• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N NOMOR: 385/PDT/2013/PT. MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N NOMOR: 385/PDT/2013/PT. MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:

PT. DARSUM, berkedudukan di Jl. Pemuda No. 11, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, yang diwakili Johan Lie, General Manager dalam hal ini memberi kuasa kepada : H. Danial Syah, S.H. M.H., Masita Hasibuan, S.H., Bahri Pasaribu, S.H dan Azhar Limbong, S.H, Advokat/Pengacara Penasehat Hukum berkantor pada Law Office “DANIEL SYAH & ASSOCIATE” beralamat di Jl. Pemuda No. 18 Medan, berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 29 Mei 2012, selanjutnya disebut sebagai : Pembanding semula Penggugat;

Lawan:

1. PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di Jl. Pemuda No. 11, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada :

OSDIMAN TAMPUBOLON, S.H, CHARDI TAMPUBOLON, S.H Advokat/dari Advokat OSDIMAN TAMPUBOLON, S.H & Rekan beralamat kantor di Jl. Mampang Parapatan No. 56 A Jakarta Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 6 Juli 2012 selanjutnya disebut sebagai : Terbanding I semula Tergugat I;

2. PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk (Persero) Kantor Pusat Cq PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk (Persero) Kantor Cabang, berkedudukan di Jl. Putri Hijau Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada :

SWANDY HALIM, S.H, MSc, MIRA AMALIA, S.H, M.H,

(2)

DEASY MARTHANINGSIH HENDAR ASMARA, S.H, WINCEN ADIPUTRA, S.H Advokat dari Law Firm SWANDY HALIM & Partners beralamat kantor di Gedung World Trade Center Lantai 11 Jalan Jenderal Sudirman kav 30 Jakara, berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 19 Juni 2012 selanjutnya disebut sebagai : Terbanding II semula Tergugat II;

3. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA CQ MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA CQ DIRJEN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL), berkedudukan di Gedung Keuangan Negara Jl. Diponegoro No. 30 A Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada : Dr. Indra Surya, S.H, LLM, Didik Hariyanto, S.H, M.M, Burhanuddin H. Manik, Rizal Alpiani, S.H, Ahmad Rivai, S.E, M.AP, Elita Mariant P, S.H, Randhika Yoga Perdata, S.H, Dina Assriana, S.H, Rudi Purnomo, S.H, Muhammad Safiuddin Ika Dany Sitepu, S.H beralamat di Gedung Keuangan Negara Unit II lantai 2 Jalan P. Diponegoro No. 30-A Medan, berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 17 Juli 2012 selanjutnya disebut sebagai : Terbanding III semula Tergugat III;

Pengadilan Tinggi tersebut;

Setelah membaca berkas perkara tanggal 23 Januari 2013, Nomor 303/Pdt.G/2012/PN.Mdn dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat gugatan tanggal 29 Mei 2012 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 30 Mei 2012 dalam register Nomor: 303/Pdt.G/2012/PN.Mdn, telah mengajukan gugatan sebagai berikut: - Bahwa sekitar tahun 2005 Tergugat I ada telah mendapat fasilitas

kredit investasi dari Tergugat II sebesar Rp. 21.092.000.000,- (dua puluh satu milyar sembilan puluh dua juta rupiah) untuk dipergunakan refinancing mesin-mesin yang terdiri dari :

1. Kredit investasi refinancing sebesar Rp.10.922.000.000,- (sepuluh milyar sembilan ratus dua puluh dua juta rupiah) ;

(3)

2. Kredit investasi Baru sebesar Rp.10.170.000.000.- (sepuluh milyar seratus tujuh puluh juta rupiah) ;

- Bahwa dari fasilitas pinjaman tersebut Tergugat I telah memberikan agunan Sertipikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan Sertipikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Penggugat) ;

- Bahwa Tergugat I telah melunasi kreditnya kepada Tergugat II atas fasilitas kredit investasi telah dilunasi sejak bulan Juni 2011 yakni Kredit Investasi Baru sebesar 10.170.000.000.- (Sepuluh milyar seratus tujuh puluh juta rupiah) sedangkan Kredit Investasi refinancing sebesar Rp.10.922.000.000.- (sepuluh milyar Sembilan ratus dua puluh dua juta rupiah) telah dilunasi sejak bulan April 2011, akan tetapi Tergugat I lalai menarik sertipikat yang menjadi agunan dari fasilitas kredit tersebut dari Tergugat II yakni : Sertipikat Hak Milik No.500 atas nama Hansen dan Sertipikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Penggugat) ;

- Bahwa berdasarkan informasi dari Tergugat I bahwasanya fasilitas kredit investasi sebesar Rp. 21.092.000.000.- dengan sertipikat agunan Sertipikat Hak Milik No.500 atas nama Hansen dan Sertipikat Hak Guna Usaha No.02 atas nama PT. Darsum (Penggugat) telah dilunasi sejak bulan Juni 2011 yakni Kredit Investasi Baru sebesar 10.170.000.000.- (Sepuluh milyar seratus tujuh puluh juta rupiah) sedangkan Kredit Investasi refinancing sebesar Rp.10.922.000.000.- (sepuluh milyar Sembilan ratus dua puluh dua juta rupiah) telah dilunasi sejak bulan April 2011, akan tetapi Tergugat I lalai menarik agunan tersebut pada Tergugat II ;

- Bahwa akan tetapi secara sepihak Tergugat II telah mengajukan permintaan lelangnya kepada Tergugat III atas aset milik Penggugat tersebut, kemudian Tergugat III telah melaksanakan pengumuman lelang eksekusi Hak Tanggungan pada Surat Kabar Harian Analisa hari selasa, 22 Mei 2012 halaman 11 pengumuman Lot 1 sebidang tanah seluas 575,88 Ha sesuai dengan Sertipikat Hak Guna Usaha No.2 atas nama PT. Darsum terletak di Desa Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab.Langkat Sumatera Utara ;

- Bahwa pelelangan ini diketahui Penggugat dari adanya pengumuman lelang eksekusi Hak Tanggungan di Surat Kabar Harian Analisa

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(4)

terbitan Medan pada hari selasa tanggal 22 Mei 2012 Halaman 11 yang dibuat oleh Tergugat I dan Tergugat II ;

- Bahwa dari pengumuman tersebut diatas yang diterbitkan di Surat Kabar Harian Analisa tanggal 22 Mei 2012 harta-harta milik Penggugat yang terdapat pada pengumuman Lot 1 adalah agunan kredit investasi yang telah dilunasi oleh Tergugat I berdasarkan rekening koran ;

- Bahwa perbuatan Tergugat I yang lalai menarik agunan atas harta milik Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum begitu juga dengan Tergugat II dan Tergugat III tersebut yang melelang harta-harta atau barang-barang agunan milik Penggugat tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht matige daad) ;

- Bahwa akibat dari perbuatan melawan hukum Tergugat I, II dan III tersebut Penggugat telah menderita kerugian baik Moril maupun Materil yakni sebagai berikut :

Kerugian Materil

Bahwa dari tindakan melawan hukum Tergugat I, II dan III tersebut maka Penggugat telah mengalami kerugian Nilai aset kebun seluas 575,88 Ha sebesar Rp.200.000.000.000- (dua ratus milayar rupiah) ; Kerugian Moril

Penggugat sebagai perusahaan yang ternama yang banyak memiliki rekan bisnis akan tetapi dengan adanya pengumuman lelang seolah olah perusahaan Penggugat mengalami ekonomi sulit sehingga banyak rekan-rekan bisnis Penggugat berusaha menjauhi dan menghindari Penggugat, kesemuanyai ini tidak dapat dinilai dengan uang akan tetapi untuk mempermudah perhitungan, maka Penggugat padai senilai Rp. 100.000.000.000.- ;

- Bahwa kerugian yang dialami Penggugat tersebut layak dan patut dimohonkan kepada Majelis Hakim untuk menghukum Tergugat I, II dan III secara tangung renteng membayar ganti rugi kepada Penggugat ;

- Bahwa untuk efektifnya gugatan Penggugat ini dan dikawatirkan Tergugat I, II dan III akan melakukan tindakan yang membahayakan harta kekayaan milik Penggugat dan pengalihan-pengalihan yang tidak berdasar atas tanah dan bangunan maupun harta lainnya yang

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(5)

termasuk harta kekayaan milik Penggugat mohon agar Majelis Hakim berkenan:

1. Meletakkan sita jaminan atas tanah dan bangunan seluas 575,88 Ha sesuai dengan Sertipikat Hak Guna Usaha No.2 atas nama PT. DARSUM yang terletak di Desa Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang Kab. Langkat Sumatera Utara ;

2. Meletakkan Sita Jaminan atas 10 (sepuluh) bidang tanah total seluas 10.140 M2 berikut Bagunan pabrik dan sarana pelengkap diatasnya, dimana seluruhnya terletak di Desa Puji Mulyo Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Sumatera Utara (setempat dikenal dengan Jln. Utama No.98 desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Sumatera Utara) yang terdiri dari :

a. Sertipikat Hak Guna Bangunan No.46 seluas 3.201 M2, SHGB No.89 seluas 300 m2, SHGB No.90 seluas 206 m2 dan SHGB No.92 seluas 587 m2 ke empat SHGB atas nama PT. MAJA AGUNG LATEXINDO ;

b. Sertipikat Hak Milik No.146 seluas 2.625 m2 dan SHM No.309 seluas 1.213 m2 keduanya SHM tersebut atas nama Hansen ; c. Sertipikat Hak Guna Bangunan No.108 seluas 702 m2 , SHGB

No.109 seluas 318 m2, SHGB No.110 seluas 405 m2 dan SHGB No.111 seluas 583 m2 keempat SHGB tersebut atas nama PT. Maja Agung Latexindo ;

3. Meletakkan Sita Jaminan atas mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Jln. Utama No.98, Desa Puji Mulyo Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Sumatera Utara ;

4. Meletakkan Sita Jaminan atas 3 bidang tanah beserta bangunan pabrik diatasnya terdiri dari SHGB No.01 seluas 16.040 m2 atas nama PT. Separindo Hevea Nusantara berkedudukan di Rantau Prapat, SHM No.5 seluas 7.338 m2 dan SHM No.6 seluas 6.990 m2 kedua SHM tersebut atas nama Hansen seluruh bidang tanah terletak di Desa Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu Sumatera Utara setempat di kenal dengan Jln. Raya Aek Kanopan – Rantau Prapat KM 14,5 Desa Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu Sumatera Utara

5. Meletakkan Sita Jaminan atas mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Jln. Raya Aek Kanopan – Rantau Prapat KM 14,5 Desa

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(6)

Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu Sumatera Utara ;

6. Meletakkan Sita Jaminan atas sebidang tanah seluas 1.784 m2 beserta bangunan Kantor diatsnya sesuai dengan SHM No.500 atas nama Hansen yang terletak di Jln. Pemuda atau Jln. Kereta Api No.11 Kel. Aur, Kec, Medan Maimun Kota Medan Sumatra Utara ; 7. Meletakkan Sita Jaminan atas sebidang tanah seluas 1.116 m2

sesuai dengan SHGB No.878 atas nama LIPINY KUWANTO yang terletak di Kel. Suka Damai, Kec, Medan Polonia, Kota Medan Sumatra Utara Setempat dikenal dengan Padang Golf Mansion, Blok C/A 11, Jln. Padang Golf Polonia, Kel. Suka Damai, Kec. Medan Polonia, Kota Medan Sumut ;

8. Meletakkan Sita Jaminan atas dua sebidang tanah beserta bangunan diatasnya yang terdiri dari SHM No.890 seluas 125 m2 dan SHM No.889 seluas 95 m2 kedua SHM tersebut atas nama Hansen yang terletak di Prof. HM Yamin SH No.40-40A, Kel.Sido Dadi Kec. Medan Timur Kota Medan Sumut ;

DALAM PROVISI

- Bahwa dikhawatirkan Tergugat II dan III akan melakukan tindakan-tindakan yang akan mempersulit Jalannya Perkara dan Melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan Penggugat maka Penggugat mohon Kepada Majelis Hakim untuk berkenan mengeluarkan Putusan Provisi sebagai berikut :

Memerintahkan Tergugat II dan III atau Kuasanya atau pihak yang menerima pengalihan hak dan wewenang darinya untuk tidak melakukan pelelangan ;

- Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Penggugat dalam hal perkara ini merupakan bukti yang sah dan otentik maka adalah patut dan beralasan bagi Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan Serta Merta (Bij Vooraad) dalam perkara ini meskipun ada upaya hukum banding, kasasi ataupun perlawanan dari Tergugat I, II dan III ;

- Bahwa dikawatirkan Tergugat I, II dan III tidak mau atau lalai mentaati atau memenuhi putusan perkara ini maka di mohonkan kepada Majelis Hakim agar menghukum Tergugat I, II dan III membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp.500.000.-/hari

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(7)

yang dibayarkan kepada Penggugat secara langsung dihitung sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap ; - Demikian juga patut dan beralasan hukum Tergugat I, II dan III

dihukum untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini ;

Berdasarkan seluruh uraian dan dalil-dalil gugatan diatas, dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan berkenan menentukan suatu hari persidangan seraya memanggil para pihak yang berperkara agar hadir dipersidangan dan selanjutnya mengambil putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM PROVISI :

- Memerintahkan Tergugat II dan III atau Kuasanya atau pihak yang menerima pengalihan hak dan wewenang darinya untuk tidak melakukan pelelangan ;

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan ;

3. Menyatakan Tergugat I, II dan III terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum ;

4. Memerintahkan kepada Tergugat II dan III untuk tidak melakukan pelelangan atas harta-harta milik Penggugat ;

5. Menghukum Tergugat I, II dan III secara tanggung renteng membayar secara tunai ganti rugi matril sebesar Rp.200.000.000.000.- (dua ratus milyar rupiah) dan ganti rugi moril sebesar Rp.100.000.000.000.- (seratus milyar rupiah) kepada Penggugat;

6. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk mematuhi putusan ini ; 7. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.500.000.-/hari apa bila Tergugat I, II dan III lalai mematuhi putusan ini;

8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta (Bij Vooraad) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi ataupun perlawanan;

(8)

9. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk membayar segala biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini;

Atau :

Jika Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat I memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa benar pada tahun 2003 (bukan tahun 2005) Pemohonan Kredit Tergugat I dikabulkan oleh Tergugat II (PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Cabang Medan).

Kredit tersebut diberikan dalam bentuk fasilitas kredit investasi yang terdiri dari :

1. Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp 10.922.000.000. 2. Kredit Investasi Baru sebesar Rp 10.170.000.000.

- Bahwa memang benar dalam rangka pemberian kredit tersebut Tergugat I memberikan agunan Sertifikat tanah Hak Milik (SHM) no.500 a.n. Hansen dan Sertifikat tanah Hak Guna Usaha (HGU) no.02 a.n. Pengguat (PT. DARSUM).

- Bahwa memang benar atas hutang-hutang kredit diatas telah dilunasi Tergugat I yaitu hutang pinjaman Kredit Investasi Refinancing telah lunas pada bulan April 2011 dan hutang pinjaman Kredit Investasi Baru telah lunas pada bulan Juni 2011. - Bahwa meskipun pinjaman kredit investasi itu telah dilunasi oleh

Tergugat I, akan tetapi Tergugat II tidak mau menghapus Hak Tanggungan atas jaminan pinjaman hutang kredit itu dan tidak mau pula mengajukan pencoretan Hak Tanggungan pada buku tanah sertifikat tanah yang menjadi jaminan hutang kepada Kantor Pertanahan.

- Ketidakmauan Tergugat II melakukan penghapusan atas Hak Tanggungan padahal hutang yang dijaminkan dengan Hak Tanggungan sudah hapus (sudah lunas), serta ketidakmauan Tergugat II mengajukan pencoretan catatan Hak Tanggungan pada buku tanah sertifikat agunan pada Kantor Pertanahan adalah perbuatan melawan hukum (onrech matige daat).

(9)

- Bahwa adalah tidak benar Tergugat I melakukan perbuatan melawan hukum (onrech matige daad) karena lalai menarik sertifikat agunan dari tangan Tergugat II sebab bagaimana mungkin Tergugat I menarik sertifikat sedangkan Hak Tanggungan belum dihapus oleh Tergugat II dan belum diajukan pencoretannya pada buku tanah sertifikat ke Kantor Pertanahan. Oleh karena itu, Tergugat I harus dibebaskan dari tuntutan ganti rugi dan tuntutan perbuatan melawan hukum serta tuntutan untuk membayar uang paksa (duangsom). Sedangkan tuntutan Penggugat ini lebih tepat dijatuhkan terhadap para tergugat-tergugat lainnya yang melakukan perbuatan melawan hukum (onrech matige daad).

- Bahwa memang benar dalil Penggugat yang menyebut bahwa meskipun pinjaman kredit tersebut telah dilunasi oleh Tergugat I akan tetapi Tergugat II mengajukan pelelangan kepada Kantor Tergugat III terhadap barang-barang/ harta benda agunan sertifikat HGU no.02 milik Penggugat dan SHM no.500 milik Hansen. Hal ini diketahui Tergugat I dari adanya berita pengumuman lelang eksekusi Hak Tanggungan yng termuat pada Surat Kabar Harian “Analisa” terbitan Medan hari Selasa, 22 Mei 2012, hal. 11.

- Bahwa oleh karena hutang pinjaman kredit telah dilunasi maka menurut hukum tidak ada alasan untuk melakukan pelelangan atas barang-barang agunan jaminan hutang, oleh karena itu tuntutan Penggugat dalam Surat Gugatan point 2 yang meminta penundaan pelaksanaan lelang terhadap barang jaminan PT. MAJA AGUNG LATEXINDO dalam perkara ini sampai adanya putusan perkara ini memperoleh kekuatan hukum yang tetap dapat dibenarkan dan patut untuk dikabulkan.

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Tergugat-II memberikan Jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI ;

EKSEPSI DISKUALIFIKASI (DISKUALIFIKASI IN PERSON)

Orang Yang Bertindak Untuk dan Atas Nama PENGGUGAT Tidak Mempunyai Hak Dan Kapasitas Untuk Mewakili PENGGUGAT

1. Bahwa M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(10)

Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 438, menyatakan bahwa tergugat dapat mengajukan exceptio in persona, atas alasan diskualifikasi in person, yakni orang yang mengajukan gugatan mewakili PENGGUGAT bukan orang yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk itu, sebagaimana dikutip sebagai berikut :

“Yang bertindak sebagai penggugat, bukan orang yang berhak,

sehingga orang tersebut tidak mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat. Dalam kuasa yang demikian, penggugat tidak memiliki persona standi in judicio di depan PN atas perkara tersebut. Misalnya anak di bawah umur, atau orang yang di

bawah perwalian. Perseroan yang belum disahkan sebagai badan hukum bertindak atas nama perseroan. Atau yang bertindak bukan

direksi perseroan berdasarkan Pasal 82 Undang-Undang No. 1

Tahun 1995. Atau, yang bertindak mengajukan gugatan atas nama yayasan bukan pengurus. Dalam hal demikian, tergugat dapat

mengajukan exceptio in persona, atas alasan diskualifikasi in person, yakni orang yang mengajukan gugatan bukan orang yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk itu.”

2. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 Jo Pasal 92 ayat (1) Jo. Pasal 97 ayat (1) Jo. Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut dengan “UUPT”) jelas diatur bahwa yang berhak dan berwenang mewakili / bertindak untuk dan atas nama perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan adalah Direksi.

Pasal 1 angka 5 UUPT, mengatur sebagai berikut :

“Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.”

Pasal 92 ayat (1) UUPT, mengatur sebagai berikut :

“Direksi menjalankan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.”

Pasal 97 ayat (1) UUPT, mengatur sebagai berikut :

(11)

“Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).”

Pasal 98 ayat (1) UUPT, mengatur sebagai berikut :

“Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.”

3. Bahwa oleh karena itu maka yang berhak dan berwenang mewakili/bertindak untuk dan atas nama PT. DARSUM dalam mengajukan Gugatan a quo adalah Direktur Utama PT. DARSUM, sedangkan JOHAN LIE selaku General Manager PT. DARSUM (in casu PENGGUGAT) sama sekali tidak mempunyai hak dan kewenangan untuk mewakili/bertindak untuk dan atas nama PT. DARSUM dalam mengajukan Gugatan a quo.

Pihak PENGGUGAT dalam Gugatan a quo dikutip sebagai berikut : “PT. DARSUM, dalam hal ini diwakili oleh JOHAN LIE selaku

General ManagerPT. DARSUM berkedudukan di Jln. Pemuda No. 11,

Kel. Alur, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, selanjutnya disebut sebagai ... Penggugat;”

4. Bahwa oleh karena Gugatan a quo telah diajukan oleh orang yang tidak mempunyai persona standi in judicio untuk mengajukan Gugatan a quo, maka hal tersebut jelas mengakibatkan Gugatan a quo mengandung diskualifikasi in person dan oleh karena itu Gugatan a quo harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).

5. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka TERGUGAT II mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar berkenan memberikan Putusan dengan amar Putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI DISKUALIFIKASI (DISKUALIFIKASI IN PERSON) 1) Menerima Eksepsi Diskualifikasi (Diskualifikasi In Person) yang

diajukan oleh TERGUGAT II untuk seluruhnya;

2) Menyatakan Gugatan a quo Tidak Dapat Diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);

3) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara. EKSEPSI PEREMPTORIA

(12)

Lelang Eksekusi atas Aset-aset Jaminan Yang Digugat Oleh PENGGUGAT Telah Dibatalkan Pelaksanaannya Sehingga Pelaksanaan Lelang Eksekusi Dimaksud Tidak Dapat Lagi Diperkarakan/Digugat

6. Bahwa berdasarkan Doktrin M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 458, apabila apa yang digugat tersebut telah tersingkir misalnya permasalahan yang digugat tidak jadi dieksekusi atau telah dieksekusi, maka terhadap permasalahan tersebut tidak dapat lagi diperkarakan/digugat.

Doktrin M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 458 : “Eksepsi yang berisi sangkalan, yang dapat menyingkirkan (set aside) gugatan karena masalah yang digugat tidak dapat diperkarakan. Pada exceptio dilatoris, gugatan yang diajukan prematur. Oleh karena itu, pengajuannya masih tertunda .Sedang pada exceptio

peremptoria sangkalan yang diajukan bertujuan untuk

menyingkirkan gugatan.Karena apa yang digugat telah tersingkir.”

7. Bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam Gugatan a quo adalah keberatan PENGGUGAT terhadap pelaksanaan Lelang Eksekusi yang akan dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada tanggal 5 Juni 2012, sebagaimana telah diumumkan oleh TERGUGAT II dalam harian Analisa tertanggal 22 Mei 2012. Namun demikian pada kenyataannya Lelang Eksekusi tersebut telah dibatalkan oleh TERGUGAT III sebagaimana surat Nomor : S-1095/WKN.02/KNL.01/2012 tertanggal 1 Juni 2012 perihal : Pembatalan Pelaksanaan Lelang (Bukti TII-1).

8. Bahwa oleh karena Lelang Eksekusi tersebut telah dibatalkan pelaksanaannya, maka telah terbukti bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam Gugatan a quo telah tersingkir. Dengan demikian Gugatan a quo yang pada pokoknya mempermasalahkan Lelang Eksekusi yang akan dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada tanggal 5 Juni 2012 berdasarkan hukum tidak dapat lagi

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(13)

diperkarakan/digugat atau dengan kata lain Gugatan a quo harus disingkirkan/dihentikan.

9. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka TERGUGAT II mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar berkenan memberikan Putusan dengan amar Putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI PEREMPTORIA

1) Menerima Eksepsi Peremptoria yang diajukan oleh TERGUGAT II untuk seluruhnya;

2) Menyatakan bahwa Lelang Eksekusi yang rencananya akan dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada tanggal 5 Juni 2012 tidak dapat lagi diperkarakan/digugat karena Lelang Eksekusi tersebut telah dibatalkan pelaksanaannya;

3) Menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);

4) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara. EKSEPSI LITIS PENDENTIS

Gugatan Dalam Perkara No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn. di Pengadilan Negeri Medan Mempunyai Substansi yang pada Intinya Sama Dengan Gugatan Dalam Perkara No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan

10. Bahwa M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 461, menyatakan bahwa apabila terdapat gugatan yang sama dengan gugatan di pengadilan lainnya, maka terhadap gugatan tersebut dapat diajukan eksepsi litis pendentis, di mana tujuan dari eksepsi litis pendentis tersebut adalah untuk mencegah adanya putusan pengadilan yang saling bertentangan terhadap perkara yang sama. Doktrin M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 461 : “Sengketa yang digugat penggugat, sama dengan perkara yang sedang diperiksa oleh Pengadilan.Disebut juga eksepsi sub-judice yang berarti gugatan yang diajukan masih tergantung (aanhanging)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(14)

atau masih berlangsung atau sedang berjalan pemeriksaannya di Pengadilan (under judicial consideration). Misalnya sengketa yang digugat sama dengan perkara yang sedang diproses dalam lingkungan peradilan lain. Umpamanya A menggugat B atas sebidang

tanah, PN mengabulkan gugatan.Lantas B mengajukan

banding.Bersamaan dengan itu B juga mengajukan gugatan kepada PTUN. Dalam kasus tersebut, A dapat mengajukan exceptio litis pendentis di PTUN yang menyatakan gugatan B sama dengan perkara yang sedang berjalan proses pemeriksaannya di Pengadilan banding lingkungan peradilan umum.”

11. Bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam Gugatan No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn. adalah keberatan PENGGUGAT terhadap tindakan TERGUGAT I yang dianggap lalai menarik harta milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II oleh karena PENGGUGAT merasa bahwa TERGUGAT I telah melunasi utangnya kepada TERGUGAT II. Di samping itu PENGGUGAT juga keberatan terhadap pelaksanaan Lelang Eksekusi atas aset-aset PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II untuk memenuhi utang yang didalikan oleh PENGGUGAT telah dilunasi oleh TERGUGAT I tersebut.

12. Bahwa pokok permasalahan dalam Gugatan No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn. telah terjawab dalam perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. (Bukti TII-2) di mana TERGUGAT I telah mengakui jumlah utangnya kepada TERGUGAT II sebagaimana Daftar Piutang Yang Diakui dari Kreditor Separatis tertanggal 14 Agustus 2012 (Bukti TII-3).

13. Selanjutnya TERGUGAT I telah menawarkan proposal perdamaian untuk menyelesaikan utangnya kepada TERGUGAT II dengan salah satu jaminan adalah harta milik PENGGUGAT yang dipermasalahkan dalam perkara a quo yaitu Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (in casu PENGGUGAT) sebagaimana Proposal Perdamaian tanggal 6 Agustus 2012 (Bukti TII-4), di mana terhadap proposal perdamaian tersebut, PENGGUGAT yang hadir dalam proses PKPU dimaksud telah memberikan persetujuannya terhadap

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(15)

proposal perdamaian dimaksud dan tidak keberatan atas dimasukkannya aset PENGGUGAT sebagai jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II. Hal tersebut jelas membuktikan bahwa keberatan PENGGUGAT atas tindakan TERGUGAT I yang dianggap lalai menarik harta milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II tidak relevan lagi dipermasalahkan karena sudah disetujui oleh PENGGUGAT dalam perkara No.05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. Oleh karena itu keberatan tersebut tidak perlu diperiksa lagi dalam Gugatan No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn.

14. Bahwa oleh karena telah terbukti dalam perkara No.05/PKPU/2012/PN/Niaga.Mdn. bahwa TERGUGAT I belum melunasi utangnya kepada TERGUGAT II maka keberatan PENGGUGAT terhadap lelang eksekusi atas aset PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II dengan alasan bahwa utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II telah lunas, tidak relevan lagi untuk dipermasalahkan dalam Gugatan No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn.

15. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas nyata bahwa Gugatan dalam perkara No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn. di Pengadilan Negeri Medan mempunyai pokok permasalahan yang telah dijawab dalam perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. (Vide Bukti TII-2) di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan. Oleh karena itu untuk menghindari adanya putusan yang saling bertentangan atas perkara-perkara tersebut, maka Gugatan dalam perkara No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn. tidak dapat lagi dilanjutkan pemeriksaannya atau dengan kata lain Gugatan a quo harus dihentikan.

16. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas dan demi mewujudkan azas-azas peradilan yang cepat, efektif dan efisien, maka TERGUGAT II dengan ini memohon agar Majelis Hakim yang Mulia agar berkenan untuk menyatakan bahwa Gugatan dalam perkara No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn.di Pengadilan Negeri Medan tidak dapat dilanjutkan lagi pemeriksaannya dan berkenan memberikan Putusan dengan amar Putusan sebagai berikut :

(16)

DALAM EKSEPSI LITIS PENDENTIS

1) Menerima Eksepsi Litis Pendentis yang diajukan oleh TERGUGAT II untuk seluruhnya;

2) Menyatakan bahwa Gugatan a quo tidak dapat lagi dilanjutkan pemeriksaannya dan harus dihentikan;

3) Menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);

4) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara. DALAM POKOK PERKARA

Bahwa apa yang diuraikan oleh TERGUGAT II Dalam Eksepsi mohon juga dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam Pokok Perkara ini.

Sebelum menanggapi satu persatu dalil-dalil yang diajukan oleh PENGGUGAT dalam Gugatan a quo, maka dengan ini TERGUGAT II menyatakan menolak secara tegas seluruh dalil-dalil gugatan PENGGUGAT sebagaimana yang terdapat dalam Gugatan a quo, kecuali dalil-dalil yang secara tegas diakui kebenarannya oleh TERGUGAT II.

Selanjutnya TERGUGAT II akan menyampaikan Jawaban atas Gugatan dari PENGGUGAT sebagaimana akan diuraikan di bawah ini.

TERGUGAT I BELUM MELUNASI UTANGNYA KEPADA TERGUGAT II

17. Bahwa dalil PENGGUGAT pada poin 3 dan 4 halaman 2 Gugatan a quo, pada pokoknya menyatakan bahwa TERGUGAT I telah melunasi Kredit Investasi (KI) Baru sebesar Rp. 10.170.000.000,- (sepuluh milyar seratus tujuh puluh juta Rupiah) pada bulan Juni 2011 dan Kredit Investasi (KI) Refinancing sebesar Rp. 10.922.000.000,- (sepuluh milyar sembilan ratus dua puluh dua juta Rupiah) pada bulan April 2011, akan tetapi TERGUGAT I lalai menarik sertifikat yang menjadi agunan dari fasilitas kredit tersebut dari TERGUGAT II yaitu Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum.

18. Bahwa dalil PENGGUGAT tersebut merupakan dalil yang sama sekali tidak benar, karena pada kenyataannya TERGUGAT I belum melunasi Kredit Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(17)

Refinancing tersebut kepada TERGUGAT II sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini.

19. Bahwa TERGUGAT II telah memberikan fasilitas kredit kepada TERGUGAT I sebagaimana terlihat dalam akta-akta yang telah ditandatangani oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II sebagai berikut : a) Kredit Investasi sebesar Rp. 21.092.000.000,- (dua puluh satu

milyar sembilan puluh dua juta Rupiah), yang terdiri dari :

- Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp. 10.922.000.000,- (sepuluh milyar sembilan ratus dua puluh dua juta Rupiah). - Kredit Investasi Baru sebesar Rp. 10.170.000.000,- (sepuluh

milyar seratus tujuh puluh juta Rupiah).

Dengan jangka waktu selama 72 (tujuh puluh dua) bulan termasuk grace period selama 6 (enam) bulan yang harus sudah dilunasi pada tanggal 27 Mei 2011 sebagaimana Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor : 15 tanggal 27 Mei 2005 yang dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005”) (Bukti TII-5).

Catatan : Fasilitas Kredit Investasi Refinancing dan Kredit Investasi Baru telah jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011

b) Kredit Modal kerja yang terdiri dari:

- Fasilitas Kredit Modal Kerja 1 sebesar USD 5,191,527,62.- (lima juta seratus sembilan puluh satu ribu lima ratus dua puluh tujuh Dollar Amerika Serikat enam puluh dua sen). - Fasilitas Kredit Modal Kerja 2 sebesar USD 1,146,496,82.-

(satu juta seratus empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam Dollar Amerika Serikat delapan puluh dua sen).

Dengan jangka waktu pelunasan selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008 dan harus sudah dilunasi pada tanggal 15 Oktober 2009 sebagaimana Akta Persetujuan Perpanjangan Waktu Kredit Modal Kerja Pertama dan Kredit Modal Kerja Kedua Nomor : 23 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009”) (Bukti TII-6).

(18)

Catatan: Fasilitas Kredit Modal Kerja 1 dan Kredit Modal Kerja 2 telah jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2009

c) Kredit Modal Kerja Impor sebesar USD 500,000.- (lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat) dengan jangka waktu pelunasan selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008 dan harus sudah dilunasi pada tanggal 15 Oktober 2009 sebagaimana Akta Persetujuan Perpanjangan Waktu Kredit Modal Kerja Impor Nomor : 24 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya disebut “Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009”) (Bukti TII-7). Catatan:Fasilitas Kredit Modal Kerja Impor telah jatuh tempo

pada tanggal 15 Oktober 2009

(Perjanjian-perjanjian tersebut di atas selanjutnya disebut “AktaPerjanjian Kredit”)

20. Bahwa atas seluruh fasilitas kredit yang diberikan oleh TERGUGAT II kepada TERGUGAT I tersebut, maka TERGUGAT I telah memberikan jaminan hak tanggungan termasuk namun tidak terbatas Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (in casu PENGGUGAT), jaminan fidusia dan jaminan pribadi sebagai berikut :

 Jaminan Hak Tanggungan

1) Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003 Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 (Bukti TII-8A) Jo Sertifikat Hak Tanggungan No. 767/2004 Peringkat II tanggal 10 Februari 2004 (Bukti TII-8B) atas :

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 878/Desa Sukadamai, Kel. Medan Polonia, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 1.116 m² atas nama Lipiny Kuwanto (Bukti TII-9);

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp. 2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta Rupiah).

2) Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003 Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 (Bukti TII-10A)Jo Sertifikat Hak

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(19)

Tanggungan No. 1022/2004 Peringkat II tanggal 24 Februari 2004 (Bukti TII-10B) atas :

- Sertifikat Hak Milik No. 889/Desa Sidodadi, Kec. Medan Timur, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 95 m² atas nama Hansen (Bukti TII-11);

- Sertifikat Hak Milik No. 890/Desa Sidodadi, Kec. Medan Timur, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 125 m² atas nama Hansen (Bukti TII-12);

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp. 2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta Rupiah).

3) Sertifikat Hak Tanggungan No. 1544/2003 Peringkat I tanggal 22 Desember 2003 (Bukti TII-13) atas :

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 46/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 3.201 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-14);

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 89/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 300 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-15);

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 90/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 206 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-16);

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 92/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 587 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-17);

Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 3.321.000.000,- (tiga milyar tiga ratus dua puluh satu juta Rupiah).

4) Sertifikat Hak Tanggungan No. 1555/2003 Peringkat I tanggal 23 Desember 2003 (Bukti TII-18) atas :

(20)

- Sertifikat Hak Milik No. 146/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 2.625 m² atas nama Hansen (Bukti TII-19);

- Sertifikat Hak Milik No. 309/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 1.213 m² atas nama Hansen (Bukti TII-20);

Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 3.941.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus empat puluh satu juta Rupiah). 5) Sertifikat Hak Tanggungan No. 429/2003 Peringkat I tanggal

13 Oktober 2003 (Bukti TII-21A) Jo Sertifikat Hak Tanggungan No. 552/2003 Peringkat II tanggal 8 Desember 2003 (Bukti TII-21B) atas :

- Sertifikat Hak Milik No. 5/Desa Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara seluas 7.338 m² atas nama Hansen (Bukti TII-22); - Sertifikat Hak Milik No. 6/Desa Gunung Melayu, Kec.

Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara seluas 6.990 m² atas nama Hansen (Bukti TII-23); - Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1/Desa Gunung

Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Propinsi Sumatera Utara seluas 16.040 m² atas nama PT. Separindo Hevea Nusantara (Bukti TII-24);

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp. 5.200.000.000,- (lima milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta Rupiah).

6) Sertifikat Hak Tanggungan No. 722/2006 Peringkat I tanggal 1 Mei 2006 (Bukti TII-25) atas :

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 108/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 702 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-26);

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 109/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 318 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-27);

(21)

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 110/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 405 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-28);

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 111/Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara seluas 583 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-29);

Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar Rupiah).

7) Sertifikat Hak Tanggungan No. 120/2006 Peringkat I tanggal 4 Mei 2006 (Bukti TII-30) atas :

- Sertifikat Hak Guna Usaha No. 2/Desa Tanjung Selamat, Kec. Padang Tualang, Kab. Langkat, Propinsi Sumatera Utara seluas 575,88 Ha atas nama PT. Darsum (in casu PENGGUGAT) (Bukti TII-31);

Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 14.129.000.000,- (empat belas milyar seratus dua puluh sembilan juta Rupiah). 8) Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005 Peringkat I tanggal 14 September 2005 (Bukti TII-32A)Jo Sertifikat Hak Tanggungan No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli 2008(Bukti TII-32B) atas :

- Sertifikat Hak Milik No. 500/Desa Aur, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas 1.784 m² atas nama Hansen (Bukti TII-33);

Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp. 23.031.000.000,- (dua puluh tiga milyar tiga puluh satu

juta Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar Rupiah).

9) Jaminan Fidusia

- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-1866 HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 10 Oktober 2003 dengan Obyek 13 unit separator, 8 unit TangkiLatex, 3 unit mesin genset, 5 unit mesin separator LTC, 1 Unit Balancing Bowl senilai Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) (Bukti TII-34);

(22)

- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2424 HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003 dengan Objek Persediaan danStock Barang Dagangan senilai Rp. 3.931.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus tiga puluh satu juta Rupiah) (Bukti TII-35);

- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2425 HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003 dengan Objek Mesin-mesin dan peralatan pabrik sarung tangan karet milik PT. Maja Agung Latexindo senilai Rp. 32.657.000.000,- (tiga puluh dua milyar enam ratus lima puluh tujuh juta Rupiah) (Bukti TII-36);

- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2426 HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003 dengan Objek Piutang dagang atas nama PT. Maja Agung Latexindo senilai Rp. 3.328.209.000,- (tiga milyar tiga ratus dua puluh delapan juta dua ratus sembilan ribu Rupiah) (Bukti TII-37).

- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-3176 HT.04.06.TH.2007/STD tertanggal 8 November 2007 dengan Objek Mesin-mesin dan peralatan pabrik sarung tangan karet milik PT. Maja Agung Latexindo senilai Rp. 10.641.000.000,- (sepuluh milyar enam ratus empat puluh satu juta Rupiah)(Bukti TII-38).

10) Jaminan Pribadi Akta Jaminan Pribadi No. 51 tanggal 31 Maret 2005 atas nama Hansen yang dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH, Notaris di Medan (Bukti TII-39).

21. Bahwa dalam perkembangannya ternyata TERGUGAT I tidak melaksanakan kewajibannya untuk melakukan pembayaran sesuai dengan yang telah disepakati dalam Akta Perjanjian Kredit, di mana hal tersebut telah mengakibatkan terjadinya tunggakan pembayaran baik pokok, bunga maupun denda. Sehubungan dengan adanya tunggakan tersebut maka TERGUGAT II telah menyampaikan surat-surat peringatan kepada TERGUGAT I sebagai berikut :

- Surat No. B.436-RPK/RPS/02/2011 tertanggal 25 Februari 2011 perihal : Peringatan Pertama (Bukti TII-40), di mana dalam surat tersebut TERGUGAT II telah memperingatkan TERGUGAT I agar

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(23)

dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya paling lambat tanggal 7 Maret 2011 (selanjutnya disebut “Surat Peringatan I”)

- Surat No. B.511-RPK/RPS/03/2011 tanggal 07 Maret 2011 perihal : Peringatan Kedua (Bukti TII-41), di mana dalam surat tersebut TERGUGAT II telah memperingatkan TERGUGAT I agar dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya paling lambat tanggal 15 Maret 2011 (selanjutnya disebut “Surat Peringatan II”)

- Surat No. B.1078-RPK/RPS/05/2011 tanggal 02 Mei 2011 perihal : Peringatan Ketiga (Bukti TII-42), di mana dalam surat tersebut TERGUGAT II telah memperingatkan TERGUGAT I agar dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya paling lambat tanggal 13 Mei 2011 (selanjutnya disebut “Surat Peringatan III”)

22. Bahwa meskipun TERGUGAT II telah berkali-kali memperingatkan TERGUGAT I untuk menyelesaikan tunggakan pembayaran kepada TERGUGAT II, namun demikian sampai dengan jatuh temponya seluruh fasilitas kredit, TERGUGAT I tetap tidak mempunyai itikad baik untuk melakukan pembayaran sesuai dengan Akta Perjanjian Kredit.

23. Bahwa adapun tunggakan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II per 31 Januari 2012 adalah sebagai berikut :

Fasilitas Kredit Investasi Refinancing :

- Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 549.972.149,- +

Sub Total : Rp. 549.972.149,-

Catatan: Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit Investasi Baru :

- Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 881.386.134,- +

Sub Total : Rp. 881.386.134,-

Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit KMK-1 :

- Tunggakan Pokok : USD 5,191,527.- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 1,460,042.- +

Sub Total : USD 6,651,569.-

(24)

Catatan: Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit KMK-2

- Tunggakan Pokok : USD 946,789,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 210,108.- +

Sub Total : USD 1,156,897.-

Catatan : Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit PJI-KMKI :

- Tunggakan Pokok : USD 0.- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 16,631.- +

Sub Total : USD 16,631.-

Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

TOTAL SELURUH KEWAJIBAN : Rp. 1.431.358.283,- dan

USD 7,825,097.-

24. Bahwa adanya tunggakan kewajiban TERGUGAT I kepada TERGUGAT II tersebut telah pula diakui oleh TERGUGAT I dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) TERGUGAT I dengan register Perkara No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan sebagaimana Daftar Piutang Yang Diakui – Kreditur Separatis tertanggal 14 Agustus 2012 (Vide Bukti TII-3) di mana TERGUGAT I telah mengakui bahwa per tanggal 13 Juli 2012 tunggakan kewajiban TERGUGAT I kepada TERGUGAT II adalah sebesar Rp.1.464.277.712,-(satu milyar empat ratus enam puluh empat juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus dua belas Rupiah) dan USD 7,683,503.- (tujuh juta enam ratus delapan puluh tiga ribu lima ratus tiga Dollar Amerika Serikat) dengan perincian sebagai berikut :

Fasilitas Kredit Investasi Refinancing :

- Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 558.921.181,- +

Sub Total : Rp. 558.921.181,-

Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

(25)

Fasilitas Kredit Investasi Baru :

- Tunggakan Pokok : Rp. 0,-

- Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 905.356.531,- + Sub Total : Rp. 905.356.531,-

Catatan: Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit KMK-1 :

- Tunggakan Pokok : USD 5,097,527,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 1.694.235.,- +

Sub Total : USD 6,791,762.-

Catatan : Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit KMK-2

- Tunggakan Pokok : USD 758.789,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 116.321,- +

Sub Total : USD 875,110.-

Catatan: Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

Fasilitas Kredit PJI-KMKI :

- Tunggakan Pokok : USD 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 16,631,- +

Sub Total : USD 16,631.-

Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar

TOTAL SELURUH KEWAJIBAN : Rp. 1.464.277.712,- dan

USD 7,683,503.-

25. Bahwa adapun pengakuan TERGUGAT I tersebut telah pula diterima dengan baik oleh PENGGUGAT karena PENGGUGAT yang ikut dalam proses PKPU TERGUGAT I sama sekali tidak mempermasalahkan ataupun keberatan terhadap pengakuan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II tersebut.

26. Bahwa dari perincian tersebut di atas jelas terbukti bahwa Kredit Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI) Refinancing yang didalilkan oleh PENGGUGAT telah dibayar lunas oleh TERGUGAT I kepada TERGUGAT II, sama sekali tidak benar karena faktanya masih terdapat tunggakan bunga dan denda atas fasilitas Kredit

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(26)

Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI) Refinancing serta Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI) yang belum dibayar lunas oleh TERGUGAT I kepada TERGUGAT II. Sedangkan untuk fasilitas kredit KMK-1 dan KMK-2 jelas masih terdapat tunggakan baik pokok, bunga maupun denda.

27. Bahwa oleh karena masih adanya tunggakan kewajiban TERGUGAT I kepada TERGUGAT II yang berasal dari semua fasilitas kredit sebagaimana dijelaskan di atas maka sudah sepatutnya apabila Majelis Hakim Yang Mulia menolak dalil PENGGUGAT pada poin 3 dan 4 halaman 2 dalam Gugatan a quo yang menyatakan bahwa TERGUGAT I telah melunasi utangnya kepada TERGUGAT II yang berasal dari Kredit Kredit Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI) Refinancing.

Aset-aset Yang Dijadikan Jaminan Utang TERGUGAT I Kepada TERGUGAT II Menjadi Jaminan Untuk Seluruh Fasilitas Kredit 28. Bahwa berdasarkan Pasal 14 Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo.

Pasal 15 Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 16 Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan, aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II termasuk namun tidak terbatas pada Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-31) adalah merupakan aset jaminan bersama untuk seluruh fasilitas kredit TERGUGAT I kepada TERGUGAT II yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI), Fasilitas Kredit Investasi (KI) Baru, Fasilitas Kredit Investasi (KI) Refinancing, Kredit Modal Kerja 1 (KMK-1) dan Kredit Modal Kerja 2 (KMK-2) dan bukan terpilah-pilah bahwa aset tertentu hanya untuk menjamin fasilitas kredit tertentu saja. Hal ini terbukti dari dicantumkannya seluruh aset-aset jaminan tersebut dalam seluruh akta perjanjian kredit.

29. Bahwa seandainya terdapat satu atau lebih fasilitas kredit yang sudah lunas, QUOD NON, hal ini tidak berarti bahwa ada aset jaminan yang harus dikembalikan kepada TERGUGAT I oleh karena seluruh aset-aset jaminan tersebut menjadi jaminan bersama-sama untuk seluruh fasilitas kredit. Apabila ada satu saja fasilitas kredit

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(27)

yang belum lunas, maka seluruh aset jaminan akan tetap dipegang oleh TERGUGAT II untuk menjamin pelunasan fasilitas kredit yang belum lunas tersebut. Dalam perkara a quo terbukti bahwa tidak ada satu pun fasilitas kredit yang sudah dilunasi oleh TERGUGAT I.

30. Bahwa oleh karena itu sangat berdasar hukum apabila TERGUGAT II masih memegang aset-aset jaminan yang menjadi jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II dan sangat berdasar hukum apabila TERGUGAT I tidak menarik Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-31) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-29) yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II.

31. Bahwa oleh karena telah terbukti bahwa TERGUGAT I belum melunasi seluruh kewajibannya kepada TERGUGAT II dan Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-31) yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II adalah merupakan aset jaminan bersama untuk seluruh fasilitas kredit TERGUGAT I kepada TERGUGAT II yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI), Fasilitas Kredit Investasi (KI) Baru, Fasilitas Kredit Investasi (KI) Refinancing, Kredit Modal Kerja 1 (KMK-1) dan Kredit Modal Kerja 2 (KMK-2), maka TERGUGAT I jelas tidak dapat menarik Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-31) dan dengan demikian tindakan TERGUGAT I yang tidak menarik aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II termasuk aset milik PENGGUGAT tidak dapat dikatakan sebagai suatu perbuatan melawan hukum sebagaimana dalil PENGGUGAT pada poin 3 halaman 3 Gugatan a quo.

32. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangatlah berdasar hukum apabila Majelis Hakim Yang Mulia menolak dalil PENGGUGAT pada poin 3 halaman 3 Gugatan a quo tersebut.

Lelang Eksekusi Yang Dilakukan oleh TERGUGAT II Atas Aset-aset Milik PENGGUGAT Yang Dijadikan Jaminan Utang TERGUGAT I Kepada TERGUGAT II TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM

(28)

33. Bahwa dalil PENGGUGAT dalam poin 2 dan 3 pada halaman 3 Gugatan a quo, pada pokoknya menyatakan bahwa tindakan TERGUGAT II yang melakukan penjualan melalui lelang eksekusi atas aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II adalah merupakan perbuatan melawan hukum.

34. Bahwa dalil PENGGUGAT tersebut jelas merupakan dalil yang sama sekali tidak benar dan tidak berdasar hukum, karena dari fasilitas-fasilitas kredit yang telah diterima oleh TERGUGAT I belum ada satu pun yang dibayar lunas sebagaimana yang telah TERGUGAT II jelaskan dalam butir 18 s/d 25 di atas.

35. Bahwa tindakan TERGUGAT I yang tidak melakukan pembayaran lunas utangnya kepada TERGUGAT II walaupun utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih jelas tidak sesuai dengan Akta Perjanjian Kredit bahkan merupakan kejadian kelalaian sebagaimana yang diatur dalam bagian pelanggaran atas ketentuan pemberian kredit (even of default) Pasal 9 huruf a, huruf h, huruf k Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo. Pasal 7 huruf a, huruf g, huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 8 huruf a, huruf g, dan huruf k Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan.

Pasal 9 huruf a, huruf h, huruf k Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005, mengatur sebagai berikut :

“Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran dan menghentikannya, BANK berhak menghentikan perjanjian kredit yang telah diadakan dengan DEBITUR dan seluruh hutang DEBITUR dengan seketika atau pada waktu yang ditentukan oleh BANK dapat ditagih dengan tidak perlu minta dihentikan atau diancam lagi dalam hal-hal yang disebutkan dalam Pasal 11 dan 12 dari syarat model SU-BANK, dan yang berikut dibawah ini, antara lain :

a. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban

lain tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.

b. .... ; c. .... ; d. .... ; e. .... ;

(29)

f. .... ; g. .... ;

h. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya

sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan diperlukan oleh BANK kemudian.

i. .... ; j. ... ;

k. Jika menurut pertimbangan BANK, kekayaan DEBITUR

sangat menurun atau merosot nilainya, atau usaha DEBITUR mengalami kemunduran, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat membayar lunas utangnya kepada BANK.

Pasal 7 huruf a, huruf g, huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo.Pasal 8 huruf a, huruf g, dan huruf kAkta No. 24 tanggal 30 Maret 2009, mengatur sebagai berikut :

“Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran dan menghentikannya, Bank berhak menghentikan perjanjian kredit yang telah diadakan dengan Debitur dan seluruh hutang Debitur dengan seketika atau pada waktu yang ditentukan oleh Bank dapat ditagih dengan tidak perlu minta dihentikan atau diancam lagi dalam hal-hal yang disebutkan dalam pasal 11 dan 12 syarat Model SU-BANK, dan yang berikut dibawah ini :

a. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya

sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan diberlakukan oleh BANK;

b. .... ; c. .... ; d. .... ; e. .... ; f. .... ;

g. Jika menurut pertimbangan BANK, kekayaan DEBITUR

sangat menurun atau merosot nilainya, atau usaha DEBITUR mengalami kemunduran, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat membayar lunas hutangnya kepada BANK;

h. .... ;

(30)

i. .... ; j. ... ;

k. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban

lain tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.

36. Bahwa oleh karena tindakan TERGUGAT I merupakan kejadian kelalaian sebagaimana yang diatur dalam bagian pelanggaran atas ketentuan pemberian kredit (even of default) Pasal 9 huruf a, huruf h, huruf k Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo. Pasal 7 huruf a, huruf g, huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 8 huruf a, huruf g, dan huruf k Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan, maka melalui surat Ref. No. 002/LF/MAJA/II/2012 tertanggal 23 Februari 2012, perihal : Tanggapan Surat PT. Maja Agung Latexindo No. 034/MAL/II/12/OFF tertanggal 14 Februari 2012 dan Pernyataan Default serta Somasi (Bukti TII-43) TERGUGAT II telah menyatakan TERGUGAT I berada dalam keadaan wanprestasi/default dengan segala akibat hukumnya.

37. Bahwa berdasarkan Pasal 6 Jo. Pasal 20 ayat (1) huruf a UU No.4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (selanjutnya disebut “UUHak Tanggungan”) dan Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (selanjutnya disebut “UU Jaminan Fidusia”), diatur bahwa dalam hal Debitor (in casuTERGUGAT I) cidera janji, maka TERGUGAT II selaku pemegang jaminan hak tanggungan dan jaminan fidusia mempunyai hak untuk menjual/mengeksekusi jaminan-jaminan yang merupakan Obyek Hak Tanggungan dan Objek Jaminan Fidusia tersebut (termasuk namun tidak terbatas pada aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II) atas kekuasaannya sendiri melalui pelelangan umum tanpa harus melalui gugatan di Pengadilan terlebih dahulu dan selanjutnya mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan/eksekusi tersebut.

Pasal 6 UUHT mengatur sebagai berikut :

“Apabila debitor cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(31)

kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut”.

Pasal 20 ayat (1) UUHT mengatur sebagai berikut : (1) Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:

a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya. Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Jaminan Fidusia mengatur sebagai berikut :

(2) Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(3) Apabila debitor cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak untuk menjual Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri.

38. Bahwa oleh karena TERGUGAT I telah berada dalam keadaan wanprestasi/default dengan segala akibat hukumnya dan TERGUGAT II mempunyai hak untuk melakukan lelang eksekusi atas aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II termasuk namun tidak terbatas pada aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Jo. Pasal 20 ayat (1) huruf a UUHT dan Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Jaminan Fidusia, maka TERGUGAT II telah mengajukan permohonan lelang eksekusi atas aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II tersebut (termasuk Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-30) kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan sebagaimana surat-surat sebagai berikut :

(32)

- Surat No. B.668-RPK/RPS/03/2012 tanggal 26 Maret 2012 perihal : Permohonan Lelang Eksekusi Agunan (Bukti TII-44)

- Surat No. B.669-RPK/RPS/03/2012 tanggal 26 Maret 2012 perihal : Permohonan Lelang Eksekusi Agunan (Bukti TII-45)

- Surat No. B.893-RPK/RPS/04/2011 tanggal 20 April 2012 perihal: Perincian Harga Limit (Bukti TII-46).

39. Bahwa selanjutnya melalui surat No. B.877-RPK/RPS/04/12 tanggal 20 April 2012 perihal : Permohonan Dispensasi Lelang (Bukti TII-47), TERGUGAT II telah mengajukan permohonan dispensasi lelang kepada Kepala Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Medan agar aset-aset yang akan dilelang dapat dilaksanakan di KPKNL Medan, di mana permohonan TERGUGAT II tersebut telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Medan melalui surat Nomor : S-403/WKN.02/2012 tanggal 26 April 2012 perihal : Permohonan Dispensasi Lelang (Bukti TII-48). 40. Bahwa selanjutnya TERGUGAT III melalui surat Nomor : S-0942/WKN.02/KNL.01/2012 tanggal 4 Mei 2012 perihal : Jadwal Lelang telah menetapkan jadwal lelang atas aset-aset yang akan dilelang tersebut pada tanggal 5 Juni 2012 (Bukti TII-49). Sehubungan dengan jadwal pelaksanaan lelang tersebut maka melalui Surat No. 006/LF/MAJA/V/2012 tertanggal 22 Mei 2012 perihal : Pemberitahuan Pelaksanaan Lelang Eksekusi (Bukti TII-50) TERGUGAT II telah memberitahukan kepada TERGUGAT I dan PENGGUGAT jadwal pelaksanaan lelang yang telah ditetapkan oleh TERGUGAT III. Di samping itu TERGUGAT II juga telah mengumumkan lelang eksekusi tersebut melalui selebaran pada tanggal 7 Mei 2012 (Pengumuman I) (Bukti TII-51) dan melalui harian Analisa pada tanggal 22 Mei 2012 (Pengumuman II) (Bukti TII-52).

41. Bahwa namun demikian pelaksanaan lelang tersebut telah dibatalkan oleh TERGUGAT III sebagaimana surat Nomor : S-1095/WKN.02/KNL.01/2012 tertanggal 1 Juni 2012 perihal : Pembatalan Pelaksanaan Lelang (VideBukti TII-1).

42. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas telah terbukti bahwa tindakan TERGUGAT II yang melaksanakan lelang eksekusi atas aset-aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang

PENGADILAN TINGGI MEDAN

(33)

TERGUGAT I kepada TERGUGAT II “TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM”, MELAINKAN TINDAKAN TERGUGAT II TERSEBUT SUDAH SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM KHUSUSNYA PASAL 6 JO. PASAL 20 AYAT (1) HURUF A UU HAK TANGGUNGAN DAN PASAL 15 AYAT (2) DAN (3) UU JAMINAN FIDUSIA. Oleh karena itu sangat berdasar hukum apabila Majelis Hakim Yang Mulia menolak dalil PENGGUGAT poin 2 dan 3 pada halaman 3 Gugatan a quo yang pada pokoknya menyatakan bahwa tindakan TERGUGAT II yang melakukan lelang eksekusi atas aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II adalah merupakan perbuatan melawan hukum.

Tuntutan Ganti Kerugian Yang Diajukan oleh PENGGUGAT Tidak Berdasar Hukum Dan HARUS DITOLAK

43. Bahwa pada butir 3 dan 4 halaman 3 Posita dan butir 6 Petitum dalam Gugatan a quo, PENGGUGAT telah meminta ganti kerugian kepada TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III secara tanggung renteng sebagai berikut :

a. Kerugian Materiil sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah)

b. Kerugian Immateriil sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah)

44. Bahwa TERGUGAT II menolak dengan tegas tuntutan ganti kerugian yang diajukan oleh PENGGUGAT tersebut dengan dasar dan alasan sebagai berikut :

- Dalam perkara a quo, sama sekali tidak terbukti bahwa TERGUGAT II telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana telah TERGUGAT II uraikan dalam butir 34 s/d butir 42 di atas.

- Dalam perkara a quo juga tidak terbukti ada kerugian yang diderita oleh PENGGUGAT. Oleh karena itu PENGGUGAT tidak mempunyai dasar hukum sama sekali untuk meminta ganti kerugian kepada TERGUGAT II.

- Di samping itu PENGGUGAT juga tidak dapat memberikan perincian disertai bukti-bukti yang akurat mengenai kerugian-kerugian yang didalilkannya.

Referensi

Dokumen terkait

Membaca Akta Permohonan Banding Nomor : 07/Akta.Bdg/2011.- (N0.40/Pdt.G/2010/PN-Trt) yang diperbuat dan ditanda tangani oleh: ANDERSON SIJABAT, SH.- Wakil Panitera

03/PDT.G/2010/PN-RAP yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum Tergugat/ Pembanding telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 27

Membaca Relaas Pemberitahuan dan Membaca berkas kepada para Terbanding / para Penggugat I s/d Penggugat IX tanggal 18 April 2012 dalam tenggang waktu 14 (empat belas)

Bahwa atas putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut Kuasa Hukum Penggugat telah menyatakan banding pada tanggal 8 Desember 2010, permohonan banding tersebut telah

CITRA RAMADHAN, SH.MH., oleh ENNY RESWITA, SH., Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 30 Desember 2010, dan kepada Turut Tergugat-II/Turut

Bahwa Tergugat menolak mengenai dalil Penggugat gugatan Penggugat pada butir 9 halaman 4 karena mengada-ada serta tidak mempunyai dasar hukum yang kuat dengan membuat

Membaca Akte Banding Nomor : 121/ 2010.- yang diperbuat dan ditanda tangani oleh : EDY NASUTION, SH.MH.- Panitera pada Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa dasar gugatan/bantahan Pembantah telah jelas dan tegas mengenai bantahan/perlawanan atas pelaksanaan eksekusi lelang