• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PROGRAM BERMUTU - LAP BERMUTU ISI.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PROGRAM BERMUTU - LAP BERMUTU ISI.doc"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) melaksanakan Program Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) dimulai pada tahun 2008 sampai tahun 2013 yang tersebar di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi. Program BERMUTU bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagai dampak peningkatan kompetensi, kualifikasi, dan kinerja guru. Salah satu komponen strategis Program BERMUTU untuk mencapai tujuan tersebut adalah penguatan peningkatan mutu dan profesional guru secara berkelanjutan.

Besarnya jumlah guru yang belum memenuhi kualifikasi minimal S1/D4 menjadi dasar pemikiran untuk memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang mewadahi guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang mewadahi guru bidang studi di SMP, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah Kerja Program Studi (MKPS). Pada Program BERMUTU, peningkatan kompetensi guru akan ditingkatkan dengan memberdayakan KKG dan MGMP sehingga mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan profesional guru termasuk pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi bagi guru yang belum memiliki Ijazah S1/D4 dan juga bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah.

(2)

guru. Besaran dana program BERMUTU totalnya berjumlah US$ 195,1 juta selama kurun waktu 2008-2013. Sumber pendanaan tersebut berasal dari dana hibah pemerintah Belanda dan dana pinjaman dari World Bank, serta pendampingannya berasal dari APBN (Dirjen PMPTK, Dirjen DIKTI dan Balitbang Depdiknas) dan APBD.

Program BERMUTU ini dilaunching secara resmi oleh Mendiknas Bambang Soedibyo pada tanggal 18 Desember 2007 melalui teleconference yang dilaksanakan secara serentak di 15 Perguruan Tinggi Negeri Indonesia. Cakupan program ini adalah 11 unit kerja di pusat dan 75 kabupaten/kota yang terpilih di 16 provinsi di Indonesia.

(3)

BAB I

PROGRAM BERMUTU

A. POM (Project Operational Manual)

POM adalah dokumen yang berisi pedoman baku untuk dijadikan rujukan dalam mengelola (merencanakan, melaksanakan, mensupervisi, dan mengevaluasi) semua kegiatan Program BERMUTU.

Adapun landasan hukumnya hádala :

 UU No: 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara  UU No: 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharan Negara

 UU No: 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

 Financing Agreement Credit 4349 IND tanggal 7 Nopember 2007, NR 10759501tanggal 5 esember 2007 tentang IDA Financing 4349-IND/IBRD 7476-IND (BERMUTU).

 Loan Agreement Ln 7476 IND Tanggal 7 Nopember 2007 NR

10760201 tanggal 5 Desember 2007 tentang IDA Financing 4349-IND/IBRD 7576-IND (BERMUTU).

Dengan adanya POM diharapkan dapat menjadi pedoman /acuan/rujukan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan maupun pemantauan pelksanaan kegiatan BERMUTU. Dengan demikian kegiatan BERMUTU dapat terlaksana secara efektif, efisisen,

dan transparan. Dan pada akhirnya tujuan akhir BERMUTU tercapai secara tepat dan benar dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan.

(4)

Adapun Sistimatika POM terdiri dari :

- Bab I Pendahuluan: Berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penyusunan Buku POM, (Hal: 1 - 3).

- Bab II Gambaran Umum Program BERMUTU: Berisi tentang latar belakang, tujuan, indikator utama, komponen kegiatan, rencana pembayaran, dan sasaran Program BERMUTU, (Hal:4 - 18).

- Bab III Organisasi Program BERMUTU: Berisi uraian tentang struktur organisasi penyelenggaraan Program BERMUTU beserta peran dan tugas serta alur koordinasi antar ordinat, (Hal: 19 - 42) - Bab IV Operasionalisasi Program BERMUTU: Memuat tentang tata kelola Program BERMUTU yang dilengkapi dengan diagram alir, pelaksanaan, serta rincian tahapan berbagai sub-kegiatan masing-masing komponen kegiatan, (Hal: 43 - 90).

- Bab V Pengelolaan Keuangan: Memuat Prinsip-prinsip dan prosedur pengelolaan keuangan, penyusunan anggaran, mekanisme pembayaran, tata cara revisi anggaran, pembukuan, disbursement, audit, dan pelaporan keuangan, (Hal: 91- 191).

- Bab VI Pengadaan Barang dan Jasa: Berisi dasar hukum pengelolaan pengadaan, prosedur, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, serta laporan pemantauan pengadaan, ( Hal: 192 -233 ). - Bab VII Pemantauan dan Evaluasi: Berisi tentang rancangan sistem monitoring dan evaluasi termasuk evaluasi dampak sebagai alat kendali kegiatan yang meliputi, prosedur, sumber informasi, target, dan akses, dan penyusunan Implementation Completion Report

(ICR) sebagai bagian dari kegiatan ini, (Hal: 234 – 247)

- Bab VIII Penanganan Pengaduan dan Relasi Publik: Memuat tentang tata cara pengaduan penyimpangan dalam pengadaan dan kegiatan Program BERMUTU lainnya berikut penanganannya serta berbagai media yang dapat digunakan.

(5)

B. BAHAN PELENGKAP POM

1. Program Terkait Dengan Pendidikan Tinggi:

a. Panduan Beasiswa S3 PGSD Luar Negeri dan Pelatihan Singkat Luar Negeri Bagi Dosen PGSD, PGSM, dan PLB. b. Panduan Teknis Penyusunan dan Penilaian Proposal Dana

Insentif Pengembangan Bahan Pembelajaran (DIP-BP) Untuk PJJ S1 – PGSD.

c. Panduan Penyusunan Proposal Dana Insentif Akreditasi LPTK.

2. Terkait Dengan Kegiatan Ditjen PMPTK (Dana Bantuan Langsung bagi Kelompok Kerja):

a. Pedoman Pelaksanaan pemberian DBL (Dana Bantuan Langsung) atau Block Grant bagi KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS, MKPS.

b. Petunjuk Operasional Program KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS, MKPS.

Gunakan POM sebagai rujukan utama yang bersifat kebijakan dan aturan umum.

Untuk hal-hal yang bersifat teknis, gunakan Buku Panduan atau Pedoman Khusus yang relevan.

Apabila terjadi permasalahan Team Pengelola Daerah mengkonsultasikan permasalahan kepada Komite Pengarah Daerah untuk klarifikasi hal-hal yang bersifat lokal dan tidak bertentangan dengan ketentuan prinsipil yang termuat di dalam POM dan Buku Panduan/Pedoman.

(6)

sepengetahuan Komite Pengarah Daerah mengajukan konsultasi tertulis kepada Komite Pengarah Pusat melalui PCU.

Team Pengelola Pusat mengkonsultasikan permasalahan yang terjadi di lingkungan kerjanya kepada PCU untuk hal-hal yang tidak bertentangan dengan ketentuan prinsipil yang termuat di dalam POM dan Buku Panduan/Pedoman.

Untuk hal-hal yang bersifat prinsipil dan bertentangan dengan ketentuan yang termuat di dalam POM yang diajukan oleh Pengelola Daerah dan PIU kepada PCU, PCU akan mengkonsultasikan pemecahannya secara tertulis kepada Komite Pengarah Pusat.

Agar memiliki kekuatan hukum, maka baik Komite Pengarah Daerah, PCU, maupun Komite Pengarah Pusat memberikan tanggapan secara tertulis atas konsultasi permasalahan yang diajukan oleh Team Pengelola

C. STRUKTUR ORGANISASI BERMUTU 1. Tingkat Pusat

18

STRUKTUR ORGANISASI TINGKAT PUSAT

Mendiknas WB & Dutch Govt.

(7)

19

Pemanfaat – GURU (KKG/MGMP, KKKS/MKKS, KKPS/MKPS)

D. PEMBINAAN GURU MODEL BERMUTU

Program “BERMUTU” (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) merupakan upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru.

Ada 4(empat) komponen BERMUTU yang terlibat, yaitu :

1. Mereformasi pendidikan bagi calon guru , dilakukan oleh LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan), manfaat yang diharapkan :

a. Tersedianya program-program pendidikan pra-jabatan yang lebih sesuai dengan amanah UUGD.

b. Peluang yang lebih terbuk bagi guru-guru di daerah khusus/terpencil untuk mengikuti pendidikan kualifikasi. c. Dihasilkannya calon guru baru yang profesional.

(8)

kelompok kerja guru, kepala sekolah dan pengawas (KKG/MGMP/KKKS/MKKS/KKPS/MKPS), manfaat yang diharapkan :

a. Memperkuat dan memberdayakan KKG-MGMP, KKKS-MKKS, KKPS-MKPS.

b. Tersedianya metoda yang efektif dalam meningkatkan kapasitas kabupaten/kota dalam peningkatan profesionalisme guru di daerahnya melalui kelompok kerja.

c. Meningkatnya kreativitas, motivasi, dan dukungan fasilitas bagi guru di daerah dalam meningkatkan profesionalismenya.

3. Memperbaharui sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karir guru , dilakukan oleh Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional dan lembaga terkait (MENPAN, DEPKEU, dll), manfaat yang diharapkan :

a. Meningatkan / memperkuat citra profesi guru.

b. Menjadikan guru sebagai salah satu karir pilihan utama bagi generasi muda berbakat dan potensial.

c. Meningkatnya profesionalisme guru secara berkelanjutan.

4. Meningkatkan Monitoring dan Evaluasi mutu guru dan prestasi belajar siswa, oleh semua lembaga pengawasan internal maupun eksternal( Pusat Statistik, Puslikjaknov, Puspendik, Bindiklat) , manfaat yang diharapkan :

a. Tersedianya basis-data (database) guru yang komprehensif.

(9)

c. Tersedianya informasi yang berkualitas bagi para pembuat kebijakan pendidikan, terutama dalam bidang tenaga kependidikan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah

E. PENDEKATAN DALAM MODEL BELAJAR BERMUTU

1. Proses belajar terstruktur dan mandiri di KKG/MGMP selama 16 minggu, dengan bimbingan guru pemandu dan dosen LPTK (2x).

2. Dirancang untuk menggunakan semua paket pembelajaran yang sudah ada dan sudah dikembangkan oleh Pemerintah maupun Lembaga Donor (Lesson Study, CLCC, DBE2, NTTPEP, MBE, UT, HYLITE, dll.) secara terintegrasi untuk meningkatkan kompetensi guru.

3. Dirancang untuk menggunakan tiga pendekatan secara terkombinasi: lesson study, penelitian tindakan kelas, dan case study.

4. Diwadahi oleh website sebagai tempat repositori materi berbentuk digital dan forum diskusi virtual antar guru, dan dengan tutor/guru pamong.

(10)

Refleksi

G. KOMPONEN PAKET PEMBELAJARAN

Komponen Paket Pembelajaran

BERMUTU (bidang studi)

7. Panduan Belajar Matematika 8. Panduan Belajar IPA

9. Panduan Belajar Bahasa Inggris 10. Panduan Belajar Bahasa Indonesia SMP

3. Panduan Belajar Matematika 4. Panduan Belajar IPA 5. Panduan Belajar IPS

6. Panduan Belajar Bahasa Indonesia SD Kelas

2. Panduan Belajar Tematik

(11)

Komponen Paket Pembelajaran

BERMUTU (bidang studi)

Hasil akhir tugas guru (bidang studi) selama 16 minggu (minimal):

1. 1 buah Rancangan PTK 2. 1 buah Laporan PTK

3. Kajian kritis bidang ilmu 3 buah

5 buah tugas individual untuk dinilai

Maksimal:

• Guru SD: 5 buah rancangan PTK, 5 buah laporan PTK, 3 buah kajian kritis • Guru SMP: 4 buah rancangan PTK, 4 buah laporan PTK, 3 buah kajian kritis

H. PROSES BELAJAR GURU

Proses Belajar Guru

(1 semester – 1 tahun)

Penyusunan Bidang Studi (gunakan Panduan Belajar per

bidang studi)

ICT (gunakan Panduan Belajar ICT)

Generik PTK

(gunakan Panduan Belajar Generik PTK

3 hr

16 x pertemuan dalam waktu 1 semester - 1 tahun

Kemitraan dengan LPTK

16 kali tutorial (Kegiatan KKG/MGMP) dalam setahun – guru pemandu minimal S1, disetujui oleh LPTK

(12)

J. PERAN LPTK

1. LPTK bersedia untuk melakukan pengakuan hasil belajar Program Belajar BERMUTU bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas yang diselenggarakan di KKG/MGMP, KKKS/MKKS, KKPS/MKPS sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di LPTK masing-masing.

2. Bersama P4TK, menyusun mekanisme pengakuan hasil belajar Program Belajar BERMUTU berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Ditjen PMPTK, P4TK, LPMP, Dinas Pendidikan, dan LPTK.

3. Pengembangan Kerjasama untuk

• Alih Kredit terhadap hasil belajar guru, kepala sekolah, pengawas dalam Program Belajar BERMUTU

• Pertimbangan terhadap usulan Guru Pemandu,

• Penyediaan Dosen Pendamping dari LPTK sebagai nara sumber yang melakukan kunjungan selama minimal 2 kali ke KKG/MGMP, KKKS/MKKS, KKPS/MKPS untuk setiap siklus Program Belajar BERMUTU.

K. EVALUASI PESERTA

1. Evaluasi hasil partisipasi peserta oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota melalui Pengawas dan KepSek (diberikan kepada LPMP)

Sertifikat partisipasi diberikan jika:

• tugas-tugas sudah diselesaikan sesuai ketentuan (cek kelengkapan portofolio), dikumpulkan oleh Dinas Pendidikan kab/kota, selanjutnya disampaikan ke LPMP untuk diteruskan ke LPTK

• partisipasi minimal 80% dari 16x pertemuan

(13)

• tugas-tugas sudah diselesaikan sesuai ketentuan (portofolio hasi belajar guru)

• ada surat pengantar dari LPMP berdasarkan evaluasi dari Dinas Pendidikan kab/kota

• pengakuan diberikan secara individual sesuai dengan kualitas hasil kerja individu guru

Peningkatan kualitas dan kinerja guru yang ingin dicapai melalui Program Bermutu ini bias dilihat dari 3 indikator :

1. adanya peningkatan jumlah guru yang memnuhi kualifikasi akademik sebagaimana ditetapkan UU Guru dan Dosen,

2. adanya peningkatan jumlah guru Sd dan SLTP di Kabupaten/kota mitra Program BERMUTU yang mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan menggunakan strategi mendidik yang sesuai dengan usia siswa,

3. adanya penurunan angka kemangkiran guru dii kabupaten/kota mitra Program BERMUTU.

(14)

BAB II

PELAKSANAAN PROGRAM BERMUTU DI KABUPATEN PEKALONGAN

Setelah Bupati Pekalongan menandatangani Nota Kesepakatan dengan Dirjen PMPTK DEPDIKNAS Nomor : 5140/F/KP/2008 tentang : Pelaksanaan Kegiatan Program “BERMUTU” (Better Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) bersama dengan 75 Kab/Kota di Indonesia, termasuk di dealamnya 10 Kabupaten di Jawa Tengah, maka sejak tahun 2008 perwakilan DCT (District Core Team) atau Tim Implementasi Kabupaten dan semua unsur yang mewakili kelompok kerja guru, kepala sekolah dan pengawas diundang untuk mengikuti segala kegiatan persiapan dan sosialisasi program Bermutu yang diselenggarakan oleh Tim Pusat baik kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Bindiklat, Profesi Pendidikan, Tenaga Pendidikan dari Dirjen PMPTK Depdiknas, LPMP Jawa Tengah atau P4TK Matematika Yogyakarta.

Serangkaian kegiatan persiapan ini dilakukan secara maraton sepanjang tahun 2008 hingga akhir tahun 2009 , baik yang diikuti oleh unsur Pengelola/Dinas, Guru, Kepala sekolah, maupun Pengawas, seperti kegiatan:

4. Sosialisasi Program Bermutu Bagi Pengelola Program di Kabupaten/Kota

5. Workshop Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan Pengelola dan Penanggung Jawab program BERMUTU

6. Workshop pembentukan DCT (District core Team) bagi Kabupaten Mitra Program BERMUTU

7. National Training Bagi Tim Pengembang MGMP Program BERMUTU Tahun 2009

(15)

9. Diklat

Sasaran program BERMUTU untuk tahun pertama ini masih difokuskan pada penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun sehingga Program BERMUTU saat ini hanya mencakup guru yang bertugas di jenjang SD dan SMP( MGMP khusus mapel UN) di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi, dan selanjutnya akan dikembangkan pada semua jenjang pendidikan dan seluruh wilayah NKRI.

A. PROGRAM DCT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008

1. Sosialisasi Program Bermutu di 19 UPT Pendidikan , dengan

melibatkan Ka UPT, Pengawas TK/SD, Kepala SD, KKG

2. Sosialisasi Program Bermutu pada MKKS SMP dan 4 Forum

MGMP Mapel UN (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA)

3. Pembentukan DCT (District Core Team) Bermutu Kabupaten Pekalongan

4. Rapat Koordinasi Pembentukan gugus KKG

5. Diklat DCT

6. Pemetaan KKG/MGMP

Hingga akhir tahun 2008 program BERMUTU baru pada taraf persiapan di semua unsur yang terlibat sesuai dengan tugas dan kewenangannya dan kesiapan kelompok kerja, namun Dana Bantuan Langsung belum bias diluncurkan karena belum dikeluarkannya NOL (No Objection Letter) dari Bank Dunia.

B. PROGRAM DCT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009

No KEGIATAN SUB-KEGIATAN

1. Supervisi Pemberdayaan KKG dan MGMP

a. Koordinasi dengan LPMP dan P4TK b. Pelatihan Petugas Supervisi Pemberdayaan

KKG dan MGMP

(16)

d. Pelaksanaan Supervisi Pemberdayaan KKG dan MGMP

e. Menindaklanjuti Hasil Supervisi Pemberdayaan KKG dan MGMP (Pembenahan Organisasi dan Sarpras)

2. Dukungan Penyaluran

DBL ke KKG dan MGMP a. Koordinasi dengan LPMP dan P4TKb. Koordinasi dengan LPMP c. Sosialisasi DBL

d. Bimbingan Penulisan Proposal DBL e. Seleksi Adminstratif Proposal DBL f. Pengajuan Proposal DBL ke LPMP

g. Bimbingan Khusus Penyempurnaan Proposal

3. Penyelenggaraan Diklat di KKG dan MGMP Model Program BERMUTU

a. Koordinasi dengan LPMP dan P4TK b. Koordinasi dengan LPTK

c. Penugasan Peserta

d. Persiapan Administrasi dan Manajemen

e. Persiapan Sarpras

f. Rekrutmen Guru Pemandu

g. Pelatihan Guru Pemandu

h. Penugasan Guru Pemandu

i. Pelaksanaan Diklat

j. Supervisi dari Disdik Kab/Kota k. Supervisi dari LPMP

l. Supervisi dari LPTK m. Evaluasi Diklat

n. Penghimpunan Portofolio Peserta o. Pengiriman Portofolio Peserta ke LPTK

Untuk Evaluasi

p. Mengambil Hasil Evaluasi ke LPTK q. Pengumuman Hasil Evaluasi ke Peserta r. Pembuatan Laporan Kegiatan

s. Pengiriman Laporan Kegiatan ke LPMP, P4TK, dan Dit. Bindiklat

4. Penyelenggaraan M&E Manajemen Program BERMUTU

a. Koordinasi dengan LPMP dan P4TK b. Rekrutmen Petugas

c. Pengiriman Peserta Pelatihan Petugas Nasional

d. Pengiriman Peserta Pelatihan Petugas Provinsial

e. Penyelenggaraan Pelatihan Petugas Kabupaten

f. Penggandaan Instrumen

g. Penetapan Jadwal Pelaksanaan M&E h. Penugasan Tim M&E

i. Pelaksanaan M&E

j. Pengolahan Data Hasil M&E

k. Penyusunan Laporan M&E Kab/Kota l. Pengiriman Laporan ke LPMP, P4TK dan

Dit. Bindiklat

m. Rapat Pembahasan Hasil M&E n. Tindak lanjut Hasil M&E o. Publikasi Hasil M&E

5. Pemilihan Karya Terbaik a. Koordinasi dengan LPMP dan P4TK

(17)

c. Menghimpun Hasil Karya KKG dan MGMP

d. Penilaian Hasil Karya KKG dan MGMP

e. Pengiriman Hasil Terbaik ke LPMP Untuk

Mengikuti Pemilihan Karya Terbaik Provinsi dan Nasional

6 Penyusunan Laporan Tahunana Program BERMUTU

a. Penetapan Tim Penyusun Laporan

b. Penghimpunan Bahan Laporan

c. Penyusunan Draft Laporan

d. Review Draft Laporan

e. Finalisasi Laporan

f. Distribusi Laporan

g. Publikasi Laporan

Di tahun 2009 ini dari 6 kegiatan diatas kegiatan 1 sampai dengan 4 telah dapat dilaksanakan, meskipun terjadi kemunduran terutama jadwal pencairan DBL ke kelompok kerja yang baru bisa dilaksanakan pada awal Oktober dari rencana awal Juni. Dan karena program masing-masing kelompok kerja berakhir hingga April 2010 maka untuk kegiatan 5 dan 6 baru dapat dilaksanakan pada April 2010.

Untuk dana Pendamping APBD Kabupaten Pekalongan baru bisa diusulkan pada Anggaran Perubahan tahun 2009, sehingga banyak kegiatan yang harus kita laksanakan terpaksa meminjam sumber dana dari kegiatan lain, agar tidak mengganggu program secara keseluruhan, seperti Pelaksanaan pelatihan Guru Pamandu, karena mereka sangat diperlukan sebagai motor penggerak jalannya kegiatan KKG/MGMP

C. Penyaluran DBL

DBL (Dana Bantuan Langsung)

D. PPKHB DAN PROGRAM KUALIFIKASI GURU

(18)

2005, yaitu sebanyak 1.174.088 orang yang harus ditingkatkan. . Bahwa pelatihan guru, prestasi akademik dan pengalaman mengajar dalam masa bakti dan prestasi tertentu dapat diperhitungkan ekuivalensi satuan kredit semesternya (RPP GURU). Dalam menempuh persyaratan S1/DIV dianjurkan tidak meninggalkan tugasnya (mengajar). Pengembangan profesionalisme guru sebelum maupun sesudah sertifikasi. Keterbatasan program studi yang relevan di Perguruan Tinggi dalam melayani kebutuhan peningkatan kualifikasi bagi guru dalam jabatan, hal ini telah diatur dalam Permendiknas nomor 58 tahun 2008.

Kebijakan Pemerintah dalam upaya peningkatan profesionalisme guru melalui:

• Optimalisasi Peran KKG/MGMP • Optimalisasi aktivitas KKG/MGMP

dengan memberikan kredit tertentu (Recognation Prior Learning/ RPL/PPKHB /Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar) yang bermanfaat untuk meningkatkan kualifikasi tanpa harus meninggalkan tugasnya serta memelihara kompetensi guru melalui program CPD (Continuous Professional Development) yang dikaitkan dengan jenjang jabatan fungsional bagi guru.

Definisi RPL :

Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) yang dapat dikonversi ke dalam sks oleh prguruan tinggi yang telah terakreditasi dan ditetapkan dalam Keputusan Mendiknas nomor 015 tahun 2009.

(19)

Kepmendiknas di atas. Dari 9 LPTK di Jawa Tengah yang ada ternyata hanya ada 5 LPTK yang menediakan program PGSD yaitu UNNES, UNS, UMS, UKSW dan UMP. Dari kelima LPTK ini dengan bantuan forum LPTK kami telah melakukan kerja sama dengan UMP(Universitas Muhammadiyah Purwokerto) untuk program pendidikan S! bagi guru dalam jabatan.

Pada bulan Oktober telah dilakukan pendaftaran, dan ternyata ada 132 guru SD yang berminat, setelah dilakukan penilaian pada portofolio mereka ada 128 guru dengan start kualifikasi D II PPKHB mereka diakui sejumlah 55 – 60% dari 80 SKS yang seharusnya mereka tempuh, sehingga mereka tinggal menempuh sejumlah 32-36 SKS. Perkuliahan semester ini telah dimulai pada awal november lalu dan atas fasilitasi Dinas Pendidikan perkuliahan dilaksanakan di SMP N 2 Kajen, sejumlah 3 rombongan belajar dan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, dengan model kuliah tatap muka, tugas mandiri dan tutorial.

Namun demikian ada 4 calon mahasiswa yang berkualifikasi SPG belum bisa dilayani karena berdasarkan Permendiknas 58 tahun 2008 minimal 30 orang guru dalam satu kelompok belajar. Mudah-mudahan semester depan guru-guru yang belum berminat dapat termotivasi dan menangkap kemudahan program percepatan ini yang hanya berlangsung hingga tahun 2013.

E. PENGHARGAAN DAN PERLINDUNGAN GURU

(20)

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KERJASAMA DAN KEMAMPUAN FISIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tradisi buka BL Makam Sunan Kudus di Kawasan Menara Kudus Jawa Tengah sebagai wujud penghormatan warga Desa Kauman khususnya dan warga Kudus yang dimotori oleh Pengurus

Mengubah pola pikir seseorang adalah bagian yang paling sulit dalam upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, pemerintah melalui

Sekarang telah dengan jelas bahwa tekstil historis mungkin dapat memiliki banyak faset, yang meliputi arkeologi (terhadap kain yang dapat menunjukkan catatan tentang manusia

Ditinjau dari segi fungsi, struktur dan sifat-sifatnya; kain dengan teknik kombinasi songket dan sungkit menunjukkan bahwa kain tersebut adalah kain dringin yang biasa

Hal ini berarti semakin meningkat Assurance (Jaminan) berupa reputasi toko yang terjamin seperti tidak pernah mencurangi pelanggan karena sekali mencurangi pelanggan maka

Pekerjaan kajian Peningkatan Peran Kader Pembangunan Pedesaan Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Tertinggal didasari atas upaya pemerintah mengidentifikasi

Awak kapal maupun pihak yang menyediakan angkutan laut tersebut harus memperhatikan kelayakan kapal, apakah kapal tersebut dalam keadaan layak atau tidak untuk berlayar, juga