• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA KOMUNIKASI AUGMENTATIF DAN ALTERNATIF SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI BAGI ANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN KOMUNIKASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA KOMUNIKASI AUGMENTATIF DAN ALTERNATIF SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI BAGI ANAK YANG MENGALAMI HAMBATAN KOMUNIKASI."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA KOMUNIKASI AUGMENTATIF DAN ALTERNATIF SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI BAGI ANAK YANG

MENGALAMI HAMBATAN KOMUNIKASI

Oleh : Maimunah

NIM : 1201128

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media komunikasi augmentatif dan alternatif sebagai media komunikasi bagi anak yang mengalami hambatan komunikasi. Subjek penelitian ini adalah anak berumur 8 tahun yang mengalami hambatan komunikasi, anak tersebut belum bisa mengungkapkan keinginannya kepada orang lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil temuan lapangan dari pengembangan komunikasi augmentatif dan alternatif berupa kartu gambar dan papan komunikasi dapat membantu anak menggunakan media ini sebagai media komunikasi baginya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Media dikembangkan melalui tahapan asesment, observasi dan wawancara disesuaikan dengan kebutuhan anak, kemudian disusun sebuah media komunikasi augmentatif dan alternatif.

(2)

ABSTRACT

DEVELOPING AUGMENTATIVE AND ALTERNATIVE

COMMUNICATION MEDIA AS THE TOOLS FOR CHILD WHO HAS COMPLICATED COMMUNICATION

Oleh : Maimunah

NIM : 1201128

The objective of this research is to develop augmentative and alternative communication for child who has complicated communication. The subject of the

research is a 8 years’s old boy who encounters the complicated communication,

can not express his desires to others. The study used qualitative and descriptive method. The result of media augmentative and alternative communication are picture card and communication board which can help the child in expressing his feeling and using this media as the tool to communicate with others. The media is developed based on assessment stage, observation and interview appropriated to

what children’s need, then implement augmentative and alternative communication media.

(3)

1

menjalani kehidupannya. Agar keinginan yang akan disampaikan kepada orang

dimengerti dan diterima oleh orang lain, maka diperlukanlah komunikasi. Miller

dalam Mulyana (2012, hlm. 68) mengatakan “Komunikasi terjadi ketika suatu

sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari

untuk mempengaruhi perilaku penerima”

Komunikasi dilakukan oleh siapa saja, baik anak kecil, anak remaja, orang

dewasa, orang tua, maupun orang yang berkebutuhan khusus. Komunikasi bisa

terjadi antara seorang individu dengan seseorang, antara seorang individu dengan

banyak orang atau dengan kelompok. Cangara dalam Meimulyani (2009)

mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Komunikasi yang disampaikan kepada orang lain dikatakan efektif apabila

maksud dan tujuan yang disampaikan difahami dan dimengerti oleh orang itu.

Seperti yang dikatakan oleh Verderber (1987, hlm. 7) dalam Reza (2013) bahwa “

komunikasi yang efektif adalah komunikasi dimana makna yang disimulasikan

serupa atau sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.”

Kadangkala dalam proses penyampaian komunikasi yang dilakukan oleh

seseorang ada yang lancar dan ada pula yang mengalami hambatan atau

gangguan. Sehingga pesan yang disampaikannya tidak bisa dimengerti oleh orang

yang menerima pesan. Hambatan atau gangguan yang dialami seseorang

(4)

keterbatasan kemampuan seorang individu dalam menyampaikan pesan.

Vardiansyah (2004, hlm. 83) dalam Reza (2013) mengatakan “proses komunikasi

terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktifitas komunikasi yaitu

menyampaikan pesan guna mewujudkan motif komunikasi”

Banyak ditemui sekarang anak-anak yang tidak bisa atau tidak mampu

melakukan komunikasi dengan baik. Mereka mengalami hambatan dalam

menyampaikan pesan. Bagi anak yang mengalami hambatan perkembangan,

biasanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Gangguan komunikasi itu

terjadi dampak dari ganguan atau hambatan yang dimiliki oleh anak. Dampak lain

dari gangguan komunikasi yang dialami anak adalah anak tidak bisa mengikuti

pelajaran dengan baik di sekolah, tidak bisa bersosialisasi dengan teman

sebayanya, tidak bisa mengungkapkan keinginannya kepada orang lain, baik

kepada guru, teman sebaya, atau orang tua, serta tidak berkembang sesuai dengan

perkembangan anak pada umumnya. Anak juga tidak bisa bergaul dengan

lingkungan yang berada di sekitar lingkungan rumahnya. Anak akan selalu

bergantung kepada orang tua, karena orang tualah yang bisa memahami anaknya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Home dalam Meimulyani, 2009)

mengatakan “ anak dengan problem bicara, cacat fisik, cacat mental, gangguan

perilaku, dan pencapaian akademis yang rendah ditolak oleh teman sebayanya.

Berdasarkan hasil studi di lapangan, peneliti menemukan seorang anak yang

mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Anaknya sudah berumur 8 tahun dan

belum bisa berkomunikasi secara lisan. Kemampuan yang dimiliki anak sekarang

kadang-kadang menoleh atau melihat jika dipanggil, bisa melambaikan tangan

seperti “daah” ketika ada orang yang didekatnya mau pergi, bisa mengucapkan

kata mah, yah, bah itu juga kadang-kadang, mau mengikuti perintah sederhana

dengan dibantu oleh ibunya. Seperti kalau ibu mengajak pipis ke kamar mandi,

anak mau ikut dengan dibantu oleh orang tua dengan cara memegang tangannya

ke kamar mandi. Kadang-kadang anak menggunakan jempol kanannya yang

diletakkan dibawah dagu sambil mengucapkan kata-kata ghi-ghi apabila anak

(5)

3

dipahami orang tua dengan cara menebak-nebak saja dan kadangkala ada yang

tidak bisa dipahami oleh orang tua. Kalau orang tua tidak bisa memahami akan

keinginannya, anak akan marah dan membuang atau melempar apa saja benda

yang ada di depannya. Kalau diperhatikan dan dilihat dari keterampilan berbahasa

yang baru dimiliki anak, keterampilan berbahasa yang dimiliki anak setara dengan

perkembangan keterampilan berbahasa anak yang berumur 1 sampai 2 tahun.

Itupun hanya beberapa keterampilan berbahasa saja yang baru dikuasai anak.

Menurut Permanarian (2007, hlm. 33) dalam buku interaksi-komunikasi

karakteristik dan keterampilan berbahasa anak yang berumur 1 sampai 2 tahun

adalah :

Menoleh dan melihat jika dipanggil, menunjukkan pada benda atau gambar

jika disebutkan namanya, melambaikan tangan dan mengatakan “daah” jika

ada orang yang pergi, mengenali nama-nama orang, benda atau tubuh, mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mimik”, “mamam”, “ini”, “itu”,

menggunakan frase dua kata seperti “mimik susu”, mampu mengikuti

perintah sederhana, mengulangi kata-kata yang didengarnya dalam percakapan orang lain, menggunakan benda, gerak isyarat dan kata-kata sederhana untuk berkomunikasi.

Perkembangan keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh DK sekarang

sangat jauh ketinggalan dibandingkan dengan perkembangan keterampilan

berbahasa anak yang sudah berumur 8 tahun. Padahal kalau melihat dari

perkembangan bahasa, anak yang sudah berumur 8 tahun sudah bisa

berkomunikasi dengan lancar, mempunyai banyak perbendaharaan kata, mampu

membuat kalimat yang lebih panjang, sudah bisa melakukan percakapan dengan

orang dewasa, sudah mulai memahami bacaan.

Melihat dari hambatan komunikasi yang dimiliki oleh anak inilah peneliti

ingin mengadakan penelitian untuk membantu subjek dalam rangka meningkatkan

kemampuan komunikasi anak ke tingkat lebih baik. Kalau dibiarkan anak yang

mengalami hambatan komunikasi ini akan ketinggalan dalam pelajaran, tidak bisa

bergaul dengan teman sebaya, selalu bergantung kepada orang tua, tidak bisa

mandiri, serta susah beradaptasi dengan lingkungan. Peneliti ingin membantu

(6)

and Alternative Communication (AAC). Menurut (Mc Comik & Shane, 1990)

AAC yaitu tehnik-tehnik yang menggantikan komunikasi lisan bagi individu

yang mengalami hambatan dalam bicara atau tidak mampu berkomunikasi secara

lisan. Augmentative and Alternative Comminication diasumsikan dapat

membantu anak yang mengalami hambatan komunikasi ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin

melakukan penelitian untuk mengembangkan media Augmentative and

Alternative Communication agar bisa membantu anak yang mengalami hambatan

komunikasi. Dan peneliti juga ingin mengetahui dan melihat keefektifan media

Augmentative and Alternative Communication yang telah dikembangkan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah mengembangkan media

Augmentative and Alternative Communication yang dapat digunakan sebagai

media komunikasi bagi anak yang mengalami hambatan komunikasi.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana anak yang mengalami hambatan komunikasi melakukan

komunikasi di lingkungan keluarga dan di sekolah?

2. Media Augmentative and Alternative Communication bagaimana yang dapat

digunakan untuk berkomunikasi pada anak yang mengalami hambatan

komunikasi?

3. Apakah media Augmentative and Alternative Communication yang telah

dikembangkan efektif digunakan dalam berkomunikasi pada anak yang

(7)

5

D. Tujuan Penelitian

Mengembangkan media Augmentative and Alternative Communication yang

dapat digunakan anak yang mengalami hambatan komunikasi sebagai media

komunikasi.

E. Manfaat Penelitiaan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmu pengetahuan baru dalam bidang disiplin ilmu PKKH ( Pendidikan

Kebutuhan Khusus ) dalam mengembangkan media Augmentative and Alternative

Communication (AAC) untuk membantu anak yang mengalami hambatan

komunikasi. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan

kepada :

1. Kepala sekolah, sebaiknya sekolah menyediakan media komunikasi

berupa kartu gambar dan papan komunikasi dalam proses belajar

mengajar.

2. Guru, sebagai masukkan untuk menggunakan media Augmentative and

Alternative Communication (AAC) sebagai media komunikasi kepada

anak yang mengalami hambatan komunikasi.

3. Bagi orang tua mendapatkan cara dan pengalaman baru agar dapat

membantu anaknya untuk bisa berkomunikasi melalui penggunaan media

Augmentative and Alternative Communication (AAC) sebagai media

komunikasi.

4. Bagi peneliti sendiri menjadi pengalaman tersendiri dan berharga dalam

menangani anak yang mengalami hambatan komunikasi dalam

menggunakan media Augmentative and Alternative Communication

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Case jane, Smith. (1996). Occupational Therapy for Children. Mosby : A Times Mirror Company.

Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.

Efendi, Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Jajang (2011). Pengaruh Penggunaan PECS Terhadap Peningkatan Keterampilan Komunikasi Pada Anak Dengan Gangguan Perkembangan Kecerdasan Yang Disertai Dengan Gangguan Pendengaran. Thesis Pada Jurusan PKKh Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Taufan, Johandri. (2013). Kebijakan-kebijakan Kepala Sekolah Dalam

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Di Sekolah X Kota Jambi. Thesis

Pada Jurusan PKKh Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Komala, lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks.

Bandung : Widya Padjajaran.

Meimulyani, Y. (2009). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Melalui Sistem

dan Penukaran Gambar (PECS) Pada Anak yang Tidak Berkomunikasi

Secara Verbal. Thesis Pada Jurusan PKKh Sekolah Pascasarjana UPI

(9)

88

Mulyana, Deddy. (2012). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Nazir. (2014). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Rahardja, Djadja. (2006). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Criced : University of Tsukuba.

Reza, Abadi. (2013). Pengembangan Media Alternative Augmentative Communication Dalam Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Pada Anak Hambatan Komunikasi. Thesis Pada Jurusan PKKh Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

Skjorten, Johsen. (2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus Sebuah Pengantar. UPI Bandung.

Soyomukti Nurani. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta : Ar Ruzz Media.

Somad, Permanarian. (2007). Perkembangan Keterampilan Interaksi-Komunikasi Pada Anak Berkebutuhan Khusus. UPI Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Sunanto ,dkk. (2005). Pengantar Peneltian dengan Subjek Tunggal. Bandung : Upi Press.

Warrick, Anne. (1998). Communication Without Speech Augmentative and Alternative Communication Around the World. Canada : Isaac Press .

Wulandari, Rani. (2013). Tehnik Mengajar Siswa dengan Gangguan Bicara dan Bahasa. Yoyakarta : Imperium.

(10)

Yuwono. (2009). Memahami Anak Autistik. Bandung : Alfabeta.

http://www.psikologizone.com/definisi-media-komunikasi-dan-fungsinya/06511971 (tgl 16 juli 2014)

http://mcfdc.blogspot.com/2013/09/pecs-picture-exchange-communication.html

(diunduh tgl 13 mai 2014)

http://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Alternative_and_augmentative_comm unication/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa produk CD interaktif sesuai digunakan oleh anak usia 4-5 tahun sebagai alternatif media pembelajaran dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk permainan papan ( board game ) edukatif sebagai media promosi kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah..

Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana peranan dongeng sebagai media alternatif hiburan yang sehat untu anak, di kalangan komunitas Kampung Dongeng Medan.. Teori yang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Penggunaan Media Sosial Twitter, Facebook, dan Blog sebagai Sarana Komunikasi bagi Komunitas Akademi Berbagi

Seni grafis ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pemberian pengalaman belajar kreatif bagi anak yang antara lain dapat dituangkan dalam aktivitas pembelajaran

Peneliti mengembangkan aplikasi android sebagai media alternatif materi asam basa yang mampu mengurangi kejenuhan peserta didik dalam mempelajari konsep kimia serta mampu

Fak- tor transportasi, waktu, biaya yang merupakan hambatan pokok bagi terciptanya komunikasi antar pribadi yang efektif Depari, 1991 Kampanye media komunikasi massa biasanya mempunyai

Evaluasi Ciri Fisik Media Terfermentasi Jamur Pleurotus ostreotus sebagai Pakan Ternak Alternatif bagi Ruminansia Physical Characteristics Evaluation of Fermented Media with