• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pola Asuh Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Pola Asuh Anak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP POLA ASUH ANAK  KONSEP POLA ASUH ANAK 

Dr. Suparyanto, M.Kes Dr. Suparyanto, M.Kes KONSEP POLA ASUH KONSEP POLA ASUH Definisi

Definisi

y

y Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu bagaimana cara sikapPola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu bagaimana cara sikap

atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak,termasuk cara penerapan atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak,termasuk cara penerapan aturan,mengajarkan nilai / norma,memberikan perhatian dan kasih sayang serta aturan,mengajarkan nilai / norma,memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya (Theresia,2009)

(Theresia,2009)

y

y Pola Asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agamaPola Asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama

 berartimemehami anak dari berbagai aspek,dan memahami anak dengan memberikan ola  berartimemehami anak dari berbagai aspek,dan memahami anak dengan memberikan ola asuh yang baik ,menjaga anak dan harta anak yatim, menerima, mamberi perlindungan, asuh yang baik ,menjaga anak dan harta anak yatim, menerima, mamberi perlindungan,  pemeliharaan, perawatan dan kasih sayang sebaik ± baiknya (QS Al Baqoroh:220)

 pemeliharaan, perawatan dan kasih sayang sebaik ± baiknya (QS Al Baqoroh:220)

Dari beberapa pengertian maka yang dimaksud pola asuh dalam penelitian ini adalah cara orang Dari beberapa pengertian maka yang dimaksud pola asuh dalam penelitian ini adalah cara orang tua bertndak sebagai suatu aktivitas kompleks yang melibatkan banyak perilaku spesifik secara tua bertndak sebagai suatu aktivitas kompleks yang melibatkan banyak perilaku spesifik secara individu atau bersama ± sama sebagai serangkaian usaha aktif untuk mengarahkan anaknya. individu atau bersama ± sama sebagai serangkaian usaha aktif untuk mengarahkan anaknya. Bentuk Pola Asuh

Bentuk Pola Asuh

Macam ± macam Pola Asuh Orang Tua Macam ± macam Pola Asuh Orang Tua

Menurut Baumrind,(dikutip oleh Wawan Junaidi,2010), terdapat 4 macam pola asuh orang tua : Menurut Baumrind,(dikutip oleh Wawan Junaidi,2010), terdapat 4 macam pola asuh orang tua : (1). Pola Asuh Demokratis

(1). Pola Asuh Demokratis

y

y Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akanPola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan

tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

anak bersifat hangat.

(2). Pola asuh Otoriter  (2). Pola asuh Otoriter 

y

y Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanyaPola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya

dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya. tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

(2)

(3). Pola asuh Permisif 

y Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan

 pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini  biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

(4). Pola asuh Penelantar 

y Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada

anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti   bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk 

dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis  pada anak-anaknya.

Dampak atau pengaruh pola asuh orang tua terhadap anak ± anak menurut Baumrind, (dikutip oleh Ira, 2006) adalah:

y Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak - anak yang mandiri, dapat

mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang lain.

y Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup,

tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.

y Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, tidak patuh,

manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial.

y Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, kurang

  bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri yang rendah, sering bolos dan  bermasalah dengan teman.

Faktor ± faktor yang mempengaruhi pola asuh :

Setiap orang mempunyai sejarah sendiri ± sendiri dan latar belakang yang seringkali sangat jauh  berbeda. Perbedaan ini sangat memungkinkan terjadinya pola asuh yang berbeda terhadap anak.

Menurut Maccoby & Mc loby ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu:

y Sosial ekonomi

y Lingkungan sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial atau pergaulan yang dibentuk 

(3)

ekonaminya rendah cenderung tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan tidak pernah mengenal bangku pendidikan sama sekali karena terkendala oleh status ekonomi.

y Pendidikan: Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan

sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Latar belakang  pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola pikir orang tua baik formal maupun non formal kemudian juga berpengaruh pada aspirasi atau harapan orang tua kepada anaknya.

y  Nilai-nilai agama yang dianut orang tua: Nilai ± nilai agama juga menjadi salah satu hal

yang penting yang ditanamkan orang tua pada anak dalam pengasuhan yang mereka lakukan sehingga lembaga keagamaan juga turut berperan didalamnya.

y Kepribadian: Dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan

fakta, gagasan dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak (Riyanto, 2002). Pendapat tersebut merujuk pada teori Humanistik yang menitikberatkan pendidikan bertumpu pada peserta didik, artinya anak perlu mendapat  perhatian dalam membangun sistem pendidikan. Apabila anak telah menunjukkan gejala-gejala yang kurang baik, berarti mereka sudah tidak menunjukkan niat belajar yang sesungguhnya. Kalau gejala ini dibiarkan terus akan menjadi masalah di dalam mencapai keberhasilan belajarnya.

y Jumlah anak: Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang

diterapkan orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam keluarga, maka ada kecenderungan bahwa orang tua tidak begitu menerapkan pola pengasuhan secara maksimal pada anak karena perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, (Okta Sofia, 2009).

Pola Asuh Orang Tua Dalam Keluarga

y Dalam kehidupan sehari-hari orang tua secara sadar atau tidak memberikan contoh yang

kurang baik terhadap anaknya.misalnya meminta tolong dengan nada mengancam, tidak  mau mendengarkan cerita anak tentang sesuatu hal, member nasihat tidak pada tempatnya dantidal pada waktu yang tepat, berbicara kasar pada anak,terlalu mementingkan diri sendiri, tidak mau mengakui kesalahan yang telah dilakukan.Beberapa contoh sikap dan   perilaku diatas berdampak negative terhadap perkembangan jiwa anak.Sehingga efek 

negative yang terjadi adalah anak memiliki sikap keras hati,manja, keras kepala, pemalas,  pemalu dam lain- lain.Semua perilaku diatas dipengaruhi oleh pola pendidikan orng tua

.Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan jiwa ana.Tipe kepemimpinan orang tua berdampak pada pol aasuh yamg terhadap anaknya,Disisi lain pola asuh orang tua bersifat demikkratis atau otoriter, atau bahkan pada sisis lain bersifat laissez faire atau tipe campuran antara demokratis dan otoriter, (Syaiful, 2004

Pola Perlakuan orang tua

(1). Overprotection (terlalu melindungi) Perilaku Orang Tua:

(4)

y Kontak berlebihan pada anak 

y Pemberian bantuan yang terus menerus, meskipun anak sudah mampu sendiri y Pengawasan kegiatan anak yang berlebihan

y Memcahkan masalah anak 

Profil Tingkahlaku Anak:

y Perasaan tidak aman y Agresif dan dengki y Mudah merasa gugup

y Melarikan diri dari kenyataan y Sangat tergantung

y Ingin menjdi pusat perhatian y Bersikap menyerah

y Kurang mampu mengendalikan emosi y Menolak tanggung jawab

y Suka bertengkar  y Sulit bergaul

y Pembuat onar (troubelmaker)

(2). Pola Perilaku Orangtua: Permissiveness (pembolehan) Perilaku Orangtua

y Memberikan kebebasan untuk berfikir  y Menerima pendapat

y Membuat anak lebih diterima dan merasa kuat y Toleran dan memahami kelemahan anak 

y Cenderung lebih suka member yang diminta anak daripada menerima

Profil Tingkahlaku Anak 

y Pandai mencari jalan keluar  y Dapat bekerjasama

y Percaya diri

y Penuntut dan tidak sabaran

(3). Pola Perilaku Orangtua: Rejection (Penolakan) Perilaku Orangtua

(5)

y Bersikap kaku

y Kurang memperdulikan kesejahteraan anak 

y Menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak 

Profil Tingkahlaku Anak 

y Agresif(mudah mara,gelisah, tidak patuh, suka bert engkar dan nakal)

y Submissive(kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu suka mengasingkan diri, mudah

tersinggung dan penakut)

y Sulit bergaul y Pendiam y Sadis

(4). Pola Perilaku Orangtua: Acceptance (penerimaan) Perilaku Orangtua

y Memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus pada anak  y Menempatkan anak pada posisi yang penting di dalam rumah y Mengebangkan hubungan yang hangat dengan anak 

y Bersikap respek terhadap anak 

y Mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau pendapatnya

y Berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya

Profil Tingkahlaku Anak 

y Mau bekerjasama y Bersahabat

y Loyal

y Emosinya stabil

y Ceria dan bersikap optimis y Mau menerima tanggung jawab y Jujur 

y Dapat dipercaya

y Memiliki perencanaan baik di masa depan

y Bersikap realistic (memahami kelebihan dan kekurangan secara obyektif)

(5). Pola Perilaku Orangtua: Domination (dominasi) Perilaku Orangtua

(6)

y Mendominasi Anak 

Profil Tingkahlaku Anak 

y Bersikap sopan dan sangat hati-hati y Pemalu, penurut, dan mudah bingung y Tidak dapat bekerjasama

(6). Pola Perilaku Orangtua: . Submission (penyerahan) Perilaku Orangtua

y Selalu memberi sesuatu yang diminta anak  y Membiarkan anak berperilaku semaunya sendiri

Profil Tingkahlaku Anak 

y Tidak patuh

y Tidak bertanggung jawab y Agresif dan teledor 

y Bersikap otoriter  y Terlalu percaya diri

(7). Pola Perilaku Orangtua: Punitiveness/Overdiscipline (terlalu disiplin) Perilaku Orangtua

y Mudah memberikan hukuman

y Menanamkan kedisiplinan sangat keras

Profil Tingkahlaku Anak 

y Impulsif 

y Tidak dapat mengambil keputusan y  Nakal

y Sikap bermusuhan atau gresif 

(7)

Dari ketujuh sikap atau perlakuan orangtua itu, tampak bahwa sikap . acceptance merupakan yang paling baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orang tua (Syamsu, 2009)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Diana Baumrind mengemukakan dua hasil penelitian yaitu : (1) ada 4 gaya perlakuan orang tua yaitu: Authoritarian, permissive, authoritative, dan negalectfull. (2) dampak gaya perlakuan orang tua terhadap perilaku anak 

Pengaruh Parenting Style terhadap Perilaku Anak  (1). Parenting Style: Authoritarian

Sikap atau Perilaku Orang Tua

y Sikap acceptance rendah, namun kontrolnya tinggi. y Suka menghukum secara fisik 

y Bersikap mengomando (mengharuskan / memerintah anak untuk melakukan sesuatu

tanpa kompromi)

y Bersikap kaku (keras)

y Cenderung emosional dan bersikap menolak 

Profil Tingkah Laku Anak 

y Mudah tersinggung y Penakut

y Pemurung, tidak bahagia y Mudah terpengaruh y Mudah stres

y Tidak mempunyai arah masa depan y Tidak bersahabat

(2). Parenting Style: Permisiveness

Sikap atau Perilaku Orang Tua

y Sikap acceptancenya tingi, namun kontrolnya rendah

y Memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan / keinginannmya.

Profil Tingkah Laku Anak 

(8)

y Suka memberontak 

y Kurang memikliki rasa percaya diri dan pengendalian diri y Suka mendominasi

y Tidak jelas arah hidupnya y Prestasinya rendah

(3). Parenting Style: Authoritative

Sikap atau Perilaku Orang Tua

y Sikap acceptance dan kontrolnya tinggi. y Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak  y Mendorong anak untuk menyatakan pendapat

y Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk 

Profil Tingkah Laku Anak 

y Bersikap bersahabat

y Memiliki rasa percaya diri y Mampu mengendalikan diri y Bersikap sopan

y Mau bekerjasama

y Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

y Mempunyai tujuan dan arah hidup yang jelas y Berorientasi terhadap prestasi

Sumber: dari Syamsu Yusuf. 2009 dalam Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja

Anak Prasekolah

Definisi Anak Prasekolah

y Anak Prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun (Biechler dan Snowman,) y Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun, (Elizabeth B.

Hurlock )mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai masa keemasan (the golden age).

(9)

y Menurut Hurlock mengemukakan bahwa lima tahun pertama disebut dengan The Golden

Years. Anak mengalami kecepatan kemajuan yang sangat cepat. Tidak hanya fisik tetapi  juga secara sosial dan emosional. Anak bukan seoarang bayi lagi melainkan seorang yang sedang dalam proses awal mencari jati dirinya. Anak sudah menjadi cikal bakal manusia dewasa. Anak sulit diatur dan mulai sadar bahwa dirinya juga manusia yang mandiri.

Ciri ± ciri masa kanak ± kanak awal dapat diuraikan sebagai berikut:

y Masa kanak ± kanak awal merupakan masa ³Preschool Age´. Masa ini adalah masa anak 

sebelum anak masuk pendidikan formal (SD).

y Masa kanak ± kanak awal merupakan masa ³ Pregang Age´

y Masa ini anak belajar dasar ± dasar dari tingkah laku untuk mempersiapkan dirinya bagi

kehidupan bersama.

y Masa kanak ± kanak awal merupakan masa ³Hunter Age´

y Masa ini anak senang menyalidiki dan ingin tahu apa yang ada disekitarnya. y Masa kanak ± kanak awal merupakan masa ³Problem Age´

y Anak menunjukkan banyak problem tingkah laku yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Peran Keluarga dalam Pengasuhan Anak 

y Beberapa peran keluarga dalam pengasuhan anak adalah sebagai berikut:

y Terjalinnya hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui penerapan pola asuh islami

sejak dini, yakni:

y Pengasuhan dan pemeliharaan anak dimulai sejak pra konsepsi pernikahan. Ada tuntunan

 bagi orangtua laki-laki maupun perempuan untuk memilih pasangan yang terbaik sesuai tuntunan agama dengan maksud bahwa orangtua yang baik kemungkinan besar akan mampu mengasuh anak dengan baik pula.

y Pengasuhan dan perawatan anak saat dalam kandungan, setelah lahir dan sampai masa

dewasa dan seterusnya diberikan dengan memberikan kasih sayang sepenuhnya dan membimbing anak beragama menyembah Allah SWT.

y Memberikan pendidikan yang terbaik pada anak,terutam pendidikan agama. Orangtua

yang salih adalah model terbaik untuk memberi pendidikan agama kepada anak-anak. Penanaman jiwa agam yang dimulai dari keluarga, semenjak anak masih kecil dengan cara membiasakan anak dengan tingkah laku yang baik. Dengan mencontoh keteladanan Rasulullah SAW adalah dengan menanamkan nilai-nilai akhlakul kharimah.

y Agama yang ditanamkan pada anak bukan hanya karena agama keturunan tetapi

  bagaimana anak mampu mencapai kesadaran pribadi untuk ber-Tuhan sehingga melaksanakan semua aturan agama

y Kesabaran dan ketulusan hati. Sikap sabar dan ketulusan hati orangtua dapat

mengantarkan kesuksesan anak. Begitu pula memupuk kesabaran anak sangat diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengendalian diri. Kesabaran menjadi hal yang penting

(10)

dalam hidup manusia sebab bila kesabaran tertanam dalam diri seseorang dengan baik  maka seseorang akan mampu mengendalikan diri dan berbuat yang terbaik untuk  kehidupannya.

y Secara psikologis dapat ditelusuri bahwa bila anak dilatih untuk memiliki sifat sabar 

dengan bekal agama yang dimiliki akan berimplikasi positif bagi kehidupan anak secara  pribadi dan bagi orang lain/masyarakat secara luas, diantaranya:

y Mewujudkan keselehan sosial dan kesalehan individu yaitu dengan terwujudnya kualitas

keimanan pada individu dan masyarakat yang bertaqwa, beriman dan beramal saleh. Seseorang yang memiliki kesalehan sosial yang tinggi memiliki empati, sosialisasi diri, kesetiakawanan, keramahan, mengendalikan amarah, kemandirian, sikap ketenangan dan teratur berfikir serta cermat bertindak. Sikap yang ditunjukkan akibat kesabaran diri akan membuat individu mudah bergaul, dengan rasa aman dan damai, tanpa kekerasan. Sikap tersebut akan mampu memupuk ko nsep diri seseorang.

y Dapat membina hubungan yang baik antar individu dan punya semangat persaudaraan. y Saat seseorang dalam kesabaran akan bertumpu pada nilai ketaqwaan dan ketaatan pada

Allah SWT. Seseorang yang berada dalam keimanan dan ketaqwaan sebagaimana janji Tuhan akan memiliki jiwa yang tenang. Dalam jiwa seorang yang tenang akan menstabilkan tekanan pada amygdale (system saraf emosi), sehingga emosi stabil. Dalam keadaan emosi yang stabil, seorang mudah mengedalikan diri dengan baik.

y Orangtua wajib mengusahakan kebahagian bagi anak dan menerima keadaan anak apa

adanya, mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT , serta mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Orangtua perlu tahu bahwa anak memiliki potensi yang luar biasa dan kesuksesan seseorang bukan mutlak ditentukan oleh kecerdasan intelektual saja (hanya sekedar IQ tinggi) akan tetapi kecerdasan itu bersifat majemuk.

y Menurut Gardner bahwa pada diri anak dikenal istilah multiple intellegensi/kecerdasan

ganda, yaitu:

y Kecerdasan linguistik: meliputi kemampuan dalam hal mengarang, membaca maupun

 berkomunikasi verbal. Tipe kecerdasan ini banyak dikuasai oleh mereka yang berprofesi maupun orator.

y Kecerdasan logika-matematika. Jenis kecerdasan ini dapat membantu seseorang

menemukan solusi persoalan yang melibatkan perhitungan angka.

y Kecerdasan visual-spasial. Tipe kecerdasan ini memudahkan seseorang untuk 

menemukan arah, menggunakan peta dan melihat objek dari berbagai sudut.

y Kecerdasan gerak tubuh/kinestesis. Pada tipe kecerdasan ini banyak dikuasai oleh

olahragawan, penari,pemahat maupun dokter bedah.

y Kecerdasan musical. Tipe kecerdasn ini berkembang dengan sangat baik pada musisi,

(11)

y Kecerdasan interpersonal. Tipe kecerdasn ini memudahkan seseorang untuk memahami

dan bekerja dengan dirinya sendiri.

y Kecerdasan intrarpersonal. Tipe kecerdasan ini adalah adany kemampuan memahami diri

sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.

y Kecerdasan natural. Tipe kecerdasan ini adalah adanya kemampuan untuk bekerjasama

dan menyelaraskan diri dengan alam.

y iKecerdasan spiritual dan kecerdasan eksistensial.

y Mendisiplinkan anak dengan kasih sayang secara bersikap adil.

y Komunikatif dengan anak. Membicarakan hal yang ingin diketahui anak, dengan

menjawab pertanyaan anak secara baik, misalkan; membicarakan pendidikan seks dan orangtua penting memberikan pendidikan seks sejak dini.

y Memahami anak dengan segala aktivtasnya, termasuk pergaulannya, (Rifa, 2009)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta. PT RinekaCipta.

2. Alimul, Hidayat. 2007. Metode Penelitian dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 3. Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: . PT Rineka

Cipta.

4. Azwar, S. 2009. Metode penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar 

5. Bahri.S. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta. PT Rineka

Cipta.

6. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

7. Galihjoko, 2009. Pengaruh Tingkat pendidikan orang tua terhadap pola asuh anak pada masyarakat. Dari Http: www.indoskripsi.com. Diakses tanggal 22 Maret 2010

8. Godam64. 2008. Jenis /Macam Tipe Pol Aasuh Orang Tua Pada Anak Dan Cara

Mendidik/Mengasuh Anak Yang Baik. Dari Http:www.Organisasi.org komunitas dan  perpustakaan online.Diakses taanggal 22 Maret 2010.

9. Junaidi, W. 2010. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua. Dari Http: www.blogspot.com. Diakses tanggal 22 Maret 2010

10. Latipun. 2005. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press. 11. Nasir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

12. Ngalim. 2007. Ilmu Pendidikan Teo ritis Dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 13. Ngalim. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

14.  Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). . Jakarta: Salemba Medika.

15.  Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

(12)

Diposkan oleh dr. Suparyanto, M.Kes di 10:04

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook  Label: TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi:

4 komentar:

Anonim mengatakan...

dok, boleh minta contoh kuesioner nya bagaimana ya dok? 21 Maret 2011 15:23

dr. Suparyanto, M.Kes mengatakan...

Untuk Anonim: tolong baca d i cara membuat kuesioner di blog ini. Trims 21 Maret 2011 21:04

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan 1 dengan memasukkan berbagai jenis benda ke dalam air dengan setiap jenisnya mempunyai ukuran yang berbeda, mempunyai tujuan untuk mengiring siswa pada

Dengan mengikuti kerangka analisis wacana feminis, seperti yang dikemukakan oleh Reinharz (2005:213), maka novel-novel Indonesia, yang dalam hal ini dianggap

“ Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi umat manusia, (kerana) kamu menyuruh melakukan perkara yang ma’ruf dan mencegah daripada perkara yang mungkar” 8..

Berdasarkan hasil penelitian, peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta dapat diketahui pada gambar 1.. Berdasarkan

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

konsep adaptasi mahluk hidup terhadap lingkungan. Kondisi ekosistem sungai Padang Guci, Air Nelenagau, dan Air Nipis sebagai habitat ikan Sicyopterus

adalah untuk lebih mendalami pribadi anak, merangsang kecerdasan, dan mengasah bakat anak. Pola interaksi pembelajaran yang baik di TK dimaksudkan untuk lebih

Orang yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan menjadiakn allah sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainnya, tidak ada permintaan kepada selainnya,