 Mei 2016 kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tasikmlayaa sebagai Turut Terlawan I (Bukti 3-terlampir);
Bahwa permohonan lelang diajukan oleh PT. Bank Mandiri (Terlawan II) kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Tasikmalaya (Terlawan I) adalah didasarkan pada pasal 6 Undang-undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996 dimana Pemegang Hak tanggungan Pertama, dalam hal ini PT. Bank Mandiri
Halaman 40 dari 45 halaman. Putusan No 211/PDT/2017/PT.BDG. (Terlawan II), berhak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum apabila debitur pemberi Hak tanggungan telah cidera janji (wanprestasi). Penjualan obyek Hak Tanggungan pada dasarnya dilakukan dengan cara lelang dan tidak memerlukan fiat eksekusi Pengadilan mengingat penjualan berdasarkan pasal 6 UUHT ini merupakan tindakan pelaksanaan perjanjian yang tercantum dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam pasal 6 jo Pasal 11 ayat (2) huruf e UUHT, yaitu apabila pihak debitur cidera janji, maka pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil perlunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut;
5. Bahwa atas permohonan lelang dari PT. Bank Mandiri (Terlawan II) Nomor No. RTR.RCR.MCR.BDG/1929/2016 tertanggal 24 Mei 2016 tersebut, KPKNL Tasikmalaya (Terlawan I) kemudian menerbitkan Surat Penetapan Lelang Nomor S-698/WKN.8/KNL.05/2016 tertanggal 07 Juni 2016 yang isinya menetapkan tanggal pelaksanaan lelang, yaitu pada hari Rabu, tanggal 10 Agustus 2016, jam 10.00, bertempat di KPKNL Tasikmalaya (Bukti 4 – terlampir);
6. Bahwa sebagai tindak lanjut dari Surat Penetapan Lelang
S-698/WKN.8/KNL.05/2016 tertanggal 07 Juni 2016 yang diterbitkan oleh KPKNL Tasikmalaya, maka kemudian diterbitkan Pengumuman Lelang Pertama tanggal 12 Juli 2016 dan Pengumuman Lelang Kedua tanggal 27 Juli 2016 melalui Surat Kabar Harian Kabar Pringan (Bukti 5 – terlampir);
7. Bahwa kepada Nyonya Kasinem/ ahli waris selaku debitur PT. Bank Mandiri telah diberikan pemberitahuan lelang oleh PT. Bank Mandiri (Terlawan II), sebagaimana surat pemberitahuan lelang Nomor 949B/KLR-SA/VI/16 tanggal 09 Juni 2016 (Bukti 6 – terlampir);
8. Bahwa sekalipun Nyonya Kasinem/ ahli waris selaku debitur PT. Bank Mandiri telah diberikan pemberitahuan lelang oleh PT. Bank Mandiri (Terlawan II)