• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR TIDAK BERJALANNYA PERATURAN BUPATI NO 13 TAHUN 2016 TENTANG PENERTIBAN ORGEN TUNGGAL DI PADANG PARIAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR TIDAK BERJALANNYA PERATURAN BUPATI NO 13 TAHUN 2016 TENTANG PENERTIBAN ORGEN TUNGGAL DI PADANG PARIAMAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR TIDAK BERJALANNYA PERATURAN BUPATI NO 13 TAHUN 2016 TENTANG PENERTIBAN ORGEN TUNGGAL

DI PADANG PARIAMAN

(Studi Kasus: Maraknya Orgen Tunggal di Nagari Kasang)

Rani Refita Sari1, Surya Prahara, M.H 2, Erningsih, S.Sos, M.Pd2 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ranikasang@gmail.com

ABSTRACT

The background in this research in the law concept which related with government’s rule in Padang Pariaman regency about controlling concert. Where the rules made by governments for good life in society . That rules involved order that must be done by society. In this research many societies who do not obey that rules which have made by government of Padang Pariaman regency about controlling the concert actually societies must obey the rules that made by government for good life for society together the activity of concerts can make many problems because of that government forbid concert until midnight. The formulation of problem on this research is what’s factor that make the rules of government is not running well about controlling concerts in Padang Pariaman regency especially in Kasang village the function of this research to describe what’s factor causes the rules of governments is not running well about controlling concert in Padang Pariaman regency especially Kasang village. The theory on this research use fungsionalisme structural theory according to Talcott Parsons. Approachment of this research is qualitative research and kind the research is descriptive the data of the research is primer data and sekunder data. Method of data collection using observation of non participant, interview and document study and data analysis of the research is group using Milles And Huberman’s data analysis is collection of data, data reduction test data and, conclusion. Based on the research we concluded that there are some causes Factor’s That Make Regent’s Rules Do Not Running well No 13 Years 2016 About Controlling Concert in Padang Pariaman (Study Causes: Many Concert In Kasang village). Is (1) societies have less realize about the law (2) there is no socialization about law for society (3) there is no social control in society (4) the punishment which is given is not fair one of good punishment is stopped concert is running.

Keys Word: Regent’s Rules, Concert

PENDAHULUAN

Tiada hukum tanpa masyarakat. Karena hukum tercipta

dan diciptakan untuk dijadikan pedoman bertingkahlaku anggota masyarakat dalam hubungannya

(2)

2

dengan sesamanya. Secara terminologis yang dimaksudkan dengan hukum disini bukan ilmu hukum, melainkan berbagai bentuk kaidah sosial atau norma, etika berperilaku, peraturan, undang-undang, kebijakan, dan sebagainya yang berfungsi mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat, bertindak untuk dirinya atau orang lain, dan perilaku atau tingkah laku pola lainnya yang berhubungan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara (Saebani,2007:16).

Peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar masyarakat setempat mematuhi aturan tersebut demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Seperti dengan seiringnya zaman. Aturan-aturan tersebut meliputi segala perbuatan yang dilarang, diperbolehkan, atau diperintahkan. (setiadi, 2011:115).

Berdasarkan hal tersebut pemerintah Padang Pariaman menerapkan Peraturan Daerah Nomor 38 Tahun 2003 tentang ketentraman dan ketertiban umum dan pada BAB IX tertib penyelenggaraan tempat hiburan pada pasal 27 berisikan tentang : (1)

setiap orang / badan hukum dilarang menyelenggarakan tempat hiburan tanpa izin tertulis bupati ataupun pejabat yang ditunjuk. (2) setiap penyelenggaraan tempat hiburan yang telah mendapatkan izin dilarang melaksanakan kegiatan lain yang menyimpang dari izin yang telah dimiliki. (3) setiap penyelenggaraan tempat hiburan dilarang mengadakan hiburan yang berindikasi judi dan yang sejenis dengan itu. (4) izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut dengan keputusan bupati.

Karena tidak berjalannya perda tersebut maka Pemerintah telah menerapkan suatu peraturan yaitu Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 tentang penertiban orgen tunggal dikabupaten Padang Pariaman. Peraturan tersebut dibuat karena orgen tunggal sangat meresahkan masyarakat setempat. Karena mengganggu ketenangan masyarakat dan yang melihat orgen tunggal tidak hanya orang dewasa melainkan anak-anak juga.

Peraturan Bupati adalah aturan hukum yang mengikat dalam lingkup yang ditetapkan sesuai pada pasal 3.

(3)

3

Pasal 3 menyatakan (1) setiap orang atau badan dilarang mengadakan hiburan orgen tunggal yang tidak sesuai dengan norma agama, norma adat dan kesopanan. (2) penyelenggaraan orgen tunggal hanya dibolehkan dari pukul 08.00 wib sampai dengan 18.00 wib. (3) hiburan orgen tunggal sebagaimana dimaksud harus mendapat izin dari walinagari. (4) ketentuan pemberian izin hiburan orgen tunggal diatur lebih lanjut dengan peraturan nagari. Peraturan tersebut disosialisasikan dimasyarakat pada tanggal 3 Maret 2016. Pada saat disosialisakan yang dihadiri oleh bupati dan wakil bupati sekaligus tokoh masyarakat seperti alim ulama, walinagari sekaligus masyarakat Nagari Kasang yang telah hadir pada acara mensosialisasikan peraturan bupati No 13 Tahun 2016, yang bertempat di Masjid Raya Nagari Kasang. Pada saat acara tersebut masyarakat yang telah datang kurang lebih 50 warga masyarakat Nagari Kasang. Bupati telah menerapkan suatu peraturan bahwa boleh diadakan hiburan orgen tunggal tetapi dari jam 08.00-18.00 wib karena apabila dilaksanakan

sampai larut-larut malam akan dapat merusak tingkah laku anak-anak. Karena yang melihat hiburan tersebut tidak hanya orang dewasa melainkan anak-anak juga melihatnya. Tetapi kenyataannya masyarakat Nagari Kasang tetap juga melaksanakan orgen tunggal sampai pukul jam 02.00-03.00 wib. Mereka beranggapan kalau ada pesta pernikahan jika tidak ada orgen tunggal tidak asyik dan masyarakat yang datang akan cepat pulang. Berikut ini adalah masyarakat yang melanggar peraturan semenjak adanya Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Tentang Penertiban OrgenTunggal Di Padang Pariaman.

Tabel 1.2

Pelanggaran Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Di Nagari

KasangTahun 2016/2017

No Nama Acara Jumlah Yang Melanggar 1. Acara Pemuda 3 2. Pesta Pernikahan 15 3. Acara Tahun Baru 2

Sumber: Data Primer Dari Walinagari 2016

(4)

4

Berdasarkan data diatas masyarakat masih melaksanakan hiburan orgen,yang dilaksanakan sampai jam 03.00 wib.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat sebuah Skripsi berjudul“ Faktor Tidak Berjalannya Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Tentang Penertiban Orgen Tunggal Di Padang Pariaman (Studi Kasus: Maraknya Orgen Tunggal di Nagari Kasang)”.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa faktor penyebab tidak berjalannya peraturan yang telah dibuat bupati terhadap penertiban orgen tunggal di Padang Pariaman khususnya di Nagari Kasang?

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor penyebab tidak berjalannya peraturan yang dibuat oleh bupati terhadap penertiban orgen tunggal di Padang Pariaman khususnya di Nagari Kasang.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe

penelitian deskripstif. Teknik pemilihan informan adalah purposive

sampling. Adapun informan

penelitian berjumlah 15 orang. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari informan penelitian melalui wawancara langsung kepada masyarakat Nagari Kasang sekaligus aparatur pemerintahan yang terlibat sekaligus mengetahui tentang peraturan bupati no 13 tahun 2016 tentang penertiban orgen tunggal di Padang Pariaman. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data masyarakat yang melanggar aturan yang di dapat di kantor walinagari dan data tentang peraturan bupati no 13 tahun 2016 tentang penertiban orgen tunggal di Padang Pariaman.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipan yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Metode pengumpulan

(5)

5

data secara observasi digunakan untuk melihat tentang Faktor Tidak Berjalannya Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Tentang Penertiban Orgen Tunggal Di Padang Pariaman (Studi Kasus: Maraknya Orgen Tunggal Di Nagari Kasang). Dalam hal ini peneliti langsung kelapangan untuk mengadakan pengamatan tentang apa faktor yang mendasari tidak berjalannya peraturan bupati tersebut di Padang Pariaman khususnya di Nagari Kasang. Observasi yang peneliti lakukan adalah melihat kenapa masyarakat tidak menaati peraturan yang dibuat bupati sehingga yang peneliti teliti adalah saat hiburan orgen tunggal berlangsung.

Observasi digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat kondisi disaat acara orgen tunggal itu berlangsung. Acara orgen tunggal dimulai dari pukul 20.00 wib dan berakhirnya pukul 02.00 wib. Biasanya yang ikut bergoyang disaat acara orgen itu adalah penyanyi dan pemuda di Nagari Kasang. Pada saat menyaksikan orgen, pemuda mengkonsumsi minuman beralkohol sehingga mereka dalam kondisi

mabuk dan kadang-kadang perkelahian terjadi.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Bungin, 2007:111).

Wawancara yang penulis lakukan pada siang hari dan pada malam hari dimana melihat kesibukan masyarakat pada siang hari. Tetapi wawancara yang dilakukan pada aparatur pemerintahan dilakukan padasiang hari di kantor bupati Padang Pariaman. Disini penulis melakukan tidak hanya satuatau dua orang saja melainkan 15 orang dari berbagai kriteria informan.

3. Studi Dokumen

Dalam penelitian yang dilakukan ini studi dokumen yang dapat mendukung data peneliti yaitu

(6)

6

berupa data-data masyarakat yang melanggar peraturan yang dibuat bupati tersebut. Disini peneliti meminta data kepada walinagari tentang masyarakat yang melanggar peraturan tersebut yaitu masyarakat yang melanggar Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Tentang Penertiban Orgen Tunggal Di Padang Pariaman (Studi Kasus: Maraknya Orgen Tunggal Di Nagari Kasang). Peneliti juga mendapatkan Profil Nagari Kasang yang mana di dapatkan peneliti dari kantor walinagari dan peneliti mengambil foto dalam pertunjukan hiburan orgen tunggal di Nagari Kasang.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu masyarakat Nagari Kasang. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis Milles dan Huberman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Tidak Berjalannya

Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Tentang Penertiban Orgen Tunggal Di Padang Pariaman (Studi Kasus: Maraknya Orgen Tunggal Di Nagari Kasang)

Di dalam masyarakat, berbagai larangan yang berlaku sudah barang

tentu tidak hanya terwujud rambu-rambu dan sederhana seperti halnya dalam kehidupan berlalu lintas di jalan raya.Rambu-rambu yang ada di dalam masyarakat yang diperlukan agar kehidupan sehari-hari masyarakat bisa berjalan dengan tertib jumlahnya jauh lebih banyak dan kompleks. Rambu-rambu yang ada dalam masyarakat bisa berupa norma, nilai, aturan, undang-undang, aturan-aturan informal dan sebagainya, yang mana semuanya bertujuan sama, yaitu mengatur dan mengarahkan perilaku dan hubungan antar anggota masyarakat agar tidak saling merugikan atau menyimpang dari kesepakatan yang telah ditentukan (Narwoko,2004: 131),

Begitu juga peraturan yang telah dibuat pemerintahan bupati secara tertulis yang disosialisasikan kepada masyarakat setempat, agar peraturan tersebut berjalan dengan lancar. Tujuan dari peraturan bupati itu adalah supaya tidak meresahkan masyarakat, karena orgen tunggal sering penyimpangan yang terjadi. Karena itulah pemerintahan bupati membuat peraturan tentang orgen tunggal tersebut. Peraturan telah

(7)

7

dibuat tetapi masyarakat tetap juga menghiraukan tentang aturan tersebut. Namun pemerintahan bupati tetap menjalankan peraturan tersebut. Bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Sanksinya diberhentikan orgennya.

Pemerintah telah memberikan sanksi bagi yang masyarakat yang melanggar aturan namun masih ada masyarakat yang melanggar aturan tersebut dikarenakan ada beberapa faktor sehingga membuat peraturan tersebut tidak berjalan dengan baik. Ada beberapa faktornya antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya Kesadaran Hukum Terhadap Masyarakat

Sedangkan menurut Paul Scholten (1954) menyebutkan kesadaran hukum merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada, sebenarnya yang ditekankan adalah nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan suatu penilaian hukum terhadap kejadian yang konkrit dalam masyarakat yang bersangkutan. Dalam kesadaran

hukum terdapat empat indikator di dalamnya yaitu pengetahuan hukum, pemahaman hukum, sikap hukum, dan pola perilaku hukum sehingga berjalanlah hukum tersebut dengan baik (Saifullah, 2007: 105).

Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dengan demikian masyarakat menaati hukum bukan karena paksaan, melainkan hukum tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam keadaan masyarakat sendiri. Dalam hal ini telah terjadi internalisasi hukum dalam masyarakat.

masyarakat Nagari Kasang tidak memiliki kesadaran hukum yang kuat. Karena masih banyak masyarakat yang melanggar peraturan yang dibuat bupati tersebut. Mereka berpendapat orgen ini adalah musik yang sangat disukainya, kalau mengadakan sampai jam 18.00 wib maka dari itu pesta akan sepi. Hampir semua masyarakat disetiap ada acara selalu mengadakan orgen tunggal dan masyarakat yang lain mengikut. Maka dari itulah tidak adanya

(8)

8

kesadaran hukum bagi masyarakat. Mereka hanyalah mementingkan kesenangan hatinya tanpa memikirkan peraturan.

2. Kurangnya Kontrol Sosial

Dalam Masyarakat

Menurut Peter L Berger kontrol sosial adalah yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. Sementara itu Roucek mendefinisikan kontrol sosial sebagai suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana atau tidak untuk mengajar individu agar dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan nilai kelompok tempat Kontrol sosial sering dilakukan oleh tokoh masyarakat seperti yang dilakukan oleh Alim Ulama dan Wali Korong. Setiap ada acara hiburan orgen tunggal tokoh masyarakat ini selalu melakukan kontrol sosial. Dimana bentuk kontrol sosialnya adalah menasehati masyarakat kalau masyarakat tersebut salah dan menyuruhnya berhenti supaya tidak terjadinya penyimpangan. Tetapi masyarakat tidak menerima nasehat dari pada tokoh masyarakat. Lama kelamaan karena tidak ada respon

dari masyarakat akhirnya tokoh masyarakat membiarkannya saja. Dan kontrol sosial dimasyarakat tidak berjalan lagi dengan baik. Malahan niat tokoh masyarakat sangatlah begitu baik untuk kebaikan masyarakat karena tidak ada respon sama sekali tokoh masyarakat membiarkannya saja lagi. Makanya tidak berjalan kontrol sosial dalam masyarakat Nagari Kasang.

3. Minimnya Sosialisasi Terhadap Masyarakat

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seseorang anak untuk menjadi anggota yang dapat berpatisipasi di dalam masyarakat. Sedangkan menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma agar ia dapat berptisipasi sebagai anggota kelompok masyarakat (Kun Maryati.2001:96).

Di Nagari Kasang pemerintah Padang Pariaman mensosialisasikan

(9)

9

peraturan tersebut hanya satu kali yaitu di Masjid Raya Nagari Kasang yang dihadiri oleh bupati dan wakil bupati, tokoh masyarakat dan masyarakat Nagari Kasang yang hadir ± 50. Sehingga dengan sosialisasi satu kali banyak masyarakat yang tidak faham dan masyarakat tetap melaksanakan hiburan orgen tunggal sampai tengah malam. Seharusnya pemerintah mensosialisasikan peraturan tersebut berkali-kali supaya masyarakat faham dengan aturannya dan mau menaati aturan yang dibuat pemerintah bupati.

Pada saat melakukan observasi masih ada masyarakat yang melaksanakan hiburan orgen tunggal dalam berbagai acara yang dilaksanakannya sampai jam 03.00 wib. Karena hanya satu kali disosialisikan masyarakat susah untuk menyesuaikan diri apalagi orgen tunggal sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Padang Pariaman dan sudah mendarah daging musiknya itu.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan kurangnya sosialisasi pada

masyarakat maka masyarakat tersebut akan tetap melaksanakan hiburan orgen tunggal dan melanggar aturan yang dibuat pemerintah. Seharusnya pemerintah mensosialisasikan peraturan tersebut lebih sering lagi supaya masyarakat faham dan menaati aturan yang dibuat pemerintah.

4. Sanksi Yang Kurang Tegas

Peraturan adalah suatu tata cara yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menertibkan dan menyelaraskan dengan keperluan suatu pihak tersebut. Peraturan tersebut sangatlah berguna dan harus dipatuhi oleh masyarakat setempat. Bagi yang melanggar peraturan tersebut akan mendapatkan sanksi. Sanksi tersebut supaya dapat membuat masyarakat jera dan patuh pada aturan yang berlaku, dan menaatinya sehingga peraturan tersebut berjalan dengan baik. Supaya peraturan tersebut berjalan dengan baik maka diperlukan sanksi yang tegas.

Dengan sanksi yang seperti itu tidak membuat masyarakat jera dan tetap melaksanakan hiburan orgen tunggal sampai jam 02.00 wib dan

(10)

10

melanggar aturan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian ternyata peraturan nagari tersebut tidak tertulis sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang peraturan. Maka dari itu masyarakat tetap melaksanakan hiburan orgen tunggal.

Pada hiburan orgen tunggal selalu terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan masyarakat maka dari itulah bupati membuat peraturan. Bagi yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Sanksinya adalah diberhentikan orgennya, dengan sanksi yang seperti itu masih ada masyarakat yang melanggar peraturan tersebut karena sanksinya tidak bikin masyarakat jera terutama masyarakat Nagari Kasang. Pada saat diberhentikan orgennya alat orgennya dibawa oleh orang yang punya orgen tersebut dan disuruh pergi pengusaha orgennya seperti itulah cara Satpol PP memberhentikan orgen tunggal yang sedang berlangsung itu kejadiannya pada tahun 2016. Pada saat melakukan observasi Satpol PP tidak melakukan razia sehingga masyarakat tidak jera. Maka dari itu

tidak berjalanlah peraturan dengan baik dan observasi tersebut dilakukan pada tahun 2107.

Pemerintah melakukan razia pada tahun 2016 dimana Satpol PP memberhentikan orgennya tersebut. Orgennya berhenti dan disuruh orang yang punya orgen tersebut membawa alat orgennya dan disuruh pergi. Namun tuan rumah tetap membayar sedikit kepada orang yang punya orgen. Masyarakat tidak jera dan sampai sekarang masih tetap melaksanakan hiburan orgen tunggal. Masyarakat tidak mematuhi karena masyarakat menganggap bahwa orgen sudah menjadi bagian dari hidupnya dan tidak bisa dihilangkan lagi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di Nagari Kasang, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat melanggar peraturan yang telah dibuat pemerintahan bupati dan masyarakat tetap juga melaksanakan hiburan orgen tunggal sampai jam 03.00 Wib. Faktor yang Tidak Berjalannya Peraturan Bupati No 13 Tahun 2016 Tentang

(11)

11

Penertiban Orgen Tunggal Dipadang Pariaman (Studi Kasus: Maraknya Orgen Tunggal di Nagari Kasang) adalah sebagai berikut: (1) Kurangnya kesadaran hukum terhadap masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa peraturan tersebut tidak penting, dan yang ada dalam diri masyarakat hanyalah kesenagan. Sehingga masyarakat tidak mempunyai kesadaran hukum dalam dirinya. Sampai sekarang masyarakat Nagari Kasang masih melaksanakan orgen tunggal dan melanggar aturan yang dibuat bupati. Hanya untuk kesenangan hatinya sendiri. (2) Kurangnya kontrol sosial dalam masyarakat. Masyarakat tidak mendengar nasehat dari tokoh masyarakat dan tidak ada respon dari masyarakat akhirnya tokoh masyarakat membiarkannya saja lagi. (3) Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat. Sosialisasi sangatlah penting supaya peraturan tersebut berjalan. Sosialisasi dilakukan berulang-ulang kali supaya masyarakat faham. Tetapi kenyataannya kurangnya sosialisasi dan masyarakat tetap juga melaksanakan orgen tunggal. (4)

Sanksi yang diberikan pemerintahan bupati terhadap masyarakat yang melanggar peraturan tidak membuat masyarakat jera.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian

Kualitatif Edisi Ke2. Jakarta:

Kencana.

Maryati, Kun. 2001. Sosiologi Untuk

SMA dan Ma Kelas X . Jakarta:

Erlangga.

Narwoko, Dwi & Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar

dan Terapan (Edisi Ketiga).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saebani, Ahmad Beni. 2007.

Sosiologi Hukum. Bandung: CV

Pustaka Setia.

Setiadi, Elly M. & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala

Permasalahan Sosial, Teori,

Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Granada Media.

Syarbaini, Syahrial. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saifullah. 2007. Refleksi Sosiologi Hukum. Bandung: PT Refika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya yang tiada terkira, sehingga pada akhirnya penulis dapat

Biaya pembuatan website adalah sesuai dengan kriteria yang telah kami uraikan di Proposal, jika diluar kriteria tersebut maka kami akan analisis biaya kembali sesuai kriteria

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Dapatan yang diperolehi menunjukkan bahawa premis makanan yang tidak mempamer logo halal namun memiliki status pemegang sijil halal Malaysia adalah sebanyak 13 buah premis.. Jumlah

Tabel IV.17 Sebaran Bahaya Bencana Tsunami Terhadap Rencana Pola Ruang di Kelurahan Way Urang Menurut Potensi Bencana Tsunami RTRW Kabupaten Lampung Selatan

Untuk ekstraksi fitur tekstur akan didapatkan nilai dari histogram fitur yang dihasilkan dan akan dilakukan pengujian dengan kuantisasi panjang histogram, sedangkan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, dimana dalam penelitian ini penulis membandingkan antara pola channeling dan pola executing

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh luas wilayah yang ada, banyaknya PUS yang menikah terhadap tingkat kepadatan penduduk, maka data yang diperoleh penulis