• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jabatan Wakil Presiden Menurut Hukum Tat (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jabatan Wakil Presiden Menurut Hukum Tat (2)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jabatan Wakil Presiden Menurut Hukum Tata Negara Indonesia ditulis oleh Dr. Mochamad Isnaeni Ramdhan, S.H., M.H.

Wakil Presiden merupakan jabatan yang ditemukan pada negara yang berbentuk republik. Demikian juga dengan negara Indonesia, yang menganut bentuk pemerintahan republik ditemukan beberapa ketentuan yang menyebut jabatan Wakil Presiden dalam konstitusinya. Berikut pasal-pasal yang dimaksud:

1. Pasal 4 ayat (2) UUD 1945, bahwa Presiden dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

2. Pasal 6A ayat (1) Perubahan Ketiga UUD 1945; seperti halnya Presiden, Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat;

3. Pasal 7 perubahan Pertama UUD 1945, masa jabatan dan perioderisasi yang sama antara kedua pejabat tersebut, yakni lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan;

4. Demikian juga dengan sumpah atau janji jabatan yang dirumuskan dalam redaksi yang sama antara Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 9 ayat (1) Perubahan Pertama UUD 1945).

5. Bahkan Wakil Presiden Republik Indonesia mengganti Presiden jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (1) Perubahan Ketiga UUD 1945.

6. Presiden Republik Indonesia dan/atau Wakil Presiden Republik Indonesia hanya dapat diberhentikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar sebagaimana diatur pada Pasal 3 ayat (3) Perubayan Ketiga UUD 1945.

Menurut saya, hal ini membuktikan bahwa jabatan Wakil Presiden telah ditentukan dalam konstitusi negara Indonesia. Meskipun tidak secara rinci jabatan Wakil Presiden memiliki konstitusi tersendiri yang lebih jelas dalam melakukan tugas dan kewenangan Wakil Presiden, pertanggungjawaban, serta hubungannya dengan pejabat-pejabat negara yang lain. Jabatan Wakil Presiden Republik Indonesia tidak didukung oleh ketentuan Konstitusional.

Seharusnya, dalam konstitusi Indonesia harus dicantumkan dengan jelas tugas dan kewenangan Wakil Presiden, tidak hanya tugas dan kewenangan Presiden saja yang dijelaskan secara rinci. Karena, dalam ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila, tersaji pola pembagian kekuasaan secara proporsional antarlembaga negara sebagaimana tersirat pada wacana para Perumus UUD 1945. Wakil Presiden juga termasuk lembaga negara, tidak hanya Presiden saja.

(2)

Muhammad Yamin mengajukan kompromi berupa pembentukan pemerintah pusat yang sesuai dengan kebudayaan, peradaban, dan keinginan bangsa Indonesia tapa menafikan perbandingannya dengan konstitusi negara-negara lain. Bagi Muhammad Yamin salah satu pembentukan pemerintah pusat yang sesuai dengan kebudayaan, peradaban, dan keinginan bangsa Indonesia diwujudkan pada sistem pembagian kekuasaa rakyat secara adil sehingga dapat diasumsikan terdapat keseimbangan dalam kekuasaan pemerintahan pusat.

Hal ini yang saya maksudkan bahwa seharusnya tugas dan kewenangan Wakil Presiden mempunyai kejelasan yang sama dengan tugas dan kewenangan Presiden, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan lainnya. Yang dimana tugas dan kewenangannya diatur dengan rinci dalam konstitusi Negara Republik Indonesia sebagai acuan dan panduan Wakil Presiden untuk melakukan tugas-tugasnya.

Selanjutnya, mengutip opini Muhammad Yamin yang mengatakan bahwa:

Bagaimana syarat-syarat seorang Presiden, tidaklah perlu saya panjangkan, hanya cukup kalau dikatakan, harus ada seorang Kepala Negara yang akan mengendalikan dan akan menjungjung kedaulatan negara Republik Indonesia ke luar dan ke dalam, dan di keliling Kepala Negara itu adalah tidak seorang melainkan dua orang wakil Kepala Negara. Dengan mengambil seorang Kepala Negara dan dua wakil Kepala Negara, kita hendak menyatakan, bahwa aliran-aliran yang ada di tanah air kita ini besar sekali; Kepala Negara ialah kepala segala aliran dan yang menjungjung kedaulatan negara. Wakil Kepala Negara itu diperlukan untuk mencukupi syarat-syarat yang ada di sini, yaitu berhubung dengan kemauan rakyat, luasnya daerah, dan pentingnya penduduk; dan seorang lagi yaitu untuk menggambarkan keluar, sebagai kelahiran pikiran dan kemauan rakyat Islam.

Sudah sangat jelas bahwa opini Muhammad Yamin ini menjelaskan pentingnya seorang wakil Kepala Negara yang disebut sebagai Wakil Presiden. Suatu pemerintah yang berdasar kepada Kedaulatan Rakyat hendanya disusun, sehingga pembagian kekuasaan dalam Pemerintah Pusat dibagi dengan sempurnanya di antara badan kekuasaan yang enam, yaitu:

1. Presiden dan Wakil Presiden; 2. Kementrian;

3. Mahkamah Agung;

4. Dewan Pertimbangan Agung; 5. Dewan Perwakilan Rakyat; 6. Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Beranjak dari opini Muhammad Yamin, tampak bahwa:

A. Jabatan Wakil Presiden merupakan bentuk perwujudan kompromi pluralitas golongan yang ada di Indonesia sehingga perlu diajukan dari satu orang Wakil Presiden.

(3)

C. Tugas Wakil Presiden bukanlah membantu, tetapi mewakili Presiden. Yang secara leksiografis dapat diartikan sama dengan mendampingi Presiden.

Berbeda dengan Muhammad Yamin tentang tugas Wakil Presiden, Soepomo menganggap bahwa tugas Wakil Presiden tetap sebagai Wakil Presiden yang melaksanakan kewajiban Presiden jika yang terakhir berhalangan. Dalam hal ini Soepomo tidak menggunakan istilah menggantikan Presiden, menurut Soepomo jika jika Presiden berhalangan, Wakil Presiden hanya melaksanakan kewajiban Presiden tanpa menggantikannya, namun demikian masih menurut Soepomo kedudukan Wakil Presiden tidak tergantung Presiden, karena Wakil Presiden diangkat oleh MPR.

Selanjutnya, jika kita mengacu pada penafisran leksiografis-terminologis, pada Pasal 4 ayat (2) UUD 1945 dapat disimpulkan bahwa:

1. Kata kerja “dibantu” berpadanan dengan kata kerja “ditolong”, selanjutnya

2. Sifat dan bantuan Wakil Presiden tersebut adalah aktif dalam pelaksanaan kewajiban Presiden. Artinya Wakil Presiden wajib memberikan bantuannya demi terselenggaranya pelaksanaan tugas yang diemban Presiden (dalam hal ini penyelenggaraan pemerintahan negara);

3. Bentuk bantuan dalam arti menolong; meringankan kewajiban Presiden, agar pelaksanaan kewajibannya berhasil dengan baik.

Selanjutnya adalah bahasan tentang penggantian Presiden Indonesia oleh Wakil Presiden. Hukum tata negara merupakan salah satu bagian dari sistem hukum yang mengatur tentang cara pengisian jabatan kenegaraan dengan pejabat, cara pembagian kekuasaan antarpejabat, serta cara pembatasan kekuasaan antarpejabat maupun antar pejabat-pejabat tersebut dengan rakyat. Salah satu objek penyelidikan dalam disiplin ilmu hukum tata negara yakni cara pengisian jabatan lembaga-lembaga negara dalam struktur ketatanegaraan yang dianut oleh suatu negara, juga tidak lepas tentang penggantian jabatan Presiden oleh Wakil Presiden. Yang dimaksud dengan penggantian Presiden adalah proses, cara, perbuatan mengganti atau menggantikan Presiden oleh Wakil Presiden.

Dapat diuraikan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penggantian Presiden oleh Wakil Presiden, antara lain:

1. Terjadinya kekosongan pejabat Presiden baik tetap maupun sementara; 2. Kekosongan tersebut berlaku dalam masa jabatan Presiden;

3. Yang dimaksud dengan kekosongan pejabat Presiden secara tetap dapat dimungkinkan karena Presiden yang bersangkutan dinyatakan:

a. Wafat atau meninggal dunia;

b. Berhenti dari jabatannya, baik karena keinginan sendiri maupun karena diberhentikan dari jabatannya oleh MPR;

c. Tidak dapat lagi melakukan kewajibannya sebagai Presiden, baik karena ketidakmampuan fisik maupun ketidakmampuan psikis yang bersifat tetap. 4. Yang dimaksud dengan kekosongan pejabat Presiden secara sementara dapat

(4)

Presiden dalam kondisi terganggu kesehatannya secara fisik yang bersifat sementara.

5. Kemungkinan lain saat Presien dalam kondisi terganggu kesehatan psikisnya.

Kesimpulannya, demi kelangsungan kehidupan pemerintahan dalam negeri, tugas-tugas kepresidenan digantikan oleh Wakil Presiden.

Berikutnya adalah pembahasa tentang optimalisasi Wakil Presiden. Dalam bentuk negara serikat dengan sistem pemerintahan presidensial, pada umumnya tugas dan kewenangan Wakil Presiden merangkap sebagai ketua senat-bukan anggota seperti yang diemban oleh Wakil Presiden Amerika Serikat.

Dalam negara kesatuan dengan sistem pemerintahan presidensial, tugas dan kewenangan yang diemban oleh Wakil Presiden merangkap sebagai anggota wakil kabinet.

Kewenangan sebagai pengganti Presiden juga sebagai pelaksana tugas-tugas yang diberikan oleh Presiden (sebagai Wakil Kepala Negara) diemban oleh Wakil Presiden Republik Rakyat China dan Republik India maupun Republik Bulgaria.

Berbagai faktor lain yang juga mempengaruhi pembagian tugas dan kewenangan antara Presiden dan Wakil Presiden antara lain: sistem pengisian jabatan, serta sistem pertanggungjawaban kedua pejabat tersebut.

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami, jika pengaturan secara tegas terhadap tugas dan kewenangan Wakil Presiden penting dirumuskan dalam konstitusi, guna:

1. Menghindari kekosongan penguasa jika terjadi pergantian Presiden.

2. Guna menghindari keragaman penafsiran tentang prosedur dan mekanisme penggantian Presiden;

3. Kepastian pengaturan lingkup pertanggungjawaban Wakil Presiden yang menjadi pengganti Presiden.

Dengan adanya pengaturan konstitusional terhadap pembagian kekuasaan antara Presiden dan Wakil Presiden secara intrinsik juga termasuk pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan, sehingga terdapat hubungan fungsional yang proporsional dan saling bantu antara kedua pejabat tersebut.

Berbeda halnya dengan Wakil Presiden pada beberapa negara, tugas dan kewenangan Wakil Presiden Republik Indonesia tidak diatur secara tegas dalam konstitusinya – meskipun sampai dengan sekarang telah dilakukan Perubahan Keempat terhadap UUD 1945- hanya diatur dalam satu pasal saja, yani Pasal 4 ayat (2) UUD 1945, “Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.”

(5)

Arti kata “kewaijban”dalam pasal tersebut mengandung arti sesuatu yang mutlak harus dilaksanakan oleh Presiden, yakni sebagai Kepala Pemerintahan dan kekuasaan sebagai Kepala Negara. Tugas dan kewenangan Wakil Presiden dapat diberikan dalam ranah kekuasaan eksekutif riil sebagai Wakil Kepala Pemerintahan maupun dalam ranah kekuasaan eksekutif nominal sebagai Wakil Kepala Negara.

Relasi saling bantu yang proporsional antara presiden dan wakil presiden merupakan kondisi ideal antara presiden dan wakil presiden sesuai dengan potensi kedua pejabat tersebut, tanpa harus saling melebihkan maupun saling mengurangi. Keniscayaan tersebut disadari seutuhnya oleh “Para Perumus UUD 1945”dalam mengatur hubungan antara Presiden dengan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Jadi disini saya dapat menyimpulkan bahwa, Presiden dan Wakil Presiden harus mempunyai relasi saling bantu agar tercipta hubungan yang baik antara keduanya. Meskipun untuk Jabatan Wakil Presiden sendiri tidak diatur secara rinci dan jelas seperti Jabatan Presiden dalam konstitusi, Wakil Presiden tida boleh berbuat semena-mena atau berbuat yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada.

Selanjutnya adalah pertanggungjawaban Wakil Presiden. Sebelum Perubahan Ketiga UUD 1945 ditetapkan, pertanggungjawaban pemerintahan hanya dilakukan oleh Presiden. Sejak ditetapkannya Perubahan Ketiga UUD 1945, pejabat kepresidena yang dapat diminta pertanggungjawaban tidak didominasi oleh Presiden, Wakil Presiden juga dapat diminta pertanggungjawabannya.

Pada setiap jabatan senantiasa melekat pembatasan kekuasaan baik berupa, tugas dan kewenangannya maupun masa jabatan yang dapat diminta pertanggungjawabannya. Tidak satupun jabatan yang tidak dapat diminta pertanggungjawabannya.

Pada pernyataan ini dapat ditafsirkan bahwa tiap-tiap jabatan atau kekuasaan merupakan kepercayaan dan seorang pejabat memiliki kewajiban memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan cara melakukan tugas dan kewenangan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pertanggungjawaban pejabat public termasuk Presiden dan Wakil Presiden harus disusun secara konkret dan terperinci, bagi terlaksananya pemerintahan yang baik dan bersih.

Demikian pula halnya dengan jabatan Wakil Presiden Republik Indonesia, berdasarkan Pasal 7A, pasal 7B ayat (1) sampai dengan ayat (7) Perubahan Ketiga UUD 1945 dinyatakan adanya prosedur dan mekanisme pertanggungjawaban terhadap pejabat lembaga kepresidenan (yakni Presiden dan Wakil Presiden).

Beberapa tugas dan kewenangan wakil presiden sebagai wakil kepala negara di antaranya:

a. Dewan Pertimbangan Presiden.

(6)

Dewan Pertimbangan lebih efektif menjadi rujukan utama untuk dilaksanakan oleh Presiden.

b. Perencanaan Pembangunan Nasional.

Wakil Presiden sebagai Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi koordinasi perancangan antarkementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian sehingga terumuskan pembangunan yang sistemik.

c. Pertimbangan Otonomi dan Sumberdaya Daerah, serta Pengelolaan Perbatasan. Wakil Presiden sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Otomonomi dan Sumberdaya Daerah, serta Pengelolaan Perbatasan merupakan tugas dan kewenangan memberikan pertimbangan komprehensif tuntutan pemekaran wilayah, pengelolaan sumberdaya daerah serta pengelolaan perbatasan.

d. Pertimbangan Gelar Kehormatan dan Tanda Jasa.

Wakil Presiden sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Gelar Kehormatan dan Tanda Jasa merupakan kewenangan membentuk tim yang melakukan seleksi dan pengkajian atas usul penganugrerahan gelar kehormatan da tanda jasa termasuk pengangkatan pahlawan.

e. Pertimbangan Jabatan Publik.

Wakil Presiden sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Jabatan Publik merupakan kewenangan membentuk tim seleksi dan pengkajian atas usul pengisian jabatan publik, seperti jabatan Hakim Agung, Haim Konstitusi, Komisi Yudisial, Kepala Tentara Nasional Indonesia, Kepala Kepolisian dengan melibatkan komisi yang terkait. Bahkan pengisian jabatan Duta Besar, Konsuler.

Sedangkan beberapa tugas dan kewenangan wakil presiden sebagai wakil pemerintahan di antaranya:

a. Pengawasan Aparatur Pemerintah.

Wakil Presiden berwenang melakukan pengawasan aparatur pemerintah dengan melibatkan apparat penegak hukum terkait, tanpa mengurangi kewenangan yang ada pada masing-masing penegak hukum.

b. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan.

Wakil Presiden berwenang melakukan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan sekaligus menjadi katalisator pemahaman antar kementerian penyelenggaraa pemerintahan.

c. Koordinasi Perumusan dan Pelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan.

Dalam kaitannya dengan lembaga pembentuk undang-undang, Wakil Presiden dapat melakukan koordinasi perumusan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

d. Penanganan Sengketa Antar-Kementerian.

Wakil Presiden dapat menjadi katalisator bagi sengketa antar kementerian mengingat kompleksitas kepentingan kementerian yang dapat menghambat pemerintahan.

(7)

Wakil Presiden mampu mengawasi dan memantau kebijakan pemerintah di daerah serta merumuskan penyelesaian konkret atas konflik substansial antara kebijakan pusat dan kebijakan daerah.

Kesimpulannya, jika kita mengacu pada beberapa opsi tersebut, tidak dapat lagi kita menyematkan istilah Wakil Presiden sebagai “Ban Serep”. Namun demikian banyak persoalan mendasar terkait jabatan Wakil Presiden, salah satunya adalah ketidakjelasan tugas dan kewenangan Wakil Presiden dalam konstitusi Indonesia.

Nama : Astria Yuli Satyarini Sukendar

NBI : 1311700068

Referensi

Dokumen terkait

yakni pondok pesantren Darut Tawwabin dalam membina akhlak masarakat yang. tertuang dal am skripsi dengan judul “Peranan Pondok Pesantren

Apakah dengan adanya pabrik smelter ini Bantaeng sebagai wilayah yang berhasil dalam pembangunan juga berhasil dalam memberdayakan masyarakatnya sendiri

 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan

wada’antara lain: wahai seluruh manusia, sesungguhnya Tuhan kamu Esa, ayh kamu satu, tiada kelebihan orang arab atas Non Arab, tidak juga Non Arab atas Arab,

Adapun proses konflik India dan Pakistan yaitu konflik yang terjadi sejak bulan Agustus 1947.Peristiwa ini memiliki empat kejadian perang atau konflik ,tiga diantaranya

Profesional Mengembangkan materi pembelajaran penjasorkes secara kreatif Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

“Ibu harapkan setelah pembelajaran hari ini, kalian dapat mengetahui nilai-nilai juang para tokoh yang berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.”..

Jadi, hasil dari kemampuan berbicara pada siswa kelas sebelas SMK Taman Siswa Kudus tahun pelajaran 2014/2015 sebelum diajarkan menggunakan wayang kulit adalah rendah.