• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAIPADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAIPADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN

NILAIPADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

oleh

Defi Nurlatifah

1302999

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2015

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN KONSEP LINGKUNGAN

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Oleh

Defi Nurlatifah

1302999

Sebuah Tesis yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagain dari Syarat untuk

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Defi Nurlatifah

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi oleh Undangt-undang.

(3)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN KONSEP LINGKUNGAN

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing

Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd 19530522 19800 2 001

Penguji I

Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd. NIP 19620115 198703 1 002

Peguji II

Dr. Mmin Nurjhani K, M.Pd. NIP 19650929 199101 2 001

(4)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ii

Pengaruh Implementasi Scientific Approach Bermuatan Nilai pada

Pembelajaran Konsep Lingkungan Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

dan Sikap Siswa

ABASTRAK

Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) merupakan satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan menitik beratkan pada penggunaan metode ilmiah dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan ilmiah (Scientific approach) bermuatan nilai diteliti untuk dianalisis pengaruhnya terhadap keterampilan berpikir kreatif dan sikap siswa pada materi pencemaran lingkungan. Metode penelitian menggunakan metode weak experiment dengan desain the One Group Pretest Posttest Desain. Populasi penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas X di salah satu SMA kota Tasikmalaya. Sampel penelitian terdiri dari siswa berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran Scientific Approach bermuatan nilai dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan sikap siswa, peningkatan keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat dari perolehan rata pretest sebesar 25,67 yang lebih rendah dibandingkan dengan skor rata-rata posttest setelah pembelajaran dengan Scientific Approach sebesar 46,17 dengan rata-rata N-Gain yang diperoleh sebesar 0,57. Peningkatan sikap siswa dapat dilihat dari perolehan rata-rata pretest sebelum pembelajaran dengan Scientific Approach bermuatan nilai sebesar 34,83 yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata posttest setelah pembelajaran dengan Scientific Approach sebesar 41,17 dengan rata-rata N-Gain yang diperoleh sebesar 0,28.

(5)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ii

The Effect of Implementation Scientific Approach Loaded Value in the Learning of Environment Concept for Creative Thinking Skills and

Students Attitudes

ABASTRCT

Scientific approach is an approach used in learning by focusing on the use of scientific methods in teaching and learning. Scientific approach uncharged value to be analyzed studied its effect on creative thinking skills and attitudes in the matter of environmental pollution. Research methods using weak experiment with the design of the one group pretest posttest design. The study population consisted of all tenth grade students at one high school in Tasikmalaya. The research sample consisted of students numbered 30 people. The results show the value of learning Scientific Approach can improve creative thinking skills and attitudes of students, increase creative thinking skills can be seen from the average pretest acquisition of 25.67 is lower than the average score of posttest after learning Scientific Approach by 46 , 17 with an average N-Gain obtained at 0.57. Improved attitudes of students can be seen from the acquisition of the average pretest before learning Scientific Approach charged with a value of 34.83 lower when compared to the average posttest after learning the Scientific Approach of 41.17 with an average N-Gain obtained 0.28.

(6)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 6

H. Hipotesis Penelitian ... 7

I. Asumsi Penelitian ... 7

J. Struktur Organisasi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 10

B. Langkah-langkah Pembelajaran Scientific Approach ... 11

C. Sikap Siswa ... 17

D. Pendidikan Nilai ... 22

E. Hubungan Sikap dan Nilai ... 29

F. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 31

G. Tinjauan Pembelajaran Pencemaran ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

(7)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan sampel Penelitian ... 40

C. Instrumen Penelitian ... 41

D. Tahap Analisis Ujicoba Instrumen ... 43

E. Prosedur Penelitian ... 49

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

(8)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan karakter pada siswa sangat diperlukan dilakukan dalam proses

pembelajaran, karena telah terjadi pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat

saat ini. Kemajuan ilmu teknologi dan informasi selain memberikan dampak

positif juga menimbulkan dampak negatif seperti halnya televisi, handphone,

internet telah menyodorkan perilaku sinisme, pelecehan, materialisme, seks bebas

dan kekerasan (Borba, 2008). Dewasa ini melalui pemberitaan yang ditayangkan

di televisi, masyarakat terutama pelajar kerap kali disuguhi tontonan-tontonan

yang jauh dari adanya wujud-wujud karakter yang positif. Salah satu contohnya,

kekisruhan yang terjadi pada suasana sidang atau musyawarah para wakil rakyat

bangsa ini (Opik, 2013). Kekisruhan-kekisruhan terus menjalar hampir pada

setiap level lapisan masyarakat. Tawuran antar pelajar, antar golongan, antar

kampung merupakan fakta keseharian yang dapat kita lihat, baik melalui

pemberitaan atau pun dalam kisah nyata yang dapat kita tangkap dengan mata

kepala sendiri. Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi tidak menjamin

mampu menunjukkan nilai-nilai karakter yang positif. Merosotnya moral terus

membanjiri peradaban bangsa ini, tak terkecuali pada pelajar. Oleh karena itu

diperlukan adanya upaya dalam pembangunan karakter atau nilai dalam dunia

pendidikan, karena generasi saat ini nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin

negara ini yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi.

Menurut Widayanto (2012 dalam Jaya, et al., 2014) upaya pembangunan

harus selalu diarahkan untuk memberi dampak positif terhadap pengembangan

karakter. Pembangunan yang dilakukan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari

pendidikan, oleh karena itu pendidikan yang baik dan bermutu adalah

pendidikan yang mempersiapkan siswa-siswanya untuk dapat menyelesaikan

(9)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

didalamnya pendidikan karakter. Kenyataanya pengembangan berbagai karakter

manusia Indonesia masih jauh dari harapan tujuan pendidikan nasional sebab

proses pembelajaran di sekolah yangselama ini diterapkan lebih dominan

menekankan pada aspek kognitif yang hanya mengutamakan pemahaman bahan

pengetahuan dan ingatan namun kurang mengembangkan kemampuan atau

kreativitas siswa. Keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa berpikir kritis,

kreatif dan pemecahan masalah merupakan keterampilan yang penting bagi siswa

dalam menghadapi kehidupan didunia nyata. Munandar (1992) mengungkapkan

bahwa berpikir kreatif perlu dipupuk dan dikembangkan dalam diri peserta didik

karena pemikiran kreatif membuat anak lancar dan luwes dalam berpikir, mampu

melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan

banyak gagasan. Pada saat seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu

praktek pemecahan masalah, maka akan menghasilkan ide dan bermacam-macam

kemungkinan jawaban dalam menyelesaikannya.

Pembelajaran biologi diharapkan tidak hanya berorientasi pada hapalan

konsep, melainkan dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa.

Kemempuan intelektual menjadi salah satu aspek yang perlu ditingkatkan, karena

mendidik siswa untuk menggunakan kecerdasannya untuk lebih kritis, analitis dan

kreatif terhadap suatu masalah untuk dicarikan solusi yang memiliki nilai guna.

Sains bukan hanya kumpulan ilmu pengetahuan tetapi juga merupakan metode

ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Yudianto (2010), pembelajaran sains-biologi

bermuatan nilai sebagai salah satu bentuk pendidikan sains terpadu yang sesuai

dengan hakikat sains. Kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan terhadap

penghayatan nilai-nilai melalui penalaran terhadap materi yang dipelajari (olah

pikir/nilai intelektual), kemampuan membuat

analogy/perumpamaan-perumpamaan dalam kehidupan manusia (olah rasa/nilai sosial-politik)

penghayatan secara mendalam sampai menyentuh lubuk hati (olah qolbu/nilai

religius).

Menurut Sukardi (2013) Pelaksanaan pendidikan karakter dalam

(10)

sebaik-Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

baiknya. Hal ini dimaksud agar keterpurukan karakter siswa dapat diperhatikan

antara lain pada kejujuran, tanggungjawab, semangat belajar, keingintahuan,

kerjasama dan lain sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka

perlu dilaksanakannya proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan pula pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dan metode

pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat memberikan

kebermaknaan pada diri siswa.

Salah satu solusinya adalah menggunakan Pendekatan ilmiah(scientific

approach) yang merupakan amanat dari kurikulum 2013. Karakter siswa dapat

dikembangkan melalui pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pendekatan

ilmiah (scientific appoach) meliputi lima kegiatan dalam proses pembelajaran

yaitu mengamati, menanya, mencoba/ eksperimen/ eksplorasi, mengolah

informasi/ mengasosiasikan dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran

(Permendikbud, 2013). Pada setiap tahapan pembelajaran yang terdapat dalam

pendekatan ilmiah terdapat kompetensi yang dapat dikembangkan berupa

sikap-sikap yang harus diperoleh siswa selama pembelajaran. Selain itu pendekatan

ilmiah (scientific approach) ini juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam mencari solusi atau menemukan ide-ide baru atas masalah

yang diajukan dalam proses pembelajaran.

Kompetensi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) iniseperti mengembangkan

sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, tanggung jawab,

mandiri, kerja keras serta mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat bagi siswa. Selain itu pendekatan ilmiah juga memiliki

konstribusi dalam mengembangkan kemempuan berpikir kreatif siswa. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh Hafizan (2012 dalam Yogantari et al., 2013)

bahwa pendekatan sains membantu siswa untuk memahami dan memperoleh

informasi, sebagaimana para siswa mengembangkan kemampuan dalam

(11)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui implementasi Scientific Approach bermuatan nilai pada pembelajaran

konsep lingkungan terhadap kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa di SMA.

B. Rumusan Masalah

Isu permasalahan lingkungan merupakan topik yang tidak pernah lepas dari

pemberitaan saat inipeningkatan kebutuhan manusia yang disertai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan konsekuensi logis

terhadap peningkatan dalam bidang industri dan transportasi. Kedua bidang ini

memberikan dampak langsung terhadap berbagai permasaalahan lingkungan.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan suatu pendekatan

pembelajaran yang mampu membimbing siswa untuk membentuk sikap positif

yang akan berguna dalam kehidupannya. Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (scientific approach) bermuatan nilai diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa dalam memecahkan

masalah yang berkaitan dengan lingkungan yang ada disekitar siswa. Berdasarkan hal tersebut dirumuskan masalah penelitian: “Bagaimanakah pengaruh implemetasi Scientific Approach bermuatan nilai pada pembelajaran konsep

lingkungan terhadap kemampuan berikir kreatif dan sikap siswa?”

C. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan

penelitian:

1. Bagaimanakah pengaruh implementasi pendekatan ilmiah (scientific

approach) bermuatan nilai terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif

siswa pada konsep lingkungan?

2. Bagaimanakah pengaruh implementasi pendekatan ilmiah (scientific

approach) bermuatan nilai terhadap sikap siswa pada konsep lingkungan?

3. Bagaimana keterlaksanaan implementasi pendekatan ilmiah (Scientific

Approach) bermuatan nilai terhadap kemampuan berpikir kreatif dan sikap

(12)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu D. Batasan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka ruang lingkupnya

dibatasi sebagai berikut:

1. Pendekatan ilmiah (Scientific approach) yang dikembangkan oleh Jhon

Dewey (1960) memiliki tahapan yaitu menanya, melakukan penelitian awal,

mengkonstruk hipotesis, menguji hipotesis dengan melakukan eksperimen,

analisis data dan mengkomunikasikan. Pada pembelajaran yang dilaksanakan

dalam penelitian ini menggunakan Scientific approach yang dikembangkan

oleh pemerintah (Kemendikbud, 2013) yang memiliki 5 tahapan yaitu

mengamati, menanya, mencoba/ eksperimen/ eksplorasi, mengolah informasi/

mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.

2. Yudianto (2010) menyatakan nilai-nilai sains yang terdapat dalam

pembelajaran terdiri dari nilai praktis, nilai religius, nilai pendidikan, nilai

intelektual, dan nilai sosio-politik. Sikap siswa yang di ukur pada penelitian

ini berdasarkan aspek sikap yang terdapat dalam kompetensi sikap

berdasarkan kurikulum 2013 yang berhubungan dengan sikap siswa terhadap

lingkungan yang dibatasi pada nilai religi, sosio-politik dan nilai intelektual.

3. Konsep lingkungan terdiri dari konsep ekosistem, pemanasan global,

pencemaran lingkungan, dalam penelitian ini konsep lingkungan yang

dilibatkan membahas tentang pencemaran lingkungan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada konsep

lingkungan melalui pembelajaran pendekatan ilmiah (Scientific Approach)

(13)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui peningkatan sikap siswa pada konsep lingkungan melalui

pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) bermuatan

nilai

3. Mengetahui keterlaksanaan Scientific Approach bermuatan nilai terhadap

kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran ganda, maka diberikan definisi

operasional beberapa istilah terkait tentang penelitian ini. Berikut definisi

operasionalnya:

a. Pembelajaran konsep lingkungan dengan menggunakan pendekatan ilmiah

(scientific approach) yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi lima

kegiatan dalam proses pembelajarannya yaitu mengamati, pada kegiatan ini

siswa mengamati video yang ditampilkan oleh guru mengenai pencemaran

yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Menanya,pada kegiatan ini siswa

memberikan pertanyaan atas permasalahan pencemaran lingkungan.

Mencoba/ eksperimen/ eksplorasi, Pada kegiatan ini siswa melakukan

kegiatan untuk mengumpulkan informasi mengenai cara untuk

menanggulangi permasalahan pencemaran air, tanah dan udara. Selanjutnya

siswa mengolah informasi/ mengasosiasikan yang telah didapatkan dan

mengkomunikasikan hasil dari pengolahan data yang telah mereka temukan

pada tahap sebelumnya.

b. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan

berpikir kreatif siswa pada konsep lingkungan yang meliputi keterampilan

berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal,

keterampilan merinci, dan keterampilan menilai. Data untuk skor kemampuan

berpikir kreatif siswa dijaring dengan menggunakan soal tes berbentuk uraian

(14)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

kecenderungan berperilaku siswa terhadap lingkungan berdasarkan

kandungan nilai-nilai biologi meliputi nilai religi, nilai sosial-politik dan nilai

intelektual yang terdapat dalam konsep lingkungan yang diukur dengan

menggunakan angket skala sikap New Ecological Environment (NEP) yang

diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (scientific approach) bermuatan nilai.

G. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaan

antara lain:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dipergunakkan sebagai masukan bagi para guru

dalam melaksanakan kebijakan pemerintah dalam penerapan kurikulum 2013

dengan pendekatan Scientific approach. Selanjutnya hasil penelitian ini

diharapkan dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di kelas dengan

materi pembelajaran yang berbeda.

2. Bagi siswa

Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) bermuatan nilai

ini dapat memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta dapat

meningkatkan kepekaan siswa terhadap situasi lingkungan saat ini serta

kondisi di sekitarnya..

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan Scientific approach terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa. Serta dapat dijadikan masukan

dan bahan pertimbangan untuk penelitian yang sejenis pada konsep yang

(15)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat peningkatan skor pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif

dan sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (Scientific approach) bermuatan nilai.

2. Tidak terdapat peningkatan skor pretest dan posttest kemampuan berpikir

kreatif dan sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific approach) bermuatan nilai.

I. Asumsi Penelitian

Asumsi yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Scientific approach melalui kelima fasenya yaitu: mengamati,

menanya, mencoba, mengolah informasi dan mengkomunikasikan dapat

memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam penggalian informasi, mencari

solusi, mendiskusikan hasil pengamatan. Dengan demikian implementasi

Scientific approach dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Penerapan Scientific approach melalui kelima fasenya yaitu: mengamati,

menanya, mencoba, mengolah informasi dan mengkomunikasikan dapat

membantu siswa dalam pembentukan sikap ke arah positif.

J. Struktur Organisasi

Tesis yang berjudul “ Pengaruh Implementasi Scientific Approach Bermuatan

Nilai Pada Pembelajaran Konsep Lingkungan Terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif dan Sikap Siswa disusun menjadi lima Bab. Bab I merupakan bab

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis dan asumsi serta

struktur organisasi. Pada latar belakang diuraikan msalah yang menjadi latar

belakang penerapan pembelajaran Scientific approach. Rumusan masalah

(16)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tesis. Tujuan penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini

yaitu mengetahui pengaruh dari implementasi Scientific approach bermuatan nilai

terhadap kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa. Manfaat penelitian

menguraikan manfaat implementasi Scientific approach bermuatan nilai bagi

guru, siswa, dan peneliti lain. Definisi operasional merupakan definisi istilah yang

digunakan dalam penelitian yaitu pendekatan ilmiah (Scientific approach),

kemampuan berpikir kreatif, sikap siswa.

Bab II merupakan bab tinjauan pustaka yang terdiri dari penjelasan pendekatan

ilmiah (Scientific approach), langkah-langkah pembelajaran Scientific approach,

sikap siswa, pendidikan nilai, kemampuan berpikir kreatif yang mencakup

pengertian, indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif seta hubungan nilai

dengan pembentukan sikap. Bab III merupakan bab metode penelitian yang terdiri

dari metode penelitian, objek penelitian, instrumen penelitian dan teknik analisis

data. Metode penelitian yang digunakan adalah metode weak experiment, tahapan

penelitian ini sampai tahap pengambilan kesimpulan. Objek penelitian

menguraikan mengenai objek yang dijadikan penelitian yaitu siswa SMA Negeri 9

Kota Tasikmalaya sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian menguraikan tentang

alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yaitu berupa tes uraian

kemampuan berpikir kreatif dan tes sikap siswa dengan menggunakan skala likert.

Teknik analisis data memaparkan analisis data meliputi nilai validitas, reliabilitas,

tingkat kesularan dan daya pembeda serta perhitungan kemampuan berpikir

kreatif.

Bab IV merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari hasil

pengukuran kemampuan berpikir kreatif, hasil pengukuran sikap siswa,

keterlaksanaan pembelajaran Scientific approach secara kuantitatif. Selanjutnya

Bab V merupakan bab simpulan dan saran. Simpulan memaparkan hasil penelitian

untuk menjawab rumusan masalah pada bab I, saran memaparkan saran penulis

untuk perbaikan penelitian implementasi Scientific approach bermuatan nilai

(17)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

(18)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experimental design

yaitu suatu penelitian yang tidak menggunakan kelas kontrol dan tidak

menggunakan penugasan random melainkan menggunakan kelompok subjek yang

ada.

Desain weak experiment yang digunakan adalah The One-Group Pre test-Post

test Design (Fraenkel, 2009). The One Group Pretest-Posttest Design merupakan

suatu bentuk desain eksperimen yang tidak menggunakan kelas kontrol dan dapat

digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Fraenkel, 2009

Keterangan:

O1 = tes awal (pretest) O2 = tes akhir (posttest)

X = perlakuan pembelajaran biologi dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach)

B. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X

SMA Negeri 9 Kota Tasikmalaya sebanyak 5 kelas yang sedang menempuh mata

pelajaran biologi materi lingkungan. Kemudian dipilih sampel penelitian

sebanyak satu kelas yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik

purvosive sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu. Penentuan sampel penelitian yang digunakan berdasarkan O X O

(19)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hasil pertimbangan dengan guru kelas berdasarkan rata-rata nilai rapor mata

pelajaran Biologi semester satu dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh

sejumlah data penelitian. Pada sejumlah penelitian, data mempunyai kedudukan

yang sangat penting karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti serta

berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu tes dalam bentuk esai terbuka dan

angket skala sikap yang digunakan untuk mengukur sikap siswa yang muncul

selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach) bermuatan nilai.

a. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes keterampilan berpikir kreatif dibuat dalam bentuk esai terbuka. Tes

digunakan untuk mengukur keterampialn berpikir kreatif siswa pada saat sebelum

dan sesudah (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran pada konsep

lingkungan. Soal dibuat berdasarkan indikator-indikator keterampilan berpikir

kreatif yang ingin diukur, yaitu keterampialn berpikir lancar (fluency),

Keterampilan berpikir luwes (flexibility), keterampilan berpikir orisinal

(originality), keterampilan berpikir merinci (elaboration), keterampilan menilai

(evaluation). Distribusi soal untuk setiap indikatornya disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif

No Indikator Keterampilan

Berpikir Kreatif

No Soal Jumlah

1 Keterampialn berpikir lancar

(Fluency) 1,3,6 3

2 Keterampilan berpikir luwes

(flexibility) 5,7,14 3

(20)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(originality)

4 Keterampilan berpikir merinci

(elaboration) 4,15,13 3

5 Keterampilan menilai (evaluation) 9,11,12 3

Total 15

b. Angket skala sikap

Angket skala sikap digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur

sikap siswa terhadap lingkungan melalui pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (Scientific approach) bermuatan nilai. Pengukuran sikap siswa

mengacu pada New Ecological Paradigm Scale for children (NEP Scale) dengan

menggunakan 15 pernyataan likert yang saling berkaitan untuk mengetahui

apakah siswa memiliki sikap peduli terhadap lingkungan. Skala NEP memiliki

skor 1 sebagai nilai terendah dan 4 sebagai nilai tertinggi, semakin tinggi nilai

skala NEP maka semakin tinggi pula kepedulian lingkungannya. Begitu juga

sebaliknya semakin rendah nilai skala NEP maka semakin rendah kepedulian

siswa terhadap lingkungan disekitarnya.

Angket diberikan pada awal dan akhir pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan ilmiah (scientific approach) yang digunakan untuk mengetahui sikap

siswa terhadap pembelajaran biologi dengan scientific approach bermuatan nilai.

Tabel 3.2. Angket Skala Sikap

No Pernyataan New Ecological Paradigm

1 Kita telah melewati batas jumlah manusia yang dapat ditampung oleh bumi 2 Manusia memiliki hak untuk merubah lingkungan alam sesuai dengan

kebutuhan mereka

3 Tindakan manusia terkadang akan menimbulkan bencana alam

4 Kecerdasan manusia akan memastikan kita untuk tetap dapat tinggal di bumi 5 Manusia melakukan tindakan yang semena-mena terhadap lingkungan 6 Bumi memiliki banyak sumber daya alam jika kita mencari tahu bagaimana

cara memanfaatkannya

7 Tumbuhan dan hewan memiliki hak yang sama dengan manusia untuk tetap bertahan hidup

8 Lingkungan alam tidak akan terganggu dengan adanya perindustrian 9 Walaupun kita memiliki kemampuan yang istimewa, manusia tidak akan

(21)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10 Adanya krisis lingkungan terlalu dibesar-besarkan

11 Bumi memiliki ruangan dan sumber daya alam yang terbatas

12 Manusia telah berbuat kejam dengan mengatur seluruh alam yang ada 13 Lingkungan sangatlah rentan dan mudah terganggu

14 Manusia akhirnya akan mempelajari alam dan memanfaatkan sumber daya alam

15 Jika keadaan seperti sekarang ini terus berlanjut kita akan segera mengalami sebuah bencana alam yang besar

c. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur

keterlaksanaan tahap-tahap Scientific approach yang telah direncanakan dalam

proses pembelajaran. Pengembangan lembar observasi keterlaksanaan scientific

approach didasarkan pada langkah kegiatan yang terdapat pada RPP yang telah

disusun yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengeksplorasi, mengasosiasikan,

dan mengkomunikasikan. Kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan scientific

approach dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut.

Tabel. 3.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Pembelajaran Scientific Approach

No Aspek yang Diamati Jumlah

1 Keterlaksanaan kegiatan mengamati dalam proses

pembelajaran 4

2 Keterlaksanaan kegiatan menanya dalam proses

pembelajaran 4

3 Keterlaksanaan kegiatan mengamati/ mengeksplorasi 5 4 Keterlaksanaan kegiatan mengolah informasi/

mengasosiasikan dalam proses pembelajaran 2 5 Keterlaksanaan kegiatan mengkomunikasikan dalam

proses pembelajaran 5

D. Tahap Analisis Uji Coba Instrumen

Suatu tes mempunyai ciri yang baik apabila alat pengukur tersebut memnhi

prasyarat tes, yaitu validitas, realibilitas, objektivitas, praktibilitas dan ekonomis

(Arikunto, 2007). Selain itu, suatu soal dikatakan baik apabila mempunyai taraf

(22)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Maka dari instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data pada subjek

penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba pada kelas yang bukan subjek

penelitian, kemudian dilakukan analisis data meliputi daya pembeda, tingkat

kesukaran, validitas dan realibilitas butir soal. Butir soal tersebut dianalisis

dengan menggunakan program anates versi 4,0 untuk program uraian. Uji coba ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut untuk

digunakan pada penelitian. Soal yang telah di ujicobakan dan diberi penilaian oleh

tim ahli (judgement) berjumlah 30 soal, kemudian yang digunakan sebagai

instrumen tes berjumlah 15 soal. Butir soal uraian keterampilan berpikir kreatif

yang telah diujicobakan memiliki signifikansi sebagai berikut.

Tabel 3.4. Hasil Analisis Signifikansi Korelasi

No Signifikansi Korelasi Jumlah Soal Presentase

1 Sangat signifikan 8 53,3%

2 signifikan 7 46,7%

Jumlah 15 100%

Sumber: Lampiran B1

Berdasarkan Tabel 3.4, soal keterampilan berpikir kreatif memiliki 8

(53,3%) soal kategori sangat signifikan, 7 (46,7%) soal kategori signifikan,

sehingga total soal yang digunakan berjumlah 15 soal. Berikut ini analisis soal

dengan distribusi tingkat validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda.

1. Validitas Tes

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat dengan tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Validitas butir soal didapat dengan cara mengkorelasikan

setiap butir pertanyaan dengan skor total. Skor butir soal dianggap sebagai X dan

skor total dianggap sebagai Y. Untuk menguji validitas instrumen tes keterampilan

berpikir kreatif siswa digunakan rumus korelasi product moment dengan angka

(23)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

= � − ( )

(� 2− 2)(� 2 −( )2)

(Arikunto, 2007)

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan Y = skor tiap butir soal

= skor total tiap butir soal �= jumlah siswa

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil

perhitungan di atas, maka digunakan kriteria validitas tes yang ditunjukkan pada

Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Pengujian Validitas Tes

No Koefisien Korelasi Kriteria

1 0,80 - 1,00 Sangat tinggi

2 0,60 - 0,79 Tinggi

3 0,40 - 0,59 Cukup

4 0,20 - 0,39 Rendah

5 0,00 - 0,19 Sangat rendah

Hasil analisis validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan program

Anates diinterpretasikan pada Tabel 3.6, dihasilkan soal dengan distribusi tingkat

validitasnya pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Distribusi Tingkat Validitas

No Tingkat Validitas Jumlah Soal Presentase

1 Tinggi 2 13,3%

2 Cukup 7 46,7%

3 Rendah 6 40%

Jumlah 15 100%

(24)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.5, soal keterampilan berpikir kreatif memiliki tingkat

validitas meliputi 2 soal (13,3%) kategori tingkat validitas tinggi, 7 soal (46,7%)

kategori tingkat validitas cukup, dan 6 soal (40%) kategori validitas rendah.

2. Reliabilitas Tes

Pengertian reliabilitas berhubungan dengan keajegan atau ketepatan hasil tes.

Pengujian reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan rumus:

r11 =

2 1

212

(1+ 1

212)

(Arikunto, 2007)

Keterangan :

r1

21 2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

Untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan

di atas, digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.7. Kriteria Pengujian Reliabilitas Tes

No Nilai Reliabilitas Kriteria

1 0,80 - 1,00 Sangat Tinggi

2 0,60 - 0,79 Tinggi

3 0,40 - 0,59 Cukup

4 0,20 - 0,39 Rendah

5 0,00 - 0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2007)

Berdasarkan analisis dengan menggunakan program Anates, keterampilan

berpikir kreatif memiliki tingkat nilai realibilitas sebesar 0,59 masuk ke dalam

kategori tinggi.

(25)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesulitan soal menunjukkan kepada derajat kesulitan suatu item untuk

diselesaikan oleh siswa. Untuk menghitung taraf/indeks kesukaran tiap butir soal

dapat digunakan rumus:

P = B JS

(Arikunto, 2007)

Keterangan:

P = angka indeks kesukaran item

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan taraf kesukaran

butir soal yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.8. mengenai klasifikasi indeks

kesukaran.

Tabel 3.8. Klasifikasi Indeks Kesukaran

No Indeks Kesukaran Kriteria

1 0,00-0,29 Sukar

2 0,30-0,69 Sedang

3 0,70-1,00 Mudah

(Arikunto, 2007)

Hasil analisis uji coba keterampilan berpikir kreatif dengan menggunakan

program Anates, memiliki skor dengan tingkat kesukaran yang diinterpretasikan

pada Tabel 3.9, menghasilkan distribusi tingkat kesukaran pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

No Tingkat Validitas Jumlah Soal Presentase

1 Sukar 1 6,7%

2 Sedang 14 93,3%

3 Mudah 0 0%

(26)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Lampiran B1

Berdasarkan Tabel 3.9, soal keterampilan berpikir kreatif memiliki variasi

tingkat kesukaran meliputi 1 soal (6,7 %) kategori tingkat kesukaran sukar, dan

kategori tingkat kesukaran sedang berjumlah 14 soal (93,3%).

4. Daya Pembeda

Suatu item yang betul-betul dapat memisahkan kedua golongan siswa yang

betul-betul mempelajari materi pelajaran dengan yang tidak mempelajari materi

pelajaran. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi/daya pembeda butir soal.

D =

� - �

(Arikunto, 2007)

Keterangan :

D = Angka indeks diskriminasi

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang

diperoleh, digunakan Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Kriteria Daya Pembeda

No Indeks Daya Pembeda Kriteria

1 Negatif Sangat jelek

2 0,00 – 0,20 Jelek

3 0,20 – 0,40 Cukup

4 0,40 – 0,70 Baik

5 0,70 – 1,00 Sangat baik

(Arikunto, 2007

Untuk mempermudah dalam analisis daya pembeda soal, maka analisis daya

pembeda dilakukan dengan menggunakan program Anates. Hasil analisis soal uji

coba keterampilan berpikir kreatif memiliki skor daya pembeda yang

(27)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11. Hasil Analisis Daya Pembeda

No Tingkat Validitas Jumlah Soal Presentase

1 Jelek 4 26,7%

2 Cukup 9 60%

3 Baik 2 13,3%

4 Baik sekali 0 0%

Jumlah total 15 100%

Sumber: Lampiran B1

Berdasarkan Tabel 3.10 soal keterampilan berpikir kreatif memiliki daya

pembeda, dengan kriteria jelek berjumlah 2 soal (26,7%), kriteria cukup

berjumlah 9 soal (60%), dan kriteria baik berjumlah 2 soal (13,3%). Beberapa soal

dengan kriteria jelek dikarenakan soal tersebut tidak dapat membedakan antara

siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan

rendah, oleh karena itu soal direvisi dalam penyusunan instrument lebih lanjut.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, memiliki beberapa

tahapan. Tahapan tersebut meliputi:

1. Tahap persiapan

a. Melakukan observasi awal di sekolah tempat penelitian untuk memperoleh

informasi tentang pembelajaran biologi khususnya materi pencemaran

lingkungan. Menyampaikan rencana penerapan pembelajaran Scientific

approach bermuatan nilai kepada guru biologi

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan

dalam pembelajaran di kelas.

c. Membuat instrumen penelitian keterampilan berpikir kreatif, skala sikap

(28)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

d. Melakukan judgement instrumen penelitian meliputi berpikir kreatif dan

sikap siswa. Pemberian judgement bertujuan untuk mengetahui validitas isi

yaitu tes dapat mengukur keabsahan isi materi dan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya judgement instrumen bertujuan untuk mengetahui valliditas isi

(construct validity) yaitu tes dikatakan memiliki validitas apabila butir-butir

soal dapat mengukur aspek berpikir siswa. Azwar (2012) menjelaskan

validitas konstruk merupakan bagian penting dalam perencanaan dan

penyusunan tes.

e. Melakukan uji coba instrumen penelitian dengan mengujicobakan instrumen

pada siswa kelas XI SMA yang sudah menerima materi lingkungan.

Pengujian instrumen penelitian dilakukan bertujuan untuk memperoleh

analisis data yang lebih komprehensif.

f. Melakukan analisis butir soal meliputi validitas, realibilitas, daya pembeda,

dan tingkat kesukaran soal, untuk memilih soal-soal yang memenuhi syarat

untuk digunakan dalam penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific Approach)

bermuatan nilai. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

a) Melakukan tes awal (pretest) dengan soal tes keterampilan berpikir kreatif,

serta memberikan tes skala sikap untuk mengetahui sikap awal siswa sebelum

pembelajaran.

b) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach) bermuatan nilai pada konsep pencemaran lingkungan.

Pembelajaran pencemaran lingkungan dengan menggunakan Scientific

Approach bermuatan nilai dilakukan dua kali pembelajaran.

c) Pemberian tes akhir (posttest) pada kelas yang telah mendapatkan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific approach)

(29)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sikap untuk mengetahui sikap siswa terhadap lingkungan setelah pelaksanaan

pembelajaran selesai.

3. Tahap Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian diperoleh sejumlah data kuantitatif. Analisis dan

pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan

penelitian. Data yang diperoleh berupa skor pretest, posttest, N-gain, dan skor

keterampilan berpikir kreatif dan skor skala sikap.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12 Teknik Pengumpulan Data

Sumber Jenis Data Teknik

Pengumpulan Keterangan

Siswa Kemampuan berpikir

kreatif Soal tes uraian

Dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran

Siswa Sikap Pernyataan skala sikap NEP

Dilakukan di awal dan di akhir pembelajaran

Guru

Keterlaksanaan pembelajaran

Scientific approach bermuatan nilai

Lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran Selama pembelajaran

Analisis dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman pada

pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam pretest dan posttest yang

digunakan dalam penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan

uji statistik. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan program

SPSS 20.0 for window dan dilakukan secara manual dengan menggunakan

microsoft-Exel 2007. Analisis data dengan statistik dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(30)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Langkah pertama yang dilakukan sebelum pengolahan data adalah memberikan

skor pretest dan posttest kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa.

2. Menghitung skor gain yang dinormalisasi

Gain yang dinormalisasi merupakan perbandingan skor gain yang diperoleh

siswa dengan skor maksimum yang dapat diperoleh. Perhitungan Normalized

Gain (N-Gain) digunakan untuk mengetahui kategori peningkatan rata-rata

umum dan setiap aspek keterampilan berpikir kreatif dan sikap siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran, skor N-Gain kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa

dihitung setelah skor pretest dan posttest siswa diketahui. Perhitungan N-Gain

dapat dilakukan dengan rumus yaitu:

g= � −� �

���� −� � (Meltzer, 2002)

Keterangan:

Spost = skor posttest Spre = Skor Pretest Smaks =Skor maksimum

Untuk mengetahui kriteria peningkatan yang diperoleh maka hasil perhitungan

[image:30.595.113.502.478.781.2]

dari indeks N-Gain diinterpretasikan pada Tabel 3.13 berikut:

Tabel 3.13 Kriteria Indeks N-Gain

Rentang Kategori

0,70 – 1,00 Tinggi

0,31 – 0,69 Sedang

0,00 – 0,30 Rendah

Meltzer (2002)

Tahap Persiapan

Studi Pendahuluan

Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Penyusunan Instrumen Penelitian

(31)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tahap Pelaksanaan

[image:31.595.115.560.112.564.2]

Tahap Akhir

Gambar 3.1.Alur penelitian

Uji Coba dan Analsis Instrumen Penelitian

Judgment/validasi Ahli Instrumen Penelitian

Kesimpulan

Pengolahan data dan analisis Pembelajaran biologidengan

menggunakan scientific approachbermuatan nilai

Posttest

Pretest Tes skala sikap

siswa Tes kemampuan berpikir

kreatif siswa

Tes skala sikap siswa Tes kemampuan berpikir

kreatif siswa

Revisi

Observasi Keterlaksanaan

(32)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tentang penerapan pembelajaran

Scientific approach bermuatan nilai pada konsep pencemaran lingkungan terhadap

keterampilan berpikir kreatif, sikap siswa serta keterlaksanaan pembelajaran

Scientific approach bermuatan nilai berpengaruh terhadap peningkatan

keterampilan berpikir kreatif dan sikap siswa, walupun keterlaksanaan

pembelajaran Scientific approach bermuatan nilai masih belum terlaksana dengan

baik.

Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan Scientific

approach bermuatan nilai dapat diketahui melalui skor rata-rata siswa sebelum

pembelajaran sebesar 25,67 yang lebih kecil dibandingkan skor rata-rata siswa

setelah pembelajaran 41,17. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan Scientific approach bermuatan nilai. Rata-rata nilai N-gain 0,57

kategori sedang, hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Scientific

approach bermuatan nilai dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Peningkatan keterampilan berpikir kreatif lebih tinggi terjadi pada indikator

kelancaran dengan N-gain sebesar 0,52, sedangkan peningkatan terendah terjadi

pada indikator merinci sebesar 0,32.

Implementasi Scientific approach bermuatan nilai pada konsep pencemaran

berdsarakan hasil penelitian dapat meningkatkan sikap siswa hal ini dapat dilihat

dari perolehan skor rata-rata siswa sebelum pembelajaran dengan Scientific

approach bermuatan nilai sebesar 34,83 dibandingkan dengan sikap siswa setelah

mendapatkan pembelajaran Scientific approach bermuatan nilai yaitu sebesar

41,17 . Rata-rata nilai N-Gain sikap siswa sebesar 0,28 yang termasuk ke dalam

(33)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

termnasuk ke dalam kategori rendah hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran

Scientific approach bermuatan nilai dapat meningkatkan sikap siswa

Keterlaksanaan pembelajaran Scientific approach bermuatan nilai pada konsep

pencemaran lingkungan hampir seluruh kegiatan dapat terlaksana untuk setiap

tahapan Scientific approach, namun penyisipan muatan nilai masih kurang

terlaksana dengan baik. Penyisipan nilai intelektual dan nilai sosio-politik dalam

tahapan pembelajaran Scientific approach masih kurang maksimal dilakukan oleh

guru. Hal ini merupakan kendala yang dihadapi peneliti dalam memberikan

bimbingan kepada guru dalam penguatan nilai-nilai sains yang terdapat di dalam

materi pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh implementasi

Scientific approach bermuatan nilai pada konsep lingkungan terhadap

kemampuan berpikir kreatif dan sikap siswa, disarankan hal-hal sebagai berikut.

a. Untuk guru

1. Scientific approach dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran

walaupun penggunaan kurikulum 2013 sudah dibatasi pada

sekolah-sekolah tertentu saja. Pendekatan saintifik dapat memberikan

pembelajaran yang bermakna bagi siswa karena pendekatan ini

menekankan pada kemampuan siswa untuk mendapatkan informasi

sendiri.

2. Guru sebaiknya memiliki persiapan dan kemampuan dalam menemukan

nilai-nilai sains yang terdapat dalam konsep pembelajaran yang akan

dilakukan..

b. Untuk peneliti selanjutnya

Penelitian ini merupakan sebagian kecil dari masalah dalam pembelajaran,

serta masih terdapat kekurangan dalam penerapannya, sehingga perlu ada

penelitian lanjutan yang dapat mengembangkan pendekatan saintifik bermuatan

(34)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah serta pengaitan nilai-nilai sainsnya. Peneliti selanjutnya

yang akan menerapkan pembelajaran dengan muatan nilai harus memiliki

persiapan yang matang dimulai pengungkapan nilai-nilai sains yang terdapat di

dalam konsep pembelajaran. Arahan yang diberikan kepada guru yang akan

melaksanakan pembelajaran juga harus dilakukan secara maksimal agar guru

memahami pengaitan nnilai-nilai sains dengan konsep pembelajaran, sehingga

ketika proses pembelajaran berlangsung nilai-nilai sains yang dikaitkan dengan

(35)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akinbobola, A.O. (2009). “Enhancing Students' Attitude Towards Nigerian Senior Secondary School Physics Through the Use of Cooperative, Competitive and

Individualistic Learning Strategies”. Australian Journal of Teacher Education.1, (34), 1-9.

Aunillah, Nurla Isna. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Laksana.

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, K. et al. (2014). Pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga Untuk meningkatkan keterampilan mitigas. (Online). Tersedia dalam: http://www. jurnal.fkip.unila.ac.id.[19 November 2014].

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Campbell, A., Reece, J. B. & Mitchell, L. G. (2010). Biologi edisi delapan-jilid tiga. Erlangga: Jakarta.

Daskolita, et al. (2012). Secondary teachers conception of creativity thinking within the context of environmental education. International Journal of Enviromental and Science Education. Vol 7.

Dunlap, et al. (2000). Measuring Endorsement of the New Ecological Paradigm: A Revised NEP Scale. Journal of Social Issue, Vol 56, No.3, 2000.pp425-442.

Fitriana, S.I. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif (MMI) dalam Proses Pembelajaran Materi Teori Kenetik Gas Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Tesis Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.

Fraenkel, J.W. (2009). How To Design And Evaluate Research In Education.

“Sixth Edition. Published by McGrow-Hill Companies. Inc:1221 Avenue Of The Americans. New York.NY.10020.

(36)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia IndonesiaJaya, I.M. et al. (2014). Pengembangan perangkat pembelajaran biologi Bermuatan pendidikan karakter dengan setting Guided inquiry untuk meningkatkan Karakter dan hasil belajar siswa smp. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2004). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara.

Lazim, M. (2013). Penerapan pendekatan saintifik Dalam pembelajaran kurikulum 2013. (Online). Tersedia dalam: http://www.pppgkes.com.[26 November 2014]

Marlina, M.E. (2013). Kurikulum 2013 Yang Berkarakter. JUPIIS volume 5 No 2.

Mulyasana, D. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.3

Munandar, S. C. U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Naim. (2012). Character Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Permendikbud. (2013). Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pusat Kurikulum (2011). Desain Induk Pendidikan Krakter. Jakarta:Erlangga.

Rahayu, E. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experimental Learning Pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai Terhadap Penguasaan Konsep Dan Konstribusinya Dalam Pembangunan Karakter Siswa.Tesis Pascasarjana UPI:Tidak diterbitkan.

Rahmi, L.Y. (2013). Analisis Pendidikan Karkter Berbasisi Budaya Islam dan Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi dan Karakter Siswa SMA. Tesis Pascasarjana UPI:Tidak diterbitkan.

(37)

Defi Nurlatifah, 2015

PENGARUH IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH BERMUATAN NILAI PADA PEMBELAJARAN LINGKUNGANTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N. Y. (2010). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Pendidikan

Sains dan Asesmennya. (Online). Tersedia dalam:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN%20IPA/195012311979032

%20-%20NURYANI%20RUSTAMAN/KDBI_dalamDIKSainsFINAL.pdf. [4

Februari 2015]

Safitri & Sugiharto. (2013). Buku Pegangan Guru Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Surakarta: Media Tama.

Suherman. (2013). Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) dalam pendidikan.

(Online). Tersedia dalam:

https://suhermanmaman.wordpress.com/2013/11/03/scientific-approach-pedekatan-ilmiah-dalam-pendidikan/.[26 November 2014].

Sukardi & Sugiyanti. (2013). Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar Berbasis Kurikulum 2013. (Online). Tersedia dalam: http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/bedah_buku_14/2014/paper/viewFi le/360/312.[09 November 2014].

Surtikanti, Hartien. K. (2009). Biologi Lingkungan.. Bandung:. Prisma Press Prodaktama

Torrance, E.P. (1990). Thinking Creatively with Words Manual. Bensevile IL: Scholastic Testing Service, Inc.

Uitto, A & Saloranta, S. (2010). The relationship between secondary school

students’ environmentaland human values, attitudes, interests and

motivations. Procedia Social and Behavioral Science. Vol 9.

Waheed, H. (2011). “Secondary Students’ Attitude towards Mathematics in a

Selected School of Maldives”.Journal of Humanities and Social Science. 1, (15), 277-281.

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif
Tabel 3.2. Angket Skala Sikap
Tabel. 3.3. Kisi-kisi Lembar Observasi Pembelajaran Scientific Approach
Tabel 3.4.  Hasil Analisis Signifikansi Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

kualitas pelayanan yang diterima oleh nasabah lebih rendah dari yang diharapkan. maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk atau

Apakah kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan frekuensi 3 kali per minggu berpengaruh positif terhadap harga diri (self esteem) siswa di SMP Santa Maria Bandung..

Namun bila kondisi Anda saat ini ternyata tidak demikian adanya karena masalah yang sedang Anda alami, maka kami berharap Anda dapat menemukan solusi atau inspirasi

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jln Kolonel Wahid Udin Lingkungan II Kelurahan Serasan Jaya Sekayu

Peran strategis ini ditentukan lebih lanjut menjadi tugas pokok, yaitu KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem informasipenjadwalan yang efektif dengan menggunakan aplikasi berbasis web sehingga diperoleh jadwal untuk

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang

• Algoritma greedy untuk penjadwalan pelanggan berdasarkan waktu layanan yang terurut menaik akan selalu menghasilkan solusi optimal.. • Hal ini dinyatakan di dalam