• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA INVESTASI

DANA PENSIUN PERHUTANI

TAHUN 2009

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... I

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. KONDISI EKONOMI MAKRO INDONESIA TAHUN 2008 .... 2

III. KONDISI EKONOMI MAKRO INDONESIA TAHUN 2009 .... 2

IV. PENGELOLAAN INVESTASI ... 2

1. Pencapaian Aset tahun 2008 ... 2

2. Rencana Pengelolaan Investasi Tahun 2009 ... 3

a. Swakelola ... 3

b. Menggunakan jasa Manajer Investasi ... 3

V. RENCANA HASIL USAHA INVESTASI ... 3

VI. PENUTUP ... 5

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani No218/Kpts/Dir/2009 tentang Arahan Investasi Dana Pensiun Perhutani ...

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jenis Investasi dan Batas Maksimum 1

2. Hasil Usaha Investasi tahun 2008 2

(4)

I. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Arahan Investasi berdasarkan Surat Keputusan Direksi PERUM PERHUTANI selaku Pendiri Dana Pensiun Perhutani No.218/Kpts/Dir/2009, tanggal 13 Mei 2009, sebagaimana Tabel berikut:

Tabel 1. Jenis Investasi dan Batas Maksimum

No JENIS INVESTASI MAKSIMUM

1. Surat Berharga Negara 80%

2 Tabungan pada Bank 80%

3. Deposito Berjangka pada Bank 80%

4. Deposito On Call pada Bank 80%

5. Sertifikat Deposito pada Bank 20%

6. Sertifikat Bank Indonesia 20%

7. Saham yang tercatat di Bursa efek di Indonesia 60% 8. Obligasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia 60% 9. Sukuk yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia 60% 10. Unit Penyertaan Reksa Dana dari :

10.1. Reksa Dana Pasar Uang; Reksa Dana Pendapatan tetap;Reksa Dana Campuran; dan Reksa Dana Saham;

60% 10.2. Reksa Dana Terproteksi, Reksa Dana dengan Penjaminan dan

Reksa Dana Indeks; 5%

10.3. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan

Terbatas; 5%

10.4. Reksa Dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa

Efek; 5%

11. Efek Beragun Aset dari Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset 5% 12. Unit Penyertaan Dana Investasi real estate berbentuk Kontrak Investasi

Kolektif 5%

13. Kontrak Opsi Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia 5%

14. Penempatan langsung pada saham 5%

15. Tanah di Indonesia; dan atau 15%

16. Bangunan di Indonesia 15%

Hasil investasi kekayaan Dana Pensiun dalam 1 tahun sekurang-kurangnya sebesar 11,00% dari total investasi rata-rata, setelah dikurangi biaya investasi.

Mengingat target dari arahan investasi tersebut diatas, dengan asumsi bahwa kondisi perekonomian tahun 2009 akan lebih baik maka hasil usaha investasi direncanakan 0,50% diatas Arahan Investasi, yaitu sebesar 11,50%. Selain diperlukan kondisi pasar modal yang baik, maka diperlukan juga profesionalitas dan kehati-hatian pengelolaan dari para Pengurus Dana Pensiun Perhutani.

(5)

II. KONDISI EKONOMI MAKRO INDONESIA TAHUN 2008

Pada tahun 2008 kondisi ekonomi makro Indonesia, sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2008 cukup lambat mencapai 6,3% dan 2009 diharapkan akan lebih baik, diperkirakan sebesar 6,5%.

2. Tingkat inflasi tahun 2008 sebesar 12,65 sedikit meleset dari estimasi 12,00 3. Pasar modal terpuruk, terjadi penurunan IHSG sebesar 50,38%

4. Pada tanggal 8 Oktober 2008, dikarenakan penurunnan IHSG yang terlalu tajam maka BEI terpaksa mengadakan ‘penghentian’ perdagangan saham dan reksadana saham.

5. Adanya beberapa kali kenaikan BI rate (dari 9,5% pada awal tahun sampai 9,50% pada bulan Oktober) dan pada akhir 2008 mencapai level 9,25%.

6. Terjadi penurunan tajam baik frekuensi maupun harga di pasar obligasi pemerintah maupun corporate, dikarenakan krisis likuiditas.

Situasi tersebut mempengaruhi pengembangan investasi baik pada kegiatan pasar uang maupun di pasar modal pada tahun 2009. Dengan terpuruknya pasar saham maupun obligasi pada tahun 2008, maka pada tahun 2009 diharapkan terjadi rebound sehingga investasi pada obligasi/SUN, reksadana dan saham akan lebih menarik. Dan sebaliknya investasi pada deposito kurang menarik karena BI rate cenderung turun. III. ASUMSI KONDISI EKONOMI MAKRO INDONESIA TAHUN 2009

Sesuai penjelasan Pemerintah pada rapat DPR tentang RAPBN 2009, serta kondisi perekonomian makro Indonesia tahun 2009 diperkirakan sbb:

1. Tingkat Inflasi di bawah 11% 2. Tingkat pertumbuhan ekonomi 4%

3. BI akan menurunkan BI rate sampai akhir tahun 7% 4. Pengeluaran Pemerintah diutamakan di bidang infrastruktur 5. Pemerintah akan merealisasikan pembayaran angsuran hutang

6. Pemerintah akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk mendorong peningkatan investasi di sektor riil

7. Harga-harga saham dipasar modal dinilai sudah terlalu rendah, sehingga diharapkan akan terjadi rebound di pasar modal.

8. Harga minyak diperkirakan pada kisaran harga US$ 50 - US $ 70/barel

9. Bursa global diprediksi membaik seiring kebijakan presiden Amerika Serikat yang baru terpilih yang berdampak pada kenaikan IHSG

IV. PENGELOLAAN INVESTASI 1. Pencapaian Aset tahun 2008

Sehubungan dengan kondisi perekonomian makro tahun 2008 tersebut diatas, nilai wajar portofolio investasi DPPHT tahun 2008 yang dicapai seperti tabel berikut : Tabel 2. Hasil Usaha Investasi tahun 2008

NO JENIS Realisasi 2008 Rp % 1 SUN 127.623.168.499 27,76 2 DEPOSITO 53.384.000.000 11,62 3 REKSA DANA 73.877.075.237 16,07 4 OBLIGASI 127.081.136.391 27,64 5 SAHAM 77.742.983.839 16,91 459.708.363.960

(6)

2. Rencana Pengelolaan Investasi Tahun 2009

Kegiatan investasi pada tahun 2009 lebih diarahkan pada instrumen jangka panjang (Obligasi, SUN, Reksa Dana dan Saham) mengingat instrumen jangka panjang pada umumnya dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik. Adapun instrumen jangka pendek (Deposito) masih tetap diperlukan dalam rangka menjaga likuiditas.

Alokasi aset investasi pada tahun 2009 akan diatur secara Swakelola dan menggunakan jasa Manajer Investasi dengan penjelasan sbb :

a. Swakelola.

Yang dilaksanakan secara swakelola oleh DPPHT yaitu Deposito, SUN, Obligasi, Saham, Reksa Dana.

b. Menggunakan jasa Manajer Investasi

Pemanfaatan jasa MI diperlukan guna pengelolaan saham dengan maksud untuk memaksimalkan imbal hasil dan memperoleh informasi terkini yang menyangkut pasar modal.

V. RENCANA HASIL USAHA INVESTASI

Alokasi Aset Dana Pensiun Perhutani ditentukan untuk satu tahun anggaran. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam mempertimbangkan Alokasi Aset Investasi perlu diperhatikan beberapa faktor internal DPPHT, seperti :

(1) Tingkat bunga teknis, (2) Biaya Operasional,

(3) Target hasil usaha investasi,

(4) Kebutuhan pencapaian tingkat likuiditas, (5) Resiko yang dapat diterima.

Dalam menyusun rencana alokasi investasi tidak lepas dari target investasi yang ditetapkan dalam tahun 2009. Berdasarkan prediksi ekonomi yang akan terjadi dalam tahun 2009 rencana portofolio sebagai berikut :

2) Surat Utang Negara merupakan salah satu instrumen yang mempunyai resiko minim dengan imbal hasil sebesar 10,0%, maka alokasi untuk SUN tahun 2009 direncanakan 20%.

2) Mengingat BI rate tahun 2009 berada pada level 7,5%, maka diperkirakan tingkat bunga deposito berada di kisaran 8,5%. DPPHT akan membatasi alokasi investasi di instrumen deposito ini sebesar 10%.

3) Instrumen Reksa Dana di tahun 2009 tetap menjadi salah satu alternatif investasi jangka panjang yang cukup menarik. Reksa Dana merupakan instrumen yang tergolong fleksibel dan relatif aman serta layak untuk tetap dikoleksi secara selektif. Imbal hasil instrumen ini diprediksikan sebesar 15,5%. Untuk tahun 2009 dialokasikan sebesar 20%.

4) Dalam tahun 2009 direncanakan mengganti obligasi yang jatuh tempo dengan obligasi yang mempunyai tenor lebih panjang, dengan harapan memperoleh imbal hasil 10%. Untuk tahun 2009 dialokasikan sebesar 20%.

(7)

5) Mengingat posisi IHSH akhir tahun 2008 yang turun cukup tajam yang mengakibatkan turunnya harga-harga saham termasuk saham-saham yang pada umumnya berfondamental baik, maka diharapkan harga saham tersebut membaik di tahun 2009 (rebound). Namun demikian mengingat kondisi pasar modal yang cenderung berubah-ubah disamping resiko yang tinggi pada saham, maka alokasi saham untuk tahun 2009 direncanakan 30%, dengan hasil investasi berkisar 16,00%

6) Instrumen Penempatan Langsung di tahun 2009 dimungkinkan untuk dilakukan, sepanjang mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.

7) Tanah, Bangunan, Tanah dan Bangunan, di tahun 2009 dimungkinkan untuk dilakukan sepanjang akan mendapatkan imbal hasil yang tinggi dengan memperhatikan faktor resiko.

Pada setiap pengembangan investasi terdapat resiko yang harus diperhitungkan. Berdasarkan pengalaman selama ini, untuk tahun 2009 resiko masing-masing instrumen investasi diperkirakan berkisar 0,5% – 2,0%

Kinerja hasil usaha investasi tahun 2009 sebesar 11,50% merupakan gambaran dari alokasi, estimasi return dan faktor resiko masing-masing instrumen, seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Rencana Hasil Usaha Investasi tahun 2009

Portofolio Investasi Kinerja Investasi tahun 2009

No Nama Alokasi Estimasi Return Resiko Kinerja

1 Surat Berharga Pemerintah 20% 10.00% 0.5% 1.90%

2 Deposito 10% 9.50% 0.5% 0.90%

3 Reksa Dana 20% 15.50% 2.0% 2.70%

4 Obligasi 20% 10.00% 1.0% 1.80%

5 Saham 30% 16.00% 2.0% 4.20%

Total 100% 11.50%

Jumlah rata-rata Investasi tahun 2009 diestimasikan sebesar Rp.467.935.850.000,- dengan rincian sebagai berikut:

1. Posisi investasi akhir 2008 (pembulatan) = Rp. 460.000.000.000,- 2. Iuran Normal (rata-rata) = Rp. 7.800.000.000,-

3. Iuran Tambahan (rata-rata) = Rp. 998.400.000,- 4. Rata-rata hasil pengembangan dana 2009 (11,50%) = Rp. 34.978.450.000,-

--- +

Jumlah I (1 s/d 4) = Rp. 503.776.850.000,-

5. Biaya operasional (rata-rata) = Rp. 8.541.000.000,- 6. Manfaat Pensiun (rata-rata) = Rp.

--- +

Jumlah II (5 s/d 6) = Rp. 35.841.000.000,- 7. Jumlah Rata-rata Investasi (Jumlah I – II) = Rp. 467.935.850.000,- 8. Rencana hasil usaha investasi (11,50% x Jumlah 7) = Rp. 53.812.622.750,-

(8)

VI. PENUTUP

Rencana investasi tahun 2009 secara umum disusun berdasarkan prediksi kondisi ekonomi makro Indonesia tahun 2009.

Dalam perjalanan tahun 2009 kondisi tersebut akan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi kegiatan pasar uang dan pasar modal, sehingga hasil usaha investasi masih harus dicapai dengan kerja keras.

Apabila terjadi perubahan yang mendasar dari kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi dan berdampak terhadap pencapaian hasil usaha investasi maka rencana hasil usaha investasi tersebut dimungkinkan untuk direvisi.

Jakarta, 14 Mei 2009 Direktur Utama, DR. DJOKO WIJANTO,SE,MM

Gambar

Tabel 1. Jenis Investasi dan Batas Maksimum
Tabel 3. Rencana Hasil Usaha Investasi tahun 2009

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan teori, fenomena top brand, dan data tentang penurunan top brand index merek “Nu Green Tea” untuk kategori teh hijau dalam kemasan siap minum maka penelitian

Pada tahun 1981 dan Peraturan Daerah Propinsi Nomor 8 Tahun 1981, jawatan nomeklaturnya menjadi Dinas Pendidikan Jawa Barat, dan untuk Kabupaten menjadi Cabang

Berdasarkan penelitian tentang “Penerapan Pembelajaran Berbasis E- Learning dalam Mempersiapkan Generasi Milenial di Era 4.0” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Membaca Akta permohonan banding Pembanding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Tual, yang menyatakan bahwa pada hari Selasa , tanggal 5 Agustus 2014,

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NUSA TENGGARA BARAT.. DITRESKRIMSUS POLDA NUSA

Petitum yang kedua dalam Pokok Perkara, menerima dan mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya, menyatakan penghapusan Pasal 7 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 21

Bibit tanaman yang diperoleh dengan cara vegetative, tidak berasal dari biji, namun dari bagian lain dari tumbuhan.. Misalnya, akar, batang,

Dengan ketulusan instruktur dalam memberikan pelayanan bimbingan dan kerja keras pihak-pihak yang ikut bertanggung jawab, maka klien yang telah lulus dari panti rehabilitasi