• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MULTIMEDIA BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI MULTIMEDIA BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MULTIMEDIA BERMUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN

KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF

Ratna.Saraswati

1

, A.A.I.N Marhaen

2

, Ni Ketut Suarni

3

1

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

[email protected]

,

ngurah [email protected],

[email protected]

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi multimedia bermuatan pendidikan karakter untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan keterampilan berpikir kreatif siswa kelompok B Taman Kanak-kanak. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk mengukur kecerdasan emosi, tes wawancara untuk melihat keterampilan berpikir kreatif dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Sebanyak 22 siswa kelompok B TK Window to The World merupakan sampel pada penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, multimedia bermuatan pendidikan karakter efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Hal ini didukung oleh hasil pada penelitian ini, yaitu untuk kecerdasan emosi siswa yang berkategori baik sejumlah 1 siswa, siswa berkategori sangat baik sejumlah 21 siswa. Pada keterampilan berpikir kreatif jumlah siswa yang berkategori cukup tinggi sejumlah 6 siswa, berkategori tinggi sejumlah 8 siswa dan siswa yang berkategori sangat tinggi sejumlah 8 siswa. Kedua, multimedia yang digunakan menarik dan sarat pesan moral yang mudah dipahami anak sehingga mampu meningkatkan kecerdasan emosi dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Ketiga, inovasi pembelajaran perlu dikembangkan di ruang kelas, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan makna pembelajaran dapat dipahami dengan baik oleh setiap siswa.

Kata Kunci: Multimedia Bermuatan Pendidikan Karakter, Kecerdasan Emosi, dan Berpikir Kreatif Abstract

The purpose of this study is to investigate the effect of implementation of multimedia on character education to increase emotional intelligence and creative thinking skill of Level B Kindergarten students. Data of this study were collected through observation sheets to determine emotional intelligence, interview to determine creative thinking skill and were analyzed by using descriptive statistic. 22 students of Level B of Window to the World Kindergarten participated in this study. The result of this study shows three things. First, character education through the use of multimedia is effective to increase students’ emotional intelligence and creative thinking skill. This can be seen from the result of the study; for emotional intelligence there is 1 student in ‘good’ category and 21 students in ‘very good’ category, for creative thinking skill, there are 6 students in ‘average high’ category and 8 students in ‘high’ category. Second, the multimedia used is interesting and full of moral messages which are easily understood by the students so that it is able to increase students’ emotional intelligence and creative thinking skill. Third, learning innovation is needed to be developed in classroom to create fun learning and learning purpose can be well understood by the students.

Keywords: Implementation of multimedia in character education, emotional intelligence, and creative thinking

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Setiap orang tua dan para pendidik tentunya bangga jika anak didiknya termasuk dalam golongan cerdas, karena masalah kecerdasan salah satu bagian penting dalam bidang pendidikan. Bagi pendidik perlu untuk memahami konsep kecerdasan yang jelas agar dapat

menuntun siswanya dalam

mengembangkan kecerdasan tersebut. Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kecerdasan adalah kemampuan menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan. Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, untuk menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang dapat dimanfaatkan manusia. Kecerdasan berkembang di luar individu dan meningkat melalui interaksi dengan orang lain (Purwa, 2011:150).

Pendapat Daniel Goleman (2009:44)) mengatakan bahwa peran kecerdasan akademis (kognitif) yang akan menyokong kesuksesan hidup seseorang hanya sekitar 20%, sedangkan sisanya 80% lainnya berupa faktor-faktor lain yang disebut kecerdasan emosi. Pendapat Goleman ini patut dipertimbangkan mengingat kejadian yang terjadi belakangan ini. Generasi sekarang mulai banyak yang mengalami kesulitan untuk menyalurkan

emosi negatifnya kedalam bentuk yang bisa diterima sekitarnya. Anak sering mudah cemas, sering terjadi perkelahian pelajar, kurang menghargai pentingnya sopan santun dll. Oleh karena itu, Goleman mencoba mencarikan jalan keluar untuk mengatasi kondisi ini dengan menyodorkan pentingnya mengasah kecerdasan emosional sejak dini.

Goleman (2009) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif. Kecerdasan emosi didalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik yang poisitif maupun yang negatif.

Mengingat aspek-aspek kecerdasan emosional mencakup berbagai kemampuan yang dibutuhkan oleh individu dalam kehidupan pribadi dan hubungan sosialnya, dapatlah kita pahami bahwa individu yang baik kecerdasan emosinya akan dapat mengatasi masalah-masalah dalam hidupnya, mampu mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang diinginkannya

Dari uraian tentang kecerdasan emosi di atas, dapat dikatakan bahwa sangat pentingnya untuk membina

(4)

kecerdasan emosi anak sejak dini. Karena, banyak kita jumpai anak yang berprestasi di sekolah ternyata tak dapat mengelola emosinya dengan baik. Kasus yang baru-baru ini terjadi contohnya tawuran antara SMU 70 dan SMU 6 di Jakarta yang keduanya merupakan sekolah unggulan dan cemerlang prestasi akademiknya menyimpan sejumlah siswa yang mudah terpancing emosinya, mudah putus asa, dan mengedepankan pertikaian sebagai sarana untuk memecahkan masalahnya. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan si anak dalam mengelola emosinya. Dengan pernyataan lain, kecerdasan emosi anak tidak terasah semenjak anak usia dini. Jika sudah demikian kita menjadi sadar bahwa pentingnya mengasah kecerdasan emosi anak sejak dini agar kelak anak bisa sukses mengarungi hidup di masyarakat.

Dibutuhkan suatu media pembelajaran yang baik guna memacu keingintahuan anak tentang suatu jenis pembelajaran tertentu yang akhirnya memotivasi anak untuk belajar lebih lanjut dengan aspek perkembangan emosi sebagai aspek utama didalam sebuah pembelajaran. Sehingga tidak akan menjadi hambatan kelak ketika anak dewasa.

Media pembelajaran adalah alat atau stimulus yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realia, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu peserta didik mempelajari bahasa asing.

Dalam pembelajaran, media mempunyai peranan penting dalam mencapai suatu tujuan belajar. Hubungan antara guru dan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar mempunyai dua peranan penting, yaitu: (1) Media sebagai alat bantu mengajar yang disebut sebagai dependent media karena posisi media disini sebagai alat bantu (efektifitas), dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut dengan independent media. Independent media dirancang secara sistematis agar dapat menyalurkan informasi secara terarah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Hamalik, dalam Rusman dkk, 2011:172).

Media pembelajaran yang diperlukan untuk mengasah kecerdasan emosional siswa ini haruslah sebentuk media yang disukai dan mudah dimengerti oleh anak karena mengajarkan sesuatu yang bersifat abstrak seperti emosi cukup sulit tergambarkan dengan baik.

(5)

Guru harus cerdas mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran di dalam maupun diluar kelas. Hal ini harus terus selalu dilakukan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran lebih baik, sehingga pada hasilnya nanti dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Pembelajaran berbasis Multimedia adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan computer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi (Rusman dkk, 2011:60).

Dalam pembelajaran, media mempunyai peranan penting dalam mencapai suatu tujuan belajar. Hubungan antara guru dan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media. Media dalam proses belajar mengajar mempunyai dua peranan penting, yaitu: (1) Media sebagai alat bantu mengajar yang disebut sebagai dependent media karena posisi media disini sebagai alat bantu (efektifitas), dan (2) Media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut dengan independent media. Independent media dirancang secara sistematis agar dapat menyalurkan informasi secara terarah guna

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Hamalik, dalam Rusman dkk, 2011:172).

Multimedia bernuansa pendidikan karakter merupakan salah satu cara yang bisa dipergunakan guru untuk mengajarkan pendidikan karakter juga dapat mengasah kecerdasan emosi siswa. Melalui media ini guru akan lebih mudah mengajarkan pendidikan moral dan melatih siswa mengenali emosi dengan cara yang menyenangkan dan pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi peserta didik. Penggunaan media mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan peserta didik memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

Pendidikan bermuatan karakter juga sama pentingnya seperti kecerdasan emosi yang perlu diasah sejak dini. Pendidikan karakter membentuk pribadi anak supaya menjadi pribadi yang baik,mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bertanggung jawab, jujur, sopan santun dan karakter mulia lainnya. Maka menumbuhkan

(6)

karakter yang baik sejak usia dini merupakan langkah yang tepat. Diharapkan karakter sudah menjadi bagian dari anak sejak usia dini melalui bimbingan orangtua dan guru.

Menurut Suyanto (2010) Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Menurut Wuri Wuryandani (2010:3) anak usia dini adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan pra-operasional konkrit sebagaimana yang dikemukakan oleh Piaget, sementara nilai-nilai karakter atau moral merupakan konsep-konsep yang abstrak, sehingga dalam hal ini anak belum bisa dengan serta merta menerima apa yang diajarkan guru/orangtua yang sifatnya abstrak secara cepat. Maka, guru dan orangtiua harus cerdas memilih dan menentukan metode yang akan digunakan. Singkatnya, guru harus memilih metode yang tepat dan efektif untuk menanamkan nilai morak klepada anak agar apa yang disampaikan itu benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya kelak.

Melalui multimedia bermuatan pendidikan karakter ini, anak bisa dengan mudah mendapatkan pembelajan mengenai karakter/moral melalui cara yang menyenangkan, karena esensi pendidikan anak usia dini yaitu belajar yang menyenangkan, belajar sambil bermain. Media video pembelajaran juga memudahkan guru untuk mentransfer sebuah pengetahuan baru yang bersifat abstrak dan tidak mudah dipahami oleh anak terutama anak usia dini. Dengan menggunakan media video pembelajaran, peserta didik usia dini akan lebih memahami pengetahuan yang sedang ditampilkan di dalam video serta memacu peserta didik usia dini untuk tahu lebih banyak tentang suatu pembelajaran yang sedang berlangsung.

Penggunaan media pembelajaran yang berisi pendidikan karakter pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu dalam penyampaian pesan dan isi pelajaran serta memberikan makna yang lebih dari proses pembelajaran sehingga memotivasi peserta didik untuk meningkatkan proses belajarnya.

Dalam memilih media pembelajaran yang harus diperhatikan adalah tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan diraih dalam pembelajaran. Setelah guru memahami focus tujuan atau dalam pembentukkan kemampuan siswa dan

(7)

materi pelajaran maka langkah selanjutnya tentukan media apa saja yang relevan untuk mencapai kompetensi dan menguasai materi pelajaran.

Oleh karena itu, tantangan bagi para guru untuk dapat mengelola pembelajaran yang berpusat pada kecerdasan emosi sejak dini dan keterampilan berpikir kreatif yang perlu diasah dalam mengelola emosi yang ada pada dirinya serta cara-cara untuk menanggulangi jika emosi tersebut muncul melalui perilaku-perlaku yang bisa diterima dengan baik oleh lingkungannya.

Dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional dan keterampilan bepikir kreatif maka peneliti mencoba untuk menerapkan multimedia bermuatan pendidikan karakter dalam meneliti masalah ini dan menjadikannya sebagai solusi baru dalam meningkatkan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan keterampilan berpikir kreatif pada siswa Kelompok B TK Window To The World School tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini dilaksanakan pada Kelompok B TK Window To The World

tahun ajaran 2012/2013, yang beralamat di Desa Kayu Putih-Melaka yang berjumlah 22 orang , yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Data penelitian bersumber dari lembar observasi kecerdasan emosi dan wawancara untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif. Data yang didapat kemudian dianalis dengan menggunakan teknik kuantitatif deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis menjawab rumusan masalah yang ada. Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang dilakukan telah memberikan gambaran yang jelas terhadap peningkatan kecerdsasan emosi dan keterampilan berpikir kreatif setelah diimplementasikan multimedia bermuatan pendidikan karakter. hasil penelitian yang diperoleh secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Hasil Konversi PAN Kecerdasan Emosi dan Berpikir Kreatif

Tahapan Rata-rata Kategori Kecerdasan Emosi Kategori Berpikir Kreatif Kecerdasan

Emosi Berpikir Kreatif Tes Awal

51,32 25,73 Rendah Kurang Kreatif Siklus I 55,32 34,50 Cukup Tinggi Cukup Kreatif Siklus II 81,14 42,18 Tinggi Kreatif

(8)

Data statistik atau data empiris yang diperoleh di atas mampu mendukung hipotesis penelitian, dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima. Penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan efektif, oleh karena itu kecerdasan emosi siswa meningkat. Dan dilihat dari hasil pembelajaran, penerapan pendekatan pembelajarannya juga berjalan dengan efektif pada siswa, sehingga berpikir kreatif pun cenderung meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus di atas, kecerdasan emosi dan berpikir kreatif siswa telah mengalami peningkatan. Penerapan pembelajaran berbantuan multimedia bermuatan pendidikan karakter dapat meningkatkan kecerdasan emosi. Hal ini terlihat dari meningkatnya kecerdasan emosi siswa yang dapat dilihat dari beberapa pertemuan dari siklus I ke siklus II yang cenderung mengalami peningkatan. Pada tes awal kecerdasan emosi terlihat bahwa 5 siswa berkategori sangat rendah, 10 siswa berategori rendah, 3 siswa berkategori cukup tinggi, 2 siswa berkategori tinggi dan 2 siswa berkategori tinggi. Pada siklus I terlihat bahwa 10 siswa berkategori rendah dan 12 siswa berkategori cukup tinggi. Pada siklus II terlihat bahwa 1 anak berkategori tinggi dan sissanya 21 siswa berkategori sangat tinggi.

Jadi, implementasi multimedia bermuatan pendidikan karakter mampu meningkatkan kecerdasan emosi. Untuk keterampilan berpikir kreatif, tes awal terlihat bahwa 8 siswa berkategori sangat rendah, 8 siswa berkategori rendah, 4 siswa berkategori cukup tinggi, 1 siswa berkategori tinggi dan 1 siswa berkategori sangat tinggi. Pada siklus I terlihat data penelitian sebagai berikut, 3 siswa berkategori sangat rendah, 2 siswa berkategori rendah, 11 siswa berkategori cukup tinggi, 3 siswa berkategori tinggi dan 3 siswa berkategori sangat tinggi. Pada siklus II terlihat data penelitian sebagai berikut, 6 siswa berkategori cukup tinggi, 8 siswa berkategori tinggi dan 8 siswa berkategori sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa multimedia bermuatan pendidikan karakter mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif, sehingga tidak akada anak yang berkategori sangat rendah dan rendah dalam kemampuan berpikir kreatif yang mereka miliki.

Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang sama sekali tidak menunjukkan minat dalam pembelajaran khususnya pada saat menyimak, mengamati, dan diskusi kelompok, mereka lebih mengandalkan siswa yang pintar saja dalam upaya pemecahan masalah. Beberapa siswa yang

(9)

sama sekali tidak aktif pada siklus I, tidak lagi menunjukkan hal yang sama pada siklus II. Hal tersebut disebabkan oleh kesempatan yang diberikan pada siswa untuk belajar secara nyata atau langsung, kesempatan dan rangsangan yang diberikan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan, mengamati secara langsung suatu objek tertentu diluar maupun didalam kelas, serta tumbuhnya suasana ceria dan menyenangkan selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan juga menjukkan bahwa siswa senang mengikuti pembelajaran dengan berbantuan multimedia. Hal ini ditunjukan dari kegiatan-kegiatan dan suasana yang terlihat pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan bantuan multimedia, siswa semakin berani menunjukan kegiatan-kegiatan yang menunjukan kecerdasan dalam suatu proses pembelajaran. Hal itu terlihat pada keberanian siswa menerima pendapat teman atau siswa yang lain, berani mengajukan pendapat dan saran, siswa berani bertanya tentang materi yang kurang menurut pemahaman siswa, serta Guru tak lagi menjadi sumber penyelesaian masalah yang utama. Siswa lebih spontan dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, karena keterampilan berpikir kreatif dan kecerdasan emosi yang meningkat.

Walaupun, masih ada anak yang masih perkembangannya belum maksimal tapi secara keseluruhan dapat dikatakan mengalami peningkatan yang bertahap. Selain didukung oleh data-data kuantitatif di atas, dari kegiatan yang muncul tersebut juga sangat mendukung suatu kesimpulan bahwa, peningkatan ini menunjukan pembelajaran dengan bantuan multimedia bermuatan pendidikan karakter dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan berpikir kreatif siswa.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Tridhonanto (2012) yaitu, kita dapat memberikan konsep moral pada anak sebagai bagian pendidikan karakter melalui beberapa kegiatan, di antaranya : bercerita, menonton acara televisi, dan bernyanyi. Melalui cerita kita dapat mngembangkan nilai-nilai budaya, sosial, agama, etos kerja, dan berbagai konsep moral lainnya agar menjadi sikap yang dapat diwujudkan dalam perilaku anak. Saat menonton televisi sebagai kegiatan untuk memperlihatkan dunia sebenarnya, maka anak memperoleh wujud dari konsep moral yang didapatnya. Bernyanyi merupakan hal yang banyak terdapat dalam kehidupan anak. Di dalam menyanyikan lagu dapat diberikan konsep-konsep moral yang akan ditanamkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian dari Sriyotini (2011) yang

(10)

menemukan bahwa implementasi media pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam menyusun dan mewarnai gambar pada anak kelompok B TK Dwijendra. Hal ini disebabkan karna bagi anak TK media pembelajaran berbasis TIK merupakan kegiatan yang menyenangkan. Media komputer memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik serta dapat meningkatkan kemampuan mengklasifikasi tugas-tugas, kemampuan berpikir dengan tahapan dan kecerdasan, membangkitkan semangat dan menimbulkan kesenangan sendiri.

Multimedia bernuansa pendidikan karakter merupakan salah satu cara yang bisa dipergunakan guru untuk mengajarkan pendidikan karakter juga dapat mengasah kecerdasan emosi siswa. Melalui media ini guru akan lebih mudah mengajarkan pendidikan moral dan melatih siswa mengenali emosi dengan cara yang menyenangkan dan pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Melalui multimedia bermuatan pendidikan karakter ini, anak bisa dengan mudah mendapatkan pembelajaran mengenai karakter/moral melalui cara yang menyenangkan, karena esensi pendidikan anak usia dini yaitu belajar yang menyenangkan, belajar menyimak dengan baik. Media video pembelajaran juga

memudahkan guru untuk mentransfer sebuah pengetahuan baru yang bersifat abstrak dan tidak mudah dipahami oleh anak terutama anak usia dini. Dengan menggunakan media video pembelajaran, peserta didik usia dini akan lebih memahami pengetahuan yang sedang ditampilkan di dalam video serta memacu peserta didik usia dini untuk tahu lebih banyak tentang suatu pembelajaran yang sedang berlangsung.

SIMPULAN DAN SARAN

Multimedia bernuansa pendidikan karakter merupakan salah satu cara yang bisa dipergunakan guru untuk mengajarkan pendidikan karakter juga dapat mengasah kecerdasan emosi siswa. Melalui media ini guru akan lebih mudah mengajarkan pendidikan moral dan melatih siswa mengenali emosi dengan cara yang menyenangkan dan pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Melalui multimedia bermuatan pendidikan karakter ini, anak bisa dengan mudah mendapatkan pembelajan mengenai karakter/moral melalui cara yang menyenangkan, karena esensi pendidikan anak usia dini yaitu belajar yang menyenangkan, belajar sambil bermain. Media video pembelajaran juga memudahkan guru untuk mentransfer

(11)

sebuah pengetahuan baru yang bersifat abstrak dan tidak mudah dipahami oleh anak terutama anak usia dini. Dengan menggunakan media video pembelajaran, peserta didik usia dini akan lebih memahami pengetahuan yang sedang ditampilkan di dalam video serta memacu peserta didik usia dini untuk tahu lebih banyak tentang suatu pembelajaran yang sedang berlangsung.

Oleh karena itu, tantangan bagi para guru untuk dapat mengelola pembelajaran yang berpusat pada kecerdasan emosi sejak dini dan keterampilan berpikir kreatif yang perlu diasah dalam mengelola emosi yang ada pada dirinya serta cara-cara untuk menanggulangi jika emosi tersebut muncul melalui perilaku-perlaku yang bisa diterima dengan baik oleh lingkungannya.

DAFTAR RUJUKAN

Goleman, D.2009. Emotional Intelegence: Kecerdasa Emosional Mengapa EI lebih Penting dari IQ. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Prawira, Purwa Atmadja. 2011. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta : Arr- Ruzz Media

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi-Mengembangkan Profesionalitas Guru. Bandung : Rajawali Press

Suryadewi, Ida Ayu Putu. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran sains Teknologi masyarakat Terhadap Keterampilan Berpikir reatif dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP. Tesis (tidak diterbitkan). Program PascaSarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter. Artikel Pendidikan. Tersedia pada

www.mandikdasmen.depdiknas.go.id. Diakses pada tanggal 29 januari 2013.

Tridhonanto, Al. 2012. Membangun Karakter Sejak Dini. Jakarta : Gramedia. Wibowo, Agus.2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Wuri Wuryandani. 2010. Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini. Makalah.

Tersedia pada

http://staff.uny.ac.id/dosen/wuri-wuryandani-spd-mpd. Diakses pada tanggal 12 januari 2013.

(12)

Gambar

Tabel 1. Hasil Konversi PAN Kecerdasan  Emosi dan Berpikir Kreatif

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum virtual pada materi vertebrata dapat digunakan oleh guru di sekolah sebagai alternatif pembelajaran untuk melatih keterampilan berpikir kreatif siswa..

peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif siswa, keterkaitan model Learning Cycle 5E dengan aktivitas guru dan siswa, dan tanggapan

Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Calon Guru pada Materi

penelitiannya dalam sebuah judul: ”Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Peserta Didik pada Materi

Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 10 Bandar /DPSXQJ ´ $ODVDQ SHPLOLKDQ MXGXO LQL \DLWX GLKDUDSNDQ GHQJDQ PHQHUDSNDQ PHGLD pembelajaran

Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif yang akan dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran yakni dengan penerapan model ( Project Based

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kreatif Dalam Perencanaan Pembelajaran Proses analisis RPP guru dilakukan dengan cara melihat ada tidaknya setiap aspek keterampilan

613 PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS TANJUNGPURA DALAM MENGELOLA SAMPAH MENJADI PRODUK Titin1*, Elsa Ferella2, dan Ganis Sundawiyani3