• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Anatomi Histologi - Sistem Nervousum atau Saraf

Kelompok 6 -

Ilmu Keperawatan Gigi Universitas Gadjah Mada

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Sistem Saraf atau Sistem Nervosum”.

(2)

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun dari materinya. Maka dari itu, krititik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfat kepada yang membacanya.

Yogyakarta, 20 Oktober 2013

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Organ-organ tubuh kita dapat bekerja secara selaras dan teratur karena tubuh kita memiliki suatu sistem yang dikenal dengan sistem

(3)

koordinasi atau sistem pengatur. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf atau nervosum, sistem indera, dan sistem hormon. Dalam makalah ini akan dibahas salah satu yang termasuk ke dalam sistem koordinasi yaitu sistem saraf atau nervosum. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan dan jaringan syaraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf adalah mengintegrasi, memproses, dan mengkoordinasi data sensorik dengan perintah motorik. Sistem saraf juga berguna untuk mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur berbagai sistem tubuh penting lainnya. Sehingga terjadi hubungan dan komunikasi antara sistem saraf yang satu dengan sistem saraf lainnya. Akibat pengaturan hubungan saraf diantara berbagai sistem, tubuh menjadi mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis. Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, bahasa, sensasi dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini.

Salah satu peristiwa yang berhubungan dengan sistem saraf contohnya pada saat kaki kita menginjak paku, kita secara langsung akan teriak dan memindahkan kaki kita. Namun, dalam makalah ini tidak membahas kinerja secara detail kenapa kaki kita bisa berpindah dan kita bisa berteriak. Dalam makalah ini akan lebih membahas tentang anatomi dan histologi dari sistem saraf.

2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah tentang anatomi dan histologi sistem saraf atau sistem nervosum dan tentang siatem kinerjanya secara singkat. Berikut beberapa rumusan masalah tersebut : • Apa yang dimaksud dengan sistem saraf atau nervosum?

• Apakah fungsi dari sistem saraf atau nervosum? • Apa saja klasifikasi dari sistem saraf atau nervosum? • Apa saja penyusun dari sel saraf atau nervosum?

• Bagaimana anatomi dan histologi organ yang berhubungan dengan sistem nervosum?

• Bagaimana kinerja dari sistem saraf atau nervosum? • Bagaimana penjelasan dari panca indera?

• Bagaimana hubungan sistem saraf atau nervosum dengan keperawatan gigi dalam hal klinis?

(4)

3. Tujuan Penulisan

Dari beberapa rumusan masalah yang ada, trdapat beberapa tujuan dari penulisan makalah tersebut. Diantaranya adalah:

• Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf atau nervosum secara jelas

• Dapat memahami fungsi sistem saraf dalam tubuh kita • Dapatmengetahui klasifikasi dan sel penyusun sistem saraf • Dapat memahami kinerja dari sistem saraf

• Dapat mamahami anatomi dan histologi sistem saraf secara lengkap • Dapat memahami hubungan sistem saraf dengan keperawatan gigi

dalam bidang klinis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem saraf

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi jaringan yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan yang bertugas

(5)

menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk variasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

B. Fungsi Sistem Nervosum atau Saraf

Sebagai sistem koordinasi, sistem nervosum memiliki beberapa fungsi, yaitu:

• Sebagai penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indera • Memberi respon terhadap rangsang

• Mengatur dan mengendalikankerja organ – organ tubuh sehingga dapat bekerja sesuai fungsinya

• Menerima informasi dan memproses informasi yang diterima C. Sifat Sel Nervosum

Sel nervosum mempunyai 2 sifat utama, yaitu :

1. Sel saraf mudah dirangsang dan mampu merespons setiap stimulus. Stimulus atau rangsangan adalah perubahan-perubahan di lingkungan yang dapat dideteksi oleh indra.

2. Sel saraf mampu menghantarkan sebuah pesan, yaitu berupa impuls– impuls saraf.

D. Klasifikasi Sistem Nervosum

Susunan sistem nervosum pada manusia terbagi menjadi 2, yaitu Systema Nervosum Centrale (sistem saraf pusat) yang terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang) dan Systema Nervosum Periphericum (sistem saraf tepi) yang terdiri dari sistem saraf somatis yang terbagi lagi menjadi Nervus Spinalis (saraf tulang belakang) dan Nervus Cranialis (sistem saraf kepala) dan Systema Nervosum Autonomicum atau otonom (saraf tak sadar).

1. Systema Nervosum Centrale (Sistem Saraf Pusat)

Systema Nervosum Centrale merupakan bagian dari sistem saraf yang mengkoordinasi semua kegiatan tubuh. Systema Nervosum Centrale

(6)

terdiri dari otak (enchepalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak sehingga sangat memerlukan perlindungan. Keduanya dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang dan juga dilindungi oleh tiga lapisan selaput meninges, yaitu:

- Durameter, terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.

- Arachnoidea mater, disebut demikian karena bentuknya seperti sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik. - Piameter, merupakan lapisan terdalam yang mempunyai bentuk

yang disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.

Pada otak dan sumsum tulang belakang terdapat 2 substansi, yaitu substansi grissea dan substansi alba. Subtansi grissea memiliki warna abu-abu karena tersusun oleh badan sel dari sel saraf. Sedangkan substansi alba memiliki warna putih, karena tersusun oleh serabut-serabut saraf. Walaupun keduanya memiliki substansi yang sama, namun berbeda dalam hal susunannya. Pada otak substansi grissea terdapat pada bagian korteks dan substansi alba terdapat pada bagian tengah. Sedangkan pada sumsum tulang belakang, substansi grissea terdapat pada bagian tengah yang membentuk seperti kupu-kupu dan substansi alba terdapat pada bagian korteks.

a. Otak (Enchepalon)

Otak merupakan organ yang sangat penting dan memiliki fungsi-fungsi yang kompleks. Besar otak kurang lebih dua genggaman tangan dengan berat kurang lebih 1500 gram. Otak terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri yang mengatur tubuh bagian kanan dan

(7)

belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. Otak mempunyai permukaan berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga merupakan pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih yang berisi serabut saraf dan bagian luarnya berwarna kelabu yang berisi badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Otak depan (Prosoncephalon), pada otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hyphotamus dan epithalamus.  Otak Besar (Cerebrum), bagian yang sangat penting dari

otak, yang terdiri dari dua hemisphere. Otak besar memiliki berat 83% dari total berat otak. Otak besar memiliki fungsi mengatur semua aktivitas mental yang berhubungan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran dan pertimbangan. Pada cerebrum terdapat 3 bagian, yaitu Cerebral Cortex, yaitu bagian cerebrum yang berwarna abu-abu(substansi grissea) karena terdapat banyak badan sel saraf. Celebral Cortex memiliki empat area yang disebut lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal. Lobus frontal merupakan pusat kemampuan motorik seperti kecerdasan, berbicara dan daya ingat atau memori. Bagian yang kedua adalah Medullary Body, yaitu bagian cerebrum yang berwarana putih (substansi alba) karena menandung banyak serabut saraf (akson). Bagian ini berfungsi mengirimkan impuls dari dan ke cerebral cortex. Pada medullary body terdapat bagian yang disebut Corpus callosum, yang menghubungkan impuls dari kedua celebral hemisphere. Bagian yang ketiga adalah Basal Ganglia, yaitu

(8)

bagian cerebrum yang berwarna abu-abu (banyak badan sel saraf). Bagian ini berfungsi untuk mengatur pergerakan otot rangka. Selain itu, basal ganglia juga menghubungkan celebral cortex, thalamus dan hypothalamus.

 Thalamus, berbentuk seperti telur dan merupakan struktur yang berpasangan. Sebesar 80 % dari diencephalon. Terdiri dari pusat saraf yang berfungsi sebagai tempat penerimaan untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, sebagai contoh untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.

 Hypothalamus, merupakan bagian bawah dari diencephalon. Bagian ini sangat penting dalam pengeturan fungsi autonom. Bersama dengan sistem limbic, hypothalamus berperan dalam pengaturan emosi. Hypothalamus juga mampu mensekresikan regulatory hormon. Selain itu juga dapat berfungsi untuk mengatur nafsu makan, syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.

 Epithalamus, merupakan bagian terkecil dari posterior dan superiorthalamus. Pada epithalamus terdapat pineal gland yang merupakan bagian dari kelenjar endokrin. Kelenjar ini mensekresikan melatonin untuk mempersiapkan diri pada siklus tidur dan bangun.

2. Otak Tengah (Mesencephalon), terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang berfungsi mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) dari otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata dan juga merupakan pusat

(9)

pendengaran. Otak tengah tidak beerkembang dan akan tetap menjadi otak tengah.

3. Otak belakang (Rhombencephalon), berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.

 Otak kecil (cerebelum), terletak di bagian belakang kepala dan dekat dengan bagian leher ujung atas. Meskipun mempunyai bentuk yang kecil jika dibandingkan dengan otak besar, cerebelum memiliki fungsi yang sangat penting. Cerebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

 Jembatan Varol(Pons Varoli), berbentuk seperti tonjolan yang terletak antara otak tengah (mesencephalon) dengan madulla oblongata. berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, dan juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang. Berfungsi juga sebagai pengontrol proses pernapasan.

 Medulla Oblongata (Sumsum sambung), merupakan bagian dari otak belakang yang berbentuk kerucut dan mengandung banyak serabut saraf yang berfungsi menghantarkan impuls yang datang dari medulla spinalis menuju otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan dan sekresi kelenjar

(10)

pencernaan. Selain itu, medulla oblongata juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk dan berkedip. b. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Medula spinalis merupakan kelanjutan dari medulla oblongata. Bagian berlanjut ke belakang sampai tulang belakang. Panjang sumsum tulang belakang sekitar 42 cm sampai 43cm. Medula spinalis dilindungi oleh rongga tulang belakang dan dilapisi oleh meninges. Pada penampang melintang medula spinalis terlihat bagian luar berwarna putih (alba), sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dn berwarna kelabu (grissea). Pada penampang melintang susmsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terdiri atas sayap atas (tanduk dorsal) dan sayap bawah (tanduk ventral). Impuls sensori dari reseptor dihantarkan ke sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkan ke saraf motorik.

2. Systema Nervosum Periphericum (sistem saraf tepi)

Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf perifer tidak dilindungi tulang. Terdiri dari sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).

a. Sistem saraf sadar (somatik), yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa

(11)

ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal). • Sistem Saraf Otak (Cranial)

Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf, seperti tercantum pada tabel berikut:

Urutan saraf

saraf Nama Saraf Fungsi

I Nervus olfaktorius Sensorik Hidung, sebagai alat penciuman

II Nervus optikus Sensorik Bola mata, untuk penglihatan

III Nervus

okulomotoris

Motorik Penggerak bola mata dan mengangkat kelopak mata IV Nervus troklearis Motorik Mata, memutar mata dan

penggerak bola mata V Nervus trigeminus -nervus oftalmikus -nervus maksilaris -nervus mandibularis Motorik dan sensorik Motorik dan sensorik Sensorik Motorik dan sensorik -

Kulit kepala dan kelopak mata atas

Rahang atas, palatum, hidung

Rahang bawah dan lidah

(12)

mata

VII Nervus fasialis Motorik Otot lidah, menggerakkan lidah

VIII Nervus auditorius Sensorik Telinga, rangsangan pendengaran

IX Nervus gloso-faringeis

Sensorik dan motorik

Faring, tonsil dan lidah, rangsangan cita rasa

X Nervus vagus Sensorik dan motorik

Jantung, lambung, usus halus, laring

XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher XII Nervus

hipoglosus

Motorik Lidah, cita rasa dan otot lidah

• Sistem saraf sumsum spinalis

Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis. 31 pasang saraf medula spinalis, seperti tercantum pada tabel berikut:

jumlah Medulla spinalis daerah

menuju

7 pasang

serviks Kulit kepala, leher an otot tangan

12 pasang

punggung Organ dalam

5 pasang

Lumbal/pinggang Paha

5 pasang

(13)

1 pasang

koksigeal Sekitar tulang ekor

b. Sistem Saraf Tak sadar (otonom), mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

• Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin.

• Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

(14)

Sistem nervosum (saraf) terdiri dari jaringan saraf yang selnya padat dan ketat dan saling terkait. Meskipun sangat kompleks, jaringan saraf hanya terdiri dari dua jenis sel utama, yaitu neuron (sel-sel saraf) dan neuroglia (sel pendukung/insulator/pelindung sel saraf).

Gambar: Sel saraf 1. Neuron (sel saraf)

Neuron adalah sel-sel yang sangat kompleks. Semua sel saraf mempunyai badan sel (cell body) yang fungsinya sangat penting dalam kerja sistem saraf. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Neuron terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a. Badan Sel (The Cell Body)

Badan sel disebut juga soma (badan). Diameternya antara 5 sampai 140 μm. Semua sel saraf hanya memiliki satu inti sel yang dikelilingi oleh sitoplasma. Kandungan sitoplasma pada sel saraf tidak berbeda dengan sel-sel lain pada umumnya. Badan sel merupakan tempat proses dari impuls yang diterima oleh ujung-ujung saraf. Badan sel menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel banyak terletak di Sistem Saraf Pusat. Namun badan sel yang disebut ganglia (tunggal:ganglion) terletak disepanjang sistem saraf tepi.

(15)

Prosesus merupakan sambungan mirip serat yang panjang dari badan sel dan memungkinkan neuron dapat menghantarkan sinyal melewati jarak yang jauh. Ada tiga jenis tonjolan neuron yaitu :  Dendrit, tonjolan bercabang pendek yang menghantarkan

rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit juga berfungsi sebagai penerima rangsang dan memperluas area untuk menerima sinyal dari sel saraf lain.  Serabut saraf akson (neurit), tonjolan panjang yang merupakan

penjuluran sitoplasma badan sel yang berfungsi menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju ke luar badan sel saraf. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.

 Persambungan (sinapsis), tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf

(16)

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan sel saraf intermediet (asosiasi).

 Sel saraf sensorik, berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

 Sel saraf motorik, berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

 Sel saraf intermediet, disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung

dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

(17)

• Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu buah akson yang bercabang.

• Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrite.

• Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan

sejumlah dendrite.

Gambar (a) Neuron unipolar,(b) neuron bipolar,(c) neuron multipolar.

2. Neuroglia (sel pendukung/insulator/pelindung sel saraf)

Neuroglia menyediakan dukungan struktural, perlindungan, dan bantuan untuk neuron. Terdapat lebih banyak dari neuron. Terdiri dari sel schwan dan nodus ranvier.

a. Sel schwan, merupakan sel penunjang yang tersusun seperti rantai di sepanjang akson. Sel schwan bersama-sama melapisi akson dengan lapisan insulator yang disebut selubung mielin. Fungsinya memberi nutrisi dan membantu regenerasi akson.

b. Nodus ranvier, merupakan celah kecil pada selubung mielin yang berada di antar serangkaian susunan sel schwan di sepanjang akson. Berfungsi mempercepat jalannya impuls.

(18)

F. Panca Indera

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan dari luar tubuh dapat ditangkap, dibutuhkan alat –alat tubuh tertentu yang dinamakan indera. Kelima indera itu adalah mata, telinga, kulit, hidung, lidah. Setiap manusia memiliki panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indera masih bisa hidup namun tidak dapat menikmati hidup layaknya manusia yang lainnya.

Indera manusia disebut dengan panca indera ,yaitu : 1. Indera pengelihatan atau mata

Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar, sehingga mampu mengenali lingkungan yang ada disekitarnya dengan cepat. Rangsangan cahya terjadi seperti berikut: cahaya- aqueous humor - pupil- lensa - vitreous humor- retina. Dan bagian - bagian mata memiliki fungsi, yaitu :

• seklera, merupakan pembungkus lapisan terluar pada mata yan berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis

• kornea, merupakan selaput bening tembus pandang pada bagian depan sklera sebagai penerima rangsang cahaya mereaksikan cahaya

• koroidea, lapisan tengah antara sklera dan retina berupa selaput darah (kecuali pada bagian depan ) sebagai penyedia makanan bagi bagian mata yang lain

• iris selaput berwarna, (mengandung pigmen melanin terletak pada bagian depan koroidea) berfungsi memberi warna pada bola mata melindungi refleksi cahaya pada mata

• pupil, berupa lubang yang dibatasi oleh iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk

• lensa, berupa lensa bikonveks untuk membiaskan dan memfokuskan cahaya agar jatuh tepat pada retina

• aqueus humor, berupa cairan encer untuk menjaga bentung kantong depan boal mata

(19)

• vitreous humor, berupa cairan bening dan kental pada selaput jala untuk meneruskan rangsang kebagian mata

• retina, menerima bayangan

• fovea, bagian yang mengandung sel - sel berbentuk kerucut sebagai tempat jatuh bayangan pada retina

• badan silia, berupa otot melingkar dan radial yang terdekat pada ujung depan lapisan koroid untuk menyokong lensa dan mensekresikan aqueus humor

• bintik buta, tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata tidak peka terhadap cahaya karena tidak ada sel konus dan sedikit sel batang

• saraf mata, berupa serabut saraf meneruskan cahaya ke saraf kranial atau saraf optik

2. Indra penciuman atau hidung

Panca indera yang digunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aromanya. Indra pembau pada tubuh kita berupa hidung. Di dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya. Serabut-serabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau yang menuju pusat pembau di otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-rambut halus di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara (berupa gas atau uap). Pada saat tubuh terserang flu biasanya disertai dengan pilek. Pilek menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, terutama pada bagian hidung. Saat pilek, hidung tidak peka terhadap bau (aroma) tertentu dan nafsu makan berkurang karena lidah tidak peka terhadap rasa. Adakah hubungan antara indra pembau (penciuman) dan indra pengecap. Pada saat kita menarik napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Gas memasuki rongga hidung bercampur dengan lendir, kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke saraf pembau di pusat saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai bau. Indra pembau (pencium) ini bersangkut paut dengan indra pengecap. Jika terjadi gangguan pada indra pembau, kita tidak dapat mengecap dengan baik.

3. Indra pengecap atau lidah

Indra pengecap pada tubuh kita berupa lidah. Manusia kadang-kadang lebih menyenangi beberapa makanan tertentu daripada jenis makanan yang lain. Hal itu disebabkan mereka dapat merasakan perbedaan substansi kimiawi pada makanan tersebut. Seperti halnya indra yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncupkuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga belakang. Indra pengecap

(20)

makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam mulut, makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut. Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Manusia hanya mampu mengecap empat macam cita rasa, yaitu rasa asam, asin, manis, dan pahit. Kuncup pengecap pada lidah untuk masing-masing rasa tersebut terletak di daerah yang berbeda. Untuk cita rasa manis berada di bagian ujung lidah sedangkan depan lidah untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa asam ada di sisi lidah. Adapun, kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit.

4. Indera peraba atau kulit

Alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll. Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :

a. Kemoreseptor kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah).

b. Mekanoreseptor mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).

c. Photoreseptor / fotoreseptor photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata. Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

5. Indra pendengaran atau telinga

Alat indera untuk mengenali lingkungan dengan rangsangan bunyi telinga luar telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran telinga luar, dan bagian yang berbatasan dengan telinga tengah atau disebut juga membrane tympani (gendang telinga). Telinga tengah telinga tenga (rongga tympani) berupa rongga kecil yang berisi udara, terletak di dalam tulangoelipis, dan dindingnya dilapisi sel epitel. Di dalam rongga telinga tenga terdapat tiga tulang, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ke tiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi yang bergerak bebas. Ke arah depan, telinga tengah dihubungkan dengan tenggorokan oleh saluran tuba

(21)

eustachius. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan telingah luar dengan telinga tengah. Telinga dalam telinga dalam (labirin) terdiri dari labirin osea dan labirin membranase. Labirin osea adalah serangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi cairan perilimfe. Sedangkan labirin membranase memiliki bentuk yang sama dengan labirin osea, tetapi terletak di bagian yang lebih dalam dan dilapisi sel epitel seta berisi cairan endolimfe. Labirin osea terdiri dari tiga bagian yaitu kanalis semisrkularis, vestibula dan koklea. Kanalis semisirkularis dan vestibula mengandung reseptor keseimbangan tubuh, sedangkan koklea mengandung reseptor pendengaran. Telinga sebagai indra keseimbangan indera keseimbangan merupakan indra khusus yang terletak di dalam telinga. Indra keseimbangan secara structural terletak dekat indra pendengaran yaitu di bagian belakang telinga dalam yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semisirkularis. Struktru tersebut berfungsi dalam pengaturan keseimbangan tubuh yang dihubungkan dengan bagian keseimbangan saraf otak viii. Dengan demikian saraf viii mengandung 2 komponen yaitu komponen pendengaran dan komponen keseimbangan. Telinga sebagai indra pendengaran telinga daoat mendengar jika ada gelombang suara. Gelombang suara adalah suatu perubahan rapatan dan renggangan molekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda. Daun telinga berfungsi seperti corong yang mengumpulkan gelombang suara kemudian disalurkan ke saluran telinga luar. Gelombang udara akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Getaran pada tulang sanggurdi akan menyebabkan tingkap oval bergetar sehingga perilimfe pada skala vestibule juga bergetar. Pada tingkap oval, terjadi penguatan getaran sekitar 20 kali. Getaran prelimfe pada skala vestubuli akan melintasi membrane vestibularis, sehingga menggetarkan membrane basilaris. Akibatnya, rambut pada sel rambut akan bergetar terhadap membrane tektoria dan menimbulkan impuls yang akan dijalarkan ke saraf otak lalu ke korteks otak bagian pendengaran untuk diinterprentasikan.

G. Mekanisme Pengantar Impuls

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis.

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu

(22)

sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau

tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan

(23)

melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

H. Hubungan Sistem Nervosum dengan Keperawatan Gigi

Pemahaman system saraf dalam keperawatan gigi karena berhubungan dengan gigi manusia. Adapun keterkaitan system saraf dalam proses terbentuknya plak, karies, radang gusi dan lain-lain.

Secara umum penyakit yang menyerang gigi dimulai dengan adanya plak gigi.Plak timbul dari sisa makanan yang mengendap pada lapisan gigi yang kemudian berinteraksi dengan bakteri yang banyak terdapat dalam mulut, seperti Streptococcus mutans. Plak akan melarutkan lapisan email pada gigi sehingga lama-kelamaan lapisan itu menipis. Terjadinya plak sangat singkat hanya 10 – 15 menit setelah makan.

Plak yang menumpuk kemudian membentuk karies gigi yang akhirnya merusak lapisan email hingga melubangi gigi. Malangnya, proses ini biasanya tidak kita sadari karena lapisan plak sering tak terlihat karena warnanya juga putih. Sedangkan proses lubangnya gigi kadang tak terasa selama belum menyentuh saraf gigi yang terletak di dalam rongga gigi yang cukup dalam.

Proses kerusakan gigi umumnya berlangsung cukup lama dan sering tidak disadari. Proses karies bisa terjadi dalam 1-2 tahun sebelum terdeteksi oleh saraf sehingga sakit gigi baru terasa. Untuk mendeteksi adanya plak, biasanya digunakan suatu cairan khusus yang disapukan pada pemukaan gigi. Gigi yang mengandung plak akan berwarna merah dan harus segera dibersihkan sebelum menjadi karies. Jika tumpukan plak mengendap di dekat gusi akan tercipta karang gigi berupa lapisan kapur yang mengendap cukup tebal antara gigi dan gusi. Selain membuat kusam gigi,

(24)

karang gigi akan memicu radang gusi yang warnanya sangat merah, bengkak, dan mudah berdarah. Tentu saja sakit pula rasanya.

Terkadang jika gigi sakit atau berlubang, kita memindahkan proses memakan pada satu sisi mulut saja. Hal ini bisa menimbulkan ketegangan otot mengunyah pada satu sisi dan tidak berfungsinya sisi yang lain sehingga timbul ketegangan pada sekitar leher. Gigi berlubang yang sudah mencapai saraf gigi dan tak juga diatasi bisa berakibat fatal.Masalahnya sistem saraf dan pembuluh darah kita menyambung di seluruh tubuh sehingga bakteri bisa menimbulkan infeksi pada organ-organ vital seperti jantung, ginjal dan otak.Saraf perasa pada gigi juga bisa mati sehingga gigi yang berlubang tak terasa sakit lagi.Hilangnya rasa sakit ini bukan berarti sembuh tetapi justru menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit, termasuk masuknya bakteri dalam sistem syaraf dan pembuluh darah dalam gigi.“Dalam beberapa kasus, seperti alergi kulit, sakit mata, sakit telinga hingga migrain ternyata berhubungan dengan gigi yang berlubang. Karena itu pemahaman tentang system saraf dalam keperawatan gigi sangat diperlukan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron). Sistem saraf bekerja saling berhubungan dengan sistem yang lainnya. Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak yang dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang yang di lindungi oleh tulang belakang. Sedangkan sistem saraf perifer terdiri dari sistem saraf sadar dan tak sadar. Saraf sadar terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tak sadar terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatik.

Sel penyusun sistem saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron merupakan sel saraf yang terdiri dari badan sel dan tonjolan. Tonjolan berupa dendrit, akson dan sinapsis. Sedangkan neuroglia merupakan sel pendukung neuron terdiri dari sel schwan dan nodus ranvier.

(25)

DAFTAR PUSTAKA http://www.slideshare.net/Appolucion/sistem-saraf-koordinasi-dan-pengontrolan http://www.scribd.com/doc/114711497/Sistem-Nervosum http://systembiosaraf.wordpress.com/2010/04/28/sst-sistem-saraf-tepiperifer/ Http://organisasi.org/5-lima-alat-indera-manusia-mata-hidung-telinga-lidah-kulit-panca-indera http://www.biologisel.com/2013/02/indra-peraba-indra-pembau-pencium-dan.html http://www.biologizone.com/p/indera-pendengaran-telinga.html http://fadliyanur.blogspot.com/2010/12/sistem-nervosum.html

(26)

http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf http://www.slideshare.net/irwanto/sistem-sara1-f-presentation http://iqbalali.com/2007/04/29/sistem-syaraf/ http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_pusat http://www.slideshare.net/basil_miaw/power-point-anatomi-fisiologi-sistem-saraf kempoantolin.wordpress.com/rajin-sikat-gigi-dan-hindari-makanan-pencetus-plak/ http://www.profitgoonline.com/2013/05/systema-nervosum-sistem-saraf.html Anonim. 2010. Sistem saraf pusat. Tersedia pada

http://grandmall10.wordpress.com /2010/03/02/system-saraf-pusat/

Anonim. 2010. Sistem saraf tepi. Tersedia pada

http://systembiosaraf.wordpress.com /2010/04/28/sst-sistem-saraf-tepiperifer/

Diah et al. 2007. Biologi SMA dn MA. Jakarta: Esis.

Marieb E N, Wihelm P B, Mallatt J. 2012. Human Anatomy (sixth edition). New York: Pearson.

Referensi

Dokumen terkait

Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud yaitu paten ( patent ), simbol ( trademark ), copyright , waralaba ( franchise ), daftar pelanggan ( customer list ), dan nama

Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai

Dr.. Seperti &uga pemeri%aan $ang mendalam. Seperti &uga pen$a%it $ang lain# pemeri%aan )i $ang pen$a%it $ang lain# pemeri%aan )i $ang teliti dan

anggota badan membaik, sebelum operasi merasakan ketentraman hati, selalu mengingat Allah dan ikhlas menghadapi kenyataan setelah operasi, mulai bisa berinteraksi dengan

Civilization encourages human to grow up and race with the technology. Unfortunately, nowadays we still found many students get lack in writing comprehension especially in

Serat Centhini Jilid-6 berisi 15 pupuh dari pupuh 357 s/d 372, berlainan dengan jilid-jilid sebelumnya pada jilid ini bukan berisi cerita perjalanan tapi lebih fokus pada

Dalam studi ini, diphenoxylate hcl bisa dibuktikan sebagai terapi yang efektif untuk mengatasi diare akut non spesifik pada bayi malnutrisi, dan

sendiri (Huntington 1993), merupakan sumber nilai bagi sikap dan perilaku yang kurang mendukung bagi toleransi terhadap pemeluk agama lain, atau bagi kebersamaan antar kelompok