• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/34/IX/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/34/IX/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA KM. KUMALA BAKTI DI PERAIRAN TELUK KALI SUSU, SULAWESI TENGGARA

Pada tanggal 12 Juli 2013, pukul 01.30 WIT, KM. Kumala Bakti GT.495 dengan Awak Kapal 15 (lima belas) orang, bermuatan sebanyak 394 T/M³ terdiri dari Limbah Lumpur pengeboran 636 kantong, Iso Tank WMI 2 unit, Container 20 Fit 2 unit, Tools Driling dan Barang Campuran, bertolak dari Pelabuhan Fak-Fak menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Tanggal 14 Juli 2013, pukul 15.00 WIT, dalam pelayarannya kapal mengalami cuaca buruk, mengakibatkan kapal miring ke kiri 10º, pukul 20.00 WIT, merubah haluan ke pulau terdekat untuk berlabuh jangkar. Tanggal 15 Juli 2013, pukul 02.00 WIT, kapal berlabuh jangkar di Teluk Kali Susu, dan pukul 03.30 WIT kapal larat dan kandas pada posisi 04º 50,1’ S/ 125º 02,0’ T.

Akibat peristiwa kecelakaan tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka, namun kapal kandas.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor, KL.205/6/6/DN-13 tanggal 07 Oktober 2013, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kandasnya KM. Kumala Bakti kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), tanggal 18 Juli 2013, dibuat di Bau-bau

oleh Nahkoda dan diketahui oleh Kepala Seksi Kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Bau-bau;

2. Berita Acara Kecelakaan Kapal, tanggal 18 Juli 2013, dibuat oleh Nakhoda KM. Kumala Bakti;

(2)

3. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Bau-bau, tanggal 18 Juli 2013, terhadap : a. Nakhoda, Wardiyanto;

b. Mualim I, Sudarya; c. Mualim II, Desmaryanto; d. Juru Mudi, Uca Teja Purnama; e. KKM, Fery Hadi Susiyono; f. Masinis III, Roy Selviana; g. Juru Minyak, Eko Nugroho.

4. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat oleh Kepala Seksi Kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Bau-bau, dan diketahui oleh PH Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Bau-bau;

5. Dokumen Kapal, terdiri dari :

a. Surat Laut Nomor PK.674/542/SL-PM/DK-10 dan Nomor Urut 6823, tanda selar GT.495 No 4901/Bc, diberikan di Jakarta, tanggal 29 Maret 2010, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 4901/Bc, dikeluarkan tanggal 02 Maret 2010, oleh Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Nomor PK.001/58/10/KSOP.PTK-2013, diterbitkan di Pontianak, tanggal 14 Mei 2013 berlaku sampai dengan tanggal 01 November 2013, oleh oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang Nomor PK.001/58/11/KSOP.PTK-2013, diterbitkan di Pontianak, tanggal 14 Mei 2013 berlaku sampai dengan tanggal 01 November 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang Nomor PK.002/33/8/KSOP.PTK-2013, diterbitkan di Pontianak, tanggal 07 Juni 2013 berlaku sampai dengan tanggal 06 September 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

f. Sertifikat Garis Muat Nomor 003983, diterbitkan di Jakarta, tanggal 08 Juli 2010, berlaku sampai dengan tanggal 24 Februari 2015, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

g. Sertifikat Klasifikasi Lambung Nomor Register 12873, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 08 Juli 2010, berlaku sampai dengan tanggal 24 Februari 2015, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

(3)

h. Sertifikat Klasifikasi Mesin Nomor Register 12873, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 08 Juli 2010, berlaku sampai dengan tanggal 24 Februari 2015, oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI);

i. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak Nomor PK.402/639/IOPP/DK-13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 24 April 2013, berlaku sampai dengan tanggal 24 September 2015, oleh Kepala Subdit Pencemaran dan Manajemen Keselamatan Kapal, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjenhubla;

j. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri Nomor AT.551/405/17/133/13, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 17 Juni 2013, oleh Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Direktorat Lalu Lintas Dan Angkutan Laut, Ditjenhubla;

k. Izin Stasiun Radio Kapal Laut Nomor 3167/L/SDPPI/2013, berlaku tanggal 18 Februari 2013 sampai dengan tanggal 17 Februari 2014, dikeluarkan oleh Direktur Operasi Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika; l. Cargo Manifest, dibuat di Babo tanggal 09 Juli 2013, oleh PT. Multi Lines

dan diketahui oleh PH Syahbandar Fak-Fak;

m. Re – Inspection Certificate Nomor 366/ILR/MPJ/XII/12 dan Nomor 125/PMK/MPJ/XII/12, tanggal 28 Desember 2012 pemeriksaan berikutnya tanggal 27 Desember 2013, dibuat oleh PT. Mega Prima Jaya dan diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok; n. Daftar Awak Kapal (ABK List), dibuat di Fak-Fak, tanggal 11 Juli 2013,

oleh PT. Armada Pacific Jaya Raya Cabang Fak-Fak dan Nakhoda KM. Kumala Bakti, serta diketahui oleh PH Syahbandar Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Fakfak;

o. Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.304/1/12/KSOP.FF-2013, dikeluarkan di Fakfak, tanggal 11 Juli 2013, oleh Petugas Status Hukum dan Sertifikasi Kapal, Kantor KSOP Fakfak;

p. Permohonan Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Nomor 14/APJR/FF/VII/2013, dibuat di Fakfak, tanggal 11 Juli 2013, oleh PT. Armada Pacific Jaya Raya Cabang Fakfak;

q. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) Nomor EE.3/KSOP/V.002/07 2013, diterbitkan di Fakfak, tanggal 11 Juli 2013, oleh Syahbandar Kantor KSOP Fak-Fak.

(4)

6. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :

a. Sertifikat ANT-V Nomor 6200510348N50102, atas nama Wardiyanto, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 02 September 2002, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; b. Sertifikat ANT-IV Nomor 6200601336N40211, atas nama Sudarya,

dikeluarkan di Jakarta, tanggal 16 Maret 2011, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. Sertifikat ANT-V Nomor 6200253035N50512, atas nama Desmaryanto, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 6 Februari 2012, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

d. Sertifikat ATT-V Nomor 6200464853T50211, atas nama Fery Hadi Susiyono, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 11 Oktober 2011, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

e. Sertifikat ATT-III Nomor 6200071401T30201, atas nama Esman Butar Butar, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 30 Oktober 2001, oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

f. Sertifikat ATT-V Nomor 6200521638T50103, atas nama Roy Selviana, dikeluarkan di Jakarta, tanggal 20 Januari 2003, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal

Nama : Kumala Bakti

Jenis : Kapal Motor / Kapal Barang Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / PNHD

Pembuatan : Tahun 2009 di China

Konstruksi : Baja

Isi Kotor : GT.495

Isi Bersih : NT.370

Klas : BKI

Tenaga Penggerak Utama : 1 (satu) buah Mesin Diesel Zibo, Z8170ZICZ, 4 Tak Kerja Tunggal, Daya 650 HP pada putaran 1200 Rpm

Ukuran Pokok

Panjang : 48,00 Meter Lebar : 8,80 Meter

Dalam : 4,08 Meter

Pemilik : PT. Pelayaran Nasional Lautan Kumala Pemilik...

(5)

Awak Kapal : 15 (Lima belas) orang

Nakhoda : Wardiyanto

2. Jalannya Peristiwa

a. Tanggal 12 Juli 2013, pukul 01.30 WIT KM. Kumala Bakti berlayar dari Pelabuhan Fakfak menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan Awak Kapal 15 (lima belas) orang dan muatan limbah lumpur dalam kantong (jumbo bag) sebanyak 636 kantong, 2 (dua) tanki di dalam palka dan 2 (dua) box peti kemas di atas deck;

b. Kapal berlayar dengan kecepatan 8,4 knot, dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, dan cuaca saat berangkat sampai sebelah Utara Pulau Buru laut beralun (swell) sekitar 1 (satu) meter, angin dari Barat Daya kecepatan sedang;

c. Tanggal 14 Juli 2013 pukul 15.00 WIT, ketika haluan 228º kecepatan 8 knot, posisi kapal di sebelah barat Pulau Buru, cuaca berubah menjadi buruk, angin dari Tenggara, kecepatan ± 40 knot, hujan lebat, ombak ± 3 – 4 meter, menyebabkan kapal oleng sehingga muatan jumbo bag bergeser dan kapal miring ke kiri ± 10º dan bertambah miring sampai dengan 20º ke kiri, pukul 20.00 WIT Nakhoda memutuskan untuk berlindung di Pulau terdekat;

d. Tanggal 15 Juli 2013 pukul 02.00 WIT berlabuh jangkar ± 3 segel di air pada posisi 04º 50,7’ S/ 123º 02,9’ T, pada kedalaman 72 meter berjarak ± 2 mil dari pantai, setelah berlabuh jangkar motor induk dimatikan, laut masih tetap berombak dan kapal oleng, penjagaan dilakukan dinas jaga laut dengan perwira jaga deck Mualim II;

e. Mualim II selaku perwira jaga melakukan pengamatan keliling dan mengamati GPS, dari pengamatan GPS diketahui bahwa kapal telah bergeser ketempat dangkal dan kandas pada posisi 04º 50,1’ S/ 123º 02,0' T, Pada pukul 03.30 WIT;

f. Pukul 05.30 WIT kapal berolah gerak mencoba untuk keluar dari kandas, namun hingga pukul 08.30 WIT tidak berhasil, karena ombak besar dan kapal kandas sebagian, namun kapal tetap oleng;

g. Pukul 10.30 WIT kapal masih tetap oleng, karena khawatir kapal akan tenggelam, Nakhoda memerintahkan seluruh ABK untuk memakai life jacket dan meninggalkan kapal dengan menggunakan life raft, dan Nakhoda bersama KKM, Masinis I dan Masinis II meninggalkan kapal pukul 11.20 WIT, dan ketika Nakhoda dan ABK lainnya berada di dalam life raft Nakhoda melaporkan kejadian ke Perusahaan pelayaran dengan Hand Phone (HP)

(6)

h. Dalam kecelakaan ini tidak ada korban jiwa atau luka, namun kapal kandas di atas karang.

3. Dalam peristiwa kecelakaan ini, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. Tersangkut : Nakhoda, Wardiyanto; b. Saksi-saksi : 1) Mualim I, Sudarya;

2) Mualim II, Desmaryanto; 3) KKM, Fery Hadi Susiyono; 4) Masinis II, Roy Selviana;

5) Direktur Operasional PT. Pelnas Lautan Kumala, Suryo Purwanto, S.E.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi – saksi guna di dengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berkut :

1. Tersangkut Nakhoda Wardiyanto, dalam keadaan sehat, tanpa didampingi Penasehat Ahli, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Nama : Wardiyanto Lahir di : Karanganyar Tanggal : 26 September 1973

Agama : Islam

Alamat : Tunggul Rejo RT.012/RW.004 Desa Mungkur, Mojo Gedang Karanganyar

Pendidikan

Umum : 1) SD, Tahun 1985, di Karanganyar; 2) SMP, Tahun 1988, di Karanganyar; Kepelautan: 1) MPT, Tahun 1990, di Jakarta; 2) ANT V, Tahun 2002, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Juru Mudi, KM. Kumala Nur, Tahun 1989 s/d 1990; 2) Mualim II, KM. Sumber Indah, Tahun 1991 s/d 1992; 3) Mualim II, KM. Putra Sahita, Tahun 1992 s/d 1993; 4) Mualim I, KM. Prioritas Utama, Tahun 1993 s/d 1995; 5) Mualim I, KM. Sinar Usaha Jaya, Tahun 1995 s/d 1997; 6) Mualim I, KM. Mega Poni, Tahun 1998 s/d 1999; 7) Mualim I, TB. Puma Sakti II, Tahun 1999 s/d 2007; 8) Mualim II, KM. Kumala Abdi, Tahun 2008 s/d 2009; 9) Mualim I, KM. Kumala Bakti, Tahun 2009 s/d 2010;

(7)

10) Nakhoda, KM. Kumala Bakti, Tahun 2010 s/d kejadian.

b. Tanggal 12 Juli 2013, pukul 01.30 WIT KM. Kumala Bakti bertolak dari Pelabuhan Fakfak menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, kapal diawaki oleh 15 orang, dan muatan lumpur dalam kantong (jumbo bag), 2 (dua) tanki dimuat dalam palka dan 2 (dua) petikemas di atas deck dilashing dengan baik;

c. Selama pelayaran dari Fakfak sampai dengan di sebelah Utara Pulau Buru angin sedang dari Barat Daya, laut beralun sedang, dan tidak ada berita cuaca di atas kapal, kecepatan kapal 8.4 knot dan draf kapal depan 2,2 meter, belakang 3,2 meter, kapal berlayar kondusif; d. Setelah Kapal melewati Pulau Buru pada posisi 04º 29,5’ S/ 124º

20,0' T, pukul 15.00 WIT tanggal 14 Juli 2013, kapal mengalami cuaca buruk, hujan lebat, angin dari Tenggara dengan kecepatan ± 40 knot, ombak setinggi 3-4 meter, kapal oleng dan berakibat terjadi pergeseran muatan di dalam palka sehingga kapal menjadi miring ke kiri ± 10º;

e. Nakhoda memerintahkan ABK untuk mengisi tanki di deck sebelah kanan (enam tanki) dengan harapan mengurangi kemiringan, namun tidak ada pengaruhnya karena kapal oleng terus menerus bahkan kemiringan kapal bertambah menjadi 20º ke kiri;

f. Pada pukul 20.00 WIT Nakhoda memutuskan untuk merubah haluan menuju Pulau terdekat untuk berlindung, tanggal 15 Juli 2013 pukul 02.00 WIT, kapal berlabuh jangkar di Teluk kali Susu, 3 segel di atas air, kedalaman 72 meter, berjarak ± 2 mil dari pantai posisi 04º 50,7' S/ 123º 02,9' T, setelah berlabuh motor induk dimatikan, dilakukan dinas jaga laut dengan Mualim II sebagai perwira jaga deck;

g. Mualim II sebagai perwira jaga melakukan pengamatan dari GPS diketahui bahwa kapal telah bergeser ke tempat yang dangkal dan kandas pukul 03.30 WIT pada posisi 04º 50,1’ S/ 123º 02,0' T; h. Pukul 05.30 WIT Nakhoda memerintahkan kepada KKM agar

menyiapkan motor induk untuk olah gerak keluar dari kandas, namun hingga pukul 08.50 WIT kapal tidak berhasil lepas dari kandas, selanjutnya Nakhoda memerintahkan untuk mematikan motor induk; i. Pukul 10.30 WIT kapal masih tetap oleng, karena kawatir kapal akan

tenggelam, Nakhoda memerintahkan seluruh ABK untuk memakai life jacket dan meninggalkan kapal dengan menggunakan life raft, dan Nakhoda bersama KKM, Masinis I dan Masinis II meninggalkan kapal pukul 11.20 WIT, dan ketika Nakhoda dan ABK lainnya berada di dalam life raft Nakhoda melaporkan kejadian keperusahaan pelayaran dengan Hand Phone (HP)

(8)

j. Selanjutnya ditolong oleh nelayan yang lewat dan ditarik ke desa terdekat dan pada hari berikutnya baru melaporkan kejadian ke kantor Syahbandar Bau-bau.

2. Saksi Mualim I, Sudarya, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Sumedang

Tanggal : 29 November 1985 Agama : Islam

Alamat : Jl. Dusun Cirangkong RT.01/RW.08 Desa Cibuluh, Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang Pendidikan

Umum : 1) SD, Tahun 1998, di Sumedang; 2) SMP, Tahun 2001, di Sumedang; 3) SMA, Tahun 2004, di Cirebon;

Kepelautan : 1) ANKAPIN II, Tahun 2005, di Cirebon; 2) ANT IV, Tahun 2011, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Kadet, KM. Purri Jaya II, Tahun 2005 s/d 2007; 2) Juru Mudi, KM. Sadar Indah, Tahun 2007 s/d 2009; 3) Juru Mudi, KM. Kumala Nur, Tahun 2009 s/d 2010; 4) Mualim II, KM. Kumala Darma, Tahun 2011 s/d 2012; 5) Mualim I, KM. Kumala Bakti, Tahun 2012 s/d kejadian.

b. Pada tanggal 12 Juli 2013, pukul 01.30 WIT KM. Kumala Bakti bertolak dari Pelabuhan Fak-Fak menuju Pelabuhan Sunda Kelapa membawa muatan barang campuran, kecepatan kapal rata-rata 8,4 knot. Pada tanggal 13 Juli 2013, posisi kapal melintang Pulau Seram mengalami cuaca buruk;

c. Saksi mengatakan bahwa kapal mengalami ombak dan cuaca paling buruk saat posisi kapal melintang laut Banda mendekati Pulau Buton. Saat mengalami cuaca buruk, kecepatan kapal adalah 6 knot dengan angin dari Timur menenggara, pada kondisi tersebut Nakhoda mengumpulkan semua Perwira untuk dimintai pertimbangan untuk berlindung, dan Nakhoda memutuskan kapal berlindung ke Teluk Kali Susu dan berlabuh jangkar 3 segel di air berjarak ± 2 (dua) mil dari pantai pada kedalaman 72 meter pukul 02.00 WIT;

d. Setelah kapal berlabuh jangkar cuaca hujan gerimis dan ombak masih besar, dilaksanakan dinas jaga laut dengan Mualim II sebagai Perwira Jaga dek, Mualim II melaporkan kepada Nakhoda bahwa kapal larat dan kandas pada pukul 03.30 WIT, selanjutnya pada pukul 05.30 WIT, Nakhoda mengolah gerak kapal untuk keluar dari kandas namun

(9)

hingga pukul 08.50 WIT tidak berhasil dan kapal tambah miring ke kiri hingga ± 20º;

e. Sekitar pukul 10.30 WIT Nakhoda memerintahkan kepada seluruh ABK untuk memakai life jacket dan meninggalkan kapal menggunakan 2 (dua) life raft dan diselamatkan oleh kapal nelayan yang lewat untuk dibawa ke kampung terdekat;

f. Saksi mengatakan bahwa mengetahui penyebab kandasnya KM. Kumala Bakti dikarenakan mengalami cuaca buruk dan kapal

telah miring ke kiri, dalam kecelakaan kandasnya KM. Kumala Bakti, Saksi mengatakan tidak ada korban jiwa maupun muatan.

3. Saksi Mualim II, Desmaryanto, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan dengan surat pemberitahuan Nomor 033/LK/K/IV/2014 tanggal 17 April 2014, dari PT. Perusahaan Pelayaran Lautan Kumala, dan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) memberikan keterangan sebagai berikut: a. Lahir di : Bekasi Tanggal : 03 Desember 1985 Agama : Islam Alamat : Amil 1 RT.001/RW.008 Pendidikan Umum : SMK

Kepelautan: ANT- V Tahun 2012 Pengalaman berlayar :

1) Juru Mudi,

2) Mualim II, KM. Kumala Bakti,

b. Saksi pada saat kejadian sedang tugas jaga pada pukul 12.00 s/d 16.00, dan saat datang ombak besar kira-kira 4-5 meter, angin kencang dan mendung, pada pukul 15.00 WIT, terjadi kemiringan kapal sebelah kiri ± 10º;

c. Saksi memerintahkan Juru Mudi untuk membangunkan Nakhoda dan Mualim I, setelah Nakhoda tiba di anjungan langsung mengambil alih komando dan Saksi memegang kemudi sampai pukul 16.00 WIT, selanjutnya Mualim I mengambil alih untuk memegang kemudi; d. Tanggal 15 Juli 2013, Saksi dinas jaga pada pukul 00.00 s/d 04.00

dan pada pukul 02.00 WIT, kapal mulai berlabuh jangkar pada posisi 04° 50',1 S/123° 02,0’ T di Teluk Kali Susu. Pukul 03.30 WIT, kapal sudah mulai larat, Saksi memberitahukan kepada Nakhoda bahwa kapal ada pergeseran atau pergerakan posisi di GPS, selanjutnya komando diambil alih oleh Nakhoda.

(10)

4. Saksi KKM, Fery Hadi Susiyono, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Semarang Tanggal : 29 April 1977 Agama : Islam

Alamat : Dusun Krajan RT.004/RW.012 Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur Pendidikan

Umum : 1) SD, Tahun 1989, di Semarang; 2) SMP, Tahun 1992, di Semarang; 3) SMA, Tahun 1995, di Situbondo. Kepelautan : 1) ATT-D, Tahun 2006, di Semarang;

2) ATT-V, Tahun 2011, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

Juru Minyak, KM. Joko Tole, Tahun 2008 ;

Juru Minyak, KM. Wicitra Dharma, Tahun 2009 s/d 2011; Masinis III, MT. Majuan 5, Tahun 2011 s/d 2012;

KKM, KM. Kumala Eka, Tahun 2012 s/d 2013;

KKM, KM. Kumala Bakti, sejak bulan Maret 2013 s/d kejadian.

b. KM. Kumala Bakti mempunyai 1 (satu) buah mesin induk merek Zibu 650 PK dan 2 (dua) buah mesin bantu merek Hantong masing-masing 80.9 PK;

c. Saksi KKM, Fery Hadi Susiyono yang mempunyai Sertifikat ATT V telah bekerja di KM. Kumala Bakti sejak bulan Februari 2013;

d. Saat kejadian kandasnya KM. Kumala Bakti, Saksi berada di kamar mesin bersama dengan Masinis II dan Juru Minyak, Saksi mengetahui kapal kandas setelah dapat informasi dari Nakhoda di anjungan bahwa kapal telah kandas, dan makin miring disebabkan oleh bergesernya muatan;

e. Saksi memerintahkan Masinis II dan juru Minyak untuk meninggalkan kamar mesin karena kapal makin miring dan saat mau meninggalkan kapal, Saksi memerintahkan Masinis II dan Juru Minyak untuk mematikan mesin dan menutup sea chest;

f. Saksi menyatakan kandasnya KM. Kumala Bakti disebabkan oleh cuaca buruk yang mengakibatkan kapal miring, bertambah miring karena adanya pergeseran muatan dan kandasnya kapal tidak memberikan efek terhadap kamar mesin.

(11)

5. Saksi Masinis II, Roy Silvana, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan dengan surat pemberitahuan Nomor 033/LK/K/IV/2014 tanggal 17 April 2014, dari PT. Perusahaan Pelayaran Lautan Kumala , dan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Ternate Tanggal : 03 Maret 1963 Agama : Islam

Alamat : Jalan Chandra RT.03/RW.03 Bekasi, Jawa Barat Pendidikan

Kepelautan : ATT-V Tahun 2003 Pengalaman berlayar:

Masinis II, KM. Kumala Bakti, sejak bulan April 2013 s/d kejadian. b. Saksi Masinis II, Roy Silvana, mempunyai sertifikat ATT V telah

bekerja di kapal Kumala Bakti sejak bulan Februari 2013, saat berangkat dan selama dalam perjalanan mesin dalam keadaan normal;

c. Saat bertugas jaga pada pukul 00.00 – 04.00, tanggal 15 Juli 2013, saksi menginformasikan kepada KKM bahwa ada informasi dari Mualim I kapal akan berlindung karena cuaca buruk;

d. Saksi menyatakan saat kejadian kandasnya kapal Kumala Bakti, KKM sudah berada di kamar mesin, setelah mengetahui kapal kandas dan makin miring, KKM memerintahkan untuk meninggalkan kamar mesin. 6. Saksi Direktur Operasi PT. Pelayaran Nasional Lautan Kumala, Suryo Purwanto, SE, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Tanjung Karang Tanggal : 03 September 1970 Agama : Kristen Protestan

Alamat : JL. Bisma Utara 20 Blok C 15 No.26, Kelurahan Papanggo Jakarta Utara

Pendidikan

Umum : 1) SD, Tahun 1983, di Tanjung Karang; 2) SMP, Tahun 1986, di Tanjung Karang; 3) SMA, Tahun 1989, di Tanjung Karang; 4) S1 Ekonomi, Tahun 1996, di Jakarta. Pengalaman bekerja :

Direktur Operasi PT. Lautan Kumala, Tahun 1998 s/d sekarang.

(12)

b. Kapal memuat limbah dari Perusahaan minyak, untuk mengangkut limbah karung berbahaya sudah mendapat ijin dari pihak yang berwenang;

c. Saksi menyatakan komunikasi dari Nakhoda dengan Operator Kantor ada pada saat-saat jam kerja antara jam 08.00 s/d 09.00 dan jam 13.00 s/d 14.00 dengan menggunakan Radio, tetapi pada saat kejadian pihak kantor dihubungi dengan Hand Phone;

d. aksi mengetahui kejadian kecelakaan kandas KM. Kumala Bakti langsung dari Operator Kantor. Setelah saksi mendapat informasi kecelakaan, saksi langsung memerintahkan untuk menghubungi ABK kapal, tetapi tidak bisa, kemudian saksi menghubungi Tim SAR Raha dan SAR Makassar disarankan untuk minta tolong mengevakuasi ABK, dan Tim SAR pada waktu itu menemukan posisi kapal;

e. Pada saat subuh, Saksi dihubungi oleh Nakhoda yang memberitahukan bahwa ABK kapal semua selamat, selanjutnya Saksi memerintahkan untuk mengevakuasi muatan dengan tongkang kemudian kapal ditarik dengan Tug Boat, Saksi mengatakan perusahaan belum memiliki DPA.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), serta keterangan yang diberikan Tersangkut dan para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, hari Selasa tanggal 22 April 2014, sehubungan dengan kandasnya KM. Kumala Bakti pada tanggal 15 Juli 2013, pukul 03.00 WIT, di perairan Teluk Kali Susu, Sulawesi Tenggara, telah sampai pada pendapat sebagai berikut:

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kapal.

KM. Kumala Bakti adalah jenis kapal barang, konstruksi baja, berbendera Indonesia, dengan ukuran GT. 495, kapal dibangun tahun 2009 di China. Kapal berbaling-baling 1 (satu), geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh tenaga penggerak utama 1 (satu) buah mesin diesel Zibo, Z8170ZLCZ-30, 4 Tak Kerja Tunggal, tenaga efektif 650 HP pada putaran 1200 Rpm, dengan mesin bantu 2 (dua) unit Feijing, 4L35 A Cat, 2 x 110 HP. Kapal diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)

(13)

dengan Nomor Register 12873, tanda klass lambung A 100 Φ P ”General cargo Ship” dan tanda klass Mesin SM.

b. Surat Kapal.

Kapal KM. Kumala Bakti dimiliki oleh PT. Pelayaran Nasional Lautan Kumala dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) No. 4901/Bc tanggal 2 Maret 2010 yang dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa, Surat Laut No. PK.674/542/SL-PM/DK-10 tanggal 29 Maret 2010 yang diberikan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang No.PK.001/58/10/KSOP.PTK-2013 tanggal 14 Mei 2013 diterbitkan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku. Dalam pelayaran dari Fak-Fak menuju Sunda Kelapa, kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Fak-Fak No.EE3/KSOP/V.002/07 2013 tanggal 11 Juli 2013.

c. Awak Kapal.

Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki oleh 15 (lima belas) orang, dan berdasarkan Keterangan Susunan Perwira No.PK.304/1/12/KSOP.FF-2013 tanggal 11 Juli 2013 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor KSOP Kelas V Fak-Fak yang berlaku untuk satu kali pelayaran dari Pelabuhan Fa-Fak sampai ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Kapal diawaki dengan Susunan Perwira Dek dan Mesin terdiri atas : BAGIAN DECK

Nakhoda : Wardiyanto ijazah ANT V, tahun 2002; Mualim I : Sudarya ijazah ANT IV, tahun 2011; Mualim II : Desmaryanto ijazah ANT V, tahun 2012; BAGIAN MESIN

KKM : Fery Hadi Susiyono ijazah ATT V, tahun 2011; Masinis II : Esman Butar Butar ijazah ATT III, tahun 2011; Masinis III : Roy Selviana ijazah ATT V, tahun 2003. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan, Surat-surat kapal lengkap dan masih berlaku, susunan Perwira Deck dan Mesin memenuhi syarat sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 70 tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2002 serta SK Ditjenhubla Nomor PY.67/2/3-01, tanggal 06 November 2001.

(14)

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil análisis dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun

Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 12 April 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 15 Juli 2013, pukul 03.00 WIT, di Wilayah Teluk Kali Susu (Ereke) Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut:

Cuaca : Berawan sebagian - berawan

Arah dan Kecepatan Angin : Timur – Tenggara 19,2 -32,1 knot Arah dan Kecepatan Arus : Timur 21,4 – 65,8 Cm/det

Tinggi Gelombang : Tenggara 2,5 meter – 4,3 meter Jarak Penglihatan : 5,0 – 7,0 Mil

b. Menurut Keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) maupun dihadapan sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, bahwa pada waktu terjadinya kapal kandas saat itu cuaca buruk, angin kencang kecepatan 40 knot, hujan lebat dan ombak/gelombang setinggi 3 – 4 meter.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat, dapat menerima keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi tentang keadaan cuaca dan laut pada saat kejadian.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.

Sesuai dengan Surat Ukur Internasional (1969) yang diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Sunda Kelapa, tanggal 2 Maret 2010 atas nama KM. Kumala Bakti memiliki ukuran-ukuran pokok sebagai berikut :

Panjang (L) : 48,00 meter Lebar (B) : 8,80 meter Tinggi (H) : 4,08 meter Isi Kotor (GT) : 495 meter Isi Bersih (NT) : 370 meter

(15)

Sesuai Sertifikat Garis Muat yang diterbitkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), KM. Kumala Bakti memiliki Lambung Timbul = 828 mm. Sehingga sarat maximal kapal adalah 3,252 meter.

Displacement kapal (Δ ) adalah sebagai berikut :

Δ = L x B x T x δ x 1,025 x 1,006

= 48,00 x 8,80 x 3,252 x 0,65 x 1,025 x 1,006

= 920,6819 ton Berat kapal kosong diperkirakan 0,35 x Δ (Displacement)

LWT = 0,35 x 920,6819 ton = 322,2386 ton

Sehingga kapasitas angkut kapal (DWT) adalah sebagai berikut : DWT = Δ – LWT

= 920,6819 – 322,2386 = 598,4433 ton

Komponen berat di kapal KM. Kumala Bakti sesuai dengan Cargo Manifest PT. Multi Lines tanggal 9 Juli 2013 adalah sebagai berikut :

1. OBM Cutting 636 bag = 318 ton 2. Iso Tank 2 unit = 50 ton 3. Container 20 fit 2 unit = 6 ton 4. Tools Driling = 10 ton 5. Barang Campuran = 10 ton

Komponen berat lainnya adalah :

6. Ballast Water = 70 ton

7. Bahan Bakar = 18 ton

8. Air Tawar = 27 ton

9. Pelumas = 0,32 ton

10. ABK + bawaan = 1,5 ton

Total komponen berat adalah 510,820 ton, masih dibawah jumlah kapasitas angkut kapal (± 598,4433 ton).

b. Keadaan Stabilitas.

KM. Kumala Bakti sebelum terjadi kecelakaan dalam keadaan terapung, tegak, normal, stabilitas positif, setelah kapal mengalami kandas kapal miring ke kiri 20º dan stabilitas negatif.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Kumala Bakti yang kandas di Teluk Susu Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara mengangkut muatan tidak melebihi ketentuan dan Stabilitas kapal sebelum kejadian baik.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan

(16)

pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

1) KM. Kumala Bakti dalam pelayarannya dari Pelabuhan Fak- Fak menuju Pelabuhan Sunda Kelapa bernavigasi dengan alat-alat bantu navigasi elektronik yang memadai, tanggal 14 juli 2013 ketika melintasi perairan sebelah Barat Pulau Buru pada waktu sore hari dengan haluan 228º, kecepatan kapal 8 knot mendapat cuaca buruk hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi; 2) Pukul 20.00 WIT, Tersangkut Nakhoda memutuskan untuk

menuju ke pantai, tanggal 15 Juli 2013 pukul 02.00 WIT kapal berlabuh jangkar, kapal tetap oleng, akhirnya larat dan kandas pada pukul 03.30 WIT.

b. Tentang Olah Gerak.

1) Tanggal 14 Juli 2013, pukul 20.00 WIT kapal berolah gerak merubah haluan dari 228º menjadi haluan 290º untuk menuju ke pantai, tanggal 15 Juli 2013 pukul 02.00 WIT kapal berolah gerak untuk berlabuh jangkar di pantai dan pada pukul 03.30 kapal larat dan kandas;

2) Setelah kapal kandas pada pukul 05.30 WIT kapal berolah gerak untuk keluar dari kandas namun hingga pukul 08.50 WIT tidak berhasil.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan berolah gerak yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

5. Tentang sebab terjadinya kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan organisasi mengenai kandasnya KM. Kumala Bakti, maka penyebab terjadinya kandas KM. Kumala Bakti adalah sebagai berikut :

a. KM. Kumala Bakti ketika mendapatkan cuaca buruk kapal oleng mengakibatkan terjadi pergeseran muatan sehingga kapal menjadi miring ke kiri + 20º;

b. Ketika kapal berlabuh jangkar di pantai untuk berlindung, ternyata tempat berlabuh jangkar yang dipilih merupakan perairan terbuka, sehingga ombak masih menerpa kapal, karena perairan cukup dalam (72 meter) maka jangkar tidak mampu menahan kapal yang oleng mengakibatkan larat dan kapal kandas.

(17)

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kandasnya KM. Kumala Bakti disebabkan pemilihan tempat berlabuh jangkar yang tidak tepat pada cuaca buruk.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pada tanggal 14 Juli 2013, pukul 15.00 WIT dalam pelayarannya, KM.

Kumala Bakti mendapat cuaca buruk, kecepatan angin ± 40 knot, ombak mencapai 3 meter, di sekitar laut banda, pukul 23.00 cuaca makin buruk, Nakhoda memutuskan untuk berlindung dengan berlabuh jangkar 3 segel di Teluk Kali Susu;

b. Tanggal 15 Juli 2013, pukul 05.30 WIT Tersangkut Nakhoda melakukan upaya untuk lepas dari kandas dengan berolah gerak menggunakan mesin, tetapi tidak memberikan hasil, sedangkan kapal makin miring, pada pukul 10.20 WIT, Nakhoda memerintahkan seluruh ABK untuk berkumpul di Muster Station dengan memakai life jacket serta menurunkan 2 (dua) buah life raft, selanjutnya melompat ke laut dan berenang menuju life raft. Dalam kondisi terapung apung di laut ditolong oleh kapal nelayan yang sedang melintas dengan menarik ke arah pantai;

c. Sekitar 2 bulan setelah kandas, muatan KM. Kumala Bakti dilakukan pemindahan dengan menggunakan crane kapal ke tongkang yang dikirim dari kantor pusat, untuk lepas dari kandas, dan ditarik oleh KM. Kumala Ceria, untuk selanjutnya di bawa ke Tegal untuk docking; d. Dalam kecelakaan kandasnya kapal KM. Kumala Bakti tidak ada

korban jiwa.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan kapal yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan atau kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus Kandasnya KM. Kumala Bakti, pada tanggal 15 Juli 2013, pukul 03.00 WIT, di perairan Teluk Kali Susu Sulawesi Tenggara, pada posisi 04º 50,1’ S/123º 02,0’ T, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

Selaku pemimpin tertinggi di atas kapal maka Tersangkut Nakhoda merupakan penanggung jawab umum terhadap keselamatan kapal beserta isinya, dari hasil pemeriksaan lanjutan diketahui bahwa tempat berlabuh jangkar merupakan tempat yang terbuka (open sea), ombak

(18)

masih besar dan pada kedalaman 72 meter, seharusnya Tersangkut Nakhoda memilih tempat berlabuh di Teluk yang terlindung yang berada di dekat tempat tersebut.

Dengan demikian Mahkamah pelayaran berpendapat bahwa kandasnya KM. Kumala Bakti adalah sebagai akibat pemilihan tempat berlabuh jangkar yang tidak tepat pada cuaca buruk, sebagaimana kebiasaan pelaut yang baik (good semanship) sesuai dengan ketentuan Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut, dan hal-hal pribadi yang disampaikan oleh Tersangkut, maka dipandang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Hal yang meringankan.

1) Tersangkut Nakhoda belum pernah dihukum;

2) Tersangkut Nakhoda dalam memberikan keterangan tidak berbelit-belit;

3) Tersangkut Nakhoda merupakan tumpuan dalam keluarga. b. Hal yang memberatkan.

Tidak ada. D. PUTUSAN :

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa kandasnya KM. Kumala Bakti pada tanggal 15 Juli 2013, pukul 03.30 WIT di Perairan Teluk Kali Susu, Sulawesi Tenggara pada posisi 04º 50,1’ S/ 125º 02,0’ T, disebabkan karena pemilihan tempat berlabuh jangkar yang tidak tepat pada cuaca buruk.

(19)

II. Menghukum Tersangkut Nakhoda Wardiyanto, lahir tanggal 26 September 1973 di Karanganyar, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT-V, Nomor 6200510348N50102, diterbitkan di Jakarta tanggal 02 September 2002, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dengan Peringatan.

III. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 23 September 2014

dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Pengganti, tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : ... Capt. Supardi, M. M. M. Mar

Anggota : ... Dr. Capt. Djemmy R. Sumakud S.H, M.M, M.Mar

Anggota : ... Rusman Hoesien, ATT I, M. Sc

Anggota : ... Ir. Budi Prasetiyo

Anggota : ... Edi Sunaryo, S. H., M. H.

Referensi

Dokumen terkait

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN

Karena nilai P-value 0,037 > 0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tahap perencanaan dengan kegagalan kontruksi dan bangunan dan nilai OR = 5,444

Dalam surveilan keamanan pangan pada rantai pangan, dilakukan pengamatan dari hulu ke hilir dengan pertimbangan bahwa meskipun pangan merupakan sasaran utama,

Karena pada naskah Kereta Kencana tidak ada deskripsi secara detail mengenai bentuk ruang permainan, maka peneliti ingin merujuk pada peristiwa yang terjadi di dalam

1. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja

Saran Dalam Tugas Akhir ini, saya ingin menyarankan agar di kemudian hari kelak, saya dapat menerapkan konsep-konsep yang berhubungan dengan topik pemilihan desain

Dengan perancangan identitas dan pengaplikasian yang baru, diharapkan dapat membantu membuat Taman Bunga Nusantara lebih dikenal baik melalui identitasnya sendiri dan melalui

Jika terdapat departemen yang memiliki nilai TCR tertinggi yang sama maka pilih salah satu yang memiliki lebih banyak nilai A (tingkat hubungan pada