• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS A.Pembelajaran Problem Solving ... 9

1. Konsep Dasar Pembelajaran Problem Solving... 9

2. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Solving ... 12

3. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Problem Solving .... 13

4. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran Problem Solving... 15

B. Pembelajaran Group dan Individual Problem Solving ... 19

C. Kemampuan Berpikir Kritis ... 22

1. Hakekat Berpikir ... 22

2. Definisi dan Indikator Berpikir Kritis ... 24

3. MengukurKemampuanBerpikirKritis... 29

D.Sikap Ilmiah ... 30

1. Pengertian Sikap ... 30

2. Faktor-faktor Pembentuk Sikap ... 31

(2)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Jenis-jenisSkalaSikap ... 34

E. Materi Termokimia ... 35

F. Kerangka Berpikir ... 38

G.Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42

B. Metode dan Desain Penelitian ... 42

C. Prosedur Penelitian ... 43

D.Definisi Operasional ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 49

G.Teknik Pengumpulan Data ... 50

H.Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.KeterampilanBerpikirKritispadaMateriTermokimia ... 53

1. PeningkatanKeterampilanBerpikirKritisSiswaKelompokEksperimen 1, KelompokEksperimen 2 danKelompokKontrol 53 2. PeningkatanKeterampilanBerpikirKritisSiswapadaBeberapaIndikator KeterampilanBerpikirKritis ... 65

B. SikapIlmiahSiswapadaMateriTermokimia ... 71

1. PeningkatanSikapIlmiahSiswaKelompokEksperimen 1, KelompokEksperimen 2 danKelompokKontrol... 71

2. PeningkatanSikapIlmiahSiswapadaTiapIndikatorSikap Ilmiah78 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 84

B. Saran ... 85

(3)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahap Pemecahan Masalah Menurut Arifin ... 18

2.2 PembelajaranProblem SolvingsecaraGroupdanIndividual ... 19

2.3 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 26

3.1 Desain Penelitian ... 43

3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 48

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.4 Kategori Gain Ternormalisasi ... 50

3.5 Tafsiran Persentasi ... 51

3.6 Kategori Gain Ternormalisasi ... 51

4.1 Rekap Data Hasil Pretes-Postes Kemapuan Berpikir Kritis ... 54

4.2 Rekapitulasi DataPretes Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, dan Signifikansi Kelompok Eksperimen Pertama, Kelompok Eksperimen KeduadanKelompokKontrol ... 55

4.3 Rekapitulasi DataPostesHasilUjiNormalitas, HomogenitasdanSignifikansiKelompokEksperimen Pertama, Kelompok Eksperimen KeduadanKelompokKontrol ... 58

4.4HasilUjiTukey Data SkorPeningkatanBerpikirKritisSiswaKelompokEksperimenPertama, KelompokEksperimenKeduadanKelompokKontrol ... 59

4.5 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Aspek Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Indikator ... 66

4.6 HasilAnalisisPerbedaan Rata-rata N-Gain AspekKeterampilanBerpikirKritisKelompokEksperimen 1, KelompokEksperimen 2 danKelompokKontrol ... 69

4.7 HasilUjiTukey Data

[image:3.595.127.513.174.724.2]
(4)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perimenPertama, KelompokEksperimenKeduadanKelompokKontrol

70

4.8 Rekap Data Hasil Pre-Post Sikap Ilmiah Siswa ... 72

4.9 Rekapitulasi Data Pre Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, dan

Signifikansi Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen Pertama, Kelompok

Eksperimen KeduadanKelompokKontrol ... 73

4.10 Rekapitulasi Data PosHasil Uji Normalitas, Homogenitas, dan

Signifikansi Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen Pertama, Kelompok

EksperimenKeduadanKelompokKontrol ... 70

4.11 HasilUjiTukey Data

SkorPeningkatanSikapIlmiahKelompokEksperimenPertama,

KelompokEksperimenKeduadanKelompokKontrol ... 76

4.12 Rekapitulasi Rata-rata Pre-Post dan N-Gain Sikap Ilmiah Siswa Tiap

Indikator ... 79

4.13 HasilAnalisisPerbedaan Rata-rata N-Gain

AspekSikapIlmiahSiswaKelompokEksperimen 1, KelompokEksperimen

2 danKelompokKontrol ... 81

4.14 HasilTukey Data

SkorPeningkatanSikapIlmiahSiswaTiapIndikatorKelompokEksperimen

(5)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:5.595.130.507.233.461.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram SiklusReaksiPembakaranKarbonmenurutDuaLintasan 36

2.2 Diagram Tingkat EnergiPembakaranKarbonmembentuk CO2 menurutDuaLintasan ... 37

2.3 Bagan Kerangka Pikir... 40

3.1 Alur Penelitian ... 45

4.1 Skor Rata-rata Pretes, Postes dan N-Gain Ketiga Kelompok ... 57

4.2 Rekapitulasi Perbandingan Skor N-Gain Setiap Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

4.3 Skor Rata-rata Pretes-Postes dan N-Gain Ketiga Kelompok ... 74

(6)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 92

A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 117

A.3 Jawaban Soal Latihan LKS ... 134

B.1 Kisi-kisi Soal Pre-Pos Keterampilan Berpikir Kritis ... 139

B.2 ValidasiIstrumenolehDosenAhli ... 144

B.3 Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ... 151

B.4PedomanPenilaianTesKeterampilanBerpikirKritis ... 153

B.5 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah ... 157

B.6Skala Sikap Ilmiah ... 158

B.7 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 159

C.1 DataPretes-Postes Keterampilan Berpikiran Kritis ... 180

C.2 Skor Pretes-Postes Keterampilan Berpikir Kritis ... 184

C.3 Data Pretes-Postes Tiap Indikator Keketerampilan Berpikir Kritis . 185 C.4 Data Pretes-Postes Sikap Ilmiah ... 189

C.5 Skor Pretes-Postes Sikap Ilmiah ... 195

C.6 Data Pretes-Postes Tiap Indikator Sikap Ilmiah ... 196

D.1 Analisis DataPretes-Postes Keterampilan Berpikir Kritis ... 200

D.2 AnalisisKeterampilanBerpikirKritisTiapIndikator... 204

D.3 Analisis DataPretes-Postes Sikap Ilmiah ... 212

(7)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara umum diartikan sebagai suatu usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak serta ketrampilan yang

diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam No. 20 tahun 2003, tentang

Pendidikan Nasional(Undang-Undang Sisdiknas), bahwa pendidikan Nasional

bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Salah satu kunci utama yang berperan dalam memajukan pendidikan

adalah guru.Sudjana dan Rivai (2010) mengemukakan bahwa guru menempati

kedudukan sentral, sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu

menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum,

kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses

pembelajaran di sekolah. Masih banyak guru yang mengajar kurang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif serta mengembangkan

keterampilan dan pengetahuan.Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru,

sehingga kurang mendukung pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan

siswa terutama dalam hal pemecahan masalah.Hal ini dapat berpengaruh pada

prestasi belajar siswa.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah

masih lemahnya proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang mengakibatkan

rendahnya kualitas pendidikan (Sanjaya, 2011). Kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa secara umum hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia

(8)

2

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diketahui dari hasil nilai rata-rata mata pelajaran kimia siswa kelas XI yang

diperoleh pada Tahun Ajaran 2010/2011 yaitu sebesar 42,67 sedangkan nilai

ketuntasan minimal untuk mata pelajaran kimia tersebut adalah 65 (Rahayu,

2013). Menurut Dasna dan Sutrisno (dalam Eka, 2010), hal ini disebabkan antara

lain rendahnya keterampilan berpikir kritis peserta didik. Dalam pembelajaran,

peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kamampuan

berpikirnya.Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan

siswa untuk menghafal informasi. Akibatnya keterampilan berpikir kritis menjadi

beku, bahkan menjadi susah untuk dikembangkan. Senada dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sadia (2008) yang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir

kritis siswa SMPN dan SMAN di provinsi Bali masih rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008) di kabupaten Buleleng

provinsi Bali menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa SMAN

rendah dengan skor rerata (mean) 49,38 dan simpangan baku 16,92 (skor standar

100); dan keterampilan berpikir kritis siswa SMPN rendah dengan skor rerata

(mean) 42,15 dan simpangan baku 14,34 (skor standar 100). Oleh karena itu, pada

proses pembelajaran peserta didik harus didorong secara aktif untuk

mengembangkan pengetahuannya sendiri serta bertanggung jawab terhadap hasil

belajarnya (Gasong dalam Eka, 2010) dengan demikian diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis

melatih peserta didik untuk membuat keputusan dari berbagai sudut pandang

secara cermat, teliti, dan logis. Dengan keterampilan berpikir kritis peserta didik

dapat mempertimbangkan pendapat orang lain serta mampu mengungkapkan

pendapatnya sendiri (Filsaime, 2008).

Keterampilan berpikir kritis siswa merupakan keterampilan berpikir

tingkat tinggi yang penting untuk dimiliki siswa karena keterampilan berpikir

kritis dapat membekali siswa dalam menghadapi persoalan di masa depan bukan

hanya dalam pembelajaran di kelas (BSNP, 2007). Dengan keterampilan berpikir

kritis, seseorang akan mudah untuk mengolah informasi yang ditemukannya dan

digunakan untuk memecahkan permasalahan. Begitu juga dengan sikap ilmiah

(9)

3

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam belajar sains tidak hanya sekedar aspek kognitif, aspek afektif juga

merupakan bagian yang sangat penting dalam perencanaan, penyampaian, dan

evaluasi suatu pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Carin

dan Sund (1997) bahwa pendidikan sains harus melahirkan suatu sikap dan

nilai-nilai ilmiah. Azwar (2007) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap ilmiah antara lain yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan,

orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan atau

lembaga agama, dan faktor emosi dalam diri individu.Menurut Slameto (2010)

bahwa sikap ilmiah sangat mendukung kegiatan belajar siswa ke arah yang positif.

Penelitian Sukaesih (2010) menyebutkan bahwa hasil observasi di

lapangan menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa masih rendah sehingga perlu

dioptimalkan dan diberdayakan.Sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, mau

menerima perbedaan, dapat bekerjasama, bersikap positif terhadap kegagalan

menjadi hal penting untuk dimiliki setiap siswa. Penelitian yang telah dilakukan

tetang sikap ilmiah oleh Iswani (2008) meyatakan bahwa sikap ilmiah adalah

salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Rendahnya sikap ilmiah siswa dikarenakan

proses pembelajaran yang diterapkan selama ini masih menggunakan metode

ceramah yang divariasi dengan diskusi informasi. Guru kurang membimbing

siswa agar mampu merumuskan dan mendiskusikan suatu pertanyaan yang

mampu mendorong munculnya rasa keingintahuan siswa (Astika, 2013).

Pembelajaran yang diaplikasikan seharusnya dapat memfasilitasi siswa

untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah.Arifin (1995)

bahwa tujuan akhir dari suatu pendidikan pada dasarnya adalah berpikir. Tidak

mungkin terjadi proses belajar tanpa melibatkan keterampilan berpikir tertentu.

Liliasari (2002) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, keterampilan berpikir

kritis terbukti dapat mempersiapkan peserta didik berpikir pada berbagai disiplin

ilmu menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektual dan mengembangkan

peserta didik sebagai individu berpotensi. Dengan keterampilan berpikir kritis,

(10)

4

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta menghadapi tantangan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan

dengan tepat sehingga menolong dirinya dan orang lain dalam kehidupan.

Meningkatan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa dapat

dilakukan dengan mengkondisikan pembelajaran sedemikian rupa di dalam

kelas.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadia (2008) pembelajaran

yang paling dominan digunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran adalah

ekspositori (ceramah, diskusi, tanya jawab) 45,6%, pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) 2,5%, pembelajaran kontekstual (contextual

teaching and learning/ CTL) 26,5%, siklus belajar (learning cycle model) 2,5%,

pembelajaran berbasis portofolio 0,0%, model pembelajaran sains teknologi

masyarakat (STM) 0,0%, pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)

10,2%, dan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) 12,6%. Menurut

pendapat guru-guru, pembelajaran yang diperkirakan berkonstribusi secara

signifikan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa adalah

pembelajaran berbasis masalah (PBL), pembelajaran kontekstual, dan

pembelajaran pemecahan masalah (problem solving).

Rahayu (2013) menyatakan bahwa salah satupembelajaran yang

menyediakan banyak kesempatan bagi siswa dalam mengembangkan

keterampilan berpikir kritis adalah pembelajaran problem solving.Pada

pembelajaran problem solving siswa dihadapkan pada masalah yang harus

dipecahkan melalui bimbingan guru sehingga mengarah pada langkah-langkah

penyelesaian yang terstruktur dengan baik.Dengan pembelajaran problem solving

sangat memungkinkan siswa menjadi aktif dan membuka pemahaman terhadap

konsep-konsep secara fleksibel. Apabila siswa melakukan pembelajaran problem

solving, maka akan memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritisnya.Selain dapat mengembangkan

keterampilan berpikir kritis siswa, pembelajaran problem solving juga dapat

meningkatkan sikap ilmiah siswa. Good (dalam Wiryoatmodjo, 1986) menyatakan

bahwa sikap ilmiah berkaitan degan kualitas mental seperti kesungguhan dalam

(11)

5

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghargai kebebasan berkomunikasi mengenai hak yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan.

Farwati (2013) menyatakan bahwa pembelajaran problem solving

merupakan kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi

berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Dengan

demikian penerapan pembelajaran problem solvingdapat melatih keterampilan

mereka dalam memecahkan masalah dan tidak hanya keterampilan pemecahan

masalah yang dilatih, keterampilan mereka dalam memahami suatu konsep secara

tidak langsung juga dapat terlatih.

Pembelajaran dengan menggunakan problem solvingdapat diartikan

sebagai aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian

masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pembelajaran problem solving tidak

mengharapkan siswa hanya sekedar mendengar, mencatat kemungkinan,

menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa aktif berpikir, berkomunikasi,

mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan (Sanjaya, 2011).Guru

perlu melakukan suatu alternatif dalam melaksanakan pengajarannya yang

berorientasi pada keterampilan pemecahan masalah (Subratha, 2007).

Pembelajaran problem solvingsecara group maupun secara individual

dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan

pengajaran yang berorientasi pada keterampilan pemecahan masalah.

Pembelajaran group problem solvingdapat memberikan banyak keuntungan

seperti petukaran ide-ide sehat dalam kelompok kecil (group), tidak hanya

meningkatkan minat siswa tetapi juga dapat meningkatkan berpikir kritis siswa.

Siswa bekerja dalam kelompok (group) dapat menyimpan informasi lebih lama

serta berpikir tingkat tinggi, pembelajaran bersama banyak memberikan siswa

kesempatan untuk terlibat diskusi dan mengambil tanggung jawab untuk

pembelajaran mereka sendiri (Mahalingam,dkk., 2008). Mahalingam, dkk.,

(2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh pembelajaran group problem

solving dalam perkuliahan kimia umum terhadap hasil belajar siswa.Dari

penelitian ini diperoleh bahwa penggunaan kelompok-kelompok kecil untuk

(12)

6

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam kimia.Selanjutnya,

hasil penelitian Intan (2009) juga menunjukkan bahwa pembelajaran problem

solving dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA.

Huda (2013) mengatakan bahwa pembelajaran group tidak efektif untuk

semua siswa. Tidak semua siswa memilih untuk bekerja dalam kelompok kecil.

Ketika siswa merasa dalam kelompok kecil yang terbentuk mengambil

pendekatan yang sama untuk memecahkan masalah yang diberikan atau mungkin

memiliki kesalahpahaman yang sama, hal ini yang membuat sebagian siswa tidak

menyenangi pembelajaran dengan group.Selain itu, apabila kelompok kecil yang

terbentuk adalah kelompok yang homogen maka mengandung berbagai perspektif

yang diperlukan untuk memahami materi baru dan mungkin tidak mengatasi

kesalahpahaman dalam memahami materi (Mahalingam,dkk., 2008). Hal ini yang

menyebabkan pembelajaran secaraindividual lebih disenangi oleh sebagian

siswa.Rusda & Utiya (2012) menyatakan bahwa melalui pembelajaran problem

solving secara klasikal atau secara individual problem solving dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa.

Cooper, dkk (2008) setelah pembelajaran dengan kelompok kecil siswa

memiliki strategi pemecahan masalah yang baik yang telah mereka kembangkan

dalam kelompok mereka masing-masing.Menurut Mahaligam, dkk (2008)

pembelajaranproblem solving dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam

pemecahan masalah dan umumnya siswa ingin bekerja secara berkelompok

(group) dalam memecahkan masalah, dengan pembelajaran secara kelompok kecil

dapat meningkatkan pemahaman siswa serta meningkatkan motivasi siswa.

Sedangkan menurut Cooper, dkk (2009) pembelajaran problem solving dapat

meningkatkan penalaran siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang

diberikan dan siswa tidak lagi bergantung pada pemecahan masalah cara hafalan.

Liliasari (2008) menyatakan bahwa pembelajaran kimia di Indonesia pada

umumnya menuntut siswa lebih banyak untuk mempelajari konsep dan prinsip

kimia, menyebabkan siswa hanya mengenal banyak peristilahan kimia secara

hafalan tanpa makna. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Ansar (2009)

(13)

7

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh bahwa 73% diantaranya tidak menyukai materi kimia yang

membutuhkan perhitungan matematis, seperti sifat koligatif larutan, termokimia

dan stokiometri, 17% menyatakan hanya senang dengan praktikum kimia dan

hanya 10% diantaranya menyatakan senang mempelajari keseluruhan materi

pelajaran kimia.

Implikasi dari kenyataan di atas, diharapkan dengan menggunakan

pembelajaran problem solving siswa dapat memahami dan memecahkan masalah

pada materi termokimia serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap

ilmiah siswa.Nuryanti (2009) menyatakan bahwa pembelajaran problem solving

merupakan kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi

berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Suparno

(2007) juga menyatakan bahwa pembelajaran problem solving adalah pemecahan

masalah dalam pembelajaran, guru memberikan masalah yang sesuai topik yang

mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut.Hal ini

dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi.Dengan demikian

pembelajaran problem solving dapat dilakukan secaragroupproblem

solvingmaupun individual problem solving, dan pembelajaran problem

solvingdapat memudahkan siswa dalam memecahkan masalah pada

materitermokimia dan membantu siswa untuk memahami secara mendalam materi

tersebut. Sehingga diharapkan pembelajaran group maupun individual problem

solvingdapat meningkatkanketerampilan berpikir kritis, sikap ilmiah siswa

maupun hasil belajar kimia siswa pada materi termokimia.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan pembelajaran

problem solving secara kelompok (group problem solving) dan pembelajaran

problem solving secara individual (individual problem solving) pada materi

termokimia untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan sikap

ilmiah siswa.

B. Rumusan Masalah

(14)

8

Siti Fat imah Azzahra, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa melalui pembelajaran group problem solving danindividual problem solving pada materi termokimia?”

Untuk memfokuskan masalah tersebut, maka dijabarkan dalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana perbedaanpeningkatan keterampilan berpikir kritis siswa antara

yang mendapat pembelajaran group problem solving,individual problem

solvingdan tanpa pembelajaran problem solvingpada materi termokimia?

2. Bagaimanaperbedaanpeningkatan sikap ilmiah siswa antara yang mendapat

pembelajaran group problem solving, individual problem solvingdan tanpa

pembelajaran problem solvingpada materi termokimia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang perbedaan

peningkatanketerampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa antara yang

menggunakan pembelajaran group problem solving, individual problem

solvingmaupun yang tidak menggunakan pembelajaran problem solving.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat mengembangkan dan meningkatkan

keterampilanberpikir kritis dan sikap ilmiah siswa.

2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran

yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti lain, menambah wawasan dan pemahaman serta membantu

(15)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tentang

perbedaanketerampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah

siswapadamateritermokimiadalam pembelajaran group dan individual

problem solvingdapat disimpulkan penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran problem

solvingdapatmeningkatkanketerampilanberpikirkritissiswa.

Peningkatanketerampilanberpikirkritissiswadenganpembelajaranindividual

problem solving(rata-rata N-Gain = 0,75)

tidakberbedasignifikandibandingkanpembelajaranbukanproblem

solving(rata-rata N-Gain = 0,70),

akantetapiberbedasecarasignifikanjikadibandingkandenganpembelajarangr

oup problem solving(rata-rata N-Gain =

0,52).Peningkatanberpikirkritissiswadenganpembelajaranindividual

problem solvinglebihtinggidibandingkandenganpembelajarangroup

problem solving.

2. Pembelajaran problem solvingdapatmeningkatkansikapilmiahsiswa.

Peningkatansikapilmiahsiswadenganpembelajarangroup problem

solving(rata-rata N-Gain = 0,20)

lebihtinggisecarasignifikandibandingkandenganpembelajaranindividual

problem solving(rata-rata N-Gain = 0,08)

maupunpembelajaranbukanproblem solving(rata-rata N-Gain = 0,05).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran kimia pada materi termokimia dengan pembelajaran

(16)

85

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembentukan kelompok secara homogenagar siswa dapat aktif dalam

kelompoknya dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir

kritis maupun sikap ilmiah siswa.

2. Pembelajaran groupproblem solvingpada materi termokimiadiharapkan

akan lebih baik jika menggunakan strategi pembelajaran kancing

gemerincing, sehingga dapat membatasi siswa dengan kemampuantinggi

yang

mendominasidalamkelompokheterogendanmeningkatkankontribusisiswada

lam kelompok.Dengandemikian diharapkan semua siswa dapat terlibat

secara aktif selama pembelajaran berlangsung.

3. Dalampembelajarangroup problem solving guru

dapatmelakukanpenilaiansiswasecaraindividusesuaikeaktifansiswadalamke

lompoknya. Dengandemikiandiharapkantidakadasiswa yang

mendominasikarenasemuasiswabersainguntukmendapatkanhasilpernilaian

(17)

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adesoji, F. A. (2008). Managing students’ attitude towards science through problem-solving instructional strategy. Journal Anthropologist: 10 (1): hlm21-24

Ansar. (2009). Meningkatkanhasilbelajarsiswakelas XII IPA SMA NegeriGangkingmelaluipenggunaanApproach to Problem Solving

(studipadamaterisifatkoligatiflarutan). JurnalChemica.10 (1), hlm. 19-27

Arifin, M. (1995). Pengembangan program pengajaran bidang studi kimia. Surabaya: Erlangga Universitas Press

Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2012).Dasar-dasarevaluasipendidikan. Jakarta: BumiAksara

Astika, I., Suma, I,.danSuastra, I. W. (2013). Pengaruh model pembelajaranberbasismasalahterhadapsikapilmiahdanketerampilanberpikirk ritis.e-Journal Program PascasarjanaUniversitasPendidikanGanesa.

Volume 3

Azwar, S. (2007). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bahri, S. dan Aswan, Z. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bockhold. (2003). Cancer Cell Biology: A Student-Centered Instructional Module Exploring the Use of Multimedia to Enrich Interactive, Constructivist Learning of Science. Journal Cell Biology Education. 2, hlm. 35-50.

Brossard, D., Lewenstein, B., &Bonney, R. (2005).Scientific knowledge and attitude change: The impact of a citizen science project. International

Journal of Science Education, 27 (9).

BSNP, (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 2o Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta.

Carin, A., & Sund, B. (1997). Teaching science through discovery. Columbus, Ohio: Merill Publishing co.

(18)

87

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooper, M. M., Cox, C. T., Nammouz, M dan Case, E. (2008). An assessment of the effect of collaborative groups on students problem solving strategies and abilities. Journal Chemistry Education: Vol.85, No.6

Cooper, M. M., Cox, C. T., Nammouz, M dan Case, E. (2009). Students’ dilemmas in reaction stoichiometry problem solving: deducing the limiting reagent in chemical reaction.Journal Chemistry Education and Practice

Costa, A.L. (1985). Developong minds a resource book for teaching thinking. Virginia: Association for Super Vision and Curriculum Development.

Dahar, R. W. (1987). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Dayakisni, T. & Husnaidah. (2006). Psikologi. Malang: UMM Press

Depdiknas (2002). Pendekatan kontekstual. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Duran, M. and Ozdemir, O. (2010).The effect of scientific process skill-based science teaching on student’s attitude toward science.US-China Education

Review. Vol.7 (3)

Eka, A. (2010).

Pembelajaranberbasispraktikumuntukmeningkatkankemampuanberpikirkriti smahasiswa.JurnalMatematikadan IPA. Vol. 1 No. 2

Ennis, R. W. (1993). Theory into practice.Journal College of Education. Volume 32, No. 3, hlm 1-8

Farwati, R. (2013).

Analisispenguasaankonsepdankemampuanpemecahanmasalahsiswamelalui strategipembelajaran problem solving berbasislingkungan.TesispadaSps

UPI. Bandung: TidakDiterbitkan

Filsaime, D K (2008), Menguak rahasia berpikir kritis dan kreatif, Jakarta: Prestasi Pustaka

Firman, H. (2000). Penilaianhasilbelajardalampengajaran Kimia. Bandung: UPI

Gerungan, W.A. (1998). Psikologisosial. Bandung: Eresco

Glynn, S.M. danDuit, R. (1995). Learning science meaningfully: constructing conceptual model, dalamLearning Science in The School. New Jersey:

(19)

88

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gordon, S. (1991). History and philosophy of social science.The Foundations of

Science.Routledge: London

Hake, R.R. (1998). Interactive-engagement Vs traditional methods: A six-thousandstudent survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics.

Hanawasti.(2000). Pengembangan model pembelajaranpencemaran air untukmeningkatkanketerampilanberpikirkritissiswa Madrasah Aliyahmelaluibelajarkooperatif.Tesis SPs UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Harlen, W. dkk (1992).The teaching of science. London: David Fulton Publisher.

Heller, P., & Hollabaugh. (1992). Teaching problem solving though cooperative grup, Part I: Group versus individual problem solving. American Journal of

Physics. 60, (7).

Huda, M. (2013). Cooperative learning,metode, teknik, struktur dan model

penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Intan, W.J.

(2009).Pendekatanpemecahanmasalahpadapembelajaranlarutanpenyanggaun tukmeningkatkanketerampilanberpikirkritissiswa SMA.Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: tidakditerbitkan

Iswani, S. (2008).Pembelajaranbiologimetodeinkuiriterbimbingmenggunakan lab riildan lab virtual ditinjaudarisikapilmiahdangayabelajarsiswa. TesisPascasarjana UNS Solo: tidakditerbitkan.

Kukuh, K. (2013). Model pembelajaran learning cycle 7E denganmetodepraktikumpadatitrasiAsamBasauntukmeningkatkanpenguasaa nkonsepdanketerampilanberpikirkritisSiswa SMA.Tesis SPs UPI Bandung:

Tidakditerbitkan.

Lang, H.R. dan Evans, D.N. (2006).Models, strategies, and methods for effective

teaching. USA: Pearson Education Inc

Liliasari. (1996). Beberapa pola berpikir dalam pembentukan pengetahuan kimia

oleh siswa SMA. Disertasi Doktor pada FPS IKIP. Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Liliasari, (2002). Pengembangan model pembelajaran kimia untuk meningkatkan

(20)

89

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerapkan berfikir konseptual tingkat tinggi (studi pengembangan berfikir kritis dan kreatif). Laporan Penelitian Hibah Bersaing IX Perguruan Tinggi.

UPI.

Liliasari,

(2008).Peningkatankualitaspendidikankimiadaripemahamankonsepkimiame

njadiberpikirkimia. Keynote Speaker, Seminar Nasional Kimia di UNY

Mahalingam, M., Fred, S., and Elisabeth, M. (2008). Promoting student learning through group problem solving in general chemistry recitations. Journal of

Chemical Education: vol.85 No. 11

Meltzer, D.E. (2002). The relationship between mathematics preparation and conceptual learning grains in physics: A possible “hidden variable” in diagnostice pretest scores. American Journal Physics. 70, (12)

Mettes, dkk. (1980). Teaching and learning problem solving in science, Part I: A General Strategy. Journal of Chemical Education. (57), hlm. 882-885.

Mutakinati, L. (2010). Pembelajaran kooperatif think pair square untuk

meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa pada materi larutan penyangga. Tesis SPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Noviyanti, A. (2010). Pembelajaran berbasis praktikum pada konsep kingdom

plantae untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa SMA. Tesis Magister PPS UPI, tidak diterbitkan

Nurhasnah.(2007).

Pembelajaranberbasismasalahpadasistemrespirasiuntukmeningkatkanpeng uasaankonsep, berpikirkritisdansikapilmiahsiswa SMA.Tesispada PPs UPI.

Bandung: Tidakditerbitkan

Nuraini, Hasan, M., Sri, W., (2013) Penerapanpendekatan problem solving padamaterisifatkoligatiflarutan di MAN Model Banda Aceh tahunajaran 2012/2013.JurnalUnsyiah: ChimicaDidacticaActa Vol. 1 No. 1 pp 54-61

Nuryanti, B.L (2009). 99 Model pembelajaran (Menuju Guru dan Widyaiswara Profesional). Bina Tugas Mandiri

Orlich, D. C. (2010). Teaching strategies aguide to effective instruction. United State of Amerika: Wadsword Cengage Learning

Poespoprodjo, W. danGilarso, T.

(1985).Logikailmumenalardasar-dasarberpikirlogis, kritis, analitis, dialektismandiri, dantertib. Bandung:

(21)

90

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanto, N. (2004). Psikologipendidikan. Bandung: RemajaRosdaKarya

Purbaningtyas.(2012). Efektifitaspenggunaan model pembelajarankooperatiftipe

STAD.Universitas Kristen SatyaWacana. Tidakditerbitkan

Rahayu, T. P. (2013). Pengembangan model pembelajaranproblem

solvingberbantuan web

untukmengembangkanketerampilanberpikirkritissiswapadamaterilarutanpen yangga.Tesis SPs UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Rapi, N. K. (2008). Implementasisiklusbelajarhipotesis-deduktifuntukmeningkatkansikapilmiahdanketerampilan proses IPA di SMA 4 Singaraja. JurnalPendidikandanPengajaran UNDIKSHA No.3 Thn. XXXXI.

Rosnawati, R. (2012).

Berpikirkritismelaluipembelajaranmatematikauntukmendukungpembentuka nkaraktersiswa.Dipresentasikandalam Seminar NasionalPendidikan di

UniversitasSanata Dharma.JurusanPendidikanMatematika FMIPA UNY

Rusda, Q. L danUtiya, A. (2012).Implementation of problem solving model to train strudents critical thingking skill.Unesa Journal of ChChemical

Education. Vol.1, No. 2, pp. 40-45

Russefendi, T. E. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sadia, I.W. (2008). Model pembelajaran yang

efektifuntukmeningkatkanketerampilanberpikirkritis.JurnalPendidikandanP

engajaran. Volume 2, hlm 219-237

Sagala, S. (2012). Konsep dan makna pembelajaran untuk membantu

memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung : Alfabeta.

Salamah, H. (2008). Strategi pembelajaran. Surabaya: Lapis PGMI

Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

(22)

91

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soesanto, H. (2009). Pembelajaran sistem koloid dengan multipel representasi

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Tesis SPs UPI

Bandung. Tidak Diterbitkan.

Sofyan, A., Tonih, F., dan Burhanudin, M. (2006).Evaluasi pembelajaran IPA

berbasis kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press

Stiggins, R.J. (1994). Student centered classroom assessment. New York: Suny Press

Subratha, Ny. (2007). Pengembangan model pembelajaran kooperatif dan

strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMP N 1 Sukasada. Lembaga Penelitian Undiksha. Jurusan

Pendidikan Fisika FMIPA Undiksha

Sudjana, N., &Rivai, A. (2010).Media pengajaran. Bandung: PenerbitSinarBaruAlgensindo

Sugiyono, (2008). Model penelitian kuantitatif kualitatif dan R & Dcetke 5. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.(2012). Metodepenelitiankombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta

Sukaesih, S.

(2010).Pembelajaranberbasispraktikumdenganmenerapkanassementeslisan

padatopikkeanekaragamanhayatiuntukmengembangkankemampuanberpikir kritisdansikapilmiahmahasiswa.TesisSps UPI Bandung.Tidakditerbitkan

Suparno, P. (2007). Metodologipembelajaran fisika konstruktivistik dan

menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

UniversitasPendidikan Indonesia.(2013). Pedomanpenulisankaryailmiah.

Bandung: UPI PRESS

Wena, M. (2011). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer suatu tinjauan

konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Wiryoatmodjo, S. (1986). Pengaruh jenis inspirasi, sikap ilmiah dan intelegensi

pada hasil belajar murid SMA kelas I di enam Kodya di Jawa Tengah dalam mata pelajaran kimia. Disertasi FPS IKIP Bandung: Tidak

(23)

92

Siti Fat imah Azzahra , 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yamin, M., dan Bansu, A. (2008). Taktik mengembangkan kemampuan individual

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian faktor yang lain adalah motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan yang terakhir adalah bagaimana keadaan prestasi pelajaran Jaringan Local Area

Karakteristik Responden pengolahan Kopi Bubuk di Kecamatan Sipirok (2015). No Nama

Implementasi Gaya Mengajar Inklusi dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Tangan, Studi PTK di kelas VII-D SMPN 26 Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh anak usia 0-59 bulan di Kelurahan Tanjung Marulak, dengan mempergunakan ibu sebagai responden.Data primer dikumpulkan

Studi penerimaan konsumen terhadap naniura ikan mas (Cyprinus carpio) dengan asam jungga (Citrus hytrix DC.) berbeda.. Jurnal Online Mahasiswa Universitas Riau

[r]

[r]

2004 Kata kunci : Aplikasi, Perhitungan Berat Badan Ideal, Microsoft Visual Basic 6.0 ( x + 41 + lampiran ) Pembuatan program aplikasi Perhitungan Berat Badan Ideal ini bertujuan