BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Segala aktivitas susunan saraf pusat yang dapat dilihat, didengar, direkam Segala aktivitas susunan saraf pusat yang dapat dilihat, didengar, direkam dan diperiksa berwujud gerak otot. Otot-otot skeletal dan neuron-neuron yang dan diperiksa berwujud gerak otot. Otot-otot skeletal dan neuron-neuron yang menyusun susunan neuromuscular voluntary, yaitu system yang mengurus dan menyusun susunan neuromuscular voluntary, yaitu system yang mengurus dan sek
sekalialigugus s memelaklaksansanakakan an gegerarakakan n yayang ng didikekendndalalikikan an ololeh eh kekemamauauan. n. SeSecarcaraa ana
anatomtomic, ic, sysystem stem terstersebuebut t terdterdiri iri dardarii UpUpper per motmotor or neuneuroronn (U(U!!" " dadann Lower Lower motor neuron
motor neuron (#!".(#!". $p
$pababilila a sasalalah h sasatu tu kokommpoponenen n dadari ri susususunanan n neneururomomususcuculalar r titidadak k menjalankan tugasnya, atau terdapat gangguan yang merusak fungsi dan susunan menjalankan tugasnya, atau terdapat gangguan yang merusak fungsi dan susunan neuromuscular, maka akat timbul gerakan voluntar. %erakan voluntar itu dapat neuromuscular, maka akat timbul gerakan voluntar. %erakan voluntar itu dapat berupa kelumpuhan dan hilangny
berupa kelumpuhan dan hilangnya ketangkasan gerakan voluntar.a ketangkasan gerakan voluntar.
Untuk mengetahui apakah system motorik masih berfungsi sebagaimana Untuk mengetahui apakah system motorik masih berfungsi sebagaimana mestinya, maka perlu dilakukan pemeriksaan motorik, mulai dari kekuatan otot, mestinya, maka perlu dilakukan pemeriksaan motorik, mulai dari kekuatan otot, tonus, klonus, hingga pemeriksaan refleks fisiologis dan refleks patologis.
tonus, klonus, hingga pemeriksaan refleks fisiologis dan refleks patologis.
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1 Anatomi Anatomi FisiologiFisiologi Sistem motorik
Sistem motorik berhuberhubungbungan an dengadengan n sistem neuromusksistem neuromuskular. sistemular. sistem neurom
neuromuskuluskular terdiri atasar terdiri atas Upper motor neuronsUpper motor neurons (U! (U!" dan" dan lower motor lower motor neuron (LMN)
saraf-sampai inti-inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornu anterior medula spinalis. &erdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok U! dibagi dalam susunan piramidal dan susunan ekstrapiramidal. Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar. 'raktus kortikobulbar fungsinya untuk geraakan-gerakan otot kepala dan leher, sedangkan traktus kortikospinal fungsinya untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan anggota gerak (Sidharta, ))*" +.
Lower motorneuron adalah neuron-neuron yang menyalurkan impuls motorik pada bagian perjalanan terakhir ke sel otot skeletal, hal ini, yang membedakan dengan upper motorneuron. #ower motorneuron mempersarafi serabut otot dengan berjalan melalui radi anterior, nervus spinalis dan saraf tepi. #ower motorneuron memiliki dua jenis yaitu alfa-motorneuron memiliki akson yang besar, tebal dan menuju ke serabut otot ekstrafusal (aliran impuls saraf yang berasal dari otakmedulla spinalis menuju ke efektor", sedangkan gamma-motorneuron memiliki akson yang ukuran kecil, halus dan menuju ke serabut otot intrafusal (aliran impuls saraf dari reseptor menuju ke otakmedulla spinalis". &egitu halnya dengan nervi cranialis merupakan dari #! karena nervus-nervus cranialis ini sudah keluar sebelum medulla spinalis yaitu di pons dan medulla oblongata (Sidharta, ))* Snell, )+)". 2.2 Traktus Piramialis an Traktus Ekstra!iramialis
Secara fungsi klinis traktus descendens dibagi menjadi traktus pramidalis dan ekstrapiramidalis. 'raktus piramidalis terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobulbar. 'raktus ekstrapiramidalis dibagi menjadi lateral pathway dan medial pathway. Lateral pathway terdiri dari tractus rubrospinal dan medial pathway terdiri dari tractus vestibulospinal, tractus tectospinal dan tractus retikulospinal. Medial pathway mengontrol tonus otot dan pergerakan kasar daerah leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal (artini, ))/".
%ambar +. 0aras pyramidal dan ekstrapiramidal
Traktus
Kortikos!inal
Serabut traktus kortikospinal berasal dari sel piramidal di
korteks serebri. 1ua pertiga serabut ini berasal dari gyrus precentralis dan sepertiga dari gyrus postcentralis. Serabut desendens tersebut lalu mengumpul di corona radiata, kemudian berjalan melalui crus posterius capsula interna. 2ada medulla oblongata tractus corticospinal nampak pada permukaan ventral yang disebut piramid. 2ada bagian caudal medulla oblongata tersebut 345 traktus kortikospinal menyilang ke sisi kontralateral pada decussatio piramidalis sedangkan sisanya tetap pada sisi ipsilateral walaupun akhirnya akan tetap bersinaps pada neuron tingkat tiga pada sisi kontralateral pada medulla spinalis. 'raktus kortikospinalis yang menyilang pada ducassatio akan membentuk traktus kortikospinal lateral dan yang tidak menyilang akan membentuk traktus kortikospinal anterior (Snell, )+)"
.
%ambar . 'ractus 2iramidalis Traktus Kortiko"ul"ar
Serabut traktus kortikobulbar mengalami perjalanan yang hampir sama dengan traktus kortikospinal, namun traktus kortikobulbar bersinaps pada motor neuron nervus cranialis 666, 67, 7, 76, 766, 68, 8, 86, 866. 'raktus kortikobulbar menjalankan fungsi kontrol volunter otot skelet yang terdapat pada mata, dagu, muka dan beberapa otot pada faring dan leher. Seperti halnya dengan traktus kortikospinal, traktus kortikobulbar pun mengalami persilangan namun persilangannya terdapat pada tempat keluarnya motor
neuron tersebut. (artini, ))/". Medial Pathway
Medial Pathway (jalur medial" mempersarafi dan mengendalikan tonus otot dan pergerakan kasar dari leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal.
Upper motor neuron jalur medial berasal dari nukleus vestibularis, colliculus superior dan formasio retikularis. (artini, ))/".
!ukleus vestibularis menerima informasi dari ! 7666 dari reseptor di vestibulum untuk mengontrol posisi dan pergerakan kepala. 'raktus descendens yang berasal dari nukleus tersebut ialah traktus vestibulospinalis. 'ujuan akhir dari sistem ini ialah untuk menjaga postur tubuh dan keseimbangan. (artini, ))/".
9olliculus superior menerima sensasi visual. 'raktus descendens yang berasal dari colliculus superior disebut tractus tectospinal. :ungsi tractus ini ialah untuk mengatur refleks gerakan postural yang berkaitan dengan penglihatan (Snell, )+)".
:ormasio retikularis ialah suatu sel-sel dan serabut-serabut saraf yang membentuk jejaring (retikular". 0aring ini membentang ke atas sepanjang susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai cerebrum. :ormatio reticularis menerima input dari hampir semua seluruh sistem sensorik dan memiliki serabut eferen yang turun memengaruhi sel-sel saraf di semua tingkat susunan saraf pusat. $kson motor neuron dari formatio retikularis turun melalui traktus retikulospinal tanpa menyilang ke sisi kontralateral. :ungsi dari tractus reticulospinalis ini ialah untuk menghambat atar memfasilitasi gerakan voluntar dan kontrol simpatis dan parasimpatis hipotalamus (artini ))/ Snell, )+)".
%ambar ;. 'ractus edial Lateral Pathway
Lateral Pathway (jalur lateral" berfungsi sebagai kontrol tonus otot dan presisi pergerakan dari ekstremitas bagian distal. Upper motor neuron dari jalur lateral ini terletak dalam nukleus ruber (merah" yang terletak dalam mesencephalon. $kson motor neuron dari nukleus ruber ini turun melalui traktus rubrospinal. 2ada manusia tractus rubrospinal kecil dan hanya mencapai corda spinalis bagian cervical. (artini, ))/".
Traktus Ekstra!iramialis
Sistem motorik ekstrapiramidalis melewati piramidal medulla, dan penting karena mempengaruhi sirkuit umpan balik motorik regulatoris dalam
medulla spinalis, pusat otak. serebelum dan korteks serebri, juga merupakan bagian dari berkas serat yang menghubungkan korteks serebri dengan grisea pyramidal. 1alam struktur ini impuls dikirim ke neuron tambahan melalui saraf interkalasi, berjalan turun sebagai traktus tektospinalis, rubospinalis, retikulospinalis, vestibulospinalis dan traktus lainnya ke motoneuron kornu anterior dan merupakan jaras dimana sistem ektrapiramidal mempengaruhi kerja motorik spinal. Serat-serat ini adalah akson <!euron pertama< dari berbagai traktus kortikopontoserebelaris. &erkas serat frontopontin terletak
dalam krus anterior kapsula interna tepat di depan serat piramidalis yang mempersarafi otot-otot wajah. $kson <!euron kedua< memberikan aksonnya ke korteks serebelum kontralateral, sehingga korteks serebral menerima semua impuls motorik yang berasal dari korteks serebri, juga menerima informasi tentang semua aktifitas motorik yang berlangsung di perifer. Serebelum juga mengontrol dan menyeimbangkan pengaruh pada gerakan volunter melalui system ekstrapiramidal.
Sistem ekstrapiramidal menambah sistem kortikal dan kerja volunteer motorik ke tingkat yang lebih tinggi. 'raktus ekstrapiramidalis dan rantai ekstrapiramidal dan neuron bertemu pada motoneuron kornu anterior pada sel alfa, dan sel gama yang lebih kecil dan mempengaruhi neuron yang sebagian dengan mengaktivasi dan sebagainya dengan menginhibisi. =erusakan pada traktus piramidalis di luar daerah piramida selalu melibatkan serat ekstrapiramidalis terutama serat traktus retikulospinalis dan vestibulospinalis. 2.# Pato$isiologi Susunan N%uromuskular
Segala sesuatu yang mengganggu fungsi atau merusak kawasan susunan saraf disebut lesi. Suatu lesi dapat berupa kerusakan pada jaringan fungsional akibat perdarahan, thrombosis atau emboli. 1apat juga karena peradangan, degenarasi dan penekanan oleh proses desak ruang dan
sebagainya.
K%lum!u&an U'N
%ambaran kelumpuhan akibat disusunan pyramidal dari komponen U! berbeda dengan komponen lainnya seperti di motor end plate dan otot. =elumpuhan U! dicirikan oleh tanda-tanda kelumpuhan U!, yaitu > +. 'onus otot meningkat atau hipertonia
%ejala tersebut terjadi karena hilangnya pengaruh inhibisi korteks motorik tambahan terhadap inti-inti intrinsic medulla spinalis.
. ?iperefleksia
2ada kerusakan di wilayah susunan U!, refleks tendon lebih peka daripada biasanya. =eadaan abnormal itu dinamakan hiperefleksia. 1alam
hal ini, gerak otot bangkit secara berlebihan, meskipun hanya diberikan rangsangan yang lemah.
;. =lonus
?iperefleksia sering diiringi oleh klonus. 'anda ini adalah gerak otot reflektorik, yang bangkit secara berulang-ulang selama perangsangan masih berlangsung. 2ada lesi U!, kelumpuhan disertai oleh klonus kaki. @. Aefleks patologis
2ada kerusakan U! dapat disaksikan adanya refleks-refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang sehat, dinamakan refleks patologis. &ias ditemukan refleks patologis 'romner ?offman, refleks babinsky, refleks chaddock.
4. 'idak ada atofi pada otot yang lumpuh
1alam hal kerusakan pada serabut-serabut penghantar impuls motorik U!, motoneuron tidak dilibatkan, hanya dibebaskan dari kelola U!. Oleh karena itu, otot-otot yang lumpuh karena lesi di U! tidak akan mengalami atrofi.
/. Aefleks automatisme spinal
0ika motoneuron tidak lagi mempunyai hubungan dengan korteks motorik primer dan korteks motorik tambahan, bukan berarti bahwa ia tidak berdaya menggerakkan otot. 6a masih dapat digalakkan oleh rangsangan
yang datang dari bagian sumsum saraf pusat di bawah tingkat lesi.
2ada umumnya, kelumpuhan U! melanda sebelah tubuh sehingga dinamakan hemiparesis, hemiplegia atau hemiparalisis, karena lesinya menduduki kawasan sususan piramidal sesisi.
=elumpuhan U! dapat dibagi menjadi >
+. ?emiparesis ?emiplegia akibat hemilesi di korteks motorik primer . ?emiparesis ?emiplegia akibat hemilesi di kapsula interna
;. ?emiparesis ?emiplegia alternans akibat hemilesi di batang otak
@. 'etraplegia kuadraplegia dan paraplegia akibat lesi di medulla spinalis di atas tingkat konus.
K%lum!u&an L'N
=elumpuhan #! timbul akibat kerusakan pada final common path, motor end plate dan otot. =elumpuhan yang timbul pada #! disertai dengan tanda-tanda >
+. Seluruh gerakan, baik yang voluntary maupun reflektorik tidak dapat dibangkitkan. 6ni berarti bahwa kelumpuhan disertai oleh hilangnya refleks tendon dan tidak ditemukannya refleks patologis.
. =arena lesi di #!, maka tonus otot hilang
;. usnahnya motoneuron dengan aksonnya menyebabkan kesatuan motorik runtuh, sehingga atrofi otot cepat terjadi.
U! #!
Spastic ( kaku " :laccid ( layu "
?ipertoni ?ipotoni
Aefleks fisiologis meningkat hiperefleks
Aefleks fisiologis menurun hiporefleks
Aefleks patologis meningkat Aefleks patologis tidak ada $trofi otot (-" $trofi otot (B"
2.( P%m%riksaan 'otorik a. %erakan - %erakan pasif - %erakan aktif b. =ekuatan Otot !ilai 6nterpretasi ) 'idak ada kontraksi lumpuh total
+ $da sedikit kontraksi, tapi tidak didapatkan gerakan pada persendian yang harus digerakkan oleh otot
$da gerakan tetapi tidak bisa melawan gavitasi ; $da gerakan dan bisa melawan gravitasi
@ 1apat melawan gaya berat dan dapat menahan sedikit tahanan yang diberikan pemeriksa
4 'idak ada kelumpuhan normal c. 'onus
d. =lonus
e. Aefleks :isiologis
Aefleks fisiologis artinya refleks tersebut dapat dibangkitkan pada orang sehat. =elainan pada refleks fisiologis dapat berupa hiporefleks dan
Aefleks dikatakan meningkatkan apabila >
- Stimulasi ringan sudah dapat membangkitkan refleks yang kuat
- 2erluasan titik stimulasi (stimulasi dilakukan disekitar tendo tapi sudah menimbulkan gerak refleks"
- Sering diikuti dengan klonus (kontraksi dan relaksasi otot yang begantian secara cepat"
Aefleks fisiologis yang diperiksa, yaitu > +. Aefleks biceps
. Aefleks triceps
;. Aefleks brachioradialis @. Aefleks patella
4. Aefleks achilles /. Aefleks dinding perut f. Aefleks 2atologis +" Aefleks tromner " Aefleks ?offman ;" Aefleks %ordon @" Aefleks gonad 4" Aefleks Oppenheim /" Aefleks babinsky C" Aefleks chaddock 3" Aefleks schaeffer *" Aefleks bing +)" Aefleks rosolimo
Da$tar Pustaka
artini, ?. :rederic. ))/. :undamentals of $natomy and 2hysiology, *th Ddition
%uyton, $.9 dan ?all, $.0. ))C. &uku $jar :isiologi =edokteran. 0akarta > D%9 Sidharta, 2riguna dan ardjono, ahar. ))*. !eurologi =linis 1asar. 0akarta >
1ian Aakyat