• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM LATIHAN OLAHRAGA BAGI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR KECAMATAN BULELENG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM LATIHAN OLAHRAGA BAGI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR KECAMATAN BULELENG."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM LATIHAN OLAHRAGA BAGI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR KECAMATAN BULELENG

Oleh

Dr. Suratmin, S.Pd., M.Or. (0020057101) Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or. (0017037903)

Kadek Arry Anderzen, S.Pd.,M.Pd. (2013.5.72)

Dibiyai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

Surat Perjanjian Kerja Pengabdian Kepada Masyarakat No. 47/UN48.16/PM/2016

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

(2)
(3)

WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM LATIHAN OLAHRAGA BAGI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR KECAMATAN BULELENG

Suratmin,Gede Eka Budi Darmawan, dan Kadek Arry Anderzen email: ratmin_sgrbali@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pengabdian kepada masyarakat ini berjudulWorkshop Penerapan Program Latihan Olahraga bagi Guru Penjasorkes Sekolah Dasar Kecamatan Buleleng Tahun 2016. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah 1)Dampak pelaksanaanworkshop penerapan program pelatihan olahraga pelajar bagi guru penjasorkes SD di kecamatan Buleleng dalam pembinaan cabang olahraga pelajar kecamatan Buleleng untuk meningkatkan prestasi olahraga pelajar di kabupaten Buleleng, (2) Penerapan Iptek keolahragaan dalam pembinaan cabang olahraga pelajar di kecamatan Buleleng denganmenerapkan metode kepelatihan olahraga bagi guru penjasorkes SD kecamatan Bulelengsecara berkelanjutan.Adapun tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah (1) Memberikan praktek dan keterampilan pada guru penjasorkes SD dalampenerapanmetode kepelatihan dan pelaksanaan program pelatihan cabang olahraga pelajar di kecamatan Buleleng, (2) Memberikan pelatihan berbagai metode/model kepelatihan olahragabagi guru olahraga SD terutama dalam penerapan Iptek keolahragaan dalam pembinaan cabang olahraga pelajar di kecamatan Buleleng.

Manfaat yang bisa diperoleh pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah: (1) Guru penjasorkes SD di kecamatan Buleleng, agar mampu menerapkan metode/model kepelatihan olahraga dalam melaksanakan program pelatihan olahraga secara terukur, berkelanjutan, dan komprehensif berdasarkan pendekatan Iptek keolahragaan, (2) Siswa SD yang memiliki potensi dan berbakat olahraga di kecamatan Buleleng dapat dikembangkan pada cabang olahraga yang ditekuni, melalui pembinaan olahraga,dan pelatihan secara kontinyusehingga dapat memperoleh prestasi olahraga secara optimal, (3)Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng digunakan sebagai dasar dan petunjuk teknis dalam membentuk pola pembinaan cabang olahraga pelajar secara komprehensif, sehingga mampu meningkatkan prestasi olahraga pelajar secara optimal, (4) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng sebagai dasar dalam mengambil dan menetapkan kebijakan pembinaan cabang olahraga pelajar melalui penyelenggaraaan PORJAR dan O2SN SD sebagai salah satu upaya meningkatkan prestasi olahraga di Buleleng, dan (5) Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng melalui KONI akan memperoleh bibit atlet yang unggul dalam mempersiapkan dan pembinaan olahraga secara berkelanjutan. Hasil pengabdian kepada masyarakatdiperoleh: (1) Peningkatan keterampilan melatih bagi guru penjasorkes SD dalam melakukan pembinaan olahraga, (2) Penerapan program latihan bagi guru penjasorkes SD terhadap atlet/siswa yang dibina berdasarkan pendekatan Iptek keolahragaan, dan (3) Guru penjasorkes SD mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang kepelatihan secara benar.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan kegiatan P2M dengan baik dan lancar dalam bentuk “Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga bagi Guru Penjasorkes Sekolah

Dasar Kecamatan Bulelengtahun 2016”.

Pada kesempatan yang baik ini, kamimenyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Nyoman Jampel,M.Pd., sebagai Rektor Undiksha sekaligus pelindung terhadap seluruh kegiatan yang ada di Universitas Pendidikan Ganesha.

2. Prof. Dr. I Nengah Suandi,M.Hum., sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang memberikan ijin, sehingga kegiatan P2M dapat terlaksana.

3. I Ketut Budaya Astra,S.Pd., sebagai Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatanyang memberikan dukungan dan motivasi, sehingga kegiatan P2M dapat terlaksana dengan baik.

4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng atas pemberian ijinnya, sehingga program P2M dapat terselenggara dengan baik.

5. Kepala UPP TK/SD kecamatan Buleleng atas ijin yang diberikan, sehingga program P2M dapat terselenggara dengan lancar.

6. Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or., Kadek Arry Anderzen, S.Pd.,M.Pd., I Ketut Chandra Adinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd., I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd., dan Dewa Gde Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd sebagai instruktur dalam P2M.

7. Seluruh guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng sebagaipeserta workshopyang telah mengikuti pelatihan dengan tekun dan sungguh-sungguh, sehingga kegiatanP2M terlaksana dengan baik.

8. Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan workshop, sehingga P2M dapat terselenggara dengan baik.

Sebagai akhir kata kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, sehingga P2M dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Semoga program P2M dapat bermanfaat bagi pengembangan potensi dan bakat olahraga para siswa SD di kecamatan Buleleng.

Singaraja, 5Oktober 2016 Tim Pelaksana P2M

(5)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... v DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Analisis Situasi ... 2 C. Perumusan Masalah ... 4 D. Tujuan Kegiatan ... 4 E. Manfaat Kegiatan ... 5

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pembinaan Cabang Olahraga Pelajar ... 6

B. Sistem Rekruitmen Atlet Pelajar ... 6

C. Program Pelatihan Cabang Olahraga ... 8

D. Kualifikasi Pelatih ... 12

BAB III. METODE PELAKSANAAN ... A. Kerangka Pemecahan Masalah ... 17

B. Khalayak Sasaran ... 18

C. Keterkaitan ... 18

D. Metode Kegiatan ... 18

E. Rancangan Evaluasi ... 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

A. Hasil Pelatihan ... 20 B. Pembahasan ... 21 BAB V. PENUTUP ... 24 A. Simpulan ... 24 B. Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA ... 26 LAMPIRAN ... 27

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Disiplin Ilmu yang Mendukung Teori dan

Metodologi Pelatihan

... 10 Gambar 2. Faktor-faktor yang menunjang Peningkatan

Kualitas Pelatihan

... 11 Gambar 3. Bagan Pemecahan Masalah ... 17 Gambar 4. Pembukaan Workshop Penerapan Program

Latihan Olahraga (Ketua LPM Undiksha Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S)

... 59

Gambar 5.Program Latihan Olahraga Senam Lantai (Ketut Chandra Hadinata Kusuma,

S.Pd.,M.Pd dan Dewa Gde Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd )

... 60

Gambar 6. Program Latihan Olahraga Futsal (I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd dan KadekArry Anderzen, S.Pd.,M.Pd )

... 61

Gambar 7. Program Latihan Olahraga Futsal (Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or dan Dewa Gde Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd.)

... 62

Gambar 8.Program Latihan Fisik (Kadek Arry Anderzen, S.Pd.,M.Pd dan I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd)

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Hasil Survei Terhadap Guru Penjasorkes SD

di Kecamatan Buleleng

... 3 Tabel 2. Jadwal Kegiatan Workshop Penerapan Program

Latihan Olahraga

... 22 Tabel 3. Materi Kegiatan dan Instruktur Workshop

Penerapan Program Latihan Olahraga

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buleleng adalah salah satu kabupaten di Bali memiliki luas wilayah (25%) pulau Bali, terletak di Bali utara dengan dataran tinggi (pegunungan) dan pantai (BPS, 2005). Kondisi geografis Buleleng tersebut membawa konsekuensi terhadap perkembangan dan pembinaan cabang olahraga. Sebagai daerah yang paling luas di provinsi Bali, Buleleng memiliki sarana dan prasarana atau fasilitas olahraga serta sumber daya alam yang memadai. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap sistem pembinaan keolahragaan, untuk meningkatkan prestasi olahraga di Buleleng khususnya. Salah satu cara yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng adalah dengan mengikuti Pekan Olahraga Pelajar (PORJAR) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang rutin dilaksanakan satu tahun sekali. PORJAR dan O2SN merupakan salah satu cara atau sistem rekruitmen atlet pelajar yang potensial dan berbakat olahraga, untuk dilakukan pembinaan secara berkesinambungan, komprehensif, sistematis, dan terukur.

PORJAR dan O2SN diikuti oleh sembilan kecamatanyang ada di Buleleng yaitu; Tejakula, Kubutambahan, Sawan, Sukusada, Buleleng, Banjar, Seririt, Busungbiu dan Gerokgak. PORJAR dan O2SN dikelola melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tingkat kabupaten/kotadan provinsi di Bali. Cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan dalam PORJAR terdiri dari 18 cabang olahraga yaitu;Atletik, Voli Pasir, Bola Basket, Bulutangkis, Catur, Judo, Panjat Tebing, Sepak Bola, Pencak Silat, Renang, Senam, Bulutangkis, Tenis Meja, Tenis Lapangan, Sepak Takraw, Karate, Cricket, dan Taekwondo (Laporan Hasil Pertandingan/Perlombaan PORSENIJAR, 2016).

Seleksi atlet PORJAR dan O2SN dilakukan dari tingkat Gugus, Kecamatan, dan Kabupaten dari tingkat pelajar SD sampai SMA, termasuk Buleleng Atlet yang terpilih merupakan perwakilan dari kecamatan di Kabupaten Buleleng. PORJAR dan O2SN diselenggarakan bertujuan untuk menjaring calon atlet berbakat dalam cabang olahraga yang ditekuni dan dilakukan pembinaan secara kontinyu dan berkelanjutan. Pembinaan yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng diantanya adalah manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan PORJAR dan O2SN, program pembinaan dan pelatihan, sistem rekruitmen, program kepelatihan, strategi dan metode pelatihan, dan pemusatan latihan. Sistem pembinaan sangat penting dilakukan dengan harapan mampu

(9)

mengembangkan bakat olahraga dan potensinya serta memperoleh prestasi yang optimal. Pencapaian prestasi olahraga tertinggi merupakan akibat langsung dari adaptasi organisme terhadap jenis dan metode pelatihan (Jahonsyah dan Evalina Heryanty, 2007). Untuk memperoleh hasil pembinaan olahraga pada tingkat sekolah dasar perlu dilakukan dan diselenggarakanworkshopIptek keolahragaan secara rutin bagi guru penjasorkes, terutama untuk penerapan program latihan olahraga.

B. Analisis Situasi

Penjaringan atlet berbakat dalam olahraga harus menjadi perhatian pada setiap cabang olahragamelalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng. Sebagian besar penjaringan atlet berbakat olahraga semestinya dilakukan pada tingkat usia dini, sehingga lebih awal dapat diketahui bakat olahraganya. Dalam olahraga, pemanduan bakat olahraga sangat penting untuk (1) menemukan calon atlet berbakat, (2) memilih calon atlet pada usia dini, (3) memonitor secara terus menerus, dan (4) membantu calon atlet menuju ke langkah penguasaan yang tertinggi (Furqon dan Muchsin, 1999).

Aspek-aspek yang harus diukur dan diketahui melalui serangkaian tes bagi siswa SD adalah seluruh aspek antropometri, fisik, teknik, dan psikologis, yang bersifat genetik, relatif permanen dan relatif tidak dapat diubah dengan bentuk program latihan apapun, diantaranya adalah; 1) postur tubuh, yang berkaitan dengan tinggi dan massa badan (BMI), 2) bentuk tubuh, selain endomorf, mesomorf, dan ectomorf, juga ukuran distal-proksimal ekstrimitas. 3) kekuatan sistem persyarafan, yaitu kecepatan merespon sebuah stimulus secara motorik. 4) kapasitas paru-paru, yakni kemampuan tunggal maksimal dalam menghisap oksigen (O2).

5) jenis serabut otot, berkaitan dengan mesin mekanik penggerak tubuh. 6) kecerdasan, yakni yang berhubungan dengan kemampuan mengolah informasi atau input yang diterima selama masa latihan dan ketika melakukan pertandingan. 7) kepribadian, berkaitan dengan karakter dan sifat khusus yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses latihan maupun pertandingan (Bambang Kridasuwarso, 2015).

Makin awal atlet menunjukkan kesesuaian pelatihan dan kemampuan untuk belajar dan berlatih, maka makin berhasil pula dalam menyelesaikan program pelatihan yunior. Hal ini akan menyebabkan calon atlet memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih sebelum mencapai usia prestasi puncak dan memiliki pengaruh yang berakhir positif pada pelatihannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penentuan bakat merupakan suatu proses penentuan kemampuan (pra-kondisi) prestasi, dimana calon atlet harus memiliki

(10)

kemampuan tersebut agar dapat mencapai tingkat prestasi yang tinggi dan menggunakan teknik diagnosis yang sesuai.

Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO) Sekolah Dasar di kecamatan Buleleng adalah sumber daya manusia yang sangat potensial dalam pembinaan olahraga. Jumlah guru penjasorkes yang tergabung dalam KKGO SD kecamatan Buleleng berjumlah 86 orang yang terdiri dari PNS: 80 orang dan guru honorer: 6 orang. Hasil survei melalui penyebaran kuesioner terhadap 58 (limapuluh delapan) guru penjasorkes kecamatan Buleleng menyatakan bahwa perlunya workshopkeolahragaan yang berkelanjutan bagi guru penjasorkesSD dalam mempraktekan program latihan olahraga pelajar di kecamatan Buleleng. Berikut hasil kuesioner terhadap guru penjasorkesSD di kecamatan Buleleng. Tabel 1. Hasil Survei Terhadap Guru PenjasorkesSD di Kecamatan Buleleng

Pembinaan olahraga pelajar di kecamatan Buleleng merupakan salah satu wadah pembinaan olahraga prestasi di sekolah berbasis pada sumber daya yang ada seperti pelajar,

No Aspek-Aspek Pernyataan Prosentase (%)

1 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan program latihan olahraga

96

2 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshopdalam menerapkan periodisasi latihan olahraga

92

3 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshopdalam menerapkanmetode latihan fisik dalam melatih cabang olahraga

93

4 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshopdalam menerapkanmetode latihan teknik dalam melatih cabang olahraga

93

5 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshopdalam menerapkanmetode latihan taktik/strategi dalam melatih cabang olahraga

94

6 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshopdalam menerapkanmetode latihan mental dalam melatih cabang olahraga

91

7 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshop dalam menentukan komposisi jenis serabut otot merah dan otot putih atlet

89

8 Guru penjasorkes SD membutuhkanpelatihan/workshop dalam melakukan pengukuran, tes, dan evaluasi dalam pelaksanaan program latihan olahraga

(11)

ilmuwan, pelatih, dan berbagai dukungan seperti iptek keolahragaan, laboratorium, prasarana dan sarana keolahragaan yang dimiliki pemerintah daerah maupun Undiksha. Keberadaan KKGO dan perguruan tinggi sebagai basis pembinaan olahraga prestasi merupakan bentuk sinergi yang diharapkan mampu didukung melalui pendekatan dan aplikasi ilmiah keolahragaan yang memadai.

Mengingat pentingnya sistem pembinaan yang berkelanjutan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan prestasi olahraga di Buleleng, maka perlu dukungan masyarakat dan stakeholder keolahragaan secara berkelanjutan, terukur, dan komprehensif. Dalam mensikapi pembinaan prestasi olahraga pelajar kabupaten Buleleng yang cenderung menurun dan capaian prestasi yang belum optimal, maka perlu dilakukan workshop tentang penerapan program latihan bagi guru penjasorkesSD di kecamatan Buleleng yang berkelanjutan.

C. Perumusan Masalah

Dalam pengabdian kepada masyarakat ini dapat dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:

1. Dampak pelaksanaanworkshop penerapan program latihan olahraga pelajar bagi guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng dalam pembinaan cabang olahraga pelajar guna meningkatkan prestasi olahraga pelajar.

2. Penerapan Iptek keolahragaan dalam pembinaan cabang olahraga pelajar denganmenerapkan metode kepelatihan olahraga bagi guru penjasorkes SD di kecamatan Bulelengsecara berkelanjutan.

D. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan praktek dan keterampilan melatih pada guru penjasorkes SD dalampenerapanmetode kepelatihan dan pelaksanaan program latihan cabang olahraga pelajar di kecamatan Buleleng.

2. Memberikan pelatihan berbagai metode/model kepelatihan olahragabagi guru olahraga SD terutama dalam penerapan Iptek keolahragaan dalam pembinaan cabang olahraga pelajar kecamatan Buleleng.

(12)

E. Manfaat Kegiatan

Dalam pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan bermafaat bagi:

1. Guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng, agar dapat menerapkanmetode/model kepelatihan olahraga dalam melaksanakan program latihan olahraga secara terukur, berkelanjutan, dan komprehensif berdasarkan pendekatan Iptek keolahragaan.

2. Siswa SD yang berbakat olahraga di kecamatan Buleleng dapat mengembangkan cabang olahraga yang ditekuni,melalui pembinaan olahraga dan pelatihan secara kontinyusehingga dapat memperoleh prestasi olahraga secara optimal.

3. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng untuk digunakan sebagai dasar dan petunjuk teknis dalam membentuk pola pembinaan cabang olahraga pelajar secara komprehensif, sehingga mampu meningkatkan prestasi olahraga pelajar secara optimal.

4. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng dalam mengambil dan menetapkan kebijakan pada pembinaan cabang olahraga pelajar melalui penyelenggaraaan PORJAR dan O2SN SD sebagai salah satu upaya meningkatkan prestasi olahraga di Buleleng.

5. Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng melalui KONI akan memperoleh bibit atlet yang unggul dalam mempersiapkan dan pembinaan olahraga secara berkelanjutan.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembinaan Cabang Olahraga Pelajar

Pembinaan olahraga di Buleleng salah satunya dengan penyelenggaraan PORJAR dan O2SN sebanyak 18 cabang olahraga yang dipertandingkan/diperlombakan. Pembinaan olahraga pelajar hendaknya dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pengelolaan dalam pembinaan, sistem rekrutmen atlet, program pembinaan dan pelatihan, penyusunan program latihan yang dilakukan secara berkelanjutan, evaluasi program latihan secara terukur, dan komprehensif dengan mengoptimalkan peran serta seluruh stakeholder keolahragaan di Buleleng.

Kabupaten Buleleng yang terdiri dari sembilan kecamatan memiliki keanekaragaman karakteristik yang tebentuk atas kearifan lokal yang berbeda dengan daerah lain. Dengan kondisi tersebut, Buleleng sudah barang tentu memiliki kelebihan dan keterbatasan, namun merasa tertantang untuk meningkatkan prestasi olahraga. Melalui peningkatan prestasi olahraga pelajar selanjutnya akan berakumulasi terhadap tercapainya prestasi olahraga nasional. Pembinaan olahraga pelajar perlu untuk ditingkatkan melalui berbagai program pelatihan secara kontinyu, kompetisi secara berkala dan programtry-out.

Berbagai upaya perlu dilakukan dalam mengoptimalkan klub olahraga pada berbagai jenjang pembinaan mulai dari pelajar, mahasiswa maupun yang di masyarakat. Pembinaan klub olahraga perlu dipertahankan eksistensinya agar potensi yang dimiliki atlet bisa berkembang secara optimal. Suatu komitmen yang penuh kesungguhan untuk meningkatkan kualitas pembinaan olahraga jangka panjang tentunya membutuhkan pengelolaan yang baik. Upaya yang perlu dilakukan adalah (1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas klub olahraga baik pada tingkat pemasalan, pembibitan maupun prestasi puncak. (2) Meningkatkan pengelolaan, (3) Meningkatkan kualitas pembina, pelatih dan atlet, (4) Meningkatkan kualitas hasil (Sudono, 2008).

B.Sistem Rekruitmen Atlet Pelajar

Teknik memilih calon atlet olahraga dapat dilakukan dengan cara sederhana dan kompleks atau modern. Pelatih bola basket merekruitmen pemain dengan cara sederhana karena pemain tersebut memiliki postur tubuh yang tinggi atau pelatih renang mengamati cara anak berdiri dengan memperhatikan bentuk telapak kaki, misalnya. Berdasarkan

(14)

pengalaman unsur-unsur tersebut berpengaruh terhadap prestasi olahraga di kemudian hari. Sebaliknya, pengidentifikasian bakat dengan cara modern, lebih diorientasikan pada ilmu dan kedokteran olahraga dengan suatu baterai tes yang komprehensif yang digunakan untuk menjaring calon atlet.

Ada dua metode dalam menjaring bakat calon atlet, yaitu (1) seleksi alam, dan (2) seleksi ilmiah. Seleksi alam merupakan pendekatan normal, dan merupakan cara pengembangan alam dalam olahraga tertentu sebagai hasil dari pengaruh setempat, misalnya tradisi sekolah, harapan orang tua, atau teman sebaya. Dengan demikian evolusi prestasi atlet ditentukan oleh seleksi alam yang tergantung pada beberapa faktor (pegunungan, pantai, daerah tropis dan sebagainya). Oleh karena itu, pendekatan dengan seleksi alam seringkali berjalan lambat. Seleksi ilmiah merupakan metode yang digunakan untuk memilih calon atlet yang memiliki potensi untuk dibina. Seleksi ini lebih sedikit memerlukan waktu untuk mencapai prestasi yang tinggi bila dibandingkan dengan metode seleksi alam (Bompa, 2000). Untuk olahraga yang memerlukan persyaratan tinggi atau berat badan, misalnya bola basket, bola voli, sepak bola, nomor-nomor lempar dan sebagainya perlu mempertimbangkan seleksi ilmiah. Demikian juga olahraga yang memerlukan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi dan power, seperti lari cepat, judo, hoki, nomor-nomor lompat dan sebagainya. Dengan pengujian ilmiah, kualitas-kualitas semacam itu akan dapat dideteksi. Melalui pengujian ilmiah, maka calon atlet yang berbakat secara ilmiah dapat diarahkan pada cabang olahraga tertentu.

Tujuan utama pemanduan bakat adalah untuk mengidentifikasi dan memilih calon atlet yang memiliki berbagai kemampuan tertinggi untuk cabang olahraga tertentu, selanjutnya untuk memprediksi suatu derajat yang tinggi tentang kemungkinan apakah calon atlet akan mampu menyelesaikan program pelatihan junior dengan berhasil dalam olahraga yang dipilih agar dapat dengan layak mengukur secara pasti, melakukan tahap pelatihan selanjutnya (Harre, 1982).

Olahraga prestasi tinggi memerlukan profil biologis khusus dengan memahami ciri-ciri kemampuan-kemampuan biomotorik dan ciri-ciri-ciri-ciri psikologis yang kuat. Pelatihan yang optimal dapat digunakan untuk pengidentifikasian bakat olahraga. Beberapa kriteria utama dalam mengidentifikasi bakat olahraga, yaitu (1) kesehatan, (2) kualitas biometrik, (3) keturunan, dan (4) fasilitas olahraga dan iklim, dan (5) ketersediaan ahli (Bompa, 2000).

(15)

Tujuan dari tahap penjaringan dan pemilihan adalah untuk menemukan dari sejumlah besar anak sekolah yang berkaitan dengan faktor-faktor prestasi utama (Harre, 1982). Penentuan faktor-faktor prestasi utama ini sangat penting bagi pengembangan lebih lanjut. Faktor-faktor ini merupakan indikator tingkat prestasi tertentu dan tingkat kencenderungan tertentu. Tujuan dengan pasti tanpa terlalu banyak bekerja dan dapat diperoleh informasi yang diperlukan. Faktor-faktor prinsip ini adalah (1) tinggi dan berat badan; (2) kecepatan lari; (3) daya tahan; (4) koordinasi; (5) kemampuan pada permainan; dan (6) kepandaian yang beraneka ragam dalam olahraga. Menurut Anwar Pasau, 1986 kriteria penilaian untuk pemilihan atlet berbakat terdiri dari :

a. Aspek biologis

1) Potensi/kemampuan dasar tubuh (fundamental motor skill) 2) Fungsi organ-organ tubuh

3) Postur dan struktur tubuh b. Aspek psikologis 1) Intelektual/kecerdasan/IQ 2) Motivasi 3) Kepribadian 4) Kerja persarafan c. Umur

1) Umur secara kronologis (chronological age) 2) Umur dari segi psikologis (psychological age) d. Keturunan dan5 Aspek lingkungan (environment) C.Program Pelatihan Cabang Olahraga

Olahraga merupakan segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial melalui kompetisi yang bertujuan mencapai dan meningkatkan prestasi untuk dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa dalam pergaulan antar bangsa. Sistem keolahragaan nasional telah menggariskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga untuk mencapai prestasi yang diharapkan harus dilakukan mulai dari usia dini dengan memanfaatkan dan berdasarkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) keolahragaan. IPTEK keolahragaan harus menjadi basar dalam pencapaian prestasi, oleh karena itu program pelatihan dan kualitas

(16)

pelatih dalam upaya melaksanakan fungsinya untuk meningkatkan prestasi atlet perlu memahami secara mendalam IPTEK olahraga.

Pelatihan merupakan seni dan ilmu, karena itu dalam pelatihan perlu kreativitas dan interpretasi tentang atlet dan lingkungannya. Ilmu kepelatihan adalah pengetahuan dasar yang digunakan dalam melaksanan pelatihan, sedangkan seni kepelatihan adalah cara menyampaikan materi pelatihan dan membentuk prestasi.

Faktor-faktor pelatihan yang perlu dipersiapkan dalam setiap program pelatihan pada setiap cabang olahraga adalah; persiapan fisik, persiapan teknik, persiapan taktik, dan mental. Prestasi olahragawan merupakan akumulasi dari kualitas fisik, teknik, taktik, dan kematangan psikis. Untuk mencapai prestasi yang tinggi diperlukan perencanaan sasaran yang tepat meliputi persiapan fisik, teknik, taktik, dan mental (Johansyah Lubis dan Evalina Heryanty 2007: 5). Persiapan fisik dan teknik merupakan dasar dalam membangun prestasi. Prestasi tinggi terdiri dari kondisi fisik, teknik, taktik, syarat lingkungan bakat, dan kepribadian (Grosser, et.al, 2012: 2). Hasil evaluasi dan analisis mengenai juara dunia menunjukkan bahwa atlet yang mampu menghasilkan prestasi yang intensif adalah; (1) memiliki fisik yang prima, (2) menguasai teknik yang sempurna, (3) memiliki karakteristik psikologis dan moral yang diperlukan oleh cabang olahraga yang ditekuni, (4) cocok untuk cabang olahraga yang dilakukannya, dan (5) sudah berpengalaman berlatih dan bertanding bertahun-tahun (Husdarta J,S, 2010:.75).

Atlet perlu belajar teknik serta menekankan pada persiapan taktik dan mental yang lebih matang, sehingga prestasi dalam cabang olahraga yang diikuti dapat lebih unggul dibandingkan atlet lainya. Peningkatan prestasi olahraga merupakan peningkatan hasil suatu sistem pembinaan olahraga dengan beberapa komponen pendukung, diantaranya adalah kinerja olahragawan yang ditentukan oleh faktor fisik, teknik dalam keterampilan, strategi, dan mental.

Pelatihan bukan merupakan hal yang baru. Pelatihan sudah ada sejak jaman Mesir Purba dan Yunani, dimana orang-orang berlatih secara sistematis dalam usaha untuk mencapai tujuan militer maupun olympic. Pelatihan olahraga pada hakekatnya mengandung tiga unsur; (1) proses sistematis untuk menyempurnakan kualitas kinerja atlet berupa; kebugaran, keterampilan, dan kapasitas energi, (2) memperhatikan aspek pendidikan, dan (3) menggunakan pendekatan ilmiah. Pelatihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah

(17)

beban pelatihan atau pekerjaannya. Program pelatihan adalah seperangkat kegiatan dalam berlatih yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh atlet, baik mengenai jumlah beban pelatihan maupun intensitasnya (James Tangkudung, 2006: 45). Latihan adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu lama serta sistematik dan progesif sesuai dengan tingkat kemampuan individu, bertujuan untuk membentuk fungsi fisiologis dan psikologis yang memenuhi syarat bagi tugas-tugas kegiatan olahraga (Johansyah Lubis, 2007: 1). Tujuan utama dalam pelatihan (training) adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin (Harsono, 1992: 1-2). Berikut disiplin ilmu yang mendukung metodologi pelatihan.

Gambar 1. Disiplin Ilmu yang mendukung Teori dan Metodologi Pelatihan (Bompa Tudor O & Gregory Haff G. 2009: 4)

Dalam proses kepelatihan dan mengembangkan kemampuan biomotor atlet perlu didukung berbagai disiplin ilmu diantaranya; anatomi, fisologis, biomekanika, statistika, tes dan pengukuran, kesehatan olahraga, psikologis, belajar gerak, pendidikan, gizi, sejarah, dan sosiologi. Tanpa penguasaan disiplin ilmu tersebut, kecil sekali kemungkinan pelatih dapat berhasil dengan baik. Tuntutan Iptek keolahragaan dalam melatih sangat mutlak diperlukan.

Ruang lingkup pelatihan harus menambah kapasitas kerja organisme dan cadangan keterampilannya, melakukan hal yang sama dengan mengembangkan ciri-ciri kejiwaan yang kuat, akan mengakibatkan meningkatnya prestasi atlet. Pelatihan merupakan suatu konsep yang lebih kompleks, tidak seperti yang diduga kebanyakan orang. Pelatihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan

Fisiologi Biomekanika Statistika Tes & Pengukuran

Teori dan Metode Pelatihan

Belajar Gerak Pendidikan Gizi Sejarah Sosiologi

Anatomi Sport Medicine

(18)

individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Pengaruh yang langsung dari sistem pelatihan dan program pelatihan yang berkualitas tinggi, hendaknya berupa penampilan yang tinggi pula. Kualitas pelatihan tidak tergantung dari satu faktor saja atau dari pelatih saja, melainkan dari bermacam-macam faktor yang tidak/jarang kurang diperhatikan oleh setiap pelatih, bagaimanapun juga akan mempengaruhi penampilan atletnya. Adapun Komponen yang dapat menunjang prestasi optimal atlet dapat digambarkan di bawah ini.

Gambar2. Faktor-faktor yang menunjang Peningkatan Kualitas Pelatihan (Bompa Tudor O & Gregory Haff G. 2009: 8)

Dengan melihat gambar di atas, maka dapat dihubungkan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari pelatihan, dan kualitas tersebut harus dipakai secara efektif (contoh informasi dari ilmu-ilmu yang membantunya) dan secara konsisten selalu diperbaiki, seperti fasilitas dan kemampuan atlet yang terlibat di dalam pelatihan.

Dasar-dasar yang harus dilakukan dalam kepelatihan olahraga, menurut Lubis dan Heryanty, 2007, diantaranya adalah :

1). Definisi pelatihan adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu yang lam serta sistematisk dan progresif dengan tingkat kemampuan individu, bertujuan untuk membentuk fungsi fisiologis dan psikologis yang memahami syarat bagi tugas-tugas kegiatan olahraga.

2). Penguasaan dasar prinsip pelatihan adalah langkah awal dalam menyusun program pelatihan yang optimal dan efektif untuk diaplikasikan. Prinsip pelatihan adalah sistematika pedoman dan peraturan yang berhubungan dengan proses pelatihan. Proses

Prestasi Atlet

Kualitas Pelatihan Pertandingan

Motivasi Hasil Penelitian Kemampuan Atlet Keturunan Atlet Sarana Prasarana & Perlengkapan Pengetahuan Kepribadian Pelatih

(19)

pelatihan merupakan keseluruhan konsep yang tidak terpisahkan secara biologi, psikologis dan paedagogik.

3). Prinsip-prinsip pelatihan olahraga adalah (a) prinsip beban lebih, (b) prinsip individualisasi, (c) prinsip pelatihan spesialisasi, (d) prinsip pelatihan variasi, dan (e) prinsip pelatihan reversibility/detraining.

4). Faktor-faktor dalam pelatihan untuk mencapai prestasi adalah (a) persiapan fisik (umum dan khusus), (b) persiapan teknik dan (c) persiapan taktik

5). Penyusunan program pelatihan digunakan untuk mengatur perencanaan dan tahapan pelatihan (periodisasi program pelatihan). Periodisasi program pelatihan merupakan tahapan pengaturan pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai aspek pelatihan yang akan mengkoordinir tercapainya ketepatan meraih prestasi puncak, meliputi pentahapan pelatihan kualitas komponen biomotorik teknik, psikologis dan nutrisi, dimana pemerian stres pelatihan, pemulihan dan adaptasi berikut proses kompensasinya.

D. Kualifikasi Pelatih

Pelatih adalah seorang profesional yang tugasnya membantu atlet dalam memperbaiki penampilan olahraga. Profesi sebagai pelatih semakin diakui secara meluas, karena pelatih yang baik akan menghasilkan program yang baik (Didjend Depdikbud, 2003: 2003). Melatih adalah suatu profesi, maka pelatih diharapkan dapat memberikan pelayanannya sesuai dengan standar atau ukuran profesional yang ada. Salah satu standar profesi menentukan bahwa pelayanannya harus diberikan sesuai dengan perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah bidang tersebut (Pate Rotella McClenaghan, 1993:5). Untuk meningkatkan prestasi olahraga di Bali tentu harus mengembangkan penerapan Iptek keolahragaan bagi pelatih. Pelatih yang profesional dapat memberikan pengaruh dan kontribusi yang besar terhadap proses pendidikan dan pelatihan, sehingga prestasi tinggi akan dicapai.

Pelatih merupakan salah satu profesi yang sering dianggap paling menarik dari semua profesi. Hal ini terbukti dari banyaknya pelatih yang dikagumi oleh masyarakat dan dihormati oleh para olahragawan dengan kemampuannya dan keahlian dalam menganalisa gerakan manusia. Banyak pelatih yang secara teratur menghasilkan tim dan olahragawan menjadi juara. Sesungguhnya melatih dapat menjadi pekerjaan yang sangat menyenangkan. Olahragawan akan selalu mengharapkan pelatih benar-benar menghayati

(20)

profesinya/keahliannya. Olahragawan akan menghargai pelatih apabila menguasai ahliannya dalam berbagai aspek, bukan hanya teknis dan taktis saja, tetapi ilmu yang berhubungan dengan gerakan, perkembangan dan pertumbuhan, biomekanika, fisiologi, gizi, ilmu sosial, psikologi, dan ilmu kesehatan.

Pelatih merupakan pekerjaan profesional yang tugasnya membantu olahragawan dalam memperbaiki penampilan olahraga. Melatih adalah suatu profesi, maka pelatih diharapkan dapat memberikan pelayanannya sesuai dengan standar/ukuran profesional yang ada. Salah satu standar profesi menentukan bahwa pelayanannya harus diberikan sesuai dengan perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah bidang tersebut. Pengetahuan ilmiah yang dimiliki oleh pelatih dalam menunjang keberhasilan atlet di samping pengalaman serta kematangan pribadinya perlu dukungan berbagai disiplin ilmu yang terkait seperti fisiologi, biomekanika, psikologi dan ilmu yang lainnya.

Sosok pelatih dilukiskan banyak orang dalam berbagai tipe. Ada yang digambarkan sebagai individu yang keras, tanpa kompromi, suka memaksakan kehendak, ada juga yang digambarkan sebagai orang yang sportif, pembimbing atlet, motivator, namun ada juga yang tampak santai seolah-olah tidak mempedulikan atletnya. Tutko dan Richards (1975) mengemukakan bahwa ada lima tipe kepribadian pelatih yang dominan yaitu: (1) Authoritarian coach atau pelatih yang otoriter, (2) Nice guy coach atau pelatih yang baik hati, (3) Intense atau driven coach atau pelatih pemacu, (4) Easy going coach atau pelatih yang santai, (5) Business-likecoach atau pelatih yang lugas, yang menganggap olahraga sebagai bisnis (Rubianto Hadi, 2006: 30).

Fungsi pelatih melakukan pembinaan dan pelatihan atlet/olahragawan, sehingga mampu meraih prestasi setinggi-tingginya. Bersama dengan atlet, pelatih merupakan kesatuan yang memiliki peranan sentral, dengan pengertian, bahwa seluruh aktivitas pembinaan sesungguhnya terarah pada mewujudkan prestasi melalui kedua unsur tersebut. Adapun kata kunci tentang pelatih yaitu orang yang membantu atlet dalam meningkatkan prestasi olahraganya. Keberhasilan seorang pelatih dalam membina atlet menuju pencapaian prestasi adalah berusaha membantu meningkatkan prestasi atletnya semaksimal mungkin. Untuk itu, pelatih perlu senantiasa meningkatkan pengetahuannya di dalam metodologi melatih dengan cara lebih terbuka dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

(21)

Dalam mengemban tugasnya di lapangan, pelatih tidak hanya memiliki peran tunggal sebagai pengajar keterampilan para atletnya, tetapi pelatih memiliki peran yang cukup banyak dimana hanya dimiliki pelatih profesional. Berbagai peran dalam mengemban tugasnya adalah pelatih sebagai (Kemenpora, 2007: 2-3).

a) Guru, mengajar dan mendidik atlet agar menjadi manusia yang berilmu , cerdas, dan mampu menjadi menjadi manusia yang berkarakter, bermoral, dan bermanfaat.

b) Instruktur, memberikan instruksi yang harus dilakukan atlet dan koreksi serta umpan balik menuju gerakan yang efesien.

c) Orang tua, pelatih perlu memberikan kasih sayang dan berbagai nasehat serta perhatian dan perlindungan yang baik kepada atletnya, agar merasa nyaman dalam latihan.

d) Teman, sebagai teman pelatih menerima aduan dan keluhan serta curahan hati para atletnya untuk memberikan solusi yang tepat.

e) Motivator, dalam proses latihan yang lama dan penuh ujian serta tantangan, pelatih perlu untuk memotivasi atlet agar tetap latihan dalam mencapai tujuan.

f) Administrator, pelatih perlu mengelola latihan dan melakukan pencatatan berbagai peristiwa dan data yang telah dicapai dalam latihan maupun perkembangannya.

g) Ilmuwan, pengembangan keilmuan merupakan tanggung jawab pelatih agar tidak terjadi malpraktek dalam latihan.Pelatih punya tanggung jawab menjadikan pendekatan keilmuan menjadi implementasi nyata dalam latihan.

h) Murid/siswa, proses belajar sepanjang hayat merupakan prinsip yang harus dipegang pelatih.

i) Agen Jurnalis, dimana setiap keberhasilan dan masalah yang muncul dalam proses latihan maupun pertandingan menjadi tanggung jawabnya untuk menyampaikan dengan tepat kepada media masa/pers.

j) Disipliner, disiplin adalah jalan pertama menuju keberhasilan. Pelatih memiliki tanggung jawab menerapkan disiplin kepada atletnya, untuk menghargai waktu, perilaku, dan setiap jerih payah yang dilakukan.

Pakar/ahli dalam bidang kepelatihan telah memberikan pandangan tentang kualifikasi yang harus dipenuhi apabila menginginkan dirinya menjadi pelatih yang baik. Pernyataan kemampuan profesional sebagai guru yang berarti bahwa program olahraga merupakan bagian dari program pendidikan, sehingga program olahraga harus sesuai serta harmonis dengan tujuan pendidikan lainnya. Hal ini yang perlu diterapkan sebagai prasarat

(22)

menjadi pelatih. Hanya satu hal yang membedakan antara pelatih dan pengajar olahraga, yaitu pelatih lebih banyak berhubungan dengan prestasi siswa dengan tingkat kemampuan lebih tinggi, dibandingkan dengan tingkat kemampuan siswa pada profesi pengajaran.

Mengenai kepribadian yang baik yaitu berkaitan dengan kualitas pribadi yang menarik yang dimiliki oleh pelatih, sehingga altet yang dilatih atau dalam bimbingannya menjadi loyal serta berusaha untuk melakukan perintahnya, dengan tidak merasa terpaksa. Halnya dengan karakter merupakan salah satu dasar yang harus dipenuhi oleh pelatih, hal ini sangat penting dalam profesi pelatihan, sebab pelatih berada dalam posisi yang mempunyai pengaruh cukup kuat untuk menanamkan kehidupan yang baik kepada orang lain. Oleh karena itu karakter ini merupakan salah satu tes untuk mengetahui sesuai tidaknya seseorang memangku jabatan dalam profesi pelatihan.

Apabila pelatih menginginkan dirinya menjadi pelatih yang baik, maka harus memenuhi beberapa kualifikasi. Pada dasarnya kualifikasi yang harus dipenuhi pelatih dalam memperoleh keberhasilan dibutuhkan 3 kemampuan utama, yaitu: (1) pengetahuan/ilmu yang diperlukan untuk melakukan pengkajian teoritis mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pelatihan, (2) pelatih harus mempunyai keterampilan yang memadai, diantaranya adalah keterampilan teknis, konseptual, manejerial, dan keterampilan hubungan antar personal, (3) sikap hidup/filsafat, pelatih harus sadar di mana dia berada, sehingga sikap serta perilakunya tidak berbeda dengan sistem yang dianut atlet-atlet dan masyarakat di sekitarnya.

Program pelatihan merupakan salah satu strategi usaha pelatih untuk mencapai prestasi atlet seoptimal mungkin dimasa mendatang. Untuk mencapai prestasi prima, diperlukan usaha dan daya upaya melatih, yang dituangkan dalam rencana program pelatihan tertulis sebagai pedoman arah kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan program pelatihan yang baik perlu mempertimbangkan aspek-aspek tersebut.antara lain potensi atlet, umur, jenis kelamin, tingkat kemampuan atlet, umur pelatih, sarana, prasarana, dan, waktu yang tersedia, tenaga pelatih dan faktor lingkungan.

Pelatih mempunyai banyak peran dan tanggung jawab yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja dan perkembangan atlet yang dibina. Pelatih perlu menyadari aspek kepemimpinan untuk dapat mengarahkan atletnya mencapai sasaran yang hendak dicapai. Selain mempersiapkan atlet untuk berkompetisi atau bertanding, pelatih juga harus mampu mengevaluasi atlet dan dirinya sendiri. Mengacu pada perkembangan

(23)

dunia keolahragaan sekarang, hanya pelatih yang menguasai Iptek keolahragaan yang dapat membawa atlet mencapai prestasi yang diharapkan. Iptek keolahragaan tidak berdiri sendiri, namun berkaitan dengan disiplin ilmu lain. Tidak disangkal lagi, pengetahuan dasar-dasar kepelatihan yang didukung dengan teknologi olahraga akan sangat menguatkan peran dan tanggung jawab pelatih.

Menurut Harsono,1988, menyebutkan ada tiga hal yang dapat menunjang kesuksesan pelatih; 1) latar belakang pendidikan, 2) pengalaman dalam olahraga, dan 3) motivasi. Jelas posisi pelatih tidak bisa dikesampingkan dalam pembinaan prestasi olahraga, sehingga kebutuhan tenaga pelatih profesional dengan kapasitas keilmuan yang mendukung dan pengalaman dalam bidang olahraga serta adanya motivasi sebagai pelatih sangat diperlukan.

(24)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Adapun kerangka pemecahan masalah pengabdian kepada masyarakat adalah :

Gambar 3. Bagan Pemecahan Masalah

Berdasarkan bagan kerangka pemecahan masalah tersebut diatas, maka dapat disampaikan bahwa pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilanmelatih olahraga bagi guru penjasorkes SDdi kecamatan Buleleng tentangworkshop penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng. Keterampilan melatih olahraga yang diperoleh dapat diimplementasikan terhadap siswa yang memiliki potensi dan bakat olahraga untuk dikembangkan dan ditingkatkan prestasi olahraganya.

 Pentingnya Penerapan Program Latihan Olahraga SD

 Prestasi Olahraga Pelajar yang Cenderung Menurun

 Pencapaian Prestasi Olahraga yang belum Optimal

Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga SD

Keterampilan Melatih Olahraga/Menerapkan Program

Latihan Olahraga bagi Guru Penjasorkes SD

Peningkatan Prestasi Olahraga pada Porsenijar/O2SN SD

Implementasi Penerapan Program Latihan Olahraga Bagi Guru

(25)

B. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran antara yang strategis untuk dilibatkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah:

1. Guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng sebanyak 30 orang sebagai perwakilan gugus, agar dapat menerapkan program latihan olahraga secara terukur, berkelanjutan, dan komprehensif berdasarkan Iptek keolahragaan.

2. Siswa SD di kecamatan Bulelengdapat berlatih dan mengembangkan bakat olahraga, melalui pembinaan dan kepelatihan olahraga secara intensif dan berkelanjutan untuk mencapai prestasi olahraga secara optimal.

C. Keterkaitan

Keterkaitan antara guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng dengan ketua pelaksana pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai mitra dalam pengembangan dan penerapan Iptek keolahragaan yaitu:

1. Guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng 2. UPP SD/TK kecamatan Buleleng

3. KKGO (Kelompok Kerja Guru Olahraga) kecamatan Buleleng 4. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng 5. Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng

6. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

D. Metode Kegiatan

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Ceramah. Metode ceramah dilakukan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga Buleleng.

2. Diskusi dan Tanya Jawab. Diskusi dan tanya jawab dilakukan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penerapan Iptek keolahragaan bagi pelajar secara terukur, berkelanjutan dan komprehensif berdasarkan sistem pelatihan yang benar, sehingga dapat memperoleh prestasi olahraga secara optimal.

(26)

3. Praktek penerapan metode/model kepelatihan olahraga, pelaksanaan program latihan,dan mampu memberikan perbaikan serta evaluasi program pembinaan dan latihan olahraga bagi guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng.

4. Demonstrasi berbagai motode/model kepelatihan olahraga (multi lateral, sirkuit training, intervaltraining, hollow sprint, countinous runnig, weigth training, plyometric, dan lain-lain).

5. Penugasan bagi guru penjasorkes SD untuk menerapkan metode/model kepelatihan olahraga, pelaksanaan program latihan olahraga, perbaikan program latihan olahraga serta evaluasi program latihan olahraga.

E. Rancangan Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam penyelenggaraan workshopbagi gurupenjasorkesSDkecamatan Buleleng dalam rangka pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Guru penjasorkesSD mampu melakukan penyusunan program latihan dengan pendekatan Iptek keolahragaan.

2. Guru penjasorkesSD mampu menerapkan program latihan olahraga di sekolah masing-masing.

3. Guru penjasorkesSD mampu menerapkan metode/model kepelatihan olahraga dengan pendekatan Iptek keolahragaan diantaranya adalah multi lateral, sirkuit training, intervaltraining, hollow sprint, countinous runnig, weigth training, plyometric, dan lain-lain.

4. Guru penjasorkesSD mampu mengevaluasi program latihanolahraga secara periodik dan meningkatkan bakat olahraga yang dimiliki siswa.

(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Workshop

Adapun hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha dalam bentuk “Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga bagi Guru Penjasorkes Sekolah Dasar Kecamatan Bulelengtahun 2016” adalah:

1. KegiatanWorkshop

Kegiatan workshoppengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan koordinasi antara panitia dengan instansi terkait, di samping dengan narasumber/praktisi dan peserta workshop. Kegiatan selanjutnya adalah penyediaan perlengkapan, peralatan, dan bahan workshop dan tempat yang akan digunakan dalam pelaksanaan workshop. Perlengkapan dan bahan workshop dalam bentuk praktek adalah program latihan olahraga, metode/model kepelatihan olahraga sedangkan peralatan yang dipakai adalah coun, stopwatch, alat pliometrik, latihan beban, dan lain-lain. Tempat workshopyang digunakan untuk penyampaian materi adalah di GOR kampus Undiksha, Jinang Dalem, stadion Mayor Metra, stadion Bhuana Patra, dan Kolam Renang Mumbul.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan metode praktek, demosntrasi, penugasan,dan pelatihan, sehingga susunan acara yang dilaksanakan terbagi dalam beberapa kegiatan.

2. PelaksanaanWorkshop Penerapan Program Latihan Olahraga

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan kegiatan pembukaan yang dilakukan oleh Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undikshadan dihadiri oleh undangan dan peserta workshop. Kegiatan workshopyang diprogramkan adalah penerapan metode kepelatihanolahraga oleh instruktur/pelatih. Workshop dilaksanakan selama 8 (delapan) kali pertemuan yaitu Sabtu dan Minggudari pukul 07.30-17.00 wita.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukanpenutupan oleh Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha atau yang mewakili, yang dihadiri oleh undangan dan peserta workshop. Penyerahan sertifikat atau piagam penghargaan disampaikan kepada peserta workshop.

(28)

3. Hasil WorkshopPenerapan Program Latihan Olahraga

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan dalam bentuk Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga bagi Guru Penjasorkes Sekolah Dasar Kecamatan Bulelengtahun 2016” menghasilkan:

a. Peserta yang hadir dalam mengikuti workshop penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBuleleng yang berjumlah 30 orang.

b. Materi yang diberikan adalah materi penerapan program latihanolahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengdengan instruktur/pelatihGede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or., Ketut Chandra Hadinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd., I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd, Gde Dewa Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd., dan Kadek Arry Anderzen, S.Pd.,M.Pd.

c. Hasil yang diperoleh dari workshoppenerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengmelalui observasi selama proses workshop berlangsung yang dilakukan terhadap semua peserta adalah 1) terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan melatih olahraga bagi guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng dalam bidangpelaksanaan program latihan olahraga, 2) peningkatan pengetahuan peserta dalam mengikuti kegiatan workshop, sehingga guru penjasorkes SD di kecamatan Buleleng mampu menerapkan program latihan olahraga guna menyiapkan PORJAR dan O2SN tingkat Kabupaten dan Provinsi, 3) bertambanya pengalaman melatih olahraga dan wawasan Iptek keolahragaan bagi guru penjasorkes SD di kecamatan Buleleng terutama ilmu kepelatihan olahraga dan metode penerapan program latihan olahraga.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasilworkshopdan uraian tersebut di atas, maka dapat disampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan workshop penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengdapat terlaksana denganbaik dan lancar sesuai dengan jadwal yaituSabtudan Minggu 15 April-15 Mei 2016 dari pukul 07.30-17.00 wita, bertempat di Gedung Olahraga FOK Undiksha,Jinengdalem, Kolam Renang Mumbul, dan Lapangan Olahraga Undiksha.

(29)

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga

No Hari, Tanggal Pukul(wita) Tempat Materi Cabang

Olahraga 1 Jum’at, 15 April 2016 08.00-selesai GOR Kampus

Tengah

Futsal 2 Sabtu, 16 April 2016 08.00-selesai GOR Kampus

Tengah

Bulutangkis 3 Jum’at, 22 April 2016 08.00-selesai Stadion Mayor Metra Atletik 4 Sabtu, 23 April 2016 08.00-selesai GOR Kampus

Tengah

Tenis Meja 5 Jum’at, 29 April 2016 08.00-selesai GOR Jinang Dalem Senam 6 Sabtu, 30 April 2016 08.00-selesai Lapangan Basket Bola Basket 7 Jum’at, 13 Mei 2016 08.00-selesai Kolam Renang Renang 8 Sabtu, 14 Mei 2016 08.00-selesai GOR Kampus

Tengah

Psikologi & Evaluasi

Tabel 3. Materi Kegiatan dan Instruktur Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga

No Kegiatan Pelatihan

Metode Pelatihan Metode Instruktur/Pelatih

1 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Interval training, circuit training, plyometrics, weigth training, dll Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd.

Ketut Chandra Adinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd

Dewa Gde Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd 2 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Interval training, circuit training, plyometrics, weigth training, dll Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

Dewa Gde Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd

I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd.

Ketut Chandra Adinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd 3 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Interval training, circuit training, plyometrics, weigth training, dll Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

Kadek Arry Anderzen, S.Pd.M.Pd. Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or. Dr. Suratmin, S.Pd.,M.Or 4 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Interval training, circuit training, plyometrics, weigth training, dll Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or. I Nyoman Wahyu Esa Wijaya,

S.Pd.,M.Pd.

Kadek Arry Anderzen, S.Pd.M.Pd.

5 Program fisik, teknik, taktik/strategi, Interval training, circuit training, plyometrics, weigth Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

Ketut Chandra Adinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd

(30)

mental training, dll S.Pd.,M.Pd.

Dewa Gde Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd 6 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Interval training, circuit training, plyometrics, weigth training, dll Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

Dewa Gde Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd

Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or. I Nyoman Wahyu Esa Wijaya,

S.Pd.,M.Pd. 7 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Interval training, circuit training, plyometrics, weigth training, dll Demonstrasi, Penugasan, Simulasi

Dewa Gde Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd

Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or. Kadek Arry Anderzen, S.Pd.M.Pd.

8 Program fisik, teknik, taktik/strategi, mental Konsentrasi, meditasi, mental imagery, visualisasi, dll Evaluasi TIM

Berdasarkan hasil workshop menunjukkan bahwa 1) peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan melatih olahraga dan memiliki pengetahuan ilmu kepelatihan olahraga, 2)peserta mampu menambah wawasan dalam menerapkan program latihan olahraga, sehingga guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBuleleng bisa menerapkan program latihan olahraga di sekolah masing-masing,3) perhatian peserta dalam mengikuti kegiatan sangat antusias, keseriusan peserta dalam mengerjakan tugas sangat baik, dan hasil workshop baik.Hal ini dapat terlihat pada setiap sesi para peserta secara aktif melakukan simulasi dan praktek langsung melatih sesuai dengan materi yang diberikan oleh instruktur/pelatih.

(31)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan workshop penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengdan pembahasan hasil workshop,maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kegiatan workshop penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBuleleng dapat terlaksana denganbaik dan lancar sesuai dengan jadwal yang ditetapkanyaituSabtudan Minggu 15 April-15 Mei 2016 dari pukul 07.30-17.00 wita, bertempat di Gedung Olahraga FOK Undiksha,Jinengdalem, Kolam Renang Mumbul, dan Lapangan Olahraga Undiksha.

2. Peserta yang hadir dalam mengikuti workshop penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBuleleng yang berjumlah 30 orang.

3. Materi yang diberikan adalah materi penerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengdengan instruktur/pelatih(a) Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or., (b) Ketut Chandra Hadinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd., (c) I Nyoman Wahyu Esa Wijaya, S.Pd.,M.Pd., (d) Gde Dewa Galih Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd., dan (e) Kadek Arry Anderzen, S.Pd.,M.Pd.

4. Hasil yang diperoleh dari workshoppenerapan program latihan olahraga bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBuleleng melalui observasi selama proses workshop berlangsung yang dilakukan terhadap peserta adalah 1) terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan melatih olahraga bagi guru penjasorkes SD kecamatan Buleleng dalam bidang pelaksanaan program latihan olahraga, 2) peningkatan pengetahuan peserta dalam mengikuti kegiatan workshop, sehingga guru penjasorkes SD di kecamatan Buleleng mampu menerapkan program latihan olahraga guna menyiapkan PORJAR dan O2SN tingkat Kabupaten dan Provinsi, 3) bertambanya pengalaman melatih olahraga dan wawasan Iptek keolahragaan bagi guru penjasorkes SD di kecamatan Buleleng terutama ilmu kepelatihan olahraga dan metode penerapan program latihan olahraga.

(32)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas dapat disarankan kepada pserta sebagai berikut :

1. Kepada guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengdisarankan untuk menerapkan program latihan olahraga bagi siswa-siswi yang memiliki bakat olahraga untuk ditngkatkan prestasi olahraganya baik pada Porsenijar maupun O2SN.

2. Kepada guru penjasorkes Sekolah Dasar kecamatanBulelengdisarankan untuk melatih olahraga prestasi berdasarkan Iptek keolahragaan dan melakukan pendampingan bagi siswa yang berprestasi olahraga lebih lanjut.

3. Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng disarankan menjalin kerjasama dengan Undiksha, terutama Fakultas Olahraga dan Kesehatan dalam mengembangkan peserta didik yang memiliki potensi dan bakat olahraga.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Kridasuwarso, 2015. Tes Penentu Komposisi Jenis Serabut Otot. Jakarta; FIK UNJ

Bompa, Tudor O. And Gregory. G. Haff. 2009, Periodization Theoryand Methodology of Training, New York: Kendall/Hunt Publishing Company

______. 1999, Perization: Theory and Metodology of Training, Dubuque, Lowa: Kendall/ Hunt Publishing Company.

______. 1994.Theory and Metodology of Training, Dubuque, Lowa: Kendall/ Hunt Publishing Company.

______. 2000 Total TrainingFor Young Champion. United States: Human Kinetics Champaign

BPS. 2005. Bali dalam Angka-Bali in Figure 2004/2005 .Denpasar: BPS Propinsi Bali Cholik Mutohir, Toho. 2007. Kebijakan dan Strategi Penguatan Kelembagaan

Keolahragaan Nasional Indonesia Masa Kini dan Masa Depan. Proceeding Seminar Nasional Keolahragaan Indonesia. Singaraja.: Unit Penerbit Undiksha

Dinas Pendidikan Nasional. 2015. Laporan Hasil Pertandingan dan Perlombaan PORSENIJAR Bali 2015. Denpasar : Depdiknas

Furqon H dan Muchsin D. 1999. Pemanduan Bakat Olahraga Model Sport Search (Terjemahan). Surakarta : Puslitbang Olaharaga UNS.

Harre, Dietrich (Ed). 1982. Principles of Sports Training. Berlin: Sportverlag.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching.Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Lubis,Johansyah dan Heryanty Evalina, 2007.Latihan Dalam Olahraga Profesional. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pengawasan Olahraga Profesional Indonesia

Pasau Anwar. 1986. Memilih Atlet untuk Menghasilkan Prestasi Prima dalam Olahraga, dalam Simposium Olahraga-Menuju Prestasi Berolahraga, Surabaya: IAIFI.

Suratmin. Dkk. 2009. Pengkajian Pola Pembinaan Olahraga Pelajar Kota Denpasar dan Buleleng Dalam Upaya Membangun Prestasi Olahraga Bali. Singaraja: Laporan Penelitian

(34)

Lampiran 1 KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM

LATIHAN OLAHRAGA SEKOLAH DASAR

Nama Guru :

Sekolah Dasar :

Membina Cabang Olahraga :

Alamat :

No. HP

PETUNJUK PENGISIAN PERNYATAAN

 Bacalah setiap pernyataan dengan cermat kemudian jawablah pernyataan di bawah ini.

 Setiap guru olahraga tentu mempunyai pendapat yang berbeda-beda satu sama lainnya. Oleh karena itu silakan Saudara mengerjakan sendiri dan tidak perlu bekerja sama dengan yang lain.

Berilah skor/nilai antara 1-5 terhadap pernyataan tersebut (nilai 1: sangat tidak setuju, nilai 2: tidak setuju, nilai 3: cukup, nilai 4: setuju, dan nilai 5: sangat setuju)

Tanggapan/Saran Guru Penjasorkes SD:

No Aspek-Aspek Pernyataan Nilai

1 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan program latihan olahraga

2 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan periodisasi latihan olahraga

3 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan metode latihan fisik dalam melatih cabang olahraga

4 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan metode latihan teknik dalam melatih cabang olahraga

5 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan metode latihan taktik/strategi dalam melatih cabang olahraga

6 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menerapkan metode latihan mental dalam melatih cabang olahraga

7 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam menentukan komposisi jenis serabut otot merah dan otot putih atlet

8 Guru penjasorkes SD membutuhkan pelatihan/workshop dalam melakukan pengukuran, tes, dan evaluasi dalam pelaksanaan program latihan olahraga

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DANPERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Alamat : Jalan Udayana Singaraja Telp. (0362) 26327 Fax. (0362) 25735

ACARA : PEMBUKAAN P2M 2016

TEMA : WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM LATIHAN OLAHRAGA BAGI GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR KECAMATAN BULELENG 2016

No Pukul Materi Instruktur/Pelatih Penanggung

Jawab

1 07.30-08.00 Presensi Peserta - Sei. Acara

2 08.00-08.30 DO’A Sambutan

1. Laporan Ketua Panitia 2. Ketua LPM UNDIKSHA

Dr. Suratmin, S.Pd.,M.Or.

Prof. Dr. Ketut Suma. M.S.

Sei. Acara

3 08.30-11.00 Pelaksanaan Workshop Penerapan Program Latihan Futsal Kt Chandra Hadinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd., dkk Pemandu 4 13.00-16.00 Evaluasi Pelaksanaan Program Latihan Futsal

TIM TIM

(59)

DOKUMENTASI PELAKSANAAN WORKSHOP PENERAPAN PROGRAM LATIHAN OLAHRAGA BAGI GURU PENJASORKES SD KECAMATAN

BULELENG TAHUN 2016

Gambar 4. Pembukaan Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga (Ketua LPM Undiksha Prof. Dr. I Ketut Suma, M.S)

(60)

Gambar 5. Program Latihan Olahraga Senam Lantai

(Ketut Chandra Hadinata Kusuma, S.Pd.,M.Pd dan Dewa Gde Andi Laksono, S.Pd.,M.Pd )

(61)

Gambar 6. Program Latihan Olahraga Futsal

(62)

Gambar 7. Program Latihan Olahraga Futsal

(63)

Gambar 8. Program Latihan Fisik

Gambar

Tabel 1. Hasil Survei Terhadap Guru PenjasorkesSD di Kecamatan Buleleng
Gambar 1. Disiplin Ilmu yang mendukung Teori dan Metodologi Pelatihan  (Bompa Tudor O & Gregory Haff G
Gambar 3. Bagan Pemecahan Masalah
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Workshop Penerapan Program Latihan Olahraga
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain obat-obat tersebut, dalam penanganan hipertensi pada pasien gagal ginjal juga digunakan kombinasi terapi lainya dari obat seperti Clonidine, Amlodipine, serta obat

KEPALA DINAS KESEHATAN SAMPANG, 27

Rekor [23 tahun] tumbang merupakan tajuk berita yang memberitakan kemenangan Suryo Agung Wibowo di final lari 200 m SEA Games XXIV, sama dengan tajuk berita (53). Seharusnya

• Pasien dengan efek samping berat atau serius dan pasien yang tidak menunjukkan perbaikan setelah penanganan efek samping ringan atau sedang harus segera

Sementara itu, uji chi square yang menghubungkan antara pendapatan, kebiasaan merokok, jenis pengobatan DM, dan jumlah insulin yang dibutuhkan perhari menujukkan hasil tidak

Informasi yang diperoleh dari pemanfaatan statistik spasial dalam mempelajari determinan sosial, faktor risiko dan kejadian TB tersebut sangat bermanfaat dalam

Karya tulis akhir dengan judul “PROFIL PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI RSUD JOMBANG PERIODE 1 JANUARI 2010 - 31 DESEMBER 2010” ini

kegiatan yang membutuhkan sejumlah personil yang sebagian besar pejabat fungsional perekayasa, selain kebutuhan personil ini dalam penyusunan kinerja tahunan ini