Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
48
ISSN: 2087-4944
HUBUNGAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN PENYEMBUHAN LUKA HARI KE-3 POST SECTIO CAESAREA DI RSUD PROVINSI KEPRI
DAN BLUD-RS KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2017
Etika Khoiriyah, Rika Juliani Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
E-mail : etika2811@gmail.com, rikajuliani50@gmail.com ABSTRAK
Latar belakang: Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa angka
persalinan dengan tindakan Sectio caesarea (S.C) tidak boleh lebih dari 10-15 persen. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan kelahiran bedah sesar wilayah Kepulauan Riau sekitar 17,9 persen. Data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang bahwa jumlah persalinan sectio caesarea tahun 2016 meningkat menjadi 10,46 persen dari sebelumnya. Demikian juga jumlah persalinan sectio
caesarea di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang pada tahun
2016 meningkat 4,6-7,8% dari sebelumnya. Berdasarkan latar belakang dan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini.
Metode: Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi adalah seluruh ibu nifas post sectio caesarea yang dirawat di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang dengan jumlah sampel 30 orang yang diambil secara sampling jenuh. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil: Hasil uji chi square ρ value adalah 0,004 artinya ρ value < 0,05 dan X2 =
8,438 > 3,841.
Kesimpulan: Ada hubungan antara mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea
dengan penyembuhan luka hari ke-3 post sectio caesarea di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang Tahun 2017.
Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Penyembuhan Luka Post Sectio caesarea PENDAHULUAN
Sectio caesarea adalah
persalinan melalui sayatan dinding abdomen atau uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gram atau umur kehamilan
lebih dari 28 minggu (Manuaba & Chandranita, 2011)
Menurut Manuaba (cit Nurani, 2015) bahaya infeksi setelah operasi persalinan masih tetap mengancam sehingga perawatan setelah operasi
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
49
ISSN: 2087-4944
memerlukan perhatian untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Mobilisasi dini adalah per-gerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan (Astriana, 2013). Mobilisasi segera secara bertahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan penderita serta men-cegah terjadinya trombosis dan emboli (Netty, 2013).
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dr. K. Todd Keylock dari Universitas Bowling Green State Ohio (cit Netty, 2013) dalam penelitiannya tentang latihan fisik dan penyembuhan luka
menyatakan bahwa manfaat
latihan fisik pada penyembuhan luka terjadi pada awal proses hingga 6 hari pasca luka. Waktu untuk 20% penutupan luka adalah 2,5 hari lebih cepat, sedangkan waktu untuk 80% penutupan luka 51% lebih cepat dari penyembuhan luka tanpa latihan fisik.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Marliza (2010) menyatakan bahwa mobilisasi dini
merupakan faktor yang
mempengaruhi terhadap penyem-buhan luka seseorang. Dengan
melakukan mobilisasi pada setelah 6-10 jam pasca persalinan dengan operasi sectio caesarea akan membantu mempercepat proses penyembuhan luka post operasi
sectio caesarea.
Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa angka persalinan dengan tindakan Sectio
caesarea (S.C) tidak boleh lebih dari
10-15 persen. Di Negara-negara maju frekuensi sectio caesarea berkisar antara 1,5-7 persen (Sumarah dkk, 2013). Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan kelahiran bedah sesar sebesar 9,8 persen di antaranya wilayah Kepulauan Riau dengan angka kelahiran bedah sesar sekitar 17,9 persen. Angka ini lebih tinggi dari angka yang direkomendasikan oleh WHO.
Provinsi Kepulauan Riau menyumbang angka persalinan
sectio caesarea tertinggi ke-2
setelah Provinsi DKI Jakarta. Data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang bahwa jumlah persalinan sectio caesarea tahun 2015 sebanyak 8,6 persen dan tahun 2016 meningkat menjadi 10,46 persen. Angka ini dikhawatirkan akan terus meningkat setiap tahun.
Demikian juga data yang
didapatkan dari Medical Record RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang bahwa jumlah
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
50
ISSN: 2087-4944
persalinan sectio caesarea di RSUD Provinsi Kepri tahun 2015 sebanyak 84,9 persen dan tahun 2016 meningkat menjadi 89,5 persen, dan jumlah persalinan sectio caesarea di BLUD-RS Kota Tanjungpinang Tahun 2015 sebanyak 75 persen, sedangkan tahun 2016 meningkat menjadi 82,8 persen.
Berdasarkan latar belakang dan data di atas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini pada ibu post sectio
caesarea dengan penyembuhan
luka hari ke-3 post sectio caesarea di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang tahun 2017.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan di RSUD
Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang pada Bulan Juli 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas post sectio
caesarea yang dirawat di RSUD
Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang, dengan pertim-bangan kedua rumah sakit tersebut mempunyai karakteristik yang sama. Subjek yang dipilih adalah ibu nifas post sectio caesarea yang dirawat di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS
Kota Tanjungpinang yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bersedia menjadi responden penelitian dan Ibu post sectio caesarea yang sudah 24 jam atau lebih sampai dengan 3 hari di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang. Sedangkan Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tidak bersedia menjadi responden dan Responden dengan indikator medis yang tidak boleh di wawancara.
Subjek diambil dengan
menggunakan metode sampling jenuh, di mana semua populasi yang memenuhi kriteria dijadikan subjek penelitian sampai jumlahnya mencukupi, yaitu sebanyak 30 responden.
Data dikumpulkan dengan kuesioner mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea dengan 10 pertanyaan dan lembar observasi penyembuhan luka hari ke-3 dengan 10 pernyataan.
Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji
chi-square dengan derajat
kepercayaan 95%. Variabel dependen adalah penyembuhan luka hari ke-3, sedangkan variabel independen adalah mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea.
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
51
ISSN: 2087-4944
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Indikasi sectio caesarea Karakteristik N=30 % Usia < 20 Tahun 20 – 35 Tahun > 35 Tahun 0 28 2 0 93,3 6,7 Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi (PT) 0 4 19 7 0 13,3 63,3 23,3 Pekerjaan IRT Swasta PNS Dan Lain-Lain 19 4 7 0 63,3 13,3 23,3 0 Indikasi Sectio Caesarea CPD (Cheplopelvic Disproportion) Riwayat SC sebelumnya
PEB (Pre Eklamsia Berat) KPD (Ketuban Pecah Dini) KET Bayi Kembar Faktor Hambatan Jalan Lahir Kelainan Letak 2 5 11 5 2 2 1 2 6,7 16,7 36,7 16,7 6,7 6,7 3,3 6,7 Janin
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 20-35 tahun sebanyak 28 orang (93,3%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 orang (63,3%), bekerja sebagai IRT sebanyak 19 orang (63,3%), dan
sebagian besar responden
melakukan persalinan dengan sectio
caesarea atas indikasi PEB (Pre
Eklampsia Berat) sebanyak 11 orang (36,7%).
Distribusi Pertanyaan Mobilisasi Dini pada Ibu Post Sectio Caesarea
No Kategori %
1
Menggerakkan lengan dan tangan pada 6
jam pertama
100
2
Menggerakkan ujung jari kaki pada 6 jam
pertama
96,7
3
Memutar pergelangan kaki pada 6 jam
pertama
96,7
4 Mengangkat tumit
pada 6 jam pertama 96,7 5
Menegangkan otot betis pada 6 jam
pertama
96,7
6 Menekuk kaki pada 6
jam pertama 96,7
7 Menggeserkan kaki
pada 6 jam pertama 96,7 8 Miring kiri dan kanan 93,3
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
52
ISSN: 2087-4944
setelah 6-10 jam pertama 9 Mulai belajar duduk
setelah 24 jam 83,3 10 Mulai belajar berjalan
setelah 24 jam 66,7 Sesuai tabel 2 diketahui hasil terendah yaitu pertanyaan mulai belajar berjalan setelah 24 jam sebanyak 10 responden (33,3%) yang tidak melakukannya, ini dipengaruhi karena bekas operasi
sectio caesarea yang masih terasa
nyeri sehingga menghambat proses mobilisasi dini post sectio caesarea, dengan demikian, ada.
Distribusi Frekuensi Mobilisasi Dini Post Sectio Caesarea
Mobilisasi Dini pada Ibu Post
sectio caesarea Ʃ=30 % Baik Kurang 20 10 66,7 33,3 Total 30 100 Berdasarkan tabel 3
didapatkan mayoritas responden melakukan mobilisasi dini dengan baik, yaitu sesuai dengan tahapan mobilisasi dini sebanyak 20 orang (66,7%).
Distribusi Pernyataan Penyem- buhan Luka Hari Ke-3 Post Sectio Caesarea
No Kategori %
1 Luka masih lembab 0
2 Jaringan luka belum menyatu
0
3
Terdapat salah satu tanda-tanda infeksi (calor, dolor, rubor)
16,7 4 Terjadi pembengkakan pada luka 10 5 Terdapat pus/nanah pada luka 0
Berdasarkan tabel 4 masih ditemukan 5 responden (16,7%) yang mengalami salah satu tanda-tanda infeksi seperti: kemerahan, nyeri yang meningkat, dan teraba hangat, dan 3 (10%) yang mengalami pembengkakan pada luka.
Distribusi Frekuensi Penyembuhan Luka Hari Ke-3 Post Sectio Caesarea
Penyembuhan Luka Hari Ke-3 Post sectio
caesarea Ʃ=30 % Baik Kurang 24 6 80 20 Total 30 100 Berdasarkan tabel 5
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
53
ISSN: 2087-4944
penyembuhan luka hari ke-3 post
sectio caesarea dengan baik
sebanyak 24 (80%).
Hubungan Mobilisasi Dini pada Ibu Post Sectio Caesarea dengan Penyembuhan Luka Hari Ke-3 Post Sectio Caesarea di RSUD Provinsi
Kepri dan BLUD-RS Kota
Tanjungpinang Tahun 2017
Mobili sasi Dini
Penyembuhan
Luka Hari Ke-3 Jumlah Baik Kurang Ʃ % Ʃ % N % Baik Kuran g 1 9 5 9 5 5 0 1 5 5 50 2 0 1 0 66, 7 33, 3 Total 2 4 8 0 6 20 3 0 100 X2 = 8,438 ρ = 0,004
Dari hasil uji statistik chi square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan ρ adalah 0,004 artinya ρ < 0,05 dan X2 = 8,438 > 3,841 yang berarti Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara mobilisasi dini pada ibu post sectio caesarea dengan penyembuhan luka hari ke-3 post sectio caesarea di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang Tahun 2017.
PEMBAHASAN
1. Mobilisasi Dini pada Ibu Post Sectio Caesarea
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas responden melakukan mobilisasi dini dengan baik, yaitu sesuai dengan tahapan mobilisasi dini sebanyak 20 orang (66,7%).
Hal ini didominasi oleh usia responden 20-35 tahun yang melakukan mobilisasi dini dengan baik sebanyak 64%. Berdasarkan penelitian Solikin (cit Wira,dkk, 2016), salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan mobilisasi dini antara lain usia. Di mana, penelitian Yusuf (cit Wira,dkk, 2016)
mengatakan bahwa orang
dewasa cenderung tidak mau untuk menyusahkan orang lain dan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan apa pun sendiri.
Hasil penelitian ini juga didominasi oleh tingkat pendidikan responden yaitu SMA, yang melakukan mobilisasi dini dengan baik sebanyak 58%. Menurut Rismalia (cit Wira,dkk, 2016) dalam penelitiannya
tentang “Gambaran
pengetahuan dan perilaku
pasien pasca operasi
appendectomy tentang
mobilisasi dini di RSUP Fatmawati ” bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
54
ISSN: 2087-4944
yang mendukung peningkatan pengetahuan yang berhubungan dengan daya serap informasi, di mana orang yang memiliki pendidikan tinggi diasumsikan lebih mudah menyerap informasi.
Berdasarkan Teori Potter (cit Winarsih, 2013) bahwa pada pelaksanaannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasien paska sectio caesarea
dapat segera melakukan
mobilisasi dini, yaitu : Faktor fisiologis seperti status nyeri, kondisi muskulos-keletal, kardiopulmonari; faktor emosional seperti motivasi, kecemasan, dan; faktor demografi seperti usia, status obstetri, dan tingkat pendidikan. Pada penelitian ini, faktor usia dan pendidikan sangat mempengaruhi. Ada beberapa faktor yang belum diteliti, yaitu faktor fisiologis dan status obstetri, itu merupakan kelemahan peneliti.
Berdasarkan asumsi peneliti, mobilisasi dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni rasa nyeri, perasaan khawatir terhadap luka
operasi, dan motivasi.
Kebanyakan ibu post sectio
caesarea merasa khawatir kalau
tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi sectio
caesarea akan mempengaruhi
luka operasi yang masih belum sembuh yang baru saja selesai dilakukan operasi, juga dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan ibu setelah efek anestesi hilang, dan motivasi dari petugas kesehatan dan orang-orang terdekat untuk melakukan mobilisasi dini.
2. Penyembuhan Luka Hari Ke-3 Post Sectio Caesarea
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami penyembuhan luka hari ke-3 post SC dengan baik sebanyak 24 (80%).
Menurut Yusuf (cit Ditya,dkk, 2016) salah satu hal yang mempengaruhi penyem-buhan luka adalah karena pasien melaksanakan mobilisasi dini. Ada
beberapa pasien yang
melaksanakan mobilisasi dini, tetapi proses penyembuhan lukanya tidak baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu usia. Noer (cit Ditya,dkk, 2016) mengatakan bahwa semakin tua seseorang, maka akan semakin
lama dalam proses
penyembuhan luka. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan elastin dalam kulit, perbedaan penggantian kolagen
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
55
ISSN: 2087-4944
yang mempengaruhi
penyembuhan luka, sehingga
akan mempengaruhi lama
perawatan pada pasien.
Demikian juga Teori Bartini (cit Nurani, dkk, 2015) yang
menyatakan bahwa usia
reproduksi sehat adalah usia yang aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu usia 20-35 tahun. Kulit utuh pada dewasa muda yang sehat merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma mekanis dan juga infeksi, begitupun yang berlaku pada efisiensi sistem imun, sistem kardiovaskuler, dan sistem respirasi yang memungkinkan penyembuhan luka lebih cepat.
Berdasarkan Teori Aziz Alimul Hidayat (cit Netty 2013) yang menyatakan bahwa proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, anemia, penyakit penyerta, vaskularisasi, nutrisi, kegemukan, obat-obatan, merokok, dan stress. Pendapat Aziz (2009) juga sejalan dengan Suradi (cit Netty 2013) bahwa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka diantaranya adalah usia, nutrisi, insufisiensi vascular, obat-obatan, suplai darah, infeksi, nekrosis, serta adanya benda asing pada luka.
Peneliti memberikan asumsi terhadap faktor penyembuhan luka post sectio caesarea salah satunya kemungkinan karena permukaan luka yang lembab oleh keringat atau ruangan ber-AC. Karena luka lembab, maka
sangat mudah menjadi
pertumbuhan bakteri anaerob sehingga melibatkan proses penyembuhan yang lama.
3. Hubungan Mobilisasi Dini pada Ibu Post Sectio Caesarea dengan Penyembuhan Luka Hari Ke-3 Post Sectio Caesarea
Sehubungan dengan hasil analisis bivariat tersebut, sesuai
dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dr. K. Todd Keylock dari Universitas Bowling Green State Ohio (cit Netty, 2013), dalam penelitiannya tentang latihan fisik dan penyembuhan
luka menyatakan bahwa
manfaat latihan fisik pada penyembuhan luka terjadi pada awal proses hingga 6 hari pasca luka. Waktu untuk 20% penutupan luka adalah 2,5 hari lebih cepat, sedangkan waktu untuk 80% penutupan luka 51% lebih cepat dari penyembuhan luka tanpa latihan fisik.
Penelitian ini sejalan
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
56
ISSN: 2087-4944
dilakukan Indarmien Netty (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Manap Jambi tentang “Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Seksio Sesarea di Ruang Rawat Gabung Kebidanan RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2012” dengan jumlah responden sebanyak 42 orang bahwa 7 (16,3%) responden luka post operasi sembuh dalam waktu > 3-4 hari dan 35 (83,3%) responden luka operasi sembuh dalam waktu ≤ 3-4 hari.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Marliza (cit Netty, 2013) menyatakan bahwa mobilisasi dini merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap penyembuhan luka seseorang. Dengan melakukan mobilisasi pada setelah 6-10 jam pasca persalinan dengan operasi seksio
sesarea akan membantu
mempercepat proses
penyembuhan luka post operasi seksio sesarea. Mobilisasi dini
menyebabkan peningkatan
oksigenasi di dalam sel sehingga dapat membantu perbaikan sel-sel tubuh terutama proses penyembuhan luka dan dapat meningkatkan metabolisme, di mana dengan tidak melakukan mobilisasi dapat menyebabkan
turunnya kecepatan metabolisme dalam tubuh dan menyebabkan berkurangnya energi dan suplai nutrisi untuk perbaikan sel-sel
tubuh, sehingga dapat
mempengaruhi proses perbaikan sel. Untuk itu perlu dilakukan mobilisasi dini sebagai suatu
usaha mempercepat
penyembuhan luka post operasi
sectio caesarea.
Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Bariah (cit Winarsih, 2013) tentang efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien pasca seksio sesarea didapatkan bahwa mobilisasi dini memberikan manfaat untuk penyembuhan pasien pasca seksio sesarea terutama untuk mem-percepat involusi alat kandungan dan penyembuhan luka operasi.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Morison (cit Sumarah, dkk, 2013) bahwa salah satunya yaitu vaskularisasi dan pergerakan mempengaruhi penyembuhan luka. Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka
membutuhkan keadaan
peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. Apabila sistem vaskularisasi di dalam tubuh baik, maka proses penyembuhan luka akan cepat
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
57
ISSN: 2087-4944
dan lebih sempurna. Vaskularisasi berkaitan erat dengan mobilisasi. Dengan mobilisasi, maka vaskularisasi menjadi lebih baik. Mobilisasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi, di mana konsep umum dari masa nifas adalah mobilisasi sebagai usaha untuk
mengurangi nyeri dan
memperlancar sirkulasi darah.
KESIMPULAN
Ada hubungan antara
mobilisasi dini pada ibu post sectio
caesarea dengan penyembuhan
luka hari ke-3 post sectio caesarea di RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang Tahun 2017, dengan hasil uji chi square nilai ρ adalah 0,004 < 0,05 dan nilai x2 hitung adalah 8,438 > x tabel = 3,841.
SARAN
1. Bagi Responden : Diharapkan Ibu nifas yang bersalin dengan tindakan
sectio caesarea mampu melakukan
mobilisasi dini dengan baik dan benar.
2. Bagi RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang : Disarankan bagi RSUD Provinsi Kepri dan BLUD-RS Kota Tanjungpinang untuk memper-timbangkan hasil penelitian ini
sebagai masukan dalam rangka
mengembangkan standar
operasional prosedur yang sudah ada tentang mobilisasi dini post
sectio caesarea. Dan bagi bidan
disarankan untuk melakukan
mobilisasi dini dengan
pendampingan intensif.
3. Bagi Institusi Pendidikan : Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya : Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan dasar dan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya, yaitu menghubungkan dengan penyembuhan luka hari ke-5 post sectio caesarea sesuai dengan fase penyembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
Astriana, Willy (2016). Pengeluaran
Lochea Rubra Ditinjau dari Mobilisasi Dini pada Ibu Pasca
Operasi Sectio Caesarea.
Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah, P-ISSN 2502-4825
Bartini (2012). Buku Pintar Panduan
dan Tips Hamil Sehat.
Yogyakarta: Nuha Medika Basford, L. & Slevin, O (2006). Theory
and practice of nursing: An integrated approach to caring practice: Nelson Thornes.
Bobak (2006). Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Edisi
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
58
ISSN: 2087-4944
Boyle, M (2009). Pemulihan Luka
(Wound Healing In Midwifery).
Jakarta: EGC
Budiman (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung: Refika
Aditama
Dewi, Nia, Risa, Siregar, Maimah Rafni (2008). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini pada Ibu Postpartum dengan Sectio Caesarea di Ruang
Rawat Gabung IRNA
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Tahun 2007.
Jurnal Generic. ISSN 1907-4093 Hamilton (2010). Mobilisasi Dini.
Jakarta: Salemba Medika.
Hasan, Mawardi (2006).
Penyembuhan Luka. Jakarta :
EGC
Hidayat, A.A. & Uliyah, M (2009).
Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A.Aziz Alimul (2014). Metode
Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Manuaba, Ida Ayu Chandranita (2011). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC
Manuaba (2013). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC
Marliza, Elifia (2010). Hubungan
Mobilisasi Dini dan
Haemoglobin terhadap
Penyembuhan Luka Post
Sectio Caesarea di Ruang
Kebidanan RSUD Raden
Mattaher Jambi. Akademi
Kebidanan Prima. Jambi: viii + 41 hlm
Mochtar, Rustam (2009). Manfaat
Mobilisasi Dini. Jakarta: EGC
Morison, J. Moya (2006). Manajemen
Luka. Jakarta : EGC
Nainggolan, Elfrida, SImanjuntak, Lamria (2013). Hubungan
Mobilisasi Dini dengan
Lamanya Penyembuhan Luka Pasca Operasi Appendiktomi di Zaal C Rumah Sakit HKBP Balige Tahun 2013. Jurnal
Keperawatan HKBP Balige, vol. 1 No.2, Desember 2013
Netty, Indarmien (2013). Hubungan
Mobilisasi Dini dengan
Penyembuhan Luka Post
Operasi Seksio Sesarea di
Ruang Rawat Gabung
Kebidanan RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2012. Jurnal, ISSN 0852-8349
Notoatmodjo (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
___________ (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurani, Dian dkk (2015). Faktor-Faktor
yang berhubungan dengan Proses Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea. Volume 3
Nomor 1. Januari-Juni 2015. Jurnal Ilmiah Bidan, ISSN 2339-1731
Nurjannah, Siti Nunung (2013).
Asuhan Kebidanan
Postpartum. Bandung: Refika
Aditama
Potter & Perry (2006). Fundamental
Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. VIII, No.01, Agustus 2017
59
ISSN: 2087-4944
Prawirohardjo, Sarwono (2011). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: EGC
Ritchie, Gary E (2009).
Spectrophotometry and
Light-scattering. Pharmacopeial
Forum : Volume No. 30(5) page 1703
Riskesdas (2013). Pelayanan Kesehatan Masa Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas.
www.depkes.go.id. On Line: 11 Juli 2016. Jam 04.48 WIB.
Saleha (2009). Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Sekaran, U (2006). Metodologi
Penelitian untuk Bisnis. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat Setyowati, Yuli, Supartini (2013).
Karakteristik yang
Mempengaruhi Mobilisasi Dini pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Kebidanan Vol II, no.Januari 2013
Soelaiman (2006). Mobilisasi Dini
Pasca Operasi. Jakarta: EGC
Sumarah, dkk (2013). Pengaruh
Mobilisasi Dini Terhadap
Penyembuan Luka Post Seksio
Sesarea. Jurnal Involusi
Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 58-69
Wiknjosastro, H (2007). “The Midwife in Indonesia”. International
journal of gynaecology and obstetrics: the official organ of the International Federation of Gynaecology and Obstetrics,
17(2): 128
Winarsih, Kanti (2012). Pelaksanaan
Mobilisasi Dini pada Klien Paska Seksio Sesarea. Jurnal,
JKep. Vol 1 No. 1 Nopember 2013, hlm 77-88
Wira, dkk (2016). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Proses
Penyembuhan Luka pada
Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Pria dan Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan