ABSTRAK
Dalam laporan ini, penulis membahas tentang interior Masjid Raya Jakarta Islamic Center yang penulis desain. Penulis mencari sumber data tentang Masjid dengan melakukan studi pustaka dari buku-buku, internet serta survey ke beberapa Masjid di Bandung dan Jakarta.
Tujuan laporan ini adalah sebagai informasi dan penambah wawasan bagi pembaca laporan ini untuk mengetahui tentang desain interior Masjid dan bagaimana melaksanakan mata kuliahTugas Akhir Jurusan Desain Interior di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.
Selama mendesain Masjid, penulis mendapat kesimpulan bahwa desain untuk Masjid harus memperhatikan ergonomi, kebutuhan ruang, dan kreatifitas yang dapat menciptakan suasana nyaman untuk beribadah.
ABSTRACT
Writer discussed about Mosque interior design in this paper. Writer searching
data source about Mosque by research from literature, internet and survey to some
Mosques at Bandung and Jakarta.
The purposes of this paper for information and as knowledge for the readers to
understand about Mosques interior design and how to finish last project Major Interior
Design at Art and Design Faculty of Maranatha Christian University.
When designing Mosque, writer has a conclusion that designing for Mosque
should be focusing on ergonomic, safety and creativity that can create an atmosphere
for pilgrims to pray.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN...iv 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Latar Belakang Lingkungan Sosial...2
1.3 Rumusan Masalah ...5
1.4 Manfaat dan Tujuan...6
1.5 Ruang Lingkup Masalah...6
1.6 Sistematika Penulisan ...7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Masjid ...8
2.2 Fungsi Masjid ...10
2.3 Peran Masjid ... 13
2.4 Pengertian Desain Interior Masjid ... 14
2.5 Dasar Hukum Perancangan Masjid ... 16
2.5.1 Arah Kiblat ... 17
2.5.2 Shaf Pria & Wanita... 19
2.5.3 Larangan Gambar Mahluk Hidup... 19
2.6 Filosofi dan pemikiran Islam dalam perancangan masjid ... 20
2.6.1 Pemikiran tentang ibadah dan kegiatan hidup ... 21
2.6.2. Pemikiran akan kerendahan hati... 22
2.6.3. Pemikiran terhadap Toleransi Kultural... 23
2.7. Tipologi Masjid Tradisional Nusantara ... 24
2.7.1 Karakteristik Masjid Tradisional Jawa ... 24
2.7.2 Masjid Tradisional di Jakarta ... 26
2.8. Elemen Hias Masjid... 30
2.8.1. Pola Seni Kaligrafi Arab... 31
2.8.2. Pola Arabesk... 34
2.8.3. Pola Geometri ... 36
BAB III DATA PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Projek ...37
3.2. Site Analysis ...38
3.3. Struktur Organisasi ...39
3.4. User Data ...39
3.5. Bubble Diagram & Zoning Blocking ...41
BAB IV PERANCANGAN DEASAIN 4.1. Desain Interior Masjid Raya Jakarta Islamic Center...42
4.2. Elemen Interior Masjid Raya Jakarta Islamic Center ...43
4.3. Gambar Kerja Masjid Raya Jakarta Islamic Center...54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...60
5.2 Saran...61
DAFTAR PUSTAKA ...xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi ...40 Tabel 4.1. Aktivitas dan kebutuhan ruang ...43 Tabel 4.2. Penerapan elemen hias Islam pada unsur interior Masjid...45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ka’bah di Masjidil Haram, Mekkah...18
Gambar 2.2 Masjid Angke ...26
Gambar 2.3 Masjid Hidayatullah ...27
Gambar 2.4 Masjid Hidayatullah ...28
Gambar 2.5 Kaligrafi Square Kufic ...33
Gambar 2.6 Kaligrafi Thuluth...33
Gambar 2.7 Kaligrafi Naskhi ...33
Gambar 2.8 Kaligrafi Muhaqqaq ...34
Gambar 2.9 Kaligrafi Ta’liq...34
Gambar 2.10 Pola hias Arabesk ...35
Gambar 2.11 Pola hias Geometri ...36
Gambar 3.1 Site Location ...38
Gambar 3.2 Struktur Organisasi...39
Gambar 3.3 Bubble Diagram lantai dasar ...41
Gambar 3.4 Bubble Diagram lantai satu ...41
Gambar 4.1. Zoning ruang sholat lantai satu ...44
Gambar 4.2. Zoning ruang sholat lantai mezzanine...45
Gambar 4.3. Kaligrafi Al Quran Surat An-Naas...46
Gambar 4.4. Tampak motif Arabesk...47
Gambar 4.5. Dinding kanan dan kiri mihrab...47
Gambar 4.6. Dinding liwan...48
Gambar 4.7. Motif runcing dan anak panah dengan desain sentral ...49
Gambar 4.8. Dinding ruang serbaguna ...50
Gambar 4.9. Pola pafon ruang serbaguna ...50
Gambar 4.10. Perspektif mimbar ...52
Gambar 4.11. Perspektif balai-balai...52
Gambar 4.12. Denah Lantai Dasar...54
Gambar 4.13. Denah Lantai Satu ...55
Gambar 4.14. Denah Lantai Mezzanine...56
Gambar 4.15. Potongan A-A...57
Gambar 4.16. Potongan B-B ...57
Gambar 4.17. Perspektif area mimbar...58
Gambar 4.18. Perspektif area mimbar...58
Gambar 4.19. Perspektif area mimbar...59
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam perjalanan sejarah, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat,
baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan,
dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Umat Islam memang tidak bisa
terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi
sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah dan lain
sebagainya.
BAB 1 PENDAHULUAN
Banyak masjid yang didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid
Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Dan tujuan didirikan
masjid yaitu untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan spiritual, dan untuk
mendekatkan diri kepada Pencipta-nya.
Utsman Ibn ‘Affan r.a. berkata: “Rasul s.a.w. bersabda: Barang siapa
mendirikan karena Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti
yang ia telah dirikan itu di Syurga.” (HR: Bukhori & Muslim).
1.2. Latar belakang Lingkungan Sosial
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau yang lebih dikenal
dengan Jakarta Islamic Center (JIC) adalah organisasi Non Struktural di bawah
PEMDA Prov. DKI Jakarta yang berdiri di eks lokalisasi Kramat Tunggak, Tanjung
Priok, Jakarta Utara.
Lokres Kramat Tunggak adalah nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita
(PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang terletak di jalan Kramat Jaya
RW 019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. Areal
tersebut tepatnya menempati lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan
Rukun Tetangga (RT).
Kramat Tunggak (kramtung), kemashurannya tidak saja terkenal di Indonesia,
namun juga terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat jajan terbesar
bagi kaum hidung belang. Pada awal pembukaannya tahun 1970-an, terdapat 300
orang WTS dengan 76 orang germo. Jumlah ini terus bertambah seiring bertambah
bulan dan tahun.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelang akhir ditutupnya Lokres Kramat Tunggak tahun 1999, jumlahnya
mencapai 1.615 orang WTS di bawah asuhan 258 orang germo/mucikari. Mereka
tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar beserta 700 pembantu dan
pengasuh, 800 pedagang asongan, serta 155 tukang ojek dan tukang cuci.
Artinya, lokalisasi ini tumbuh dan berkembang dengan pesat yang akhirnya
menimbulkan masalah baru pada masyarakat di lingkungan sekitarnya dan sekaligus
citra Jakarta yang tidak bisa dipisahkan dari sejarahnya sebagai sebuah kultur Betawi
yang sangat identik sebagai komunitas Islam yang terbuka, bersemangat multikultur,
toleran dan sangat mencintai Islam sebagai identitas utama kebudayaan mereka.
Kondisi demikian ini menimbulkan desakan yang tidak henti-hentinya dari
ulama dan masyarakat agar Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Teratai Harapan
Kramat Tunggak ditutup. Adanya desakan yang semakin menguat tersebut pada
akhirnya dilakukan penelitian oleh Dinas Sosial bersama Universitas Indonesia untuk
tentang sejauhmana penolakan masyarakat terhadap PKSW Teratai Harapan Kramat
Tunggak.
Dari hasil penelitian tersebut, pada tahun 1997 direkomendasikan agar Lokres
tersebut ditutup. Pada tahun 1998 dikeluarkan SK Gubernur DKI Jakarta No.495/1998
tentang penutupan panti sosial tersebut selambat-lambatnya akhir Desember 1999.
Pada 31 Desember 1999, Lokres Kramat Tunggak secara resmi ditutup melalui SK
Gubernur KDKI Jakarta No. 6485/1998. Selanjutnya Pemda Provinsi DKI Jakarta
melakukan pembebasan lahan eks lokres Kramat Tunggak.
Adapun langkah-langkah yang diambil oleh Gubernur Sutiyoso sebagai
berikut:
• Mengumpulkan semua tokoh masyarakat untuk dimintai pendapat dan
masukan terhadap wacana penutupan Lokres Kramat Tunggak.
BAB 1 PENDAHULUAN
• Setelah adanya persetujuan dari tokoh dan semua elemen masyarakat, maka
disosialisasikan kepada para PSK, germo/mucikari dan semua yang turut
mencari kehidupan dari mata pencaharian ini.
• Memberikan pembinaan dalam batas waktu yang jelas, dalam jangka waktu
tiga bulan atau satu tahun. Selama proses pembinaan berjalan, mereka juga
diberikan bekal keterampilan.
• Memberikan modal usaha sesuai dengan keterampilan yang dipilih.
• Semua pihak, aparat kepolisaan, TNI dan tokoh masyarakat bersatu
mengawasi pasca pemusnahan Lokres Kramat Tunggak agar tidak digunakan
lagi secara sembunyi-sembunyi. Seperti yang ada di Kediri (Semampir dan
Bolodewo) atau di Tuban yang dulu pernah ditutup tetapi sekarang dibuka
lagi.
Dalam rangka menyongsong cita-cita besar umat Islam yang
digantungkan kepada Jakarta Islamic Center, dikeluarkan SK Gubernur KDKI No.
99/2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre). Selanjutnya
pada tahun April 2004, Badan Pengelola Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta (Jakarta Islamic Centre) diangkat/dilantik melalui SK Gubernur KDKI Jakarta
No. 651/2004.
Kehadiran Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merubah tanah hitam menjadi
tanah putih, “min al-dzulumaat ila an-nuur”, diharapkan mampu menampilkan citra
baru yang memancarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang menyejukkan
nurani.
Menurut Kepala Badan Pengelola Jakarta Islamic Centre, Hj.Djailani “ Kalau
kita ingin berubah, kita bisa. Kalau masyarakat menghendaki yang hitam menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN
putih dan pemerintah merespon, tidak ada yang tidak bisa berubah. Contohnya adalah
Kramat Tunggak yang sekarang ini menjadi bangunan kompleks Jakarta Islamic
Centre”.
Konsepsi pembangunan Jakarta Islamic Center merupakan sebuah bentuk
fasilitasi fungsi-fungsi kemakmuran masjid yang difasilitasi secara total oleh Pemda
DKI Jakarta dengan ciri utamanya, terdapat fungsi peribadatan, fungsi pendidikan dan
fungsi perdagangan/bisnis. Kelengkapan fungsi yang dimiliki Jakarta Islamic Center
serta dengan dukungan bentuk fisik bangunan yang monumental diharapkan dapat
menjadikannya sebagai landmark Jakarta sekaligus prototype bagi Islamic Center di
Indonesia dan menjadi salah satu simpul pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia
Tenggara yang menjadi simbol kebangkitan Islam di Asia dan Dunia.
1.3. Rumusan Masalah
Dalam pengerjaan masjid di Jakarta Islamic Center ini, terdapat beberapa
kendala. Diantaranya masalah yang berkaitan baik dengan keadaan fisik bangunan,
secara fungsional, maupun dari segi eksternal. Masalah-masalah tersebut adalah :
• Bagaimana membuat sebuah masjid yang sesuai dengan budaya setempat dan
konteks sosial lokalisasi Kramat Tunggak?
• Bagaimana menciptakan masjid dengan image dan pandangan baru untuk
menghilangkan citra yang dianggap buruk terhadap lokasi Kramat Tunggak?
• Bagaimana membuat sebuah masjid dengan penerapan prinsip terbuka agar
dapat diterima oleh masyarakat setempat?
BAB 1 PENDAHULUAN
1.4. Manfaat dan Tujuan
Adapun manfaat serta tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah :
• Menciptakan suatu image baru dengan konsep terbuka agar dapat
menyesuaikan dengan sifat dan karakter lingkungan dan masyarakat Kramat
Tunggak serta diharapkan dapat dikenali dan dapat mengajak orang untuk
datang.
• Menciptakan sebuah tempat dan wadah dengan bercirikan masjid Nusantara
khususnya masjid tradisional Jawa dengan pemahaman terbuka dan sentral.
• Menciptakan sebuah tempat yang dapat menyesuaikan dengan iklim tropis
Indonesia, penggunaan material dan bahan-bahan lokal, pemahaman sosial &
budaya, serta pengaruh lingkungan dan masyarakat setempat.
1.5. Ruang Lingkup Masalah
Dikarenakan pada saat ini, tidak sedikit masyarakat menginginkan perubahan
di lingkungannya supaya dapat memenuhi hajat ummat, khususnya kebutuhan
spiritual, dan untuk mendekatkan diri kepada Pencipta-nya. Oleh karena itu pada
project ini akan dibuat sebuah masjid yang memfasilitasi sebuah fasilitas untuk
pembenahan dan pembinaan masyarakat. (Berdasarkan SK Gubernur KDKI No.
99/2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta).
Penulis menginginkan, dimana peran masjid dapat memenuhi kebutuhan
spiritual masyarakat sekitar mengenai pembinaan dan perbaikan serta dapat menggali
pemikiran, filosofi dan perancangan yang berasal dari nilai dan prinsip dasar dari
Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah untuk kemudian diinterpretasikan dan diterapkan
BAB 1 PENDAHULUAN
dalam perancangan Arsitektur Islam yang sesuai dengan semangat zaman, tempat dan
kondisi sosial masyarakat. Agar semua masalah yang ada dapat terjawab, maka
penulis menggunakan sebuah masjid di Jakarta, yaitu Masjid Raya di Jakarta Islamic
Center yang beralamat di Jalan Jalan Kramat Jaya, Tugu Utara - Koja, Jakarta Utara.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk menjelaskan mengenai project yang dibuat ini, serta hasil dari project
ini, maka laporan tugas akhir ini terbagi atas beberapa bab. Setiap bab memaparkan
masing-masing pembahasan yang diperlukan untuk mendukung laporan ini dan
dirumuskan sebagai berikut :
Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang,
tujuan, manfaat, batasan masalah, ruang lingkup masalah, serta sistematika penulisan.
Bab 2 merupakan bab landasan teori. Dimana pada bab ini terdapat penjelasan
mengenai masjid, fungsi dan peran masjid, dasar hukum perancangan masjid dan
elemen interior masjid.
Bab 3 merupakan bab pengolahan data. Dimana data-data yang diperoleh oleh penulis
terdapat dalam bab ini. Pada bab 3 ini pula terdapat gambar-gambar denah general.
Bab 4 merupakan perencanaan desain, pada bab 4 ini penulis menjelaskan alasan
rancangan serta hasil dari rancangan penulis. Pada bab 5 merupakan bab simpulan dan
saran. Pada bab 5 ini semua permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah
terjawab.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penulis menginginkan, dimana peran masjid dapat memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat sekitar mengenai pembinaan dan perbaikan serta dapat menggali pemikiran, filosofi dan perancangan yang berasal dari nilai dan prinsip dasar dari Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah untuk kemudian diinterpretasikan dan diterapkan dalam perancangan Arsitektur Islam yang sesuai dengan zaman, budaya, tempat dan kondisi sosial masyarakat.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan Tugas Akhir, seringkali mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami standar-standar gambar kerja, laporan, dan sebagainya. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang jelasnya informasi yang diterima mahasiswa selama kuliah atau mahasiswa menerima penjelasan yang berbeda-beda dari dosen lain. Karena itu, penulis berharap agar di kemudian hari fakultas dapat memberikan informasi yang cukup, jelas dan konsisten selama mahasiswa belajar.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Sedangkan saran penulis untuk mahasiswa adalah sebaiknya mahasiswa yang akan melaksanakan Tugas Akhir merencanakan dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya sejak beberapa semester sebelum mengambil Tugas Akhir. Hal tersebut perlu dilakukan agar saat melaksanakan Tugas Akhir, desainnya benar-benar matang dan datanya lengkap. Berdasarkan pengalaman penulis, hal tersebut dapat memberikan waktu yang lebih banyak dalam mengerjakan gambar kerja, maket dan laporan, karena waktu yang digunakan untuk melaksanakan Tugas Akhir tidak habis untuk keperluan mencari data.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Frishman, Martin & Hassanudin Khan. The Mosque History, Architectural , Develpoment, &
Regional Diversity. 1994. New York :
http://www.jakartaislamiccenter.co.id/
http://www.islamicarchitecture.com/
http://www.wikipedia.com/
Majalah Serial Rumah Arsitektur – Kayu dan Aplikasinya
Majalah Serial Rumah Ide – Furniture
Majalah Serial Rumah Spesial – Kombinasi Warna.
Michell, George. Architecture of Islamic World. 1991. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Neufert, Ernst. Data Arsitek. 1996. Jakarta : Erlangga.
Rochym, Abdul Drs. Masjid Dalam Karya Arsitektur. 1983. Bandung : Angkasa.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 1990. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka.