• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Perencanaan SDM Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Perencanaan SDM Rumah Sakit"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN...2

A. LATAR BELAKANG...2

B. TUJUAN...3

C. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN...3

D. METODE...4

E. PESERTA...5

II. URAIAN TEORITIS...5

A. Aspek-aspek dalam perhitungan...5

B. Metoda...8

C. Prinsip Penyusunan Formasi...8

D. Hal-hal Yang Mempengaruhi...8

E. Teknik Perhitungan...9

III. KONSEPTUALISASI PEMBELAJARAN...21

IV. RENCANA TINDAK LANJUT...25

(2)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Pada situasi ekonomi yang sangat kompetitif, kualitas produk yang sangat tinggi saja tidak cukup untuk memenangkan bisnis yang semakin ketat.

Kunci untuk dapat merebut hati pelanggan dan membuat pelanggan loyal adalah menjual jasa kesehatan bermutu tinggi dengan kualiats pelayanan yang excellent. Untuk dapat menciptakan jasa kesehatan harus didukung oleh tenaga kerja professional dengan kinerja sesuai dengan dengan harapan masyarakat. Tanpa tersedianya tenaga kerja yang handal dalam jumlah yang memadai, institusi kesehatan akan sulit berkembang dan bersaing untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan organisasinya sendiri. Untuk dapat bersaing, tidak ada opsi terbaik selain investasi bidang tenaga kerja menjadi perioritas utama kita.

Pengembangan tenaga kerja merupakan kunci keberhasilan untuk dapat meningkatan kinerja perusahaan dan lembaga yang lebih besar dimasa depan. Perlunya perubahan paradigma bahwa pendidikan dan pelatihan karyawan bukanlah biaya tetapi investasi untuk meningkatkan stabiliats dan profibilitas perusahaan. Masalahnya pengembangan tenaga kerja bukanlah masalah yang sederhana dan membutuhkan waktu yang panjang dan terus menerus, sedangkan tuntutan masyarakat, terhadap jasa dan produk kita semakin kompleks dan sifatnya segera. Dalam rangka pengembangan tenaga kerja professional itulah, Institut Manajemen Rumah Sakit Perhimpunan Seluruh Indonesia (PERSI) bekerja sama dengan Pride Yasli Institute menyelenggarakan Lokakarya Konsep Baru Perencanaan tenaga kerja Rumah Sakit & Software (New

Methode On Hospital Human Resources Planning & Workshop)

Pelatihan dan Lokakarya ini dikemas dan disesuaikan dengan keutuhan tenaga kerja rumah sakit untuk dapat menjawab tantangan dan masalah jasa dan produk Rumah sakit dimasa depan mendatang.

B. TUJUAN

(3)

a. Memberikan pemahaman teori dan konsep tentang perencanaan tenaga kerja Rumah Sakit

b. Memberikan ketrampilan tehnik menghitung kebutuhan Rumah Sakit

c. Memberikan pemahaman dan mempraktekkan menggunakan software perhitungan kebutuhan tenaga kerja Rumah Sakit.

C. WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN Hari I : Rabu, 20 Juli 2011

WAKTU ACARA PEMBICARA

08.00 – 08.30 Registrasi Peserta Panitia

08.30 – 09.00 Pembukaan A Choliq Amin, SE. MBA

09.00 – 09.30 Manajemen Sumber Daya Manusia A Choliq Amin, SE. MBA 09.30 – 10.00 Teori dan Konsep Perencanaan DR.Drg Yaslis Ilyas, MPH.,AAK

10.00 – 10.15 Rehat Kopi

10.15 – 11.15

Analisa Beban Kerja  Work Sampling  Time Motion Study  Daily Log

 Formula Ilyas

Dr. Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK

11.15 – 12.00

Kasus Hitung tenaga Based On Demand atau Beban Kerja di Unit Organisasi (Formula Ilyas)

Dr. Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK

12.30 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 14.00 Kasus Hitung SDM Perawat RS (Formula Gillies, PPNI & Ilyas) Dr. Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK

15.00 – 15.15 Rehat Kopi

15.15 – 16.00 Dokumen Perencanaan SDM Rumah Sakit Dr. Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK Hari II : Kamis, 21 Juli 2011

WAKTU ACARA PEMBICARA

08.00 – 08.30 Registrasi Peserta Panitia

(4)

09.00 – 10.00

Pengenalan Penggunaan Sofware Perencanaan SDM (Ilyas) dan Install Program

DR.Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK &Marwan Noer

10.00 – 10.15 Rehat Kopi

10.15 – 11.00 Workshop Hitung Perawat dan Dokter berdasar Beban Kerja Metode (Gillies, PPNI &Ilyas)

Dr. Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK &Marwan Noer 11.00 – 12.00

Workshop Hitung Tenaga Gizi, Farmasi, Hemodialisa, Dokter & Perawat ICU & IGD (Metode Ilyas) dengan Menggunakan Software

Dr.Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK & Marwan Noer

12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 15.00

Workshop Hitung SDM Unit Billing, Admission Office, unit Teknologi Informatika ( Metode Ilyas) dengan menggunakan Software

DR. Drg. Yaslis Ilyas, MPH., AAK & Marwan Noer

15.15 – 16.00 Penutupan & Pemberitahuan Sertifikat D. METODE

Menggunakan strategi partisipasi dan keterlibatan aktif dari peserta, adanya kesempatan untuk mempraktekkan ketrampilan, situasi belajar yang realiatik serta umpan balik yang positif. Pendekatan ini lebih bersifat diskusi, telaah kasus dan seminar. Peserta juga dilatih untuk menggunakan software sehingga membantu menghitung kebutuhan tenaga rumah sakit.

E. PESERTA

Acara ini dikuti oleh berbagai kalangan seperti Direksi Rumah Sakit, Manajer SDM, Kepala Devisi, Bagian, Instalasi Ruang dan Unit Rumah Sakit.

Peserta dari PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) sebanyak 2 ( dua ) orang yaitu :

NO NAMA GOL. JABATAN

1 Dra. Elynar Lubis. Apt.M Kes IV B/6 Kaur.Kesehatan SDM

(5)

II. URAIAN TEORITIS

Perhitungan beban kerja adalah suatu teknik untuk menetapkan waktu bagi seorang tenaga kerja yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan standar prestasi yang telah ditetapkan.

Dengan melaksanakan perhitungan beban kerja, suatu unit organisasi dapat menghitung dan menentukan jumlah beban kerja yang seharusnya dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga organisasi dapat merencanakan kebutuhan tenaga kerja baru dan menempatkan tenaga kerja sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan unit kerja. A. Aspek-aspek dalam perhitungan

Dalam menghitung formasi tenaga kerja terdapat 3 (tiga) aspek pokok yang harus diperhatikan. Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Beban kerja

Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan. Beban kerja perlu ditetapkan melalui program-program unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk setiap jabatan.

2. Standar Kemampuan Rata-rata

Standar kemampuan rata-rata dapat berupa standar kemampuan yang diukur dari satuan waktu yang digunakan atau satuan hasil. Standar kemampuan dari satuan waktu disebut dengan Norma Waktu. Sedangkan standar kemampuan dari satuan hasil disebut dengan Norma Hasil.

Norma waktu adalah satu satuan waktu yang dipergunakan untuk mengukur berapa hasil yang dapat diperoleh. Rumusnya adalah:

NORMA Orang x Waktu WAKTU =

Hasil

[Contoh:

Pengetik dalam waktu 30 menit dapat menghasilkan berapa lembar ketikan (misalnya 2 lembar ketikan).

NORMA 1 Orang pengetik x 30 menit

WAKTU =

(6)

Dari contoh tersebut dapat ditetapkan bahwa rata-rata standar kemampuan seorang pengetik adalah 30 menit menghasilkan 2 lembar ketikan.

Norma hasil adalah satu satuan hasil dapat diperoleh dalam waktu berapa lama. Rumusnya adalah:

NORMA Hasil

HASIL =

Orang x Waktu Contoh:

Analisis jabatan untuk menghasilkan 1 uraian jabatan diperlukan waktu berapa

lama untuk menyelesaikannya (misalnya 90 menit).

NORMA 1 Uraian jabatan

HASIL =

1 Analis Jabatan x 90 menit

Dari contoh tersebut dapat ditetapkan bahwa rata-rata standar kemampuan seorang analis Jabatan untuk menghasilkan 1 uraian jabatan diperlukan waktu 90 menit.

3. Waktu kerja

Waktu kerja yang dimaksud di sini adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja Efektif terdiri atas HARI KERJA EFEKTIF dan JAM KERJA EFEKTIF.

a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Jml. Hari menurut kalender …. Hari

Jml. Hari minggu dalam 1 tahun …. Hari Jml. Hari libur dalam 1 tahun …. Hari Jumlah cuti dalam 1 tahun …. Hari

[ Hari libur dan cuti …. Hari

(7)

Catatan:

Hari libur dapat berupa hari libur nasional dan hari libur lainnya yang diberlakukan oleh organisasi perusahaan secara umum.

b. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas lelah, istirahat makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan rata-rata sekitar 30 % dari jumlah jam kerja formal. Dalam menghitung jam kerja efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 minggu.

Contoh menghitung jam kerja efektif :

Jumlah jam kerja formal dalam 1 minggu dihitung 8 jam per hari kali 5 hari. B. Metoda

Dalam menghitung formasi, banyak metoda yang dapat dipergunakan. Namun demikian, dalam pedoman ini disajikan metoda yang sederhana yang memungkinkan dapat memberi kemudahan bagi instasi menggunakannya.

Metoda yang dipilih adalah metoda beban kerja yang diidentifikasi dari :  Hasil kerja

 Objek kerja  Peralatan kerja

 Tugas per tugas jabatan

Penjelasan penggunaan metoda akan diuraikan lebih lanjut dalam uraian tentang Teknik Perhitungan.

Jumlah jam kerja formal 1 minggu 2.400 menit

Allowance 30% x 400 menit 720 menit

(8)

C. Prinsip Penyusunan Formasi

Dalam penyusunan formasi hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. setiap jenjang jabatan jumlah tenaga kerjanya sesuai dengan beban kerjanya. 2. setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena adanya mutasi atau

promosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan yang lowong.

3. selama beban kerja organisasi tidak berubah, komposisi jumlah tenaga kerja tidak berubah.

D. Hal-hal Yang Mempengaruhi

Dalam menghitung formasi tenaga kerja, perlu mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi terjadinya perubahan dalam organisasi. Beberapa hal tersebut adalah: 1. Perubahan target-target

Setiap unit kerja dalam organisasi setiap kurun waktu tertentu menetapkan program-program yang didalamnya terkandung target yang akan menjadi beban pekerjaan. Target yang berubah akan mempengaruhi pula jumlah beban pekerjaan. Dengan demikian, beban kerja jabatan akan bergantung kepada ada tidaknya perubahan target dari program yang ditetapkan oleh unit kerjanya.

2. Perubahan fungsi-fungsi

Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja. Perubahan fungsi unit kerja memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk kelembagaan. Dengan adanya perubahan fungsi unit berarti juga mempengaruhi peta jabatan.

3. Perubahan komposisi tenaga kerja

Komposisi tenaga kerja dapat digambarkan dalam penempatan tenaga kerja dalam jabatan mengikuti peta jabatan yang ada. Perubahan komposisi tenaga kerja berarti perubahan pula penempatannya, baik karena pensiun, promosi, mutasi, atau karena hal lain. Perubahan komposisi tenaga kerja merupakan perubahan jumlah tenaga kerja dalam formasi.

4. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi

Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat berupa perubahan kebijakan, misalnya pengalihan pencapaian program dari swakelola menjadi pelimpahan

(9)

pekerjaan kepada pihak ketiga. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi pula kepada jumlah beban kerja.

E. Teknik Perhitungan

Menghitung formasi tenaga kerja dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapannya adalah analisis jabatan, memperkirakan persediaan tenaga kerja, menghitung kebutuhan tenaga kerja, dan terahir menghitung keseimbangan antara kebutuhan dan persediaan.

Khusus pada perencanaan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja, hendaknya diarahkan unutuk mencari keseimbangan antara sumber daya tenaga kerja yang akan didayagunakan dalam proses pekerjaan dengan hasil yang ingin dicapai atau misi yang harus dilakukan.l oleh karena itu, perencanaan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja diselaraskan dengan kemungkinan adanya perubahan-perubahan dalam organisasi.

Dalam menghitung formasi tenaga kerja, hendaknya diperhatikan beberapa hal, yaitu: 1. memperkirakan kebutuhan tenaga kerja menjadi tanggung jawab pimpinan unit

kerja yang menangani ketenaga kerjaan, seperti Bagian SDM dan Umum, Kepala Tata Usaha, atau pejabat lain yang memiliki fungsi pengelolaan ketenaga kerjaan; 2. memperkirakan kebutuhan tenaga kerja hendaknya dibantu dengan masukan para

pemimpin unit teknis;

3. memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dimulai dengan penilaian program-program yang berdampak pada pelaksanaan tugas-tugas;

4. perkiraan kebutuhan tenaga kerja dinyatakan dalam jabatan dan syarat-syaratnya. Syarat dimaksud dapat berupa syarat yang pokok, misalnya syarat pendidikan, pelatihan, pengalaman, atau keahlian dan keterampilan;

5. memperkirakan kebutuhan tenaga kerja diperlukan inventarisasi data ketenaga kerjaan minimal 3 (tiga) tahun yang lalu;

6. pencatatan data menjadi bagian dari dokumentasi data pada Sistem Informasi Manajemen Ketenaga-kerjaan (SIM-K). Dengan demikian, pencatatan data harus berkesinambungan.

(10)

Beberapa hal tersebut di atas hendaknya dipenuhi untuk menjamin kemudahan perhitungan dari tahun ke tahun. Selanjutnya, tahapan perhitungan formasi adalah seperti penjelasan di bawah ini.

A. Analisis Jabatan

Formasi tenaga kerja harus dapat ditunjukkan dengan jumlah tenaga kerja dalam jabatan. Maksudnya adalah agar setiap tenaga kerja yang menjadi bagian dalam formasi memiliki kedudukan dalam jabatan yang jelas. Dengan demikian, sebelum dilakukan perhitungan formasi terlebih dahulu harus tersedia peta jabatan dan uraian jabatan yang tertata rapi.

Peta jabatan dan uraian jabatan diperoleh dengan melakukan analisis jabatan. Oleh karenanya, analisis jabatan merupakan tahap awal dalam pelaksanaan perhitungan formasi.

B. Perkiraan Persediaan Tenaga kerja

Persediaan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh suatu unit kerja pada saat ini. Pencatatan data persediaan tenaga kerja menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan ketenaga-kerjaan secara keseluruhan. Kemudian dalam kepentingannya dengan perhitungan formasi, persediaan tenaga kerja perlu disusun perkiraan untuk beberapa tahun yang akan datang.

Perkiraan persediaan tenaga kerja tahun yang akan datang merupakan perkiraan yang terdiri atas jumlah tenaga kerja yang ada, dikurangi dengan jumlah pensiun dalam tahun yang bersangkutan. Pengurangan tenaga kerja diluar pensiun seperti mutasi dan promosi sulit diramalkan. Oleh karena itu, pengurangan tersebut tidak perlu masuk dalam perkiraan, kecuali sudah ada rencana yang pasti.

Persediaan tenaga kerja hendaknya dinyatakan dalam inventarisasi yang terlihat kualifikasinya.

Langkah-langkah menetapkan persediaan tenaga kerja adalah sebagai berikut: 1. menyusun daftar jabatan beserta uraian ringkasnya (ikhtisar) disertai dengan

syarat pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan syarat lain yang bukan menjadi syarat mental. Langkah ini dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

(11)

Tabel 1: DAFTAR JABATAN Unit kerja: ………...

No Nama jabatan Iktisar tugas Syarat jabatan

pendidikan pelatihan pengalaman keahlian keterampilan

Contoh:

Tabel 1: DAFTAR JABATAN Unit Kerja : Bagian SDM

No Nama jabatan Iktisar tugas pendidikan pelatihan pengalamanSyarat jabatan keahlian keterampilan

1 2 Kepala Urusan Personalia Ass. Urusan Personalia - Mempersiapkan perencanaan, pengadaan, dan pengembangan tenaga kerja. - Memeroses pemutasian karyawan - Dst…… - Dst…… - Dst…… SMU - Dst…… - Dst… - Dst…… - Dst….. Kepersonali aan - Dst…… - Dst… - Dst…… Dst….. Pernah duduki jabatan Ass. SDM & Umum - Dst…… - Dst… - Dst…… - Dst….. Perencana an SDM - Dst…… - Dst… - Dst… - Dst….. Berkomunika si - Dst…… - Dst… - Dst…… Dst…..

2. Menyusun daftar tenaga kerja menurut jabatan. Daftar tenaga kerja memuat nama jabatan, nama tenaga kerja, tahun pengangkatan, tahun pensiun, dan kualifikasi tenaga kerja yang bersangkutan. Daftar tenaga kerja dapat disusun dalam tabel berikut:

Tabel 2 : DAFTAR TENAGA KERJA MENURUT JABATAN Unit Kerja: …………

Jabatan Tenaga kerja Kualifikasi

No Nama Nama Diangkat Pensiun Pddk Pelatih Pengl Keahl Ketrm

(12)

Tabel 2: DAFTAR TENAGA KERJA MENURUT JABATAN Unit kerja: Bagian Ketenaga kerjaan

Jabatan Tenaga kerja Kualifikasi

No Nama Nama Diangkat Pensiun Pddk Pelatih Pengl Keahl Ketrm

1 Kabag CS Drs. Budi 1980 2008 S1 KMP

Manajer

Kebun -

-2

Kepala

Urusan… Polan, SE 1974 2004 S1 Adum kesekret -

-3 Kepala Urusan…. dst dst dst dst dst dst dst dst 4 dst dst dst dst dst dst dst dst dst 5 Kepala Urusan

Personalia Mulad, BSc DIII dst dst dst dst dst dst

Astuti SMU dst dst dst dst dst dst

dst dst dst dst dst dst dst dst

3. membuat perkiraan perubahan komposisi tenaga kerja yang akan pensiun, dan rencana promosi serta mutasi untuk mengetahui kemungkinan perubahan posisi tenaga kerja dalam jabatan.

Tabel 3: PERKIRAAN PERUBAHAN KOMPOSISI TENAGA KERJA Tahun ……… s.d. ……….

Unit kerja: ………

Jabatan

tenaga

kerja pensiun Promosi Mutasi

No Nama yg ada ….. …… …… …… …… …… …… ….. …..

(13)

Tabel 3: PERKIRAAN PERUBAHAN KOMPOSISI TENAGA KERJA Tahun 2004 s.d. 2006

Unit kerja: Bagian ketenaga kerjaan

Jabatan tenagakerja pensiun Promosi Mutasi

No Nama yg ada ….. …… …… …… …… …… …… ….. …..

1 kabag kepeg 1 _ _ _ _ _ _ _ _ 1

2 kasubag mutasi 1 _ 1 _ _ _ _ _ _ _

3 Dst

4 pemroses mutasi jabatan 3 _ _ 1 _ _ _ _ 1 _

5 penyusun formasi 2 _ _ _ _ _ _ _ _ _

6 Dst

7 Dst

8

4. Membuat perkiraan persediaan tenaga kerja untuk waktu yang ditentukan dengan inventarisasi tenaga kerja yang sudah bersih. Inventarisasi tenaga kerja bersih dimaksudkan sebagai inventarisasi yang sudah tidak mencantumkan lagi tenaga kerja yang pensiun dalam waktu sampai perencanaan.

Tabel 4: PERKIRAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA Tahun ……… s.d. ………..

Unit kerja: …………

No Nama jabatan Tenaga kerja Persediaan

yang ada Th………… Th………. Th……….

Contoh :

Tabel 4: PERKIRAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA Tahun 2004 s.d. 2006

Unit kerja: Bagian ketenaga kerjaan

No Nama jabatan Tenaga kerja Persediaan

yang ada 2004 2005 2006 1 Kepala Bagian CS 1 1 1 0 2 KAUR Legal 1 1 0 0 3 Dst……… 4 Dst………. 3 3 2 1 5 Dst……….. 2 2 2 2

(14)

1. Perhitungan dengan Metoda Umum

Perhitungan dengan metoda umum adalah perhitungan untuk jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu yang belum ditetapkan standar kebutuhannya oleh instasi Pembina. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dalam jabatan tersebut menggunakan acuan dasar data tenaga kerja yang ada serta peta dan uraian jabatan. Oleh karena itu, alat pokok yang dipergunakan dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja adalah uraian jabatan yang tersusun rapi. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja adalah mengidentifikasi beban kerja melalui:

o Hasil kerja o Objek kerja o Peralatan kerja

o Tugas per tugas jabatan a. Pendekatan Hasil Kerja

Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metoda dengan pendekatan hasil kerja adalah menghitung formasi dengan mengidentifikasi beban kerja dari hasil kerja jabatan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya fisik atau bersifat kebendaan, atau hasil kerja non fisik tetapi dapat dikuantifisir. Perlu diperhatikan, bahwa metoda ini efektif dan mudah digunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis. Dalam menggunakan metoda ini, informasi yang diperlukan adalah:

 wujud hasil kerja dan satuannya;

 jumlah beban kerja yang tercemin dari target hasil kerja yang harus dicapai;

 standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja. Rumus menghitung dengan pendekatan metoda ini adalah:

∑ Beban kerja

x 1 orang Standar kemampuan Rata-rata

(15)

Contoh:

Jabatan : Kerani Pengentri Data

Hasil kerja : Data entrain

Beban kerja/ Target Hasil : 200 data entrain setiap hari Standar kemampuan pengentrian : 30 data per hari

Perhitungannya adalah:

200 data entrain

x 1 orang = 6,67 orang’ 30 data entrain

Dibulatkan menjadi 7 orang b. Pendekatan Objek Kerja

Objek kerja yang dimaksud disini adalah objek yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani. Sebagai contoh, Dokter melayani pasien, maka objek kerja jabatan Dokter adalah pasien. Banyaknya volume pekerjaan Dokter tersebut dipengaruhi oleh banyaknya pasien.

Metode ini memerlukan informasi:  wujud objek kerja dan satuan;

 jumlah beban kerja yang tercemin dari banyaknya objek yang harus dilayani;

 standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja. Rumus menghitung dengan pendekatan metoda ini adalah:

Objek kerja

x 1 orang Standar kemampuan Rata-rata

(16)

Contoh:

Jabatan : Dokter

Objek kerja : Pasien

Beban kerja : 80 pasien per hari

Standar kemampuan pemeriksaan : 25 pasien per hari 80 pasien

x 1 Dokter = 3,2 orang Dokter 25 pasien

dibulatkan menjadi 3 orang c. Pendekatan Peralatan Kerja

peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan dalam bekerja. Metoda ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung pada peralatan kerjanya. Sebagai contoh, pengemudi beban kerjanya bergantung pada kebutuhan operasional kendaraan yang harus dikemudikan.

Dalam menggunakan metoda ini, informasi yang diperlukan adalah:  satuan alat kerja

 jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja;  jumlah alat kerja yang dioperasikan;

 rasio jumlah tenaga kerja per jabatan per alat kerja (RPK);

Rumus perhitungannya adalah: Peralatan kerja

x 1 orang Rasio penggunaan alat kerja

(17)

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan  pengemudi Bis: 20 bis x 1 pengemudi = 20 pengemudi 1 bis  Kernet Bis: 20 bis

x 1 kernet = 20 kernet bis 1 bis

 Montir Bis: 20 bis

x 1 montir = 4 montir bis 5 bis

d. Pendekatan Tugas per tugas jabatan

Metoda ini adalah metoda untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja pada jabatan yang hasil kerjanya abstrak atau beragam. Hasil beragam artinya hasil kerja dalam jabatan banyak jenisnya.

Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung dengan metoda ini adalah:

 uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas;  waktu penyelesaian tugas;

 jumlah waktu kerja efektif per hari rata-rata. Rumusnya adalah:

Satuan alat kerja :Bis Jabatan yang diperlukan untuk

Pengoperasian alat kerja : > pengemudi bis : > kernet bis : > montir bis Jumlah alat kerja yang dioperasikan : 20 bis

Rasio pengoperasian alat kerja : > 1 pengemudi bis 1 bis : > 1 kernet 1 bis

(18)

∑ Waktu penyelesaian tugas ∑ Waktu kerja efektif

Waktu penyelesaian tugas disingkat WPT. Sedangkan waktu kerja Efektif disingkat WKE.

Contoh:

Jabatan : Pengadministrasi Umum

NO. URAIAN TUGAS BEBAN TUGAS S K R W P T

1 2 3 4 5 (3x4)

1 mengetik surat 70 lb/hari 12 menit/lb 840 menit

2 mengagenda surat 24 surat/hari menit/surat6 144 menit

3 mengarsip surat 24 surat/hari

5

menit/surat 120 menit

4 melayani tamu 4 tamu/hari menit/tamu6 24 menit

5 menyusun laporan daftar 1 laporan/hari menit/lap30 30 menit hadir 6 mengadministrasi kepega- 16 data/hari 90 menit/data 1.440 menit waian

7 dan seterusnya → → n menit

∑ W P T 2.598 + nmenit

Jumlah waktu kerja rata-rata per hari yang ditetapkan sebagai waktu efektif adalah 270 menit. Jadi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk jabatan pengadministrasi umum adalah:

2, 598 + n menit

x 1 orang = ……. orang 270 menit

1. perhitungan kebutuhan tenaga kerja dalam jabatan dengan standar kebutuhan minimum

Perhitungan menggunakan metoda ini adalah perhitungan bagi jabatan fungsional tertentu atau jabatan lain yang standar minimalnya telah ditetapkan. Jabatan yang telah ditetapkan standar kebutuhan minimalnya adalah jabatan yang berada dalam kelompok tenaga kesehatan.

(19)

a.Kebutuhan tenaga kerja sebagai Tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan terdiri dari sekelompok jabatan yang pembinaannya berada di bawah departemen kesehatan. Jabatan-jabatan tersebut telah diklasifikasikan sebagai berikut:

1). Tenaga medis • Dokter Spesialis • Dokter Umum • Dokter Gigi 2). Tenaga Keperawatan • Perawat • Bidan 3). Tenaga Kefarmasian • Apoteker • Analisis Farmasi • Asisten Apoteker

4). Tenaga Kesehatan Masyarakat • Epidemiologis kesehatan • Entamologis kesehatan • Mikrobiologis kesehatan • Penyuluh kesehatan • Pengadministrasi kesehatan • Sanitarian 5). Tenaga Gizi • Nutrisionis • Dietisien

6). Tenaga Keterapian Fisik • Fisioterapis

• Okupasiterapis • Terapis Wicara

(20)

• Radiografer • Radiografis • Teknisi Gigi • Teknisi Elektromedis • Analis Kesehatan • Refraksionis Optisien • Otorik Prostetik • Teknisi Transfusi • Perekam Medis

Penetapan perhitungan standar kebutuhan minimal dapat dilihat dalam tabel berikut:

Standar Kebutuhan Tenaga Rumah Sakit Umum (dalam jumlah orang)

JENIS TENAGA

RS RS RS RS RS

Kelas A KelasB (p) Kelas B(NP) Kelas C Kelas D

Dokter Spesialis 304 102 36 7

-Dokter Umum - 11 11 11 3

Dokter Gigi 6 3 3-Jan 2 1

Keperawatan 1,240 464 200 80 16 Kefarmasian 24 12 12 3 1 Kesehatan Masyarakat 6 3 3 2 1 Gizi 24 12 12 3 1 Keterapian Fisik 34 15 15 5 1 Keteknisan Medis 52 23 23 7 2

(21)

III. KONSEPTUALISASI PEMBELAJARAN

Menghitung beban kerja adalah merupakan hilir dari kegiatan analisis jabatan. Analisis jabatan adalah proses, metode, dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program kepegawaian serta memberikan umpan balik bagi perusahaan.

Setiap karyawan selayaknya tahu apa yang harus dikerjakan selama berada dalam waktu dan tempat kerjanya. Dengan melaksanakan analisis ini akan terkumpul informasi jabatan yang berisi uraian jabatan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing jabatan. Outcome dari analisis jabatan, uraian jabatan, dan perhitungan beban kerja ini, maka dapat dengan mudah menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada satu unit kerja, outputnya adalah efektifitas pelaksanaan kegiatan kerja serta efsiensi biaya tenaga kerja.

Langkah-langkah dalam menghitung jumlah kebutuhan tenaga kerja:

1. Mengambil data/melakukan penelitian mengenai jumlah beban kerja perhari, misalnya dalam satu hari rata-rata dilakukan pelayanan terhadap 60 pasien, atau mungkin menyelesaikan 60 berkas.

2. Melakukan pengambilan data/atau penelitian mengenai pekerjaan-pekerjaan apa saja yang dilakukan tiap bagian.

3. Melakukan pengambilan data/penelitian untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu rangkain pekerjaan dalam satu bagian 4. Melakukan perhitungan dengan rumus.

Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Tenaga Kerja 1. Jumlah hari dalam 1 tahun (a)=365 hari

2. Jumlah hari kerja dalam 1 tahun(b)=303 hari (diperoleh dari jumlah hari dalam satu tahun dikurangi jumlah hari minggu dalam satu tahun dan hari libur nasional) 3. Jumlah jam kerja per hari=7 jam

4. Jumlah hari kerja efektif=279 hari 5. Jumlah hari kerja dikurangi cuti/ijin

(22)

6. Jumlah Jam kerja efektif (e)=5,3 Jam (dari jml jam kerja efektif dikalikan dengan jam kerja per hari dibagi 365 hari)

Contoh;

KASUS I - di Bagian TPP Rawat Inap, Diketahui :

Jumlah berkas pasien/kunjungan pasien di R.Inap 60. Bagaimanakah menghitung Kebutuhan kerja untuk Penerimaan pasien Rawat Inap:

Jawab:

1. Lakukan pengambilan data dan semisal hasilnya sebagai berikut:

 Wawancara pasien butuh waktu = 3 menit

 Pemesanan Kamar dan Cari kamar = 3 menit

 Penjelasan Lembar informed consent = 1 menit

 Entry data pasien = 1,5 menit

 Pengambilan berkas RM = 1 menit

 Penyerahan RM pasien ke petugas antar = 0,5 menit

Sehingga; total satu rangkaian pekerjaan adalah = 10 menit

Selanjutnya hasil total diatas dikali beban kerja, dimana di soal diatas adalah 60. Sehingga hasil yang diperoleh adalah sebesar: 10 mnt x 60 = 600 mnt = 10 Jam Sehingga jumlah tenaga kerjanya adalah :

(a x h)/ (bxe) = (365 x 10/303x5,3)= 2,3 dibulatkan menjadi= 2 orang - a = jumlah hari dalam satu tahun

- b = jumlah hari kerja dalam satu tahun - e = jumlah jam kerja efektif

- h adalah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas. h diperoleh dari hasil kali antara waktu yg dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas untuk satu pasien dikali dengan jumlah beban kerja.

(23)

Diketahui:

Jumlah berkas perhari sebagai beban kerja bagian assembling adalah 60 berkas. Bagimana kebutuhan tenaga kerjanya?

Jawab:

 Menerima berkas RM dari petugas bangsal= 0,25 menit

 Menata /Mengurutkan lembaran berkas RM =3 menit

 Membuat kartu kendali dan menempel pada berkas =1 menit

 Cek Kelengkapan RM=2 menit

 Memisahkan berkas RM lengkap dan tidak lengkap=0,5 menit Total perkejaan satu berkas=6,75 menit

Total pekerjaan dengan beban 60 brks=6,75 x 60 = 405 menit dijadikan jam menjadi 6,75 jam

Dihitung dengan rumus menjadi

(a x h) / (b x e) =(365 x 6,75)/ (303 x 5,3)= 1,5

dibulatkan menjadi= 1 orang atau 2 tergantung kebijakan perusahaan.

Berikut ini formula hitung sdm berdasarkan metoda yaslis ilyas

Formula dapat bekerja dengan baik dengan syarat bila manajer dapat menentukan dengan akurat jenis, jumlah dan waktu transaksi bisnis dan tidak terjadi duplikasi kegiatan. Manajer dapat menghitung beban kerja setiap tenaga kerja perhari dalam satuan waktu menit atau jam per hari kerja. Dengan mengetahui komponen tersbut dapat dkembangkan formula menghitung tenaga kerja per hari sebagai berikut:

Kebutuhan SDM/hari = {(B.K i-j = J T x W.T) :JKE }.B.K i-j = Jenis Beban Kerja

J.T. = Jumlah Transaksi per hari

W.T.= Waktu yang dibutuhkan untuk setiap jenis Transaksi

(24)

Kebutuhan Total SDM/tahun akan dihitung dengan memperhatikan hari kerja efektif

pertahun dan diperlukannnya tenaga cadangan pada pola kerja yang menggunakan tiga

shift kelompok kerja seperti Satpam, Perawat dan Kasir Rumah sakit.

Contoh perhitungan tenaga perawat: (Contoh: 2 kegiatan) Σ B.K i-j = T. T x V.T.

Ket: B.K i-j = Beban Kerja memandikan pasien & penyuluhan pasienT.T. i-j = memandikan pasien = 20’ & penyuluhan pasien = 15’V.T. i-j = Volume Transaction = 10 pasien

B.K i-j = (20’ x2x 10)+(15 x 10) = 550 menit

Tenaga Perawat Yang Dibutuhkan

Σ Tenaga/hr = Beban kerja : Wkt kerja/hr Σ Tenaga/hr = 3500 menit : 420‘/hari = 8,3

Σ Tenaga (hr kerja efektif 273)= (8,3)+(92/273×8,3)= 11 + 4 (cadangan)= 15 orang Σ Tenaga (hr kerja efektif 255)= (8,3)+(110/255×8,3)= 12+4 (cadangan)= 16 orang

Dengan demikian, kunci utama menghitung tenaga adalah kemampuan identifikasi jenis-jenis, jumlah transaksi bisnis, waktu transaksi dan jam kerja produktif tenaga kerja.

IV. RENCANA TINDAK LANJUT

Dengan telah diperolehnya pengetahuan tentang penghitungan beban kerja ini, maka kami berencana, al;

1. Melakukan analisa jabatan 2. Menghitung beban kerja

3. Menetapkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada masing-masing rumah sakit perusahaan.

Tidakan ini dilakukan dengan cara sampling di salah satu rumah sakit perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas pelayanan rumah sakit perusahaan serta efisiensi biaya tenaga kerja dengan cara pemberdayaan tenaga kerja yang berlebih pada unit-unit kerja lain yang memerlukannya.

(25)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil perhitungan kebutuhan formasi tenaga kerja ini dapat diimplementasikan secara efektif apabila:

1. Organisasi yang disusun benar-benar diarahkan untuk melaksanakan misinya secara efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan visi yang ditetapkan. 1. setiap unit organisasi, tersusun dari jabatan–jabatan yang dibutuhkan oleh

organisasi induknya dengan tugas-tugasnya yang jelas serta beban kerjanya terukur.

2. setiap jabatan mempunyai standar kompetensi yang jelas bagi tenaga kerja yang akan mendudukinya.

3. setiap jabatan mempunyai standar kinerja.

Dengan demikian, agar dapat menghitung formasi yang dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan harus memiliki data kepegawaian yang terurai untuk berbagai kepentingan keputusan kepegawaian. Salah satunya adalah dimilikinya system informasi manajemen ketenaga-kerjaan (SIM-K) yang memuat daftar jabatan beserta uraiannya yang disertai dengan data tenaga kerja yang ada menurut jabatannya.

Pedoman ini hanyalah merupakan salah satu instrument pendayagunaan tenaga kerja. Selanjutnya, agar instrument ini dapat dipergunakan untuk penataan ketenaga-kerjaan, maka harus didukung oleh kesepakatan dan komitmen yang kuat di semua jajaran manajemen untuk melaksanakannya secara konsisten.

Perhitungan baban kerja ini akan sangat bermanfaat untuk perencanaan kebutuhan tenaga kerja di rumah sakit guna menata kembali jumlah kebutuhan tenaga yang riel, sehingga bila didapati adanya kelebihan tenaga, dapat diberdayakan dengan menempatkannya pada unit-unit kerja lain yang membutuhkan. Untuk melakukan penghitungan kebutuhan tenaga kerja dimaksud, dibutuhkan data :

1. bed occupation rate (BOR) atau tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit. 2. transaksi kerja di masing masing unit kerja

(26)

3. waktu yang dibutuhkan untuk tiap transaksi kerja 4. volume masing masing transaksi kerja

5. setelah data tersebut lengkap kemudian dimasukkan kerumus Yaslis yang telah diinstal kekomputer maka akan dapat hasil kebutuhan tenaga yang dimaksud.

6. Rumus yang dimaksud adalah

SDM /hari =

( B.K i-j = J T x W.T ) : JKE

.

Dibutuhkan untuk setiap jenis transaksi J.K.E = Jam kerja efektipSDM per hari B.K i-j = Beban Kerja ( menit atau jam/hari) J.T. = Jumlah Transaksi per hari

W.T. = Waktu ( menit atau jam )

Jumlah hari kerja per tahun = (255 hari/tahun atau 273 hari/tahun atau 289 hari/tahun atau 237 hari/tahun)

Keterangan : Jumlah Hari Kerja Efektip/ tahun

 365 – (12 hari libur nas – 12 hari cuti/th) x 3/4 = 255 hari  365 – (12 hari libur nas – 12 hari cuti/th) x 4/5 = 273 hari

 365 – (52 hari minggu + 12 hari libur nas + 12 hari cuti/th) = 289 hari  365 – (104 Sabtu & Minggu + 12 hari libur nas + 12 hari cuti/th) = 237 hari

A. Saran

Program penghitungan kebutuhan tenaga menurut Yaslis dapat dipergunakan baik untuk perencanaan tenga di Rumah Sakit maupun tenaga dibidang lain di PTP N IV. Sehingga kebutuhan tenaga dapat lebih rasional.

Gambar

Tabel  1:  DAFTAR JABATAN Unit Kerja :     Bagian SDM
Tabel  2: DAFTAR TENAGA KERJA MENURUT JABATAN Unit kerja: Bagian Ketenaga kerjaan
Tabel 3: PERKIRAAN PERUBAHAN KOMPOSISI TENAGA KERJA Tahun 2004 s.d. 2006

Referensi

Dokumen terkait

Pembebanan yang digunakan untuk menghitung tulangan pada kondisi sebelum komposit adalah beban yang berasal dari pelat, overtopping dan berat balok itu sendiri.

dipunyai oleh tenaga kesehatan selama satu tahun, menetapkan unit kerja, standar.. beban kerja yang dapat dikerjakan seorang tenaga kesehatan selama

Definisi lain menyebutkan bahwa, perencanaan SDM merupakan suatu proses untuk menentukan jumlah, jenis tenaga kerja yang dibutuhkan organisasi, pada waktu dan tempat yang

Terdapat dua puluh tiga tabel yang dibutuhkan dalam database sistem informasi manajemen arsip yaitu tabel jabatan, tabel unit kerja, tabel kategori, tabel

Data yang dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja pada unit rekam medis adalah kuantitas kegiatan pokok, standar beban kerja dan standar kelonggaran. Kuantitas

Kebutuhan Tenaga Perawat Unit Pelayanan Intensif Berdasarkan Beban Kerja dan Kompetensi di Unit Pelayanan Intensif Rumah Sakit Perawat, sebagai SDM tenaga kesehatan memberikan

Melakukan penambahan jumlah tenaga kerja sesuai dengan rekomendasi jumlah tenaga kerja Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja yang diterima, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan

Apabila dibandingkan, terdapat persamaan pada hasil perhitungan standar beban kerja di Instalasi CSSD Rumah Sakit Swasta dengan Unit CSSD RSUD Panembahan Senopati, persamananya yaitu