• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Didi Nur Jamaludin, 2013

Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah

PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH

PADA MATERI TUMBUHAN BIJI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Program Magister Pendidikan Biologi

Oleh

Didi Nur Jamaludin 1103321

(2)

Didi Nur Jamaludin, 2013

Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M. Pd

NIP 195305221980021001

Pembimbing II,

Dr. Topik Hidayat, M. Si

NIP 197004101997021001

Mengetahui,

(3)

Didi Nur Jamaludin, 2013

Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah

Dr. H. Riandi, M. Si

NIP 196305011988031002

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul ’’Pengaruh Project

Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah

pada Materi Tumbuhan Biji’’ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri sepenuhnya dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas penyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelangaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saat ini atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2013

Yang membuat pernyataan

ttd

(4)

Didi Nur Jamaludin, 2013

(5)

Didi Nur Jamaludin, 2013

PENGARUH PROJECT BASED LEARNING TERHADAP BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF DAN SIKAP ILMIAH

PADA MATERI TUMBUHAN BIJI

Oleh, Didi Nur Jamaludin (1103321)

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana UPI

ABSTRAK

Project based learning (PjBL) merupakan pembelajaran yang mengembangkan

pemahaman konsep melalui investigasi masalah yang bermakna dan dapat menghasilkan suatu produk. Model PjBL diteliti untuk dianalisis pengaruhnya terhadap berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji. Metode penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain the

matching only pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini terdiri

dari seluruh siswa kelas X disalah satu SMA Kota Bandung. Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen berjumlah 35 siswa dan kelas kontrol berjumlah 36 siswa. Analisis penelitian menggunakan t-test, N-Gain, uji korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan secara signifikan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dibandingkan pembelajaran konvensional. Sikap ilmiah siswa terjadi peningkatan lebih tinggi, namun tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Keterampilan berpikir kritis siswa memiliki hubungan yang tinggi dengan keterampilan berpikir kreatif (r =0,75). Sikap ilmiah menunjukkan hubungan yang rendah terhadap keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif (r= 0,20 dan r =0,22).

Kata Kunci: Pembelajaran berbasis proyek, berpikir kritis, berpikir kreatif, sikap

(6)

Didi Nur Jamaludin, 2013

THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING

TOWARDS CRITICAL AND CREATIVE THINKING, AND SCIENTIFIC ATTITUDES IN SEEDS PLANTS

By, Didi Nur Jamaludin(1103321)

Biology Education,School of Postgraduate Studies, Education University of Indonesia

ABSTRACT

Project based learning (PjBL) is a learning which develops an understanding concept through investigates the meaning problem and can produce a product. The reseach used a quasi experimental research design with the matching only pretest posttest control group design. The study population consisted of all students in the class X at one of senior high school in Bandung. The sample consisted of an experimental group with 35 students and a control group with 36 students. Research analysis used t-test, N-Gain, correlation and regression test. The reseach results showed that the project based learning can significantly improvement critical and creative thinking than the conventional learning. Scientific attitudes of students is higher had improvment, but did not showed significant differences. The ability of critical thinking skills towards creative thinking showed high correlation value (r=0,75). Scientific attitudes showed the low associated towards critical and creative thinking skills (r= 0,20 and r =0,22).

Keywords: Project based learning, critical thinking, creative thinking, scientific

(7)

i Didi Nur Jamaludin, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... . i

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Guru ... 5

2. Bagi Peneliti ... 5

3. Bagi Sekolah ... 5

F. Batasan Masalah ... 5

BAB II PROJECT BASED LEARNING, BERPIKIR KRITIS, BERPIKIR KREATIF, SIKAP ILMIAH DAN TUMBUHAN BIJI ... 7

A. Project Based Learning ... 7

B. Berpikir Kritis ... 11

C. Berpikir Kreatif ... 14

(8)

ii Didi Nur Jamaludin, 2013

E. Tumbuhan Biji ... 19

1. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae) ... 20

2. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae) ... 22

a. Tumbuhan monokotil... 23

b. Tumbuhan dikotil... 24

F. Kerangka Penelitian ... 27

G. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi Penelitian dan Sampel Penelitian... 29

B. Metode Penelitian ... 30

C. Definisi Operasional ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data... 31

F. Prosedur Penelitian ... 32

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 32

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 37

G. Analisis Data ... 38

1. Menghitung Nilai Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif ... 38

2. Menghitung Nilai Rata-Rata ... 38

3. Uji Persyaratan Analisis ... 38

4. Uji Perbedaan Rata-Rata ... 39

5. Normalized Gain ... 39

6. Analisis Korelasi ... 40

7. Analisis Regresi ... 40

8. Analisis Tanggapan Siswa ... 41

9. Analisis Kendala Guru ... 41

(9)

iii Didi Nur Jamaludin, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ... 43

2. Deskripsi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif .... 44

3. Deskripsi Peningkatan Sikap Ilmiah ... 45

4. Hasil Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis ... 46

a. Uji normalitas keterampilan berpikir kritis ... 46

b. Uji perbedaan rata-rata tes awal keterampilan berpikir kritis ... 47

c. Uji perbedaan rata-rata tes akhir keterampilan berpikir kritis ... 47

5. Analisis N-Gain Keterampilan Berpikir Kritis ... 48

6. Hasil Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kreatif ... 50

a. Uji normalitas keterampilan berpikir kreatif ... 50

b. Uji perbedaan rata-rata tes awal keterampilan berpikir kreatif ... 50

c. Uji perbedaan rata-rata tes akhir keterampilan berpikir kreatif ... 51

7. Analisis N-Gain Keterampilan Berpikir Kreatif ... 51

8. Hasil Analisis Uji Perbedaan Rata-Rata Sikap Ilmiah .. 53

a. Uji normalitas sikap ilmiah ... 53

b. Uji perbedaan rata-rata sikap ilmiah awal ... 53

c. Uji perbedaan rata-rata sikap ilmiah akhir ... 53

9. Analisis N-Gain Sikap Ilmiah ... 55

10. Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Sikap Ilmiah ... 55

B. Pembahasan ... 57

(10)

iv Didi Nur Jamaludin, 2013

2. Perbedaan Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif ... 64

3. Perbedaan Peningkatan Sikap Ilmiah ... 71

4. Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran ... 73

5. Kendala Guru terhadap Model Pembelajaran ... 75

6. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

1. Saran bagi Siswa ... 79

2. Saran bagi Guru ... 80

3. Saran bagi Sekolah ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(11)

v Didi Nur Jamaludin, 2013

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 13

Tabel 2.2. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif ... 15

Tabel 2.3. Anggota Gymnospermae... 21

Tabel 2.4. Contoh Famili Tumbuhan Monokotil ... 23

Tabel 2.5. Contoh Famili Tumbuhan Dikotil ... 24

Tabel 3.1. Desain Penelitian the matching only pretest posttest control Group………..………. 29

Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 32

Tabel 3.3. Hasil Analisis Signifikansi Korelasi ... 33

Tabel 3.4. Interval Koefisien Korelasi ... 34

Tabel 3.5. Hasil Distribusi Tingkat Validitas ... 34

Tabel 3.6. Interval Reliabilitas ... 35

Tabel 3.7. Interval Daya Pembeda ... 36

Tabel 3.8. Hasil Analisis Daya Pembeda ... 36

Tabel 3.9. Interval Tingkat Kesukaran ... 37

Tabel 3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ... 37

Tabel 4.1 Uji Normalitas Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis ... 46

Tabel 4.2. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Awal Keterampilan Berpikir Kritis ... 47

(12)

vi Didi Nur Jamaludin, 2013

Kritis ... 47

Tabel 4.4 Uji Normalitas Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif ... 50

Tabel 4.5. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Awal Keterampilan Berpikir Kreatif ... 51

Tabel 4.6. Uji Perbedaan Rata-Rata Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif ... 51

Tabel 4.7. Uji Normalitas Sikap Ilmiah Awal dan Sikap Ilmiah Akhir ... 53

Tabel 4.8. Uji Perbedaan Rata-Rata Sikap Ilmiah Akhir ... 54

Tabel 4.9. Uji Perbedaan Rata-Rata Sikap Ilmiah Akhir ... 54

(13)

vii Didi Nur Jamaludin, 2013

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Hidup Tumbuhan Pinus.. ... 22

Gambar 2.1. Siklus Hidup Tumbuhan Angiospermae.. ... 26

Gambar 3.1. Alur Penelitian.. ... 42

Gambar 4.1. Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Tes Awal dan

Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

dengan Kelas Kontrol ... 43

Gambar 4.2. Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Tes Awal dan

Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen

dengan Kelas Kontrol ... 44

Gambar 4.3. Rekapitulasi Perbandingan Rata-Rata Skor Sikap Ilmiah

Awal dan Sikap Ilmiah Akhir Kritif Kelas Eksperimen

dengan Kelas Kontrol ... 45

Gambar 4.4. Rekapitulasi Perbandingan Skor N-Gain Aspek Keterampilan

Bepikir Kritis Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol... ... 48

(14)

viii Didi Nur Jamaludin, 2013

Bepikir Kreatif Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 52

Gambar 4.6. Rekapitulasi Perbandingan Skor N-Gain Setiap Aspek Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol... ... 55

DAFTAR LAMPIRAN A. Instrumen Penelitian Halaman Lampiran A.1. Silabus kelas eksperimen.. ... 86

Lampiran A.2. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen.. ... 89

Lampiran A.3. Silabus kelas kontrol.. ... 94

Lampiran A.4. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol ... 98

Lampiran A.5. Distribusi soal keterampilan berpikir kritis ... 102

Lampiran A.6. Instrumen keterampilan berpikir kritis.. ... 103

Lampiran A.7. Distribusi soal keterampilan berpikir kreatif ... 114

Lampiran A.8. Instrumen keterampilan berpikir kreatif.. ... 115

Lampiran A.9. Instrumen sikap ilmiah.. ... 120

Lampiran A.10. Judgement instrumen penelitian ... 123

Lampiran A.11. Analisis butir soal keterampilan berpikir kritis.. ... 128

(15)

ix Didi Nur Jamaludin, 2013

Lampiran A.13. Contoh laporan identifikasi tanaman.. ... 136

Lampiran A.14. Contoh tanggapan siswa.. ... 146

Lampiran A.15. Angket kendala guru.. ... 148

Lampiran A.16. Dokumentasi foto pembelajaran berbasis proyek ... 149

B. Analisis Data Penelitian Lampiran B.1. Hasil keterampilan berpikir kritis kelas eksperimen.. ... 152

Lampiran B.2. Hasil keterampilan berpikir kritis kelas kontrol... 153

Lampiran B.3. Hasil keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen. ... 154

Lampiran B.4. Hasil keterampilan berpikir kreatif siswa s kontrol ... 155

Lampiran B.5. Hasil berpikir kritis aspek I kelas eksperimen ... 156

Lampiran B.6. Hasil berpikir kritis aspek II kelas eksperimen ... 157

Lampiran B.7. Hasil berpikir kritis aspek III kelas eksperimen ... 158

Lampiran B.8. Hasil berpikir kritis aspek IV kelas eksperimen ... 159

Lampiran B.9. Hasil berpikir kritis aspek V kelas eksperimen... 160

Lampiran B.10. Hasil berpikir kritis aspek VI kelas eksperimen ... 161

Lampiran B.11. Hasil berpikir kritis aspek VII kelas eksperimen ... 162

Lampiran B.12. Hasil berpikir kritis aspek VIII kelas eksperimen... 163

Lampiran B.13. Hasil berpikir kritis aspek I kelas kontrol ... 164

Lampiran B.14. Hasil berpikir kritis aspek II kelas kontrol ... 165

Lampiran B.15. Hasil berpikir kritis aspek III kelas kontrol ... 166

Lampiran B.16. Hasil berpikir kritis aspek IV kelas kontrol ... 167

Lampiran B.17. Hasil berpikir kritis aspek V kelas kontrol ... 168

Lampiran B.18. Hasil berpikir kritis aspek VI kelas kontrol ... 169

Lampiran B.19. Hasil berpikir kritis aspek VII kelas kontrol ... 170

Lampiran B.20. Hasil berpikir kritis aspek VIII kelas kontrol ... 171

Lampiran B.21. Hasil berpikir kreatif aspek I kelas eksperimen ... 172

Lampiran B.22. Hasil berpikir kreatif aspek II kelas eksperimen... 173

Lampiran B.23. Hasil berpikir kreatif aspek III kelas eksperimen ... 174

(16)

x Didi Nur Jamaludin, 2013

Lampiran B.25. Hasil berpikir kreatif aspek V kelas eksperimen ... 176

Lampiran B.26. Hasil berpikir kreatif aspek I kelas kontrol ... 177

Lampiran B.27. Hasil berpikir kreatif aspek II kelas kontrol ... 178

Lampiran B.28. Hasil berpikir kreatif aspek III kelas kontrol ... 179

Lampiran B.29. Hasil berpikir kreatif aspek IV kelas kontrol ... 180

Lampiran B.30. Hasil berpikir kreatif aspek V kelas kontrol ... 181

Lampiran B.31. Hasil sikap ilmiah kelas eksperimen ... 183

Lampiran B.32. Hasil sikap ilmiah kelas kontrol ... 184

Lampiran B.33. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes awal berpikir kritis ... 185

Lampiran B.34. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes awal berpikir kreatif ... 186

Lampiran B.35. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata Sikap ilmiah awal ... 187

Lampiran B.36. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes akhir berpikir kritis ... 188

Lampiran B.37. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata tes akhir berpikir kreatif ... 189

Lampiran B.38. Uji normalitas dan uji hipotesis perbedaaan rata-rata sikap ilmiah akhir ... 190

Lampiran B.39. Uji korelasi antara keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah ... 191

Lampiran B.40. Uji regresi keterampilan berpikir kreatif dengan Berpikir kritis ... 192

Lampiran B.41. Uji regresi keterampilan berpikir kreatif dengan sikap ilmiah ... 194

Lampiran B.42. Uji regresi keterampilan berpikir kritis dengan sikap ilmiah ... 196

(17)

xi Didi Nur Jamaludin, 2013

C. Surat Penelitian

Lampiran C.1. Surat keputusan pembimbing penulisan tesis ... 200

Lampiran C.2. Surat permohonan izin penelitian ... 202

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Project Based Learning (PjBL) mengarahkan siswa untuk menggunakan

keterampilan berpikir dalam menghasilkan suatu produk atau karya yang memiliki

daya guna. Pembelajaran biologi yang dilakukan selama ini belum sepenuhnya

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis,

berpikir kreatif untuk menganalisis fenomena lingkungan, melalui kegiatan

tersebut sebetulnya dapat dikembangkan proses sains seperti kegiatan observasi,

klasifikasi, komunikasi dan pembentukan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,

teliti serta kerjasama. Depdiknas (2008: 3) menjelaskan penilaian terhadap

pembelajaran berbasis kompetensi dilakukan untuk mengetahui pencapaian

kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Pembelajaran biologi diharapkan tidak hanya berorentasi pada hafalan

konsep, melainkan dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa.

Kemampuan intelektual menjadi salah satu hal yang perlu ditingkatkan, karena

mendidik siswa untuk menggunakan kecerdasannya untuk lebih kritis, analitis dan

kreatif terhadap suatu masalah untuk dicarikan solusi yang memiliki nilai guna.

Yudianto (2005:14) menjelaskan ilmu pengetahuan dapat berkembang, sebagai

akibat setiap penggunanya menggali nilai-nilai intelektual. Keterampilan berpikir

tingkat tinggi berupa beripikir kritis, beripikir kreatif dan pemecahan masalah

merupakan beberapa keterampilan yang penting bagi siswa dalam menghadapi

kehidupan di dunia nyata, hal itu selaras dengan tujuan pendidikan Indonesia

sebagaimana tertera dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 sebagai

berikut.

(19)

2

Sikap ilmiah menjadi komponen hasil belajar perlu dibelajarkan kepada

siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran sains selain dari kemampuan

kognitif dan psikomotorik. Pakar-pakar pendidikan sains juga berharap melalui

sikap ilmiah dapat menjadikan pendidikan karakter bagi siswa untuk dapat

bertanggungjawab, kerjasama, menumbuhkan rasa ingin tahu dan lain sebagianya.

Integrasi kemampuan kognitif dan sikap ilmiah pada prinsipnya membelajarkan

siswa untuk dapat memiliki kemampuan literasi sains (scienctific literacy), yakni

dapat menggunakan pengetahuan untuk mempertimbangkan sikap hidup dalam

merencanakan, menentukan dan menghadapi permasalahan dalam kehidupannya.

El Mubarok (2009: 54) menjelaskan sebuah kondisi organisme yang sudah stabil

pada saatnya akan menghasilkan sikap yakni tindakan atau persepsi sesuai

dengan apa yang dipelajari dan diarahkan oleh motif tujuan tertentu untuk

menghasilkan suatu nilai.

Pembelajaran biologi yang bermakna bagi siswa jika dapat mengarahkan

dalam pengalaman autentik untuk proses berpikir dan mengembangkan potensi

keterampilan. Ausubel dan Novak menjelaskan pembelajaran bermakna terjadi

ketika informasi yang baru dapat dikaitkan dengan konsep-konsep pada struktur

kognitif sebelumnya dan pembelajaran bermakna terjadi ketika siswa dapat

mengembangkan strukur kognitif. Model PjBL menjadi pembelajaran yang dapat

menjadi sarana untuk mengarahkan pembelajaran lebih pada kontekstual, penuh

makna dan mengembangkan nilai intelektual. Bern dan Erickson (2001)

menjelaskan pembelajaran kontekstual dapat membantu guru dalam

menghubungkan konten materi dengan situasi dunia yang sesungguhnya dan

memotiasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan dan aplikasi dalam

kehidupan, sehingga siswa dapat menemukan makna dalam proses belajar. Baker

et al (2011: 1) mengatakan pembelajaran berbasis proyek menjadi kekuatan

pendidikan masyarakat yang relevan pada abad ke 21.

Lingkungan sekitar sebagai sumber belajar biologi selama ini belum

optimal, salah satunya materi tumbuhan. Pembelajaran sistematika tumbuhan

selama ini, siswa memiliki ketertarikan yang kurang karena kesan yang muncul

terhadap materi penuh dengan hafalan, sehingga minat siswa untuk belajar

(20)

3

dapat mengembangkan nilai intelektual lebih tinggi, sehingga pandangan terhadap

tumbuhan tidak hanya berupa kumpulan konsep melainkan suatu anugerah yang

memiliki potensi besar untuk kesejahteraan manusia lebih besar seperti

diversifikasi makanan, obat herbal, kerajinan dan kesenian. Permasalahan dan

potensi tersebut melalui model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) dapat dijadikan sarana melatih proses berpikir tingkat tinggi,

mengembangkan keterampilan dan sikap ilmiah siswa. Eskrootchi dan

Oskrorochi (2010: 1) menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan menjadi

tugas utama dalam pendidikan. Oleh karena itu pembelajaran berbasis proyek

diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan berpikir kritis,

berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut.

’’Bagaimana pengaruh model project based learning terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah siswa pada materi tumbuhan

biji?’’

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan masalah tersebut, dibuat pertanyaan penelitian sebagai

berikut.

1. Bagaimana perbedaan keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen

yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi tumbuhan biji?

2. Bagaimana perbedaan keterampilan berpikir kreatif antara kelas eksperimen

yang menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi tumbuhan biji?

3. Bagaimana perbedaan sikap ilmiah siswa antara kelas eksperimen yang

menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang

(21)

4

4. Bagaimana hubungan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap

ilmiah?

5. Bagaimana tanggapan siswa pada penerapan model project based learning

pada materi tumbuhan biji?

6. Bagaimana kendala guru penerapan model project based learning pada materi

tumbuhan biji?

7. Apa keunggulan dan kelemahan penerapan model project based learning

pada materi tumbuhan biji?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut.

1. Menganalisis keterampilan berpikir kritis antara kelas eksperimen yang

menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional dengan perbandingan pretest dan

posttest.

2. Menganalisis keterampilan berpikir kreatif antara kelas eksperimen yang

menggunakan model project based learning dan kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional dengan perbandingan pretest dan

posttest.

3. Menganalisis sikap siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model

project based learning dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

konvensional dengan perbandingan pretest dan posttest.

4. Menganalisis hubungan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap

ilmiah.

5. Mengetahui tanggapan siswa pada penerapan model project based learning

materi tumbuhan biji.

6. Mengetahui kendala guru dalam penerapan model project based learning

pada materi tumbuhan biji.

7. Mengetahui keunggulan dan kelemahan penerapan model project based

(22)

5

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

a. Diharapkan dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan

berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah.

b. Diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi tumbuhan

biji.

c. Diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk mempelajari

tumbuhan biji.

2. Bagi Peneliti

Mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan model project based

learning terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap

ilmiah siswa pada materi tumbuhan biji.

3. Bagi Sekolah

1. Model project based learning sebagai referensi inovasi model

pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Referensi pembelajaran yang mengarahkan siswa pada keterampilan

berpikir tingkat tinggi.

F. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan arah dan jalannya penelitian, maka masalah

penelitian dibatasi sebagai berikut.

1. Pembelajaran menggunakan project based learning pada materi tumbuhan

biji (Spermatophyta) meliputi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan

tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Materi tersebut diajarkan kelas X

semester genap sesuai dengan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang

standar isi (SI) mata pelajaran Biologi.

2. Keterampilan berpikir kritis meliputi tujuan (purpose), pertanyaan terhadap

masalah (question at issue), asumsi (assumptions), sudut pandang (point of

view), informasi (information), konsep (concepts), interpretasi dan menarik

kesimpulan (interpretation and inference) serta implikasi dan akibat-akibat

(23)

6

3. Keterampilan berpikir kreatif meliputi; berpikir lancar (fluency), berpikir

luwes (flexibility), berpikir orisinil (originality), merinci (elaboration) dan

menilai (evaluation) (Williams dalam Munandar, 1992).

4. Sikap ilmiah siswa dibatasi pada sikap rasa ingin tahu, teliti, bekerjasama,

tekun dan peduli lingkungan (Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP

(24)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA)

Kota Bandung. Populasi penelitian merupakan kelas X yang terdiri dari 10

kelas, dengan jumlah populasi sebanyak 400 siswa. Sampel penelitian dipilih

secara berkelompok, sebanyak dua kelas meliputi kelas eksperimen yang

menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dengan

jumlah siswa 35 orang dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

langsung (direct instruction) dengan jumlah siswa 36 orang, sehingga jumlah

sampel keseluruhan sebanyak 71 siswa. Alasan pemilihan dua kelas sebagai

sampel penelitian karena kondisi semua kelas bersifat homogen dan untuk

mempermudah dalam penelitian, sehingga penelitian dapat lebih fokus.

B. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini, menggunakan metode kuasi eksperimen

(quasi ekperimental designs) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas berupapembelajaran berbasis

proyek (project based learning) dan metode pembelajaran langsung (direct

instruction). Variabel terikat berupa keterampilan berpikir kritis, keterampilan

berpikir kreatif dan sikap ilmiah. Penelitian ini menggunakan the matching only

pretest posttest control group design sebagai berikut.

Tabel 3.1. Desain Penelitian the Matching Only Pretest Posttest Control Group

Kelas Eksperimen M O1 X O2

Kelas Kontrol M O1 K O2

Keterangan:

M = sampel yang dipilih dan dipasangkan dalam setiapkelas

X = pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis proyek

(25)

30

O2 = posttest (tes akhir) (Fraenkel dan Wallen, 2007: 274)

C. Definisi Operasional

Untuk lebih memahami penelitian, maka disusunlah definisi operasional

sebagai berikut.

1. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek mengarahkan

siswa untuk belajar, terstruktur dan teroganisasikan dalam suatu proyek dan

menghasilkan produk. Desain pembelajaran berupa penugasan proyek

identifikasi tumbuhan biji sesuai dengan tema masing-masing kelompok dan

membuat olahan tanaman yang memiliki nilai tambah.

2. Pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang sering

digunakan dalam pembelajaran di sekolah, diantaranya pembelajaran

langsung (direct instruction). Pembelajaran langsung merupakan

pembelajaran yang mengkondisikan guru untuk membelajarkan secara

langsung isi mata pelajaran dengan dikombinasikan demonstrasi kepada

seluruh siswa.

3. Berpikir kritis merupakan proses berpikir rasional, untuk menganalisis

argumen, interpretasi, mengembangkan keterpaduan, memahami asumsi

dan tujuan. Aspek keterampilan berpikir kritis meliputi; tujuan (purpose),

pertanyaan terhadap masalah (question at issue), asumsi (assumptions),

sudut pandang (point of view), informasi (information), konsep (concepts),

interpretasi dan menarik kesimpulan (interpretation and inference), serta

implikasi dan akibat-akibat (implication and concequens). Tipe soal yang

digunakan berupa pilihan ganda beralasan. Pengukuran keterampilan

berpikir kritis siswa pada saat di awal dan di akhir pembelajaran.

4. Berpikir kreatif merupakan proses berpikir untuk mengembangkan atau

menemukan (invent) yang baru, membangun suatu ide atau produk,

memberikan rincian terhadap sesuatu serta mengevaluasisuatu ide atau

gagasan. Aspek keterampilan berpikir kreatif meliputi; berpikir lancar

(fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (originality), merinci

(elaboration) dan menilai (evaluation). Tipe soal yang digunakan berupa

soal essay. Pengukuran keterampilan berpikir kreatif siswa pada saat di awal

dan di akhir pembelajaran.

(26)

31

5. Sikap ilmiah merupakan kencenderungan untuk bertindak terhadap sesuatu

secara sistematis yang didasarkan oleh penilaian ilmiah. Sikap ilmiah siswa

meliputi; sikap rasa ingin tahu, teliti, bekerjasama, tekun dan peduli

lingkungan. Sikap ilmiah diukur dengan skala sikap ilmiah menggunakan

skala Likert dari satu sampai dengan empat (1 s.d 4). Pengukuran sikap

ilmiah pada saat di awal dan di akhir pembelajaran.

D. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen penelitian sebagai berikut.

1. Silabus model pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran langsung.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran

berbasis proyek dan pembelajaran langsung.

3. Keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan tes jenis pilihan ganda

beralasan dengan jumlah 20 soal, dengan masing-masing soal memiliki

rentangan skor satu sampai dengan 3 (1 s.d 3).

4. Keterampilan berpikir kreatif dengan jenis tes menggunakan essay dengan

jumlah 10 soal, dengan masing-masing soal memiliki rentangan skor 1 s.d 3.

5. Skala sikap ilmiah dengan menggunakan skala Likert skor 1 s.d 4 yang

terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Penyataan positif, skor

yang diperoleh meliputi; sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, setuju= 3,

sangat setuju=4. Penyataan negatif, skor yang diperoleh meliputi; sangat

tidak setuju = 4, tidak setuju = 3, setuju= 2, sangat setuju= 1. Total

pernyataan skala sikap berjumlah 49 item.

6. Angket tanggapan siswa

Angket tanggapan siswa berupa 5 pertanyaaan tipe terbuka dan tertutup serta

1 pertanyaan tipe terbuka.

7. Angket kendala guru.

Angket tanggapan siswa berupa 2 pertanyaan tipe terbuka.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data selama penelitian, dijelaskan sesuai pada Tabel

(27)

32

Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data Keterangan

1 Keterampilan

berpikir kritis Pretest dan Posttest

Pelaksanaan di awal dan di akhir pembelajaran

2 Keterampilan

berpikir kreatif Pretest dan Posttest

Pelaksanaan di awal dan di akhir pembelajaran

4 Sikap ilmiah Skala Sikap Ilmiah Pelaksanaan di awal dan di akhir pembelajaran

5 Tanggapan

siswa Angket

Pelaksanaan di akhir pembelajaran

6 Kendala guru Angket Pelaksanaan di akhir

pembelajaran

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yakni tahap persiapan

penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian, berikut ini beberapa tahap prosedur

penelitian.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian meliputi:

a. melakukan observasi awal untuk analisis sumber belajar dan isu.

b. pemilihan model pembelajaran yang akan diujikan.

c. penyusunan silabus dan RPP dengan model pembelajaran berbasis proyek

pada materi tumbuhan biji untuk kelas eksperimen.

d. penyusunan silabus dan RPP dengan pembelajaran langsung untuk kelas

kontrol.

e. Penyusunan instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir meliputi

berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap siswa.

f. Pemberian penilaian (judgement) terhadap instrumen penelitian berupa tes

keterampilan berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap

ilmiah siswa. Pemberian judgement bertujuan untuk pertama, untuk

mengetahui validitas isi yakni tes dapat mengukur keabsahan isi materi dan

tujuan pembelajaran. Soal objektif maupun soal uraian dapat dilakukan

validitas isi oleh pakar ahli melalui judgement. Kedua, validitas konstruksi

(28)

33

apabila butir-butir soal dapat mengukur aspek berpikir siswa. Menurut

Sugiyono (2011; 350) validitas internal instrumen berupa tes harus

memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi. Azwar (2012: 116)

menjelaskan validatas konstruk merupakan bagian penting yang terpenting

dalam perencanaan dan penyusunan tes, yakni secara spesifik, rangkaian

konsep teoritik dan interrelasinya dengan merumuskan dimensi keperilakuan

dan indikator-indikatornya sehingga menjamin komprehensivitas dan

relevansi isi tes.

g. melaksanakan uji instrumen penelitian dengan mengujicobakan instrumen di

kelas lain (kelas di luar sampel). Pengujian instrumen penelitian

dilaksanakan pada dua kelas, hal itu bertujuan untuk memperoleh analisis

data yang lebih komprehensif.

h. uji coba instrumen

Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas empiris atau

validitas ada sekarang (concurrent validity). Tes memiliki validitas empiris

jika secara pengalaman, sudah pernah diujikan (Arikunto, 2008:13). Soal

yang telah diujicobakan dan diberikan penilaian tim ahli (judgement)

berjumlah 34 soal, kemudian digunakan sebagai instrumen tes berjumlah

20 soal. Butir soal pilihan ganda keterampilan berpikir kritis yang telah diuji

cobakan memiliki signifikansi sebagai berikut.

Tabel 3.3. Hasil Analisis Signifikansi Korelasi

No Signifikansi Korelasi Jumlah Soal Persentase

1 Sangat Signifikan 10 50%

2 Signifikan 4 20%

3 Revisi 6 30%

Total 20 100%

Sumber: Lampiran A. 11

Berdasarkan Tabel 3.3, soal keterampilan berpikir kritis memiliki 10 soal

(50%) kategori sangat signifikan, 4 (20%) soal kategori signifikan dan 6 soal

(30%) dilakukan revisi, sehingga total soal yang digunakan berjumlah 20 soal.

Beberapa soal direvisi dengan pertimbangan, sebagai berikut; 1) memiliki nilai

signifikansi korelasi > 0,20, 2) soal berpikir kritis sudah diberi penilaian

(29)

34

aspek indikator keterampilan berpikir kritis. Berikut ini analisis soal dengan

distribusi tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

1. Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tes dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, untuk mengetahui validitas item soal

digunakan rumus sebagai berikut.

= jumlah kuadrat skor item

Σ Y2

= jumlahkuadrat skor total

Σ XY = jumlah perkalian skor item dan skor total. (Arifin, 2012: 254)

Tingkat validitas soal dapat dilakukan interpretasi sesuai dengan standar

koefisien korelasi, yang dijelaskan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Interval Koefisien Korelasi

Tabel 3.5. Hasil Distribusi Tingkat Validitas

No Tingkat Validitas Jumlah Soal Persentase

(30)

35

Sumber: Lampiran A. 11

Berdasarkan Tabel 3.5, soal keterampilan berpikir kritis memiliki tingkat

validitas meliputi 1 soal (5%) kategori tingkat validitas tinggi, 9 soal (45%)

kategori tingkat validitas cukup, dan 10 soal (50%) kategori tingkat validitas

rendah.

2. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan alat evaluasi

dalam mengukur. Alat tes memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika memiliki

unsur keajegan dalam menentukan hasil belajar. Analisis reliabilitas

menggunakan KR-20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson (Arikunto,

2006) sebagai berikut.

[ ] [ ]

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q =1 – p)

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes.

Interpretasi tingkat reliabilitas dijelaskan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Interval Reliabilias (r11)

(Arikunto, 2006)

Berdasarkan analisis dengan menggunakan program Anates, keterampilan

berpikir kritis memiliki tingkat nilai reliabilitas sebesar 0,65 masuk dalam

kategori tinggi.

3. Daya pembeda

Perhitungan daya pembeda bertujuan untuk mengukur sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan peserta didik yang menguasai kompetensi dengan

No Interval r11 Kriteria

(31)

36

peserta didik yang belum menguasai kompetensi (Arifin: 2012:273). Berikut

rumus daya pembeda yang digunakan.

Keterangan:

DP = daya pembeda

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Berikut ini interval daya pembeda yang dijelaskan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Interval Daya Pembeda

No Interval DP Kriteria

Untuk mempermudah dalam analisis daya pembeda soal, maka analisis

daya pembeda dengan menggunakan program Anates. Hasil analisis soal uji coba

keterampilan berpikir kritis memiliki skor daya pembeda yang diinterpretasikan

sesuai dengan Tabel 3.7, dihasilkan soal dengan daya pembeda pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Hasil Analisis Daya Pembeda

No Kriteria Jumlah Soal Persentase

1 Jelek 2 10%

pembeda, dengan kriteria jelek berjumlah 2 soal (10%) , kriteria cukup berjumlah

8 soal (40%) dan kriteria baik berjumlah 10 soal (50%). Beberapa soal yang

memiliki kriteria jelek dikarenakan soal tersebut tidak dapat membedakan antara

siswa kemampuan atas dan siswa kekamampuan rendah, oleh karena itu beberapa

pengecoh direvisi dalam penyusunan instrumen lebih lanjut

 

(32)

37

4. Tingkat kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengukur sebarapa

jauh derajat kesukaran suatu soal (Arifin: 2012:273). Berikut ini rumus yang

digunakan.

Keterangan:

B = banyaknya siswa yang menjawab benar. JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Tingkat kesukaran diinterpretasikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Interval Tingkat Kesukaran

(Arikunto, 2006).

Hasil analisis soal uji coba keterampilan berpikir kritis dengan

menggunakan program Anates, memiliki skor dengan tingkat kesukaran yang

diinterpretasikan sesuai Tabel 3.9, menghasilkan distribusi tingkat kesukaran,

sebagai berikut (Tabel 3.10).

Tabel 3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

Sumber: Lampiran A. 11

Berdsarkan Tabel 3.10, soal keterampilan berpikir kritis memiliki variasi

tingkat kesukaran meliputi; 2 soal (10%) kategori tingkat sukar, 12 soal (60%)

kategori sedang, dan 6 soal (30%) kategori mudah.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dengan memilih dua sampel kelas

eksperimen melalui pemilihan secara berkelompok yang dipasangkan antara

kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project

No Interval P Kriteria

1 0,00 P 0,30 Sukar

2 0,30 < P 0,70 Sedang

3 0,70 < P 1,00 Mudah

No Kriteria Jumlah Soal Persentase

(33)

38

based learning) dan pembelajaran langsung di kelas kontrol pada materi

tumbuhan biji. Guru memberikan pembelajaran proyek berupa penugasan secara

berkelompok untuk melakukan investigasi dalam mengidentifikasi beberapa

tumbuhan biji dengan bimbingan guru. Hasil proyek berupa makalah laporan

identifikasi tanaman dan pembuatan olahan tanaman yang memiliki nilai tambah.

Pembelajaran di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional

berupa metode pembelajaran langsung (direct instruction) dengan kombinasi

demonstrasi organ reproduksi tumbuhan biji dan pertulangan daun. Tes

keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan skala sikap ilmiah diberikan

kepada siswa pada awal dan akhir pembelajaran.

G. Analisis Data

1. Menghitung Nilai Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif

Penghitungan nilai keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif

bertujuan untuk memperoleh deskripsi angka yang sama dari skala 0 s.d 100.

Rumus yang digunakan sebagai berikut.

2. Menghitung Nilai Rata-Rata

Menghitung nilai rata-rata tes keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif

dan sikap ilmiah dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

Me = mean (rata-rata)

∑Xi = jumlah x ke i sampai ke n n = jumlah individu

(Sugiyono, 2007: 49)

3. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis dilakukan untuk menentukan statistik penelitian

parametrik atau non parametrik, Sugiyono (2007; 95) menjelaskan bahwa statistik

parametrik digunakan apabila data yang digunakan berdistribusi normal dan

(34)

39

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal

pada hasil belajar siswa meliputi; keterampilan berpikir kritis, keterampilan

berpikir kreatif dan sikap ilmiah. Pengujian normalitas data dengan

aplikasiprogram SPSS 16 (Statistical Passage for Social Science), dengan teknik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, sehingga dapat diketahui bahwa data tes

awal dan tes akhir tidak berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai

Asymp. Sig. (1-tailed) lebih kecil dari α (0,05).

4. Uji Perbedaan Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan sebagai uji hipotesis, untuk

mengetahui nilai signifikan terkait pengaruh pembelajaran berbasis proyek

terhadap keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif dan sikap

ilmiah dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

langsung. Uji perbedaan rata-rata dapat menggunakan hasil tes akhir atau

N-Gain sebagai data uji hipotesis, maka dengan melihat analisis data tes awal, jika

data tidak menunjukkan perbedaan signifikan maka analisis yang digunakan

menggunakan data tes akhir dan jika tes awal maka menunjukkan perbedaan

signifikan maka analisis yang digunakan menggunakan data N-Gain. Uji

hipotesis menggunakan uji-t (t-test) melalui independent samples t-test dengan

menggunakan program SPSS 16.

5. Normalized Gain (N-Gain)

Normalized Gain (N-gain) digunakan untuk mengetahui peningkatan

rata-rata umum dan setiap aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan

sikap ilmiah antara kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Rumus

(35)

40

Tingkat perolehan skor dikategorikan atas 3 kategori, yaitu:

Tinggi = N-Gain > 0,7 Sedang = 0,3 < N-Gain < 0,7 Rendah = N-Gain < 0,3.

6. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan

berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah, untuk teknik perhitungan korelasi

dengan menggunakan program SPSS. Sugiyono (2007; 224-233) menjelaskan

analisis korelasi ganda (multiple correlation) bertujuan untuk mengetahui arah

dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau

lebih dengan satu variabel dependen. Hubungan nilai keterampilan berpikir kritis,

berpikir kreatif dan sikap ilmiah dapat diinterpretasikan berdasarkan standar yang

sudah ditetapkan, oleh Young (Trihendradi, 2009: 197-198) sebagai berikut.

1) 0,7-1,00 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat

hubungan yang tinggi.

2) 0,4-0,69 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat

hubungan yang subtansial

3) 0,2-0,39 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat

hubungan yang rendah

4) < 0,19 baik angka positif maupun angka negatif, menunjukkan derajat

hubungan yang diabaikan.

7. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi perubahan nilai antar

variabel. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan variabel indenpenden

dengan variabel independen. Persamaan umum rumus regresi linear sederhana

sebagai berikut.

Y = a + bX

Keterangan:

Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga konstanta

(36)

41

(Sugiyono: 2007; 260-267).

8. Analisis Tanggapan Siswa

Analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek pada materi tumbuhan biji dianalisis secara

deskriptif dari hasil angket. Analisis tanggapan siswa meliputi; 1) memahami

materi tumbuhan biji, 2) memahami keanekaragaman tumbuhan biji. 3)

meningkatkan motivasi belajar tumbuhan biji, 4) mencari referensi sumber

belajar, 5) kendala dalam pembelajaran berbasis proyek dan 6) saran dalam

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

9. Analisis Kendala Guru

Analisis kendala guru dalam menggunakan model pembelajaran berbasis

proyek pada materi tumbuhan biji melalui angket kendala guru.

10.Analisis Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran

Analisis keunggulan dan kelemahan model project based learning

berdasarkan pelaksanakan pembelajaran, hasil keterampilan berpikir kritis,

(37)

42

Berikut ini alur penelitian, yang dijelaskan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Alur Penelitian

(38)

78

Didi Nur Jamaludin, 2013

Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tentang pengaruh

pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan berpikir kritis, berpikir

kreatif dan sikap ilmiah, maka dapat disimpulkan penelitian ini sebagai berikut.

Pertama, peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) secara signifikan

lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai skor

N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi 0,49 (kriteria sedang) dibandingkan kelas

kontrol 0,33 (kriteria sedang). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

proyek lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan

keterampilan berpikir kritis.

Kedua, peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) secara signifikan

lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai N-Gain

kelas eksperimen lebih tinggi 0,39 (kriteria sedang) dibandingkan kelas kontrol

0,20 (kriteria rendah). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran proyek

lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif.

Ketiga, peningkatan sikap ilmiah siswa menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek (project based learning) tidak menunjukkan hasil perbedaan

signifikan dibandingkan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai N-Gain

kelas eksperimen sedikit lebih tinggi 0,11 (kriteria rendah) dibandingkan kelas

kontrol 0,04 (kriteria rendah). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

proyek dapat meningkatkan sikap ilmiah sedikit lebih tinggi dibandingkan

pembelajaran konvensional, walaupun tidak berbeda signifikan.

Keempat, keterampilan berpikir kritis siswa memiliki hubungan yang

(39)

79

Didi Nur Jamaludin, 2013

Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada

hubungan yang rendah terhadap keterampilan berpikir kritis dan keterampilan

berpikir kreatif (r= 0,20 dan r =0,22).

Kelima, tanggapan siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek

(project based learning) memberikan respon positif karena menilai pembelajaran

berbasis proyek dapat membantu siswa dalam pemahaman materi, mengetahui

keanekaragaman tumbuhan biji, mendorong lebih aktif terhadap

referensi-referensi biologi seperti situs internet dan ensiklopedia, mengikuti pembelajaran

tumbuhan biji merasa lebih menarik, sehingga rasa ingin tahu dan motivasi siswa

lebih meningkat.

Keenam, kendala guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek

(project based learning). Pertama siswa kurang tertib dalam mengumpulkan hasil

proyek seperti laporan identifikasi tumbuhan dan produk olahan tanaman. Kedua,

pengkondisian siswa dalam menyampaikan hasil pembelajaran proyek.

Ketujuh, keunggulan model pembelajaran berbasis proyek (project based

learning) diantaranya; a) pembelajaran lebih berpusat pada siswa. b) model

pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif

dan sikap ilmiah. c), model pembelajaran ini mendorong kepada siswa untuk

menciptakan produk-produk inovatif yang dapat memberikan nilai tambah.

Kelemahan model pembelajaran berbasis proyek diantaranya tidak merata dalam

pembagian tugas bagi siswa yang memiliki keaktifan tinggi dan keaktifan yang

kurang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut.

1. Saran bagi Siswa

a. Melalui instrumen keterampilan berpikir kritis, maka siswa perlu

mengembangkan keterampilan memberikan alasan pada pemilihan

(40)

80

Didi Nur Jamaludin, 2013

Pengaruh Project Based Learning terhadap Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif, Dan Sikap Ilmiah Pada

b. Melalui instrumen keterampilan berpikir kreatif, maka siswa perlu

mengembangkan keterampilan memberikan ide-ide secara kreatif dan

bermakna.

c. Siswa perlu mengembangkan sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, teliti,

dan tekun karena dapat membantu pemahaman biologi.

2. Saran bagi Guru

a. Melalui pembelajaran berbasis proyek (project based learning), guru

perlu sering melatih siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dapat

meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi dan menumbuhkan

cipta, karya serta karsa siswa pada materi biologi lainnya.

b. Guru perlu memonitoring setiap siswa dalam berpartisipasi

menyelesaikan pembelajaran proyek, sehingga dapat meningkatkan

kinerja anggota kelompok dan mengurangi sifat pasif anggota dalam

bekerja kelompok.

c. Tipe tes keterampilan berpikir kritis perlu dikembangkan lebih lanjut

pada materi biologi lainnya, karena dapat mengembangkan siswa pada

pemahaman materi biologi lebih intensif.

d. Tipe tes keterampilan berpikir kreatif perlu dikembangkan lebih lanjut

pada materi biologi lainnya, karena dapat mengembangkan

gagasan-gagasan secara kreatif berdasarkan suatu fenomena.

e. Sikap ilmiah perlu menjadi perhatian utama dalam pembelajaran, karena

dapat mendukung keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir

kreatif.

3. Saran bagi Sekolah

a. Sekolah perlu mendorong guru dalam melakukan penilaian siswa pada

keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan sikap ilmiah.

b. Sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan ekspo (pameran) untuk

memfasilitasi kreatifitas siswa melalui pembelajaran berbasis proyek

(41)

81

Didi Nur Jamaludin, 2013

(42)

81

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1994). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode

Discovery dan Inquary. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anderson, L. W. dan Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Azwar, R. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2005). Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baker, E. Trygg, B. Otto, P. Tudor, M, dan Ferguson L.(2011). Project Based

Learning Model Relevant Learning for the 21st Century. Amerika Utara:

Pacific Education Institute. [Online]. Tersedia: www.pacifceducationinstitute.org. [8 Oktober 2012].

Bern, G. R dan Erickson, M. P. (2001). Contextual Teaching and Learning: Preparing Students for the New Economy. The Higlight Zone. [Online]. Tersedia: www.nccte.com. [8 Oktober 2012].

Bulunuz, M. (2012). Motivational Qualities of Hands-on Science Activities for Turkish Preservice Kindergaten. Eurasia Journal of Mathematics, Science

and Technology Education. [on line] Vol 8 (2): 73-82. [Online].Tersedia:

http://ejmste.com. [9 Juli 2011].

Campbell, N. A. Reece, J. B dan Mitchell, L. G. (2003). Biologi. Edisi Kelima, Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Costa, A. L. (1985). Developing Minds a Resource Book for Teaching Thinking. Alexandera: Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).

Depdiknas. (2003). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. [20 Desember 2011].

(43)

82

Duda, H. L. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya pada

Konsep Sistem Peredaran Darah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMA. Tesis Magister pada

Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Edutopia. (2007). How does Project-Based Learning Work?. [Online]. Tersedia: http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-implementation. [12 Nopember 2012].

Efe, R dan Efe, H. A (2011). Using Student Group Leaders to Motivate Students in Cooperative Learning Methods in Crowded Classrooms. Educational

Research and Reviews. Vol. 6(2), pp. 187-196, February 2011. [Online].

Tersedia: http://www.academicjournals.org. [3 Desember 2012].

El Mubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang

Terserak, Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai.

Bandung: Alfabeta.

Eskrootchi, R dan Oskrochi, G. R. (2010). A Study of the Efficacy of Project-Based Learning Integrated with Computer Project-Based Simulation - STELLA.

Educational Technology dan Society, 13 (1).236–245. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].

Fraenkel, J. R dan Wallen, N. E. (2007). How To Design and Evaluate Reseach

in Education. Edisi 6. New York: The McGraw Hill Companies.

Inch, E. S. Warnick, B dan Endres, D. (2006). Critical Thingking and

Communication The Use of Reason in Argument. Edisi 5.Wasington:

Pearson Education.

(44)

83

Larmer dan Mergendoller. J. R. (2010). Giving Students Meaningful Work.

[Online]. Tersedia:

http://www.ascd.org/publications/educational_leadership/sept10/vol68/nu m01/Seven_Essentials_for_Project-Based_Learning.aspx. [ 20 Mei 2013].

Metlzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible ’’Hidden Variable’’ in

Diagnostic Pretest Scores. Paper at Department of Physics and Astronomy, Iowa State University, Ames, Iowa.

Movahedzadeh, F. Patwell, R. Rieker J. E, dan Gonzalez. T. (2012). Project Based Learning to Promote Effective Learning in Biotechnology Courses.

Education Research International. Vol 2012: 1-8. Hindawi Publishing

Coorporation. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].

Munandar. S. C. U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah. Jakarta: Gramedia.

National Reseach Council. (1996). National Science Education Standards.

Washington, DC: National Academy Press.

Nugroho, L. H. Purnomo dan Sumari, I. (2006). Struktur dan Perkembangan Associaton for Supervision and Curriculum Development (ASC).

Prokop, P. Tuncer, G dan Chuda, J. A. (2007). Slovakian Students’ Attitudes towards Biology. Eurasia Journal of Mathematics, Science and

Technology Education. Vol 3 (4): 287-295. [Online]. Tersedia:

Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Universitas

(45)

84

Sriyati, S. (2010). Peran Asesmen Formatif dalam Membentuk Habits of Minds

Mahasiswa Biologi. Disertasi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sufyani, S. N. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan

Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Konsep Pencemaran. Magister pada Program Studi IPA Pendidikan

Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukaesih, S. (2010). Pembelajaran Berbasis Praktikum dengan Menerapkan

Asesemen Tes Lisan pada Topik Keanekaragaman Hayati untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah. Tesis

Magister pada Program Studi IPA Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Susanti. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pembelajaran

Berbasis Praktikum Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Sikap Siswa SMA Kelas XI pada Materi Nutrisi. Tesis Magister pada Program

Studi Pendidikan Biologi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan. [16 Mei 2013].

Tjitrosoepomo, G. (2004). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: UGM Press.

Toharudin, U. Hendrawati, S dan Rustaman A. (2011). Membangun Literasi

Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Treacy, D. J. Sankaran, S. M. Messer, S. G. Saly, D. Miller R, Isaac, R. S,

dan Collins M. S. K. (2011). Implimentation of a Project Based

Molecular Biology Laboratory Emphasizing Protein Structure Funtion Relationships in a Large Introductory Biology Laboratory Course. Life

Sciences Education. Vol 10: 2011. [Online]. Tersedia: http://www.academicjournals.org. [8 Oktober 2012].

Trihendradi, C. (2009). 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik

Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: Andi.

(46)

85

Usak, M. Prokop, P. Ozden, M. Ozel M. Bilen, K, dan Erdogan M. (2009). Turkish University Students Attitudes toward Biology: The Effects of Gender and Enrolment in Biology Classes. Journal of Baltic Science

Education. Vol 8 No 2. [Online]. Tersedia: http://ejmste.com. [9 Juli

2011].

Yudianto, S. A. (1992). Mengerti Morfologi Tumbuhan (Apa dan Mengapa). Bandung: Tarsito.

Gambar

Tabel 4.4      Uji Normalitas Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan
Gambar  2.1.  Siklus Hidup Tumbuhan Pinus.. ..............................................
Gambar 4.6.    Rekapitulasi  Perbandingan Skor N-Gain Setiap Aspek Sikap
Tabel 3.1.  Desain  Penelitian  the Matching Only Pretest Posttest Control Group
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI Pada Materi Pengaruh Hormon Terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Model Project Based Learning dengan Brainstorming terhadap keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu ada pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan komunikasi dan berpikir kreatif peserta didik SMP

Kesimpulan penelitian yang bisa diambil dari penelitian ini adalah (1) keterampilan berpikir kritis mahasiswa kelas eksperimen yang menggunakan model cooperative-project

Project Citizen untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif pada siklus kedua, adalah: (1) terdapat kesesuaian antara skenario pembelajaran yang

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu ada pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa

xiii PENGEMBANGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBASIS LIMBAH DOMESTIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu